Sangkakala Natal PMK ITB 2018

Memberkati melalui media

Natal PMK ITB 2018

Shalom, teman-teman!

lakukan supaya saya menjadi terang?”

Akhirnya Sangkakala hadir lagi, nih, untuk menemani teman-teman semua di bulan spesial ini, yaitu Bulan Natal! Pada perayaan Natal tahun ini, Sangkakala mengusung tema (yang tentunya sama dengan perayaan Natalnya, dong) “Lights Up”.

Dalam edisi Sangkakala Natal tahun ini, kami akan banyak membahas mengenai apa yang dimaksud dibalik kata “Lights Up”.

Tentunya Sangkakala ini juga dilengkapi beberapa rubrik menarik untuk mengingkatkan pengalaman membaca yang seru.

Pastikan teman-teman membaca seluruh isi Sangkakala-nya, ya, supaya selain temanteman update dengan ulasan-ulasan dan informasi-informasi terkini, teman-teman juga dapat belajar dan mengimplementasikan maksud Tuhan dibalik kata-kata “Lights Up” ini.

Maksud dari “Lights Up” apa, tuh? Dalam Yeremia 60:1-2, kita dipanggil untuk bangkit dan menjadi terang karena kegelapan dan kekelaman sudah memenuhi bumi.

Tentunya kita sebagai umat Kristen sudah tidak asing dan bingung lagi dengan makna menjadi terang. Namun, banyak dari kita, atau mungkin diri kita sendiri, yang tidak tahu bagaimana cara menjadi terang seperti yang diingini Kristus. Kerap kali kata “menjadi terang” hanya sekedar menjadi ucapan di mulut kita saja tetapi tidak menyerap ke dalam hati kita dan terpancar dalam kehidupan kita. Sering kita bertanya kepada Tuhan dan diri sendiri, “Apa yang harus saya

Pe mi mp in r ed a ksi Mario (AR’17)

Pj A rt ik e l Gomos Manalu (EL’17)

Selamat membaca dan selamat menjadi terang!

A n gg o ta u mu m Bryan Sullivan (FTMD’18) Brandon Louis Gunawan (FTSL’18) Suranta Sembiring (FTSL’18)

Pj d es a in Janice C. da Costa (TA’17)

Dari Redaksi

Kata Sambutan Ketua Natal

Dari Redaksi Daftar Isi

2

Eksposisi Ayat Tema Kata Sambutan Koordinator Umum Resensi Lagu

Funfact Natal

4

Resensi Film

5 6 8 10

Let Your Light Shine Inside Out

12

Renungan Natal

13

14 17

JKS

3

16 18

DUDU

Kesaksian Pemuridan

22 23 Ucapan Natal

Cari Kata

Daftar Isi

J o an a Da co s t a X ime ne s (T M ‘17) Shallom PMK ITB! Apa kabar?

Oh sudah pasti Luar Biasa, Yesus Dahsyat, dan RAWR ya kan...

Tidak terasa satu tahun lagi berlalu dan beberapa minggu kedepan kita akan menutup tahun 2018 sambil memasuki momen Natal yang merupakan momen kita umat Kristiani merayakan kelahiran Juruselamat ke dalam dunia. ‘Light Up!’ menjadi tema dari Natal PMK ITB 2018 dengan ayat tema yang diambil dari Yesaya 60:1-2. Mari kita lihat lebih dalam lagi apa makna dari tema Natal tahun ini.

Yesaya 60 mendeklarasikan sebuah pengharapan keselamatan untuk bangsa Israel yang baru saja kembali dari pembuangan yaitu dari Babel ke Yerusalem. Melalui Yesaya, ALLAH memberikan pesan kepada bangsa Israel untuk tetap berpengharapan, bangkit, dan menjadi terang sehingga melalui merekalah bangsa-bangsa akan datang kepada ALLAH. Di tengah kegelapan dunia saat ini, banyak tantangan dan kesulitan hidup yang menjadikan kita gagal menjadi terang dan tidak lagi memiliki pengharapan untuk bersinar.

Namun, TUHAN tidak pernah menghendaki kita untuk terus diam di dalam kegelapan. IA memberikan kekuatan untuk kita memancarkan terang yang bersumber dari YESUS yang merupakan Terang Yang Sejati. Efesus 5:8 Memang dahulu kamu adalah kegela-

pan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam TUHAN. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang.

Dalam kehidupan kita sehari-hari terkhusus di lingkungan kampus, kita sebagai mahasiswa yang telah percaya bahwa YESUS adalah TUHAN wajib menjadi terang yang menelanjangi setiap perbuatan kegelapan sehingga nama TUHAN dipermuliakan.

For we have been enlightened!

Selamat memaknai natal dan menyambut tahun baru dengan penuh sukacita :) Soli Deo Gloria

F eb r iya n t i P an ja it a n (F T ‘15 ) Shalom untuk kalian semua pembaca Sangkakala edisi Natal PMK ITB 2018, Selamat hari Natal untuk kita semua!

Tidak terasa ya kita sudah sampai di penghujung tahun 2018 dan beberapa minggu kedepan kita akan menutup tahun 2018 ini.

Begitu banyak kisah yang sudah dilalui, dan aku secara pribadi bersyukur bisa mengisi kisah tahun ini dengan kehadiran kalian semua.

Berbicara bulan Desember, rasanya memang sangat erat kaitannya dengan Natal ya. Tahukah teman-teman sekalian bahwa setiap natal yang kita ikuti akan menjadi rutinitas belaka ketika kita tidak menemui makna dari natal itu. Tuhan Yesus tentu tidak menginginkan natal hanya sebagai peringatan tentang Dia, tapi lebih dalam dari itu Ia ingin agar Ia yang telah lahir ke dunia juga lahir di hati kita.

Seperti ayat tema yang dibawakan untuk Natal PMK ITB 2018 ini, yaitu Yesaya 60:12 “Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu.�

Tuhan Yesus telah lahir bagi kita meninggalkan segala Tahta KerajaanNya untuk menebus diri kita ini, karena satu hal. Ya.. Dia mengasihi kita. Dia datang ke dunia sebagai Terang, dan Terang itu telah menerangi kita sehingga seharusnya jika kita hidup di dalamNya kita dapat menerangi sekitar kita.

Pada Matius 5: 14-16, Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang

tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga. Tujuan akhir dari kita menjadi terang adalah kita menyatakan Kemuliaan Tuhan itu sendiri.

Kelahiran Yesus adalah anugerah terbesar yang dapat diterima manusia. Doaku bagi teman-teman sekalian, biar di masa natal kita benar-benar memaknai dan menghidupi kelahiran Terang itu oleh karena Yesus Kristus, Sang Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai bertahta di dalam hati kita.

Light up! For we have been enlightened!

Selamat memaknai natal dan menyambut tahun baru 2019.

Jesus loves you, so do I!

“Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu.”

Pada dasarnya, kita, orang Kristen adalah terang dunia (Mat. 5:14). Sudah seharusnya kita menjadi terang di tengah-tengah kehidupan kita (ay. 15). Mengapa sebagai orang-orang Kristen, kita harus menjadi terang? Supaya orang-orang yang masih berada dalam kegelapan itu, melihat perbuatan baik kita dan memuliakan Allah yang di sorga (ay. 16).

Bagaimana ketika lingkungan sekitar adalah lingkungan yang kurang bersahabat? Ketika kita, orang Kristen, berusaha untuk tetap menjadi terang sementara lingkungan kita membenci perbuatan terang itu? Ya, sebagai orang Kristen, kita tetap harus mempertahankan terang itu menyala. Bahkan sekalipun ketika kita harus menderita, dibenci, dan disakiti karena itu, tetap harus kita pertahankan terang itu (1 Pet. 19-20). Sebagaimana Kristus yang telah terlebih menderita untuk kita, dan menjadi teladan bagi kita (ay. 21).

Bagaimana saat ini?

Jika dilihat realita saat ini, terang yang seharusnya ditunjukkan oleh mahasiswa Kristen ITB, sebagai orang-orang percaya, tidak tampak. Mahasiswa Kristen ITB tidak menunjukkan identitasnya sebagai terang (bisa juga disebut teladan) di tengah kehidupan mereka. Ketika lingkungan sekitar mereka gelap, terang mahasiswa Kristen ini seakan larut dalam kegelapan itu. Bukan larut seperti garam yang mengasinkan, terang yang larut ini sama sekali tidak membuahkan dampak baik apapun. Bagai terang yang tertidur, mereka saat ini tidak menjadi terang.

Ketidak-terangan itu tentu membuat Kristus tidak dipermuliakan di tengah-tengah kehidupan mereka. Urgensikah?

Ya. Hal yang sangat mungkin (bisa jadi pasti): tidak hanya nama Kristus tidak dipermuliakan, melainkan juga dihina dan dipertanyakan. Bukanlah hal yang mustahil ketika hal ini dibiarkan, semakin banyak orang yang akan menjauh dari Kristus. Inilah saat-saat di mana orang Kristen menjadi batu sandun-

gan bagi orang di sekitarnya.

Yesaya 60:1-2 berkata, “Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaanNya menjadi nyata atasmu.”

Yesaya 60 adalah garis besar dari bagian ini. Saat itu bangsa Israel baru saja kembali dari Babel ke Yerusalem, kembali dari pembuangan. Ketika itulah, Allah, melalu Yesaya, memberikan pesan pengharapan bagi hati mereka. Pesan bahwa Allah akan mendatangkan Terang yang akan terbit di tengah mereka. Bangsa mereka akan dipulihkan, dan melalui merekalah bangsa-bangsa akan datang kepada Allah.

Kesulitan hidup dan kegagalan menjadi terang kerap membuat kita merasa tidak berpengharapan untuk kembali bersinar. Kita merasa terkekang dalam kegelapan yang mematikan terang itu. Namun, Tuhan tidak pernah menghendaki kita untuk terus diam di dalam sana. Ia memberikan kekuatan untuk kita menjadi terang. Terang sejati itu datang, dan kemuliaan-Nya terbit atas kita.

Maka: “Bangkitlah, menjadi teranglah!”, begitu perintah Tuhan. Kegelapan dunia masih begitu besar dan menutupi bangsa-bangsa, maka: “Bangkitlah, menjadi teranglah!”, karena terang Tuhan telah terbit di atas kita, dan kemuliaan-Nya nyata atas kita. Bersinarlah, hingga bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada Tuhan.

Maka persilakanlah Yesus, Terang itu, untuk lahir dalam hati kita, niscaya kita dapat bangkit dan menjadi terang kembali. Sebagaimana bulan yang memancarkan cahaya dari sumber cahaya sebenarnya: matahari, begitu juga kita, memancarkan terang yang bersumber dari Terang yang sejati, yaitu Yesus.

LI G HT U P! F o r w e ha v e be e n en l ighte n ed

ti keinginan ayahnya. Bart terpaksa menjadi pemain American Football, walau akhirnya cedera dan tidak bisa main seumur hidup.

I Can Only Imagine, adalah film yang release tahun 2018 . Film ini mengangkat kisah penulis lagu dengan judul yang sama, ‘I Can Only Imagine’. Lagu ini adalah lagu Kristen kontemporer dengan pemutaran paling banyak sepanjang masa. Sejalan dengan tagline filmnya, ‘The Song You Know. The Story You Don’t.’ film ini murni ingin menceritakan kisah dibalik penulisan lagu itu, dan kisah penulis lagunya yang sangat inspiratif.

Aktor utama pada kisah di film ini, Bart Miliar (diperankan oleh J. Michael Finley) mempunyai kisah yang sangat rumit. Sejak kecil dia terbiasa bermimpi besar, berimajinasi dan mempunyai pengharapan besar. Namun, semua itu selalu dihambat oleh ayahnya yang sangat pesimis dan tidak suka dengan mimpinya (Bart Miliar).

Ayahnya selalu mengekang dan memaksakan kehendaknya pada Bart, hal ini jugalah yang menimbun kepahitan di hati Bart. Hingga pada umur 13 tahun, ibunya pergi dan bercerai dengan ayahnya, setelah itu Bart hanya tinggal bersama ayahnya dan terpaksa mengiku-

Sebelum orang tuanya bercerai, Bart sempat mengikuti camp remaja Kristen dan dia diberi dan mengisi sebuah jurnal yang isinya mirip diary, di situ pula lah dia bertemu dengan seorang perempuan yang selalu mendukung dia dalam mengejar mimpi dan dalam menghadapi masalahnya (Sharoon). Nah, Setelah Bart cidera, dia bergabung dengan pemusik gereja, dan akhirnya bergabung dengan band MercyMe dan melakukan show keliling hingga bertemu dengan Brickel (manager terkenal), dan akhirnya menulis lagu ‘I Can Only Imagine’, setelah ayahnya meninggal. Saat itu dia sudah memaafkan ayahnya dan sangat bersedih karena sebelum ayahnya meninggal, dia melihat perubahan besar pada ayahnya. Ayahnya berubah dari ayah yang diharapkannya tidak ada, menjadi ayah yang diharapkannya selalu ada.

Menurut saya, film besutan Lionsgate ini, sangat luar biasa dan cocok dengan nuansa Natal. Kita tidak bisa memungkiri, bahwa terkadang kita memiliki kepahitan kepada ayah, ibu, saudara, atau keluarga kita atau bahkan sampai sekarang sedang tidak akur dengan mereka.

Nah, dalam film ini sangat ditonjolkan hubungan ayah dan anak yang sangat tidak sehat. Anak (Bart) yang sangat membenci dan dendam kepada ayahnya, sangat jelas tergambar dan tersuasanakan pada film ini. Namun pada akhirnya saling

memaafkan dan menjadi sangat mengharukan karena kehidupan yang manis hanya mereka lalui sebentar saja. Hal ini tentu saja cocok dengan Natal yang akan diikuti tahun baru. Harapannya setelah menonton film ini, mungkin kita akan lebih memaknai budaya saling memaafkan di tahun baru, atau mungkin setiap hari.

Selain dari pada itu, sebisa mungkin pula pembaca harus mendengar lagu ‘I Can Only Imagine’ sebelum menonton filmnya, karena akan sangat bermakna ketika kita mengetahui jiwa dari lagu tersebut dari kisah dibalik penulisannya. Dan jelas bahwa, lagu ‘I Can Only Imagine’ ini membawa pendengarnya untuk selalu memiliki pengharapan besar. Sebagai saran, ajaklah keluargamu yang hubungannya pada mu sedang kurang baik, mungkin ayah, ibu, atau saudara.

Kemudian, tontonlah berdua dengan headset yang sama (satu headset berdua), mungkin itu akan membantu memperbaiki hubungan kalian. Sebagai tambahan, cobalah berdoa untuknya sebelum mengajaknya.

Film ini memang memiliki banyak kelebihan, tapi sebagai bagian penilaian, penulis (saya) sedikit tidak puas dengan penokohan ayah. Menurut saya, ayahnya seharusnya menangis atau setidaknya menunjukkan keksedihannya lebih lagi, atau mungkin mereka bisa berdoa bersama untuk berterimakasih kepada Tuhan.

Itu sedikit harapan saya, walaupun saya maklum akan hal tersebut karena mengingat bahwa film ini diangkat dari kisah nyata sehingga

berusaha menyajikan apa yang benar-benar terjadi tanpa menambahkan bumbu terlalu banyak.

Sebagai kesimpulan, film ini sangat direkomendasikan untuk ditonton terlebih untuk nuansa Natal yang berbahagia akan peringatan kedatangan Tuhan Yesus. Namun sebagai saran tambahan selain saran di atas, sebisa mungkin mencari kualitas gambar yang lebih baik agar lebih mendapat suasananya. Nah sekian rekomendasi film dari tim Sangkakala Natal PMK 2018, semoga kalian terberkati dengan sangkakala ini, dan dengan rekomendasi film ini. Shaloom !

“The Song You Know.

The Story You Don’t.”

Judul Film : I Can Only Imagine Produksi: Productions Mission Pictures International Release date: Maret 16, 2018 Genre: Drama Pemain: J. Michael Finley, Dennis Quaid, Cloris Leachman Screenplay: Jon Erwin, Brent McCorkle, Story: Alex Cramer,Jon Erwin, Brent McCorkle Sinematografi: Kristopher Kimlin Durasi: 110 menit Berdasarkan kisah nyata dari Bart Millard

RESENSI FILM

Terang...

Hal apakah yang kita pikirkan ketika mendengar kata “terang”?

Mungkin, kita memikirkan lampu dengan cahaya yang dipancarkannya untuk menerangi sekitar. Hal lain yang bisa kita pikirkan adalah matahari yang menyinari bumi ini. Mungkin juga kita teringat pada kisah natal dimana sebuah bintang terang yang menuntun jalan tiga orang majus ke Betlehem.

Banyak hal yang bisa kita pikirkan jika mendengar kata terang. Tapi, pernahkah kita memikirkan tentang Terang Sejati dalam kehidupan kita? Sejati? Apa maksud dari sebuah kata yang terdiri dari 6 kata tersebut, “S-E-J-A-T-I”?

“K a re n a se mu a o ra n g t e la h be r bu at do sa da n te l ah k eh i la n ga n k emu l i aan al l a h ” - ro m a 3 : 2 3 -

Jika kita lihat dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), sejati berarti sebenarnya, asli, MURNI, dan TIDAK ADA campuran. Jadi dapat disimpulkan bahwa Terang Sejati adalah terang yang sesungguhnya, dimana tidak terdapat kegelapan pada terang tersebut.

Jika kita baca di Yohanes 1:5,9 ada dua hal yang mengarahkan kita untuk memahami makna terang sejati yaitu “.. kegelapan itu tidak menguasainya.” (ayat 5) dan “Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang,..” (ayat 9). Kedua ayat tersebut menguatkan makna dari Terang Sejati tersebut bahwa dalam terang itu kegelapan tidak berkuasa dan terang itu akan menerangi setiap orang.

“Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.” (1 Yoh 1:5, TB) Melalui ayat tersebut, Yohanes ingin menekankan bahwa itu bukan hasil pemikirannya sendiri tetapi dia mendengarkan secara langsung dari Yesus dengan menggunakan kalimat “... yang telah kami dengar dari Dia,.. ”.

Yohanes juga memberikan penekanan terhadap makna terang sejati dengan penambahan kalimat “.. di dalam Dia sama sekali TIDAK ADA kegelapan”. Pada Yohanes 8:12 Yesus berkata “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.”

Yesus secara gamblang menyatakan pengakuan-Nya bahwa Dialah terang dunia. Yesus juga mengatakan bahwa setiap orang yang mengikut Dia tidak akan berjalan dalam kegelapan.

Memangnya kita sedang berada dalam kegelapan ya?

Di Roma 3:23 dapat kita baca bahwa semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Inilah kegelapan itu, kondisi dimana kejahatan dan dosa menguasai diri kita. Namun, coba baca ayat selanjutnya, “dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus” (Roma 3:24) Pesan Paulus tersebut menyakinkan kita kembali, memang dulu kita berada dalam kegelapan tetapi kita telah ditebus oleh seorang pribadi yang merendahkan diri-Nya turun ke bumi dan karena kasih-Nya Dia rela mati di katu salib agar diri kita dipulihkan sepenuhnya. C. S. Lewis mengatakan “I believe in Christianity as I believe as the sun has risen, not only because I see it, but because by it, I see everything else.”

Ketika kita percaya kepada Kristus, ketika kita mengikut Dia, kita tidak hanya melihat Terang sejati itu tetapi kita bisa melihat segala sesuatu oleh karena Terang itu sehingga kita tidak perlu takut lagi akan kegelapan.

Lalu apa yang harus kita lakukan?

Pada Matius 5:14a tertulis pernyataan Yesus bahwa kita adalah terang dunia dan pada ayat 16 terdapat perintah untuk kita “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”. Ya, ketika kita mengikut Yesus dan hidup seturut kehendak-Nya, maka hidup kita pun sudah menjadi terang. Kita tidak bisa hidup seenaknya, sebab kita yang adalah terang harus bisa bercahaya bagi orang di sekitar kita. Melalui perbuatan kita itu orang lain juga bisa merasakan terang Kristus dan biarlah semua orang memuliakan Tuhan kita!

Sudahkah terang kita berguna untuk orang lain? Apakah kita meletakkan terang kita di atas meja sehingga orang lain dapat melihatnya atau kita justru menyembunyikan terang kita di bawah kolong meja? [AH] Soli deo Gloria.

“Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.”

– 1 Yohanes 1:7 -

“d an o le h ka si h k a r un i a te la h d i be n a rk a n de n g an c u ma-cu m a k ar e n a pe ne bu sa n d al am k r i st us y esu s” - Ro m a 3 : 2 4 -

RESENSI LAGU

a so n g by me rcy me Even If merupakan lagu karya band MercyMe. Pada konsernya, Bart Millard, Vokalis band MercyMe menceritakan kisah dibalik lagu ini. Bart Millard memiliki 5 anak, anaknya yang pertama, Sam, berumur 15 tahun dan mengidap diabetes tipe 1 sejak berumur 2 tahun. Setiap 6 bulan, Sam harus check up untuk mengecek kondisi diabetesnya. Setiap check up, Bart hanya memikirkan bahwa diabetes yang diidap Sam adalah belenggu yang tidak tidak akan pernah lepas dari hidup Sam. Pada suatu hari, Bart bertemu dengan teman gerejanya dan bercakap-cakap mengenai Sam dan diabetes. Teman gerejanya pun mengajak Bart berdoa untuk Sam. Saat Bart mendengar ajakan itu, yang terpikir olehnya adalah ia sudah melakukan itu selama belasan tahun dan ia tau bahwa Tuhan bisa menyembuhkan Sam tetapi entah mengapa Tuhan memilih untuk tidak menyembuhkan Sam. Bart pun akhirnya tersadar bahwa seringkali ia hanya terus bergumul dengan keadaan Sam dan melupakan bahwa Tuhan selalu menyertainya. Bart teringat pada bibinya yang mengidap kanker tetapi bibinya sama sekali tidak merasa terbebani penyakitnya, meskipun permasalahan yang dialami bibinya itu jauh lebih besar dari permasalahannya. Bibinya pernah berkata “Kamu pikir penyakit ini akan mengalahkanku? TIDAK! Aku sudah menang atasnya dari dulu!�

Dari kisah ini kita bisa belajar bahwa ketika kita diahapi berbagai macam permasalahan di hidup kita, seperti banyak tugas, kegiatan unit, kepanitiaan, hasil ujian kurang baik, dan sebagainya, kita harus selalu ingat bahwa Tuhan menyertai kita di saat apapun. Kita sudah dimenangkan dari dunia ini sejak darah Tuhan Yesus tercurah di kayu salib. Tuhan itu baik bukan karena ia mengabulkan permohonan- permohonan kita, tetapi ia baik karena pengorbananNya di kayu salib demi

menghapus dosa manusia. Di saat kita merasa terbeban berat oleh segala masalah dalam hidup kita, ingatlah bahwa Tuhan selalu menyertai kita melalui segala apapun dalam hidup kita.

“I t is w el l w it h my s o ul It is w el l, it is w e ll w it h my so ul�

Christmas berasal dari kata Christmass: Christ (Kristus) Mass (Massa). Jadi, makna Natal dapat diartikan sebagai orang-orang yang berkumpul untuk merayakan kelahiran Yesus. Namun sebenarnya, Natal bukanlah budaya Gereja atau budaya Alkitab. Di dalam Alkitab, tidak ada tertulis seorangpun yang merayakan hari kelahiran Tuhan Yesus.

Bagi banyak orang, Natal merupakan momen yang paling dinantikan. Natal sering diidentikan dengan sinterklas, pohon natal, liburan, dan masih banyak lagi. Halhal ini sebenarnya merupakan hasil buatan manusia yang hanya bertujuan untuk memeriahkan momen Natal. Banyak orang yang memaknai Natal sebagai rutinitas setiap tahun, liburan, dan sebanyaknya. Tetapi, apa makna Natal yang sebenarnya?

Natal adalah berita sukacita dan damai sejahtera yang diberikan Allah kepada manusia dalam peristiwa lahirnya Tuhan Yesus ke dunia. Kelahiran Tuhan Yesus ditandai dengan bintang terang yang menuntun para gembala dan orang majus untuk bisa dating melihat sang Juruselamat yang telah lahir. Terang dari bintang ini dapat diartikan Tuhan Yesus yang akan menuntun kita kepada keselamatan yang abadi.

“S uda h ka h kit a me ma kn ai n at a l de nga n a r ti y a ng se be n a r ny a ?�

Menurut fakta Ilmiah, tanggal 21 Desember, tepat 3 hari sebelum malam natal merupakan hari dengan siang terpendek di belahan bumi utara. Artinya Natal terjadi pada waktu-waktu tergelap di dunia, dimana Tuhan mengirimkan anakNya yang Tunggal untuk menerangi dunia ini dari kegelapan yang disebabkan dosa manusia. Tuhan Yesus merupakan terang yang abadi dan kita sebagai anak Tuhan, yang adalah anak terang , tentunya kita pun harus dapat menjadi terang di tengah kegelapan dunia zaman ini.

Seiring berjalannya waktu, teknologi juga terus berkembang hingga pada masa kini hampir semua orang memiliki akses internet dan media sosial. Dosa tentu tidak tetap begitu saja, dosa tetap melekat mengikuti perkembangan manusia. Pada masa kini godaan dosa bisa datang darimana saja dengan berbagai cara.

Untuk menanggapinya kita harus bisa menjadi terang bagi sesama untuk mengusir kegelapan yang disebabkan dosa ini.

Menjadi terang bagi sesama tidak berarti kita harus menjadi misionaris yang

menyebarkan Firman Tuhan sampai ke daerah-daerah pedalaman. Menjadi terang bagi sesama bisa kita mulai dengan langkah-langkah kecil seperti menjadi contoh yang baik diantara sesama agar nama Tuhan terus dimuliakan di dunia dan Terang-Nya bisa mengusir kegelapan dosa dunia.

Contoh terbaik untuk menjadi terang tentunya adalah Tuhan Yesus yang adalah terang abadi.

Mari kita reeksikan‌ Sudahkah kita memaknai natal dengan arti yang sebenarnya? Sudahkah kita menjadi terang bagi sesama/sekitar kita? Apa yang seharusnya kita lakukan agar terang kita terus bercahaya menyinari sekitar kita? Mari kita renungkan lebih dalam lagi agar dapat lebih memaknai Natal di tahun ini. Selamat Natal dan Tahun Baru! [YU]

Š ajbrusteinthreesix ve

Shalom sebelumnya perkenalkan nama saya Adi Prasetyo dari Teknik Pertambangan 2017. Kali ini ingin memberikan sedikit kesaksian tentang apa yang Tuhan kerjakan saat di kampus ini.

Pertamanya sangat senang ketika mengetahui bahwa akhirnya saya bisa berkuliah di sebuah institut yang dari kecil diinginkan, namun ada yang lebih mengejutkan saya lagi yaitu ketika seorang kakak yang menjangkau saya sewaktu daftar ulang dan ketika dia menantang saya apakah mau untuk dimuridkan dan saya menjawab mau.

Saya bingung ternyata hal-hal seperti ini ada di ITB karena dulu saya berpikir bahwa saya akan benar-benar dalam kehidupan rohani saya.

Saya lahir di keluarga yang selalu menuntut saya untuk berprestasi dan karena hal itu saya merasa bahwa saya akan dikasihi ketika saya bisa mencapai sesuatu. Lewat pemuridan juga saya menyadari bahwa saya rusak hati Bapa karena didikan yang sangat keras dari kedua orangtua dan itupun membentuk saya menjadi orang yang keras juga dan karena hal itu saya menganggap bahwa Allah adalah penguasa yang akan menghukum saya ketika saya berbuat kesalahan bahkan sekecil apapun itu. Pada saat dimuridkan saya semakin mengenal Allah dan identitas diri saya. Saya menyadari bahwa Allah bukan hanya Yang Maha Kuasa namun juga seorang Bapa yang mengasihi saya apa adanya namun tidak membiarkanmu apa adanya. DIA mengasihi saya tidak peduli apapun prestasi dan bahkan kegagalan saya Dia tetap mengasihi saya. Dari situlah liburan semester 2 yang lalu saya mencoba untuk rekonsiliasi dengan kedua orang tua saya, walaupun belum menemui jalan keluar saya tetap berdoa untuk mereka dan melepaskan pengampunan ketika saya mengingat kembali kejad-

ian masa lalu tersebut karena bukanlah salah kedua orang tua saya namun karena dosa.

Selama dalam pemuridan juga saya mendapatkan komunitas dimana kami saling menajamkan (Amsal 27:17) dimana kami saling mengikis karakter buruk yang kami punya dan sedikit demi sedikit semakin serupa dengan Kristus.

Di pemuridan jugalah, saya mendapatkan visi Tuhan untuk bangsa ini (Indonesia) bahwa masih banyak jiwa-jiwa yang terhilang di Indonesia dan apakah saya akan tetap diam saja? Sangat egois ketika saya sudah mendapatkan keselamatan itu namun masih banyak orang yang bahkan belum tahu tentang Kristus. Bahkan mungkin saya sudah mengetahui panggilan hidup saya namun masih dalam beberapa potongan dan saya percaya akan menemukan potongan-potongan lain seiring perjalanan saya bersama dengan Tuhan.

Mungkin itu sedikit kesaksian saya, jujur saya merasa tidak layak untuk menulis tentang ini karena saya pun masih manusia yang kadang bisa jatuh dalam dosa namun karena kasih karunia saya dilayakkan untuk bisa menceritakan kuasa dari Raja segala Raja.

Kesimpulan, pemuridan sangat memberkati hidup saya. Saya sangat mendukung bahkan menganjurkan kalian untuk ikut dalam pemuridan, entah itu angkatan 2018, 2017, dll karena masih belum terlambat untuk itu. Alami dan carilah pengenalan Tuhan karena percayalah, Dia terlebih rindu untuk kalian bisa mendekat kepada-Nya daripada kalian. Jangan sia-siakan kehidupan di kampus ini yang cuma beberapa tahun karena kamu tidak diciptakan untuk sesuatu yang sia-sia, kamu diciptakan untuk sesuatu yang besar untuk menggenapi rencana-Nya.

Jaringan Kerja Sama (JKS) PMK se-Jawa Barat merupakan kegiatan kerja sama antara PMK kampus di regional Jawa Barat, seperti ITB, UI, IPB, UPI, UNPAD, Telkom University, dll. Kegiatan ini dilakukan dengan cara berkumpul, berbagi kasih dan membahas berbagai hal dengan berbagai PMK kampus sehingga terbentuk relasi yang baik antar PMK kampus. Kegiatan ini rutin dilakukan dua kali dalam setahun di tempat yang telah disepakati oleh setiap PMK dengan tema tertentu. Adapun tema JKS semester ini adalah Pergerakan Misi Sosial yang Berdampak, yang dilaksanakan pada Sabtu dan Minggu pada tanggal 22-23 September 2018 di Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) di Cimahi, Jawa Barat.

Kegiatan JKS ini dimulai dengan ibadah yang dilakukan di Unjani bersama dengan berbagai PMK kampus, yaitu Unjani, Unsika, Unsil, Unpad, UPI, Itenas, IPB, dan Telkom University. Adapun ayat yang menjadi renungan pada ibadah ini adalah dari Mazmur 127:4, yang berbunyi Melalui renungan ini, diharapkan agar setiap mahasiswa Kristen yang penuh dengan semangat bisa Allah pakai untuk melakukan perintah Allah di dunia. Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan kegiatan sosial yang telah dilakukan oleh masing-masing PMK kampus. Adapun berbagai kegiatan sosial yang dipaparkan adalah

seperti kunjungan kasih ke kaum difabel yang dilakukan oleh Telkom University, Program Literasi Jalanan yang dilakukan oleh Unsil, kunjungan ke desa untuk memberikan beberapa pengajaran dan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh UPI, dan lainnya.

Pemaparan tersebut nantinya akan dibahas bersama-sama oleh PMK kampus sehingga berbagai kegiatan sosial yang telah dipaparkan bisa diadopsi dan dilakukan juga oleh PMK kampus yang lain.

Di hari selanjutnya, tepatnya hari Minggu, semua PMK kampus pergi beribadah di gereja bersama-sama. Kemudian PMK kampus kembali ke Unjani, dan melakukan pengambilan komitmen untuk setiap PMK kampus agar nantinya apa yang telah dibahas bersama-sama dalam JKS ini dapat dilaksanakan dengan baik oleh masing-masing PMK kampus. Setelah itu, setiap PMK kampus bersama-sama merundingkan tema yang akan dibahas untuk JKS yang akan dilakukan di tahun 2019 mendatang. Adapun tema yang telah disepakati adalah Sinergi Iman dan Ilmu dalam Ruang Lingkup PMK.

D

N

E

Y

K

H

C

N

M

I

S

T

L

E

T

O

E

K

A

O

L

A

M

P

O

E

T

E

W

F

T

J

I

K

Q

H

Z

E

H

J

U

P

R

D

P

P

O

H

O

N

N

A

T

A

A

Q W

L

E

H

I

A

T

H

S

D

P

F

H

U

K

U

U

R

R

K

U

A

J

I

D

C

I

U

B

G

S

Z

S

R

G

J

A

T

F

E

I

H

T

S

G

O

D

D

U

A

A

N

L

O

I

P

R

U

S

B

I

I

T

T

J

O

P

Z

L

U

N

A

P

G

A

P

N

U

N

E

C

N

O

L

D

T

Y

J

A

K

T

P

R

O

F

G

L

C

H

R

K

R

P

E

J

R

U

H

N

L

E

A

H

J

H

L

Z

A

C

S

X

A

I

T

S

A

F

W D

H

A

R

A

P

A

O

R

P

M

A

M

N

S

O

S

K

E

B

E

R

S

A

M

A

A

N

N

A

E

U

A

T

A

E

G

A

C

A

S

W Q

H

A

T

A

C

L

N

D

A

H

N

N

F

O

K

V

K

E

D

R

Y

L

L

N

E

A

L

A

N

G

I

T

H

R

A

S

A

M

J

U

E

L

I

L

N

I

N

O

T

U

L

A

D

E

O

D

U

B

Y

E

D

T

B

E

G

K

D

O

Y

A

I

S

S

O

S

U

S

E

Y

N

A

H

U

T

N

A

R

I

H

A

L

E

K

L

K

A

K

R

E

U

F

L

R

T

K

R

A

L

A

L

D

D

G

B

U

L

A

N

D

E

S

E

A

M

B

E

R

E

I

N

D

E

R

F

K

R

K

I

U

O

H

G

N

I

N

I

T

K

Y

E

Y

E

Y

Q

U

F

I

G

T

M

E

R

R

Y

C

H

R

I

S

T

M

A

S

Temukan sebanyak mungkin hal-hal yang berhubungan dengan Natal dari kumpulan-kumpulan huruf di atas!

Kata-kata tersebut dapat tersusun secara horizontal, vertikal, maupun diagonal. Selamat Natal!