Sekolah Film dengan Pendekatan Inclusive Architecture

Page 1

SEKOLAH FILM FINAL PROJECT OF GILANG PIDIANKU STUDIO 103 | 150115908

DI KOTA YOGYA RTA DENGAN PENDE TAN

INCLUSIVE ARCHITECTURE


SEKOLAH FILM DI KOTA YOGYA

RTA DENGAN PENDE

TAN INCLUSIVE ARCHITECTURE

CONTENT abstract

07

space program

project describtion

10

macro concept

04

inclusive architecture

12

building design

05

program scheme

14

micro concept

06

building regulation

24

building structure

01

02

GILANG PIDIANKU | 150115908


SEKOLAH FILM DI KOTA YOGYA

RTA DENGAN PENDE

TAN INCLUSIVE ARCHITECTURE

ABSTRACT. Permasalah Film sudah sepantasnya menjadi permasalahan nasional dimana dunia perfilman merupakan salah satu media besar untuk menyampaikan pesan-pesan dan moral budaya asli Indonesia. Dan juga film bertanggung jawab atas penyampaian “bagaimana budaya Indonesia� di mata dunia. Dalam perspektif lain, film juga sangat diperlukan masyarakat Indonesia sebagai salah satu media pembelajaran budayabudaya diluar Indonesia. Menurut Joko Anwar (Sutradara), kualitas teknis sineas Indonesia juga masih sangat perlu ditingkatkan agar dapat menyampaikan pesan budaya Indonesia dengan standar penyampaian yang baik dalam skala internasional dan juga sekaligus dapat bersaing secara industri dalam skala tersebut. Pendidikan perfilman juga masih terbatas di Indonesia dikarenakan masalah ekonomi dan juga pendidikan film hanya terdapat dalam sebuah instansi pendidikan berupa Perguruan Tinggi yang hanya bias diakses dengan membayar dan juga memenuhi syarat berupa lulus pendidikan menengah atas/kejuruan. Indonesia juga masih terbatas dalam hal mengakses bioskop yang disebabkan masalah ruang dan juga ekonomi (harga tiket & akomodasi mahal). Pada faktanya pada tahun 1980’an, Indonesia sudah sangat dekat budaya Bioskop Layar Tancap yang berada di dekat permukiman masing-masing warga.

Kata Kunci: Film, budaya, pendidikan, keterbatasan pendidikan dan layar bioskop, kualitas sineas

GILANG PIDIANKU | 150115908

1


SEKOLAH FILM DI KOTA YOGYA

RTA DENGAN PENDE

TAN INCLUSIVE ARCHITECTURE

PROJECT Background. Film adalah sebuah karya seni budaya yang merupakan suatu pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasar atas kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan.Di era globalisasi ekonomi seperti sekarang ini, industri film ikut turut serta berkembang dan berbanding lurus dengan perkembangan tersebut. Indonesia saat ini juga sedang mengalami kenaikan pesat dalam bidang perfilman.

Hal ini dibuktikan dengan perkembangan jumlah penonton yang konsisten yaitu pada tahun 2015 mencapai 16,2 juta, tahun 2016 meningkat menjadi 34,5 juta penonton, dan di tahun 2017 mengalami peningkatan pula menjadi 40,5 juta penonton.

Namun hal ini berbanding terbalik dengan keadaaan dan masalah yang ada di internal industri perfilman itu sendiri. Infrastruktur berupa pusat pelatihan di bidang perfilman masih sangat kurang, sehingga terciptanya SDM perfilman yang berkualitas menjadi terhambat, padahal bila masalah infrastruktur bisa teratasi, maka masalah-masalah yang ada di dalam dunia perfilman bisa perlahan terurai.

Di Yogyakarta sendiri, pengapresiasian dan pemenuhan terhadap kebutuhan film nasional berupa studio berskala besar sudah terdapat di kota ini, salah satu contohnya adalah Studio Gamplong yang terletak di Desa Gamplong, Kecamatan Muyodan, Kabupaten Sleman.

Dari perspektif penonton, harga tiket masih bisa dibilang belum terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat, hal ini disebabkan karena adanya pajak daerah yang diterapkan. Maka dari itu penonton masih memilih bioskop yang termurah walau di pinggiran kota.

GILANG PIDIANKU | 150115908

2 0 1 6

2 0 1 7

34,5 Juta

40,5 Juta

2 0 1 5

16,2 Juta

Infrstruktur Per lman Sangat Terbatas

Apresiasi Tinggi Yogyakarta Terhadap Film

2


SEKOLAH FILM DI KOTA YOGYA

RTA DENGAN PENDE

TAN INCLUSIVE ARCHITECTURE

PROBLEM Background Film adalah Format Budaya

Kurangnya Kualitas Sineas Muda

Keterbatasan Akses Layar Bioskop

Film selalu berisikan pesan-pesan budaya yang terkandung di dalamnya. Budaya tidak melulu tentang pengenalan tokoh sejarah, kejadiankejadian bersejarah, dan berbau tradisional. Semua film pada hakikatnya menceritakan tentang budaya, walaupun film tersebut bertema horror, percintaan, dan kenakalan remaja sekalipun, hal itu masih merupakan hasil rekam budaya yang di ceritakan kembali oleh pembuat film kepada penonton melalui media film.

Adanya tanggung jawab besar sebuah film yang akan mengantarkan pesan-pesan budaya Indonesia ke luar negeri, maka persiapan dan peningkatan kualitas sineas muda Indonesia juga harus diperhatikan5. Salah satu caranya melalui pendidikan.

Layar Tancap di Indonesia merupakan sarana yang digemari warga di tahun 1980’an (Perfilman Indonesia bisa di bilang sukses saat itu). Para warga saat itu lebih mudah menjangkau film-film yang ada saat itu dibandingkan saat ini. Hal itu disebabkan karena akses yang mudah dan gratis.

Dengan masuknya era globalisasi di Indonesia, para sineas-sineas Indonesia sering mendapat kesempatan menampilkan film mereka ke luar negeri. Hal ini sangatlah p o s i t i f k a re n a s e c a r a l a n g s u n g k i t a menceritakan kebudayaan Indonesia melalui film.

Hal tersebut tentunya menjadi tanggung jawab tersendiri bagi para Sineas untuk menjaga kualitas film itu sendiri karena dari hal tersebut memunculkan fakta bahwa film merupakan jendela pengenalan budaya Indonesia ke luar negeri.

Sineas muda harus berbuat lebih baik dan selalu belajar agar skill terus meningkat. Mengingat saat ini sudah memasuki era globalisasi, maka Sineas muda harus dituntut menjaga kualitas-kualitas film karena saat ini para Sineas di luar negeri seperti Amerika (Eropa), Korea (Asia), dan Thailand (Asean) sudah beberapa langkah lebih maju dibandingkan Indonesia.

Saat ini pendidikan perfilman sudah ada di beberapa Universitas dan Institusi pendidikan seperti ISI, IKJ, dan UMN. Namun ada ketimpangan yang timbul dimana tidak semua bisa kalangan masyarakat bisa mendapat kesempatan untuk menikmati pendidikan tersebut karena adanya masalah ekonomi dan tingkat pendidikan sebelumnya menjadi pemicunya.

GILANG PIDIANKU | 150115908

Timbulnya keterbatasan akses saat ini adalah lebih ke arah permasalahan tiket yang mahal dan makanan/minuman yang juga mahal pada bioskop-bioskop modern saat ini. Yang terakhir adalah bioskop itu sendiri yang biasanya berada di pusat perbelanjaan. Kedua hal tersebut membuat beberapa kalangan masyarakat seperti kalangan masyarakat tingkat ekonomi rendah menjadi kehilangan kesempatan untuk menonton film dan juga belajar kebudayaan luar melalui film, padahal saat ini sudah memasuki era globalisasi.

3


SEKOLAH FILM DI KOTA YOGYA

RTA DENGAN PENDE

TAN INCLUSIVE ARCHITECTURE

INCLUSIVE Architecture

Menurut Howard Fletcher, desain inklusif merupakan desain yang bertujuan untuk membuang sekat yang merupakan sebuah usaha pemisahan yang tidak semestinya. Desain juga tersedia bagi semua orang untuk berpartisipasi secara sama, nyaman dan mandiri di kegiatan sehari-harinya. Desain yang baik juga harus merefleksikan perbedaan dan tidak membuat sekat diantara perbedaan tersebut (Fletcher Howard, 2006.) Ada 5 hal yang merupakan prinsip dasar dan fungsi dasar sebuah desain inklusif menurut Howard Fletcher, yaitu: 1.Menaruh pelaku sebagai jantung proses desain (hal pokok). 2. Mengakui perbedaan dan keberagaman 3. Menawarkan pilihan dimana 1 solusi desain tidak bisa mengakomodasi semua pengguna 4. Menyediakan fleksibilitas dalam penggunaannya 5. Menyediakan bangunan dan lingkungan yang mudah dan menyenangkan bagi semua penggunanya. Desain inklusif akan membantu orang untuk menggunakan ruang dengan rasa aman, nyaman, percaya diri, dan lebih bermartabat. Peengguna juga merasa adil dalam berpartisipasi terhadap ruang karena tidak adanya sekat-sekat pemisah, dan pengguna juga lebih mandiri dan efektif terhadap aktifitas yang dilakukannya.

GILANG PIDIANKU | 150115908

4


SEKOLAH FILM DI KOTA YOGYA

Permasalahan: - Film adalah Format Budaya - Kurangnya kualitas sineas mudas - Keterbatasan layar bioskop - Hilangnya kejayaan Layar Tancap

latar belakang

RTA DENGAN PENDE

TAN INCLUSIVE ARCHITECTURE

Proyek: - Indonesia mengalami kenaikan pesat dalam dunia film -Infrastruktur masih sangat kurang -Terbatasnya akses dunia film -Yogyakarta mulai mengapresiasi film

PROGRAM Scheme TUJUAN: Terciptanya Ruang belajar dan menonton film yang dapat diakses oleh seluruh kalangan masyarakat dengan didukung oleh kualitaskualitas tertentu.

latar belakang

Inti Masalah: - Terbatasnya Akses Dunia Film - Kualitas Sineas

INCLUSIVE ARCHITECTURE SASARAN: - Merancang bangunan Sekolah Film yang dilekngkapi dengan Layar Tancap. - Merancang Ruang yang bersifat Inklusif

GILANG PIDIANKU | 150115908

5


SEKOLAH FILM DI KOTA YOGYA

RTA DENGAN PENDE

TAN INCLUSIVE ARCHITECTURE

BUILDING Regulation Tapak terpilih adalah wilayah Umbulharjo teparnya di Jalan Timoho II, Yogyakarta. Tapak dipilih berdasarkan penilaian dengan berbagai macam kriteria dan aspek. Lokasi site merupakan lahan tegalan yang diperuntukan untuk wilayah budaya dan pendidikan. Batasbatas dari site ini antara lain: Utara

: Jalan Gendeng Cantel

Selatan

: Jalan Timoho II

Timur

: Hunian Warga, SMP Panguhdi Luhur 1

Barat

: Hunian Warga

Ukuran & Data Tapak: Luas Total Tapak

: 11.215 m

Rumija

: 3-6-3

GSB

: 6 meter

KDB

: 80%

KLB

: 1,6

Tinggi Bangunan

: 16 meter

GILANG PIDIANKU | 150115908

6


SEKOLAH FILM DI KOTA YOGYA

RTA DENGAN PENDE

TAN INCLUSIVE ARCHITECTURE

SPACE Program

ACADEMIC DEPARTEMEN 2.713 M

2

OFFICE DEPARTEMEN 382,2 M

2

MOVIE SCHOOL 6.299 M

MAINTANCE & SERVICE DEPARTEMEN 713 M

2

2

PUBLIC DEPAREMEN 1.589 M

2

GILANG PIDIANKU | 150115908

7


SEKOLAH FILM DI KOTA YOGYA

RTA DENGAN PENDE

TAN INCLUSIVE ARCHITECTURE

SPACE Program

Keluar

Masuk

MACRO SPACE PROG

Parkir Umum

M

MICRO SPACE PROG Public Departemen

Kurangnya Kualitas Sineas Muda

Dept. Pengunjung

Keluar

M

R.Diskusi Pelatihan

Masuk

Lobby

Lobby Parkir Siswa

Dept. Akademik

Bioskop Layar Tancap

Parkir

Kantin

Area Pameran Toilet

Parkir Staff

Dept. Maintance Service

Dept. Kantor

GILANG PIDIANKU | 150115908

Area Pameran

8


SEKOLAH FILM DI KOTA YOGYA

RTA DENGAN PENDE

TAN INCLUSIVE ARCHITECTURE

SPACE Program Academic Departemen

Office Departemen

R.Servis Studio

Maintance Service Departemen

Toilet

R.Studio Shooting Keluar Keluar

Masuk

Keluar

R.Servis Studio

Masuk

R.SDM R.Screening R.Tata Usaha

Perpustakaan

R.KA Tata Usaha

R.Servis Studio

R.Studio Rekaman

R.Rapat & Diskusi

R.Studio Screenwriting

Toilet

R. Kepala Sekolah

R.Servis Studio

Pantry

R. Arsip

WTP R.Staff Keuangan

Keluar

R.Wakil 2

R.Staff Alat

R.Studio Editing

Toilet

R.Servis Studio

R.Rapat & Pelatihan

Toilet

R.Staff Administrasi

R.Wakil 1

R.Staff Studio

R.Penyimpanan Alat

Pos Penjaga R.Staff Keamanan

R.Kepala Studio

R.Staff Pengajar

R.Pendaft Siswa

R.CCTV

Masuk

R.Wakil 4

R.Wakil 3

R.Staff Marketing

Masuk

Loading Dock

Gudang

R.Staff Perawatan

R.ME R.Genset

Toilet R.Kelas

GILANG PIDIANKU | 150115908

9


SEKOLAH FILM DI KOTA YOGYA

RTA DENGAN PENDE

TAN INCLUSIVE ARCHITECTURE

MACRO Concept SITE PLANNING

SITE

INCLUSIVE ARCHITECTURE

SITE

Pada program perencanaannya secara Macro (skala lingkungan/neighbourhood), diharapkan site yang digunakan beserta rancangan didalamnya memberikan intervensi ke sekitarnya sekaligus dampak bagi sekitarnya, dan di waktu yang sama pula diharapkan warga mempunyai intervensi serta dampak bagi site itu sendiri, sehingga terjadi interaksi satu sama lain. Untuk menunjang perencanaan awal ini maka peran Inclusive Architecture sangat diperlukan dalam perancangannya untuk mewujudkan interaksi diantara keduanya, dikarenakan interaksi ini merupakan Tujuan awal dari proyek Sekolah Film ini.

GILANG PIDIANKU | 150115908

10


SEKOLAH FILM DI KOTA YOGYA

RTA DENGAN PENDE

TAN INCLUSIVE ARCHITECTURE

MACRO Concept MASSING PROCCESS +13.00 Bangunan di sekitar site yang mayoritas merupakan rumah tinggal memiliki ketinggian rata-rata yaitu kurang lebih 8.00 meter dari permukaan tanah. Bila rancangan bangunan berada di +-0.00 maka bangunan akan memiliki ketinggian 13.00 meter.

+8.00

+-0.00

+8.00 Public Zone

+-0.00

Public Zone

Public Zone

Public Zone

Dengan pendekatan Inklusif, maka bangunan diturunkan ke dalam tanah sedalam 5.50 meter. Agar tinggi bangunan masih setara dengan sekitarnya tidak terkesan ekslusif. Selain itu dengan bangunan yang berada di bawah tanah, maka semua Studio diletakan dibawah tanah dengan pertimbangan kedap cahaya dan kedap suara.

Office Zone

Studio Zone

Pemilihan atap juga dipertimbangkan karena hal ini merupakan elemen penunjang tampilan bangunan. Karena pendekatannya yang Inklusif, maka atap bangunan tidak menggunakan atap at, melainkan menggunakan atap dengan sudut yang sama dengan sekitarnya. Penggunaan bentuk atap panggang pe dikarenakan pertimbangan peletakan outdoor cinema.

GILANG PIDIANKU | 150115908

11


SEKOLAH FILM DI KOTA YOGYA

RTA DENGAN PENDE

TAN INCLUSIVE ARCHITECTURE

BUILDING Design

GILANG PIDIANKU | 150115908

12


SEKOLAH FILM DI KOTA YOGYA

RTA DENGAN PENDE

TAN INCLUSIVE ARCHITECTURE

Academic & Public Dept Building Outdoor Learning Area

BUILDING Design

Office & Maintance Service Dept Building Maintance Service Dept Building

Public& Academic Moto Parking Area Staff Parking Area

Outdoor Exhibition Area Public& Academic Parking Area

Outdoor Cinema Area

Public& Academic Car Parking Area

GILANG PIDIANKU | 150115908

13


SEKOLAH FILM DI KOTA YOGYA

RTA DENGAN PENDE

TAN INCLUSIVE ARCHITECTURE

MICRO Concept SITE BARRIER

Area Rencana Barrier Bangunan

Barrier Tetangga (Pagar Rumah)

Pada bangunan Sekolah Film ini, bagian selatan dan utara tampak tidak memiliki barrier sama sekali, dengan harapan warga sekitar bisa mengakses tempat ini kapan saja yang sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Serta untuk menjaga InklusiďŹ tas lainnya, pada bagian timur dan barat site hanya menggunakan pagar warga sekitar untuk dijadikan pembatas Sekolahh Film ini.

GILANG PIDIANKU | 150115908

14


SEKOLAH FILM DI KOTA YOGYA

MICRO Concept

RTA DENGAN PENDE

TAN INCLUSIVE ARCHITECTURE

22.00

ACCESS INCLUSIVITY

18.00

Hampir semua bangunan dan area luar bangunan ini menggunakan transportasi utama berupa ramp dengan tujuan agar semua kalangan masyarakat (difabel dan non difabel) dapat mengakses semua tempat atau ruang di Sekolah Film ini. Material yang digunakan menggunakan material yang tidak terlalu licin dan tidak kasar yaitu menggunakan Torso sebagai pelapis nya.

Ramp Type A

4.00

22.00

22.00 Ramp Type B -2.75

-2.75

22.00 7

-5.50

12.00

3.50

22.00 E 15

3.50

10.00

Ramp Type C

Section 1 Ramp type C Scale 1:75

GILANG PIDIANKU | 150115908

15


SEKOLAH FILM DI KOTA YOGYA

RTA DENGAN PENDE

TAN INCLUSIVE ARCHITECTURE

MICRO Concept ACCESS INCLUSIVITY

Outdoor

Indoor

Edges Guiding

Edges Guiding

Edges Guiding

Outdoor

Indoor

Cross Guiding

Cross Guiding

Outdoor

Indoor

Fork Guiding

Fork Guiding

GILANG PIDIANKU | 150115908

Selain itu, secara transportasi/sirkulasi vertikal, bangunan ini juga mengadopsi aspek-aspek Inclusive Architecture seperti penggunaan guiding block untuk difabel pengelihatan dan perbedaan warna pada tepi sirkulasi untuk penderita buta warna.

16


SEKOLAH FILM DI KOTA YOGYA

MICRO Concept

RTA DENGAN PENDE

TAN INCLUSIVE ARCHITECTURE

VIEW INCLUSIVITY

Glass Material Layar Tancap

Dalam rancangan ini yang merupakan Sekolah “Film�, maka penglihatan juga menjadi salah satu aspek penting yang harus dipertimbangkan. Maka dari itu, dengan pendekatan yang Inklusif, rancangan Sekolah Film ini sebisa mungkin menginkulsifkan setiap ruang secara view/penglihatan, yaitu dengan tujuan agar barrier antara penglihatan orang di dalam bangunan dan diluar bangunan bisa diminalisir. Dengan begitu, bagian dalam dan luar bisa saling berinteraksi dan juga sekaligus mengawasi. Material dinding terluar menggunakan kaca yang transparan untuk memenuhi tujuan tersebut. Tujuan utama Layar Tancap diletakkan di tengah site dan diturunkan adalah agar akses view menjadi semakin banyak, bila hanya 1 level (+-0.00), maka akses view tidak sebanyak bila 2 level (+-0.00 & -5.50).

GILANG PIDIANKU | 150115908

17


SEKOLAH FILM DI KOTA YOGYA

MICRO Concept

RTA DENGAN PENDE

TAN INCLUSIVE ARCHITECTURE

WATER INCLUSIVITY

Growing Media (Soil) Bioswale

Water Infiltration (Sewer System)

Bioswale

Bioswale

Bioswale

PVC Pipe 4in

Concrete Paving

PVC Pipe 4in

Concrete Paving

Rain Water Tank Green Area FFL +-0.00

(10x5x1,5 m) Car Parking Area FFL +0.10

Car Parking Area FFL +0.10

Soil

Soil

Continous Green Area Water Pipe (PVC 4in)

To Central Tank

To Central Tank

Outdoor Cinema FFL -5.40

Aspek lain yang harus dipertimbangkan adalah aspek-aspek diluar manusia dan bangunan, yaitu lingkungan. Dengan pendekatan Inclusive Architecture, maka air-air yang jatuh di tapak akan diserap oleh Bioswale yang sudah dirancang, lalu disimpan ke dalam Rain Water Tank. Secara aspek utilitas, dirancangannya sistem ini bertujuan untuk menyerap air sebanyak-banyaknya dikarenakan bila tidak diserap dengan maksimal, maka tapak yang diturunkan ke bawah tanah bisa terjadi banjir.

GILANG PIDIANKU | 150115908

18


SEKOLAH FILM DI KOTA YOGYA

RTA DENGAN PENDE

TAN INCLUSIVE ARCHITECTURE

MICRO Concept WIND INCLUSIVITY

Selain inklusiďŹ tas terhadap air, inklusiďŹ tas terhadap angin juga diperhatikan. Maka dari itu curtain wall yang digunakan seluruh bangunan sebisa mungkin memasukan udara ke dalam bangunan agar terjadi pula pertukaran udara di dalam bangunan. Selain itu tidak diberikannya plafond pada titik tertentu pula menjadikan bangunan ini bisa bertukar udara dengan lebih lancar. Diletakkannya pohon disekitar bangunan bertujuan pula sebagai barrier angin bila terlalu kencanga, karena bisa akan menyebabkan atap yang lepas.

GILANG PIDIANKU | 150115908

19


SEKOLAH FILM DI KOTA YOGYA

RTA DENGAN PENDE

TAN INCLUSIVE ARCHITECTURE

MICRO Concept URBAN INCLUSIVITY

Pada rancangan Sekolah Film ini, area-area hijau dijadikan wadah untuk area pameran. Dimana para pembuat film di dalam atau di luar sekolah ini dapat memajang hasil karya nya berupa poster film atau format lainnya dalam panel-panel yang sudah disediakan.

GILANG PIDIANKU | 150115908

20


SEKOLAH FILM DI KOTA YOGYA

RTA DENGAN PENDE

TAN INCLUSIVE ARCHITECTURE

MICRO Concept URBAN INCLUSIVITY

Area-area hijau lainnya juga dirancang sebagai area-area sharing tentang ďŹ lm, serta lahan-lahan lainnya bisa digunakan warga sekitar berjualan (Kaaki lima) atau hanya sekedar berkumpul.

GILANG PIDIANKU | 150115908

21


SEKOLAH FILM DI KOTA YOGYA

RTA DENGAN PENDE

TAN INCLUSIVE ARCHITECTURE

MICRO Concept URBAN INCLUSIVITY

Area central dari rancangan ini yang berupa layar tancap diharapkan bisa memberikan akses lebih terhadap warga-warga yang memiliki keterbatasan ke layar Bioskop. Selain itu para pembuat film juga bisa berkontribusi memberikan filmnya untuk ditonton dan dikurasi bersama warga-warga yang menonton.

GILANG PIDIANKU | 150115908

22


SEKOLAH FILM DI KOTA YOGYA

RTA DENGAN PENDE

TAN INCLUSIVE ARCHITECTURE

MICRO Concept URBAN INCLUSIVITY

Perpustakaan juga disediakan untuk pelajar serta warga sekitar, agar akses terhadap literasi film (pendidikan film) tidak lagi menjadi sebuah keterbatasan.

GILANG PIDIANKU | 150115908

23


SEKOLAH FILM DI KOTA YOGYA

RTA DENGAN PENDE

TAN INCLUSIVE ARCHITECTURE

BUILDING Structure Galvalum Sand Roof (6x1 m Module)

Space Frame Structure (1x1 m Module)

WF Steel (125x250 mm) Structure Coloumn (0,55x0,55m) Galvalum Sand Roof (6x1 m Module)

Truss Frame Structure Wall Panel

(1x1m Module)

(Glass & Gypsum) Solarban 70XL Glass (Curtain Wall) Concrete Slab 0.20m Concrete Wall 0.20m Concrete Slab 0.20m Bearing Wall

Waffle Structure (0.90 x 0.90 m Module) WF Steel (125x250 mm)

Bearing Wall Structure Beam (0,75x0,35m)

Concrete Slab 0.20m

Structure Coloumn (0,55x0,55m) Tie Beam (0.35x0.35m) Footplat Foundation (1,2 x 1,2m)

Bearing Wall Structure Beam (0,75x0,35m) Structure Coloumn (0,55x0,55m) Tie Beam (0.35x0.35m) Footplat Foundation (1,2 x 1,2m)

GILANG PIDIANKU | 150115908

24


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.