10 minute read

Konsep Toko Ramah Lingkungan

KONSEP TOKO RAMAH LINGKUNGAN Egi Sukma Faturahman, ST* Egnas Sukma**

Pendahuluan

Advertisement

Pandemi yang diakibatkan Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARSCoV-2) telah menginisiasi dan memaksa perubahan gaya hidup manusia secara global pada umumnya. Adaptasi Kebiasaan Baru atau New Normal menjadi prase yang populer beredar di masyarakat. Maraknya Peralihan Kebiasaan Masyarakat dapat dijadikan momentum untuk mempopulurken beberapa bentuk konsep perniagaan yang dapat diaplikasikan selain berkonsep tokoh hijau juga sangat berkaitan dengan perubahan pola perniagaan ramah lingkungan.

Trend penggunaaan kemasan plastik sekali pakai semakin meningkat. Hal ini sangat berbahaya bagi lingkungan. Sampah plastik sekali pakai menjadi ancaman terbesar untuk perubahan iklim karena polusi yang disebabkan olehnya di darat dan lautan baik saat produksi maupun pembuangannya. Secara global sekitar 8 Mt3 i plastik berakhir di laut kita setiap tahunnya. Andaipun plastik sekali pakai ini tidak lepas ke laut, plastik sekali pakai ini akan memenuhi TPA. Diperkirakan sebanyak 3,22 Mt sampah plastik tidak terkelola dengan baik dan secara langsung dibuang ke TPA. Hal ini membuka cakrawala berbagai pihak untuk ikut memecahkan permasalahan plastik sekali pakai ini. Salah satu cakrawala yang terbuka adalah melalui bisnis ramah lingkungan, yaitu bisnis toko grosir yang menyediakan produk tanpa melibatkan kemasan sekali pakai. Produk disajikan dengan kemasan yang dapat diguna ulang sehingga tidak menghasilkan sampah ketika sudah habis digunakan atau dikonsumsi.

Konsep Toko Ramah Lingkungan

Secara umum banyak bisnis berubah menjadi lebih ramah lingkungan akhir-akhir ini, terutama bisnis yang bertransisi menerapkan gaya kerja dan aktivitasnya agar lebih ramah lingkungan seperti penggunaan daur ulang kertas, menggunakan teknologi kantor yang ramah lingkungan, membatasi pemborosan energi, dll. Lalu ada yang lebih signifikan lagi dengan menjadikan aktivitas ramah lingkungan sebagai core bisnis. Salah satunya adalah bisnis toko ramah lingkungan. Toko ramah lingkungan ini adalah toko yang menjual kebutuhan sehari-hari dengan cara yang ramah lingkungan. Toko ini mengusung konsep jual beli produk dengan kemasan guna ulang dan sistem isi ulang sebagai sistem penjualan produknya. Selain menghasilkan keuntungan, bisnis ini akan secara konsisten ikut serta mengurangi jumlah sampah terutama plastik kemasan sekali pakai yang keberadaannya semakin mengkhawatirkan.

Konsep toko ramah lingkungannya sejatinya bukan merupakan hal baru di Indonesia.Sistem penjualan dengan isi ulang di Indonesia banyak dilakukan hingga tahun 2000 awal. Pada saat itu, sistem penjualan daur ulang dilakukan terutama untuk produk minuman dan makanan. Sistem yang dijalankan adalah dengan isi ulang di kemasan guna ulang milik konsumen atau produsen serta penukaran kemasan kosong dengan kemasan yang berisi. Namun semenjak gencaran kemasan sekali pakai disertai dengan dalih perubahan zaman menuju kepraktisan, sistem penjualan produk ini sudah jarang ditemui lagi.

Beberapa konsep toko ramah lingkungan yang sudah berkembang antara lain.

1. Refill Scheme Konsep toko ini berbentuk seperti toko grosir biasa yang menyediakan produk kebutuhan sehari-hari dalam jumlah dan ukuran besar. Produk tersebut dapat dibeli secara eceran. Dalam penjualannya produk tersebut tidak dijual dalam kemasan plastik, namun justru pembeli harus membawa wadahnya sendiri. Wadah juga dapat berasal pemilik toko

dengan kemasan guna ulang yang dapat dibeli atau dipinjam secara deposit oleh pembeli. Wadah dan kemasan ini kemudian dapat digunakan kembali ketika pembelian selanjutnya. Konsumen mengisi ulang produk sesuai dengan jumlah yang diinginkan pada dispenser produk yang disediakan di toko. Harga akan dihitung berdasarkan timbangan produk yang ingin dibeli tersebut. Model refill ini cocok digunakan di kawasan perkotaan maupun perdesaan dengan gerai retail konvensional, . Dengan kata lain, toko ini dapat dibangun skala kecil seperti warung hingga skala besar seperti swalayan. Meski dijual tanpa kemasan plastik, dengan adanya toko fisik konsumen dapat melihat dan memilih produk secara langsung di toko. Barang dijual dapat beraneka ragam seperti halnya toko grosir, seperti diantaranya produk kebersihan, perawatan pribadi, hingga makanan dan minuman.

Saruga Package-Free Store, salah satu toko dengan konsep isi ulang di Jakarta (Manual.co.id)

Toko Organis YPBB, salah satu pelopor toko isi ulang di Kota Bandung (ig: @tokoorganisypbb)

2.

3. Return Scheme Konsumen mengembalikan kemasan kosong ke tempat pengembalian yang ditentukan. Model ini diaplikasikan tanpa mengubah cara berbelanja konvensional. Konsumen membeli produk seperti biasanya dan setelah habis menggunakannya, konsumen tidak membuang melainkan memberikannya ke tempat pengembalian yang ditentukan, seperti drop-off point dan deposit point. Produsen bertugas mengambil wadah tersebut untuk dicuci dan diisi ulang. Produsen dituntut untuk menyediakan produk dengan kemasan yang dapat diguna ulang serta membuat skema untuk pengembalian kemasan dari konsumen. Selain itu, pelaku bisnis harus memastikan kelayakannya, baik secara ekonomi maupun lingkungan, dengan menyediakan fasilitas pengembalian, pembersihan kemasan, dan isi ulang yang tersebar dan dekat dengan konsumen. Bentuk lainnya adalah konsumen menukar kemasan produk yang kosong dengan produk yang masih terisi penuh di toko-toko penjualan. Kemasan kosong kemudian akan diproses oleh produsen untuk pencucian dan pengisian ulang.

Jenis produk: produk minuman, produk perawatan pribadi, dan produk kebersihan

Keuntungan: a. Pelaku bisnis dapat meningkatkan loyalitas merek dengan memberikan hadiah dan apresiasi kepada konsumen yang mengembalikan kemasan mereka. b. Harga pokok penjualan lebih rendah karena tidak ada biaya produksi kemasan baru

Saat ini model deposite scheme sudah banyak berkembang di Amerika Latin, Jepang, dan Eropa. Contoh yang berkembang di Indonesia model isi ulang yang dilakukan salah satu minuman melalui produk botol kaca melalui program yang disebut returnable glass bottle dan penjualan air mineral dengan galon besar.

Mobile refill Scheme (Vending Machine) Salah satu model refill ini berupa mesin penjual otomatis (vending machine). Perkembangan mesin ini diprediksi akan semakin populer dan diterima oleh masyarakat. Sistem refill dapat memanfaatkan mesin ini menjadi salah satu model refill yang unik. Sebelum dimulai pelaku usaha menentukan produk, lokasi, dan cara pembayaran yang digunakan oleh mesin jual otomatis. Selain menggunakan mesin penjual otomatis, model ini dapat memanfaatkan mobil, gerobak, dan peralatan lainnya sebagai sarana pendukung untuk mendukung mobilitas. Saat ini, mesin jual otomatis juga sudah menggunakan sistem pembayaran menggunakan uang elektronik. Cara isi ulangnya sederhana, yaitu konsumen pergi ke titik penjualan terdekat dan produk didapatkan dari dispenser otomatis yang menginformasikan tentang produk seperti misalnya tanggal produksi, dan kadaluarsa untuk produk minuman.

Jenis produk: saat ini produk yang dijual dengan model adalah produk yang berbentuk cairan seperti minuman, produk perawatan pribadi, dan produk kebersihan.

Keuntungan: a. Peluang bisnis baru dimana di Indonesia baru terdapat 4000 mesin jual otomatis untuk 250 juta penduduk (Medium, 2019). Perkembangan mesin jual otomatis diprediksi terus meningkat dengan berkembangnya uang elektronik. b. Model ini dapat memangkas biaya operasional seperti upah bulanan atau sewa bangunan. c. Mesin penjual otomatis menawarkan layanan cepat yang dapat memastikan konsumen mendapatkan kebutuhannya, terutama selama hari-hari sibuk dan saat bepergian. Sebagai contoh mesin untuk isi ulang kopi, alih-alih menghabiskan 5 hingga 10 menit tambahan untuk menyeduh kopi atau menyiapkan minuman, mesin penjual otomatis dapat mengeluarkan minuman dalam waktu sekitar 20 detik. d. Dengan mobilitas, dengan model ini penjualan refill dapat dipindahkan ke tempat-tempat baru. Selain itu, model ini dapat memberikan layanan 24 jam sehingga konsumen bebas untuk membeli produk kapan saja

Contoh bisnis refill mobile dengan vending machine yang telah diaplikasikan di Chile dengan dengan Project Algramo. Pada Aplikasi Algramo ini pelanggan membawa botol yang dapat digunakan kembali ke mesin penjual otomatis yang dipasang pada roda tiga listrik yang berkeliling kota menawarkan isi ulang. Kode RFID pada botol memberikan diskon pada pembelian di masa depan, menciptakan insentif bagi pelanggan untuk membawa paket yang sama berulang kali. Mesin ini melakukan perjalanan dengan rute yang ditentukan selama lima hari, dan pada akhir pekan mesin ini telah diatur untuk berlokasi tertentu seperti seperti pusat daur ulang. Perusahaan ini memiliki stasiun isi ulang di toko swalayan bahan makanan, untuk memperluas jangkauan perusahaan ke AS setelah mendapatkan investasi baru dari Closed Loop Ventures.

(foodnavigator-latam.com, americaretail.com)

4. Delivery Scheme (Layanan antar)

Konsep Mobile Refill Scheme yang dikembangkan Algramo di Cile penjualan daring (e-commerce), yaitu penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, atau jaringan komputer lainnya. Pelaku usaha harus menyediakan wadah yang dapat diguna ulang. Sistem yang dijalankan adalah pelaku usaha mengambil kemasan kosong dan mengirimkan kembali kemasan yang terisi penuh. Model ini lebih cocok digunakan di daerah perkotaan untuk mencegah kemacetan jalan dan waktu tempuh yang lama. Jenis Produk: Groceries, Personal Care, Kebersihan, Makanan Model ini cocok untuk dilakukan untuk

Keuntungan dari konsep ini adalah Jangkauan pasar isi ulang menjadi semakin luas tidak hanya mengandalkan pelanggan yang datang ke tempat. Kedekatan layanan dan lebih personal dapat menciptakan brand loyalty dari konsumen

Memanfaatkan trend layanan pesan antar memudahkan pengembangan bisnis refill. Potensi pasar layanan pesan antar di Indonesia masih sangat besar, apalagi penggunaan internet sangat tinggi, yaitu mencapai 64,8% dari total penduduk Indonesia (Nielsen, 2019).

Manfaat Konsep Toko Ramah Lingkungan

Dari sisi lingkungan, sistem penjualan isi ulang ini memberikan manfaat lebih paling tidak dalam dua hal. Pertama, sistem penjualan isi ulang ini tidak menimbulkan sampah plastik kemasan ketika selesai dikonsumsi. Kedua, dengan kemasan isi ulang proses produksi produk fokus kepada produksi produk sedangkan proses produk kemasan hanya dilakukan satu kali, yang berarti pada jangka akan menghemat sumber daya yang digunakan untuk produksi kemasan tersebut.

Jika ditelisik lebih jauh lagi, manfaat pertama bahwa sistem penjualan ini tidak menimbulkan sampah ketika selesai dikonsumsi akan terasa sangat nyata. Saat ini sampah yang berasal dari kemasan sekali pakai mendominasi jenis sampah plastik. Sebagai gambaran di seluruh dunia, satu juta botol minum plastik dibeli setiap menit, selain itu 5 triliun kantong plastik sekali pakai digunakan di seluruh dunia setiap tahun. Botol minum plastik dan kantong plastik ini langsung menjadi sampah setelah produk didalam habis digunakan atau dikonsumsi. Sebagai akibatnya, saat ini 50% dari sampah plastik adalah sampah kemasan sekali pakai (Unep, 2018). Selain itu dilihat dari kacamata industri, sampah kemasan ini menjadi sampah terbanyak yang dihasilkan oleh industri (lihat gambar).

Berdasarkan hal tersebut, sistem penjualan dengan isi ulang penting untuk menjadi salah satu solusi pengurangan plastik. Sistem isi ulang ini akan menghentikan produksi plastik kemasan. Secara eksplisit kita harus mengakui bahwa kita tidak bisa hanya mendaur ulang kemasan sekali pakai yang sudah digunakan sebagai jalan keluar dari masalah plastik ini karena jika dilihat rate daur ulang masih sangat rendah untuk keseluruhan jumlah sampah, yaitu hanya 13,4 % (lihat gambar). Oleh karena itu, kita juga perlu memikirkan bagaimana produk sampai ke tangan konsumen tanpa bergantung pada kemasan sekali pakai sebagai solusi lain dari permasalahan sampah plastik. Dengan kata sistem penjualan ramah lingkungan ini harus dieksplor kembali. Solusi dengan sistem penjualan isi ulang pun telah diakui secara global, berdasarkan New Plastic Economic Global Commitment, lebih dari organisasi 350 organisasi yang berasal dari bisnis, NGO, dan pemerintah telah mengakui relevansi sistem penjualan ini dengan pengurangan kebutuhan plastik sekali pakai.

Manfaat kedua dengan kemasan isi ulang proses produksi fokus kepada produksi produk sedangkan proses produk kemasan hanya dilakukan satu kali, yang berarti pada jangka akan menghemat sumber daya yang digunakan untuk produksi kemasan tersebut. Dengan hal itu, maka sistem isi ulang dapat membantu pengurangan jejak karbon dan degradasi lingkungan. Ketika kemasan yang digunakan dapat digunakan kembali atau dikembalikan, maka akan lebih sedikit produksi kemasan yang harus diproses sehingga mengurangi jumlah energi yang dibutuhkan untuk memperoduksi kemasan.

Gambar Pengelolaan Sampah Global (UNEP, 2018)

Potensi Bisnis

Dalam beberapa tahun terakhir, permasalahan sampah terutama sampah plastik semakin mengemuka dan disadari oleh banyak pihak, tidak hanya para aktivis lingkungan dan pemerintah, namun juga masyarakat. Peningkatan kesadaran masyarakat akan permasalahan dan polusi yang ditimbulkan oleh plastik, menumbuhkan satu gaya hidup baru yaitu trend gaya hidup minim sampah. Toko ramah lingkungan ini dapat menjadi jawaban bagi trend gaya hidup minim sampah ini. Sistem penjualan ramah lingkungan ini memberi kembali pilihan kepada masyarakat yang ingin berbelanja tanpa menggunakan kemasan sekali pakai. Meskipun saat ini pasar utama toko ramah lingkungan adalah mereka dengan gaya hidup minim sampah, namun terdapat potensi perluasan pasar kepada masyarakat berbagai lapisan ekonomi. Hal tersebut karena toko ramah lingkungan juga sejatinya dapat mengakomodasi berbagai kebutuhan masyarakat karena masyarakat dapat membeli dalam jumlah yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuannya. Hal ini membuka potensi bisnis toko ramah lingkungan ini. Dari sisi keuntungan bisnis, pelaku bisnis toko ini pun dapat mengefisienkan biaya distribusi produk karena dapat memangkas biaya transportasi dengan hanya memasok produk tanpa kemasan ke dalam toko. Bahkan saat ini, di Eropa telah dikembangkan produk guna ulang berupa padatan (konsentrat) untuk dicampur dengan air di wadah isi ulang di toko, sehingga lebih mengefisienkan lagi biaya memasok stok produk. Secara global, mengganti 20% plastik sekali pakaidengan kemasan guna ulang seperti sistem yang dijalankan toko daur ulang ini menawarkan peluang bisnis yang tinggi bernilai minimal 10 miliar dollar (Ellen MacArthur Foundation, 2019).

Selain itu, sistem penjualan toko ramah lingkungan yang berbeda dengan toko pada umumnya juga membuka peluang bisnis yang lebih luas bagi pelaku bisnis. Sistem ini menawarkan wawasan lingkungan serta pengalaman berbelanja yang berbeda untuk konsumen sehingga dapat menarik pasar yang lebih luas terutama di perkotaan. Berdasarkan alasan diatas, skema refill menjadi bisnis yang potensial karena menawarkan sistem retail yang berbeda dari yang selama ini ada. Sistem ini tidak hanya menyajikan pengalaman berbelanja yang berbeda namun menawarkan wawasan lingkungan. Bagi pelaku bisnis, sistem refill pun dapat memotong biaya pengemasan dan transportasi dengan hanya memasok isi ulang untuk wadah yang dapat digunakan kembali.

*Egi Sukma Faturahman, ST: Staf di Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan DLH Provinsi Jawa Barat

**Egnas Sukma

This article is from: