Buletin Al-Ibtikar Edisi 5 Periode 19-20

B u l e t i n M a h a s i s w a

KETIKA

JURNALIS

BUNG-

kam SUARA MAHASISWA

Kebijakan Baru STAI Al-Anwar HEADLINE

Ketika Jurnalis Bungkam PUISI

Candra Penawar Rasa Tangisan Ibu Perttiwi KOLOM SENTILAN

Banyak Mata di Sekitar Kita

5

edisi

Daftar Isi Salam Redaksi (1) Artikel: Ketika Jurnalis Bungkam, Sastrawan Enggan Diam! (2) Sentilan: Banyak Mata Mengawasi Kita (3) Suara Mahasiswa: Kebijakan Baru STAI Al-Anwar, Oh...ya..ya..ya (6) Mahasiswa Rebahan (10) Ceries: Sendok (12) Puisi: Candra Penawar Rasa (14) Puisi :Tangisan Ibu Pertiwi (15)

Tim Buletin Al-Ibtikar Pelindung

Pemimpin Redaksi

K.H. Abdul Ghofur, MA

Nailatus Sa’adah

Pembimbing

Sekertaris

M. Wadud Kasyful Humam

Ni’matus Shofiyana

Editor

Bendahara

Fakhrur Razi

Attaq Wayandi

Penanggung Jawab I

Redaktur

Saiful Arif Solichin Diah Rahmawati

Musllihatul Millah Khoirul Masduki, Nurul Kholifah,

Layout Fikri Abdul Fatah

Media Literasi Mahasiswa Al-Anwar

1

RED

A

SAL M

KSI

L

embaran demi lembaran terbaca dengan perlahan, menjadi manuskrip penggugah mata dan jiwa bagi siapa yang mau merenunginya. Suara-suara kemarin merupakan pengalaman indah yang bisa dijadikan ibrah. Suara hari ini merupakan momentum yang tak kalah indahnya untuk dijadikan penggugah.

Bulletin al-Ibtikar kembali hadir di edisi yang ke-5 ini dengan nuansa-nuansa baru yang menyajikan suara-suara dari aksara para mahasiswa/i STAI Al-Anwar Sarang. Semoga pembaca yang budiman dapat memetik manfaat dari membaca bulletin di edisi yang ke-5 ini, selamat membaca dan sampai jumpa di edisi berikutnya. Salam literasi.

Media Literasi Mahasiswa Al-Anwar

2 Ketika Jurnalis Bungkam, Sastrawan Enggan Diam!

artikel

K

seringkali terkurung. Dari sanalah, jika jalur atas ditutup, maka – sebagaimana taktik militer – gunakanlah jalur bawah tanah.

Dari halusnya penyampaian, dari sana pula pena sastrawan berjalan lanjar.

Entah itu penyair, esais,

ekuatan sastra – dibanding jenis tulisan lainnya – adalah jalur pemahaman dari “bawah tanah”.

Kecepatan pencernaan, memang bias dianggap kalah.

Tapi dari situlah keunggulan sebenarnya.

Jurnalis, dari saking lugasnya, acap kali dicampakkan, serta dilarang untuk menyuarakan kebenaran. Sehingga, hak-hak cerpenis, novelis, atau sastrawan genre lainnya. Itulah juga, penyebab lahirnya LPM Garda Pena yang menaungi para jurnalis dan sastrawan.

Sebab – sebagaimana judul di atas – ketika jurnalis bungkan, sastrawan enggan diam.

Sampai kapan pun, kebenaran haruslah diserukan. Dan dari itu

Media Literasi Mahasiswa Al-Anwar

3 pula, kebenaran membutuhkan kita untuk tetap siaga membela perkara hak, dan membongkar perkara batil. Tak ada jurnalis, sastrawan pun jadi.

Dengan begitu, jika seandainya media-media mulai mempersempit kemerdekaan pribadi, maka kitalah sebagai sastrawan yang berhak maju untuk menjadi pembeda antara yang hak dan yang batil. Yang

sentilan

Banyak Mata Mengawasi Kita Oleh: Putri Sintiah

S

alah satu keunggulan Pondok Pesantren AlAnwar 3 adalah mondok sambil kuliah. Jadi, pola hidup pesantren dan kampus terealisasi dengan “seimbang”.

Pola hidup seimbang itu tidak akan terealisasi dengan baik jika tidak ada kerjasama yang solid antar kedua belah pihak, yaitu pihak pesantren dan

kampus. Keduanya harus saling memahami dan mengimbangi, sebagaimana pihak keamanan bagian pemantauan Pondok Pesantren Al-Anwar 3 yang memahami bahwa antara mahasantri putra dan putri yang sulit dipisahkan, karena diakui atau tidak, keduanya

Media Literasi Mahasiswa Al-Anwar

4 saling membutuhkan. Baik untuk kebutuhan individual-kasmaranmaupun kebutuhan kelompok –organisasi-.

Pihak keamanan Pondok Pesantren Al-Anwar 3 bagian pemantauan yang jeli dan kritis serta tanggap segera melakukan tindakan, yaitu tersebarnya CCTV yang menyoroti beberapa titik untuk memantau pergerakan aktivitas santri agar tidak ada penyalahgunaan fungsi fasilitas perkuliahan, dan kegiatan-kegiatan yang melanggar khususnya sepanjang tangga menuju lantai tiga.

Semua santri yang sadar hadirnya Closed-circuit television (CCTV) di beberapa titik, sontak merasa gerak-geriknya diawasi keamanan. Padahal jika dilihat dari fungsinya, CCTV tidak hanya digunakan untuk mengawasi para mahasiswa yang ingin bertatap

muka antara putra dan putri, akan tetapi CCTV dipasang disegala tempat untuk meminimalisir pelanggaran yang dilakukan oleh mahasiswa seperti, membawa hp android,

Media Literasi Mahasiswa Al-Anwar

5

like

unlike

bertengkar, dan yang paling penting adalah masalah pencurian. Oleh sebab itu CCTV dipasang pada tempat-tempat strategis yang merupakan jalur pintas bagi mahasiswa

beraktivitas seperti, pintu gerbang, tangga, dan LAB. Nah, dengan begitu CCTV tidak lagi menjadi sesuatu yang menakutkan bagi mahasiswa yang merasa segala gerak geriknya diawasi oleh CCTV atau pihak keamanan pondok, karena pada dasarnya CCTV diapasang oleh pihak kampus dan diberi tanggung jawab sepenuhnya kepada pihak keamanan demi kenyamanan para mahasiswa dan demi berjalannya sebuah peraturan yang sudah disepakati oleh pengasuh pondok yakni Babah (KH. Abdul Ghofur Maimoen. MA).

Media Literasi Mahasiswa Al-Anwar

6

BARU

STAI AL-ANWAR OH, YA...YA....YA...

A

wal semester tak lepas dari perbincangan mengenai perpindahan atau pertukaran mahasiswa antar kelas dari kelas sebelumnya sejak awal tahun ajaran 2019/2020, baik dari prodi IQT maupun PGMI. Pertukaran kelas ini bertujuan untuk mengajak mahasiswa keluar dari zona nyaman; berteman secara heterogen dan alasan-alasan lain tentunya.

Pelaksanaan pertukaran kelas dilakukan dengan cara siapa cepat dia dapat. Sebelas-duabelas dengan sitem sebelumnya. Jika semester ganjil lalu siapa cepat melakukan heregistrasi dia yang dapat, maka semester genap sekarang siapa cepat KRS-an maka mahasiswa tersebut berhak mendapatkan kelas yang diinginkan. Kebijakan baru ini, dipublikasikan kampus pada tanggal 30-31 Januari 2020 lalu lewat akun-akun media sosialnya secara berkala terkait

Media Literasi Mahasiswa Al-Anwar

7 pengisian KRS (Kartu Rencana perbaikan dan memajukan Studi) dan pembagian kelas. kampus yang usianya sama dengan anak menginjak sekolah Tentu kebijakan dasar. Namun tidak sedikit mendadak tersebut menuai perhatian dan menjadi trending keluhan yang dilontarkan para mahasiswa mengenai kebijakan perbincangan di kalangan tersebut yang dianggap “serba mahasiswa. Terbukti dari unggahan postingan-postingan dadakan” dan kurang adanya akun-akun pribadi media sosial sosialisasi dari pihak kantor mengenai hal ini. mereka yang sempat

su

sw si ah a m a

ar

Banyak para mahasiswa yang mendukung adanya kebijakan baru tersebut karena menyadari STAI AL-ANWAR merupakan kampus baru.

Kebijakan-kebijakan tersebut dianggap wajar dalam ranah

a

mewarnai dunia maya.

Berikut merupakan Postingan-postingan tersebut beberapa komentar dari mewakili perasaan mereka beberapa mahasiswa mengenai baik dari sisi positif, negatif dan kebijakan tersebut: sikap netral (red: bodo amat) terhadap kebijakan tersebut.

Media Literasi Mahasiswa Al-Anwar

8 Qonadilla Haqqi (PGMI semester VIII): “yo mung intine ini proses menuju lebih baik, ben koyo kampus-kampus jobo. eh, kurange kayak e gak enek sosialisasine yo??”

Ashfiya (IQT semester II): “Menurut saya sih sistemnya bagus, tapi bimbingan atau proses pengaplikasiannya membingungkan. Kita maba (red: mahasiswa baru semester ganjil lalu), belum terlalu paham itu semua, harus ngelakuin apa, entri KRSnya gimana setelah itu ngapain? dan sebagainya;di postingan STAI, jadwal kita ada sepuluh makul, tapi KRS cuma ada sembilan, nilai kami ada yang belum keluar dan respon kantor nggak begitulah. Saya lihat teman-teman sekelas sama bingung semua. Kan pertama kali juga mau melangkah takut salah. Yaitu sistemnya bagus tapi sosialisasinya bagi maba yang kurang”.

M. Rofiqul Majid (PGMI semester VIII): “Kalau kebijakan dalam membebaskan mahasiswa untuk memilih kelas sendiri, menurutku banyak positifnya.

Sisi negatifnya mungkin keseimbangan kelas akan berkurang. Entah betul atau tidak, kalian pasti memilih kelas yang sama dengan teman kelas

SIAKAD/KRS/KHS

Media Literasi Mahasiswa Al-Anwar

9 kalian. Mungkin kelas akan lebih homogen dan akibatnya perkembaangan dan perluasan koneksi akan timpang. Itu berlawanan dengan peraturan pondok yang ingin santrinya lebih heterogen.

Bukan perkembangan dan perluasan koneksi, tapi lebih ke bentuk aktualisasi diri dari yang menjadi terbatas, kenapa terbatas? Ya karena lingkungan kelasnya tidak heterogen. Itu kalau memungkinkan tapi kalau yang jelas lebih banyak positifnya, seperti kamu kuliah lebih semangat karena sekelas dengan teman dekatmu, mengerjakan tugas kelompok berubah menjadi lebih gampang karena chemistry dengan teman kelas sudah bagus, koordinasi anggota kelas lebih santai dana masih banyak lainnya.”

Media Literasi Mahasiswa Al-Anwar

10

A

jaran baru, awal

semester genap, yang

ditunggu-tunggu

setelah liburan dan yang pasti tetep kurang meskipun dikasih setahun. Oh ya, Mimin rasa kita memiliki masa liburan berbeda-

Mahas

Rebaha Menuju

beda; ada yang langsung melepas diri dari dinding pondok, ada yang sibuk ikut kegiatan dan tugas negara (seperti; KMD, kaligrafi, jaga pondok, panitia PMB dll) dan ada yang terkena

aktivitas “rebahan”yang tak pernah

takziran.

ketinggalan.

Liburan adalah kondisi melepas

Hal tersebut berimbas ketika

lelah setelah begitu banyak ke-

kegiatan pesantren dam kampus

mobalan dan kesumpekan yang

aktif kembali. Kebiasaan rebahan,

terjadi. Survei ghibah

rasa malas dkk di rumah masih

membuktikan rutinitas kegiatan

melekat dan terbawa ke lingkungan

liburan semakin padat dengan

pesantren (meskipun di pesantren

melakukan aktifitas mengunjungi

dulunya sudah demikian).

wisata, membantu orang tua, menyambung silaturahmi dengan kawan lama (red: mantan) dan

Untuk itu, dalam kesempatan kali ini buletin al-Ibtikar akan berbagi tipstips yang bisa mengantarkan

Media Literasi Mahasiswa Al-Anwar

11

siswa

an u Perubahan

positif dan tindakan sebagai bentuk realisasi dari dua poin di atas.

Eits.. Jangan remehkan tiga point di atas yang simpel itu karena kalian harus menghadapi tiga pantangan yang menentukan kesuksesan kalian; 1.Malas;

ruang pencerahan kesuksesan kita semua di masa

2.Sambat; 3.Pasrah; ya udah deh.. (kalah dari berjuang).

mendatang, biar tidak mengirim robot

Bagaimana teman-teman tips-

kucing ke masa lalu, yakni;

tips di atas?. Semoga tips-tips

1.Niat

berikut bisa bermanfaat bagi kita semua. Amiin. Apa yang terjadi di

2.Pola pikir 3.Tindakan.

masa depan tergantung dari pilihan saat ini mau tetap jadi

Tiga poin simple ini dimulai dari diri

mahasiswa rebahan atau menjadi

sendiri, dimana niat adalah pijakan

mahasiswa membawa

awal untuk

perubahan untuk lingkungan

melangkah berubah lebih baik. Pola

sekitar. Maka dari itu mulailah

pikir untuk mengarahkan penilaian

pada diri kalian sendiri!

Salam literasi

Media Literasi Mahasiswa Al-Anwar

12

bagian #2 s e

c

SENDOK

i r e

Ayolah, jangan paksa aku bu.

Sudah berapa kali kau selalu bilang sesendok. dan memaksa untuk sesendok lagi. Sudahlah, mungkin takdir jika aku memang tidak terlalu suka makan. Bahkan, seperti alergi dengan makan.

Tiap waktu. Makan adalah suatu bencana bagiku, perihal kata kerja yang didasari dengan paksaan. Untuk laki-laki yang sudah berumur kepala dua, rasanya aneh sekali. Jika makan menjadi rutinitas paksaan ibu setiap hari. Terkadang, orang lebih sering dipaksa untuk bekerja, pintar, atau yang lain, berbeda sekali denganku.

"Ahdan, ingat kau sudah dewasa, dan bahkan kau sangat tidak pantas untuk ibu ingatkan, apalagi diberi suapan oleh ibu. Kau tidak malu dengan dirimu sendiri dan,?"

Aku menghembuskan nafas kasar. Setiap jam makan. Panggilan

Media Literasi Mahasiswa Al-Anwar

13 alam akan datang. Ia selalu berbunyi sesuai jamnya.

Ibu akhirnya keluar, dan masih dengan rasa jengkel terhadapku.

Biarlah, nanti juga berhenti sendiri. Aku segera membuka ponsel.

Pelarianku jika ibu sudah mengomel tak berkesudahan, memang hanya Lail.

"Hey, ibu sudah mulai aksinya -dengan emot berwajah lesu dan tertawa-" Pastinya ia sudah paham, jika aku sudah mengatakan seperti itu. "ahdan, apa susahnya kau turuti perkataan ibumu saja, lagi pula, kita sama-sama untung" balasnya.

"Untung?" "Iya, kau untung biar tubuhmu tidak sekecil itu, dan aku untung agar tidak selalu kau ributkan hanya perihal makan".

Sembari melempar hape -malas-. seringkali, ia juga berpihak dengan ibu. Ia juga mengomel tak berkesudahan, terkadang.

Huh, kenapa tidak ada pembelaan kepadaku jika perihal makan.

Media Literasi Mahasiswa Al-Anwar

Candra Penawar Rasa (Naein az-Zukhruf)

14

puisi

Pakaian serba putih itu selalu kau kenakan Tak terkecuali perkakas rumah sakit ada pada tangan Lembutnya perangaimu pada pasien Mampu meluncurkan hati pada lubang kecintaan Awal perjumpaan itu Aku bersumpah atas dirimu Kamu yang begitu kukagumi Beberapa kali berjumpa, dalam hitungan menit Kumelihat dengan tajam dari arah samping Hanya dalam kedipan aksa Dengan kata sindiran, kuaduhkan ke saudara Sindiran sudah membuat pengertian “pakah kau menaruh rasa?

Jikalau ya, biar kuhaturkan” Ku gugup untuk mengakui Kiranya sanubari meragu Tindakan aneh itu Tanpa rencana tapi ada kesengajaan Kumengambil gambar dari kamera Oppo-ku Sebatas memandangi candra itu sebagai penawar rasa

Media Literasi Mahasiswa Al-Anwar

15 Sungguh perasaan ini adalah lara Rasa ini bersinggah hanya sementara Lalu hati bertanya. Apakah ini cinta atau duka?

Karena sesungguhnya rasa ada pada hati tidaklah nyata

TANGISAN IBU PERTIWI (Attaqwa Yandi) Kupandang laut lepas dengan bias cahaya mentari pagi Mengharap setiap serpihan ombak adalah untaian do’ Setiap buih adalah harapan Dan angin adalah jawaban Aku mengaduh kepada angin yang membawa kabar Lihat…

Lihatlah sekarang…

Ada apa dengan tanah airku Hutan yang dulu ia bangga-banggakan Udara yang yang dulu ia sajikan Sekarang telah sirna

Media Literasi Mahasiswa Al-Anwar

16 Kupandang laut lepas dengan bias cahaya mentari pagi Mengharap setiap serpihan ombak adalah untaian do’ Setiap buih adalah harapan Dan angin adalah jawaban Aku mengaduh kepada angin yang membawa kabar Lihat…

Lihatlah sekarang…

Ada apa dengan tanah airku Hutan yang dulu ia bangga-banggakan Udara yang yang dulu ia sajikan Sekarang telah sirna

Bagi mahasiswa STAI Al-Anwar yang tertarik mengisi rubrik buletin al-Ibtikar edisi 6 (Artikel, Essay, Kolom Sentilan, Ruang Pencerahan, dan Puisi) dapat menghubungi gardapenalpm@gmail.com. kami batasi sampai seminggu setelah penerbitan edisi 5.

NB : Buletin al-Ibtikar hanya untuk bacaan kelas mohon untuk kerja samanya, sebab buletin alIbtikar adalah inventaris ormawa jadi setelah membaca harap dikembalikan ke tempat semula.

Bagi mahasiswa yang berminat memiliki buletin al Ibtikar secara pribadi kami membuka pemesanan dengan harga Rp 12.000.

PA dapa t menghubung i Attaq Wayandi (semester VI_IQT) PI dapat menghubungi Nurul Kholifah (semester VI_ IQT)

Lembaga Pers Mahasiswa Garda Pena Kampus STAI Al-Anwar Jl. Rembang-Surabaya, Gondanrojo, Kalipanng Kec. Sarang, Kab. Rembang, Jawa Tengah, 59274

B u l e t i n M a h a s i s w a