
2 minute read
BisKita Mulai Berbayar, Besok
Badan Pengelola Transportasi
Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan pun telah menentapkan layanan Biskita
Transpakuan, akan dikenakan tarif sebesar Rp4 ribu.
Keputusan itu juga telah direstui Kementerian Keuangan, dengan ditetapkannya PMK Nomor 55 Tahun 2023 tentang
Jenis dan Tarif atas Jenis PNBP yang bersifat Volatil atas
Layanan Angkutan Perkotaan dengan Skema Pembelian Layanan (BTS) di Kementerian Perhubungan.
Direktur Angkutan BPTJ Tatan Rustandi mengatakan, tarif tersebut akan dikenakan kepada penumpang, per satu kali naik.
“Dengan begitu, jika dalam perjalanan penumpang perlu berpindah koridor atau rute, maka penumpang akan dikenakan tarif lagi,” jelas Tatan. Metode pembayaran yang digunakan, kata dia, ialah cashless payment menggunakan kartu nontunai, seperti sebelumnya. Penumpang cukup menempelkan kartu nontunai di perangkat Tap on Bus (ToB), yang ada di dalam armada
BisKita Transpakuan. “Untuk kartu pembayaran nontunai yang dapat digunakan, yaitu E-money dari Bank Mandiri, Tap Cash dari BNI, Flazz dari BCA serta Brizzi dari BRI,” bebernya. Tatan menyebut pihaknya masih melakukan kajian dan koordinasi dengan semua stakeholder, soal pemberlakuan tarif integrasi dan tarif khusus,
Bongkar Rampung, Bangun Kemudian
Direktur Utama Perumda PPJ
Muzakkir Abdullah menjelaskan, proses pembangunan Pasar Jambu Dua segera dilakukan, setelah tahap pembongkaran rampung, sepekan ke depan.
“Pembongkaran kami targetkan selesai pekan depan, lalu dilanjutkan dengan tahap pembangunan,” ucapnya saat dihubungi Radar Bogor, Selasa (16/5).
Bangunan yang akan menampung lebih dari 1.000 pedagang itu, dikatakan Muzakki, nantinya menyatukan pedagang Pasar Jambu Dua yang lama, dengan pedagang pindahan dari Pasar Bogor. Mereka berjualan di bangunan yang terdiri dari dua lantai. Dengan lantai atas berkonsep semi basement, dan lantai dasar. “Pasar ini akan menampung 1141 pedagang pangan seperti sayuran, ikan, dan sembako,” bebernya. Muzakkir mengatakan, pembangunan Pasar Jambu Dua ditargetkan rampung pada Desember mendatang. Setelah Pasar Jambu Dua ditempati pedagang lama dan pindahan, pihak Perumda PPJ akan mulai membongkar Pasar Bogor. Rencana tersebut bertujuan untuk menghilangkan pasar basah di pusat kota.
Selama proyek revitalisasi berlangsung, sebanyak 320 pedagang Jambu Dua dipindahkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang berada di belakang bangunan pasar. Muzakkir menjelaskan, revitalisasi Pasar Jambu Dua tidak didanai oleh APBD, melainkan melalui dana investor, yang diperkirakan akan menghabiskan anggaran Rp65-70 miliar. (fat/c)
Warga: Contoh Transjakarta!
Berbagai keluhan pelayanan kembali bermunculan. Soal perbandingan tarif dengan Transjakarta yang paling banyak dilontarkan.
Sebab tarif BisKita Transpakuan seharga Rp4 ribu nanti, hanya bisa digunakan untuk satu kali naik bus. Sementara
Transjakarta, bisa untuk berpindah koridor. Lainnya, mereka meminta tarif tersebut diimbangi dengan meningkatnya kualitas pelayanan. Serta jumlah armada yang dirasa harus bertambah. Mahasiswa Universitas
Pakuan Hudzaifah Muhammad melihat, tarif Rp4 ribu memang masih terjangkau bagi masyarakat. Namun ia merasa para penumpang harus ekstra sabar, ketika menunggu kedatangan bis yang lama.
“Untuk koridor 5 kalau berangkat di Ciparigi cepat. Tapi kalau pulangnya, nunggu di halte lama. Terutama koridor 1 dan 2,” ucap- nya kepada Radar Bogor. Ia pun mengeluhkan cara berkendara supir yang ngebut, layaknya sedang mengejar setoran. “Walaupun memang mereka ramah, dan suka minta maaf, tapi kurang etis kalau ngebut,” ujarnya.
Pendapat yang sama juga diutarakan akun Instagram @ kinghafizm. Ia mengatakan penerapan tarif perlu dibarengi dengan peningkayan kualitas pelayanan yang lebih baik. Menurut dia, rute BisKita masih terbatas, dan fasilitas serta pelayanannya masih perlu diperbaiki. “Makanya perlu bertahap. Nanti jika sudah ada peningkatan dari segi pelayanan dan fasilitas baru tarif naik jadi naik. Itu tidak masalah,” ucapnya. Dirinya mencontohkan kanaikan harga pada Transjakarta yang dibarengi dengan peningkatan pelayanan dan fasilitas. “Sekarang lebih baik, contohnya halte sudah semakin nyaman, bersih, ada toilet, musala, dan lainnya,” imbuh dia. (fat/c) untuk pelajar, lansia, disabilitas. Ia berjanji pihaknya dapat segera mengimplementasikan kebijakan tersebut. “Kehadiran bus yang nyaman dan aman merupakan hal yang selalu diutamakan. Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Perhubungan yang menekankan pentingnya pengembangan angkutan massal perkotaan,” ucap Tatan. Ia berharap, pemberlakuan tarif BisKita Transpakuan ini dapat memberikan stimulus terhadap pelayanan angkutan umum massal lain di Kota Bogor, untuk meningkatkan kualitasnya. Dengan begitu menurutnya, dapat menciptakan iklim persaingan yang sehat. (fat/c)