
2 minute read
Banyak Bengong, Pedagang Minta Bantuan Publikasi
Namun kepindahan mereka ke Pasar Bogor, tidak dibarengi dengan nasib mujur. Penghasilan para pedagang turun drastic, lantaran minimnya pengunjung yang menyambangi mereka.
Seperti yang dirasakan salah seorang Pemilik Kios Sepatu, Santi. Dirinya mengeluhkan omzetnya yang terjun hingga 90 persen, sejak pindah ke Pasar Bogor pada (26/6) lalu.
“Banyak bengongnya sekarang, padahal tahun ajaran baru biasanya jadi momen kami panen. Biasanya ada buat bayaran sekolah tapi sekarang jauh (menurun),” ucap dia saat ditemui Radar Bogor, Kamis (13/7).
Santi menduga, kondisi tersebut disebabkan minimnya informasi yang didapat oleh masyarakat. Sehingga membuat para pelanggan Plaza Bogor sebelumnya, tidak mengetahui lokasi kepindahan para pedagang.
Sepinya pembeli juga dilihatnya, akibat akses yang sulit ke Pasar Bogor, imbas dari ditutupnya Jalan Otto Iskandardinata (Otista) selama proyek pergantian jembatan berlangsung.
Oleh karena itu, dirinya berharap Pemkot Bogor memberikan informasi yang masif kepada masyarakat, agar mereka mengetahui keberadaan para pedagang Plaza Bogor, yang kini menempati lantai 1 dan 2 Pasar Bogor. “Orang-orang yang dari lantai bawah pun tidak banyak yang ke sini. Mungkin karena mereka tidak tahu. Makanya kami berharap ada bantuan penyebaran informasi dari Pemkot yang lebih masif,” harap dia. Sejauh ini, Santi bersama suaminya berupaya membagikan informasi mereka kepada para pelanggan, satu per satu melalui Whatsapp.
Hal itu dilakukannya agar pelanggan tetap setia, berbelanja di tokonya.
“Kami coba pelajari (situasi pembeli) walaupun belum kelihatan. Beberapa sudah yang sudah cocok pada kembalilagi, tapi kalau langganan baru masih belum ada berasa dari 0 banget. Belum lagi harga penawaran orang di sini lebih murah dari pada Mall BTM atau Plaza Bogor, biasanya Rp130-140 ribu sekarang Rp80100 ribu saja,” keluh Santi.
Kondisi serupa juga dikeluhkan Hendra, Pemilik Kios Jahit. Ia mengungkapkan, baru 10 persen pelanggan lamanya yang datang ke kios di Pasar Bogor. Minimnya informasi yang sampai ke masyarakat, akhirnya membuat para pelanggannya kebingungan.
“Sekarang sudah mulai tahu karena saya hubungi melalui Whatsapp. Walaupun begitu saya berharap ada bantuan informasi dari Pemerintah supaya lebih banyak yang tahu kepindahan kami (mantan pedagang Plaza Bogor,” harapnya. Hendra memilih Pasar Bogor, lantaran tak ingin kehilangan pelanggan lamanya. Jarak yang tak berbeda jauh, dianggapnya membuat para pelanggan bisa bertahan. Ia pun mencoba bertahan enam bulan di Pasar Bogor, meskipun dirinya mengetahui bangunan itu juga akan turut dibongkar nantinya. Sementara itu, Kepala Unit Pasar Bogor Hardian Rakhman menuturkan, ada sekira 50 pedagang Plaza Bogor yang pindah ke Pasar Bogor. Mereka menempati ruko-ruko yang ada di lantai 1 dan 2. “Total ada 100 ruko Pasar Bogor yang terpakai. Karena ada beberapa yang menyewa lebih dari 1 ruko,” imbuhnya saat dihubungi Radar Bogor, Rabu (5/7). (fat/c)

Menurutnya, proyek pergantian Jembatan Otista sudah membawa dampak besar, pada usahanya. Ditutupnya akses Jalan Otista membuat warungnya sepi pengunjung. Padahal sebelum jalan itu ditutup, warungnya selalu jadi langganan para karyawan yang melintas di area tersebut. Terutama saat makan siang, dan pulang jam kerja.
“Sekarang hanya mengandalkan guru-guru SD sekitar saja, itu pun gak setiap hari. Beberapa pekerja proyek ada yang mampir tapi tidak banyak, karena mereka juga sudah diberi nasi kotak,” ungkapnya.
Ia berharap, Jembatan Otista segera rampung, agar aktivitas ekonomi para pengusaha setempat bisa kembali normal. Selain itu, agar dirinya tak perlu memutar jauh ketika ingin ke Pasar Bogor (fat/c)