BULLETIN 101 RUANG KELAS SULIT HYBRID JADI ALTERNATIF

Page 1

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh Salam Pers!!

Alhamdulillahirrobbilalamin, kami segenap keluarga besar UKM Pers Sukma mengucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Berkat karunia-Nya, kami dapat menerbitkan Buletin Edisi ke-101. Di tiap buletinnya, kami selalu menghadirkan informasi terkini kepada seluruh mahasiswa dan mahasiswi Politeknik Negeri Lampung. Hal tersebut dilakukan dengan tetap menjunjung tinggi kode etik jurnalistik.

Kami juga memohon maaf, apabila dalam penerbitan buletin kali ini terdapat kesalahan. Tak lupa, rasa terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam proses penerbitan ini. Besar harapan kami agar pembaca setia dapat memberikan saran dan masukan sebagai bentuk mendukung kemajuan hasil buletin dari UKM Pers Sukma selanjutnya.

Politeknik Negeri Lampung

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh 30 November 2022, 10.25 WIB Pemimpin Redaksi: Triyono

PELINDUNG Direktur Politeknik Negeri Lampung PENASEHAT Wakil Direktur III Politeknik Negeri Lampung PEMBINA Ali Murtopo PEMIMPIN UMUM Wayan Adi Rama Sekretaris Umum : Annisa Yogi Febyanti Bendahara Umum : Prasastia Romanda PEMIMPIN REDAKSI Triyono Sekretaris Redaksi : Mutiara Salsabila Editor : Novrianni Agnes Monika Sinurat Staf : Aura Adzra Salsabil, Shindy Aryati Layout : Melani Safira Staf : Andri Febriyadi Putra, Riska Ayu Wulandari Liputan : Alfina Fadilah Yusriyana Non Liputan : Hanysa Firdiandita Staf : Alif Zhofirul Umam, Bethari Leonita Imanen Media Daring : Jevi Adriansyah Staf : Alfito Ramanda Bakti Koor. Editor Video & Dokumentasi : Abdurrahman Irfan Staf : Danang Aryo Aditama Susilo, Sofyan Nur Zailani PEMIMPIN USAHA Diah Ayu Lestari KAPUSLITBANG M. Khadafi Sekretaris Kapuslitbang : Linda Wati Kesekretariatan :Staf :Auditor : Risya Syafitrah Staf : Rima Oktaviyana, Siti Marwiyah Humas dan Publikasi : Farhan Herly Pratama Staf : Arif Prayoga Wiraditama, Asya Desta Farisa, M. Gilang Rizki Pasya Desain: Andri Febriyadi Putra, Rima Oktaviyana, Melani Safira, Alfito Ramanda Bakti, Hanysa Firdiandita

Ruang Kelas Sulit, Hybrid Jadi Alternatif

Sukma_Polinela; Di masa pandemi Politeknik Negeri Lampung (Polinela) memaksimalkan sistem pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi dengan cara menerapkan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) ataupun Hybrid Learning Agung Adi Chandra, selaku Pembantu Direktur (Pudir) III memberi tanggapan terkait sistem perkuliahan di Polinela. “Jadi sebenarnya hybrid itu style, hybrid itu choice saat ini. Kalau kita sadari Politeknik itu 70% di lapangan, dan 30% nya itu mata kuliah tertentu. Misalnya harus tatap muka, ya itu bisa jadi choice, jadi yang bisa dihybridkan itu seperti mata kuliah umum yang sebenarnya jika dilakukan hybrid bisa dilakukan secara efesien, si dosen bisa menggunakan multimedianya, Learning Management System (LMS) sudah wajib dilaksanakan dan mahasiswa juga perlu menyikapi dengan baik apapun medianya tetap harus diikuti,” ungkapnya.

Salah satu Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) Jurusan Perikanan mengatakan, bahwa ia pernah mengalami kuliah di luar ruangan. “Biasanya jika tidak dapat kelas dan untuk Zoom tidak memungkinkan karena ada perhitungan lainnya, maka perkuliahan dilaksanakan di luar. Mau gak mau, ya anak-anak saya suruh bawa papan tulis. Sebenarnya bukan di luar juga sih. Jadi, di Polifish itu ada ruangan terbuka, biasanya di situ, yang penting anak-anak tetap belajar,” ujarnya.

Direktur Polinela, Sarono beranggapan praktik di lapangan memang seperti itu kebijakannya. “Karena kita di bidang pertanian, perternakan, perikanan, kadang ujian, kuliah dilaksanakan di saung meeting yang ada itu tidak masalah, malah menguatkan kita untuk hidup di lapangan,” tambahnya.

Kepala Jurusan (Kajur) Peternakan turut menjelaskan, bahwa perkuliahan semua dilaksanakan secara daring dan itu cukup. “Kuliah itu semuanya dilaksanakan secara daring. Zoom yang ada itu semuanya cukup di semua prodi. Untuk ruang yang ada itu digunakan hanya untuk praktik, dan semuanya sudah terdata dan terdistribusi,” tuturnya.

Selaras dengan Kajur Peternakan, Sarono mengatakan, bahwa sebenarnya Polinela memliki gedung kelas yang cukup, namun terkadang dosen tidak mau memanfaatkannya. “Sebenarnya gedung kita cukup, cuma kadangkadang penggunaannya tidak mau sore, padahal sore sampai jam 10 malam pun boleh, gak ada masalah, cuma kadang dosen tidak mau memanfaatkan padahal gedung tersedia,” ucapnya.

Sudah setengah jalan perkuliahan di semester ganjil, sistem perkuliahan hybrid masih dilakukan untuk beberapa mata kuliah tertentu di setiap program studi (prodi). Sistem perkuliahan ini menuai banyak tanggapan positif maupun negatif, baik dari mahasiswa hingga dosen. Keluhan-keluhan terdengar dari beberapa mahasiswa yang beranggapan, bahwa sistem perkuliahan hybrid

hanya alternatif karena fasilitas ruang kelas yang tidak mencukupi dari mahasiswa yang tiap tahunnya bertambah.

Iis Ike Setiani, Mahasiswa Prodi Produksi Tanaman Pangan memberikan tanggapan terkait sistem perkuliahan hybrid hanya untuk mengatasi ruang kelas yang belum memumpuni. “Menurut saya, perkuliahan hybrid ini cukup efektif dilakukan karena mengingat Polinela saat ini belum memiliki cukup gedung untuk melaksanakan kuliah offline sepenuhnya,” ucapnya.

Terdapat beberapa pendapat mahasiswa terkait perkuliahan hybrid, mulai dari segi pemaparan materi oleh dosen yang kurang tersampaikan, mahasiswa yang kurang interaktif, daya terima mahasiswa yang rendah, terkendala sinyal, dan sebagainya, salah satunya Awang Taufiq Ilham, Mahasiswa Prodi Perjalanan Wisata.

Terdapat beberapa pendapat mahasiswa terkait perkuliahan hybrid, mulai dari segi pemaparan materi oleh dosen yang kurang tersampaikan, mahasiswa yang kurang interaktif, daya terima mahasiswa yang rendah, serta kendala-kendala sinyal, dan sebagainya, salah satunya pendapat Awang Taufiq Ilham, Mahasiswa Prodi Perjalanan Wisata. Ia merasa prihatin akan kurangnya fasilitas kampus untuk pemenuhan kegiatan pembelajaran. “Tanggapan saya sih cukup memprihatinkan ya, di mana jumlah mahasiswa tahun ini lebih banyak, namun ruangan kelas tidak bisa nampung semua mahasiswa untuk belajar

secara offline. Seharusnya hal seperti itu menjadi hak dasar mahasiswa untuk memperoleh fasilitas berupa ruangan kelas agar proses perkuliahan berjalan dengan nyaman di kampus, karena saat ini juga kita sudah mulai pulih dari pandemi, yang mana kegiatan perkuliahan lebih efektif dilaksanakan kembali secara offline,” tuturnya.

“Jadi menurut saya, sistem perkuliahan hybrid yang dilaksanakan masih kurang efektif, karena sistem hybrid masih banyak kendala dalam pembelajaran,” lanjut Awang.

M.Alfasha, Mahasiswa Prodi Pengelolaan Produk Agroindustri (PPA) turut menyayangkan prodinya yang hybrid tak menentu. “Kalau di prodi saya memang gak dapat kelas gitu, jadinya pake laboratorium sendiri dan pernah tabrakan juga jamnya, jadi solusinya terkadang pake ruangan praktikum,” ucapnya.

Pudir III juga menanggapi terkait ruang kelas yang dianggap mahasiswa belum mencukupi, ia menyampaikan bahwa semua butuh proses untuk menyediakan sarana dan prasarana guna menunjang kegiatan pembelajaran. ”Jadi, ada beberapa fokus, yaitu fokus pertumbuhan dan fokus perkembangan. Sebelum berkembang kita harus mulai dari proses bertumbuh, jadi pertumbuhan prodi di negara kita itu tidak bisa bangunannya dibangun dulu, baru prodinya dibuat. Perencanaannya itu harus ada asas kebutuhan baru bisa direncanakan. Maka, sekarang kita bisa lihat bahwa kita membangun gedung di belakang. Nah ini, teman-teman kadang gak mengetahui konsep itu,” tegasnya.

Alfasha berharap agar pembangunan gedung serta fasilitas dapat memadai untuk kegiatan perkuliahan. ”Harapan saya jangan terlalu lama daring, karena nanti yang semester 5 sudah mau penelitian atau seminar proposal (sempro), seminar hasil (semhas),” katanya.

Namun di sisi lain, Sarono beranggapan bahwa Mahasiswa Polinela harus terbiasa dengan daring. “Karena hidup kita ke depan akan daring, jadi Mahasiswa Polinela harus terbiasa daring. Belajar itu harus dimulai dari sekarang, agar mahasiswa kita tidak gaptek karena mencari pekerjaan sekarang sudah online, melamar pekerjaan online, dan bahkan wawancara pun juga online,” ujarnya.(*Aura)

Mahasiswa sedang mengikuti zoom meeting perkuliahan di ruangan terbuka, Senin (21/11/2022) / Foto: Dok. UKM Pers Sukma

Mahasiswa Keluhkan Fasilitas Tempat Duduk

Sukma_Polinela; Mahasiswa Politeknik Negeri Lampung (Polinela) selalu bertambah tiap tahunnya. Program studi (prodi) baru yang terus bermunculan tidak diikuti dengan penambahan fasilitas kampus yang memadai, salah satunya seperti tempat berkumpul atau tempat duduk di area lingkungan Polinela. Tempat berkumpul yang seharusnya dapat menunjang kegiatan mahasiswa guna tempat menunggu, bertukar pikiran, organisasi, hingga tempat untuk belajar ataupun sekedar untuk kerja kelompok selepas perkuliahan dianggap kurang memadai, sehingga tidak sedikit mahasiswa mengeluhkan hal tersebut.

Terdapat beberapa area tempat duduk dan berkumpul mahasiswa di sekitar kampus antara lain, beberapa bangku tunggu di sekitar gedung-gedung perkuliahan, beberapa saung di Agro Edutourism, bangku di Wi-Fi Corner, bangku taman di area gerbang depan Polinela, bangku titik point Gojek, bangku di area kantin, bangku meja bundar di depan kesekretariatan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Polinela, bangku taman di depan Gedung Raflesia (PPA), serta bangkubangku di sekitar belakang GSG. Kondisi bangku-bangku tersebut cukup memprihatinkan, di mana cat bangku mulai pudar, karatan, berlumutan untuk kursi semen, bentuknya yang mulai mengikis, dan jumlahnya yang sedikit.

Fasilitas berupa bangku kuning atau biasa disebut bakun yang berada di samping Gedung Sakura Polinela kini hanya tersisa satu, dikarenakan rusak dan termakan usia, namun tidak ada pengganti atau pembaharuan bangku yang baru dari pihak akademik. Nadia Yaumi, Mahasiswa Jurusan Ekonomi dan Bisnis (Ekbis) juga berpendapat, bahwa tempat berkumpul di Polinela kurang, dan membuat mahasiswa harus duduk di depan gedung-gedung. “Kurangnya tempat kumpul di Polinela berpengaruh terhadap kenyamanan mahasiswa, karena Mahasiswa Polinela banyak sekali yang akhirnya mereka berkumpul di depan gedung-gedung dan tidak indah dipandang,” ujarnya.

Tidak hanya itu, bangku yang berada di area kantin juga tidak dapat menampung Mahasiswa Polinela yang ingin makan-minum, sehing-

ga banyak mahasiswa yang akhirnya duduk di belakang pelataran Gedung QB yang menyebabkan sekitar gedung tersebut kotor dan kumuh, karena kurangnya kesadaran mahasiswa. Selain itu, mahasiswa juga harus antri untuk mendapatkan tempat duduk apalagi di saat jam istirahat. Mahasiswa yang memenuhi kantin di saat yang bersamaan ditambah sulitnya mencari tempat duduk yang bersih menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan bagi mahasiswa yang ingin istirahat di kantin. ”Ketika kantin sedang ramai, waktu jam istirahat, maka saya bersama teman-teman saya menunggu lumayan lama untuk mendapatkan bangku, dan sangat sulit untuk mencari tempat duduk yang bersih,” ujar Putri Fadilla.

Menanggapi kurangnya tempat duduk di lingkungan Polinela, Mahasiswa Prodi Teknologi Pembenihan Ikan (TPI), Septian Wahyudi berpendapat, bahwa kurangnya tempat duduk berdampak tidak baik. “Menurut saya terkait kurangnya tempat duduk di kampus ini berdampak tidak baik dikalangan mahasiswa, terutama untuk yang sedang menunggu kegiatan perkuliahan atau praktikum.

Di mana di Polinela itu praktiknya berjenjang, jadi rentang waktunya dari praktIk pertama dan kedua itu ti-

dak banyak ataupun sambil menunggu perkuliahan selanjutnya. Nah,itulah momen mahasiswa membutuhkan fasilitas tempat menunggu tempat duduk bersama,” jelasnya.

“Tempat duduk itu perlu banget. Penting, karena sebagian mahasiswa juga perlu tempat berkumpul saat menunggu jam atau pada saat jam kosong apalagi banyak mahasiswa yang duduk di depan gedung yang kadang mengganggu dan juga mengotori bagian-bagian tertentu,” sambungnya.

Dalam perihal ini, Kepala Sub-Bagian Rumah Tangga menyatakan, bahwa belum ada usulan tentang tempat duduk dari Bagian Rumah Tangga ke Perencanaan. “Karena kita kampus negeri, jadi jika tahun ini saya mengusulkan ke perencanaan, maka perencanaan yang usul ke Pusat Jakarta, dan mengargumentasikan tidak bisa langsung, tapi belum ada usulan tentang bangku,” jelas Erlis.

Melihat kurangnya bangku, Windi Mahasiswa semester 1 Prodi Manajemen Informatika (MI) berharap supaya tempat berkumpul ditambah lagi. “Harapannya bisa ditingkatkan lagi tempat berkumpul dan kursi di pinggir jalan tersebut, agar kalau lagi nunggu temen lainnya gak capek berdiri, dan gak harus duduk di pinggir

jalan,” ujarnya.

Tidak jauh beda dengan Windi, Septian Wahyudi juga berharap hal yang serupa. “Harapan saya ke depan, untuk kampus tercinta ini untuk menyediakan tempat duduk, setidak-tidaknya menyediakan kursi di setiap titik tunggu mahasiswa yang disediakan oleh kampus,” harapnya.

Perihal ini, Direktur Polinela mengatakan, bahwa penambahan bangku di area kampus dapat ditunggu dan akan diajukan setelah proses pembangunan gedung perkuliahan selesai. “Ya nanti kita siapkan, itu mah gampang sih. Kita tunggu saja gedung belakang itu jadi, tempat parkirnya jadi. Nanti bangku kursi kita siapkan, kalau cuma bangku kantin itu gampang sih, banyak juga yang mau masuk, jadi tunggu aja,” ujar Sarono.

(*Shindy)

Salah satu bangku kuning yang tersisa dengan kondisi tidak layak di samping Gedung Sakura, Minggu (06/11/2022) / Foto: Dok. UKM Pers Sukma
_Rangga Umara
“Selalu berusaha tanamkan cara berfikir positif dalam setiap aspek kehidupan kita.”

Kolaborasi dengan PT Charoen Pokhpand, Polinela Adakan Kampanye Gizi

Produksi Ternak sebagai Penanggung jawab dalam kegiatan bagi telur. M. Fajri Mahasiswa Prodi Teknologi Produksi Ternak selaku panitia bagi telur menginformasikan bahwa pengelolaan dari telur mentah hingga siap dibagikan dilakukan oleh Prodi Teknologi Produksi Ternak sendiri. “Pemrosesan dari telur mentah, pencucian, perebusan, perpacking-an hingga selesai dan siap untuk dibagikan ke seluruh mahasiswa Polinela dan Civitas akademik,” tegasnya.

karena biasanya senin dan jumat hanya apel jadi dengan adanya kerja bakti juga membuat mahasiswa lebih menghargai lingkungan,” ungkapnya.

Rico kurniawan, Mahasiswa Prodi Akuntansi Bisnis Digital Semester 1 mengeluhkan kurangnya persiapan dan antusias mahasiswa yang masih kurang dalam kegiatan ini. “Seru sih cuman banyak peserta di belakang masih duduk-duduk dan kurang terkoordinir terus sound musiknya juga kurang terdengar sampai belakang,” jelas Rico.

Sukma_Polinela; Politeknik Negeri Lampung (Polinela) menyelenggarakan Kampanye gizi yang berkolaborasi dengan PT. Charoen Pokphand Indonesia Feedmill Lampung. Kegiatan ini baru pertama kali dilakukan dan dibuka langsung oleh Direktur Polinela, Jumat 07 Oktober 2022 di Gedung Serba Guna (GSG) Polinela.

Kampanye gizi ini dalam rangka gerakan makan telur dua butir setiap hari untuk Indonesia sehat dan cerdas, kegiatan ini berlangsung setiap Jumat secara berturut-turut di bulan Oktober dan pada minggu terakhir akan dibagikan pada saat pelepasan wisuda tanggal 29 Oktober 2022.

Hadi Widayat sebagai perwakilan PT. Charoen Pokphand Indonesia Feedmill Lampung menuturkan, tujuan diadakannya kampanye ini agar mahasiswa dapat meneruskan kebiasaan makan telur dua butir setiap hari ke lingkungan keluarga maupun orang di sekitarnya. “Kita menyasar ke mahasiswa karena kami menganggap mahasiswa merupakan kelompok masyarakat yang terdidik dan terpelajar yang mempunyai pola pikir lebih baik tentang gizi, karena itu kami menanamkan benih baik kepada mahasiswa untuk dapat terus meneruskan kebiasaan makan dua butir telur sehari baik di lingkungan keluarga, dan semuanya,” ujarnya.

Hadi Widayat juga menjelaskan bahwa total telur yang dibagikan sebanyak 20.000 butir telur, ”Butir telur yang dibagikan pada acara pertama dan kedua sebanyak 12.000 butir telur, dan

untuk acara ketiga dibagikan sebanyak 6.000 butir telur dan 2.000 butir telur terakhir akan dibagikan pada saat wisuda,” jelas Hadi.

Agung Adi Chandra, Pembantu Direktur (Pudir) III juga merasa bersyukur kolaborasi Polinela disambut baik oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Feedmill Lampung serta antusias dari mahasiswa serta civitas akademik Polinela. “Setelah berdiskusi dengan PT. Charoen Pokphand Indonesia Feedmill cabang Lampung alhamdulilah sinergi kita untuk meningkatkan gizi mahasiswa gayung bersambut, PT. Charoen Pokphand Indonesia Feedmill Lampung siap berkolaborasi dengan kita di tiap minggunya dengan acara serupa selama bulan Oktober dan kami juga meminta nanti disaat wisudaan kita dapat kampanye gizi juga dan juga semoga acara-acara lain yang ada di luar nanti kolaborasi ini tetap jalan mengkampanyekan gizi untuk masyarakat Indonesia,” tuturnya.

Ia juga menambahkan bahwa ini merupakan permulaan yang baik. “Kerjasama PT. Charoen Pokphand Indonesia Feedmill ini di samping telurnya di bagi kemahasiswa menambah gizi yang kedua itu keterimaannya PT. Charoen Pokphand Indonesia Feedmill dengan keberadaan Polinela dan yang ketiga daya saing dan daya jual Polinela,” tutur Agung.

PT. Charoen Pokphand Indonesia Feedmill Lampung menyerahkan kurang lebih 20.000 butir telur kepada Program Studi (Prodi) D4 Teknologi

Ira Novitasari Dosen Teknologi Pangan mengapresiasi baik dengan adanya kampanye ini. “Acara ini bagus sih artinya mahasiswa kita jadi tahu bahwa sebenarnya gizi itu dibutuhkan supaya badan kita sehat dan juga dapat membuat kita lebih cerdas dalam menerima perkuliahan,” ujarnya.

Hanya saja untuk pembagian telur masih belum merata dan kondusif sehingga banyak mahasiswa mendapatkan telur lebih banyak ataupun tidak mendapatkan telur sama sekali. Sopiyan Adi Permana Mahasiswa Prodi Akuntansi Bisnis Digital merasakan kurang meratanya pembagian telur pada mahasiswa. “Banyak anak yang mendapatkan telur lebih dari seharusnya sehingga pembagian telur jadi tidak merata dan kurang kondusif,” tuturnya.

Kegiatan ini juga dibersamai oleh kegiatan lainnya seperti kerja bakti pada kegiatan pertama dan senam pada kegiatan kedua. Dosen Teknologi Pangan itu menanggapi, bahwa dengan diadakannya kegiatan bersih-bersih dan senam juga diperlukan agar mahasiswa tidak jenuh di kelas terus. “Acara bersihbersih dan senam menurut saya perlu, supaya mahasiswa tidak jenuh di kelas terus, lalu budaya sehat harus dibentuk karena Polinela identik dengan budaya disiplin maka dengan kegiatan seperti ini bisa membentuk mahasiswa menjadi sehat dan juga bersih,” tuturnya.

Serupa, Nabila Aldora Mirabel Mahasiswa Semester 5 beranggapan kegiatan kampanye bagi telur yang diadakan perdana oleh Polinela ini cukup menarik. “Kegiatan bagi telur ini perdana diselenggarakan oleh kampus ini cukup menarik buat saya,” ucap Nabila. Ia juga menambahkan kegiatan senam dan kerja bakti ini sangat bermanfaat. “Senam selain bikin sehat, kegiatan seperti ini bikin mood mahasiswa happy

Ira selaku dosen berharap agar mahasiswa dapat lebih menerapkan budaya bersih dan sehat dalam diri mereka. “Harapan saya semoga budaya bersih dan sehat dapat terbentuk di dalam diri mahasiswa walaupun realitanya di lapangan mahasiswa masih kurang antusias dan kurang aktif sehingga memang kembali ke mahasiswanya masing-masing,” ucapnya.

Sopiyan juga berharap setelah ada kampanye bagi telur mahasiswa mendapatkan edukasi pentingnya makan telur dua butir setiap hari. “Harapan saya setelah ada edukasi ini Mahasiswa Polinela dapat lebih tertarik lagi untuk makan telur, karena telur memiliki banyak manfaat,” harap Sopiyan.

Nabila berharap kegiatan ini dapat terus terlaksana di tiap bulannya. “Saya berharap kegiatan seperti ini dapat terus terlaksana seterusnya setidaknya sebulan sekali,” harapnya.(*Shindy)

Reporter: Rima Oktaviyana Melani Safira Penyampaian pentingnya makan telur dua butir setiap hari oleh Hadi Widayat perwakilan PT. Charoen Pokhpand, Jumat (14/10/2022) / Foto: Dok. UKM Pers Sukma Pembagian telur oleh D4 TPT kepada mahasiswa di Lapangan Belakang GSG, Jumat (14/10/2022) / Foto: Dok. UKM Pers Sukma

Vakum 2 Tahun, BEM Kembali Gelar Polinela Fair

Sukma_Polinela; Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Politeknik Negeri Lampung (Polinela) kembali menggelar acara Polinela Fair. Acara tahunan yang diselenggarakan oleh BEM ini sempat vakum 2 tahun dikarenakan adanya Covid-19, dan pada tahun ini mulai diselenggarakan kembali dengan beberapa cabang perlombaan yang disediakan. Dibuka langsung oleh Direktur Polinela di Gedung Sakura, Senin, 09 Oktober 2022.

Polinela Fair mendapatkan apresiasi dari beberapa mahasiswa, salah satunya Adil Dharma Wibowo selaku Presiden Mahasiswa (Presma) sangat mengapresiasi diadakannya kembali Polinela Fair. “Saya sangat mengapresiasi para pihak panitia penyelenggara, karena dapat menggelar kembali acara Polinela Fair setelah 2 tahun vakum, dan tahun ini kembali diadakan kembali,” tuturnya.

Sasaran utama pada acara ini ialah mahasiswa dari setiap Program Studi (Prodi). Polinela Fair diikuti 119 peserta yang berasal dari 24 prodi. Acara ini berlangsung dari tanggal 9–23 Oktober 2022. Ajang yang diperlombakan antara lain, futsal putra, badminton ganda campur, voli putra , voli putri, Mobile Legend, da’i, dan qiro’ah serta terjemahannya.

Kegiatan tahun ini mengangkat tema “Larutkan Perbedaan, Reaksikan Persamaan, Hasilkan Persaudaraan.” Maksud dari tema tersebut adalah, untuk menyatukan Organisasi Mahasiswa (Ormawa) pada tingkat prodi yang ada di Polinela agar saling bertemu di ajang perlombaan demi terciptanya silaturahmi setiap prodi.

Elmon Andreas Dinata, Ketua Pelaksana Polinela Fair mengatakan, tujuan diadakannya acara ini untuk meningkatkan potensi dan mengasah kekompakan pada Ormawa yang ada di Polinela demi tercapainya silaturahmi. “Dalam  hal ini, tujuan pada acara ini ialah saatnya bagi kita untuk mengoptimalkan potensi sumber daya manusia yang kita miliki untuk menjalin kerjasama, serta mengasah kekompakan Ormawa yang ada di Polinela. Dengan terlaksananya Polinela Fair ini diharapkan dapat terjalin kekeluargaan yang erat dan dapat meningkatkan kekompakkan antar Ormawa,” jelas Elmon.

Adil menjelaskan bahwa, Polinela Fair ini juga merupakan sarana bagi mahasiswa untuk menjalin silaturah-

mi kepada mahasiswa lain. “Polinela Fair ini juga merupakan sarana kawankawan mahasiswa Polinela untuk ajang silaturahmi dan mencari teman di Prodi lainnya.  Saya juga sangat menantikan Polinela Fair selanjutnya karena kegiatan ini sangatlah terasa, ketika kita tidak pernah bertemu dengan prodi lain dan hanya say hi ketika berpapasan di jalan, kini dengan adanya acara ini bisa lebih dari sekedar itu,” jelasnya.

Ketua Pelaksana juga mengapresiasi baik pada acara tersebut karena dapat meningkatkan semangat, dan melatih mahasiswa untuk berkompetisi atau bersaing, serta dapat memiliki daya saing yang tinggi di masa yang akan datang. “Pada masa perkuliahan ini merupakan cara yang paling tepat untuk mempersiapkan generasi emas Indonesia di masa yang akan datang, dan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan semangat berkarya untuk berprestasi bagi mahasiswa dengan berkompetisi dengan sesama ormawa, sehingga diharapkan dapat memiliki daya saing yang tinggi di era milenial seperti sekarang,” tegasnya.

Pemenang piala bergilir Polinela Fair tahun 2022 diraih oleh Program Studi D4 Teknologi Produksi Ternak, dengan meraih tiga emas dan satu perak. Yongki Davidson yang pada saat itu sebagai perwakilan prodi tersebut mengatakan, dengan kemenangan ini bukan hanya kemenangan tetapi juga merupakan ajang pembuktian. “Ke-

menangan ini juga ajang pembuktian dari prodi dan jurusan bahwasanya Polinela memiliki manusia yang bisa diandalkan,” ungkapnya.

Salah satu Mahasiswa D3 Produksi Tanaman Pangan, Miftahul Lutfi, mengapresiasi baik dengan diadakannya Polinela Fair, dikarenakan dapat menjaring dan melihat potensi atlet Mahasiswa Polinela yang berkualitas. “Acara ini sangat bermanfaat ya, karena dengan adanya Polinela Fair ini kita bisa menjaring atlet-atlet kita yang berbakat, sehingga apabila ada kejuaraan yang jenjangnya nasional, kita sudah ada cadangan memiliki atlet-atlet yang berkualitas, dan juga bisa melihat potensi-potensi yang ada pada Mahasiswa Polinela,” pujinya.

Pada acara ini terdapat beberapa kendala, salah satunya ialah kekurangan dana, serta kurangnya ruang atau gedung untuk perlombaan da’i dan qiro’ah karena ruangan masih dipakai perkuliahan hingga sore hari. “Untuk kendala sendiri ada beberapa yang pertama pasti kurangnya dana, kemudian yang kedua kurangnya gedung karena acara dilaksanakan pada sore hari, namun beberapa gedung masih sering dipakai kuliah hingga sore,” kata Elmon.

Sefta Ismar Lestari, Mahasiswa D4 Teknologi Perbenihan, dan merupakan salah satu peserta lomba badminton ganda campur, merasa kecewa dengan beberapa suporter yang anarkis sehingga menimbulkan kericuhan pada saat

lomba sedang berlangsung. “Acara yang diselenggarakan sudah cukup baik dari panitia maupun peserta, akan tetapi sangat disayangkan untuk para suporter masih ada beberapa yang anarkis, sehingga menimbulkan keributan yang mengganggu konsentrasi pada saat perlombaan berlangsung. Walaupun tidak semua, namun itu sangat berpengaruh terhadap jalannya acara,” ujar Sefta.

Lutfi berharap, Polinela Fair ini tetap diadakan dan lebih banyak lagi ajang perlombaannya. Bukan hanya itu, ia juga berharap dapat diadakan pameran dan sebagainya agar tidak monoton. “Untuk ke depannya semoga tetap diadakan, dan lebih banyak lagi cabangcabang atau kompetisinya. Kemudian, jika Polinela Fair ini diadakan mungkin bukan hanya sekedar perlombaan, namun bisa diadakan pameran, live music, dan lain-lain.  Menurut saya acara Polinela Fair ini cukup monoton, karena saya melihat di kampus-kampus lain sudah cukup baik, tapi Polinela masih tertinggal jauh dan acaranya masih terbilang monoton,” harap Lutfi.

Presma berharap, Polinela Fair tetap diadakan kembali dengan beberapa ajang perlombaan yang lebih meriah lagi. “Harapannya adalah bagaimana kegiatan Polinela Fair ini dapat lebih besar lagi dengan berbagai ajang perlombaan yang lebih meriah, dengan inisiasi kegiatan yang dapat mengembalikan semangat kawan-kawan Mahasiswa Polinela,” harapnya.(*Aura)

Selebrasi yang di lakukan oleh Rahmat (BDP) dalam pertandingan futsal antara BDP vs AKTP di Lapangan Futsal Polinela, Sabtu (15/10/2022) / Foto: Dok. UKM Pers Sukma

Banggakan Polinela, Mahasiswa Akuntansi Raih Juara 1 APBN dan BPDPKS se-Sumbagsel

manfaat, seperti menambah relasi, ilmu, pengalaman dan pengetahuan kita. Selain itu, penghargaan yang kita peroleh tersebut dapat menambah nilai plus bagi kita,” tambahnya.

Sukma_Polinela; Mahasiswa Politeknik Negeri Lampung (Polinela) Program Studi (Prodi) D4 Akuntansi Bisnis Digital, Alhaque Ferdiansyah dan Novrianni Sinurat meraih Juara 1 Cerdas Cermat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Kelapa Sawit yang diselenggarakan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang berkolaborasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Satu Lampung. Kegiatan tersebut mengusung tema “Sinergi dan Kolaborasi Wujudkan Pemberdayaan Unit Kecil, Mikro, dan Koperasi (UKMK) Berkelanjutan”. Kegiatan Cerdas Cermat APBN dan Kelapa Sawit merupakan salah satu rangkaian kegiatan Kemenkeu Satu dengan Relawan Pajak di Provinsi Lampung dan Provinsi Bengkulu. Puncak acara ini dilaksanakan di Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Bengkulu dan Lampung, 18-20 Oktober 2022.

Untuk perlombaan cerdas cermat ini awalnya dilakukan babak penyisihan yang dilaksanakan secara online via Zoom Meeting pada 12 Oktober 2022, dan untuk media test- nya menggunakan aplikasi Kahoot! . Pada babak final dilaksanakan pada 19 Oktober 2022, pukul 13.00 WIB – 17.00 WIB di Aula Raflesiger Lantai 5 Kanwil DJP Bengkulu dan

Lampung.

Pada babak penyisihan terdapat 80 mahasiswa yang berasal dari 12 Perguruan Tinggi yang ada di lingkungan Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung, mulai dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup, Universitas Ratu Samban, Universitas Islam Negeri (UIN) Fatmawati Sukarno Bengkulu, Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya, Universitas Lampung (Unila), Politeknik Negeri Lampung (Polinela), Universitas Malahayati (Unmal), Universitas Mitra Indonesia (Umitra), Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Gentiaras, Universitas Muhammadiyah Metro, dan Universitas Muhammadiyah Pringsewu.

Peserta yang lolos dibabak penyisihan tersebut berjumlah 10 orang, yang berasal dari 6 kampus yang dibentuk menjadi 5 tim. Di mana Tim 1 dari Unila, Tim 2 dari Polinela, Tim 3 dari STIE Gentiaras, Tim 4 dari Universitas Muhammadiyah Metro, dan Tim 5 dari Umitra dan Universitas Muhammadiyah Pringsewu.

Pada kegiatan ini, materi yang dilombakan, yaitu perpajakan, dan pengetahuan umum terkait kelapa sawit. Format perlombaan tersebut berupa kasus, isian singkat, benar salah, dan pilihan ganda, yang dibagi

menjadi 3 ronde, yaitu:

1. Soal jatah 5 soal dengan nilai 100 poin. (dilempar 1x)

2. Soal rebutan 10 soal dengan nilai 150 poin. (dilempar 1x)

3. Soal bonus 5 soal dengan nilai 200 poin. (tidak dilempar)

Dengan adanya perlombaan ini, Alhaque Ferdiansyah mengatakan, bahwa perlombaan kali ini, ia tidak hanya mendalami perpajakan melainkan APBN juga. “Menurut saya pribadi, banyak hal yang saya dapat dari perlombaan ini. Dengan adanya perlombaan kali ini, saya tidak hanya dapat mendalami perpajakan saja, tetapi mendalami tentang apa itu APBN,” ucapnya.

Dengan menoreh prestasi ini, beliau mengatakan bahwa ini merupakan penghargaan pertamanya yang paling berkesan. “Saya agak sedikit tidak menyangka, karena ini adalah penghargaan pertama dan paling berkesan buat saya. Yang membuat penghargaan ini begitu berarti buat saya, karena begitu banyak saingan yang hebat dari teman-teman yang berasal dari perguruan tinggi keren lainnya. Untuk itu, hal ini menjadi pengalaman berarti buat saya dan rekan,” ujar Alhaque.

Novrianni juga menambahkan bahwa kegiatan ini sangat bagus. ”Tanggapan saya sangat bagus ya, apalagi kegiatan ini memiliki banyak

“Harapan saya, kegiatan ini dapat dilaksanakan setiap tahunnya, karena acara seperti inilah yang menjadikan wadah untuk para mahasiswa mengasah kemampuan diri, dan belajar lebih dalam tentang halhal yang belum diketahui,” ujar Alhaque. Beliau juga menyampaikan motivasi untuk Mahasiswa Polinela agar mengambil setiap kesempatan yang ada. “Mungkin dari saya pribadi, tentunya kesempatan tidak datang terus menerus, jadi ketika kesempatan datang, ambillah, jangan takut gagal, sekalipun gagal kita jadikan kegagalan tersebut sebagai motivasi dan evaluasi diri kita untuk menjadi lebih baik, dan kita coba terus menerus,” harapnya.

Selaras dengan Alhaque, Novrianni Sinurat juga berharap agar pihak DJP Bengkulu dan Lampung dapat mengadakan kegiatan ini tiap tahunnya. “Harapan saya untuk pihak DJP Bengkulu Lampung itu semoga mereka tetap membuat event seperti ini untuk meningkatkan prestasi serta tekat mahasiswa untuk mencetak prestasi dan pengalaman. Dan harapan saya untuk Mahasiswa Polinela, terutama Prodi Akuntansi Bisnis Digital dan Akuntansi Perpajakan itu, teman-teman bisa mengikuti setiap ada perlombaan, urusan menang kalahnya itu belakangan, karena yang terpenting itu tekat dan keberaniannya terlebih dahulu agar berani tampil di hadapan umum,” tutupnya.(*Shindy)

Reporter: Aura Adzra Salsabil Riska Ayu Wulandari Penyerahan plakat dan hadiah kepada pemenang lomba cerdas cermat APBN oleh BPDPKS di Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak, Kamis (20/10/2022) / Foto: Dok. Endah Yuni Puspita Sari
“Berfikirlah positif, tidak peduli seberapakerasnya kehidupanmu.”
_Ali bin Abi Thalib

D3 Produksi Ternak Jalin Kerja Sama Dengan PINTAR

Sukma_Polinela; Politeknik Negeri Lampung (Polinela) jalin kerja sama dengan Perhimpunan Industri Peternakan Ayam Ras (PINTAR). Kerja sama ini diawali dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU), Jumat, 14 Oktober 2022 sebagai tanda kelanjutan kerja sama kedua belah pihak untuk pemanfaatan Rumah Potong Ayam (RPA).

Imelda Panjaitan, selaku Kepala Program Studi (Kaprodi) D3 Produksi Ternak mengatakan, Polinela melakukan kerjasama dengan PINTAR yang dituangkan dalam perjanjian ker-

Suraya Kaffi Syahfura, sebagai pengelola TEFA Polibronik untuk RPA memberikan informasi terkait RPA yang berkolaborasi dengan PINTAR dengan kontrak kerja selama 5 tahun. “Dengan adanya RPA, diharapkan kita bisa menyediakan daging ayam yang ASUH dan bisa diproduksi sendiri oleh Polinela, sehingga kita dapat mempekerjakan anak-anak atau alumni, serta mahasiswa-mahasiswi agar lebih terampil dalam membuat ayam karkas,” tuturnya.

Ia juga menambahkan bahwa, kedepannya sudah tidak akan ada lagi

“Wah banyak alat-alatnya antara lain processing unggas, kapasitas alat di RPA ini juga bisa menampung lebih dari 5000 ekor/hari jadi. Kalau ini bisa berjalan oke, bisa saja kebijakan Direktur nanti membuat RPA yang lebih besar lagi nantinya,” tutur Suraya.

Kaprodi D3 Produksi Ternak mengatakan, RPA ini bisa digunakan juga untuk prodi lain, namun masih dipersiapkan. “Sebenarnya tidak hanya bisa dipakai oleh Prodi Peternakan saja, prodi lain juga bisa belajar di RPA, namun kami masih menyusun  ramburambunya,” ungkapnya.

sangat bermanfaat untuk pembelajaran Mahasiswa Peternakan. ”Jelas membantu, karena dengan adanya RPA di Polinela ini dapat berguna untuk pembelajaran mahasiswa, terutama di bidang peternakan,” ungkapnya.

Selaku pengelola TEFA Polibronik RPA, Suraya juga menanggapi bahwa RPA ini masih dalam tahap uji coba. ”Ini masih uji coba, tapi yang bekerja di RPA kita ada Mahasiswa D3 Produksi Ternak dan sudah dipakai untuk praktek Animal Welfare oleh mahasiswa semester 5,” katanya.

Suraya Kaffi Syahfura juga berharap, dengan adanya RPA ini mahasiswa dapat lulus dengan terampil dan kompeten, kerja sama dengan PINTAR dapat membawa mitra-mitranya untuk bisa memotong di Polinela. “Jadi, anakanak yang membantu disini terampil dan cepat pengolahannya, sehingga mahasiswa menjadi terlatih dan lulus dengan kompetensi bisa mengelola RPA,” harapnya.

Selaras dengan Suraya, Imelda juga berharap, dengan adanya RPA ini bisa membuat mahasiswa lebih berkompeten. “Walaupun bukan kerja sama dengan industri yang pertama, saya harap keberadaan RPA ini dapat meningkatkan kompetensi khususnya mahasiswa Produksi Ternak di bidang processing di skala industri,” tuturnya.

ja sama. ”Yang menjalin kerja sama dengan PINTAR adalah D3 Produksi Ternak, dituangkan dalam perjanjian kerja sama yang ditandatangani oleh Direktur waktu itu, saya juga turut mendampingi. Perjanjian tersebut berisi PINTAR akan menyediakan RPA untuk menjadi Teaching Factory Processing unggas,” ucapnya.

Beroperasi sejak 24 Oktober 2022, RPA yang berkolaborasi dengan asosiasi yang bergerak di bidang usaha/ bisnis peternakan ayam ini, dikelola oleh Teaching  Factory (TEFA) Polibronik Program Studi (Prodi) D3 Produksi Ternak Polinela yang bertujuan memberikan pembelajaran pengelolaan pemotongan ayam secara higienis melalui rantai dingin, sehingga menghasilkan produk ayam ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal).

ayam hidup yang dikirim ke luar Jawa, tetapi yang dikirim berupa ayam karkas. ”Karena kedepannya daging-daging yang dibawa ke luar Jawa sudah tidak bisa ternak hidup lagi sehingga harus dalam bentuk karkas, jadi kita lagi uji coba sehingga anak-anak kita nanti menjadi kompeten dan mengetahui proses karkas yang baik,” tambahnya.

Polinela sebelumnya sudah memiliki RPA dengan ukuran yang lebih kecil dan masih tradisional, setelah jalin kerja sama dengan PINTAR, RPA yang baru memiliki tempat yang lebih besar dan semi tradisional dengan alat-alat yang lebih canggih, dan dapat menampung lebih banyak muatan.

PINTAR bekerja sama dalam hal peralatan dan pembelajaran, salah satunya seperti alat processing unggas.

Hal tersebut selaras dengan komentar salah satu dari Mahasiswa semester 3 Prodi D3 Produksi Ternak, ia mengatakan bahwa Mahasiswa Prodi Peternakan belum bisa menikmati fasilitas tersebut. “Untuk saya sendiri mengetahui RPA tersebut berlokasi di dalam kampus, namun saya dan teman satu  kelas saya belum pernah masuk memakai, atau pun praktik di RPA tersebut. Mungkin akan dipakai mahasiswa, tapi belum tahu info lebih lanjutnya,” ujarnya.

Begitu pula Muhammad Zulian Putra, Mahasiswa Semester 3 mengatakan ia hanya sekedar tahu kalau di Polinela ada RPA. “Iya belum pernah menggunakanya, kalau sekedar mengetahui saya sudah tahu kalau di Polinela ada RPA,” ungkapnya.

Ia mengatakan adanya RPA ini

Mahasiswa D3 Produksi Ternak itu juga mengatakan bahwa, mereka belum tahu kapan bisa memakai fasilitas tersebut karena dari pihak kampus belum memberi tahu lebih lanjut terkait RPA itu berfungsi. “Harapannya, semoga saya beserta teman-teman mahasiswa bisa memakai fasilitas tersebut,” katanya.

Zulian juga berharap, dengan adanya RPA ini mahasiswa dapat bersaing di dunia kerja. “Harapannya yaitu mahasiswa dapat mengetahui proses-proses yang ada di RPA tersebut dan dapat bersaing di dunia kerja,” tutupnya.(*Aura)

“Datang bersama adalah awal, kebersamaan adalah kemajuan, dan bekerja bersama adalah keberhasilan.”
_Henry Ford RPA terbaru yang dibangun hasil kerjasama dengan PINTAR di Factory Teaching Polinela, Senin (31/10/2022) / Foto: Dok. UKM Pers Sukma

Sejumlah Ormawa Ajukan Pemasangan Wi-Fi

Sukma_Polinela: Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Komputer (Puskom) Politeknik Negeri Lampung (Polinela) merupakan unit yang melayani layanan jaringan, layanan website dan database, layanan informasi dan layanan lainnya. Wireless Fidelity (Wi-Fi) sendiri sudah terpasang di area kampus, namun masih tidak merata dan sulit dijangkau khususnya di area kesekretariatan Organisasi Mahasiswa (Ormawa) di sekitaran Gedung Serba Guna (GSG) Polinela. Layanan internet ini sangat diharapkan oleh anggota-anggota ormawa agar dapat menunjang kegiatan organisasi masing-masing.

Muhammad Rizky selaku Ketua Umum (Ketum) English Club (EC) menjelaskan bahwa Wi-Fi disekitar ruang-ruang sekret memang tidak terjangkau. “Hampir sering tidak bisa, karena susah terjangkau hingga ke dalam sekret, dan kalau bisa pun tidak lama langsung disconnect,” ungkapnya.

Ketum Politeknik Cinta Alam (Poltapala), Rizki Abdillah juga menyebutkan bahwa Wi-Fi Polinela yang ada tidak terjangkau hingga ke sekret Poltapala, yang terpasang hingga saat ini hanya kabel-kabelnya saja. “Di sekret Poltapala itu Wi-Fi Polinela susah dijangkau, kan ada tuh yang di belakang GSG, itu pun kita harus ke arah kebun Poltapala baru bisa terjangkau. Kalau pemasangan WiFi kampus ke sekret ormawa itu tuh pernah dengar katanya mau dipasang, cuma baru kabel-kabelnya saja yang ada di sekret,” tuturnya.

UPT Puskom menindaklanjuti keluhan-keluhan mahasiswa yang mengikuti kegiatan ormawa yang merasa bahwa Wi-Fi yang seharusnya menjadi fasilitas dan layanan yang sangat penting bagi mahasiswa, namun tidak bisa terjangkau hingga di sekret ormawa. Maka, pihak UPT Puskom menyarankan pengajuan surat permohonan pemasangan Wi-Fi dari satu perwakilan ormawa, namun masih ada beberapa ormwa yang belum mengetahui hal tersebut.

Ketua Umum (Ketum) Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Garda Kedisiplinan, Nindi Rahma, menuturkan belum mengetahui terkait pengajuan pemasangan Wi-Fi ke pihak Polinela. ”Sebelumnya saya tidak tahu kalau bisa mengajukan Wi-Fi, jadi sangat

perlu adanya Wi-Fi di sekret ormawa karena hampir semua kegiatan membutuhkan akses internet,” ujarnya.

Pengajuan Wi-Fi ini diajukan oleh beberapa ormawa yang ruangan sekretnya tidak terjangkau dari titik Wi-Fi yang sudah terpasang. Permintaan pemasangan ini diajukan pada kepada UPT Puskom dari UKM Pers Suara Kreativitas Mahasiswa

karena itu merupakan salah satu fasilitas yang ditunggu-tunggu, dan juga sinyal beberapa provider tertentu tidak bagus di saat digunakan di dalam Sekret.

Anisa Tri Atikah, selaku anggota UKM Garda Kedisiplinan mengeluhkan Wi-Fi Polinela tidak terjangkau hingga ke Sekretariatan. “Untuk WiFi Polinela itu tidak terjangkau, jarin-

untuk jaringan-jaringan provider tertentu kadang tidak terjangkau juga di sekret,” ungkap M. Kiftahulrohman.

Rizki juga beranggapan, perihal pemasangan Wi-Fi ini merupakan hal yang sangat bagus. “Bagus. Karena perihal simpelnya gini aja, kita kan kuliah juga masih setengah-setengah Zoom juga, kita absen juga masih pakai LMS, semuanya sekarang serba-serbi pakai internet ya. Ini sangat berpengaruh, sangat berdampak banget malahan, jadi kalau ada Wi-Fi di sekret bakal terfasilitasi orang yang berorganisasi juga itu kan jadinya kita enak,” ucapnya. Ia menyetujui bahwa Wi-Fi Polinela itu sangat penting untuk menunjang kebutuhan mahasiswa. “Wi-Fi di dalam sekret ini sangat perlu, karena menunjang kebutuhan mahasiswa khususnya anggota UKM itu sendiri,” tambahnya.

Salah satu anggota UKM BS, Tria Restiani, mengeluhkan bahwa Wi-Fi sangat perlu dipasang di area Sekret Ormawa. “Wi-Fi perlu banget sih, karena kalau Wi-Fi dari Polinela tidak sampai masuk ke dalam sekret, sedangkan sekret itu wadah singgah di dalam kampus. Untuk mengerjakan tugas di sekret itu terkendala banget sinyalnya, makanya Wi-Fi sangat diperlukan,” katanya.

Nindi juga berharap, pemasangan Wi-Fi ini dapat direalisasikan karena ini masih tanggung jawab pihak Polinela. “Harapannya semoga pemasangan Wi-Fi di sekret ormawa dapat dilakukan, karena sekret ini masih jadi tanggung jawab pihak Polinela untuk memfasilitasi hal-hal yang kurang dan dibutuhkan,” tuturnya.

(SUKMA), surat ini merupakan perwakilan pengajuan Wi-Fi pihak ruangan sekret UKM Garda Kedisiplinan, UKM Al-Banna, UKM Koperasi Mahasiswa (KOPMA), UKM Poltapala, UKM Bidang Seni (BS), UKM EC, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPM).

Banyak tanggapan positif perihal informasi bisa diajukannya pemasangan Wi-Fi di area sekret ormawa,

gan yang masuk ke dalam sekret juga kami tidak berharap lebih, dikarenakan sudah duduk di depan tetap tidak terjangkau apalagi hingga dalam sekret,” tuturnya.

Wakil Anggota Divisi (Wakadiv) Kaderisasi KOPMA juga beranggapan yang sama terkait Wi-Fi kampus. “Menurut saya sangat penting karena setiap sekret mempunyai kepentingan, entah input data dan sejenisnya, yang pasti memerlukan Wi-Fi, karena

Pihak UPT Puskom sudah menerima surat pengajuan Wi-Fi dari perwakilan masing-masing ormawa, terkait pemasangan Wi-Fi akan dilakukan secepatnya. Presiden Mahasiswa (Presma) memberi memberi harapan agar Wi-Fi segera terpasang. ”Semoga dapat benar-benar terpasang, supaya harapan menjadi kampus berprestasi juga dapat tercapai melalui hal ini,” jelas Adil Dharma Wibowo.

Suci Mei Lestari, anggota UKM Poltapala, juga mempunyai pendapat yang sama bahwasanya Wi-Fi merupakan salah satu fasilitas yang dibutuhkan. “Alhamdulillah banget karena Wi-Fi itu penting dan dapat mempermudah mahasiswa,” tutupnya. (*Aura)

Surat pengajuan wifi kepada UPT Puskom oleh UKM Perssukma yang mewakili ormawa, Kamis (27/10/2022) / Foto: Dok. UKM Pers Sukma

Lahan Praktikum Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Sukma_Polinela; Lahan praktikum di area gerbang belakang Politeknik Negeri Lampung (Polinela) berisi lahan praktikum yang biasanya digunakan oleh Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan. Di area lahan sawit ini terdapat hal yang terlalu tidak diperdulikan dan terlihat oleh civitas akademik. Lahan yang seharusnya merupakan tempat untuk kegiatan praktik mahasiswa terlihat dialih fungsikan menjadi lahan penumpukan dan pembakaran sampah.

Sampah-sampah di area Kampus Polinela ditumpuk lalu dibakar di area tersebut yang membuat area tersebut menjadi kotor karena sisa pembakaran dan sampah-sampah yang berserakan. Hal ini tentunya merusak keindahan dan tidak higienis untuk area di sekitar kampus.

Desky Ariyan, Mahasiswa Teknologi Perbenihan berpendapat pembuangan sampah di area lahan persawitan kurang etis. “ Tanggapan saya tentang adanya tumpukan pembuangan sampah disini kurang etis apalagi di lahan tempat mahasiswa praktikum. Seharusnya tidak boleh ada tempat pembuangan sampah di sini,” ujarnya.

Riski Rojabi, Duta Lingkungan Polinela berpendapat, bahwa pembuangan sampah di sawitan Polinela tersebut mengganggu kegiatan praktikum Prodi Tanaman Perkebunan. “Menurut saya membuang sampah akhir di sawitan itu kurang etis. Sampah dibuang ke sana karena tidak mempertimbangan faktor lingkungan, ditambah lagi asap sampah pembakaran yang akan mengganggu aktivitas praktikum mahasiwa yang berada di sekitarnya,” ujarnya.

Fahlia Raiesya Amini, Ketua Divisi Lingkungan Hidup Politeknik Cinta Alam (Poltapala) menyarankan, agar pihak kampus membuat tempat pembuangan sampah akhir atau sementara. “Jadi menurut saya hal seperti ini harus jadi perhatian lebih oleh para petinggi kampus ya, bahkan oleh mahasiswa pun, terutama tentang tumpukan sampah bukan cuman yang di belakang sawit aja tapi di beberapa tempat yang memang sering terlihat oleh mata. Untuk penumpukan sampah di kampus saja menurut saya tidak bisa dibenarkan apalagi pembakaran sampahnya, karena banyak akibat yang bisa ditimbulkan untuk lingkungan di sekitar kampus. Kalau pun kampus tidak memiliki tempat pembuangan sampah yang baik, menurut saya mengapa tidak

diadakannya atau dibuatkan tempat pembuangan sampah sementara, yang ketika sampah sudah terkumpul dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir, misalnya di Tempat Pembuangan Akhir (TPA),” tuturnya.

Desky juga menambahkan, bahwa sampah di area ini mengganggu dan membuat tidak nyaman. “Sampah ini sangat mengganggu apalagi varian sampahnya banyak, mulai dari sampah organik, non organik, dan sampah plastik yang susah terurai. Jadi kalau semua sampah ditumpuk di sini dan dibakar, maka asap juga akan mengganggu. Jadi kesannya kurang nyaman,” tambahnya.

Citra Septi Wahyuni, Anggota Divisi Lingkungan Hidup Poltapala juga berpendapat yang sama. ”Menurut saya lahan kelapa sawit itu kan juga menjadi sarana tempat belajar Mahasiswa Polinela yang Prodi Perkebunan. Tanggapan saya sih sebaiknya pihak kampus menyediakan tempat pembuangan sampah sendiri bukan di lahan, karena pembakaran itu juga mungkin bisa memicu terjadinya kebakaran lahan dan juga bisa merusak lingkungan di sekitar kelapa sawit itu sendiri, selain itu juga udara panas dari pembakaran menyebabkan keringnya lingkungan,” ujarnya.

Pembakaran sampah di area ini tentunya dapat membawa dampak

buruk tersendiri yang jarang disadari. Kegiatan pembakaran dan penumpukan sampah organik dan anorganik ini dapat mencemari udara, tanah, dan air serta masalah kesehatan yang akan dirasakan di lingkungan kampus ataupun sekitarnya.

Alisa Prodi Produksi Tanaman Perkebunan (PTK) menanggapi, bahwa pembakaran dari sampah dapat menimbulkan penyakit salah satunya sesak nafas. “Pasti menggangggu aktivitas, karena asap pembakarannya itu bisa menyebabkan sesak nafas,” ucapnya.

Ketua Divisi Lingkungan Hidup Poltapala juga berpendapat yang sama tentang dampak penumpukan dan pembakaran sampah di lingkungan kampus. ”Kalau terus-menerus gak perlu waktu lama penumpukan sampah bakal menggunung dan menjadikan lingkungan kampus menjadi tidak sehat, bahkan bisa mengganggu kesehatan masyarakat kampus maupun masyarakat di luar kampus yang terkena dampaknya,bahkan bisa mencemari air, udara di kampus itu sendiri,” kata Fahlia.

Salah satu Petugas Kebersihan Polinela yang tidak ingin disebutkan namanya menjelaskan, bahwa pembuangan sampah di lahan sawit adalah solusi dari pimpinan. ”Solusi dari

ra,” ungkap Petugas Kebersihan Polinela.

Muhammad Ale, Mahasiswa Teknologi Kontruksi Jalan dan Jembatan (TRKJJ) juga berharap, agar dibuatnya lahan untuk pembuangan sampah. “Banyak sampah organik dan non organik berserakan dan menumpuk di sawitan. Sebaiknya pihak kampus dapat membuat tempat penangkaran sampah untuk meminimalisir tertumpuknya sampah,” ujarnya.

“Harapan saya, jadikan masalah sampah itu menjadi perhatian paling utama untuk dibenahi. Saran saya untuk rekan-rekan mahasiswa bahkan seluruh warga kampus Polinela, hal dasar yang bisa kita lakukan untuk mengatasi permasalahan sampah adalah jangan malas untuk membuang sampah pada tempatnya dan jangan lupa pisahkan sampah organik dan non organik untuk memudahkan pengelolaan sampah itu sendiri, dan saran dari saya dibuatkan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) untuk mengumpulkan sampah yang ada di kampus,” tutupnya. (*Novri)

pimpinan, untuk sementara pembuangan sampah sawitan Polinela, karena kurangnya lahan untuk pembuangan sampah akhir, pimpinan memberikan solusi agar sampah dibuang di lahan sawit, yang di mana bersifat sementa- Lahan yang di jadikan tempat sampah di Lahan Sawit Polinela, Minggu (06/11/2022) / Foto: Dok. UKM Pers Sukma

Tips Menjalani Kehidupan Di Dunia Perkuliahan

Sukma_Polinela; Perkuliahan merupakan sebuah aktivitas pembelajaran bagi mahasiswa yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Dunia perkuliahan jelas sudah berbeda dengan dunia Sekolah Menengah Atas (SMA). Jika di SMA masih disebut “Siswa” sedangkan di perkuliahan disebut “Mahasiswa”. Mahasiswa disini diartikan siswa yang sudah dianggap dewasa, memiliki tanggung jawab untuk menjalankan studi yang sedang diambil.

Kuliah atau mahasiswa sering menyebutnya dengan biasa “Ngampus”, merupakan kehidupan yang akan dijalani selama 4 tahun atau selama 8 semester untuk mendapatkan gelar studi yang diampu. Akan tetapi, tidak banyak mahasiswa memiliki struggle dalam menjalani pembelajaran selama menjadi mahasiswa. Hmm, terus bagaimana ya cara menjalani kehidupan ngampus ini? katanya, banyak mahasiswa yang kesusahan lho. Eitsss, tapi jangan khawatir, disini Pers SUKMA sudah merangkum tips–tips bagi kalian semua supaya kalian dapat menjalani kehidupan didunia kampus. Mau tau apa aja? Mari kita simak.

1. Bangun Relasi

Sebagai mahasiswa tentunya mencari ilmu itu tidak terbatas. Maka dari itu, memperbanyak relasi juga penting untuk mendiskusikan tentang tugas–tugas kamu, maupun tentang ide gagasan yang kamu ciptakan. Misalnya, kamu ada tugas yang sulit, kamu bisa bertanya dengan kakak tingkat mengenai tugas tersebut. Biasanya mereka punya jawaban untuk tugas kamu. Selain itu, membangun relasi juga pent-

ing untuk mencari info satu sama lain, jadi kamu tidak ketinggalan info seperti perlombaan yang dapat mengasah skill kamu, info beasiswa, maupun info magang.

2. Baca Buku di Perpustakaan Teman–teman pasti jenuh kalau disuruh untuk membaca buku di perpustakaan. Pasalnya, perpustakaan itu identik dengan buku dan sepi. Tapi yang harus kalian tahu adalah penting banget lho membaca buku di perpus. Kamu bisa membuat referensi untuk tugas mata kuliah kamu yang ber-

Orang santun diantar ojek Untuk menukar sebungkus kretek Ini pantun buat mengejek

Buat orang yang berpikiran cetek

Orang itu harus banyak bersyukur, hargai selalu yang ada sebenernya kamu tahu sendirikan kalau apa yang kamu tebar itu yang kamu tuai.

Untuk Staff Khusus dan umum Kominfo HMJ EKBIS Semangat menjalani progja. jangan pudar semangat nya, saling bahu membahu kalo ada masalah, kurangin egois nya, jangan ada yang out sebelum purna. Semangat kalian (a..y.)

Teruntuk mba yang cantik-cantik minimal jangan ngebeban, Terus jangan sotoy gak baik untuk kesehatan nanti kena penyakit hati malah panas sendiri,chuakz.

Hai adek TSL yang gapyear, kangen loh jalanjalan muterin bandar lampung. Terserah lo mau dateng lagi ke gua kapan aja, gua bakal terima lo hehe :)

Dah semester 3 aja kita ges makin akur ya walaupun akrabnya kalo pas buat konten sama jalan-jalan aja mwehehe - Bunda <3

I like that you’re broken, Broken like me Maybe that makes me a fool

I like that you’re lonely, Lonely like me

I could be lonely with you

Tetap semangat semuanya yang sadtember, octrouble, Novemberantakan.

sangkutan. Jadi kamu sudah punya pegangan bagaimana untuk membuat tugas atau karya ilmiah. Tidak sampai disitu, biasanya perpustakaan kampus menampilkan skripsi kakak tingkat kamu. Jadi, kamu mulai bisa mencari judul sebagai referensi untuk skripsi maupun tugas akhir kamu. Nah, penting kan perpustakaan itu? Jadi jangan malas ke perpus yaa.

3. Manajemen Waktu Tips yang ketiga, manajemen waktu. Untuk kamu yang mengikuti organisasi pastinya harus bisa men-

Semoga kamu bisa mendapatkan seseorang yang lebih baik dan juga tidak berbeda seperti aku :’

Buat kamu, semoga perasaan aku bisa cepet selesainya

Buat semua yg ngekos di gang senen, Gak mau buat komunitas tah? semoga pertemanan kita tidak bubar hanya karena utang yg belum dibayar :) #circleGelapp

Siap Move On ke mas manis tekbem 21

kirim salam buat kakak yang udh pernah ngajak aku nonton marvel -dari lae

Sehat selalu untuk orang tua ku, yang telah menyekolahkan ku sampai ke perguruan tinggi, semoga kalian akan menyaksikanku di wisuda kelak nanti. -ARB

gatur waktu ya. Karena dunia kuliah ditambah organisasi pasti padat. Bisa-bisa kalau kamu tidak mengatur waktu kamu, akan berantakan kuliah kamu. Ingat ya, tujuan kamu di awal adalah berkuliah.

4. Mengikuti Organisasi atau Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)

Mengikuti organisasi itu penting lho, untuk membangun skill kamu. Kamu dapat mengikuti organisasi, seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Misalnya kamu menyukai fotografi, maka kamu dapat mengikuti UKM Fotografi yang ada di kampus kamu. Selain mendapat ilmu manajemen organisasi, di sini kamu dapat memperluas relasi.

5. Sisihkan Waktu untuk Diri Sendiri

Dalam waktu seminggu, kamu sudah menghabiskan 5 hari untuk berkegiatan di dunia perkuliahan, maupun itu belajar ataupun tentang organisasi yang ada di kampus. Maka dari itu sisihkan waktu untuk kembali fokus kepada diri sendiri agar kamu tetap termotivasi dan menjaga kesadaran diri.

Itu tadi tips dari pers Sukma dalam menjalani dunia perkuliahan, kalian dapat terapkan ya teman – teman. Tetap semangat berkuliahnya untuk kita semuaaa. (*Shindy)

Reporter : Annisa Yogi Febyanti Bethari Leonita Imanen Tips: Jum’at (25/11/2022) / Foto: UKM Pers Sukma Untuk D pangkat 2 R pangkat 2 S pangkat 2. Walau jiwa raga terbantai-bantai tetaplah santai. Cukup perasaan aja yang pudar kita jangan bubar <3 -Iry

Peran Teknologi Dalam Bidang Pertanian

Sukma_Polinela; Tidak dipungkiri lagi kehadiran teknologi sangat membantu kehidupan manusia karena dapat memudahkan suatu pekerjaan tersebut, termasuk dalam bidang pertanian. Di Indonesia ternyata sudah ada beberapa teknologi pertanian yang membantu pekerjaan para petani.

Inovasi teknologi pertanian berperan penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian, mengingat bahwa peningkatan produksi melalui perluasan lahan (ekstensifikasi) sulit diterapkan di Indonesia, di tengah-tengah konversi lahan

besar terjadi di Pulau Jawa 54%, dan Sumatera 38%. Perubahan konversi lahan terbesar adalah menjadi lahan perkampungan/lahan pemukiman 69%, dan kawasan industri 20%. (Fatchiya dkk. , 2016).

Kemajuan dan pembangunan dalam bidang apapun tidak dapat dilepaskan dari kemajuan teknologi, revolusi pertanian yang didukung oleh mesin-mesin, dan cara baru dalam bidang pertanian. Jika tidak ada perubahan dalam bidang teknologi, maka pembangunan pertanian pun berhenti. Produksi meningkat, bahkan dapat menurun karena ke -

Teknologi ini banyak dikembangkan di pertanian tanaman hortikultura dalam skala besar. Dengan adanya teknologi ini, penggunaan pestisida dan bahan kimia lainnya dapat lebih terarah dan efisien, sehingga mengurangi dampak negatif bagi lingkungan. Kedua teknologi otomasi, penerapan otomasi seperti ini masih terbilang sederhana. Namun, kini sistem otomasi yang lebih rumit sudah dikembangkan di Belanda.

Eldert Van Henten, mengembangkan teknologi deteksi dan alat panen otomatis untuk pir, persik,

dan status lainnya akan terintegrasi pada smartphone sehingga dapat dipantau secara real time.  Dengan penggunaan teknologi ini, efisiensi akan sangat meningkat, ketepatan waktu pada saat panen pun akan lebih terjaga.

Penerapan inovasi di wilayah pedesaan Indonesia, erat dengan penyelenggaraan penyuluhan. Penyuluhan untuk membantu petani penting dalam memperkenalkan inovasi teknologi pertanian-pertanian (Pranadji,2016). Peran penyuluh pada dasarnya tidak hanya sekedar memperkenalkan teknolo -

pertanian produktif ke non-pertanian semakin meluas. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), dalam kurun waktu 1983-1993 telah terjadi alih fungsi lahan seluas 935.000 hektar yang terdiri atas 425.000 hektar berupa lahan sawah, dan 510.000 lainnya bukan sawah atau rata-rata pertahun sekitar 40.000 hektar.

Tahun 1993-2003 diperkirakan konversi lahan mencapai dua kali lipat dari tahun 1983-1993, yaitu sekitar 80.000 -100.000 hektar per tahun. Wilayah konversi lahan ter-

suburan tanah atau kerusakan oleh hama penyakit yang masih merajalela. Contoh inovasi teknologi di bidang pertanian adalah teknologi sensor, dan teknologi otomasi. Sensor teknologi pertama dapat memberikan data yang konkrit dan real time  terhadap para petani. Sensor teknologi yang sedang dikembangkan saat ini adalah sensor teknologi bagi tanaman yang memanfaatkan drone untuk mendapatkan beragam data, seperti hama pertumbuhan, penyakit, dan permasalahan lainnya.

dan pisang di Wageningen University , Belanda. Alat ini bisa mendeteksi tingkat pigmen klorofil dan athocyanin terhadap alat yang disematkan, dan buah yang diamati. Selain itu, alat ini juga dilengkapi dengan pendeteksi kamera kombinasi warna (RGB) untuk mendeteksi kedalaman warna, sehingga ukuran buah dapat diketahui. Setelah data menunjukkan bahwa buah sudah matang, alat akan memanen buah hanya dalam waktu dua detik saja. Selain itu, seluruh data kesehatan buah dan tanaman, tingkat kematangan,

gi kepada petani, melainkan juga meningkatkan kapasitas petani agar mampu mandiri dalam menjalankan bisnis.

Wah, ternyata peran teknologi ini sangat dibutuhkan ya dalam bidang pertanian. Seandainya beberapa alat di atas dapat diterapkan juga di kampus kita, ya? Wah pasti mahasiswa lebih terampil. Dengan itu juga, hal tersebut bisa menjadi sumber motivasi bagi mahasiswa untuk menciptakan teknologi-teknologi untuk mendukung sarana pertanian lainnya. (*Aura)

Ilustrasi: Teknologi Pertanian (12/11/2022) / Foto: Dok. UKM Pers Sukma

Sarjana

Sukma_Polinela; ‘Sudah setahun hari kelulusan itu tiba, dan aku masih ingat hiruk pikuk kebahagian kala itu. Di saat kita semua duduk di Gedung besar, menunggu giliran satu per satu dipanggil namanya untuk dipindahkan tali toganya.

“Selamat ya, Lis”

“Happy graduation, Lisa”

“Congrats, Sist”

Hari itu, untaian kata-kata selamat yang diucapkan orang-orang seperti aliran sungai musi, tak hentinya mengalir. Ditambah lagi banjir mention dari teman-teman di akun Instagram. Semuanya, semakin menambah lebar lengkung senyum di wajah ini. Tapi seandainya aku tahu, kalau setelah ini melanjutkan hidup nggak bakal semudah kamu menuang air dari teko ke dalam gelas.

Hari ini, di ujung jalan, aku memandang terik matahari. Awannya terlihat seolah menjauh. Sengatan panasnya persis seperti setahun yang lalu ketika aku mengenakan pakaian hitam kebesaran dan topi hitam berbentuk segi lima. Waktu itu, panas matahari seolah nggak kerasa dan justru luruh bersama rasa bahagia. Kalau diingat-ingat, aku jadi tertegun. Sebab, ternyata rasa kebahagian itu nggak berlangsung lama. Kondisinya sekarang

berbalik, di bawah sengatan matahari ini aku justru harus berjuang untuk mencari pekerjaan.

Dengan berpegangan ke amplop cokelat yang ku tenteng tiap hari dari perusahaan satu ke perusahaan lainnya, aku mengingat dengar samar perkataan Nanda, sahabat dekatku. Nanda bilang, kita gak perlu terlalu tegesa-gesa untuk mendapatkan sesuatu. Semesta punya cara dan waktu yang tepat untuk kasih kamu semuanya. Disaat-saat seperti ini Nanda jadi teman terbaikku untuk menjalani hidup. Paling tidak, ada tempat untuk mengeluh dan meluapkan emosi. Meskipun nggak semua orang memandangku dengan positif seperti Nanda. Ada saja yang seenaknya bilang, ‘Sarjana kok gak kerja?,’ ‘Lo kenapa sih udah setahun masih nganggur aja?’. Biasanya aku hanya membalas singkat, ‘Gapapa.’ Lalu terdiam.

Seandainya orang-orang tahu, Ini jauh lebih berat dan sakit. Menganggur dengan gelar sarjana di belakang nama. Ada dilema ingin bergegas membahagiakan orang tua dan menata masa depan. Tapi terhalang karna usahanya belum juga sampai, kalau sudah begini bikin kita bertanya-tanya sendiri, kita ini harus apa?.

Di lain sisi, banyak juga kerabat jauh yang datang kepadaku, dan bilang,

“Lisa gue tahu kok rasanya gimana”. Lagi-lagi aku diam, menatapnya sebentar, lalu tersenyum. Dia tidak tahu rasanya gimana. Orang bisa menunjukkan rasa empatinya, tapi tidak ada yang tahu rasanya, karna perjalanan hidup seseorang tidak ada yang sama.

Aku menghapus peluh, membuyarkan lamunan lalu menyapu pandangan ke jalan raya, mengeyampingkan segala keputusasanku. Jalanan kota kembali aku susuri sembari mencoba menebak perusahaan mana yang kiranya beruntung mendapatkan kemampuanku ini. Di tengah-tengah sulitnya mendapat pekerjaan seperti ini, aku tahu, aku masih bisa bersyukur akan hal-hal lain di hidupku, seperti dikelilingi orang-orang yang menyayangi ku dan berada dalam keadaan sehat. Selama setahun ini, aku juga pelan-pelan mencoba menerima kenyataan, bahwa ternyata menjalani hidup tidaklah mudah dan tidak selamanya berjalan seperti apa yang kita mau.

Aku masuk menuju salah satu tempat di dalam kantor perusahaan start up yang cukup terkenal di kota ini yang menjadi mimpiku waktu kecil untuk bisa disini. Aku mengernyitkan alis, menjadi gusar ketika melihat betapa banyaknya pelamar yang menanti giliran interview. Tersadar kalau peluang buat aku keterima kerja gak besar. Aku berusaha tetap tenang dan percaya diri, sambil bilang ke diri sendiri, “Gapapa, Lis, kalau rezeki kan gak kemana”.

Selang beberapa lama, ada seorang karyawan keluar dari dalam ruangan, lalu berkata, “Lisa Permata, silakan masuk”.

Jantungku berhenti dua detik ketika namaku dipanggil untuk melakukan interview. Aku buru-buru ke arah pintu dan masuk ke dalam ruangan.

***

Lima hari setelah interview, ada sebuah notifikasi masuk di email ku. Isinya, lagi-lagi sama seperti sebelumnya. Aku ditolak. Tapi kali ini aku tidak menangis. Hanya duduk dan tidak merasakan apa-apa. Aneh ya, biasanya sebuah penolakan digambarkan dengan rasa yang sangat sakit. Tapi kali ini justru sebaliknya: hampa.

Ibu mengetuk pintu kamar, membawakanku satu gelas air. Sejujurnya disaat seperti ini aku tidak berani untuk bertemu Ibu. Rasa bersalah yang ada di dadaku ini seperti jangkar yang memberatkan langkah. Seharusnya aku, bisa menggantikan Ibu bekerja

dan sudah membahagiakannya.

Bunyi jam mengiringi kesunyian, kami saling menunggu siapa yang akan memecahkan keheningan ini terlebih dahulu. Pada akhirnya, Ibu yang memulai, “Kamu baik-baik aja?” tanyanya.

“Baik, cukup, baik”, kataku tergagap. “Masa?” tanya Ibu. “Iya”, jawabku lirih berusaha meyakinkan. Hening suara jam kembali mengisi kesunyian.

“Ini, Lisa, minum dulu airnya”, kata Ibu sambil menyodorkan satu gelas air kepadaku. Aku lalu mengambilnya, meneguknya, lalu Kembali terpaku.

“Kami semua bangga sama Lisa” kata Ibu, memecah keheningan lagi. “Bangga banget”.

Aku berusaha setengah mati untuk tidak menangis. Tapi aku sama sekali belum bisa banggain Ibu dan Bapak. Hari ini, untuk yang kesekian kalinya, aku ditolak lagi.

Ibu terlihat berusaha menguatkan, “Kita semua pasti punya mimpi dan cita-cita. Gak sedikit dari kita juga yang mati-matian buat sampai ke titik yang ingin dituju. Kalau sekarang kita ada di fase itu, kita harus semangat”.

‘Dalam mengejar mimpi, kegagalan sering jadi teman, tidak ada cerita sukses yang alurnya begitu-begitu saja, pasti berlika-liku,’ lanjut Ibu.

“Tapi kalau gagal, gimana?” tanyaku. “Coba lagi”, jawab Ibu. “Kalau gagal lagi?”. “Ya coba lagi. Yang terpenting, Jalanin hidup kamu semaksimal mungkin, Lis. Kalau urusan alur tugasnya yang di atas.

Aku mendengarkan. “Ibu sama Bapak tahu, kok, gimana besarnya usaha kamu untuk bahagiain kami. Kami tahu, kok, kalau di hati kamu, kamu merasa bertanggung jawab atas ini semua”.

Aku membuka suara, “Aku cuma kesel sama diri sendiri, Bu. Sampe sekarang masih menyusahkan Ibu dan Bapak”

“Gak ada yang tahu apa yang akan terjadi. Apalagi tentang masa depan seseorang, Lis. Kami bahkan tidak pernah merasa disusahkan. Dengan usaha kamu yang begitu besar bagi kami udah lebih dari cukup untuk buat kami bahagia. Gimana pun, kamu tetep jadi kebanggan Ibu Bapak”.

Air mataku mulai terkumpul lalu membahasi pipi. Ibu langsung memelukku erat, sambil melihat laptop yang masih terbuka, dia berbisik kepadaku, “Its okay, besok kita coba lagi ya. It will past”.(*Novri)

Ilustrasi: Rabu (12/05/2022) / Foto: Dok. UKM Pers Sukma Karya : Anisa Dwi Heriyati

Polemik Kenyamanan Kampus

Sukma_Polinela; Belajar adalah perubahan tingkah laku (M. Ngalim P, 1997: 85), yaitu proses perubahan tingkah laku yang positif, proses bereaksi terhadap segala situasi yang ada di sekitar individu, proses mencapai suatu tujuan, proses bekerja melalui pengalaman yang berbeda, proses melihat, mengamati dan memahami apa yang dipelajari. Pembelajaran adalah bantuan yang diberikan oleh pendidik dalam proses memperoleh pengetahuan dan keterampilan, mengembangkan keterampilan dan kebiasaan, serta membentuk sikap dan kepercayaan diri manusia. Dengan kata lain, belajar adalah proses yang dirancang untuk membantu peserta didik belajar dengan baik.

Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara pendidik, peserta didik dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2001:461). Dalam proses pembelajaran, pendidik dan peserta didik merupakan dua komponen yang tidak bisa dipisahkan, untuk mendapatkan proses pembelajaran yang baik maka diperlukan beberapa hal yang harus ada atau dipersiapkan dengan baik, yang fokus bahasan pada kali ini adalah fasilitas berupa ruang kelas dan segala komponen yang ada di dalamnya.

Dalam serangkaian proses pembelajaran mulai dari awal masuk hingga lulus, ada beberapa hal yang menjadi konsentrasi diantaranya adalah HAK dan KEWAJIBAN mahasiswa yang pada kampus kita tertera dalam “Peraturan Akademik dan kode Etik Politeknik Negeri Lampung”. Pada peraturan dan Kode Etik tersebut tertera mulai dari hak, kewajiban, hingga sanksi dan penghargaan. Kita pada Kode Etik Bab III pasal 7 poin 1 yang berbunyi “Memperoleh pendidikan dan pengajaran dan layanan bidang akademik yang sebaik-baiknya, sesuai dengan minat, kemampuan, dan bakat”, yang artinya mahasiswa Politeknik Negeri Lampung harus mendapatkan fasilitas Pendidikan sebaik baiknya sesuai dengan yang seharusnya. Mulai dari fasilitas primer seperti ruang kelas hingga modul untuk pembelajaran. Ditambah lagi mahasiswa sudah melaksanakan apa yang menjadi

ketentuan sesuai dengan yang tertera pada Peraturan Akademik Bab XVII Pasal 61 Poin 1.C yang berbunyi “ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan” yang artinya Mahasiswa juga ikut andil dalam tumbuh kembang perekonomian yang ada pada Politeknik Negeri Lampung, perhatian kita kali ini adalah Fasilitas yang ada, dan jika mahasiswa tidak dapat fasilitas yang sesuai maka Pihak Kampus sudah mencederai Kode Etik dan Peraturan Akademik yang ada di Politeknik Negeri Lampung.

Pada hari ini sama-sama kita ketahui pada semester ini Politeknik Negeri Lampung menerima 1.420 Mahasiswa Baru, melonjak tinggi dari angka penerimaan mahasiswa baru di tahun sebelumnya. Dengan tambahan jumlah mahasiswa yang banyak itu dirasa mempengaruhi proses pembelajaran, terutama ruang kelas. Ruang Kelas di Politeknik Negeri Lampung hari ini masih kurang dalam kapasitas dan Fasilitas. Banyak mahasiswa yang mengeluh terkait fasilitas yang belum bisa terpenuhi dengan baik khususnya ruang perkuliahan, beberapa studi kasus dilakukan dan ditemukan mahasiswa yang kuliah dan pemaparan diluar ruangan seperti dibawah pohon atau dibelakang Wall Climbing , karena tidak mendapatkan jadwal ruang perkuliahan dikarenakan sudah penuh dipakai oleh mahasiswa

dari kelas lainnya. Berdasarkan apa yang sedang terjadi, dirasa perlu dilakukan untuk meminimalisir halhal yang sedang diusahakan untuk diatasi karena pelonjakan kuantitas mahasiswa, sembari menunggu gedung baru yang sedang dalam proses pembangunan yang ditargetkan selesai pada akhir tahun 2022 ini. Salah satu metode alternatif dalam pembelajaran yang bisa digunakan adalah dengan sistem Hybrid Learning Sistem Hybrid Learning merupakan sebuah metode pembelajaran yang mengkombinasikan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran dalam jaringan (daring) dilakukan secara teratur dan efektif. Pembelajaran ini memberikan mahasiswa dua pengalaman pembelajaran yang berbeda dan menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran supaya pembelajaran secara tatap muka atau daring berjalan secara maksimal. Selaras dengan perkembangan dunia digital yang ada mengharuskan kita semua dapat mengikutinya. Dengan Sistem pembelajaran Hybrid Learning ini kita juga berusaha untuk menyesuaikan kebiasaan serta pembelajaran mengikuti perkembangan dunia digital saat ini. Dan yang menjadi alasan utama juga adalah kondisi saat ini di kampus kita yang kekurangan ruangan untuk proses perkuliahan, metode ini dirasa sangat cocok dan sudah mulai diusahakan untuk

diterapkan dengan baik serta ada harapannya ada evaluasi terhadap proses yang sudah berjalan dan ada perubahan yang dihasilkan.

Pemenuhan kapasitas dan fasilitas yang layak merupakan suatu keharusan karena terkait dengan efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar. Merujuk pada Kode Etik dan Peraturan Akademik serta hak-hak dan kewajiban mahasiswa, sudah sewajarnya bagi Politeknik Negeri Lampung untuk memenuhi hal-hal yang sudah kita sebutkan dan berusaha pahami bersama. Ditambah baru saja mendapatkan predikat “BAIK SEKALI” dalam Akreditasi BAN PT yang merupakan sebuah perkembangan terbaru, menjadikan hal itu sebagai salah satu alasan terkuat untuk menyediakan kebutuhan para mahasiswanya, di luar rujukan dari kode etik dan peraturan akademik yang menjadi acuan utama.

Banyak cita-cita dan harapan yang dimiliki mahasiswa dan Warga Politeknik Negeri Lampung, jangan sampai karena keterbatasan yang ada kita semua menyerah. Kita harus saling bekerja sama, saling memberikan masukan serta kritik, saran di tengah kondisi saat ini, kita berikan kontribusi terbaik dengan peran kita masing-masing untuk mempercepat terwujudnya solusi atas segala permasalahan yang ada saat ini.

Terima kasih.(*Shindy)

M. Fachri Aulia Harbie/Wakil Presiden Mahasiswa 2021/2022

Gelar Acara Tahunan, Pemprov Adakan Lampung Fair

Sukma_Polinela; Sabtu, 29 Oktober 2022 telah resmi dibuka acara Lampung Fair oleh Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi di Pusat Kegiatan Olahraga (PKOR) Way Halim, Bandar lampung. Ketua Apindo Lampung, Ary Meizary turut hadir dalam pembukaan ini. Kegiatan ini merupakan acara tahunan yang diadakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung. Pembukaan berlangsung sangat meriah, diiringi tepuk tangan dan letusan kembang api. Acara Lampung Fair ini akan dilaksanakan pada 29 Oktober – 14 November 2022, mulai dari jam 16.00 WIB.

Adapun isi dari kegiatan ini adalah konser musik, berbagai wahana permainan, dan bermacam-macam bazar, seperti berjualan alat elektronik, aksesoris jilbab, baju-baju dan stand food court. Selain itu, terdapat pameran-pameran tentang rumah adat Lampung. Acara ini ramai dikunjungi oleh berbagai kalangan, mulai dari anak kecil yang didampingi orang tuanya, remaja, mahasiswa, hingga orang

dewasa. Acara ini cukup menyita perhatian masyarakat untuk menyisihkan waktunya agar dapat mengunjungi Lampung Fair. Selain dari masyarakat Kota Bandar Lampung sendiri, acara ini juga dikunjungi oleh berbagai masyarakat dari luar Bandar lampung, seperti Tanggamus dan Metro. Sebagian masyarakat mengetahui acara ini bersal dari Instagram Account @lampunggeh yang memberikan informasi tersebut.

Acara ini dihargai tiket masuk dengan hari biasa sebesar Rp15.000 dan Rp25.000 untuk hari weekend. Harga tiket ini menuai kritikan, pasalnya harga tiket masuk dikenakan biaya, selain itu biaya parkir, dan belum lagi untuk membeli jajanan yang ada di dalam acara tersebut.

Putri, salah satu pengunjung Lampung Fair menyampaikan keluhannya terhadap tiket masuk yang dibebankan. “Harusnya gak usah dikasih biaya masuk ya, soalnya kan bayar, belum lagi kalau nanti mau jajan di dalam,” katanya.

Marizka, dari Marching Band

Bahana Krakatau Lampung Selatan mengatakan bahwa, persiapan-persiapan keseluruhan dari panitia Lampung Fair ini kurang, dan belum sepenuhnya terlaksana. “Jadi untuk melihat keseluruhan sih, kurangnya persiapan dari panitia ya, biasanyakan Lampung Fair itu siapnya H-3 sudah bersih gitu,” ujarnya.

Selain kurangnya persiapan dari panitia, kurang juga menampilkan anjungan-anjungan rumah adat Lampung, Masyarakat lebih berfokus ke arah bazar makanan serta konser. Padahal tujuan dari adanya Lampung Fair ini adalah festival menampilkan adat-adat Lampung.

Bertentangan dengan tanggapan Lampung Fair diatas, Santika Alfrida, pengunjung Lampung Fair beranggapan bahwa, acara tersebut bagus dan dapat mengundang masyarakat untuk datang ke sana. “Untuk acara bagus, lumayan, jadi dapat meningkatkan minat masyarakat juga karena dalam acara Lampung Fair ini mengundang bintang tamu ya, yang lumayan,” tanggap Santika.

Tetapi ia mengeluhkan parkiran untuk Lampung Fair ini, selain biayanya yang mahal untuk parkir dikenai biaya perkendaraan sebesar Rp10.000, parkirannya juga tidak tertata rapi. Bahkan, ada motor yang parkir di tengah jalan dan di atas trotoar. ”Untuk parkirannya sendiri bikin macet ya, karena tidak tersusun rapi. Seharusnya kalau untuk parkirannya tidak memadai, ya di stop saja,” keluhnya.

Ia beranggapan bahwa acara ini serba ada dan fun. Mulai dari permainan, makanan, pameran dan konser. Dengan adanya acara ini, diharapkan dapat untuk mengenali Lampung dari berbagai daerah lainnya. (*Aura)

“You Don’t Have To Be Great To Start, But You Have To Start To Be Great“
_Zig Zagler
Kemeriahan Lampung Fair di PKOR Way Halim Kota Bandar Lampung, Minggu (30/10/2022) / Foto : UKM Pers Sukma

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.