




PENYAKIT
ZOONOSIS PADA PRIMATA
INSPIRASI
KONSERVASI: HOBI
MENJADI MISI
KONSERVASI
BUKAN SEKEDAR PROFESI
XPDC HADIR
KEMBALI!
TILIK KESERUAN SEMNAS BEKANTAN 2024!


PENYAKIT
ZOONOSIS PADA PRIMATA
INSPIRASI
KONSERVASI: HOBI
MENJADI MISI
KONSERVASI
BUKAN SEKEDAR PROFESI
XPDC HADIR
KEMBALI!
TILIK KESERUAN SEMNAS BEKANTAN 2024!
Halo sobat WILD, bagaimana kabarnya? Sudah tidak sabar ya membaca halaman selanjutnya? Semoga sobat semua selalu dalam kabar baik ya!
Apalagi kali ini majalah WILD telah terbit dengan tampilan baru yang telah ditunggu-tunggu, pastinya akan menambah persentase kebahagiaan sobat sekalian hari ini dong.
Puji syukur, majalah WILD edisi keempat ini telah terbit. Tentunya, kesuksesan ini tak lepas dari support sobat sekalian. Segenap crew mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung terbitnya majalah ini. Segala karya ini tentu memiliki rentetan kekurangan. Maka dari itu, tak hentinya kami menerima kritik dan saran demi esok hari yang lebih baik. Semoga majalah WILD ini selalu menginspirasi dan membakar semangat sobat sekalian dalam dunia konservasi satwa liar! Terima kasih.
Daniel Bigvai Cristian Lin
Pimpinan Redaksi 2024
Pemimpin Redaksi: Daniel
Tim Penyusun: Chan, Daniel, Dzaky, Fia, Fina, Lala, Nadia, Rangga, Veve
Reporter: Daniel, Fia
Desain Cover: Fia
Penyunting : Daniel, Fia, Fina, Lala, Nadia, Veve
KSSL (Kelompok Studi Satwa Liar) merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa yang ada di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada KSSL berdiri pada 9 Mei 1998 sebagai UKM yang bergerak di bidang konservasi satwa liar
KSSL memiliki fungsi sebagai sarana edukasi masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian satwa liar dan dipelajari pula peranan dokter hewan di bidang medis satwa liar yang nantinya akan diterapkan dalam upaya mendukung konservasi satwa liar
Berdiri sejak tahun 2000, Chelonia FKH Indonesia memperkenalkan diri sebagai organisasi mahasiswa yang bergerak dalam bidang pelestarian satwa liar Berbentuk konfederasi, organisasi ini berfungsi sebagai media komunikasi, wadah pembinaan Kepribadian, pengabdian masyarakat, pengembangan pendidikan dan penelitian pencarian, penampungan dan penyaluran aspirasi serta wadah peningkatan profesionailisme bagi mahasiswa Kedokteran Hewan di Indonesia
Selain KSSL FKH UGM, adapun anggota dari Chelonia antara lain Kofakaha Unsyiah, Himpro Satli IPB, Minpro Satli UWKS, Ambivet Unpad, KMPV PW Unair, WDAC Unair, Kelawar UB, Rothschildi Unud, Anoa Unhas, KMPV PW Undikma, dan Himpro Italia Undana
Menjalankan peran besar di KSSL tak lepas dari tantangan membagi waktu Dengan padatnya kegiatan, berusaha untuk membuat jadwal prioritas yang jelas "Menentukan kegiatan yang paling penting dan mendesak membuat saya lebih disiplin dan konsisten," ujarnya Meskipun sibuk, Ketua umum KSSL ini tetap menyisihkan waktu untuk beristirahat agar dapat menjalankan tanggung jawab dengan maksimal Baginya, keseimbangan antara aktivitas dan istirahat sangat penting untuk menjaga produktivitas
Di balik kesibukan dan tantangan menjadi ketua umum, sosok pemimpin KSSL tahun ini yang kerap disapa dengan nama Safira, berbagi pengalamannya yang penuh warna di organisasi ini KSSL bukan hanya sekadar wadah untuk belajar, tetapi juga tempat untuk bertemu keluarga baru dari berbagai daerah yang berbagi visi yang sama dalam konservasi "Di sini saya banyak belajar dan mengasah keterampilan tentang konservasi satwa liar, hal yang sulit didapatkan di tempat lain," katanya Kegiatan yang seru dan penuh tantangan justru menjadi pemicu semangat baginya untuk terus mendalami dunia konservasi. Baginya, KSSL menghadirkan pengalaman yang tak terlupakan, sekaligus kenangan yang selalu menyenangkan
Mewujudkan visi-misi KSSL bukan hanya sebatas wacana, tetapi diterapkan melalui berbagai kegiatan inspiratif Dari edukasi lewat diskusi dan seminar hingga penelitian langsung di habitat satwa liar, semua ini adalah cara untuk menyadarkan anggota akan pentingnya konservasi. "Kami juga aktif membangun hubungan dengan lembaga konservasi, pemerintah, dan komunitas lokal," jelasnya Dengan kerja sama ini, ia berharap program KSSL dapat membawa dampak nyata bagi pelestarian lingkungan
Untuk generasi KSSL berikutnya, Safira menitipkan pesan agar tetap bersemangat dalam belajar dan berkontribusi. "Selalu jaga rasa ingin tahu dan kepedulian pada lingkungan Jangan ragu bertanya dan berbagi ide," pesannya Ia berharap KSSL akan semakin solid, menjadi inspirasi bagi banyak orang, dan terus berkembang menjadi tempat belajar yang nyaman serta penuh dukungan bagi setiap anggotanya
Lekaskan Haus Pengetahuanmu dengan Kode QR
untuk Telisik Lebih Lagi di Tiap Halamannya!
Persiapkan Pemindai Kode QR!
Pindai Kode QR
untuk Dapatkan Informasi Tambahan!
Temui Kode QR di Tiap Halamannya!
Hobi Menjadi Misi: Awal Ketertarikan dalam Konservasi Satwa Liar
Sobat KSSL pastinya kenal dong sama sosok ini? Ya! beliau adalah Prof. Wisnu, pembina di KSSL. Beliau mengungkapkan bahwa kecintaannya pada dunia konservasi tumbuh dari hobinya dalam traveling, fotografi, dan eksplorasi alam. “Keluarga saya adalah keluarga BKSDA yang bekerja di Kementerian Kehutanan, jadi dukungan untuk terjun ke dunia konservasi sudah ada sejak lama,” jelasnya Sejak SMA, Prof Wisnu sudah memiliki ketertarikan pada satwa ikonik Indonesia yang membuatnya semakin yakin untuk terus berkecimpung dalam dunia konservasi.
Konservasi Tak Bisa Dilakukan Sendiri
Namun, Prof. Wisnu menyadari bahwa konservasi membutuhkan dukungan yang lebih besar. "Pendanaan tidak bisa kita lakukan sendirian. Kolaborasi dengan pihak lain sangat penting," katanya. Dengan semangat kolaboratif, komitmen dan transparansi, proyek konservasi gajah misalnya, dapat memperoleh anggaran sekitar Rp5,7 miliar yang tersebar di tujuh pusat pelatihan gajah di Indonesia
Tantangan Konservasi di Indonesia
Dalam wawancara ini, Prof. Wisnu turut memaparkan beberapa tantangan konservasi di Indonesia Salah satu masalah terbesar adalah alih fungsi hutan Hal ini merampas habitat satwa liar, memaksa mereka keluar dari wilayah aslinya. Konflik antara manusia dan satwa pun tak terelakkan. "Masalah ini terlalu kompleks untuk diselesaikan sendirian, kolaborasi lintas sektor dan penegakan hukum harus diperketat," ungkapnya tegas. Contohnya, kasus peracunan gajah di Aceh yang tidak diproses secara hukum, menggambarkan lemahnya perlindungan terhadap satwa dilindungi.
Selain penegakan hukum, Prof Wisnu menekankan pentingnya peningkatan kesadaran publik. "Masyarakat harus menyadari tanggung jawab mereka untuk menjaga satwa liar," katanya. Menurutnya, edukasi yang berkelanjutan akan membuat masyarakat merasa memiliki kepedulian yang lebih besar dalam menjaga lingkungan dan satwa di dalamnya.
Menjaga Semangat Konservasi di KSSL
Sebagai pembina KSSL, Prof. Wisnu berpesan agar KSSL tetap menjadi "tameng terakhir" bagi FKH UGM dalam melestarikan satwa liar "KSSL harus terus proaktif dan inovatif dengan menggelar kegiatan baru yang menarik mahasiswa lain untuk peduli dan berkontribusi dalam pelestarian satwa liar," ujarnya. Di akhir wawancara, Prof. Wisnu menyampaikan harapannya agar semakin banyak pihak yang terlibat aktif dalam konservasi. "Harapannya, semakin banyak yang tergerak untuk ikut serta, tidak hanya pasif. Dengan begitu, kita bisa menciptakan perubahan nyata dalam menjaga kekayaan satwa liar Indonesia”
drh Ida Junyati Masnur, alumni Fakultas
drh Ida Junyati Masnur, alumni Fakultas
Kedokteran Hewan IPB tahun 1992, memiliki perjalanan karier yang panjang dan beragam perjalanan karier yang panjang dan beragam dalam dunia konservasi satwa liar Setelah lulus, dalam dunia konservasi satwa liar Setelah lulus, beliau memulai karier di TSI (Taman Safari beliau memulai karier di TSI (Taman Safari Indonesia) Cisarua, lalu melanjutkan dengan Indonesia) Cisarua, lalu melanjutkan dengan bekerja di Bali bersama NGO selama lima bekerja di Bali bersama NGO selama lima tahun Pengalaman beliau terus berkembang di tahun Pengalaman beliau terus berkembang di Yayasan Owa Jawa di Sukabumi dan PT Mac Yayasan Owa Jawa di Sukabumi dan PT Mac Fauna Bintan Kemudian, sejak 2015, drh Ida Fauna Bintan Kemudian, 2015, drh Ida bergabung dengan The Aspinall Foundation bergabung dengan The Aspinall Foundation Indonesia Program, yang berfokus pada Indonesia Program, yang berfokus pada konservasi primata konservasi primata
Kedokteran Hewan IPB tahun 1992, memiliki
Salah satu tantangan terbesar dalam bekerja Salah satu tantangan terbesar dalam bekerja dengan primata adalah potensi penyebaran dengan primata adalah potensi penyebaran penyakit zoonosis, penyakit yang bisa menular penyakit zoonosis, penyakit yang bisa menular dari manusia ke satwa, atau sebaliknya dari manusia ke satwa, atau sebaliknya Sebagai contoh adalah tuberkulosis (TBC), Sebagai contoh adalah tuberkulosis (TBC), hepatitis B, dan herpes simplex yang sering hepatitis B, dan herpes simplex yang sering ditemukan pada primata Oleh karena itu, ditemukan pada primata Oleh karena itu, protokol biosafety dan biosecurity yang ketat protokol biosafety dan biosecurity yang ketat sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan baik manusia maupun satwa baik manusia maupun satwa
drh Ida menyampaikan bahwa pada monyet
drh Ida menyampaikan bahwa pada monyet ekor panjang misalnya, mereka merupakan ekor panjang misalnya, mereka merupakan carier dari Herpes B Virus sehingga potensi carier dari Herpes B Virus sehingga potensi penularannya sangat tinggi Pada beberapa penularannya sangat tinggi Pada beberapa owa dan siamang yang positif Herpes ini, owa dan siamang yang positif Herpes ini, terkadang tidak menunjukkan gejala klinis, terkadang tidak menunjukkan gejala klinis, sehingga menajdi hambatan tersendiri untuk sehingga menajdi hambatan tersendiri untuk proses pelepasliaran ke alam, oleh karena itu proses pelepasliaran ke alam, oleh karena itu diperlukan kajian terlebih dahulu apakah virus diperlukan kajian terlebih dahulu apakah virus tersebut terdapat di alam maupun tidak untuk tersebut terdapat di alam maupun tidak untuk mengetahui apakah satwa-satwa tersebut carier mengetahui apakah satwa-satwa tersebut carier maupun tidak maupun tidak
“TBC juga berpotensi tinggi menular antar
“TBC juga berpotensi tinggi menular antar hewan ke manusia sehingga perlu kewaspadaan hewan ke manusia sehingga perlu kewaspadaan tinggi apabila satwa tersebut berasal dari tinggi apabila satwa tersebut berasal dari
peliharaa peliharaan tahu past tahu pasti orang den orang den Disebutka Disebutka tipikal, y tipikal, y manusia manusia sangat pa sangat pa lebih pato lebih pato
Dalam Dalam prosedurnya mirip dengan manusia, pemahaman prosedurnya mirip dengan manusia, pemahaman tentang biologi dan perilaku satwa masih sangat tentang biologi dan perilaku satwa masih sangat diperlukan Misalnya, bisa diamati dari diperlukan Misalnya, bisa diamati dari keaktifannya yang berkurang, nafsu makan keaktifannya yang berkurang, nafsu makan turun, dan perubahan feses maupun urine turun, dan perubahan feses maupun urine
Sebab, secara alami satwa liar tidak mau Sebab, secara alami satwa liar tidak mau menunjukkan bahwa dirinya sakit Selain itu, menunjukkan bahwa dirinya sakit Selain itu, ketersediaan untuk terus belajar dan mengikuti ketersediaan untuk terus belajar dan mengikuti perkembangan ilmu juga menjadi kunci untuk perkembangan ilmu juga menjadi kunci untuk meningkatkan profesionalitas meningkatkan profesionalitas
Sebagai penutup, drh Ida menyampaikan Sebagai penutup, drh Ida menyampaikan harapannya untuk dunia konservasi agar habitat harapannya untuk dunia konservasi agar habitat satwa liar tetap terjaga dan lestari, serta agar satwa liar tetap terjaga dan lestari, serta agar perburuan satwa liar dapat dihentikan perburuan satwa liar dapat dihentikan “Konservasi bukan hanya tentang melindungi “Konservasi bukan hanya tentang melindungi satwa , tetapi juga menjaga habitatnya” satwa , tetapi juga menjaga habitatnya”, ujarnya , ujarnya
Dr Amalia Rezeki, seorang dosen di Program
Dr Amalia Rezeki, seorang dosen di Program
Studi Pendidikan Biologi Universitas Lambung
Studi Pendidikan Biologi Universitas Lambung Mangkurat, memiliki perjalanan karier yang Mangkurat, memiliki perjalanan karier yang unik dan penuh dedikasi dalam dunia unik dan penuh dedikasi dalam dunia konservasi Latar belakang pendidikan beliau di konservasi Latar belakang pendidikan beliau di bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan memberikan dasar yang kokoh Lingkungan memberikan dasar yang kokoh dalam mempelajari dan memahami ekosistem dalam mempelajari dan memahami ekosistem serta tantangan pelestarian alam serta tantangan pelestarian alam
Dr.AmaliaRezeki,S.Pd.,M.Pd. FounderofSahabatBekantanIndonesia
Bagi Dr Amalia, konservasi bukan hanya
Bagi Dr Amalia, konservasi bukan hanya sekadar profesi, tetapi sebuah panggilan jiwa sekadar profesi, tetapi sebuah panggilan jiwa
Sejak kecil, ia sudah memiliki kecintaan yang Sejak kecil, ia sudah memiliki kecintaan yang mendalam terhadap alam dan mendalam terhadap alam dan keanekaragaman hayati Berbekal pendidikan di keanekaragaman hayati Berbekal pendidikan di bidang biologi yang menekankan pentingnya bidang biologi yang menekankan pentingnya pengamatan langsung terhadap alam, Dr pengamatan langsung terhadap alam, Dr
Amalia mulai menyadari fakta yang mencuat Amalia mulai menyadari fakta yang mencuat bahwa upaya pelestarian satwa liar di bahwa upaya pelestarian satwa liar di Kalimantan Selatan (Kalsel) masih jauh dari Kalimantan Selatan (Kalsel) masih jauh dari memadai, terutama dalam upaya pelestarian memadai, terutama dalam upaya pelestarian bekantan satwa endemik dan maskot Kalsel bekantan satwa endemik dan maskot Kalsel yang semakin terancam yang semakin terancam
Pada tahun 2010, Dr Amalia bersama teman- Pada tahun 2010, Dr Amalia bersama temantemannya membentuk sebuah komunitas temannya membentuk sebuah komunitas konservasi keanekaragaman hayati Semangat konservasi keanekaragaman hayati Semangat mereka tidak berhenti di situ Pada tahun 2013, mereka tidak berhenti di situ Pada tahun 2013, mereka mulai merancang program pelestarian mereka mulai merancang program pelestarian bekantan yang diberi nama Sahabat Bekantan bekantan yang diberi nama Sahabat Bekantan Program ini bertujuan untuk meningkatkan Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian bekantan serta habitatnya upaya pelestarian bekantan serta habitatnya Puncaknya, pada tahun 2016, Dr Amalia Puncaknya, pada tahun 2016, Dr Amalia mengembangkan program tersebut menjadi mengembangkan program tersebut menjadi
yang independen, yaitu Yayasan yang independen, yaitu Yayasan an Indonesia (YSBI) Yayasan ini n Indonesia (YSBI) Yayasan ini baga yang berperan aktif dalam baga yang berperan aktif dalam tan, dengan berbagai kegiatan tan, dengan berbagai kegiatan itian, edukasi, hingga advokasi itian, edukasi, hingga advokasi gan gan
malia dalam dunia konservasi malia dalam dunia konservasi okohkan komitmennya untuk okohkan komitmennya untuk arian alam, khususnya di arian alam, khususnya di atan Melalui YSBI, beliau atan Melalui YSBI, beliau berharap dapat memberikan dampak positif berharap dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan alam, sehingga generasi bagi masyarakat dan alam, sehingga generasi mendatang bisa merasakan manfaat dari mendatang bisa merasakan manfaat dari pelestarian keanekaragaman hayati yang ada pelestarian keanekaragaman hayati yang ada
Sebagai penutup, Dr Amalia menyampaikan Sebagai penutup, Dr Amalia menyampaikan pesan kepada masyarakat, terutama anak-anak pesan kepada masyarakat, terutama anak-anak muda dan calon dokter hewan untuk berperan muda dan calon dokter hewan untuk berperan aktif dalam pelestarian keanekaragaman hayati aktif dalam pelestarian keanekaragaman hayati
“To protect the biodiversity of this planet, we “To protect the biodiversity of this planet, we must build a chain of great concern and must build a chain of great concern and awareness Because everyone has a role to play, awareness Because everyone has a role to play, so be a part of the plan so be a part of the plan” , ujarnya ” , ujarnya
Oh ya sobat WILD, Dr Amalia ini juga jadi
Oh ya sobat WILD, Dr Amalia ini juga jadi salah satu pembicara Seminar Nasional KSSL salah satu pembicara Seminar Nasional KSSL tahun ini tahun ini llho! ho! Yuk cek keseruan Semnas di Yuk cek keseruan Semnas di halaman selanjutnya! halaman selanjutnya!
Wildlife Education (WEDU) adalah program tahunan dari Kelompok Studi Satwa Liar FKH UGM untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya konservasi satwa liar di Indonesia. Pada 25 Mei 2024, WEDU diselenggarakan di Panti Asuhan Sinar Melati, Sleman, Yogyakarta, dengan tema Rescuing Animals in the Wild Realm (RAWR).
WEDU bertujuan menumbuhkan kesadaran generasi muda tentang perlindungan satwa liar dan berkontribusi pada SDGs, khususnya poin 4 (pendidikan berkualitas) dan poin 15 (ekosistem daratan). Kegiatan ini sukses meski perlu perbaikan komunikasi antar panitia untuk pelaksanaan yang lebih baik di masa depan.
WEDU kali ini menghadirkan drh. Amanda Yonica Poetri Faradifa dari Wildlife Rescue Center Yogyakarta sebagai narasumber dan diikuti oleh 33 peserta. Kegiatan dimulai dengan pembukaan, pretest, dan materi edukatif dari narasumber. Setelah sesi tanya jawab, peserta mengikuti permainan edukasi di empat pos yang mengajarkan tentang aksi masyarakat, habitat, tempat konservasi, dan upaya pelestarian satwa. Posttest diadakan untuk mengevaluasi pemahaman peserta, diakhiri dengan penghargaan untuk peserta teraktif.
Ekspedisi Satwa Liar oleh Kelompok Studi Satwa Liar (KSSL) Fakultas
Kedokteran Hewan UGM pada 4–7 Juli 2024 di Hutan Sokokembang, Petungkriyono, Pekalongan. XPDC bertujuan untuk mempelajari keberadaan, status konservasi, serta mendapatkan data populasi Owa Jawa (Hylobates moloch). Kegiatan ini mengusung tema “KSSL Quest: Unraveling The Wondrous World of Gibbon” dan diikuti oleh 19 peserta.
Sebelum ekspedisi, diadakan pembekalan materi tentang primata dan metode pengamatan, serta survei lapangan. Selama tiga hari pertama, peserta melakukan pengamatan visual dengan membagi kelompok dalam tiga jalur, mencatat berbagai jenis primata, termasuk Owa Jawa, Lutung Jawa, Surili Jawa, dan Monyet Ekor Panjang. Hari keempat menggunakan metode vocal count dengan pos-pos triangulasi untuk mendeteksi vokalisasi dan menghitung densitas populasi Owa Jawa.
Ekspedisi ini diharapkan meningkatkan kepedulian terhadap konservasi Owa Jawa dan berkontribusi pada SDGs poin 4 (pendidikan berkualitas) dan poin 15 (ekosistem daratan). Kegiatan ditutup pada 8 Juli 2024 dengan perjalanan kembali ke FKH UGM.
Sesi Talkshow bersama drh Adinda Anina, M. Vet (Vet at Sahabat Bekantan Indonesia)
Dr Amalia Rezeki, S Pd , M Pd
Founder of Sahabat Bekantan Indonesia
Pada hari Sabtu, 21 September 2024 di Auditorium FKH UGM, Kelompok Studi Satwa Liar FKH UGM telah menyelenggarakan Seminar Nasional Bekantan dengan tema “Harmonizing Conservation through Indigenous Wisdom, Local Communities, and Expert Collaboration to Develop Sustainable Solutions for the Proboscis Monkey in Kalimantan”. Pada semnas kali ini mengundang 3 pembicara, yakni Chanee Kalaweit, Dr. Amalia Rezeki, dan drh. Adinda Anina, M. Vet. Seminar sesi pertama dimoderatori oleh Nadia Nur Halimah, S. K. H. dan materi dibawakan oleh drh. Adinda Anina, M. Vet yang merupakan Veterinarian at Sahabat Bekantan Indonesia. Secara garis besar, materi yang dibawakan yaitu mengenai pengenalan bekantan, ciri-ciri, morfologi, handling dan restrain bekantan, adaptasi alami bekantan, kesejahteraan bekantan di tempat konservasi, koeksistensi antara manusia dan bekantan, tantangan yang dihadapi, contoh kasus dan penyakit yang rentan menyerang bekantan.
Sesi talkshow kedua dibawakan oleh Dr. Amalia Rezeki yang merupakan Founder of Sahabat Bekantan dengan dimoderatori oleh Nadia Nur Halimah, S. K. H. Secara garis besar ibu Amalia menyoroti pentingnya konservasi Bekantan, spesies endemik Kalimantan yang menjadi maskot Kalimantan Selatan. Bekantan terancam punah karena fragmentasi habitat. Untuk melindunginya, Sahabat Bekantan Indonesia fokus pada restorasi ekosistem mangrove dan pengembangan desa wisata berbasis konservasi. Selain mendukung habitat Bekantan, program ini membantu mitigasi perubahan iklim. Ibu Amalia juga menekankan pentingnya kolaborasi dan kepatuhan pada regulasi lingkungan Indonesia sebagai wujud tanggung jawab kolektif dalam menjaga alam demi masa depan.
Baca materi Semnas
Bekantan 2024 disini!
Chanee
Kalaweit
Founder of Yayasan Kalaweit
Sesi talkshow ketiga dibawakan oleh Chanee Kalaweit yang merupakan Founder Yayasan Kalaweit dengan dimoderatori oleh Ambrocius Jose Visto Kristupa, S. K. H. Dalam seminar yang disampaikan oleh Bapak Chanee Kalaweit, beliau menyoroti pentingnya konservasi Bekantan, primata endemik Kalimantan yang terancam punah akibat deforestasi dan perburuan. Beliau menekankan bahwa upaya perlindungan Bekantan harus melibatkan pendekatan yang menghormati kearifan lokal masyarakat adat. Menurut Bapak Chanee, masyarakat adat tidak boleh disalahkan atas penurunan populasi Bekantan, melainkan harus dijadikan mitra aktif dalam konservasi dengan memahami budaya dan perspektif mereka terhadap lingkungan Bapak Chanee juga memperkenalkan Nusantara Atlas, platform digital yang memantau perubahan penggunaan lahan secara real-time Platform ini membantu publik dan para aktivis melacak deforestasi untuk perlindungan lingkungan Dengan dukungan data terbuka, beliau berharap semua pihak dapat berkontribusi dalam menjaga hutan dan keanekaragaman hayati di Indonesia.
Pada sesi terakhir seminar, kegiatan dilanjutkan dengan Small Group Discussion (SGD) di antara peserta Melalui diskusi ini, diharapkan peserta dapat lebih memahami isu konservasi secara mendalam dan mencari solusi kolaboratif untuk melindungi Bekantan serta ekosistemnya Selain itu, SGD juga bertujuan untuk mendorong peserta menjadi lebih aktif dalam upaya konservasi, meningkatkan kesadaran, dan membangun jaringan yang solid antara individu, komunitas, serta organisasi yang peduli terhadap kelestarian lingkungan Seminar Nasional Bekantan 2024 ditutup dengan penyampaian kesan pesan dari peserta, pembagian doorprize, dan dokumentasi
Hayoo siapa nih yang liburan kemarin ikut magang PKV KSSL? Seru banget kan pastinya! Nah, untuk lebih jelasnya, PKV atau Pengenalan Keprofesian Veteriner merupakan program yang diselenggarakan oleh Departemen Penelitian dan Pengembangan Pada periode Juli-Agustus 2024 yang bertujuan untuk mengenalkan profesi dokter hewan kepada mahasiswa S1 FKH UGM.
PKV bekerja sama dengan enam lembaga konservasi sebagai tempat pelaksanaan, antara lain The Aspinall Foundation Indonesia, Pusat Konservasi Elang Kamojang, Wersut Seguni Indonesia, Lembang Park and Zoo, Taman Burung Jagat Satwa Nusantara TMII, dan Semarang Zoo.
Adapun beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh peserta ketika PKV berlangsung, yaitu seperti mempelajari basic medicine, manajemen pakan, kandang, serta kesehatan, edukasi terhadap masyarakat umum, dan masih banyak hal seru lainnya. Hal- hal ini tentunya juga akan membantu peserta mendapatkan pengetahuan-pengetahuan biasanya tidak diajarkan di bangku perkuliahan khususnya mengenai satwa liar.
Zoo Check merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Departemen Pelatihan dan Pengkajian. Tahun ini, kegiatan Zoo Check bertemakan “Zoo Check: Successful GSMP through Banteng Workshop” dilaksanakan pada Sabtu, 28 September 2024.
Zoo Check kali ini, dilaksanakan di Taman Safari Indonesia II Prigen dan Alun-Alun Batu. Sesi presentasi materi dibawakan oleh Bapak
Eko Windarto, S. Si., M. Sc. dengan materi yang disampaikan mengenai Populasi Banteng Ex Situ di Indonesia. Setelah sesi materi selesai, peserta melakukan safari adventure untuk mengamati hewan yang ada di Taman Safari Indonesia II Prigen baik dalam aspek manajemen pemeliharaan hingga penerapan nilai-nilai animal welfare. Selanjutnya, peserta melanjutkan sesi workshop mengenai Inseminasi Buatan (IB) pada Banteng bersama team Taman Safari Indonesia II Prigen. Sesi workshop dibagi menjadi 4 pos dengan rincian; pos 1 mengenai koleksi semen banteng dengan metode masase; pos 2 mengenai kriopreservasi semen; pos 3 mengenai pengukuran biometri F1; dan pos 4 mengenai exhibit. Setelah sesi workshop, peserta diberikan waktu bebas untuk bermain wahana di Taman Safari Indonesia II Prigen. Dan Zoo Check tahun ini diakhiri dengan mengunjungi Alun-Alun Batu dan kembali ke Fakultas Kedokteran Hewan UGM.
Udang-udang dari genus Caridina yang berasal dari sistem Danau Malili memiliki tingkat endemisme yang tinggi Namun, spesies udang-udang ini juga terancam punah dengan 9-15 spesies terancam, paling tinggi juga di dunia Hal teersebut dikarenakan adanya ancaman seperti perburuan, kerusakan lingkungan, predasi, dan kompetisi
Terdapat dua kelompok spesies udang Caridina di yang telah mengalami radiasi adaptif evolusi endemik, yaitu kelompok radiasi sistem Danau Malili dan radiasi Danau Poso Hasilnya, mayoritas spesies udang Caridina di kedua kelompok ini bersifat spesialis pada lingkungan danau (lacustrine), sedangkan minoritasnya berupa generalis danau atau generalis sungai Hingga saat ini telah terdapat 21 spesies yang teridentifikasi.
Caridina spongicola dari Danau Towuti teramati memiliki asosiasi dengan spons air tawar Spongillina sp. Spesies ini hidup pada spons, secara komensal memanfaatkannya sebagai tempat hidup dan memakan timbunan diatom yang terakumulasi Kondisi yang spesifik ini membuat udang tersebut sangat rentan punah akibat aktivitas manusia yang apabila berdampak buruk pada spons dampaknya akan terasa juga pada udang (von Rintelen et al , 2007) Untuk status konservasi dari udang ini sendiri mayoritas udang Caridina sistem Danau Malili sudah berstatus “critically endagered”
Udang genus Caridina tersebar di Danau
Malili yang terdiri dari 5 danau yang saling berhubungan yaitu Danau Matano, Danau Mahalona, Danau Towuti, serta Danau Lontoa dan Danau Masapi yang keduanya terhubung secara tidak langsung melalui Sungai Tominanga dan Larona
Munculnya spesies invasif menyebabkan tercancamnya kehidupan udang caridina . Motif yang unik dari udang ini menjadikannya objek buruan yang menarik untuk diburu dan dipasarkan . Ketinggian air danau yang tidak stabil akibat dibangunnya PLTA oleh perusahaan pertambangan nikel menyebabkan ekosistem danau menjadi kurang baik . Berdasarkan keputusan Kementriann Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia tahun 2021, beberapa spesies dari genus udang Caridina sudah dicantumkan ke dalam daftar prioritas konservasi tahun 2020-2024 , Namun masih banyak masyarakat yang tidak memahami hal ini
Untuk melindungi udang ini dari kepunahan diperlukan upaya yang tegas dari pemerintah dan upaya konservasi ex-situ secara cermat dan telaten agar tidak menimbulkan stress pada udang dengan memerhatikan suhu dan pH ideal yang dibutuhkan.
Herpetologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari amfibi dan reptil Herpetologi dan identifikasi reptil dilakukan pada saat kegiatan herping yang diadakan oleh Divisi Reptil Hasil temuan saat kegiatan herping diantaranya beberapa spesies katak, kodok, ular, dan kadal.
Kaloula baleata
“Belentung”
Class : Amphibia
Ordo : Anura
Family : Microhylidae
Genus : Kaloula
Lokasi detail : dedaunan
Panjang tubuh: 5 cm
Arboreal/aquatic Nocturnal
Omnivora Venom
Pareas carinatus
“Ular Pemakan Siput”
Class : Reptilia
Ordo : Squamata
Sub Ordo : Serpentes
Family : Pareidae
Genus : Pareas
Lokasi detail : rumput halus
Panjang tubuh: 14 cm
Arboreal/terestrial Nocturnal Karnivora Non Venom
Bronchocela jubata
“Bunglon Surai”
Class : Reptilia
Ordo : Squamata
Sub Ordo : Iguania
Family : Agamidae
Genus : Bronchocela
Lokasi detail : daun/ranting
Panjang tubuh: 44 - 53 cm
Arboreal Diurnal Karnivora Non Venom
Kegiatan mengamati Squamata (saurian/ serpentes) serta amfibi (herpetofauna) di alam terbuka bersama Divisi Reptil
Bufo spinosus
“Katak Raksasa”
Class : Amphibia
Ordo : Anura
Family : Bufonidae
Genus : Bufo
Lokasi detail : rumput
Panjang tubuh: 5-18 cm
Terestrial/aquatic Nocturnal Omnivora Venom
Habitat :
Terestial : daratan
Arboreal : pohon
Aquatic : perairan
Semi Aquatic : daratan & perairan
Fossorial : lubang-lubang tanah
(bawah tanah)
Waktu aktivitas :
Nocturnal : aktif malam hari
Diurnal : aktif di siang hari
Kita Pengamatan Santuy atau yang biasa dikenal KIPASAN adalah kegiatan mengamati burung (aves) di alam terbuka yang dilakukan bersama divisi Aves Kelompok Studi Satwa Liar FKH UGM. Kali ini kipasan dilakukan di beberapa tempat yaitu Wisdom Park UGM, Pantai Baros, Plunyon Kalikuning, Balairung dan Arboretum UGM, serta Muara Sungai Progo.
Arboretum dan Balairung UGM 19 Oktober 2024
Kuntul Kecil : 24
Egretta garzetta
Cangak Abu : 1
Ardea cinerea
Cangak Abu biasanya cukup umum dan mencolok di habitat lahan basah, mulai dari rawa - rawa hingga kolam kecil dan bersarang dalam koloni dipohon tinggi Bulunya sebagian abu - abu dengan leher pucat, dewasa memiliki mahkota putih, alis hitam, dan bercak bulu hitam Bagian leher ditarik kedalam sehingga membentuk tonjolan
Muara Sungai Progo 2 November 2024
Bangau kecil seputih salju dengan paruh gelap ramping, kaki kehitaman, dan telapak kekuningan Dewasa memiliki dua bulu kepala tipis panjang dan perpajangan bulu putih di punggung bawah Biasanya tinggal di daerah lahan basah, danau, sepanjang sungai, dan muara Dijumpi sendiri atau dalam kelompok kecil yang renggang
Wisdom Park UGM 3 Maret 2024
ditemukan beberapa spesies :
Walet linchi
Cipoh kacat
Wiwik kelabu
Perkutut jawa
Gereja
Cekakak sungai
Madu jawa jantan
Merbah Curucuk
Pantai Baros 4 April 2024
ditemukan beberapa spesies :
Kuntul kerbau
Kuntul perak
Bondol jawa
Perkutut jawa
Merpati pergam laut
Burung gereja erasia
Blekok sawah
Cabak kota
Plunyon Kalikuning 15 Juni 2024
ditemukan beberapa spesies : Walet linchi
Cucak kutilang
Bondol jawa
Kerak kerbau
Elang ular bido
Bentet Kelabu
Merbah cerucuk
Wiwik kelabu
VORMACACA adalah kegiatan dari divisi
Primata KSSL untuk seluruh anggota KSSL yang ingin menjadi volunteer untuk memberi makan Rama dan Tino, dua ekor
Monyet Ekor Panjang yang ada di UP2KH FKH UGM. Pada tahun ini, kegiatan terbagi menjadi periode Juni dan Oktober. Volunteer VORMACACA akan bergiliran memberi makan Rama dan Tino 2 hari sekali sebanyak 2x dalam seminggu di hari
Selasa dan Jumat. Sebelum VORMACACA dimulai, volunteer VORMACACA akan diberi arahan dan petunjuk teknis serta panduan perilaku Macaca
Mereka makan apa aja ya??
Buah matang yang sudah dikupas dan cenderung tidak asam, seperti pisang (favorit TINO) melon mangga pepaya (favorit RAMA) Selain itu mereka juga suka telur kacang jagung
Tino ada di kandang sebelah kiri. Tino mengetahui langkah kakimu yang membawa bingkisan kebahagiaan itu. Kilau matanya tidak bisa berbohong. Ia menunggumu!
Rama menyukai makanan yang kurang disukai Tino. Antusiasnya tak terbendung terpancar saat melihat “Si Lembut Oranye”. Rama ada di kandang sebelah kanan dengan “jambul” menawan.
Pada tanggal 27 April
2024, Kelompok Studi
Satwa Liar (KSSL) FKH UGM telah melaksanakan
kegiatan Primate Basic Medicine 2024. Tema yang diangkat pada kegiatan seminar dan workshop ini yaitu “Meet The Macaque”. Primate Basic Medicine bertujuan untuk menambah wawasan baru, mengetahui pemeriksaan medis, dan mencegah penyebaran zoonosis pada Macaca fascicularis.
Acara dimulai dengan seminar oleh Dr. drh. Slamet Raharjo, M.P. berupa penyampaian materi mengenai pengetahuan Macaca fascicularis secara umum, penyakit zoonosis dan pemeriksaan medis pada Macaca fascicularis. Selain itu ada juga sesi games yang seru banget, diskusi, tanya jawab, dan pemeriksaan medis secara langsung pada Macaca fascicularis.
Adanya kegiatan seminar dan workshop yang telah dilakukan diharapkan dapat menguatkan rasa peduli kita terhadap kesehatan dan keberlangsungan populasi primata di alam dan menambahkan pengetahuan mengenai Macaca fascicularis, serta memberikan pengalaman untuk melakukan pemeriksaan medis Macaca fascicularis secara langsung. Dengan demikian, kegiatan ini berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals pada poin ke-4 mengenai pendidikan berkualitas dan poin ke15 mengenai ekosistem daratan. Selain itu, kegiatan ini juga mempererat hubungan antar anggota KSSL FKH UGM lho.
Kelompok Studi Satwa Liar (KSSL)
FKH UGM pada Sabtu, 8 Juni 2024 mengadakan kegiatan Pisces or Marine Mammals Basic Medicine (PBM) untuk anggota KSSL dan KM
FKH UGM dengan tema “Exploring Beneath the Surface with Shark and Snakehead Fish”. Tujuan diadakannya Pisces or Marine Mammals Basic Medicine (PBM) 2024 adalah meningkatkan dasar ilmu, menjadi wadah berdiskusi terkait pemeriksaan dan pengobatan ikan. Pada tahun ini PBM mengangkat SDG’s 4 dan 14 yaitu pendidikan berkualitas dan kehidupan di bawah air
Scanuntukdapatkan materinya!
Acara ini dimulai dengan pemaparan materi oleh drh. Martina Marina mengenai klasifikasi ikan secara umum hingga penyakit yang umum menyerang ikan, dan pengobatannya. Lalu dilanjutkan dengan sesi workshop untuk melakukan nekropsi dan pemeriksaan ikan hiu secara langsung dan belajar mengenai pengambilan darah pada ikan gabus. Kehadiran anggota Divisi Pisces dan Mamalia Air KSSL menambahkan ilmu mengenai ikan hiu dari segi kesehatan, pemeliharaan, keanekaragaman, dan upaya konservasi. Dengan diadakannya Pisces or Marine Mammals Basic Medicine 2024 anggota KSSL dapat mengerti lebih mengenai hiu maupun ikan gabus dari dasarnya hingga segi medis dan kesehatan
Pada Sabtu, 7 September 2024
Baca materinya di sini yaa
Kelompok Studi Satwa Liar (KSSL) FKH UGM mengadakan kegiatan Avian Basic Medicine (ABM) dengan tema Medical Check Up and Detection of Avian Parasites. ABM kali ini diisi oleh 2 pembicara yaitu drh. Dwi Priyowidodo dan Bapak Lim Wen Sin. Materi yang disampaikan tentang macam - macam parasit yang menyerang burung terutama burung hantu dan morfologi serta kehidupan burung hantu. Hal ini melibatkan SDG's ke empat tentang pendidikan bermutu dan ke 15 tentang menjaga ekosistem darat.
Selain itu, diadakan pula workshop mengenai pemeriksaan eksternal dan cara pengambilan darah pada burung hantu setelah sesi materi. Pengambilan darah pada burung hantu tidaklah mudah, memerlukan keterampilan dan pengalaman yang cukup tinggi. Para anggota KSSL dianjurkan berlatih menggunakan ayam terlebih dahulu. Pemeriksaan eksternal pun dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya gejala klinis yang terlihat, ektoparasit, serta untuk mengamati morfologi burung hantu. Workshop dilakukan di ruang 102 dan laboratorium Parasitologi FKH UGM. Dengan diadakannya kegiatan Avian Basic Medicine, anggota KSSL diharapkan mampu memahami pengetahuan medis dasar pada burung hantu, meningkatkan keterampilan dalam pemeriksaan, dan menambah wawasan baru tentang burung hantu.
Tema yang diangkat pada kegiatan Reptile Basic Medicine kali ini yaitu Iguana. Tujuan dilaksanakannya Reptile Basic Medicine yaitu untuk menambah wawasan baru mengenai anatomi, cara handling dan restrain, identifikasi, serta hal medis pada iguana. Seminar oleh drh. Muhammad Lutfi Akbar berupa penyampaian materi dengan outline; anatomi dan fisiologi, husbandry, handling dan restrain, serta basic medicine pada iguana. Kegiatan dilanjutkan dengan tanya jawab, melakukan handling dan restrain, serta pemeriksaan medis pada Iguana iguana. Pemeriksaan medis yang dilakukan yaitu berupa general check-up, pengambilan darah, dan pemberian vitamin B kompleks.
Baca materinya di sini yaa
Adanya kegiatan seminar dan workshop yang telah dilakukan dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran terhadap kesehatan dan eksistensi satwa liar, khususnya iguana. Mengingat populasi iguana di berbagai belahan dunia menghadapi ancaman seperti perburuan, perdagangan ilegal, hilangnya habitat, serta tantangan dalam perawatan sebagai hewan peliharaan, kegiatan ini menjadi sangat penting dalam upaya melestarikan dan merawat spesies ini. Oleh karena itu, kegiatan ini berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals pada poin ke-4 mengenai pendidikan bermutu dan poin ke-15 mengenai menjaga ekosistem darat.
Kelompok Studi Satwa Liar (KSSL) FKH
UGM telah melaksanakan kegiatan Workshop Mamalia 2024. Tema yang diangkat pada kegiatan seminar dan workshop ini yaitu Discovering The World of Swimmer Mammals: Otter and Tapir. Tujuan dilaksanakannya Workshop Mamalia yaitu untuk menambah wawasan baru tentang status konservasi satwa liar, mengetahui pemeriksaan medis, dan mengetahui penyakit umum yang diderita pada Otter dan Tapir. Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu, 1 Juni 2024 di Gembira Loka Zoo.
Acara dimulai dengan seminar oleh drh. Randy Kusuma berupa penyampaian materi mengenai pengetahuan Otter yang ada di Gembira Loka Zoo yaitu Aonyx cinerea. Dilanjutkan dengan seminar oleh drh. Bertha Alviyanto yang menyampaikan materi mengenai pengetahuan tentang Tapir yang ada di Gembira Loka Zoo yaitu Tapirus terrestris. Kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi, tanya jawab, dan pemeriksaan medis pada Otter dan Tapir. Kehadiran peserta yang berasal dari anggota KSSL FKH UGM diharapkan menguatkan rasa peduli terhadap kesehatan dan keberlangsungan populasi mamalia di alam, menambah pengetahuan mengenai Otter dan Tapir baik dari segi umum, kesehatan, maupun konservasi serta memberikan pengalaman kepada peserta untuk melakukan handling dan restrain, serta pemeriksaan medis Otter dan Tapir secara langsung.
Scanuntukdapatkan materinya!
Naga Berjenggot: Reptil Ahli
Dalam kondisi dingin, naga berjenggot menjadi menjadi gelap untuk menyerap lebih banyak sinar matahari, sedangkan dalam kondisi panas menjadi terang
Berdasarkan IUCN, terdaftar Anomalops katoptron sebagai RISIKO RENDAH atau dianggap masih banyak jumlahnya.
jantan bersifat spermatogenik sepanjang tahun, dengan periode regresi singkat pada bulan Januari
Kingdom : Animalia
Tampilannya kokoh dengan kepala segitiga yang dilengkapi dengan duri. “Jenggot” berduri di bagian bawah mulutnya dikembangkan saat merasa gembira, stres, terancam, dan ritual kawin
Phylum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Squamata
Family : Agamidae
Genus : Pogona
Species : Pogona vitticeps
Habitat meliputi hutan beriklim sedang hingga tropis, gersang hingga semi-kering, semak belukar, dan padang rumput hummock (dengan pepohonan tersebar). Central bearded dragon hidup di wilayah semi-kering di bagian timur Australia, bagian barat New South, Wales dan wilayah Riverina
Buah-buahan
Arthropoda darat dan terbang
Bunga-bunga
Vertebrata kecil
Daun berdaging lembut
Betina bersifat vitellogenik dan hamil pada bulan AgustusDesember
Dua atau tiga kelompok besar (14-26 telur per kelompok) dihasilkan setiap periode pembiakan
Ukuran tubuh 12 cm
Tubuh berwarna hitam / abu-abu tua
Semburat kebiruan pada sirip, ekor, dan punggung
Tapetum Lucidum
Organ bioluminescent
Aquarium Of The Pacific mencatat panjang ikan ini bisa mencapai 35 cm
A katoptron berenang berkelompok hingga 200 spesimen di dekat permukaan air
Fenomena perilaku ini digambarkan dengan nama lokal Indonesia "ikan leweri ayer," yang berarti "ikan yang hidup di perairan terbuka"
Perilaku berkelompok ikan menggunakan bioluminesensinya untuk mempertahankan kohesi kawanan di malam hari, dengan hanya sebagian kecil kawanan yang perlu menyala untuk mempertahankan struktur kawanan
Kingdom
Phylum
Class
Ordo
Family
Genus
Species : Animalia : Chordata : Actinopterygii
Beryciformes : Anomalopidae : Anomalops : Anomalops katoptron
Organ bioluminesen berguna untuk menemukan zooplankton, menghindari predator, dan berkomunikasi
Organ bioluminesen mengandung bakteri simbiosis yang menghasilkan cahaya melalui reaksi kimia
Cahaya dipancarkan oleh oksidasi luciferin
A. Katoptron dapat mengedipkan organ bioluminesennya hingga 90 kali per menit
Hidup di kawasan Indo-Pasifik, misalnya di Laut Banda
Tinggal di gua-gua atau ceruk gelap dekat jurang yang curam, pada kedalaman 200-400 meter
Berdasarkan IUCN, terdaftar
Anomalops katoptron sebagai RISIKO
RENDAH atau dianggap masih banyak jumlahnya
Bantalan pipi cenderung datar dengan
rambut halus pirang
Rambut tebal dan keriting
Kumis dan jenggot menonjol
tengkorak dan tulang rahang lebih halus
Jantan : 137 cm, 70-90 kg
Betina : 110 cm, 40-50 kg
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Hominidae
Genus : Pongo
Species : Pongo tapanuliensis
8-5 bulan
ekor / 7-8 tahun urunan : 3 ekor dup -7 tahun
betina : 10-15
jantan : 10-12
rangutan tu hanya opis dan oru at
Tapanuli Orangutan merupakan hewan karnivora dan diet mereka terbagi menjadi : frugivore 60% folivore insectivore
Tapanuli Orangutan merupakan primata diurnal atau aktif di siang hari, semi-solitary, arboreal, dan memiliki vocalisation istimewa yang sangat keras yang dinamakan "Long Call"
Bucerotidae
Rhyticeros cassidix
Betina memiliki tanduk lebih kecil dan berwarna kuning, bulu leher dan badan hitam, dan bulu ekornya putih
Jantan memiliki tanduk berwarna merah berukuran besar dan bulu leher putih kecoklatan
Monogami, Musim kawin dipicu oleh curah hujan
Penyebar benih, mengeluarkan suara panggilan keras, vokalisasi khas
Mendiami hutan hijau, ketinggian 1.100 - 1.800 mdpl. Tersebar di pulau Sulawesi
Makanannyaberupabuah-buaan, telurburung,reptilkecil,biji-bijian, danserangga
Ramphastidae
Ramphastos toco albogularis
Sebagian tubuh berwarna hitam, paruh berwarna oranye kuning, dasar hitam, besar, panjang, bertulang halus dan berongga. Mata gelap dikelilingi kulit oranye dan biru, empat jari kaki dengan tiga kedepan satu kebelakang
Monogami, Musim kawin dimulai akhir musim semi
Hidup di kelompok kecil, nomaden, berkomunikasi dengan panggilan serak dan mendengus
Mendiami perkebunan dan tepi hutan. Tersebar di Argentina, Brasil, dan lainnya.
Rubah swift merupakan satwa endemik
Amerika
Serikat yang populasi liarnya ditemukan di
Dakota Barat,
Kansas Barat, Texas Barat Laut, dan Montana Swift fox ditemukan telah punah secara regional di Kanada Swift fox memiliki habitat di padang rumput terbuka dengan sedikit semak dan pohon
Monogamous Sexualmaturity
Weaningstage Gestation
Kingdom Phylum Class Order Family Genus
Species
Vulpes
Vulpes velox
Terdaftar dalam IUCN Red
List of Threatened Species (2016)sebagaiLeastConcern yang artinya swift fox bukan merupakan satwa yang terancampunah
Littersize Lifespan 1-2tahun 6-7minggu 50-53hari 1-6ekor 3-6tahundialam, 14tahundi penangkaran :
Ujung ekor hitam
Noktu Cend berim Saatm g masuksarangdan saatmusimpanas berjemur
Rasaingintahutinggi Vokalisasitermasuk dengkuran,geraman, rengekan,dan teriakanmelengking
Aulia F. Primata 2022
Seneng banget bisa join KSSL, apalagi bisa diterima di divisi yang aku minati yaitu primata. Eits, walaupun aku lebih sering belajar tentang primata tapi di kssl aku juga belajar banyak banget hal. Mulai belajar gimana berorganisasi, kerja sama dengan teman-teman KSSL, sampai belajar medis satwa liar dari dokter hewan yang hebat, trus juga belajar konservasi dari orang-orang yang keren Terima kasih KSSL, semoga kedepannya kita semua bisa sukses dan semakin liar, RAWR
Kaylila , Primata 2023
Santa , Aves 2023
Setelah satu tahun berdinamika di KSSl saya mendapat banyak sekali pengalaman mulai dari kepanitiaan sampai mengatur waktu untuk diri saya sendiri, semoga KSSl lebih kompak lagi dan lebih memberikan pengaruh khususnya bagi mahasiswa FKH UGM dan masyarakat pada umumnya.
Kesan pesannya selama di KSSL banyak explore hal baru yang gak habis- habis, banyak banget kegiatan seru yang bisa diikutin dan saking banyaknya jadi belum bisa nyobain semua padahal udah satu periode di sini Banyak banget belajar hal serun tentang satwa liar, tapi pengalaman paling ga terlupakan dan bikin gagal move on ya expdc sih, dari ikut xpdc jadi tau banyak hal dan nyobain banyak hal. Kayaknya kalau diceritain gabakal cukup deh hehe. Buat pesannya semoga KSSL makin bisa mencapai banyak hal besar di kemudian hari, dan semoga orang orang yang ada di dalamnya selalu berkembang dan bertumbuh dengan banyaknya ilmu yang diambil di sini.
Kenalan yuk sama anggota KSSL lainnya! Scan yaa!
Hewan yang dipelajari pada avian basic medicine tahun 2024 adalah (Menurun)
Nama hewan yang diangkat pada seminar nasional KSSL 2024 (Menurun)
Nama genus dari Swift Fox (Menurun)
Genus dari udang yang terancam punah pada Danau Malli adalah (Menurun)
XPDC KSSL tahun ini dilakukan di hutan (Menurun)
Anggota Chelonia dari Universitas Brawijaya dikenal juga sebagai (Mendatar)
Makanan favorit dari Macaca Tino adalah (Mendatar)
Founder Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia adalah ibu (Menurun )
Jenis hepatitis yang lebih patogen merupakan tipe (Mendatar)
Hewan yang dipilih menjadi tema zoocheck tahun 2024 adalah (Mendatar)
“THE MORE YOU KNOW ABOUT A SPECIES, THE MORE “THE MORE YOU KNOW ABOUT A SPECIES, THE MORE YOU UNDERSTAND ABOUT HOW BETTER TO HELP YOU UNDERSTAND ABOUT HOW BETTER TO HELP PROTECT THEM” PROTECT THEM”