3 minute read

KESEHARIAN LIVE IN SISWI URSULIN

Next Article
HARI TERAKHIR

HARI TERAKHIR

Selasa (28/3/2023) pukul 09.17 WIB, rombongan guru dan siswi kelas 8 SMP Santa Ursula Jakarta tiba di desa Muntilan, Magelang, Jawa Tengah dengan tujuan melakukan pembelajaran Live-In. Warga Sekolah SMP Santa Ursula disambut dengan meriah dan hangat oleh para PIC (person in charge) desa tersebut.

Advertisement

Rombongan dikenalkan kepada salah satu tradisi warga desa setempat, yaitu prosesi penyambutan pengusiran kejahatan. Dalam proses ini, air dituang di tangan mereka dan mengeringkannya menggunakan hawa panas arang yang membara. Setelah kering, tangan ditaburkan oleh abu dari Gunung Merapi.

Setelah setiap siswi selesai dengan proses tersebut, mereka semua baris berkumpul di lahan. Siswi dijelaskan sedikit tentang desa Muntilan dan area sekitarnya.

Sesudah di jelaskan, siswi dengan guru pendampingnya menuju ke dusun masing-masing yang sudah dipilihkan. Sesampai di dusun masing-masing, siswi menuju ke tempat kumpul dan diberi briefing aktivitas, norma yang berlaku di dusun tersebut dan nama orang tua asuh mereka.

Mulailah aktivitas pertama, yaitu mencari orang tua asuh. Siswi bertemu dengan teman serumahnya dan juga mulai berinteraksi kepada warga desa dengan menanyakan lokasi orang tua asuh mereka. Setelah bertemu orang tua asuh yang dimaksud, mereka saling mengenalkan diri, sembari menuju rumah orang tua asuh tersebut. Di dalam rumah orang tua asuh, siswi saling berkenalan dengan seluruh anggota keluarganya. Setelah sudah saling mengenal, siswi mengikuti kegiatan orang tua asuhnya, seperti ikut pergi ke sawah, masak, dll. (JY)

(Rabu/19/3/23) hari kedua kami diajak untuk melakukan jejak pangan. Jejak pangan adalah aktivitas dimana kami mengelilingi sawah sawah yang terdapat di daerah tersebut. Kami belajar banyak tentang tumbuhan di sekitar kami antara lain cara menanamnya, nama tumbuhannya dan bagaimana cara merawat tumbuhan tersebut agar dapat tumbuh dengan baik.

Di jejak pangan kami diajak untuk menanam sebuah rumput di atas sebuah lumpur yang dimana kami harus masuk kedalam lumpur tersebut dan menanam rumput tersebut. Setelah melakukan jejak pangan kami diajak untuk memasak masakkan hasil panen tersebut, banyak sekali macamnya seperti buncis, kacang panjang, tomat, timun, dan lain lainnya.

Dalam memasak hasil pangan tersebut satu kelas dibagi menjadi dua kelompok. Setelah memasak hasil panen tersebut tentu saja akan dimakan secara bersama sama.

Banyak sekali hal hal positif yang dapat dipelajari selama satu hari tersebut yaitu kita harus selalu bersyukur, bekerja sama untuk membuat makanan yang enak dari bahan pangan sehingga dapat di makan bersama sama dan nilai kekeluargaan seperti tanggung jawab atas tugasnya masing masing di dapur dan komunikasi antar anggota kelompok.

Setelah itu kami satu kelas mengerjakan program kerja kami yaitu mengajari anak anak di sekitar tentang materi materi yang telah kami peroleh seperti matematika, IPA, bahasa inggris dan lain lain. Kami mengajari mereka kata kata dalam bahasa inggris seperti cat, donut, dog, apple dan lain lain.

Kami senang dapat mengajari mereka, karena mereka juga aktif dan terlihat bahagia. (JKA)

Kamis (30/3/2023), siswi-siswi diajak untuk melakukan jelajah alam.

Setelah berkumpul pada pukul 08.00 WIB, siswi-siswi diberi briefing singkat lalu berangkat untuk menembus hutan. Mereka diberi permainan-permainan yang tiap permainannya memiliki makna sendiri. Di tengah perjalanan, mereka diajak untuk masuk ke dalam sungai dengan kedalaman sekitar 10 cm. Mereka diajak untuk melawan arus sungai dan memanjat tangga bambu yang terletak di tengah air terjun.

Mereka juga melintasi sebuah belahan sempit yang konon dibuat oleh para petani dengan cara digali secara berkala di masa lampau untuk pengairan. Setelah memutari hutan, sampailah mereka di Gua Maria Tuk Ing Katentreman atau disebut juga Imatuka.

Mereka melaksanakan misa alam disana, dan memakan nasi doa. Setelah selesai, mereka diberi gelas untuk memilih ingin minum teh manis hangat atau air dari mata air yang terdapat disana. Mata air itu sendiri sudah terbukti memiliki tingkat pH 8 yang mana termasuk tinggi. Setelah itu, mereka diminta pulang karena langit mulai gelap dan tidak ingin mereka kehujanan. Walau beberapa anak tetap basah kuyup kehujanan, tapi mereka sampai di rumah orang tua asuh mereka masing-masing dengan selamat.

Jumat (31/3/2023) merupakan hari terakhir mereka di desa. Pada hari ini, tidak ada kegiatan khusus yang diadakan di desa untuk dijalani. Hari mereka yang hanya sampai jam 12 di sana, mulai seperti biasanya. Para siswi makan pagi, mandi, lalu keluar untuk bertemu teman-teman lain.

Tetapi mereka keluar bukan hanya untuk bermain, tetapi juga untuk meletakkan barang bawaan mereka dan menunggu jemputan truk untuk ke tempat parkiran bis.

Mayoritas siswi sebelum keluar memberi goodie bag ke orangtua asuh mereka dan pamit, tetapi ada juga yang saat sedang bermain atau baru selesai main melakukan hal-hal tersebut. Karena sudah merasa dekat mereka dengan orangtua asuh, ada siswi-siswi yang tidak mau meninggalkan desa dan menangis saat pamit.

Acara perpisahan merupakan penyerahan kembali siswi-siswi SMP

Sanur kepada para guru SMP dan lepas dari tangan para guru ETM serta warga. Sekitar jam 10:00-10:30

WIB, para siswi sudah berkumpul di lapangan parkir untuk menaiki bis dan melakukan perjalanan mereka ke Jogja.

Perjalanan mereka berjalan lumayan lancar, karena masih pagi dan belum ada kemacetan sebab masih di tempat yang relatif sepi. Ada yang tertawa, menangis, dan biasa saja dalam perjalanan ke Jogja karena hubungan erat yang mereka sudah bangun dengan warga-warga di Magelang tersebut. (LAA)

This article is from: