Koran Edents LPM Edents
Dinamika Intelektual Mahasiswa
Volume 05
Edisi 11 - 24 Mei 2020
Koran Edents Volume 5 ini dibuka dengan Laporan Utama 1 yang melaporkan tentang kebijakan Undip untuk membantu mahasiswa dalam melaksanakan kulon setelah adanya keluhan dari mahasiswa. Tidak kalah pentingnya, pada Laporan Utama 2 Ketua Kelompok Studi Pasar Modal Universitas Diponegoro, Ghufron Fasa, membagikan tips pelaksanaan kulon yang produktif untuk mahasiswa. Pada Kabar Kampus, kami laporkan pelaksanaan Banding UKT yang kini harus dilaksanakan secara online dengan adanya kebijakan kulon. Rubrik terakhir diisi oleh Iqlima Firda yang baru saja meraih juara 3 dalam The 5th National Business Plan Competition oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Kami dari redaksi memohon maaf apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan penulisan dalam koran ini. Kritik dan saran sangat diperlukan untuk menjadikan LPM Edents menjadi lebih baik lagi. Selamat membaca!
Kabar Prestasi
Saat ini, dunia sedang dilanda pandemik COVD-19 yang membuat segala sesuatu harus dilakukan dari rumah, baik pekerjaan, sekolah, ibadah dan kegiatan lainnya, ditekankan untuk dapat diatasi dari rumah. Kebijakan pemerintah yang mengharuskan kegiatan dari rumah ini juga berdampak di bidang pendidikan. Sekolah dasar hingga perguruan tinggi mulai melaksanakan kegiatan melalui daring. Ini juga dilakukan oleh Universitas Diponegoro (Undip). Undip mulai melakukan perubahan kebijakan kuliah yang semula tatap muka menjadi kuliah online (kulon) sejak bulan April lalu melalui sarana laman kulon Undip ataupun Microsoft Teams. Meskipun banyak yang beranggapan metode tatap muka merupakan cara efektif dalam melaksanakan perkuliahan, namun harus disadari bahwa situasi tidak mendukung dan sekarang merupakan saatnya kemajuan teknologi mulai diaplikasikan sebaik mungkin. Kuliah daring ini diharapkan dapat untuk memutus rantai penyebaran Coronavirus Diasease atau COVID-19 agar tidak terjadi kerumunan yang dapat menimbulkan penyebaran virus. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dengan melakukan metode kuliah daring ini membutuhkan jaringan internet yang baik dan tentu saja besar. Hal inilah yang dikeluhkan oleh para mahasiswa terutama yang sudah melakukan pulang kampung ke tempat asalnya. Banyak dari mereka mengatakan bahwa kuota internet yang dibutuhkan sangat besar sehingga membuat boros dan juga untuk mahasiswa yang tinggal di wilayah pinggiran maupun di desa, sinyal juga susah didapatkan.
Berangkat dari isu tersebut, Undip kemudian mengeluarkan kebijakan baru berupa perkuliahan dalam bentuk video call yang hanya boleh dilakukan dosen selama 15 menit. Video call dapat dilakukan lebih lama jika mendapat persetujuan bersama oleh mahasiswa yang melaksanakan kulon. Selain itu, Undip juga memberikan subsidi kuota untuk mahasiswa agar dapat mendukung jalannya perkuliahan. Belum Adanya Efektivitas dalam Perkuliahan
Endah, Kepala Bidang Kesejahteraan Mahasiswa
uang tunai dan juga untuk mahasiswa UKT Golongan 1-4.
Dok. SUN Education
Belum diketahui pasti kapan wabah virus COVID-19 akan berakhir di seluruh dunia, terutama di Indonesia. Pemerintah Indonesia sendiri terus mengundur batas waktu pelaksanaan physical distancing dan masih terus berupaya membuat kebijakan stabilisasi negara dalam masa pandemi. Masa kuliah online (kulon) di Universitas Diponegoro (Undip) kemungkinan masih akan dilakukan dalam waktu yang panjang, oleh karena itu Undip juga perlu menstabilkan pelaksanaan kulon agar dapat tetap efektif.
Kebijakan Undip di Masa Pandemi, Apakah Sudah Efektif?
(Kesma) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Undip mengatakan, “Beberapa dosen memang di awal melakukan kesepakatan terlebih dahulu antar mahasiswa dengan dosen, apakah mau 15 menit atau lebih, atau media kuliahnya mau menggunakan Microsoft Teams atau lain sebagainya. Ada dosen yang masih menggunakan cara-cara seperti itu sesuai dengan surat edaran yang sudah diterbitkan oleh rektorat, ada juga yang memang masih, ya, bisa dikatakan seenaknya sendiri gitu untuk melaksanakan kuliah online, jadi bisa sampai 2 SKS dibabat habis.” Dengan adanya kebijakan kuliah selama 15 menit ini, perkuliahan belum menjadi efektif karena dapat dikatakan kebijakan ini bukanlah merupakan jalan keluar yang solutif. Dengan waktu sesingkat itu, mahasiswa belum dapat menangkap dan memahami penjelasan dosen yang tentu butuh penafsiran lebih dalam lagi. Memahami sebuah materi yang baik butuh interaksi langsung dengan dosen. Mau tidak mau kesepakatan kuliah lebih dari 15 menit akan disetujui mahasiswa dan tetap membutuhkan biaya pengeluaran kuota internet. Pemberian Bantuan Subsidi Kuota dan Polemiknya
Melihat banyaknya hal yang dikeluhkan, akhirnya Undip memberikan bantuan subsidi kuota bagi mahasiswa. Pemberian ini semula diawali dari mahasiswa bidikmisi, dimana Undip dan Bank Tabungan Negara (BTN) bekerjasama untuk memberi uang Rp50.000 setiap bulan untuk setiap mahasiswa. Setelah itu, Undip menambah lagi pemberian subsidi dengan melakukan kerjasama bersama dua provider yaitu Telkomsel dan Indosat dimana akan ada pemberian kuota 10 GB untuk 1500 mahasiswa tiap provider-nya. Ini ditujukan kepada mahasiswa bidikmisi yang belum mendapatkan subsidi
Hal ini menuai polemik karena di masa seperti ini, bukan hanya mahasiswa bidikmisi dan UKT rendah saja yang terkena dampaknya. Mahasiswa dengan UKT 5-7 pun terkena dampaknya. Sehingga munculnya protes mahasiswa kepada Undip. “Ketika audiensi tersebut, pihak Rektorat bakal memberikan subsidi kepada semuanya sampai dengan golongan 7. Namun, pihak rektorat akan melakukan perubahan Rencana Keuangan Anggaran Tahunan (RKAT) terlebih dahulu, itu anggaran untuk pengadaan berupa barang dan jasa. Barang dan jasa ini nanti bentuknya adalah berupa kuota yang diberikan kepada mahasiswa,” ujar Endah.
Perihal kebijakan periode kuliah daring ini, Endah mengatakan bahwa dari pihak Undip sendiri belum memberikan informasi lebih lanjut. Hanya saja, menurut surat edaran Rektor, kuliah secara daring ini akan dilakukan sampai masa akhir semester genap (sekitar bulan Juni). Tindak Lanjut BEM Undip Mengenai Masalah Ini
Sebagai salah satu wadah aspirasi mahasiswa, BEM Undip melakukan tindakan segera untuk membantu teman-teman mahasiswa. “Upaya yang sudah dilakukan sama temen-temen BEM kemarin tanggal 29 Maret itu kami sudah menyebar form mengenai kendala mahasiswa terhadap kulon dan itu mendapatkan respon 4932 responden. Dari form itu, kami berusaha mengolah dan kemudian keluarlah surat harapan mahasiswa yang mana poin-poin tersebut, poin pertama dan kedua itu, ada hubungannya dengan bantuan subsidi kota juga perbaikan sistem kuliah online,” jelas Endah. Kemudian dari situ BEM Undip mengupayakan adanya sebuah audiensi bersama pihak rektorat untuk sama-sama mencari jalan tengah baiknya seperti apa terhadap permasalahan kuliah online yang terjadi di teman-teman mahasiswa. Untuk merealisasikannya, teman-teman BEM Undip tetap mengawal bersama.
Lebih lanjut mengenai kebijakan pemberian kuota internet, kini Undip telah mengeluarkan kebijakan baru yakni memberikan kuota internet 10 GB per bulan kepada seluruh mahasiswa yang belum mendapatkan bantuan kuota internet pada periode sebelumnya. Pemberian kuota akan dimulai awal bulan Juni 2020. (amd)
Tetap Bermanfaat dalam Berprestasi
Iqlima Firda, mahasiswi Departemen Akuntansi tahun 2018 Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Diponegoro (Undip), baru-baru ini menorehkan prestasinya di bidang akademik. Iqlima bersama dengan tim memenangkan juara 3 di The 5th National Business Plan Competition yang diadakan oleh FEB Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Lomba tersebut dilaksanakan secara bertahap yaitu dari tahap pengumpulan proposal kemudian diseleksi 10 tim untuk lanjut ke tahap presentasi. Pembukaan lomba sudah dilaksanakan sejak akhir tahun 2019 kemudian technical meeting dan welcoming party serta presentasi dilaksanakan pada tanggal 6-7 Maret 2020. Pelaksanaan lomba tersebut dilaksanakan di FEB Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Membawa Ide Pengembangan Aplikasi untuk Kompetisi
Iqlima bersama timnya yaitu Maulidia, mahasiswi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Undip 2018, dan Puja, mahasiswa Teknik Kimia Undip 2018, merancang bisnis aplikasi tryout untuk mahasiswa kedokteran yang akan mengikuti uji kompetensi profesi dokter. Pengaplikasian aplikasi tryout ini semacam aplikasi bimbingan belajar online Ruangguru, yaitu terdapat soal untuk latihan, pembahasan soal dan juga materinya. Selain itu, fitur yang akan disediakan juga berupa pemeringkatan dari hasil uji kompetensi tersebut sehingga mahasiswa dapat mengetahui kemampuannya.
Latar belakang pembuatan aplikasi tryout ini berawal dari pengamatan kakak salah satu anggota tim yang mengalami kesulitan dalam melakukan uji kompetensi profesi dokter. “Dalam uji kompetensi profesi dokter tersebut tidak mudah dan tidak sedikit mahasiswa yang sering gagal dalam ujian tersebut, bahkan harus ujian berkali-kali agar dinyatakan lulus,” ujar Iqlima.
presentasi kita juga menganalisis pertanyaan yang akan ditanyakan oleh juri, jadi kami menyiapkan pertanyaan sekaligus jawaban kami sehingga kami dinilai juri sudah siap. Kebetulan juga sebagian besar pertanyaan yang kita analisis ditanyakan oleh juri,” jelas Iqlima.
Dok. Pribadi
Dari Redaksi
Iqlima juga menambahkan, “Seperti halnya siswa yang ingin masuk perguruan tinggi mengikuti tes SBM harus les terlebih dahulu agar ada latihannya.” Persiapan yang Matang menjadi Kunci Keberhasilan
Tim yang berasal dari bermacam-macam jurusan ini memiliki strategi pembagian tugas sesuai dengan bidang yang ditekuninya dalam kuliah untuk membuat pengerjaan lebih terstruktur. Puja sebagai pemilik ide untuk membuat aplikasi tryout ini menyusun konsep-konsep dalam penyusunan proposal. Iqlima sebagai mahasiswa Akuntansi bertugas untuk membuat penyusunan anggaran seperti analisis keuangan, analisis bisnis dan lainnya. Kemudian, Maulidia sebagai mahasiswa Ilmu Ekonomi menyusun prosedur marketing-nya.
Pengerjaan ide bisnis dilakukan melalui chatting group dengan membuat timeline untuk setiap step agar proses berjalan lancar dan setiap kendala dapat teratasi. Setelah dinyatakan lolos ke tahap presentasi, Iqlima dan timnya juga memiliki strategi yang berbeda untuk mempersiapkan presentasi. “Ketika mempersiapkan
Dengan memenangkan kompetisi ini Iqlima berharap agar ia dapat memotivasi orang lain untuk tetap berprestasi karena dengan memotivasi orang lain membuat dirinya bermanfaat untuk orang lain. “Nggak ada salahnya kalo mau bermanfaat untuk orang lain dengan lomba, karena dengan lomba bisa mengetahui masalah-masalah baru yang kita nggak dapetin waktu kuliah. Jadi, menghadapi masalah-masalah baru dan dengan lomba dapat bermanfaat untuk orang lain dan menginspirasi orang lain,” ujarnya. Iqlima juga berharap ide bisnis yang dibuat dapat dilaksanakan ke depannya agar menjadi ladang manfaat untuknya dan timnya. Tips Berprestasi untuk Mahasiswa
Menurut Iqlima yang merupakan mahasiswi aktif dalam organisasi kemahasiswaan dan berbagai kepanitiaan, setiap orang memiliki kesempatan, dan rezeki yang didapat merupakan buah dari usaha diri kita sendiri. “Coba aja nggak papa,” kata Iqlima. Iqlima juga menambahkan, mahasiswa dapat mem-follow akun-akun resmi organisasi mahasiswa untuk mengetahui lomba-lomba yang diadakan dan juga bertanya kepada mahasiswa yang sudah mengikuti perlombaan. Iqlima yang juga memiliki motto “Lakukan yang terbaik dan jangan berhenti mencoba” itu berpesan, “Ketika kita ada kemauan pasti ada jalan. Jadi, jangan menyerah kalau misal kita mengalami kegagalan, karena kegagalan juga menuju keberhasilan. Jangan sia-siain waktu kalian kuliah juga,” katanya mengakhiri wawancara. (amd)
Kordents Volume 05 Edisi 11-24 Mei 2020
Pemimpin Umum : Bayu Teguh Imani ; Pemimpin Redaksi : Amadea Arum Diani ; Pemimpin Artistik: Kurnia Wulandari ; Editor : Cinka Yuniar Pramesti ; Layouter : Khaira Aqliya ; Reporter : Rio Dwi Cahyono, Khaira Aqliya, Martin Bonaraja Simamora, Nisa Alisva Anggraeni, Salma Vaza Zahiduzzakka, Diah Ayu Atmajani
Diterbitkan Oleh Lembaga Pers Mahasiswa Edents
Sekretariat : Gedung PKM Lt. 1 FEB Undip, Tembalang Edents Call Center : 024-91181513