Buletin pelma 45

Page 1

Perubahan Kebijakan Administrasi, Pola Sosialisasi Jadi Masalah

ELM P A

EDISI XLV/Februari/2012

DARI KAMI UNTUK MAHASISWA

Masa Jabatan Rektor Diperpanjang, Kebijakan atau Kepentingan?

Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Pasundan Bandung


salam redaksi

PELMA edisi XLV 2012

E D IT O R IAL Masa Jabatan Rektor Diperpanjang, Apakah Sebuah Solusi?

S

etelah delapan tahun memimpin Uni versitas Pasundan (Unpas), Didi Turmudzi menambah masa jabatannya satu tahun lagi. Sesuai keputusan Yayasan Perguruan Tinggi Pasundan, saat ini Didi menjadi pejabat sementara rektor. Senat Universitas yang seharusnya sudah membentuk kepanitiaan pemilihan rektor baru, kini harus diundur selama satu tahun dan sudah sepantasnya kita bertanya seperti apa peraturan yang sesungguhnya di Unpas ini? Dengan mudahnya yayasan memutuskan menambah masa jabatan rektor, hal yang tidak seharusnya terjadi. Padahal dalam statuta Unpas sendiri telah tercatat bahwa masa jabatan rektor adalah empat tahun. Apakah karena ingin mentaati satu peraturan kemudian akan melanggar peraturan lainnya? Permasalahan ini ternyata hanya terjadi di Unpas saja, di antara perguruan tinggi lainnya yang berada di bawah Yayasan Perguruan Tinggi (YPT) Pasundan. Entah disadari atau tidak ternyata universitas besar ini membuat kesalahan cukup lama yaitu dua periode kepemimpian rektor. Setelah berjalan lama, pihak yayasan dan universitas baru menyadari bahwa mereka selama ini menjalankan roda yang menyalahi aturan. Statuta yang menjadi dasar aturan sendiri seharusnya direvisi setiap lima tahun sekali masih tetap saja belum ada revisi dari sejak tahun 2002. Permasalahan lain yang timbul adalah sosialisasi tentang penambahan masa jabatan rektor tersebut, mahasiswa yang berhak tahu adanya penambahan masa jabatan seolaholah tidak tahu. Pihak-pihak yang berkewajiban untuk mensosialisasikan hal ini malah saling tuding, sehingga mahasiswa masih dianggap bukan bagian dari universitas yang matanya ditutup akan persoalan sepert ini. Memang mungkin bagi sebagian orang tidak peduli siapapun yang akan memimpin Unpas ini, namun bukankah kita semua berhak tahu sampai kapan pemimpin kita akan memimpin? Sebab, jika telah habis masa periodenya sudah pasti akan ada penggantinya, untuk itu perlu disiapkan pula pemimpin baru yang diharapkan bisa membawa Unpas menjadi lebih baik lagi. Redaksi Pelma menerima tulisan berupa : Surat Pembaca, Artikel, Essai, Opini, Renungan, Laporan Perjalanan, Ilustrasi, Foto-foto, dll. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa merubah isi. Tulisan dikirim dalam hasil print atau dalam bentuk softcopy.

2

Salam Mahasiswa! Assalamu’alaikum Wr. Wb

P

uji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan hidayah dan kekuatan sehingga buletin PELMA edisi XLV ini bisa hadir kehadapan pembaca. Dalam edisi kali ini, kami mencoba mengangkat tema “Penyesuaian Jabatan Rektor”. Setiap mahasiswa harus mengetahui siapa pemimpinnya, kapan pemimpinnya diangkat dan diberhentikan. Oleh sebab itu kami terdorong untuk mengangkat tema tersebut. Dalam proses penerbitan kali ini kami dibantu oleh anggota muda sebanyak 30 orang yang menjadi semangat baru bagi kami. Dalam sejarah Jumpa, baru tahun ini berhasil melantik anggota sebayak itu, walaupun pada perjalanannya seleksi alam tidak dapat dimungkiri, tapi kami harap para anggota muda tersebut akan terus berkarya di manapun berada. Akhir kata, kami ucapkan selamat membaca dan semoga bermanfaat bagi kawan-kawan tidak lupa kami menanti saran dan kritik dari kawankawan agar PELMA menjadi lebih baik.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

surat pembaca Proses Perkuliahan Unpas Kurang Efektif Setelah Ujian Proses belajar – mengajar di Unpas tidak efektif, terutama setelah UTS atau ujian yang lainnya. Mahasiswa menunggu berminggu – minggu karena beberapa dosen kerap tidak hadir setelah ujian. Hal ini membuat kampus terlihat lalai untuk menangani hal ini. Parahnya, uang bayaran mahasiswa terbuang sia – sia dengan ketidakhadiran dosen di waktu kuliah setelah ujian. Adhitya Eka Praja, FKIP Biologi 2011

Fasilitas Rusunawa Rusunawa sudah cukup baik, bersih dan aman. Fasilitasnya juga baik, hanya saja air panas yang ada di kamar mandi kadang tidak nyala. Itu membuat saya kurang nyaman. Nurrahmania, FT Informatika 2011

Perbaikan Kampus Unpas Lengkong Kampus Unpas Lengkong sudah mulai melakukan perbaikan, seperti pengecatan dan pembangunan. Meski sebelumnya, kampus ini terkesan kumuh. Dalam sebuah obrolan saya dengan seorang kawan, mengatakan bahwa kampus Unpas Lengkong sebelum melakukan perbaikan lebih seperti ‘rumah sakit tua’. Tapi meskipun demikian, saya tetap cinta Kampus Unpas ini. Firman Muliaman, FISIP Ilmu Komunikasi 2011

Fasilitas Laboratorium Teknik Informatika Tata ruang tidak nyaman sehingga kalau asisten dosen sedang menyampaikan materi tidak tersampai secara menyeluruh. Jadi lebih baik tata ruangannya diubah untuk meningkatkan pemahaman ketika mengikuti praktikum di Laboratorium. Risda Sri Nurshifa Suparman, FT Informatika 2011 Pelindung Rektor Universitas Pasundan Bandung Penasihat Pembantu Rektor III Universitas Pasundan Bandung Pemimpin Umum Excaferina Sri Utami Pemimpin Redaksi Ai Chintia Sekretaris Redaksi Gita Widiana Editor Fahmi, Asep, Intan, Taufik, Andi Artistik Agung G. Sutrisna, Fuji, Mutia Staf Redaksi Dwi, Arif, Bima, Rachman, Elin, Andini, Kharis, Chintya, Yuli, Widi, Indriani, Wahyu, Cica, Rizka, Nanda, Lilis, Ega, Arumsari, Adhitia, Risky, Dendy Pemimpin Perusahaan & Manajer Iklan Imas, Rilda, Eriel, Tika, Afrin Penerbit Lembaga Pers Mahasiswa ‘JUMPA’ Universitas Pasundan Bandung Alamat Redaksi Jl. Tamansari No. 6-8 Bandung 40116 Telp. (022) 4261259 Email jumpaunpas@yahoo.com Facebook www.facebook.com/jumpaunpas Twitter @LpmJumpa Website www.jumpaonline.com


PELITA OPINI

PELMA edisi XLV 2012

‘Pekerjaan Rumah’ Universitas Pasundan Hanang Ujiantoro Putro*

U

ntuk mencapai tujuan pendidikan nasional, semua aspek penunjang pendidikan harus lengkap. Seimbang antara jumlah tenaga pendidik, peserta didik dan fasilitas. Metode pembelajaran, kurikulum, manajemen, tujuan institusional, struktur dan jadwal harus efisien, serta berkualitas. Selain itu harus ada kerjasama antara pemerintah dan semua lapisan. Dewasa ini, banyak instansi pendidikan yang berperan aktif menopang pembangunan pendidikan nasional dengan beragam jalur, jenjang, program dan pengelolaan. Saya akan mengupas secara garis besar mengenai fasilitas dan penjadwalan di Universitas Pasundan (Unpas), khususnya di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Ketidakseimbangan Unpas memiliki jumlah mahasiswa terbanyak di lingkungan kopertis IV, menjadikan salah satu magnet tersendiri bagi calon mahasiswa untuk mengecap pendidikan di kampus ini. Jumlah mahasiswa yang banyak, khususnya mahasiswa FKIP, ironis jika dibandingkan dengan jumlah ruangan kelas ataupun ruangan-ruangan kelengkapan lainnya seperti ruangan laboratorium, ruangan micro teaching dan sebagainya yang tidak menunjang. Jumlah mahasiswa perkelas melebihi kapasitas. Angka ideal dalam satu ruangan kelas adalah 1 banding 12, artinya setiap 1 dosen dalam 1 kelas mengajar 12 mahasiswa agar proses transformasi ilmu dan efektifitas belajar bisa tercapai. Namun di kampus ini rata-rata perkelas diisi oleh 70 mahasiswa. Bukan hanya ketidakseimbangan antara ruangan dan

Tafakur dalam Renungan Syukur

S

uatu waktu saat aku pulang kuliah, aku yang biasa menggunakan jasa angkutan umum untuk pulang – pergi berpapasan dengan dua orang wanita di sebuah angkutan. Kedua wanita itu terlihat sengaja memperlihatkan perhiasan dan aksesoris yang mengalungi pergelangan tangan dan jemari mereka. Sepanjang jalan, tidak pernah berhenti mulut mereka membicarakan baju yang mereka beli, kosmetik yang mereka pakai, saudara, kerabat atau teman mereka yang baru pulang dari luar negeri, juga berbagai kelebihan harta yang mereka punya. Dengan suara lantang dan gaya bicara berlebihan, mereka terus berbincang sepanjang jalan sampai mereka turun. Siapapun yang mengetahui atau menyaksikan tingkah mereka pasti mengatakan yang dilakukan kedua wanita itu tidak baik. Memamerkan segala harta kekayaan dan prestasi yang mereka miliki kepada khalayak bukanlah perilaku terpuji. Bukankah manusia sesungguhnya tidak punya apa-apa. Sudahkah kita bersyukur? Manusia adalah makhluk sempurna dengan akal dan pikiran yang melengkapinya. Namun dari semua yang dimiliki dan diraih, tidak ada satupun yang menjadi milik kita. Semua itu milik sang Pencipta. Raja dari segala yang ada di bumi, langit, serta isinya. Dia-lah yang melengkapi kekurangan dalam hidup kita. Apakah kita sudah berterima kasih atas mata yang masih bisa terbuka saat kita bangun? Sempat sekadar mengucap ‘Alhamdulillah’ karena masih bisa bernapas? Bagaimana dengan kaki yang melangkah, tangan yang bergerak dan

kuantitas mahasiswa, tetapi fasilitas lain pun minim, misal infokus, peralatan laboratorium dan pendingin ruangan. Pengadaan alat dan referensi belajar seperti buku-buku modul yang dijanjikan akan segera terbit dari penulis beberapa dosen hingga waktu menjelang Ujian Tengah Semester (UTS) masih ada yang hanya sebatas pengucapan janji dan perencanaan saja hingga akhirnya referensi pokok sumber materi yang kami pegang kurang. Jadwal yang Kurang Jelas Bagi mahasiswa baru tentunya pertama masuk kuliah merupakan momentum yang sangat berkesan, bukan hanya isi kurikulum dan materi mata kuliah saja, tetapi lingkungan dan keadaan sosial pun baru. Faktanya, mahasiswa baru tidak mendapatkan kejelasan jadwal selama kurang lebih hampir satu bulan. Dalam lembaran surat edaran yang dikeluarkan oleh pihak fakultas telah menjelaskan bahwa UTS semester ganjil dilaksanakan mulai dari tanggal 14-27 November 2011 dan kuliah aktif akan berjalan pada tanggal 28 November 2011, tetapi pada kenyataannya kuliah aktif diundur yakni pada tanggal 30 November 2011. Ketidaksesuaian waktu dan tidak adanya komunikasi antar penyelenggara pendidikan selalu dijadikan alasan utama penutup argumen. Jika dilihat dari berbagai sisi sudut pandang sangat merugikan. Mahasiswa bukan hanya merugi pada aspek materi tetapi ilmu pengetahuan yang seharusnya tersampaikan efektif malah tidak menjadi seperti yang direncanakan dan diharapkan. *Penulis, Mahasiswa FKIP Biologi 2011 Adhitya Eka Praja*

R E N U N GAN

tubuh yang utuh? Belum lagi perjalanan kita yang berhasil dan lancar. Juga semua pekerjaan dan tugas yang sukses dilaksanakan. Sudahkah kita mensyukurinya? Berapa kali? Sudah? Ragu? Belum? atau Tidak? Lalu bukankah kita orang yang sombong karena mendapatkan semua hal dalam hidup namun tidak pernah berterima kasih. Tubuh utuh, pikiran cerdas, pekerjaan dan tugas sukses, perjalanan lancar. Semua hal itu dilakukan dengan acuh, merasa biasa. Tidak pernah kita memikirkan bagaimana mereka yang cacat fisik ataupun mental. Bagaimana mereka yang pekerjaannya hancur atau perjalanannya gagal. Bersyukur, satu kata dengan sembilan karakter itu tidaklah sulit dilakukan. Besar pahalanya kalau dikerjakan, mudah disepelekan dan dilupakan, namun sangat besar akibat buruknya bila ditinggal. Jangan pikirkan lagi waktu yang terlampaui yang terpenting adalah saat ini dan waktu yang akan datang. Mulai dari saat ini, marilah kita perbaiki diri dan niat. Mari kita keluar dari kungkungan kesombongan hati akan segala nikmat Tuhan. Sekadar mengucap ‘Alhamdulillah’ atas semua yang kita kerjakan dan kita dapatkan. Memperkaya diri dengan sering bersyukur dalam hati akan membuat kita tidak lupa diri. Jadilah pribadi yang lebih baik lagi mulai saat ini. “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (Q.S Al-Baqarah:152) *Penulis, Mahasiswa FKIP Biologi 2011

3


PELMA edisi XLV 2012

PELITA UTAMA

Dilema Masa Jabatan Rektor

P

Ai Chintia

ada 3 Desember 2011, seharusnya Rektor Uni versitas Pasundan (Unpas), Didi Turmudzi lengser dari kursi jabatannya. Mengingat sudah dua periode Didi menjabat sebagai rektor. Hal ini berdasarkan kepada statuta Unpas pasal 22 ayat 1 bahwa masa jabatan Rektor/Pembantu Rektor (PR) adalah empat tahun, setelah itu dapat diangkat lagi dengan ketentuan tidak boleh melebihi dua kali masa jabatan secara berturut-turut. Di sana tidak tertulis bahwa rektor diperbolehkan memperpanjang masa jabatannya hingga satu tahun. Seharusnya, pihak Yayasan maupun universitas telah mempersiapkan pemilihan rektor selanjutnya ketika masa jabatan Didi berakhir. Namun tidak semua mahasiswa Unpas tahu bahwa kenyataannya sampai saat ini Didi masih menjabat sebagai Rektor Unpas. Hal ini seakan kontradiktif dengan pernyataan Didi yang menjadi rektor sejak 5 Januari 2004 mengatakan bahwa baginya dua periode adalah waktu yang cukup untuk memimpin Unpas. “Bagi saya, cukup dua periode,” ujar Didi (24/12/ 2011) kepada Pelma. Tentunya ini menjadi pertanyaan bagi kita semua, mengapa sampai saat ini Didi masih menjabat sebagai rektor? Ketika dikonfirmasi perihal masa jabatan Didi sebagai rektor, ketua Yayasan Perguruan Tinggi (YPT) Pasundan, Makbul mengatakan bahwa benar adanya perpanjangan masa jabatan Didi Turmudzi, di mana yayasan telah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) no 129/YPTP/SK/C/2011 tentang Pemberhentian Rektor Unpas Masa Bakti 2007-2011 dan Pengangkatan Pejabat Sementara. “Ya, langsung diberi SK Penanggung Jawab Sementara (PJS), kalau tidak seperti itu, repot juga,” kata Ketua YPT , Makbul kepada Pelma beberapa waktu lalu. Menurut Makbul, hal ini terjadi karena yayasan ingin memperbaiki pelanggaran pada statuta pasal 22 ayat 2 yang tertulis, “Pengangkatan Pembantu Rektor (PR) selambat-lambatnya 6 bulan setelah rektor terpilih.” Namun kenyataan yang terjadi jarak antara pemilihan rektor terhadap para PR yaitu 13 bulan. Yang menjadi pertanyaan kenapa baru saat ini pihak yayasan memperbaiki statuta padahal dalam beberapa tahun terakhir hal ini terus terjadi? Kesalahan tersebut terjadi karena ketidaksesuaian saat pemilihan rektor sebelumnya. Tetapi Yayasan juga tidak bisa memastikan kapan kesalahan tersebut terjadi, “Untuk yang dulu kami tidak tahu persis, kepengurusan yayasan sendiri baru dibentuk 1 Maret 2011,” ujar Makbul. Menurut rektor bahwa tidak mungkin para PR yang ditarik masa jabatannya untuk mengikuti rektor sehingga perpanjangan jabatan tersebut dilakukan. Hal ini karena para PR pasti tidak bersedia untuk ‘disunat’ jabatannya sebagai ongkos dari

4

kesalahan yang Unpas perbuat. “Iya, karena nantinya PR tidak mau masa jabatannya disudahi mengikuti rektor, jadi istilahnya harus dekat dengan masa jabatan rektor, kan kasihan juga kalau dipotong,” tambah Didi sambil tertawa. Alasan lain dikemukakan juga oleh PR I Unpas, Edi Jusuf. Menurutnya jika jarak yang terlalu jauh a k a n mengganggu kinerja para PR sendiri. “Tidak mungkin kan kalau rektornya baru, sedangkan para PR-nya yang lama,” katanya. Edi menuturkan, jika berkaca pada pengalaman yang terjadi dalam pelaksanaan program kerja para PR jika pemimpin (rektor –red) mereka baru terjadi ketidakefektifan sebab program yang sekarang mereka jalankan sejalan dengan rektor ketika berganti kepemimpinan berganti aturan pula. Sedangkan menurut Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Januariadi, perbaikan statuta ini adalah kesalahan pada dua rektor sebelumnya. “Bisa dikatakan bahwa pendahulu-pendahulu tersebut sedikit mengalami kekeliruan dalam payung hukum kebiasaan maupun tertulis, padahal hal tersebut harus diterapkan,” kata Januariadi. Bila melihat sepak terjang Didi selama ini, selain menjabat sebagai rektor, Didi pun menduduki posisi penting di Paguyuban Pasundan, yaitu sebagai Ketua Umum Paguyuban Pasundan. Saat Unpas dipimpin Didi, Unpas berhasil membuka program S2 dan S3 serta berhasil pula melunasi hutang sebesar 31 miliar bekas pembangunan Kampus Setiabudhi. Selain itu, saat menjelang Dies Natalis Unpas tanggal 14 November 2010 lalu, Unpas dengan percaya diri mengeluarkan slogan baru yaitu Moving Towards World Class University, salah satu indikatornya karena Unpas masuk ke dalam tujuh kriteria penilaian dari sembilan kriteria rangking Perguruan Tinggi (PT) se-Asia versi QS World University Rangking. Bila membandingkan dengan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) lain yang mengangkat slogan yang sama dengan Unpas keberanian Unpas mengangkat slogan baru tersebut rasanya kurang ditunjang dengan adanya sarana dan prasarana. Nyatanya, masih banyak mahasiswa yang mengeluh parkiran sempit, tidak ada sarana olah raga atau beberapa dosen yang jarang masuk kelas. Tentunya mahasiswa berhak tahu atas adanya penyesuaian jabatan ini, lalu siapakah yang bertanggung jawab atas sosialisasi. Dari pihak yayasan sendiri mengatakan bahwa pihak Senat Universitaslah yang berhak untuk mensosialisasikan hal tersebut. “Senat Universitas yang berhak,” ujar Makbul. [reporter : Ai Chintia, Dwi, Agung]


PELITA UTAMA

Belum Ganti Statuta, Masalah Bermunculan

S

PELMA edisi XLV 2012

Asep Ramdan

tatuta (anggaran dasar suatu organisasi : KBBI -red) adalah pedoman tertinggi dalam menjalankan roda suatu organisasi. Pelanggaran terhadap statuta berarti pelanggaran terhadap hukum. Nyatanya, Universitas Pasundan (Unpas), perguruan tinggi yang mempunyai slogan Moving Towards World Class University ini telah melanggar statuta yaitu tercetusnya keputusan yayasan untuk memperpanjang masa jabatan Rektor Unpas yang seharusnya berakhir 3 Desember 2011. Hanya Unpas yang Bermasalah Unpas saat ini masih mengikuti aturan statuta tahun 2002. Idealnya, statuta berganti setiap lima tahun sekali, jadi seharusnya statuta yang baru sudah dibuat pada tahun 2007 dan 2012. “Perubahan statuta itu seharusnya setiap lima tahun, namun sampai saat ini belum ada perubahan dan masih menggunakan statuta tahun 2002 atau yang dulu dan perubahan statuta adalah kewenangan dari universitas untuk merubahnya tetapi sampai saat ini senat belum mengubahnya,” ujar Makbul, Ketua Yayasan Perguruan Tinggi (YPT) Pasundan kepada Pelma. Makbul membenarkan bahwa alasan terbesar adanya penyesuaian itu berarti ada ketidaksesuaian kepada sistem sebelumnya ketika pemilihan, sehingga terjadi kesenjangan waktu yang jauh. Ketidaksesuaian statuta ini dalam lingkup YPT Pasundan hanya terjadi di Unpas. “YPT Pasundan itu memiliki empat perguruan tinggi, di antaranya Unpas, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP), Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) di Buah Batu, STIE Pasundan dan Sekolah Tinggi Umum Hukum Pasundan. Adapun tiga perguruan tinggi itu sudah sejalan tapi tinggal satu, ya Unpas ini,” keluhnya. Saling Tuding Masalah Sosialisasi Ibarat nasi sudah menjadi bubur, penetapan Didi sebagai rektor sampai Desember 2012 telah dikukuhkan oleh yayasan. Selanjutnya, sosialisasi masalah ini sangat dibutuhkan agar tidak terjadi polemik di antara mahasiswa karena mahasiswa berhak mengetahui masalah ini. Namun yayasan memandang bahwa pihak senat yang berkewajiban memberikan sosialisasi kepada mahasiswa. “Senat Universitas yang berhak,” ujar Makbul. Menanggapi masalah sosialisasi, Didi Turmudzi, Rektor Unpas mengatakan sosialisasi akan dilaksanakan namun pihak humaslah yang wajib melaksanakannya. “Penyesuaian akan diberitahukan kepada mahasiswa lewat sosialisasi dari senat kemudian sebagian Lembaga Kemahasiswaan. Belum menyeluruh sosialisasinya tapi bukan kewajiban saya untuk mensosialisasikan. Itu urusan humas atau yang lain,” ujar Didi.

Namun saat dikonfirmasi oleh Pelma, dari pihak humas mengatakan bahwa belum ada perintah untuk melaksanakannya. “Dari kami (humas –red) belum bisa mensosialisasikan karena yayasan belum memberikan surat pemberitahuan mengenai SK itu sendiri,” ujar Dadang Bainur, Humas Unpas. Hal berbeda diungkapkan oleh pihak yayasan sendiri, menurut Makbul bahwa SK dan surat pemberitahuan sudah dikirimkan kepada pihak universitas beberapa hari setelah keputusan disepakati. Terkesan Ditutupi Imbasnya, banyak pihak tidak mengetahui banyak tentang masalah ini sehingga perpanjangan masa jabatan rektor ini terkesan ditutupi. Jangankan mahasiswa biasa, bahkan ketua kelembagaan pun ada yang tidak tahu sama sekali. “Belum tau sih sampai saat ini, baru denger sekarang,” ujar Fajar Permana Sidik, Ketua Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia. Fajar mengatakan bahwa dirinya tidak dapat menjelaskan lebih jauh terhadap kebijakan karena memang tidak mengetahui masalah. “Saat ini saya tidak bisa menjustifikasi apapun tentang masalah ini,” tandasnya. Senada dengan Fajar, Ridwan Zulkarnaen Saragih, Ketua Himpunan Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Hukum pun demikian, “Saya belum tahu. Saya pikir ini penting karena masalah sekecil apapun kami berhak mengetahuinya,” tandasnya. Eka Septian, Sekretaris Jenderal Forum Koordinasi Unit Kegiatan Mahasiswa (FK – UKM) angkat bicara tentang masalah ini. Menurutnya masalah sosialisasi ini memang penting, namun sampai saat ini belum ada solusi konkret dari pihak rektorat. “Saya belum mendapatkan surat edaran secara resmi dari Humas Unpas, saya pun mengetahui masalah ini dengan pendekatan saya pribadi kepada pihak rektorat ataupun senat jadi bukan melalui jalur administrasi,” ungkap Eka (09/02) saat diwawancarai Pelma via telepon. Eka mengemukakan, selama permasalahan ini tidak menggangu aktifitas kegiatan UKM baginya tidak menjadi permasalahan, namun Eka menyayangkan masalah ini terkesan ditutup-tutupi. “Saya berharap tidak ada politik – politik lah. Anak-anak ingin keterbukaan, pak rektor masa jabatannya disesuaiakan hingga 2012, jangan sampai lah masalah seperti ini terus berkelanjutan, makanya cobalah terbuka,” ujar Eka. [reporter : Asep, Intan, Taufik]

5


PELMA edisi XLV 2012

T

PELITA UTAMA

Benahi Keterlambatan, Statuta Akan Berjalan Dwi Reinjani

erkesan sangat menyepelekan ketika masalah kecil yang dianggap tidak krusial belum membuahkan masalah. Sama halnya dengan proses pemilihan rektor dan Pembantu Rektor (PR) periode 2007 – 2011 di Universitas Pasundan (Unpas). Pemilihan PR yang terpaut cukup jauh, kini menimbulkan polemik terhadap statuta universitas ini sendiri. Penyesuaian masa jabatanlah yang sedang terjadi saat ini. Adalah Didi Turmudzi, rektor yang didaulat untuk ‘menikmati’ penyesuaian tersebut. Sementara itu, jabatan rektor sudah memasuki masa ‘penyesuaian’, sosialisasi Surat Keputusan (SK) masih belum terdengar. Sudah dua bulan lebih Didi menjalani proses tersebut namun hingga saat ini belum juga ada sosialisasi yang terbuka mengenai SK dari yayasan. Penyesuaian ini terjadi karena masa bakti rektor dan PR saat pemilihan terpaut sangat jauh dari yang seharusnya, hal semacam ini pun tidak hanya dialami Unpas pada periode ini saja, beberapa periode sebelumnya pun pernah terjadi, hanya saja saat ini ‘kebiasaan’ tersebut menimbulkan polemik. “Mungkin karena keadaan di Unpas ini aman-aman saja, maka keterpautan waktu pemilihan yang agak jauh tidak menimbulkan masalah,” ujar Dadang Bainur (27/12/11), Humas Unpas menanggapi hal tersebut. Menurut Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unpas, Dadang Mulyana, mengatakan bahwa perpanjangan masa jabatan tersebut memang sudah seharusnya dilaksanakan, mengingat masa jabatan PR harus tetap dipenuhi dan jika tidak hal ini dapat dikatakan sebagai perampasan hak masa jabatan PR. Januardi, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unpas menilai bahwa penyesuaian tidak jadi masalah asalkan ada transparansi, ”Namun penyesuaiaan akan menjadi masalah ketika tidak paham,” katanya (24/12/11) saat ditemui Pelma.

Pentingnya Sosialisasi Sosialisasi yang besar-besaran diharapkan segera disampaikan kepada mahasiswa secara menyeluruh agar tidak ada kesimpang-siuran terhadap kedudukan rektor dan PR-nya sekarang. “Ya lebih baik sosialisasinya segera dilaksanakan saja agar tidak ada kesalahpahaman, toh penyesuaian ini juga berdampak baik untuk keberlangsungan Unpas,”

6

tutur Ridwan Zulkarnain, Ketua Himpunan Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Hukum. Sebenarnya sosialisasi untuk kalangan dekanat sendiri telah dilakukan, seperti pihak dekanat FKIP sudah mengetahui dengan jelas mengenai penyesuaian tersebut. “Dari pihak dekanat sudah ada bagiannya masingmasing untuk mensosialisasikan hal itu, seperti Pembantu Dekan (PD) III kepada mahasiswa, PD II kepada tata usaha serta para pegawai dan PD I terhadap dosen. Itu sudah dilakukan walaupun belum semua,” papar Dadang kepada Pelma. BEM Unpas pun sebagai kelembagaan tingkat universitas seharusnya turut andil dalam mensosialisasikan hal tersebut, seperti pemaparan Norlia Handayani, mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP Unpas angkatan 2008, “Seharusnya BEM Unpas yang berperan dalam sosialisasi,” katanya. Namun sampai saat ini, BEM Unpas belum terdengar untuk membahas masalah penambahan masa jabatan rektor sendiri, padahal sebelumnya saat diwawacarai, Januardi sebagai Presiden Mahasiswa berkata akan melakukan open dialog. “Akan mengadakan open dialog mengenai hal-hal apa saja yang terjadi di Unpas, jika menjadi keharusan kita akan mencoba. Setiap pemahaman yang tidak lurus sebagai organisasi mahasiswa harus bisa menjembatani,” ujarnya. Sementara itu, menurut Yaya M. Abdul Aziz, PR III Unpas menilai sosialisasi secara besar-besaran kepada seluruh mahasiswa tidak dibutuhkan karena masalah seperti ini tidak krusial untuk dibesarbesarkan. Selain pihak dekanat dan rektorat, kelembagaan pun seperti Unit Kegiatan Mahasiswa dan himpunan sudah ada yang mengetahui tentang hal tersebut dan diharapkan bisa mensosialisasikan kepada mahasiwa lain dari mulut ke mulut. “Lagi pula waktu penyesuaian yang saat ini sedang terjadi hanya akan berlangsung selama beberapa bulan saja,” ucapnya (9/2) kepada Pelma. Yaya juga berharap setelah masa penyesuaian ini berakhir, Unpas dapat kembali mengikuti statuta yang ada dan sudah direvisi. ”Saat rotasi kepemimpinan kembali berjalan, maka keberpijakkan kepada aturan program yang ada akan berjalan pula,” tegasnya. [reporter : Fahmi, Mutia, Rachman]


PELITA UTAMA

PELMA edisi XLV 2012

“Para pembantu rektor (PR) pasti tidak mau masa jabatannya disudahi mengikuti rektor karena mereka belum habis masa jabatannya, kan kasihan juga” Itulah petikan wawancara dari Prof. Dr. H. Didi Turmudzi, Rektor Unpas saat diwawancarai oleh Pelma (Asep, Intan dan Taufik) Fuji/JUMPA

Kenapa harus ada penyesuaian masa jabatan rektor? Penyesuaian ini adalah ketentuan dari yayasan guna menyesuaikan dengan statuta Unpas, sehingga jabatan rektor harus disesuaikan agar jarak antara pemilihan rektor dan PR itu maksimal enam bulan. Oleh karena itu atas dasar usul Senat Universitas yang memberikan tembusan kepada saya pribadi untuk mau disesuaikan dengan sistem statuta Unpas. Kalau seperti ini, terkesan rektor yang mengikuti para PR karena Anda mau disesuaikan sebab para PR belum selesai masa jabatannya. Tanggapan Anda? Ya kan pasti para PR tidak mau masa jabatannya disudahi mengikuti rektor karena mereka belum habis masa jabatannya, kan kasihan juga. Sampai kapan penyesuaiannya? Penyesuaian jabatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menyesuaikan dari statuta ini. Dimulai dari Desember 2012 hingga nanti pelantikan rektor selanjutnya bulan Januari 2013. Bagaimana sosialisasi untuk seluruh masyarakat Unpas? Penyesuaian jabatan rektor ini akan saya beritahukan kepada mahasiswa lewat sosialisasi dari senat. Sebenarnya baru sebagian Lembaga Kemahasiswaan yang sudah mengetahui namun belum menyeluruh sosialisasinya, tapi bukan kewajiban saya untuk mensosialisasikan, yang mensosialisasikan ada yang lain, seperti Humas atau lainnya.

“Memang Pak Didi habis masa jabatannya, tapi bukan perpanjangan tetapi penyesuaian pada statuta tahun 2002 dan dia menjadi pejabat sementara sampai Desember 2012” Berikut hasil wawancara Pelma dengan Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi Pasundan, Drs. Makbul Mansur, M.Si

Dok. Pribadi

Untuk pergantian rektor, seharusnya Didi pada Desember 2011 sudah habis masa jabatannya tapi ternyata ada perpanjangan, sampai kapan? Untuk pergantian Rektor Unpas itu pada tanggal 3 Desember, memang Pak Didi habis masa jabatannya, tapi bukan perpanjangan tetapi penyesuaian pada statuta tahun 2002 dan dia menjadi pejabat sementara sampai Desember 2012. Ketentuan tersebut ada pada statuta pasal berapa dan ayat berapa? Statuta pasal 22 ayat 2 yang menyatakan, “pengangkatan pembantu rektor selambat-lambatnya 6 bulan setelah rektor terpilih”. Apa yang terjadi di Unpas sekarang? Kenyataannya di Unpas sekarang, jarak antara pemilihan rektor dan para PR satu tahun lebih. Jadi yayasannya akan melaksanakan amanah dan jangan sampai terjadi jarak yang begitu panjang. Tidak mungkin para PR yang ditarik masa jabatannya kecuali menyesuaikan dengan masa jabatan rektornya sehingga statusnya bukan diperpanjangan tapi disesuaikan. Untuk statutanya seharusnya direvisi berapa tahun sekali? Lima tahun, namun sampai saat ini belum ada perubahan dan masih dipakai yang 2002 kemarin dan itu adalah kewenangan dari universitas untuk merubahnya. Apakah ada ketidaksesuaian kepada sistem pemilihan rektor sebelumnya? Ya, ketika Prof. Didi naik menjadi rektor, pemilihan pembantunya lumayan jauh, sekitar 13 bulan. Yayasan Pendidikan Tinggi Pasundan yang memiliki empat perguruan tinggi, di antaranya Unpas, STKIP Cimahi, STIE di Buah Batu, STIE Pasundan dan Sekolah Tinggi Umum Hukum Pasundan. Yang tiga perguruan tinggi itu sudah sejalan tapi tinggal satu, ya Unpas ini. Siapa yang harus mensosialisasikan ke mahasiswa atau kepada para pegawaian Unpas? Yang berhak mengsosialisasikan adalah senat universitas, yayasan hanya mengatur sistemnya.

7


PELMA edisi XLV 2012

PELITA KHUSUS

Perubahan Kebijakan Administrasi, Pola Sosialisasi Jadi Masalah

F

Fahmi Rahmina

akultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Pasundan (Unpas) menerapkan kebijakan baru terkait pembayaran administrasi. Pembayaran yang semula hanya dilakukan di Tata Usaha (TU) kampus Unpas Tamansari sekarang dipindahkan ke Bank Mandiri cabang Dago. Beberapa mahasiswa mengeluh mengenai kebijakan tersebut, banyak yang merasa harus antre dua kali, pertama antre di Bank, kemudian di TU. “Aduh ribet, pusing, harus ngantri dua kali. Setelah ngantri di bank, kita harus kembali ngantri di kampus,“ keluh Intan Ayu Lestari, mahasiswa FKIP Biologi angkatan 2010. Senada dengan Intan, Krestiana yang juga mahasiswa FKIP Biologi angkatan 2010 pun berkomentar, bahkan dia sempat kebingungan karena tidak ada informasi yang jelas. ”Jadi bingung, waktu itu saya juga pernah bayar DPP di Bank Mandiri karena beberapa teman bilang bisa. Waktu setor ke kampus ternyata masih dianggap belum bayar DPP,” keluhnya. Kebijakan yang merupakan hasil dua kali rapat, yaitu Rapat Pimpinan Fakultas tanggal 28 Oktober 2011 dan Rapat Pembantu Dekan (PD) III dengan Lembaga Kemahasiswaan FKIP Unpas tanggal 2 November 2011 tersebut dirasa merepotkan oleh sebagian besar kalangan mahasiswa. Mereka masih merasa kebingungan dan kurang informasi mengenai hal tersebut. Ridwan Zulkarnaen Saragih, Ketua Himpunan Mahasiswa Pendidikan Kerwarganegaraan juga membenarkan, jika sempat terjadi salah persepsi pada sebagian mahasiswa. “Sebagian dari kita tahunya bahwa membayarnya harus di bank Mandiri cabang dago. Padahalkan sistemnya online, bisa di mana saja,” ujarnya kepada Pelma. Menurut Fajar Permana Sidik, Ketua Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia, hal tersebut karena kurangnya sosialisasi. “Berkaitan dengan pembayaran ke Bank Mandiri, pada awalnya memang banyak pengaduan karena kurangnya sosialisasi,” ungkapnya. Memang sosialisasi mengenai pembayaran tersebut dirasa kurang, hal itu terlihat pada banyaknya mahasiswa yang tidak mengetahuinya. Dadang Mulyana, Dekan FKIP mengaku sudah memberikan perintah kepada PD III untuk mensosialisasikannya kepada kelembagaan mahasiswa. Agar mereka menyebarkannya dari mulut ke mulut kepada mahasiswa lainnya.

8

“Saya sudah berkoordinasi dengan bidang tiga agar mensosialisasikannya kepada kelembagaan mahasiswa. Agar mereka menyebarkan kepada mahasiswa lainnya dari mulut ke mulut,” tanggapnya (27/01) kepada Pelma. Dari hasilnya di lapangan, tentunya sosialisasi dari mulut ke mulut itu masih belum cukup agar pengetahuan tentang hal tersebut dapat menembus semua kalangan mahasiswa. FKIP Dijanjikan Beasiswa Latar belakangnya menerapkan kebijakan tersebut adalah untuk kepentingan mahasiswa, pihak dekanat mengatakan bahwa pihaknya tidak mendapat keuntungan, kebijakan ini diambil karena untuk kepentingan mahasiswa sendiri. “Kebijakan ini dipilih untuk mempermudah para mahasiswa. Pertama, mahasiswa bisa terhindar dari antrean yang cukup panjang,” ujarnya. “Kedua, kita ingin memanfaatkan teknologi yang ada. Masa sistem perbankan sudah semakin maju, sistem administrasi di fakultas lain sudah maju. FKIP masih menggunakan yang konvensional (tradisional – red),” lanjutnya. “Ketiga, http://patroli.100004.n3.nabble.com/ menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Meskipun memang selama ini belum pernah terjadi kecurangan atau hal-hal seperti itu,” kata Dadang. Bank Mandiri sendiri menjanjikan akan memberikan beasiswa kepada mahasiswa FKIP. Tetapi lagi-lagi sosialisasi menjadi kendalanya. Info beasiswa tersebut masih belum tersosialisasikan juga kepada mahasiswa FKIP kebanyakan, masih terbatas kepada beberapa kalangan khususnya kelembagaan mahasiswa. “Bank Mandiri menjanjikan akan memberi beasiswa, untuk besarnya belum pasti, tapi biasanya ditentukan oleh besarnya simpanan uang di Bank,” jelas Dadang. Administrasi merupakan hal yang paling mendasar dan penting dalam setiap kegiatan manusia. Oleh karena itu, manusia selalu ingin mempermudah dan memperbaharui caranya. Akan tetapi tidak selamanya yang baru itu mudah, baik mudah untuk diterima maupun dilakukan. Seharusnya sebuah kebijakan itu menyangkut kepentingan orang banyak. Semua mahasiswa berhak mengetahui serinci-rincinya dan secepat mungkin mengenai kebijakan baru yang akan diterapkan. [reporter : Fahmi, Ai Chintia]


PELITA ARTIKEL

PELMA edisi XLV 2012

‘Menjamah’ Kembali Fungsi Laut Nusantara

B

Asep Ramdan*

ung Karno pernah menyebut bahwa negara In donesia adalah negara kepulauan yang mashur dengan laut yang memiliki banyak potensi. Dibalut dalam catatan sejarah yang luar biasa. Banyak sejarah yang mencatat bagaimana kokohnya kekuatan maritim kita ini. Seperti Kerajaan Sriwijaya pada masa lampau dikenal sebagai negara maritim yang tangguh, bahkan dalam nyanyian sering disebut “Nenek moyangku seorang pelaut”. Juga bisa dilihat dari Sumpah Palapa, Gajah Mada, Sang Mahapatih Kerajaan Majapahit ini berbunyi “Ingsun Tan Hamukti Palapa Lamun Durung Purna Hamusti Nuswantara” (Saya tidak akan makan buah Palapa sebelum selesai mempersatukan Nusantara). Dari sumpah tersebut, Gajah Mada berhasil menyatukan nusantara yang memiliki potensi laut yang sangat mumpuni. Indonesia negara kepulauan yang memiliki laut yang sangat luas, dari data geografis bahwa wilayah laut Indonesia sangat besar yaitu seluas 5,8 juta Km2 yang terbagi atas laut teritorial seluas 3,2 juta Km 2 , wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) seluas 2,7 Km2 dengan garis pantai membantang sejauh 95.181 Km. Hal tersebut jelas adalah alasan kenapa laut ini adalah potensi yang luar biasa sebagai potensi yang memiliki fungsi vital dalam membangun negara kita. Menurut Prof. Dr. Dimyati Hartono, SH. (Pakar Hukum dan Politisi), laut memiliki beberapa fungsi vital yang meliputi berbagai aspek yang dapat membangung negara, yaitu : Fungsi Vital Pertama Laut sebagai faktor integrasi teritorial wilayah nasional, yaitu : integrasi antara matra wilayah darat, matra wilayah laut dan matra wilayah udara. Tanpa matra wilayah laut, Indonesia bukan Negara Kepulauan, intinya Negara Kepulauan tidak akan eksis, perlunya matra wilayah laut merupakan faktor eksistensial bagi negara kepulauan Indonesia, “without sea there is no archipelagic state”. Fungsi Vital Kedua Laut merupakan fungsi vital bagi sarana transportasi laut. Bila fungsi ini tidak berjalan, maka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berciri khas Negara Kepulauan bisa terancam eksistesinya dilihat dari sudut politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan, terutama dalam penyelenggaraan negara dan distribusi kebutuhan

hidup rakyat. Fungsi Vital Ketiga Fungsi vital laut sebagai deposit sumber daya alam. Baik yang ada di permukaan laut itu sendiri, di dasar samudera Sea Bed, Continental Shelf karena berisi kandungan sumber daya alam yang memberikan jaminan terhadap kelangsungan hidup bangsa Indonesia dari abad ke abad. Bila deposit ini tidak terpelihara dan terjamin pelaksanaan fungsinya, maka kelangsungan hidup rakyat dan eksistensi Negara Kepulauan Indonesia bisa terancam. Fungsi Vital Keempat Fungsi vital laut bagi pertahanan dan keamanan negara. Jika fungsi yang keempat ini tidak terlaksana, maka NKRI yang merupakan Negara Kepulauan bisa terancam keutuhan dan eksistensinya. Sejarah membuktikan karena fungsi vital keempat ini dijaga, maka NKRI dapat melempar berbagai macam pemberontakan dalam negeri, termasuk pembebasan Irian Barat (sekarang Papua). Dari keempat fungsi tersebut tentu masih banyak yang harus dioptimalkan berkenaan tentang laut. Seperti perlindungan terhadap pulau-pulau terluar di Indonesia, masih banyak pencaplokan pulau yang dilakukan oleh negara tetangga yang membuat zona teritorial laut menjadi berkurang. Selain itu pemanfaatan hasil laut khususnya http://alfit.student.umm.ac.id sumber pangan alternatif yang masih belum optimal, contohnya seperti pemanfaatan abalon (siput mata tujuh), teripang dan rumput laut. Padahal dari hasil penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terbukti bahwa sumber pangan dari laut dapat menjadi potensi yang bisa menolong bangsa Indonesia dari kelaparan. Sebagaimana kita ketahui sekarang Indonesia masih termasuk satu dari empat negara yang memiliki indeks kelaparan global. Tidak ada kata terlambat bagi negara ini untuk terus menjamah (mengoptimalkan) dan memanfaatkan potensi laut negara sendiri. Sebelum potensi-potensi tersebut dimanfaatkan oleh pihak luar yang jelas tidak akan membantu negara ini keluar dari krisis yang terjadi menuju negara yang kuat dan bermartabat.

*Penulis, Mahasiswa FKIP Biologi 2010

9


PELMA edisi XLV 2012

RESENSI

‘Berkenalan’ dengan Indonesia, Indonesia bukan hanya Pulau Jawa Andi Rahmanto*

B

uku ini merupakan rekaman merupakan kawasan biota laut terbesar perjalanan Ahmad Yunus dan ketiga di dunia. Selain itu yang tidak Farid Gaban, dua wartawan kalah indahnya adalah Wakatobi. ‘gila’ yang nekat berpetualang Perjalanan dilanjutkan ke Papua, mengelilingi Indonesia penulis mengajak kita menikmati menggunakan dua keindahan Raja Ampat buah motor trail yang sudah tidak modifikasi. diragukan lagi. Mereka Keindahan menyebut kepulauan perjalanan yang terdiri ini sebagai dari 600 ‘Ekspedisi pulau ini Z a m r u d bahkan sudah Khatulistiwa’. mendunia. Kegiatan Juga ‘Rumah utama mereka, Semut’ di mengunjungi Taman Nasional daerah-daerah Wasur. y a n g S e l a i n terpinggirkan, menceritakan berkenalan dan tentang keindahan Harga : Rp 85.000 memotret sosok lain alam Indonesia, buku Jenis : Perjalanan Indonesia. Perjalanan ini juga banyak diawali dari pulau bercerita tentang sisi Penulis : Ahmad Yunus S u m a t e r a , kemanusiaan dan Penerbit : Serambi menyusuri garis historis. Misalnya saat Tgl Penerbitan : Juli 2011 khatulistiwa di berada di Bukittinggi, Bahasa : Indonesia Kalimantan dan Sumatera Barat. Kota Ukuran : 130x205 mm S u l a w e s i . yang melahirkan Berat : 100 gram Dilanjutkan dengan tokoh-tokoh seperti Halaman : 372 menikmati Indonesia Hatta, Sjahrier, Timur meliputi Muhammad Natsir, Maluku dan Papua, kemudian kembali Buya Hamka, Syafroedin ke Jawa melalui Nusa Tenggara dan Prawiranegara hingga Tan Malaka. Bali. Ataupun potret Indonesia di perbatasan, Di Sumatera, kita disuguhkan pulau Sebatik yang masyarakatnya dengan keindahan terumbu karang sangat bergantung pada kehidupan dan hutan bakau asri di pesisir pulau ekonomi Malaysia. Dengan alasan Pahawang, parade lumba-lumba di barang yang dijual menggunakan Teluk Kiluan, kearifan budaya pulau ringgit Malaysia dan lebih murah. Nilai Nias, serta ombak Mentawai yang toleransi antar umat beragama di kesohor ke luar negeri. Flores, juga pengalaman menarik Di Kalimantan yang dituju lokasi penulis ketika menemui ‘perompak penambangan intan di Martapura yang berseragam’ ketika melewati Selat memiliki keunikan, para pendulang Malaka. intan tersebut didominasi kaum hawa Secara umum, buku ini dan juga pesona keindahan pulau- mengenalkan kita tentang Indonesia pulau kecil sekelilingnya, misalnya yang bukan hanya Jawa maupun Bali. pulau Kakaban dan pulau Atol. Indonesia adalah dari Sabang sampai Sedangkan di Sulawesi, kita diajak Merauke, dari Miangas sampai pulau menyusuri selat, teluk dan pulau- Rote. Susah me-review dan memilih pulau kecil di sekitar Pulau Celebes. mana yang harus diceritakan kembali Kita juga disuguhkan kekayaan biota dalam buku ini karena tiap kisah atau laut yang terhampar di Selayar dan cerita petualangan yang dituangkan Takabonerate, selatan Sulawesi, memiliki keunikan tersendiri. membentang hingga Papua dan Kepulauan Alor, Flores. Kepulauan ini *Penulis, Anggota Muda LPM Jumpa 2011

10

CELOTEH

Bagaimana tanggapan Anda tentang kinerja BEM Unpas? Bagus, selama pengaruh BEM itu positif untuk kemajuan universitas Yudha Yudiantara, Hukum 2009 Biasa aja, mungkin kinerja pengurus sebelumnya kurang baik Haeqel Rifyal, Hukum 2009 Dana yang diberikan kampus terlalu berlebihan karena kita tidak tahu uang tersebut digunakan untuk apa? Faisal, Hukum 2009 BEM Unpas nihil, kinerjanya gak ada sama sekali. Ratna, Teknik Pangan 2009 Kalau biaya yang diberikan Kampus tidak untuk kepentingan mahasiswa, itu merugikan mahasiswa Unpas karena dana BEM itu dari mahasiswa. Bani, Ekonomi Akuntansi 2010


LENSA MAHASISWA

PELMA edisi XLV 2012

Menulis itu Asyik Lewat Workshop Cerpen Intan Pariztyan Erliana*

M

enulis bisa jadi merupakan hal yang biasa. “Kekuatan cerita itu terletak pada lead dan endHampir setiap orang menyukai menulis. ing-nya. Tekniknya adalah dengan mengedepankan Dengan menulis, seseorang dapat aksi dan bisa membuat penasaran. Agar pembaca menuangkan ide – ide yang riil maupun abstrak ke tertarik menelusuri cerita sampai akhir,” dalam bentuk yang nyata. Tapi bagaimana caranya ungkapnya. agar menghasilkan sebuah tulisan yang bagus dan Selain itu, ia menambahkan bahwa ending yang memiliki nilai jual? Hal itulah yang diusung oleh bagus adalah yang bisa membuat pembaca terkesan. Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) ‘Jumpa’ Universi- “Hindari ending tempelan. Ending-nya bisa berupa tas Pasundan (Unpas) dalam Workshop Penulisan kejutan yang membuat pembaca menebak jalan Cerita Pendek yang diselenggarakan pada 14 Januari cerita padahal tidak sesuai,” katanya. 2012 di Aula Kampus Usai penyampaian Unpas Tamansari. materi dan diskusi, Acara yang dihadiri digelar pula acara sekitar 70 orang peserta evaluasi terhadap ini menghadirkan dua karya salah seorang orang pemateri, yaitu peserta lomba cerpen asisten editor harian yang dipilih secara utama Pikiran Rakyat acak. Acara evaluasi sekaligus cerpenis, Zaki itu dibimbing oleh Yamani dan cerpenis Hendra Veejay, juri muda dari Forum dalam lomba Lingkar Pena, penulisan Cerpen. Skylashtar Maryam. Pertama – tama Acara yang dibuka Hendra menyuruh oleh Rektor Unpas, Didi peserta untuk Turmudzi ini m e m b a c a merupakan acara keseluruhan isi dari Fuji/JUMPA puncak dari lomba Rektor Unpas, Didi Turmudzi (tengah) menghadiri pembukaan Work- cerpen yang terpilih penulisan cerpen SMA/ shop Penulisan Cerita Pendek. Selain Didi, hadir pula Pembantu untuk dievaluasi SMK Se-Jabar dan Rektor III, Yaya M. Abdul Aziz. (kanan) tersebut. Setelah itu Banten yang diadakan tanggal 1-31 Desember 2011. Ia membahas bagian mana saja yang perlu mendapat Meski begitu, para peserta workshop tidak mesti perbaikan dan bagian mana yang dinilai sudah cukup peserta lomba cerpen, akan tetapi juga para bagus. Sehingga para peserta lebih memahami mahasiswa, guru dan umum. materi yang telah dipaparkan oleh pemateri pada Sesi pertama acara ini diawali dengan sesi sebelumnya. Dari evaluasi oleh Hendra itu, penyampaian materi dari masing – masing dapat disimpulkan bahwa kelemahan dari cerpen pembicara mengenai cara – cara menulis cerpen. yang diikutsertakan dalam lomba penulisan cerpen Acara semakin meriah ketika sampai pada diskusi LPM ini kurang berani mengulas dialog dan membuat interaktif dengan para peserta workshop. Hal alur yang unik. tersebut terbukti dengan banyaknya peserta yang “Saat menulis dialog hendaknya menggunakan bertanya. Salah seorang peserta bertanya mengenai kata yang tidak kaku, jika kita akan membuat diabagaimana cara untuk menumbuhkan ide kembali log, bayangkan sebagaimana kita berdialog di luar,” ketika kita merasa kehabisan akal untuk papar Hendra. Selain itu, menurut Hendra, konflik meneruskan tulisan. yang unik akan membuat cerpen menjadi terlihat Hal tersebut ditanggapi oleh Zaki dengan santai, berbeda, walaupun tema yang diusung sama. “Biasanya sih, kalau sudah mentok, saya tinggalkan “Perbaikannya mudah, perbanyak baca buku dan dulu tulisan saya. Refreshing dulu sejenak untuk menonton film. Jika malas membaca buku yang tebal, menyegarkan pikiran. Setelah itu baru saya menulis minimal komik,” tutupnya. lagi,” ujar Zaki. Ia juga menambahkan, untuk Acara ini ditutup dengan pengumuman pemenang menambah referensi ide dalam menulis, seorang peserta penulisan lomba cerpen. Juara pertama penulis harus sering – sering banyak membaca. diraih oleh Kartini Fuji Astuti, dari SMA Negeri 1 “Banyak membaca dan menuliskan ide – ide yang Cianjur dengan judul cerpen ‘Dering Kematian’, terlintas di pikiran kita tanpa sengaja biasanya juara kedua oleh Novi Nur Hadianti dari SMA 1 banyak membantu dalam penulisan,” tambahnya. Banjaran dengan judul ‘Kosong’, sedangkan juara Skylashtar Maryam memaparkan bagaimana cara ketiga oleh Lusy Septianti dari SMA 1 Banjaran menghasilkan karya yang disukai dan menarik di dengan judul cerpen ‘Lisios Naybi’. mata banyak orang. Dia mengatakan dalam sebuah cerita kekuatannya berada di awal dan akhir. *Penulis, Anggota Muda LPM Jumpa 2011

11


PELMA edisi XLV 2012

GADO GADO

Mendatar 1. Candi terbesar di Indonesia 7. WWW 8. Abjad, alfabet 12. UKM di Unpas yang bergerak di bidang Jurnalistik 14. Juara Piala Dunia 1998 16. Alat musik khas Jawa Barat 18. Kota di Jawa Barat 19. Dijuluki manusia baja, ‘Steel Man’ 20. Ibu Kota Kanada 22. Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia 23. Ibu Kota Jawa Barat 25. Alat transportasi umum 28. Tragedi Demonstrasi di China tahun 1989 29. Berjaga tidak tidur sampai larut malam 30. Hari raya umat Kristen 31. Memperbolehkan (Inggris) 33. Korupsi, Kolusi, Nepotisme 34. Nama sungai di Kota Bandung 35. Film Sylvester Stallone tentang

12

prajurit 36. Tidak Benar 38. Nama depan Rektor Unpas

Menurun 2. Pulau Dewata 3. Cukai 4. Olahraga di air 5. Latar Belakang 6. Sekolah (Arab) 9. Kamu (Sunda) 10. Universitas Pasundan 11. Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik 13. Dasar Negara Indonesia 15. Matahari terbenam (Inggris) 17. John . . . . (The Beatles) 21. Bahan baku rokok 23. Tidak bisa melihat 24. Dataran yang menjorok ke laut 26. Tim Sepakbola dari Bandung 27. The Largest Indonesian Community 32. Museum Rekor Indonesia 37. Angkatan Laut

Kuis TTS Pelma Edisi 45 “Ikuti Kuis TTS Pelma Edisi 45. Dapatkan hadiah buku menarik bagi 3 orang pengirim pertama”

Jawaban dikirimkan ke Sekretariat LPM Jumpa dalam bentuk copy, cantumkan nama lengkap, NRP dan No yang bisa dihubungi. Batas pengiriman sampai tanggal 29 Februari 2012


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.