Jodoh
Untuk Calon isteriku
Oleh: Nahra Malik “Sebuah Legenda Perjuangan rasa dan asa” ------Badruzzaman - Malika Ibrahim – Adam Malik ------
Jodoh
Untuk Calon isteriku Š MALIKA PUBLISHING 2018 All right reserved
Desain : Tim Jurnalistik Malika
Editor : Tim Jurnalistik Malika
Cetakan 1, April 2018
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” Tercium
semerbak
aroma
melati,
di
tengah
bisingnya persiapan pernikahan. Seorang gadis duduk meringkuk di samping tempat tidur sambil menyandarkan kepala pada tumpukan bantal.
Sambil
menggenggam
erat sebuah surat dari calon suaminya, matanya terus saja digenangi airmata. (FLASH BACK) 4 tahun yang lalu. “Kriling…”
Tiba-tiba
saja
nada
pesan
dari
handphone nokia jadul berdering, mengusik fikirnya yang kian asyik bernostalgia. -3 pesan diterima- From: Badruz “Jangan Lupa Tahajjud ”
1
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku� Pulsanya tidak cukup untuk membalas pesan dari Badruz. Gadis itu hanya mampu tersenyum membaca setiap
pesan
yang
datang
bertubi-tubi.
Lelaki
itu,
namanya Badruzzaman. Calon suami Malika. Berawal dari do’a panjangnya di malam-malam ramadhan, Badruz hadir di usia Malika yang sudah menginjak 17 tahun lebih. Saat itu Malika baru lulus dari SMA. Dengan tingkah lugu nya yang menawan, sosok Badruz mampu mengisi ruang hati Malika yang awalnya terkunci rapat. Dalam lamunannya, masih terbayang jemari tangan Badruz
yang
Meskipun
gemetaran
mereka
saat
sama-sama
hendak tidak
bersalaman.
berani
saling
pandang ataupun bersentuhan, Gadis itu masih mampu melihat samar-samar wajah memerah Badruz.
2
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” Sekali lagi, ia kembali teringat ungkapan cinta Badruz yang begitu polos mengatakan “sebenarnya, saya suka dek Malika” lewat sms, kemudian dibalas oleh Malika:
“saya juga. Sama
seperti saya suka pada kakak-kakak lain nya,”. Ucap Malika yang kebetulan pada saat itu Badruz tengah magang di sekolah tempat Malika belajar. Saat itu Malika benar-benar sangat polos seperti halnya
Badruz.
Mereka
sama-sama
belum
pernah
mengungkap rasa pada sisapapun apalagi menjalin hubungan seperti yang dilakukan orang lain. Seandainya
Badruz
tidak
bermaksud
serius,
mungkin tidak akan pernah terjadi komunikasi sedekat itu dan
tidak
akan
terkumpul
uang
tabungan 3
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” menikahnya yang saat itu baru mencapai 700.000, rupiah. Malika
menyimpankannya
dengan
sangat
apik
di
celengan khusus. “dek Malika, kalau sudah menikah nanti mau tinggal di sini atau di tempat kelahiran saya???” kata Badruz. “saya ikut Kak Badruz kemana saja”. Balas Malika. Begitulah, ada sedikit bumbu dalam perjalanan hidup seorang Malika.. Detik waktu berlalu. Suatu pagi, tiba-tiba Malika menerima sebuah pesan dari seseorang.. “Malika, Kak Badruz sudah berangkat ke kairo”. Kata Mita dalam pesan singkatnya.
4
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” Sejenak Malika merenung dan segera muncul rasa sakit menusuk ulu hatinya. Beragam prasangka segera berhamburan dalam pikirannya. “Aku tahu, Badruz memang akan ke kairo. Tapi aku tidak tahu kalau hari ini dia berangkat. Apakah dia marah padaku?.” Gerutu nya dalam hati. Sebelumnya, Badruz memang sempat mengajak Malika untuk bertunangan sebelum ia pergi. Namun Malika menolaknya. Gadis 17 tahun itu begitu kekanakkanakan. Ia hanya ingin menikah secepatnya tapi tidak berani mengatakan demikian pada Badruz. “kenapa dia tidak pamit?” gerutunya lagi. Ragam prasangka buruk bermunculan. Namun akalnya berusaha menjelaskan bahwa mungkin 5
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” saja ada alasan kenapa Badruz tidak pamit. “apa mungkin karena sikapku akhir-akhir ini terlalu cuek dan judes..?” tanyanya dalam hati. Walau gengsi melarang, tapi tangan mungil itu tidak bisa dihentikan untuk mengirim sms. “JAHAT”. Pesannya singkat. Kemudian ada balasan bertubi-tubi dari badruz. Dia meminta maaf. Badruz memang selalu seperti itu, dia selalu meminta maaf sekalipun Malika yang bersalah, pasti Badruz lah yang akan meminta maaf lebih dahulu. Gadis itu kembali menekuk lutut sambil duduk meringkuk. Ada cairan hangat matanya.
Tidak
mampu
meleleh dari kedua
bergerak
kecuali
sekedar
6
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” berceloteh pada diri sendiri “kenapa dia pergi ?? setidaknya pamit”. Entah
rasa
apa
yang
membuatnya
bangkit
kemudian berlari keluar. Dengan mengenakan kaos panjang dan sarung serta jilbab yang aut-autan, (diiringi
backsound lagu seluruh Cinta-nya Nurhaliza feat Chakra) Malika berlari ke arah jalan raya. Karena lutut yang lemas, tiba-tiba ia terjatuh. Luka yang kemarin lusa terukir di kedua lututnya masih belum sembuh kini kembali berdarah. Perlahan ia bangkit lagi. Karena begitulah kehidupan, mau tidak mau tetap harus mau bangkit. Saat berdiri terpaku di hadapan jalan raya.. ia hanya mampu memaki diri. “kegilaan macam apa ini Malika??
bukankah
kata
Mita
Kak
Badruz
7
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” berangkat sejak subuh??? Mana mungkin di jam segini masih nangkring di jalan raya. itu mustahil”. Seolah ditertawakan oleh akal sendiri, hatinya kian berkecamuk dalam rasa yang aneh. Kembali terlintas dalam benaknya. “Di luaran sana akan ada banyak gadis cantik mengelilingi Kak Badruz, mungkin aku bukan apa-apa. Entah kapan dia akan kembali, mungkin sebelum ia kembali orangtuaku sudah menikahkan aku dengan orang asing. Atau terpaksa menerima lamaran yang datang pertama kali, karena.. memang harus begitu bukan menjadi wanita?? Tidak boleh
menolak
nasibku?”
lamaran.
Gumamnya
Tapi
dalam
bagaimana hati
sambil
dengan berdiri
kebingungan di tepi jalan raya.
8
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” Sambil menggenggam handphone Nokia Jadul yang berisik mengeluarkan suara shelawat nya Mayada –
Sholla Rabbuna- . Tidak terasa ribuan tahun sudah berlalu. Baru beberapa bulan sebenarnya. Namun bagi seorang gadis yang tengah merana, waktu itu terasa sangat lama. Bukanlah hal mudah untuk memahami makna cinta yang sebenarnya. Malika hanya merasa takut dan mencoba berlari dari setiap rasa yang muncul dalam hatinya, ia lebih memilih menjauh dari segala rasa untuk menghindari
ramalan
yang
ia
buat
sendiri
bahwa
“mungkin saja, suatu hari Badruz akan kembali, tapi saat itu mungkin bukan aku yang akan menjadi tujuannya”. Beggitu Malika hanya mampu merasa takut.
9
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” Beralih dari segala macam hal tentang Badruz, saat itu Malika tengah memasuki semester 3 di kampus. Fase ini merupakan abad kejayaannya. Namun sudah pasti setiap kejayaan juga dilengkapi ujian yang hebat. Kala itu … Beasiswa dicabut karena Pergantian Rektor dan kebijakan pun berubah, tidak ada istilah beasiswa penuh. Malika terancam drop out. Belum lagi, datang kabar Bahwa Badruz akan melamar seorang wanita. Saat itu lah kondisinya
semakin
future.
Suatu
waktu,
saat
mempersiapkan untuk sidang skripsi. Malam hari itu datanglah seorang tamu. Yakni seorang bapak yang bermaksud melamar Malika untuk kemenakannya yang ternyata… tidak lain ialah Badruzzaman.
10
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” Merasa semangat
dan
bahagia
bukan
tersenyum
kepalang,
sepanjang
ia
begitu
waktu
sambil
mempersiapkan segalanya untuk menjadi seorang isteri. Kabar bahwa Badruz akan pulang bulan juli nanti saat acara wisudanya membuat Malika semakin bahagia. Ada permintaan pertemanan dari Badruzzaman “wah… akhirnya kak Badruz punya FB”. Gumam Malika. “apa kabar Calon isteriku???” Malika sangat bahagia dan membalasnya : “Kabar baik kemana saja Tidak ada kabar?? JAHAT !!!” “Usst…. Dik Malika tahu? kata apa yang begitu menusuk jantungku hingga membuat suhu tubuhku naik jadi 90 derajat Celcius???”
11
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” “nggak tahu” “saat Dik Malika bilang kalau saya Jahat ” “Kakak memang Jahat. Kenapa menyapa saya?? Apakah gadis yang kakak lamar kemarin menolak kakak? Sudah berapa gadis yang kakak mintai foto nya?”. Amarah pun membuncah “Malika !!!!!!” Malika terdiam. “ya, darimana Dik Malika mendapat Info sesat itu? Saya memang sering meminta Foto seorang gadis. Ingat !! hanya satu gadis. Dan itu pun tidak pernah diberikan oleh gadis pelit itu. Dan saya juga hanya sekali melamar
12
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” dan menyatakan Cinta pada seorang gadis.. walaupun berkali-kali dibilang jahat..” “haaah?? Jadi benar??? Kakak melamar seorang gadis??? JAHAT !!!” “iya !!!!! dan itu kamu!!! Bukannya semalam Uwaku sudah ke rumahmu Malika??” Malika hanya tersenyum cekikikan. Terus saja ia tertawa sampai-sampai
tanpa
disadari laptop nya mati karena lowbath… kemudian dengan panic ia langsung mengambil Charger. Saat berusaha membuka pesan chat di inbox… banyak chat dari Badruz bertubi-tubi “Malika…
13
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” tolong maafkan aku, Malika… jangan marah plisss.. Malika, maaf aku tidak pernah mengabarimu Malikaaaaa” dan lain sebagainya. “1 : 0 “. Balas Malika singkat “yaaaah kena lagi deh” “:D Kakak kebiasaan, selalu minta maaf sekalipun tidak salah dan jelas-jelas Malika yang salah” “iya, itu karena aku begitu tidak ingin kehilangan kamu.. rasanya sakit membayangkan kamu marah” Badruz tidak tahu, kalau itu lah cara Malika
14
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” meluapkan perasaan Cinta dan rindunya. Yaitu lewat marah-marah. (FLASH BACK End) “Krilling…” Bunyi
handphone
itu
semakin
cerewet,
membuatnya tersadar dari lamunan panjang itu. -1 pesan diterima- From : Adam Malik “Assalamu’alaikum Dik Malika, jangan lupa istirahat dan jaga kesehatanmu..” Airmata menjauhkan
kembali
hanphone
menetes. mungil
itu
Malika dan
hanya kembali
tenggelam dalam lamunannya. Saat ini seolah tidak ada
15
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” kegiatan lain yang lebih penting selain mengingat kenangan baginya. (FLASH BACK) Baru tadi siang Malika berdiri mengenakan kebaya dan jubah wisuda. Kini malam sudah tiba dan matanya kembali melihat ke sekitar mencari Badruz namun tidak ada. “Sejak tadi yang ku nantikan hanya dia. Namun ia tidak menepati janjinya. Dia tidak menghadiri wisudaku. Jahat !!!!!” gumam Malika sambil mencakar guling kesayangannya. Kembali teringat saat Badruz mengatakan “Malika, saya akan pulang di hari Dik Malika di Wisuda”
16
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” “Terserah” “Loh Kok?? Dik Malika tolong jangan marah” “2 : 0 “ “yaaah.. kenapa sih… saya selalu terkena jebakan pesan judesmu dik :D , iya deh, Dik Malika yang menang. Sepanjang hidup pun saya ikhlas dikalahkan oleh Dik Malika” “gombal !!!” Gumam Malika dalam hati sambil membalas “kalau Kakak tidak datang, saya tidak mau menikah dengan kakak !!” “Malika
!!!!
jangan
bicara
sembarangan
!!
bagaimana kalau saya ada halangan???”
17
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” “habisnya, kakak meninggalkan saya tanpa pamit. Sampai sekarang saya masih merasa diberi harapan palsu” “Malika !!!! Tolong jangan Marah” “3:0“ “yaah… kok harus 3 : 0 lagi sih?? “ “kakak harus tahu saya tidak pernah dan tidak akan pernah marah kepada kakak tapi kakak selalu menganggap saya marah. Padahal tidak. Kakak belum memahami saya” “iya…. Malika.. maafin kakak ya, pokoknya di hari Wisuda Kamu, saya akan datang membawakan hadiah besar sampai Dik Malika sendiri tidak akan
18
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” mampu mengangkatnya.. hehehe… tapi jangan marah yaa…” “Malika tidak marah Kak!!!! “ “iya kakak tahu, kakak Cuma takut kamu marah walaupun sedikit. Hehe. Dik Malika, kalaupun saya terlambat datang dan kamu tidak mau menikah dengan saya, saya akan tetap memaksa dik Malika untuk duduk di pelaminan. TITIK !!!” “wah ???? tenang saja kak, Malika tidak sekejam
itu
sampai
membuat
kakak
harus
nekad
menyeret saya , hehehe…” “Malika…”. Terdengar suara seseorang memanggil mengusik lamunannya.
19
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” Sontak Malika menoleh dan berkata “ Kak Badruz ????” Sebuah
pelukan
segera
mendekap
tubuh
mungilnya dengan sangat erat. “Kak Badruz???” gumam Malika yang masih belum bangkit dari lamunan. “Nak, anakku…”. Suara parau ibu yang diiringi dengan isakan tangis yang mengguncang. Tubuh mungil putrinya terkulai lemas dipelukannya. “nak, tolong jangan kaget, tolong harus kuat” Suara ibu yang begitu dekat tepat ditelinga membuatnya tersadar dari lamunan. “Ibu ?? ada apa bu???”
20
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” “nak, tolong kamu harus kuat. Ini ujian dari-Nya. Tolong jangan sedih. .” “ibu tolong jelaskan ada apa???” “Nak… Badruuzz..” ibu kembali memeluk Malika “Badruz
meninggal
dalam
kecelakaan
mobil
saat
berangkat dari bandara kemari” “ibu ????” Tanya Malika melepaskan pelukan ibu. “ibu bohong!!!” “jangan kaget nak, tolong tenanglah” Wajah putih itu segera berubah menjadi pucat pasi. Tubuh lemasnya mematung dengan pandangan kosong. Cairan hangat segera berjatuhan. ***
21
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” 17 hari sudah berlalu. Malika masih seperti mayat hidup. Aktifitasnya sebagai asdos kembali menyibukkan hari. Namun jiwanya seakan ada di negeri antahberantah. Suatu hari saat berjalan menyusuri jalanan licin di tengah gemericik Hujan. Terdengar suara seorang lelaki memanggil Malika dari belakang. Kemudian ia menoleh…… dan….ternyata dia adalah…. “Malika…” Sapa seorang lelaki berkumis tipis. “Kak Badruz ??” “Nak, ini paman.. ayo kita pulang. Ada tamu di rumah”
22
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku� dengan gontai Malika duduk di jok motor Pak Iwan, pamannya. Sesampainya di rumah. Didapati 3 orang tamu di sana. Salah satunya adalah Uwa-nya Badruz yang waktu itu melamarkan Malika untuk Badruz. Dua laki-laki lagi, yang satu bapak-bapak berusia 60 tahunan yang terlihat mencolok dari uban di kepala dan janggutnya. Sementara yang 1 lagi seorang pemuda sekitar usia 27 tahunan. Dengan wajah menunduk lesu Malika berjalan menyalami ibu serta ketiga tamu tersebut. 30
menit
berlalu.
Mereka
asik
berbincang.
Sementara Malika hanya tersenyum-senyum saat ibu menyentuh pundaknya sebagai isyarat untuk tersenyum atau bersuara. Ia seakan tidak mendengar apapun. 23
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” Pikirannya masih kosong. Ia hanya mampu mendengar beberapa kalimat. “Namanya Adam Malik, seorang pemuda asal Sumedang. Sewaktu kuliah di Kairo, Adam merupakan sahabat dekat Badruz. Bahkan mereka berangkat bersama dan Adam juga ada saat kecelakaan terjadi” kata Uwa. “Namun Adam selamat. Ia mendapatkan amanat dari Badruz menjelang nafas terakhirnya
untuk menikah
dengan Malika.” “ucapan macam apa ini???” desis Malika dalam hati.
Airmata
segera
menyambut
pesan-pesan
mengejutkan yang didengar oleh telinganya. Ia hanya menunduk.
24
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” “Bu, maaf saya ke kamar dulu”. Kata Malika, kemudian segera menerobos ke kamar dan menangis sejadi-jadinya disana. “Nak..”. Tiba-tiba ibu menghampiri Malika dan mengelus kepalanya. “Nak, ibu dan bapak tidak memaksamu. Tapi ingatlah.. wanita itu tidak boleh menolak lamaran baik dari laki-laki, sekali menolak akan sulit nantinya. Kamu harus bangkit dan mengobati hatimu sendiri. Paling tidak lihat Bapakmu. Ia semakin menua dan sakit-sakitan. Ibu tidak memaksamu, tapi ibu hanya ingin yang terbaik untukmu. Adam itu baru memiliki seorang putera berusia 2 tahun. Isterinya meninggal 2 tahun yang lalu.. namun dia masih sangat muda dan shaleh”
25
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” Malika hanya mampu mengunci rapat-rapat mulut yang terisak dalam tangisnya. Ingin berteriak dan marah. Namun saat ini diam lebih baik baginya. “Nak..” “Bu.. tolong… Malika percaya sepenuhnya kepada Ibu dan Bapak. Semua keputusan Saya serahkan kepada Ibu dan Bapak. Malika hanya butuh waktu menenangkan diri saja sebentar”. Kata Malika. “baiklah, nak. apapun keputusannya nanti, itu adalah yang terbaik untukmu.” (FLASH BACK End) Malika masih tenggelam dalam lamunan yang masuk ke dalam mimpi. Hingga fajar menyingsing
26
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku� di ufuk timur dan ia masih seperti mayat hidup. Keramaian tak jua membangunkannya dari lamunan jahat itu.
Semua
orang
sibuk
di
tempat
itu.
Mereka
memakaikan kebaya putih yang begitu wangi dan merangkaikan hiasan melati di sisi jilbabnya. Aromanya begitu tajam tercium, kembali membuat Malika ingin membuncahkan airmata. Namun sepertinya mata itu sudah kering. Tidak
butuh
waktu
lama
untuk
berada
di
pelaminan bersama lelaki asing itu. Hanya satu bulan persiapan pernikahan, aqad pun telah terjadi di tempat itu. “Saya terima nikah dan Kawin nya Malika Ibrahim binti Ibrahim dengan seperangkat alat sholat
27
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” dibayar tunai..” Ucap Adam dengan lantang dan jelas. Semua saksi serempak berkata “SAH” Gadis itu bagai setangkai bunga beku di tengah gundukan salju kutub utara. Tidak menangis. Karena airmatanya bahkan sudah kering sejak 2 hari yang lalu. 8 jam sudah berlalu. Suasana rumah begitu ramai dan meriah. Terdengar bising suara mereka yang sibuk berbincang di ruang tamu. Sementara itu, Malika hanya diam terpejam di atas tempat tidurnya. Airmata kembali meleleh. “seluruh dunia boleh tertawa dan berkelakar di atas resepsi pernikahanku. Namun manamungkin gadis ini mampu bicara saat hati masih kuat terpaut pada
28
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” sosok yang selalu dinanti, namun saatnya tiba sosok itu hanya tinggal sebuah nama”. “tok..tok..tok..”
terdengar
seseorang
mengetuk
pintu “masuk saja nak, mungkin Malika sedang tidur”. Kata ibu. Suaranya pelan terdengar dari balik pintu. Tak berapa lama, terdengar langkah kaki. “Dik
Malika..”.
ucap
Adam
sambil
duduk
di
samping Malika yang kini telah menjadi isterinya. Tubuh Malika segera menggigil dan tangisannya makin dalam. Bagaimana tidak? Sapaan itu.. dulu selalu terdengar dari seseorang yang begitu merajai hatinya. “Kak Badruz..” jiwanya kembali terasa amat sakit.
29
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” “Dik.. ada hal penting yang ingin saya sampaikan pada dik Malika, mohon jangan terkejut atau pun marah. .”. ucap Adam. Malika tetap diam. Berusaha menunjukkan bahwa ia benar-benar sudah tertidur lelap. “tapi.. saya hanya akan bicara jika dik Malika sudah siap untuk mendengarnya.” Jelas Lelaki itu. “ini tentang Badruz..” Mendengar nama itu Malika segera bangkit dan menatapnya penuh tanya. “..Dik Malika, mohon ja.. jangan kaget”. Kata Adam sambil dengan ragu-ragu menggenggam lengan Malika, kemudian kembali melepasnya. “waktu itu.. sa.. saat
30
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” kecelakaan.. sebenarnya Badruz selamat”. Jantung Malika berdegup hebat. Tangisnya makin meluap ingin keluar.. “Dik Malika.. tapi…” “dimana dia sekarang??” Tanya Malika. “Dik..”.. sikap Adam seolah tidak ingin mengatakan dimana Badruz, ia hanya merunduk. Kemudian Malika bergegas keluar. “Malika… ada apa??” Tanya ibu. Malika melihat semua wajah di malam itu begitu bahagia. Dengan kikuk.. ia segera kembali ke kamarnya. Terlihat Adam tengah khusyuk shalat Isya.
31
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” Malika kembali ke tempat tidur. Sambil memeluk guling dan memejamkan mata. Namun airmata terus saja mengalir hebat. “JAHAT !!!, kenapa Badruz melakukan ini padaku?? Jika memang dia sudah tidak ada rasa terhadapku kenapa harus dengan cara seperti ini??? Kenapa??.
Kenapa
dia
seenaknya
mempermainkan
perasaanku, kenapa semua orang mengatakan bahwa Badruz meninggal dalam kecelakaan?? Nyatanya kini ia selamat.. dan.. yang tidak habis ku pikirkan.. kenapa ia menyatakan Cinta dan janji untuk menikah jika pada waktunya ia hanya menjadi pengecut dan melemparkan aku pada lelaki asing ini???...” pekiknya dalam hati. Lantunan surat Arrahman terdengar syahdu, Adam terus saja melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an. Entah energy apa yang membuat Malika seakan keluar dari 32
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” duka,
berminggu-minggu
ia
insomnia,
namun
kini
akhirnya secara perlahan Malika mampu tertidur ditengah
backsound murrattal-nya Adam. *** Angin subuh kian menusuk tajam. Tubuh Malika menggigil..
suara
ayam
jantan
terdengar
nyaring
mengusik tidurnya. “…Illaahinnaas.. minsyarril was-wasil khonnaas…”. Ternyata sampai waktu subuh ini.. Adam masih asyik dengan murrattalnya. Malika terbangun saat adzan subuh berkumandang dan Adam berhenti mengaji. “Dik Malika, mari kita shalat berjama’ah.. setelah sarapan saya akan mengajakmu ke suatu tempat.”
33
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku� Ucap Adam sambil menggelarkan sejadah untuk Malika. Malika hanya diam mematung. “..saya
akan
mempertemukan
kamu
dengan
Badruz.� Lanjutnya. Mendengar nama itu. Batin Malika kembali terusik. Antara sakit, marah, benci, rindu, dan sedih yang kian mendalam. *** Terlihat sosok lelaki duduk bersandar di atas tempat tidur minimalis. Ia menatap dengan pandangan kosong ke arah Malika. Wajahnya begitu pucat dan tubuhnya kurus.
34
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku� Malika segera menghampirinya. Namun lelaki itu tetap diam, bahkan mengabaikan airmata Malika yang kian membanjir. Mendengar langkah kaki Malika, lelaki itu kemudian berucap: "Adam... Adam kamu disini??" tanyanya sambil berusaha bangkit dari pembaringan. Malika tetkejut. Sambil melempar pandang ke arah Adam, Malika merapatkan kedua tangan tepat di mulutnya guna menahan
tangis..
tubuhnya
terkulai
lemas
hendak
pingsan. Adam menahannya...
35
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku� "Adam..? Adam kamu disini??" katanya lagi. “Allah... ia... kak Badruz... ia tidak bisa melihatku... ia.." pekik Malika dalam hati. "iya Druz.. aku disini" jawab Adam segera meraih rangkulan Badruz, dan seketika itu pula tersingkaplah selimut yang menutupi tubuh kurusnya dan... "Allah.... ia... tangan nya... apa yang terjadiii? kenapa hanya ada satu tangan??" tak sanggup menahan tangis Malika segera berlari ke luar dan menangis sekadijadinya. Tubuhnya lemas dan nafasnya sesak. Tidak dapat dipercaya. Semua yang terjadi bagai mimpi buruk yang amat menakutkan bagi Malika. Ia terus menangis,
36
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku� melilitkan tangannya pada tiang kecil di teras rumah itu. Selang beberapa menit, hatinya mulai tenang dan berjalan tergopoh-gopoh menuju kamar Badruz. Hanya sampai di depan pintu, kakinya tidak sanggup untuk terus melangkah. Lemas dan kaku. Ia melihat Badruz tersenyum lebar. Wajah tampan itu kini terlihat layu. Badruz
terlihat
begitu
tegar
dan
tampan
meski
kehilangan beberapa gigi depannya. Terdapat beberapa goresan luka di pipi dan dahinya. Kembali terisak dan jatuh terkulai di samping pintu. Malika berusaha menahan tangisku. "Adam... apa kamu bersama orang lain?? Adam, kamu tidak mengatakan apapun kan pada Malika?? Adam, tolong jangan katakan yang sebenarnya
37
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” pada Malika. Aku tidak sanggup jika harus melihatnya menangis.." Mendengar hal itu.. ingin rasanya Malika berlari dan mengatakan
bahwa
merindukanmu
ia
kak,
ada
disitu.
…kenapa???
“Aku
Inikah
begitu caramu
mencintaiku?? Inikah hadiah yang kau bilang ‘..bahkan aku sendiri tidak akan mampu mengangkatnya???’ Ya.. benar ini
begitu
besar Badruz.. ini
begitu
besar”.
Badruz,
Adam
Tangisnya meledak. Saat
hendak
mencegahnya.
berlari
Adam
ke
arah
menatap
Malika
penuh
permohonan.
38
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” "Adam... kamu sendirian kan?”. Ucap Badruz lagi. "tenanglah Badruz, Malika baik-baik saja..” Jawab Adam sambil menepuk pundaknya lembut. "Alhamdulillah..." ucap Badruz, diselingi kerlipan airmata yang membasah di kedua matanya. "Adam.. tolong jaga Malika. Aku tidak akan pernah memaafkan diriku sendiri jika terjadi sesuatu pada Malika.." Ucap Badruz memohon. Adam mengangguk. "iya Badruz. Jangan khawatir, aku akan menjaganya" "kalian benar-benar sudah menikah kan??". Tanya Badruz.
39
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku� Adam terdiam... "apakah
Malika
terlihat
cantik
di
hari
pernikahannya??...". Tanya Badruz lagi. Adam menatap Malika. Ia seolah tidak tahan melihat keadaan Malika. "usst... Badruz, sekarang kamu istirahat dulu. Aku ke luar sebentar ya...� Ucap Adam sambil melirik ke arah Malika yang terjatuh lemas di samping pintu. "iya... iya..". Jawab Badruz. kemudian Adam memboyong Malika keluar. Malika tidak mampu berkata-kata.
40
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku� Adam
memberinya
segelas
air
dan
kemudiam
meletakkan amplop besar di atas meja. "dik Malika, mungkin ada banyak pertanyaan dalam benakmu, tapi aku sendiri bahkan tidak mampu untuk menjelaskan
segalanya.
Melihatmu,
melihat
Badruz,
melihat Cinta kalian. Aku faham bahwa.. bahkan kalian bisa memahami satu sama lain hanya lewat pertemuan yang bahkan tidak ada komunikasi secara langsung. Silahkan dik Malika baca surat keterangan dari dokter tentang keadaan Badruz saat ini. Dan saya yakin, tanpa penjelasan apapun dik Malika akan mengerti segalanya." kata Adam yang kemudian kembali ke kamar Badruz. Dengan
gemetar.
Malika
mulai
membuka
dan
membaca isi amplop itu.
41
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku� "gelap..." desis Malika. Pandangannya seolah hilang saat membaca keterangan dalam surat tersebut... Lemas dan... tak sadarkan diri. *** Terdengar samar-samar suara bocah melantunkan surat Al Fajr di ayat terakhir. Suaranya masih sangat mungil dan lirih. Kemudian langkah kecilnya semakin mendekat. Aroma parfum cokelat semakin tajam terhirup. Malika memicingkan mata, terlihat remang-remang ukiran wajah yang begitu polos dan mungil memamerkan senyuman yang begitu manis. Kedua matanya yang bulat semakin mendekat menatap lekat-lekat mata Malika yang mulai terbuka. Bocah itu bangkit kegirangan.
42
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku� "abiii... abi.... umi sudah bangun. Abii" ucapnya sambil berlari ke pangkuan Adam yang tiba-tiba masuk ke ruangan itu. Adam duduk di samping tempat tidur. Dengan kepala yang masih pening Malika berusaha bngkit. Bocah itu menyodorkan kedua tangannya pada Adam. kemudian Adam mengangkatnya. Ia lalu ikut duduk disamping tempat tidur Malika. Sementara itu
Malika
hanya menatap mereka
dengan rasa heran. Bocah itu segera menjatuhkan diri ke pangkuan Malika. seraya mengelus kedua pipi Malika yang basah oleh tangis, ia berkata dengan polosnya "ummi, jangan
43
Nahra Malik “Jodoh untuk Calon Isteriku” sakit...ya" Sebaris gigi yang halus dan putih kembali ia pamerkan. Sambil mengamati garis wajahnya yang begitu mirip dengan Adam, bola matanya yang jernih dan tajam dinaungi alis yang menggaris tebal. Hidung mancungnya membatasi kedua pipinya yang putih bersih, begitu lucu dan tampan. Bocah itu memeluk Malika dengan sangat erat penuh kerinduan. Dengan
agak
canggung,
Malika
membalas
rangkulannya, sambil melepas pandang ke arah Adam.
“Mungkin mata bisa menumbuh cinta hanya lewat sekali pandang, tapi hati mampu menjaganya meski mata tak lagi bisa memandang” –NahraMalik-
44
“Mungkin mata bisa menumbuh cinta hanya
lewat
sekali
menjaganya
pandang, meski
tapi
mata
memandang� –NahraMalik-
hati mampu tak
lagi
bisa