Metro Banjar Kamis, 9 Januari 2014

Page 16

16

Crime Story

Metro Banjar

NET

ilustrasi

Dipukul Saat Sebut Mantan Pacar PASURUAN - Hanya karena menyebut mantan pacar di depan suami, seorang istri bernama Ayu Hartati (41) dihajar oleh suaminya Eko Budianto (45). Pemukulan tersebut bermula, saat keduanya sedang membahas acara khitanan anak mereka. Tidak terima dengan perbuatan suaminya, Ayu kemudian melapor ke Mapolresta Pasuruan. Eko, selanjutnya diamankan petugas kepolisian di rumahnya di Perum Puri Candi Permai Blok A 24 RT 01/RW 06, Kelurahan Purutrejo Kecamatan Purworejo Kota Pasuruan. “Saat berembug membahas acara khitanan anaknya, Senin (6/1) malam, keduanya terlibat cekcok. Sang suami marahmarah lalu memukul istrinya,” kata Kasubbag Humas Polres Pasuruan Kota, AKP Sumarno, Selasa (7/1). Sumarno mengatakan, cekcok pasangan suami istri yang sama-sama bekerja sebagai karyawan BCA ini bermula ketika Ayu mengusulkan mengundang dua pria, bernama Kristanto dan Rohman dalam hajatan khitanan anaknya. Namun, sang suami menolaknya, dengan alasan satu di antara pria yang disebut istrinya itu merupakan mantan pacar istrinya. Meski korban sudah berusaha menyakinkan kepada suaminya jika tidak ada lagi hubungan antara dia dan pria tersebut, namun pelaku tetap tidak terima. Suaminya yang terbakar api cemburu kemudian memukul korban dengan hiasan perahu yang terbuat dari bambu ke pipi istrinya.(sry)

SURYA

DUA tersangka pencabulan saat diperiksa penyidik di Mapolresta Pasuruan, Rabu (8/1).

Yanto Berdalih Ngajak Jalan-jalan PASURUAN - Apa yang dilakukan oleh lima remaja ini sungguh tidak patut dicontoh. Mereka tega mencabuli seorang gadis di bawah umur, sebut saja Bunga (14). Gadis asal Desa Wonosari, Kecamatan Gondangwetan ini dicekoki minuman keras, lalu digilir di sebuah kos di Jalan Ki Hajar Dewantara Kota Pasuruan, pada Kamis (2/1) secara bergantian. Kasatreskrim Polres Pasuruan Kota AKP Bambang Sugeng mengatakan, awalnya korban dijemput oleh temannya yang bernama Yanto (18) warga Kecamatan Winongan. Yanto berdalih akan mengajak jalan-jalan di seputaran Kota Pasuruan. Korban pun akhirnya menuruti dan berbonceng dengan sepeda motor milik Yanto. Kemudian, di perjalanan tiba-tiba Yanto ditelepon temannya bernama Yahvi (18) dan memintanya agar membawa Bunga ke sebuah kos yang tak jauh dari STKIP PGRI Kota Pasuruan. Di kos tersebut ternyata teman-teman Yanto, yaitu Sulaiman (17), Inul (18), Din (19) dan Yafi sudah meenunggu. Keempat pemuda tersebut merupakan warga yang tinggal satu dusun di Dusun Krajan, Desa Klakah, Kecamatan Paserepan. Ternyata kelima pemuda itu telah berkomplot merencanakan niat jahat terhadap korban. Setibanya di kos, korban kemudian diajak minum arak oplosan. Setelah minum minuman keras, akhirnya korban mabuk dan tidak sadarkan diri..(sry)

KAMIS

9 JANUARI 2014

MEREKA ITU RAJANYA MINUMAN KERAS ■ Empat Tewas, Tiga Kritis SURABAYA - Pesta minuman keras (miras) menelan korban jiwa kembali menghebohkan Jawa Timur. Kali ini empat warga Menangga Surabaya yang meregang nyawa akibat pesta curik. Keempat korban adalah Timun (35), warga Menanggal V, Rofik (32), warga Menanggal Gang Sawo, dan Edi (40), warga Menanggal V, Surabaya, dan Agus. Sementara dua korban yang kritis dan masih menjalani perawatan serius di RSUD Dr Soetomo Surabaya adalah Ketut, dan satu lagi warga lain yang semuanya tinggal di Menanggal IV. Menurut Said (40), yang tinggal di Menanggal V, Surabaya, peristiwa bermula saat enam orang tersebut berpesta miras sejak Minggu (5/1) sore hingga Senin (6/1). Miras oplosan itu dibeli dari daerah Pagesangan. “Selasa mereka mulai sakit, lalu dibawa ke RSUD Dr Soetomo. Dan pada Selasa malam mereka meninggal dunia,” kata Said, Rabu (8/1) siang. Korban yang pertama dibawa ke rumah sakit adalah Rofik dan Timun. Saat itu, keduanya sudah adalah keadaan tidak sadarkan diri. Kemudian, menyusul korbankorban lainnya. “Dua orang ini rajanya minuman keras,” katanya. Hingga kemarin, polisi masih berusaha mencari penjual miras yang telah menewaskan empat orang tersebut. Sejumlah saksi sudah dimintai keterangan, termasuk satu korban yang masih menjalani perawatan di rumah sakit, dan beberapa warga di sekitar lokasi kejadian. “Dari lokasi, petugas juga sudah menyita miras sisa diminum para korban, serta

Petaka Pesta Miras Oplosan ■ 9 April 2013, Kelurahan Kerancingan, Kecamatan Agung, Jember, Jatim. Dua tewas satu sekarat ■ 20 November 2013, Kelurahan Pakis, Sawahan, Surabaya. 14 Tewas ■ 31 Desember 2013, Kecamatan Mojokerto, Jatim. 17 tewas dan puluhan dirawat di rumah sakit ■ 6 Januari 2014 Menangga Surabaya. empat tewas dan tiga dirawat di rumah sakit

campuran-campurannya. Termasuk Greensand, bir dan sebagainya,” kata Herlina. Terkait maraknya kasus cukrik Polda Jatim membentuk tim khusus (Timsus) untuk menelusuri arak yang menjadi bahan dasar minuman itu. “Kasus ini sudah menjadi perhatian maksimal pimpinan

(Kapolda Jatim) sejak kasus yang ditangai jajaran Polrestabes Surabaya. Tapi terulang lagi di Mojokerto dan hari ini di Jambangan, Surabaya,” kata Bidang Bid Penmas Bid Humas Polda Jatim, Kompol

Bambang Tjahjo Bawono. Menurut Bambang, timsus sudah melakukan penelusuran hingga ke wilayah Jawa Tengah sesuai keterangan para tersangka yang mengaku mendapat bahan dasar cukrik. “Pimpinan juga menjadikan Polres jajaran menjadi ujung tombak melakukan pemberantasan cukrik dengan membentuk timsus yang diback up Ditnarkoba dan Ditreskrimum Polda Jatim. Selain itu, kita juga berkoordinasi dengan Polda Jawa Tengah,” ungkapnya. Bahkan timsus Polres

Mojokerto sudah melakukan penelusuran hingga Solo. Sedangkan bahan campuran metanol dan etanol yang dioplos dengan arak, Bambang mengaku tidak bisa berbuat banyak. Karena kedua bahan kimia tersebut dijual bebas tanpa butuh izin khusus untuk membelinya. (sry/tbn/dtc)

ILUSTRASI/BANJARMASIN POST GROUP /DENY

Mata Soraya Makin Sering Keluarkan Darah ■ Firdaus Kehabisan Biaya untuk Biaya Berobat Anaknya BANJARMASIN - M Firdaus terbaring lemas di ruang tunggu Ruang Teratai RSUD Ulin Banjarmasin, Rabu (8/12) siang. Ia mengaku pusing memikirkan biaya berobat buah hatinya, Soraya, bayi berumur 23 hari yang mengalami penyakit menangis darah. “Hari ini (kemarin, red) saja keluar uang lagi Rp 300 ribu untuk membeli obat. Kepikiran utang terus. Padahal saya merupakan peserta jaminan kesehatan,” katanya. Ia mengatakan saat ini

BANJARMASINPOSTGROUP/AYA SUGIANTO

PUTRIANI Orangtua bayi Soraya.

sedang mengurus BPJS dibantu rekannya. Ia berharap semoga urusannya bisa lancar sehingga

beban biaya berobat anaknya bisa berkurang. “Kalau sampai besok paling lambat, masih saja terus keluar biaya untuk obat anak saya, mau tidak mau sepertinya saya akan keluar dari rumah sakit,” kata Firdaus yang sekarang tidak memiliki pekerjaan ini pasrah. Menurutnya, saat ini anaknya semakin sering mengeluarkan darah dari matanya. Namun apa daya, jika biaya terus, maka tak ada pilihan lain terpaksa keluar dari rumah sakit.

Ia hanya berharap ada pihak yang membantu dan urusan terkait haknya sebagai pasien dari keluarga miskin dapat terpenuhi. Sejak Senin malam, anak mereka Soraya yang baru berumur 21 hari dirawat di Ruang Teratai RSUD Ulin Banjarmasin akibat penyakit yang dideritanya, selalu mengeluarkan darah dari matanya saat menangis. Dokter H Agus F Razak SpM, dokter mata yang sebelumnya memeriksa Soraya,

mengatakan penyebab penyakit mata pada bayi, cenderung disebabkan oleh kuman yang biasanya menular lewat kelamin. “Penyakit itu bisa sembuh seperti sedia kala, kalau cepat diobati. Tetapi kalau pasien datang dalam keadaan berat, walaupun sembuh juga akan ada kecacatan pada kornea. Bahkan parahnya lagi bisa mengakibatkan kebutaan apabila sampai kornea jebol. Karena kumannya itu ganas,” ujar Agus. (hh)

0901/M16


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.