
PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYYAH MAKASSAR
PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYYAH MAKASSAR
BARA-BARAYYA TIMUR, MAKASSAR, MAKASSAR.
OLEH : MELISA 105831101521
DOSEN PENGAMPU : FITRAWAN UMAR, S.T, MSC.
Urban Landscape Design atau desain lansekap perkotaan adalah pendekatan dalam mendesain kota yang memberikan dampak positif pada penduduknya dengan menyediakan lingkungan yang layak huni. adalah sebuah konsep tata kota dalam skala besar supaya bisa menciptakan sebuah tampilan kota yang menarik dengan desain bangunan yang saling memiliki hubungan dan tampilannya yang harmonis. Konsep desain tersebut dibuat dalam rangka untuk menciptakan sebuah tatanan kota yang baik, sehingga setiap masyarakat bisa mendapatkan dan terpenuhi seluruh keperluannya. Setiap masyarakat harus bisa menjangkau seluruh bagian dari kota dengan mudah . Konsep ini juga mengharuskan supaya fasilitas publik tersedia di berbagai tempat dengan mudah, supaya siapa saja bisa menggunakannya tanpa harus repot bepergian dengan jauh.
Bara-Barayya Timur merupakan Kawasan dengan kelebihan tata kota yang rapih, dengan pola grid atau blok, namun juga masih banyak kekurangan yang masih harus dibenahi dalam Kawasan tersebut, melihat dari hasil survey analisis eksisting kota yang masih belum terpenuhi, seperti jalur pedestrian yang masih kurang memadai untuk Kawasan tersebut. Tempat parkir yang kurang mamadai juga menjadi masalah pada Kawasan ini. Hal ini membuat parkir kendaraan sepeda motor maupun mobil berada di jalan yang berakibat lebar jalan yang berguna untuk arus kendaraan berkurang dan tidak memadai.
Tujuan Survey analisis eksisiting Kawasan ini adalah:
• Mengetahui masalah pada Kawasan Bara-Barayya Timur
• Memberikan Solusi berupa konsep design terhadap masalah yang ada pada kawasan tersebut.
Figure ground adalah studi tentang hubungan perbandingan lahan yang ditutupi bangunan sebagai massa yang padat (figure) dengan ruang-ruang (void-void)terbuka (ground). Fokus pada pemahaman pola, tekstur dan poche (tipologi-tipologi massa bangunan dan ruang tersebut). Pendekatan untuk mengidentifikasi bentuk kota (urban forms). Menganilisis hubungan antara massa bangunan (building mass) dan ruang-ruang terbuka kota (open space).
Analisis Figure Ground adalah alat yang baik untuk mengidentifikasi sebuah tekstur dan pola-pola tata ruang perkotaan (urban fabric). dan mengidentifikasi masalah keteraturan massa/ruang perkotaan.
Figure Ground Plan
Figure Ground Plan merupakan suatu petahitam putih yang memperhatikan dan menjelaskan suatu komposisi yang menarik antara ruang luar (eksterior) dan ruang dalam (interior):
• Figure : Lahan terbangun (urban solid)
• Ground : Lahan terbuka (urban void).
BANGUNAN DAN SEMPADAN
Analisis Intensitas Bangunan & Sempadan
Sesuai dengan PerDa Kota Makassar
Intensitas Bangunan: Tinjauan ini memperhatikan tingkat kepadatan pembangunan dan pemanfaatan lahan dalam suatu kawasan. Hal ini mencakup rasio antara luas lahan yang dapat dibangun dengan total luas lahan, serta tinggi bangunan dan jumlah lantai yang diizinkan.
KDB = Maksimal 70%
KLB = Maksimal 15 Meter LUASSELURUHLANTAIBANGUNAN
LUASKAVLING/LAHAN
KDH = Minimal 30%
LUASRUANGTERBUKA
LUASKAVLING/LAHAN
Urban Solid Berupa blok-blok massa bangunan dari suatu elemen unsur masif yang mempunyai fungsi wadah aktivitas manusia sehingga memberikan suatu kehadiran massa dan obyek pada jalan atau tapak yang cenderung bersifat ‘private domain’. Figure - Urban Solid digambarkan dengan tekstur warna hitam • Tipe urban solid terdiri dari :Massa bangunan, monument
• Persil lahan blok hunian yang ditonjolkan
• Edges yang berupa bangunan
Urban Void Merupakan latar yang berupa
ruang terbuka jalan (urban space, open space), plasa, poche, taman, dan sebagainya, yang digambarkan dengan tekstur warna putih Terdiri dari :
• Ruang terbuka berupa pekarangan yang bersifat transisiantara publik dan privat
• Ruang terbuka di dalam atau dikelilingi
massa bangunanbersifat semi privat sampai privat
• Jaringan utama jalan dan lapangan bersifat publik karena mewadahi aktivitas publik berskala kota
• Area parkir publik bisa berupa taman parkir sebagai nodesyang berfungsi preservasi kawasan hijau
• Sistem ruang terbuka yang berbentuk linier dan curvalinier. Tipe ini berupa daerah aliran sungai, danau dan semua yang alami dan basah.
Tipologi Solid Ada 3 (tiga) Tipologi Blok Massa Bangunan (Solid) :
• Blok Tunggal : terdapat satu massa bangunan dalam sebuah blok yang dibatasi jalan atau elemen alamiah
• Blok Yang Mendefinisi Sisi : konfigurasi massa bangunan yang menjadi pembatas sebuah ruang
• Blok Medan : konfigurasi yang terdiri dari kumpulan massa bangunan secara tersebar secara luas.
Kawasan Bara-Barayya Timur terbentuk blok sebagai tepi, yaitu konfigurasi massa bangunan yang menjadi pembatas sebuah ruang.
Teori Figure Ground sering disebut dengan Teori ‘Black and White’ Pemakaian analisis figure ground sangat membantu dalam pembahasan pola-pola tekstural sebuah tempat. Pola-pola tersebut selalu dapat menggambarkan suatu kesesuaian antara organisasi ruang fisik dan organisasi ruang sosial.Pola tekstur sebuah tempat sangat penting di dalam perancangan kota dan secara teknis sering disebut sebagai landasan pengumpulan informasi.Pola-pola tekstur perkotaan dapat sangat berbeda karena perbedaan tekstur pola-pola tersebut mengungkapkan perbedaan rupa kehidupan dan kegiatan masyarakat perkotaan secara arsitektural. Tekstur Perkotaan merupakan derajat keteraturan dan kepadatan massa dan ruang.Menurut variasi massa dan ruangnya. Di dalam pola-pola kawasan kota secara tekstural mengekspresikan rupa kehidupan dan kegiatan perkotaan secara arsitektural dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok:
• Teksture perkotaan bersifat homogen yang jelas, dimana ada satu pola penataan. konfigurasi yang dibentuk oleh massa dan ruangnya yang realtif sama baik dari ukuran, bentuk dan kerapatan
• Teksture perkotaan yang bersifat heterogen, dimana dua atau lebih pola berbenturan. konfigurasi yang dibentuk oleh massa dan ruangnya yang ukuran,bentuk dan kerapatannya berbeda,
• Teksture perkotaan yang bersifat tidak jelas dengan kecenderungan menyebar.konfigurasi yang dibentuk oleh massa dan ruangnya yang ukuran, bentuk dan kerapatannya sangat heterogen sehingga sulit mendefinisikannya.
Kawasan Bara-Barayya Timur adalah tekstur perkotaan bersifat tidak jelas dengan kecenderungan menyebar.konfigurasi yang dibentuk oleh massa dan ruangnya yang ukuran, bentuk dan kerapatannya sangat heterogen sehingga sulit mendefinisikannya.
Secara teoritik ada 6 (enam) tipologi pola yang dibentuk oleh hubungan massa dan ruang (Unit Perkotaan) :
• Pola angular adalah konfigura
• Pola aksial adalah konfigurasi lurus terhadap suatu bangunan
• Pola grid adalah konfigurasi m lurus.
• Pola kurva linier adalah konfig
• Pola radial konsentris adalah k
• Pola organis merupakan konfi si massa dan ruang yang dibentuk secara
Teori tentang hubungan sebuah tempat dengan yang lain.Linkage artinya garis semu yang menghubungkan antara elemen yang satu dengan yang lain, nodes yang satu dengan nodes yang lain, atau distrik yang satu dengan yang lain. Pada teori linkage perhatian lebih mengarah kepada hubungan sebuah tempat dengan yang lain dari berbagai aspek sebagai suatu generator perkotaan.
1.
LINKAGE VISUAL
5 elemen linkage visual:
•Garis: menghubungkan secara langsung dua tempat dengan satu deretan massa (bangunan ataupohon).
•Koridor: dibentuk oleh dua deretan massa (bangunan atau pohon) yang membentuk sebuah ruang.
•Sisi: menghubungkan dua kawasan dengan satu
massa. Mirip dengan elemen garus namun sisi bersifat tidak langsung.
•Sumbu: mirip dengan elemen koridor , namun dalam menghubungkan dua daerah lebih mengutamakan
salah satu daerah saja.
•Irama: menghubungkan dua tempat dengan variasi massa dan ruang
Menggabungkan dua atau lebih bentuk struktur kota menjadi satu kesatuan tatanan. Menyatukan kawasan kawasan kota melalui bentuk jaringan struktural yang lebih dikenal dengan sistem kolase (collage).Tidak setiap kawasan memiliki arti struktural yang sama dalam kota, sehingga cara menghubungkannya secara hierarkis juga dapat berbeda. Fungsi linkage struktural di dalam kota adalah sebagai stabilisatordan koordinator di dalam lingkungannya, karena setiap kolaseperlu diberikan stabilitas tertentu serta distabilisasikanlingkungannya. Hal ini dapat dilakukan dengan memprioritaskan sebuah daerah yang menjelaskan lingkungannya dengan suatu struktur,bentuk, wujud, atau fungsi yang memberikan susunan tertentudi dalam prioritas penataan kawasan.
Trancik (1986) mengemukakan pembentukan perkotaan tidak terlepas dari suatu pola hubungan sirkulasi yang disebut sebagai network circulation. Pola tersebut dapat berupa jalur pedestrian, jalur hijau ataupun bentukbentuk fisik yang terwakili oleh bangunan yang dapat menjadi penghubung antar kawasan. Rowe (1979) mengemukakan teori linkage merupakan suatu hubungan yanng menghubungkan elemen satu dengan elemen yang lain, di mana memiliki pengertian terhadap suatu pola kawasan, massa bangunan serta ruang terbuka secara tekstural.
Secara struktural kawasan ini kurang jelas sehingga menyebabkan orang merasa tersesat tanpa adanya hierarki yang memberikan stabilitas dengan menghubungkan kawasan satu dengan lainnya.
Ada 3 elemen linkage struktural :
Elemen tambahan: melanjutkan pola pembangunan yang sudah ada sebelumnya. Bentuk massa dan ruang yang ditambah dapat berbeda, tapi pola kawasannya tetap dimengerti sebagai bagian atau tambahan pola yang sudah ada di sekitarnya.
Elemen sambungan, elemen ini memperkenalkan pola baru pada lingkungan kawasannya dengan pola baru ini diusahakan menyambung 2 atau lebih banyak pola di sekitarnya.
Elemen tembusan: sedikit mirip dengan elemen tambahan, namun lebih rumit polanya karena di dalam elemen tembusan terdapat 2 atau lebih pola yang sdh ada di sekitarnya dan akan disatukan sebagai pola-pola yang sekaligus menembus di dalam satu kawasan.
Terdapat tiga elemen bentuk kolektif menurut Fumihiko Maki, antara lain:
Komposisi Digunakan untuk merancang objek-objek yang hubungannya cenderung abstrak.
Megaform Kerap digunakan untuk menghubungkan strukturstruktur yang linear atau grid dengan hierarki yang masih bisa berkembang.
Groupform Elemen ini kerap muncul dari penambahan bentuk dan struktur yang biasanya berdisi di dekat ruang
terbuka publik yang bentuknya organis dan sering digunakan untuk mengekspresikan suatu persamaan bangunan didalam kawasannya melalui pola struktur yang saling terikat.
Kawasan Bara-Barayya Timur merupakan
komposisi form dimana bentuk ini tercipta dari bangunan yang berdiri sendiri secara 2 dimensi.
Dalam tipe ini hubungan ruang jelas walaupun tidak secara langsung
Teori Place berkaitan dengan space terletak pada pemahaman atau pengertian terhadap budaya dan karakteristik manusia terhadap ruang fisik.Space adalah void yang hidup mempunyai suatu keterkaitan secara fisik.Space akan menjadi place apabila diberikan makna kontekstual dari muatan budaya atau potensi muatan lokalnya
PATHS1.
Adalah suatu garis penghubung yang memungkinkan orang bergerak dengan mudah. Paths berupa jalur, jalur pejalan kaki, kanal, rel kereta api, dan yang lainnya.
Edges ( Tepi Kawasan) Adalah elemen yang berupa jalur memanjang tetapi tidak berupa paths yang merupakan batas antara 2 jenisfase kegiatan.Edges berupa dinding, pantai, hutankota, dan lain-lain.
Edges juga merupakan elemen linier yang dikenali manusia pada saat dia berjalan, tapi bukan merupakan jalur/ paths. Batas bisa berupa pantai, dinding, deretan bangunan, atau jajaran pohon/ lansekap. Batas juga bisa berupa barrier antara dua kawasan yang berbeda, seperti pagar, tembok, atau sungai. Fungsi dari elemen ini adalah untuk memberikan batasan terhadap suatu area kota dalam menjaga privasi dan identitas kawasan, meskipun pemahaman elemen ini tidak semudah memahami paths.
Edges berada pada batas antara dua kawasan tertentu dan berfungsi sebagai pemutus linear. Edges merupakan penghalang walaupun kadang-kadang ada tempat untuk masuk. Juga merupakan pengakhiran dari sebuah district yang lebih baik jika kontinuitas tampak jelas batasnya. Demikian pula fungsi batasnya harus jelas; membagi atau menyatukan. Edges sering merupakan path juga. Jika pengamat tidak berhenti bergerak pada path, maka image sirkulasi nampak merupakan gambaran yang dominan. Unsur ini biasanya digambarkan sebagai path, yang dikuatkan oleh karakteristiK perbatasan.
Pada Kawasan Bara-barayya Timur sungai merupakan batas dari wilayah bagian selatan wilayahnya.
Landmark merupakan titik referensi seperti elemen node, tetapi orang tidak masuk didalamnya karena bisa dilihat dari luar letaknya. Landmark adalh elemen eksternal dan merupakan bentuk visual yang menonjol dari kota.
Beberapa landmark letaknya dekat, sedangkan yang lainnya jauh sampai di luar kota. Beberapa landmark hanya mempunyai arti di daerah kecil dan dapat dilihat hanya di daerah itu, sedangkan landmark lain mempunyai arti untuk keseluruhan kota dan bisa dilihat dari mana-mana. Landmark adalah elemen penting dari bentuk kota karena membantu orang untuk mengorientasikan diri di dalam kota dan membantu orang mengenali suatu daerah. Landmark mempunyai identitas yang lebih baik jika bentuknya jelas dan unik dalam lingkungannya, dan ada sekuens dari beberapa landmark (merasa nyaman dalam orientasi), serta ada perbedaan skala masing-masing.
Kawasan Bara-Barayya Timur dapat dikenal dengan pola kota yang teratur dan rapih. Untuk landmark sendiri sejauh ini belum ada landmark yang menonjol atau menjadi wajah dari
Kawasan Bara-Barayya Timur. SD BaraBarayya 2, ini bisa menjadi landmark bagi kawasan Bara-Barayya Timur.
Adalah berupa titik dimana orang memiliki pilihan untuk memasuki districts yang berbeda.Sebuah titik konsentrasi dimana transportasi memecah, paths menyebar dan tempat mengumpulnya karakter fisik.
Elemen Nodes pada Kawasan Bara-Barayya Timur terdapat toko-toko kecil yang berada pada lorong-lorong yang merupakan tempat berkumpulnya masyarakat dimulai dari kalangan bawah hingga kalangan atas melakukan jual beli.
Menurut Lynch "Node adalah fokus strategis
dimana pengamat Dapat masuk, biasanya persimpangan jalan, atau konsentrasi beberapa karakteristik "(Lynch, 1960: 72). Mereka adalah titik temu seperti kotak, stasiun kereta api, plaza dan persimpangan bahkan persimpangan jalan biasa adalah simpul. Simpul bisa berupa persimpangan, maka kaitannya dengan jalur, sebagai konvergensi dari jalur ini seperti kotak; Atau konsentrasi tematik seperti konsentrasi belanja; Atau kedua persimpangan dan konsentrasi.
Districts hanya bisa dirasakan Ketika orang memasukinya, atau bisa dirasakan dari luar apabila memiliki kesan visual.Artinya districts bisa dikenali karena adanya suatu karakteristik kegiatan dalam suatu wilayah.
Elemen ini adalah elemen kota yang paling mudah dikenali setelah jalur/ paths, meskipun dalam pemahaman tiap individu bisa berbeda. Districts merupakan wilayah yang memiliki kesamaan (homogen). Kesamaan tadi bisa berupa kesamaan karakter/ ciri bangunan secara fisik, fungsi wilayah, latar belakang sejarah dan sebagainya. Sebuah kawasan district memiliki ciri khas yang mirip (bentuk, pola, wujudnya) dan khas pula dalam batasnya, dimana orang merasa harus mengakhiri 34 atau memulainya. District dalam kota dapat dilihat sebagai referensi interior maupun eksterior. Distrik mempunyai identitas yang lebih baik jika batasnya dibentuk dengan jelas tampilannya dan dapat dilihat homogen, serta fungsi dan posisinya jelas (introver/ ekstrover atau berdiri sendiri atau dikaitkan dengan yang lain).
Karakteristik-karakteristik fisik yang menentukan district adalah kontinuitas tematik yang terdiri dari berbagai komponen yang tidak ada ujungnya: yaitu tekstur, ruang, bentuk, detail, simbol, jenis bangunan, penggunaan, aktivitas, penghuni, tingkat pemeliharaan, topografi. Di sebuah kota yang dibangun dengan padat, homogenitas facade merupakan petunjuk dasar dalam mengidentifikasi district besar. Petunjuk tersebut tidak hanya petunjuk visual: kebisingan dan ketidakteraturan bisa dijadikan sebagai petunjuk. Nama-nama district juga membantu memberikan identitas, juga distrik-distrik etnik dari kota tersebut.
Bara-Baraya Timur adalah nama kelurahan di Kecamatan Makassar, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Kelurahan ini memiliki luas wilayah 0,14 km², yang terdiri dari 28 RT dan 5 RW. Secara astronomis, kelurahan ini berada pada titik koordinat 5°08'37.40" LS dan 119°26'05.90" BT. Jumlah penduduk Kelurahan Bara-Baraya Timur pada tahun 2019 tercatat 7.682 jiwa, yang terdiri atas 3.854 jiwa laki-laki dan 3.828 jiwa perempuan. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka kelurahan induk Kelurahan Bara-Baraya dimekarkan menjadi empat kelurahan, yaitu Kelurahan Bara-Baraya Timur, Kelurahan Bara-Baraya Utara, Kelurahan Bara-Baraya Selatan, dan Kelurahan Bara-Baraya (kelurahan induk). Kantor kelurahan ini beralamat di Jl. Inspeksi Kanal Sinrijala, Kota Makassar.