
4 minute read
Kemacetan Mengular Tak Menyentuh Akar Persoalan
KEMACETAN lalu lintas masih terus menjadi trending topic, baik saat weekend atau weekday. Khususnya di wilayah bogor baik kotamadya ataupun kabupaten. Minggu (9/7/23) terjadi kemacetan yang terjadi disebagian wilayah yang terekam oleh warga, seperti dikawasan wisata puncak terpantau ribuan kendaraan satu jalur tengah mengarah ke Jakarta, tak kalah juga di daerah Yasmin – Dramaga –Ciampea mengular panjang. Dilansir dari Instagram @ infokabupatenbogor. Masalah kemacetan diber- bagai wilayah khususnya di daerah Bogor menjadi santapan sehari-hari, apa yang salah dengan tata kelola transportasi publik? Bukannya pembangunan jalan tol dan perbaikan jalan dan jalur lalu lintas terus digalakkan?
Apakah karena pembangunan sarana publik dilimpahkan pada swasta atau korporasi sehingga untung rugi untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya.
Kemacetan dalam perspektif islam adalah bagaimana syariat islam mengatur tata kelola transportasi publik dengan menyerahkan tanggungjawabnya kepada kepala negara. Tujuan utama pembangunan infrastruktur adalah untuk ke mas lahatan masyarakat umum, bukan untuk swasta atau korporasi dengan cara me mungut biaya bagi yang melintasinya meski dengan cara mengurangi kemacetan. Adapun untuk menga tasi kebutuhan transfortasi, khila fah akan melakukan renca na tata ruang wilayah yang baik sebe lum membangun sebuah kota. Infrastruktur publik akan dibangun dengan teknologi mutakhir, termasuk memanfaatkan teknologi elektronik sebagai bentuk pelayanan publik bukan untuk meraup keuntungan materi dari masyarakat pengguna jalan.
Selain itu, volume kendaraan sebagai armada transportasi publik akan terupgrade dengan menyesuaikan kebutuhan masyarakat bukan menambah armada yang baru tapi yang lama terus dibiarkan walau sudah tak layak pakai bahkan negara yang menfasilitasi armada publik yang nyaman, aman, dan tidak terbebani dengan nominal ongkos yang semakin naik. Oleh karenanya, masih betahkah dengan sistem yang carut marut mengelola tata kelola transfortasi saat ini? Saatnya beralih kepada sistem yang melahirkan kesejahteraan dengan tata kelola yang teratur karena menerapkan aturan dari pemilik manusia, kehidupan dan alam semesta. Keniscayaan akan terwujud Rahmatan Lil Alamin.
Diani Ambarawati Forum Literasi Muslimah Bogor
Sekolah Adalah Partner Orang Tua Menyoal Korupsi Dana Desa
Darurat Malnutrisi Mengancam Generasi
Sakit Dr H Marzoeki Mahdi (0251) 8324024
Rumah Sakit Islam Bogor (0251) 8316822
Rumah Sakit Daerah (Rsud) Cibinong 021-875348, 8753360
Rumah Sakit Lanud Atang Sandjaja (0251) 7535976
RS Annisa Citeureup (021)8756780, Fax. (021)8752628
RS Harapan Sehati Cibinong (021)87972380, 081296019016
Rumah Sakit Salak (0251) 8344609/834-5222
RSUD Ciawi (0251) 8240797
Klinik Utama Geriatri Wijayakusuma (0251) 7568397
Rumah Sakit Bina Husada (021) 875-8441
Rumah Sakit ibu dan anak Nuraida(0251) 8368107, (0251) 368866
Yayasan Bina Husada Cibinong (021) 875-8440
Rumah Sakit Bersalin Assalam Cibinong (021) 875-3724
Rumah Sakit Bersalin Tunas Jaya Cibinong (021) 875-2396
Rumah sakit Bina Husada Cibinong (021) 8790-3000
Rumah sakit Ibu dan Anak Trimitra Cibinong (021) 8756-3055
Rumah Bersalin & Klinik Insani Cibinong (021) 875-7567
RS Sentosa Bogor, Kemang (0251)-7541900
RS Ibu dan Anak Juliana, Bogor (0251) 8339593, Fax. (0251)-8339591
Lemahnya Ketahanan Rumah Tangga
BERKEMBANGNYA teknologi yang sangat pesat seolah menjadi dua arah mata pisau dalam kehidupan. Perkembangan saat ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Disatu sisi manusia memiliki banyak kemudahan dalam berbagai akses kehidupan mulai dari akses informasi, pendidikan, perdagangan,transportasi, perekonomian hingga akses memenuhi kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari.
Namun disisi lain perkembangan teknologi tidak hanya memberi manfaat namun jg dapat menjadi celah kejahatan, perilaku buruk dan kriminalitas. Canggihnya teknologi ternyata dimanfaatkan untuk penipuan, penculikan bahkan perselingkuhan. Akhir-akhir ini banyak berseliweran berita di media sosial tentang perselingkuhan. Sungguh hal ini sangat membuat kekhawatiran masyarakat karena perselingkuhan yang sungguh bertentangan dengan norma masyarakat bahkan norma Agama.
Bagaimana hal ini dapat terjadi ? Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi terjadinya perselingkuhan. Yang pertama kurangnya keimanan seseorang untuk menyadari adanya hari pertanggungjawaban di akhirat nanti.
Yang kedua tujuan pernikahan yang salah dari pasangan rumah tangga. Ketiga tidak adanya batasan dalam pergaulan antara lawan jenis, dan yang terakhir Sistem Kapitalisme yang melemahkan sistem pertahanan dalam kehidupan berumah tangga karena bebasnya segala aktifitas kehidupan yang tidak memandang norma-norma agama. Hal-hal diatas merupakan beberapa pemicu lemahnya ketahanan dalam kehidupan berumah tangga saat ini.
Untuk itu solusi yang harus dilakukan dalam kehidupan berumah tangga adalah meluruskan kembali tujuan dalam berumah tangga, menguatkan keimanan individu dan terakhir adalah peran negara dalam menahan arus pemahaman kebebasan kehidupan yang dapat merusak kehidupan masyarakat khususnya kehidupan berumah tangga.
Irma Megawati, Bogor
KASUS Malnutrisi kembali jadi sorotan. Di Bekasi, seorang bayi berusia 7 bulan dikabarkan mempunyai berat badan 15 kg. Kondisi berat badannya ini tidak wajar sehingga bayi ini kerap mengalami sesak napas, sulit bergerak, susah tidur dan kerap menangis. Selain itu dia juga mengalami lecet pada bagian lipatan-lipatan tubuhnya.
Kondisi bayi malang ini bukan yang pertama kali.
Sebelumnya pada Februari lalu, seorang bayi berusia satu tahun juga viral dengan bobot 27 kg. Tentu ini menambah panjang rentetan PR bagi Pemda Bekasi untuk mengatasi persoalan gizi pada generasi ini. Kasus stunting belum usai, malnutrisi datang membayangi. Maka perlu keseriusan pemerintah untuk memberikan pemahaman pada masyarakat akan gizi, juga motivasi mencukupi kebutuhan gizi anak. Begitu pun dengan kasus obesitas, selain karena faktor genetik, kasus ini juga lebih banyak didominasi karena adanya ketidakseimbangan gizi. Hal ini diperparah dengan tidak adanya kontrol Pemda setempat. Pemerintah dan jajarannya harus bekerja keras menuntaskan hal ini agar masyarakat dapat menjangkau makanan yang bergizi dan murah. Sehingga tercipta masyarakat sejahtera, generasi sehat dan berkualitas.
Astriani Lydia Kota Bekasi noorbiyanti363@gmail.com
PENERIMAAN Peserta Didik Baru (PPDB) cukup menyibukkan orang tua. Orang tua tentu menginginkan sekolah yang terbaik bagi putra-putrinya. Melakukan survei ke sekolah-sekolah, mencari info ke rekanrekan untuk mendapatkan sekolah yang terbaik sesuai standar orang tua. Itulah realita yang terjadi ketika masa pendaftaran sekolah tiba.
Sekolah terbaik menjadi harapan bagi semua orang tua. Anak-anak yang cerdas intelektualnya, baik sikap dan perilakunya menjadi impian orang tua ketika memasukkan anaknya ke sekolah pilihan. Namun, apakah orang tua menyadari posisinya ketika menyekolahkan anak-anaknya di sekolah yang dituju?
Sekolah adalah partner bagi orang tua. Partner dalam mencerdaskan anak, membangun sikap dan perilaku yang baik. Sebagai partner, tentu peran sekolah sangat terbatas walaupun sebagus atau semahal apapun sekolah tersebut. Semua dikarenakan posisi orang tua sebagai pendidik pertama dan utama yang tak mungkin tergantikan oleh siapapun.
Ketika sekolah menjadi part ner, bukan berarti sikap dan perilaku yang baik hanya men jadi tanggungjawab sekolah tetapi orang tua tidak boleh lepas dari kewajibannya men jadi pendidik. Sekalipun anaknya di sekolah full day atau boarding tetap tanggungjawab utama ada pada orang tua.
Inilah yang tidak boleh dilepaskan oleh siapapun yang posisinya menjadi orang tua. Baik atau tidaknya akhlak putra-putrinya tetap bergantung pada peran dari orang tua.