
4 minute read
Tabel 2.10 Batas Nisab Zakat Penghasilan
from Aplikasi Sistem Pencatatan dan Pembukuan pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Era Digital
by lppmitb
Return of investment
Menghitung kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah pajak atau earnings after tax (EAT). Berikut rumus rasio keuangan untuk return of investment:
Advertisement
Return of investment = EAT/jumlah aktiva x 100%
Return on equity
Kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba bersih berdasarkan ekuitas. Berikut rumus rasio keuangan untuk equity:
Equity = earnings after tax (EAT)/jumlah equity x 100%
Return on net worth
Mengukur kemampuan modal sendiri yang diinvestasikan untuk menghasilkan pendapatan bagi pemegang saham. Berikut rumus rasio keuangan untuk return on net worth:
Return on net worth = earnings after tax (EAT)/jumlah modal sendiri x 100%
Semakin tinggi nilai hasil perhitungan rasio profitabilitas berarti semakin baik nilai keuntungan perusahaan.
3. Rasio Solvabilitas
Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Ada dua jenis dalam rasio ini, yaitu perbandingan kewajiban dengan aset (total debt to assets ratio) dan juga perbandingan dengan ekuitas (total debt to equity ratio).
Total debt to aset ratio
Bertujuan menghitung pengaruh besaran kewajiban terhadap pengelolaan aset perusahan. Selain itu, rasio ini berfungsi untuk mengukur berapa aktiva/aset perusahaan yang dibiayai oleh utang. Kunci dari total debt to asset ratio adalah semakin kecil rasionya maka semakin aman.
32
Total debt to equity ratio
Menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Bagi pengusaha, besaran utang tidak boleh lebih dari jumlah modal sendiri. Sehingga Semakin kecil rasionya maka semakin aman bagi perusahaan. Nilai maksimal dari kedua rasio ini adalah 200% sebagai batas aman perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
4. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki. Dalam analisis ini, aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu mengakibatkan semakin besarnya dana lebih yang tertanam pada aktiva. Dana lebih ini yang di mana dampak dari aktivitas rendah menjadi lebih baik jika ditanamkan pada aktivitas yang lebih produktif. Perputaran piutang (receivable turnover)
Digunakan untuk mengukur kualitas dan efisiensi tingkat perputaran piutang perusahaan dalam satu periode dengan membandingkan penjualan dengan rata-rata piutang. Semakin tinggi rasionya, maka semakin baik kualitas dan efisiensi perputaran piutang perusahaan. Berikut rumus rasio keuangan untuk perputaran piutang:

Perputaran piutang (receivable turnover) = penjualan/piutang rata-rata x 100%
Perputaran persediaan (inventory turnover)
Digunakan untuk mengukur tingkat kualitas dan efisiensi perputaran persediaan perusahaan terhadap penjualan dalam satu periode tertentu. Semakin tinggi rasionya, maka pengelolaan persediaan yang dilakukan oleh perusahaan semakin efisien. Berikut rumus rasio keuangan untuk perputaran persediaan (inventory turnover):
Perputaran persediaan (inventory turnover) = penjualan/persediaan x 100%
33
Perputaran aktiva tetap (fixed asset turnover)
Rasio ini berguna untuk mengukur dan mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktiva tetap secara efisien dalam rangka meningkatkan penjualan, semakin besar berarti semakin efektif perusahaan dalam mengelola aktiva tetapnya. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut.
Perputaran aktiva tetap (fixed asset turnover) = penjualan/aktiva tetap x 100%
Perputaran aktiva total (total asset turnover)
Rasio ini juga melibatkan aktiva lancar dan aktiva tetap. Di mana semakin besar rasionya, maka semakin efektif perusahaan bisa memanfaatkan seluruh aktivanya terhadap konversi penjualan. Berikut rumus rasio keuangan untuk perputaran aktiva total:
Perputaran aktiva total (total asset turnover) = penjualan/total aktiva x 100%
Perputaran rerata tagihan (average collection turnover)
Rasio ini mengukur seberapa lama waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menerima tagihan dari konsumen dalam satu tahun. Rumus rasio keuangan untuk perputaran rerata tagihan (average collection turnover) adalah sebagai berikut.
Perputaran rerata tagihan (average collection turnover) = piutang x 365/penjualan x 100%

Perputaran modal kerja (working capital turnover)
Mengukur tingkat perputaran modal kerja bersih yaitu perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar terhadap penjualan dalam satu periode. Rumus rasio keuangan untuk perputaran modal kerja (working capital turnover) adalahnya adalah:
Perputaran modal kerja (working capital turnover) adalah = penjualan/(aktiva lancar–utang lancar) x 100%
34
Adapun bentuk model kinerja usaha tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.5 Kinerja Usaha 31 Desember 2021
No Urut Jenis Rasio Keuangan Analisis Rasio Keuangan
Nilai Kinerja Usaha Kesimpulan
1 Rasio Likuiditas
2 Rasio Solvabilitas
3 Rasio Profitabilitas
4 Rasio Aktivitas Rasio Lancar (CR) 42 % Kinerja Tidak Baik Net Working Capital (NWC) -58 % Kinerja Tidak Baik

Total Kewajiban terhadap Asset (DAR) 26 % Kinerja Tidak Baik
Persentase Penyediaan Dana (DER) Net Profit Margin (NPM) Return On Asset (ROA) 37 % Kinerja Tidak Baik
31 % Kinerja Tidak Baik
9 % Kinerja Tidak Baik
Return On Equity (ROE)
12 % Kinerja Tidak Baik Receivable On Turnover (RTO) 125 % Kinerja Baik Total Asset Turnover (TATO) 10 % Kinerja Tidak Baik
Keterangan: Rasio Likuiditas:
Rasio Lancar (CR) CR = Aktiva Lancar/Kewajiban Lancar x 100 Net Working Capital (NWC) NWC = Aktiva Lancar–Kewajiban Lancar/Kewajiban Lancar x 100
Rasio Solvabilitas:
Total Kewajiban terhadap Asset (DAR) DAR = Total Kewajiban/Total Aktiva x 100 Persentase Penyediaan Dana (DER) DER = Total Kewajiban/Total Ekuitas (Modal) x 100
Rasio Profitabilitas:
Net Profit Margin (NPM) NPM = Laba Bersih/Pendapatan x 100
35
Return On Asset (ROA) ROA = Laba Bersih/Pendapatan x 100 Return On Equity (ROE) ROE = Laba Bersih/Rata-Rata Ekuitas x 100
Rasio Aktivitas
Receivable On Turnover (RTO) RTO = Penjualan Bersih/Rata-rata Piutang Usaha x 100 Total Asset Turnover (TATO) TATO = Penjualan Bersih/Total Aktiva x 100 Dengan demikian, hubungan antara biaya pokok produksi, laporan laba rugi, laporan neraca keuangan dan kinerja usahanya dapat dilihat pada diagram berikut ini.
Gambar 2.1 Skema Hubungan Harga Pokok Produksi, Laba Rugi, Laporan Neraca dan Kinerja Usaha


36