
4 minute read
Tangani Infrastruktur, Gelontorkan Rp330 Miliar
CIBINONG Pemerintah beberapa permasalahan yang belum terselesaikan di Rest Area Gunung Mas. Di antaranya kesiapan air bersih serta instalasinya.
Kabupaten Bogor menggelontorkan anggaran sebesar Rp330 miliar, untuk memperbaiki jalan rusak di daerah. Pemkab mengklaim, hanya 20 persen yang masuk kategori rusak.
Pelaksana tugas (Plt) Bupati Bogor Iwan Setiawan menjelaskan, pihaknya terus melakukan pemutakhiran data kondisi jalan di Kabupaten Bogor sambil melakukan perbaikan.
“Sejauh ini dari total panjang Jalan Kabupaten sekitar 1.700 Kilometer, hampir 20 persen butuh penanganan karena masuk katagori rusak,” kata Iwan usai menggelar pertemuan dengan pejabat Dinas PUPR, Rabu (10/5) malam. Selain itu untuk 20 persen yang rusak tersebut, diklasifikasikan lagi skala kerusakannya, ada yang rusak berat dan ringan.
“Intinya rapat malam ini kami menanggapi permasalahan jalan dan jembatan.
“Toren air juga bermasalah, dan kita sedang melakukan perbaikan pada bagian kerusakan, agar tidak ada kerusakan yang merembet pada saat diresmikan,” jelas Dedi. Selain itu, pihaknya telah menganggarkan Rp7 miliar untuk pengadaan listrik dan kanopi di Rest Area Gunung Mas. Namun hal itu masih kurang dari jumlah kanopi yang dibutuhkan. “Masih
UCOK/RADAR
BERSYUKUR: Orang tua Arya Saputra, pelajar yang meninggal dibacok di kawasan Pomad berterima kasih kepada polisi yang menangkap pelaku di Jogjakarta.
Keluarga Arya Saputra
Apresiasi Kepolisian


SUKARAJAPelaku utama pembacokan Arya Saputra dikabarkan tertangkap pihak kepolisian. Pelaku AS ditangkap di wilayah Jogjakarta setelah membacok siswa SMK hingga meninggal dunia pada 10 Maret 2023 lalu.
Pihak keluarga korban pun mengucapkan terimakasih kepada jajaran Polresta Bogor yang telah semaksimal mungkin memburu pelaku.
“Saya lega, alhamdulillah doa saya dan rekan-rekan saudara semua akhirnya terkabul. Pelaku ketangkep, saya udah dikabarin Polresta,” ucap Ro’jai Supriadi (56), ayah korban kepada wartawan, Kamis (11/5).
Dia pun datang ke Polresta Bogor untuk melihat pelaku. Namun lantaran masih dilakukan proses pemeriksaan oleh kepolisian, tidak lama dia bersama keluarga lainnya kembali ke rumah.
Ru’jai mengaku sempat khawatir. Pasalnya, tepat dua bulan pelaku belum juga diketahui keberadaannya hingga dikabarkan tertangkap. “Tepat dua bulan, saya mikirnya apa pelaku diumpetin atau dibuang orang, tapi alhamdulillah akhirnya ketemu,” kata Ro’jai.
Dia bersama keluarga Arya lainnya berharap, pelaku dapat menerima hukuman seberat-beratnya.
“Harapan dari kami dihukum seberat-beratnya, karena anak saya tidak bisa kembali,” tukas dia.(cok/c) banyak yang kurang, karena kita butuh kurang lebih Rp10 sampai 15 miliar untuk total 88 unit kanopi,” kata Dedi. Meski begitu, Disdagin memastikan tahapan uji coba akan terus berlanjut walaupun dalam waktu dekat rest area tersebut akan diresmikan.
Rencananya, peresmian akan dilakukan langsung Presiden RI Joko Widodo pada Puncak Perayaan Hari Jadi Bogor 2023. “Dalam waktu dekat di Juni akan diresmikan RI 1, makanya dari bulan lalu kita sudah melakukan tahapan uji coba,” tukas Dedi.(cok/c)
PETI Dituding Picu Longsor
TANJUNGSARIKeberadaan Penambang emas tanpa Izin (PETI) di Desa Buanajaya, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, dituding menjadi biang kerok longsornya Gunung Sanggabuana.
Salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengaku, PETI kerap beroperasi di atas Gunung Sanggabuana, Desa Buanajaya, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor.
“Di atas itu ada tambang emas ilegal. Ada banyak. Bisa jadi salah satu penyebabnya,” kata dia kepada Radar Bogor, Kamis (11/5).
Kata dia, longsor yang terjadi Senin dini hari itu terbilang longsor paling besar. Gunung Sanggabuana sampai terlihat terbelah. Bahkan perkebunan dan sawah sampai hilang.
“Setahu saya ini paling besar longsornya. Paling luas,” paparnya.
Sementara itu Apong, salah satu pengungsi longsor di Buanajaya mengatakan longsor sudah sering terjadi di kampungnya. “Sebenarnya sudah biasa longsor seperti ini,”tuturnya.
Dikonfirmasi, Kapolsek Tan-
Saya tadi memanggil khusus Kepala Bidang Jalan dan Jembatan dan Kabid Pemeliharaan PUPR beserta jajaran karena tekhnisnya di situ,” kata Iwan Setiawan.
Di tahun ini, Pemkab Bogor menggelontorkan anggaran sekitar Rp330 miliar untuk peningkatan jalan. Jumlah tersebut belum termasuk anggaran pemeliharaan jalan untuk kategori rusak ringan.
“Dengan anggaran itu, asumsi kita ada sekitar 80 kilometer jalan yang akan ditingkatkan tahun 2023 berikut 17 jembatan, tersebar di
40 kecamatan. Untuk yang rusak ringan juga ada pemeliharaan,” ungkap Iwan. Dia menambahkan, untuk peningkatan jalan meminta untuk segera dilelangkan agar proses pengerjaannya bisa dilakukan tanpa menunggu lama.
Di samping itu, ia menginstruksikan jajarannya untuk terus melakukan pendataan baik secara langsung maupun lewat aduan di media sosial (medsos).
“Medsos juga jangan diabaikan, sekarang eranya teknologi.
Kalau ada yang lapor, segera respon cepat. Pemeliharaan jalan ini harus kuat dan kami meminta asesmennya jalan, jembatan dan jalan rusak harus benar-benar didata sehingga terukur,” tegasnya. Jadi jalan rusak bisa ditangani segera dan yang tidak masuk di tahun ini bisa dianggarkan di APBD perubahan atau tahun berikutnya. Iwan juga tak memungkiri, aduan terkait jalan rusak bukan hanya pada jalan yang kewenangannya ada di Kabupaten Bogor. Beberapa yang sering diadukan merupakan Jalan Provinsi sehingga kewenangannya ada di provinsi. Selain itu, kondisi jalan rusak juga ditemui di jalur-jalur yang dilalui truk tambang seperti Rumpin, Cigudeg, Parungpanjang, dan Tenjo yang melebihi tonase. Ia berharap rencana pembangunan jalan khusus tambang segera terwujud, karena bisa mengurangi beban jalan yang ada.
“Ada beberapa jalan provinsi yang memang kondisinya perlu perbaikan seperti yang sering diadukan warga di Gunungsindur, Cileungsi, Jonggol dan lainnya. Status jalan ini kan ada Jalan Nasional, Jalan Provinsi, Jalan Kabupaten dan Jalan Desa. Untuk yang provinsi, kami mendorong dan akan bersurat agar segera diperbaiki, minimal pemeliharaan kalau memang mendesak. Intinya sama-sama bagi tugas,” kata dia.
Untuk jalan desa yang perlu perbaikan, Iwan Setiawan juga meminta kepala desa (kades) lebih jeli melihat kondisi wilayahnya dan mendengar aspirasi masyarakat. Lewat bantuan keuangan Satu Miliar Satu Desa (Samisade). “Untuk menjawab jalan di desa yang rusak parah, yang belum ditingkatkan atau butuh perbaikan bisa lewat bantuan keuangan Samisade, yang kami berikan tiap tahun. Pengerjaannya langsung dari desa. Saya minta DPMD segera mencairkan anggaran Samisade ini, agar desa bisa membangun infrastrukturnya, termasuk jalan,” kata Iwan.(Abi/c)
DIGARIS POLISI: Petugas dan warga di kebun warga yang terdampak longsor dari Gunung Sanggabuana, Desa Buanajaya, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor.

ARIFAL/RADAR jungsari Iptu Rustami membenarkan adanya PETI di atas Gunung Sanggabuana, Desa Buanajaya, Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor.
“Kalau soal PETI, benar. Tapi jika sebagai penyebab longsor, kami rasa tidak. Karena lokasi PETI dengan lokasi longsor sangat jauh,” kata dia kepada
Radar Bogor, Kamis (11/5). Selain itu, kata dia PETI di Gunung Sanggabuana sudah ditertibkan. Polsek Tanjungsari bersama dengan muspika sudah sering menutup tambang emas ilegal itu. “Sudah empat kali. Terakhir, sebelum bulan ramadan lalu,” paparnya. (all/b)