nada menggantung. Ia sebenarnya tidak berkata benar, tetapi ia merasa harus mengajari anaknya untuk tidak mencontoh Yunus yang membangkang itu.
Dalam hatinya ia berkata, daripada mendatangi sarang ISIS
dan berkhotbah; lebih baik ia pergi ke Purwodadi makan swike, atau ke Magelang makan kupat tahu, atau blusukan cari tongseng di Solo.
Ketika gadis kecil itu menatap ayahnya, ia teringat tubuh-
tubuh bergelimpangan berlumuran darah yang ia saksikan di YouTube, lalu kupingnya menangkap suara sedu sedan orang-orang yang menangisi anak-anak seusianya yang diantarkan ke kuburan untuk dimakamkan.
“Jika suatu saat Tuhan memintamu, kau pasti lebih hebat
daripada Yunus, Sayang,” kata ayahnya dengan wajah gembira dan hati yang bangga.
“Papa, apakah di dalam perut ikan besar itu ada Wi-Fi?”
tanya gadis kecil itu.
Ayahnya menatap mata gadis kecil itu. Sepertinya anaknya
sangat menghayati cerita yang baru disampaikannya dan begitu mengagumi Nabi Yunus.
Sepanjang malam gadis kecil itu tak bisa tidur
Aku tenggelam ke dasar bumi, pintunya terpalang di belakangku untuk selama-lamanya. Ketika itulah Engkau naikkan nyawaku dari dalam liang kubur, ya Tuhan, Allahku. YUNUS 2: 6
16
MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?
NAFIRI JUL 18 print.indd 16
6/20/18 10:21 AM