
3 minute read
Keruk Aspal Jadi Solusi
Sambungan dari Hal 12
Tingginya yang terbatas, membuat lintasan ini tidak bisa dilalui kendaraan yang tingginya melebihi 3,8 meter.
Kondisi ini berimbas pada sering terjadinya kecelakaan di wilayah tersebut.
Beberapa kali, badan atau bak kendaraan besar menyangkut di jembatan ini. Kejadian itu pun berdampak apda tersendatnya arus lalu lintas, hingga menimbulkan kemacetan parah.
Terkini, sebuah mobil kontainer berplat nomor B 9223 FEH tersangkut di jembatan tersebut pada Senin (31/7) siang.
Kontainer yang tersangkut itu kemudian jatuh, dan menimpa mobil yang berada di belakangnya hingga mengalami rusak parah.
Kecelakaan ini menyebabkan seorang pengemudi mobil yang tertimpa kontainer mengalami luka, dan mesti dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. Selain kecelakaan dan kemacetan, tersangkutnya kendaraan besar itu pun mengakibatkan Jembatan Talang Air ini pun bocor. Air yang mengalir pada jembatan itu mengucur, dan membasahi para pengendara yang melintas di bawahnya. Radar Bogor mencatat, kejadian kebocoran terjadi berulang sekira tiga kali dalam satu bulan terakhir. Pada Selasa (8/8) malam, jembatan ini kembali mengalami kebocoran. Menanggapi kondisi ini, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor Rena Da Frina menjelaskan, kewenangan Jembatan Talang Air tersebut pada Dinas Sumber Daya Air
(DSDA) Jawa Barat. Rena mengatakan, pihaknya sudah bertemu dan berkoordinasi dengan DSDA Jabar pada Jumat (4/8) lalu.
”Mereka mengatakan jembatan itu tidak mungkin dicopot, karena menjadi sarana distribusi aliran air ke wilayah Karadenan,” ujarnya saat ditemui Radar Bogor, Selasa (8/8).
Namun karena sudah beberapa kali mengakibatkan kecelakaan, dan mengganggu arus lalu lintas, solusi yang dipilih, ialah mengeruk aspal yang ada di bawah jembatan tersebut.
”Karena memang itu sudah mengganggu, dan tidak memungkinkan untuk dibelokkan salurannya, akhirnya solusi yang direkomensasikan adalah mengeruk aspal. Karena selama ini ditambal-tambal, sehingga membuat jalan makin tinggi. Setelah dikeruk baru diaspal ulang,” terang Rena. Pengelola Sumber Daya Air Ahli Muda Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane Jawa Barat (Jabar), Yulianti Juhendah menjelaskan, Jembatan Talang Air tersebut tidak bisa dibongkar, lantaran aliran airnya masih digunakan masyarakat yang berada di hilir.
”Untuk menghindari kejadian (truk menyangkut) berulang maka Kementerian PUPR yang memiliki kewenangan jalan tersebut akan melakukan pengupasan jalan untuk menambah tinggi ruang bebas jalan,” terangnya.
Sementara itu pihaknya berjanji, akan terus menangani kebocoran yang terjadi di jembatan itu akibat tumbukan truk. (fat/c)
Ketua Umum Panitia Festival
Merah Putih (FMP) 2023
Benyamin Mbooh menjelaskan, bendera merah putih sepanjang 100 meter itu, akan diarak bersama-sama oleh 500 orang. ”Kirab ini melibatkan unsur TNI, Polri, Pelajar, Mahasiswa, dan masyarakat dengan total 500 orang. Dan diprediksi akan diikuti oleh 2000-2500 peserta,” beber Benyamin. Tahun ini, kata dia, rute kirab akan berubah. Pada FMP kali ini, rute kirab merah putih akan melintas dari Balai Kota Bogor, kemudian ke Jalan Ir Juanda, berlanjut ke Jalan Suryakencana, dan Jalan Siliwangi. Kirab berakhir di Jalan Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Timur. Kirab akan dimulai tepat pada pukul 06.00 WIB, dan akan berlangsung selama 3,5 jam, hingga 09.30 WIB. Kirab ini juga akan dimeriahkan dengan penampilan Drumband Universitas Pertahanan, dan Drumband Suara Nafiri. Adanya kirab ini, lanjut Benyamin, para pengendara dihimbau untuk menghindari rute kirab dan tidak memarkir kendaraan di sepanjang jalur tersebut. Masyarakat juga diimbau mengenakan pakaian dengan nuansa merah putih, untuk menyambut kain merah putih melintasi rute kirab. ”Melalui FMP kami ingin membawa pesannya bahwa warga Kota Bogor ingin membawa spirit nasionalisme dan kebangsaan ke seluruh wilayah Indonesia. Jadi bukan lagi soal program dan event tapi aktualisasi gotong royong dan kebersamaan warga menyambut kemerdekaan,” tutur Ben. (fat/c)
Tebalkan Sejarah lewat Kuas dan Cat
BERBAGAI upaya dilakukan masyarakat, untuk memperingati, dan memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia. Salah satunya dengan kemampuan, dan minat yang dimilikinya.
Hal itu pula yang dilakukan Kamal, seniman asal Gang
Barjo, RW 02 Kelurahan Kebon Kalapa, Kecamatan Bogor Tengah. Ia menggambar nuansa perjuangan, di tembok panjang lorong masuk wilayahnya. Wajah proklamator Indonesia Bung Karno, dan wakilnya Bung Hatta, menjadi salah satu objek yang diabadikannya, pada dinding sepanjang 20 meter itu.

Tak ketinggalan, gambar Garuda Pancasila juga turut ia lukiskan, di tengah kedua tokoh berjasa di negara Indonesia itu. Tak berhenti di situ, Kamal juga berencana menggambar suasana perjuangan di masa penjajahan. Sehingga memberikan kesan heroik, bagi setiap orang yang melintas di gang tersebut.
”Ini menjadi bentuk partisipasi saya untuk wilayah. Saya curahkan pikiran dalam kepala untuk bangsa dan negara lewat lukisan ini. Selain itu supaya lingkungan terasa lebih hidup,” ucapnya. Kamal ingin lukisan karyanya bisa membuat masyarakat lebih cinta pada Indonesia, dan menyatukan masyarakat di tengah perbedaan yang tak bisa dielakkan. ”Saya juga ingin anak-anak bisa mengenal tokoh-tokoh ini.
Makanya selain menggambat wajah dan tubuhnya saya sematkan pula namanya supaya mereka bisa kenal,” tutur dia.