Hal 30_oke

Page 1

Edisi 1 8 TTahun ahun I 18

mau kirikah; mau gunakan otak kanan kah atau otak kiri kah terserah. Saya tidak pusing dengan SDK. Banyak yang meragukan kapasitas Anda jika kelak Anda memangku jabatan selaku wagub. Ringkasnya Anda dianggap belum berpengalaman di pemerintahan. Bagaimana tanggapan anda? Tentang hal itu bukan pertama kali seperti pribadi saya seorang Pak Jawas ini berkecimpung dalam dunia pemerintahan atau birokrasi. Sudah banyak koq kejadian yang kita lihat. Artis ada, seperti Rano Karno dan Dede Yusuf mereka bergerak dalam dunia birokrasi sekarang ini. Jadi menurut saya, itu tergantung seseorang itu bisa mengelola pemerintahan ini. Karena bagaimana pun juga meskipun dari orang birokrasi, kalau dia tidak mementingkan pelayanan masyarakat tentu juga tidak berlaku di pemerintahan itu. Banyak bupati atau gubernur yang sekarang menduduki kekuasaan pemimpin itu tidak pernah turun atau terjun ke masyarakat. Padahal dalam hal ini, tentunya seorang bupati atau gubernur atau kepala daerah walikota tentunya setiap bulannya itu harus betul-betul turun ke masyarakat sebagai pelayanannya ke masyarakat. Banyak yang tidak tahu, ternyata sosok Jawas Gani adalah ahli politik hukum tata negara. Masyarakat lebih mengenalnya sebagai pengusaha yang terjun ke dunia politik. Pendidikan S1 hingga S3 putra kelahiran Kasiwa, Mamuju pada 25 Agustus 1968 lalu itu adalah Hukum Tata Negara, seperti disiplin ilmu politikus Yusril Ihza Mahendra. Anda dipilih sebagai cawagub oleh Salim S. Mengga. Dari sisi latar belakang, Anda pengusaha plus politisi. Sedang Salim itu militer plus politisi. Apa yang membuat Anda merasa cocok dengan Salim Mengga? Saya cocok dengan pak Salim karena moral. Pak Salim seorang religius, jujur. Dalam dunia pilkada gubernur ini tentunya setiap kandidat dari yang tiga ini sudah melirik siapa

yang akan berpasangan nanti. Dan saya kebetulan pasangan pak Jendral menurut saya sudah sangat cocoklah. Tinggal seperti apa pembagian tugas nanti apabila kami terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Barat. Seperti apa perspektif anda seputar pembangunan di Sulbar saat ini? Apa yang mesti dibenahi menurut Anda? Intinya yang saya lihat dalam hal ini banyak hal. Apa yang sering dikemukakan pak Jendral Salim bahwa birokrasi ini untuk Sulbar ini amburadul. Amburadul seperti apa? Banyak terjadi kelemahan pemerintahan birokrasi di Sulbar sekarang ini. Contoh infrastruktur yang tumpang tindih banyak terjadi di kabupaten-kabupaten. Yang tadinya sudah dibenahi bupati koq turun lagi perintah gubernur harus diganti dengan mengerjakan ini. Sehingga terjadi pemborosan anggaran. Itu satu. Kedua, hal yang dilakukan pemerintah provinsi, dia tidak menggunakan dana semaksimal mungkin. Contoh, Gernas Kakao. Itu ratusan miliar anggarannya. Itu dikemanakan pemerintah provinsi Sulbar ini? Akhirnya selalu dikambinghitamkan masyarakat bahwa tidak menggunakan semaksimal mungkin. Tapi hal yang terjadi adalah di birokrasi yang tak punya moral. Yang mengelola dana itu. Hal yang ketiga tentang nelayan. Contoh nelayan, kemarin saya dengarm 27 miliar itu dikemanakan? Sampai kita tanya masyarakat pesisir pantai yang turun katanya cuma 40%. Tentunya dalam hal itu butuh pembenahan birokrasi, yang akan kami lakukan jika terpilih nanti. Jawas Gani 11 bersaudara. Almarhum bapaknya orang Mamuju, sedang ibunya dari Binanga Majene. Jawas Gani menempuh pendidikan SD, SMP, dan SMA di Mamuju. Untuk kemudian menuntut ilmu hukum tata negara di Universitas Muslim Indonesia. Saat ini dalam tahap penyelesaian S3.

--koranmandar/ Muh. Ridwan

30

Jawas Gani mendampingi Salim S. Mengga menuju KPU

Bisa cerita sedikit menjelang pendaftaran ke KPU? Di saat dua hari lagi pendaftaran di KPU, luar biasa usaha lawan kami mengupayakan bagaimana caranya pak Jendral tidak bisa maju. Menghalangi semua partai. Mereka rapat di hotel jam tujuh malam. Dia sengaja meminta pemimpin daerah di sana untuk menelpon saya, “Pak Jawas, kayaknya kau tidak boleh masuk berpasangan dengan pak jendral”. “Kenapa. Tidak ada jalan lain”? “Semuanya partai ditutup” “Biar PAN”? “PAN juga kayaknya susah.” Saya kontak waktu itu Drajat Wibowo, dia wakilnya Hatta Rajasa.

Saya beritahukan ke dia, “Pak Drajat kalau pun saya dihalangi dan dipecat dari partai, lebih baik saya keluar dari partai, sebagai ketua PAN Sulbar.” Menurut pak Drajat, “Tidak ada isu begitu yang masuk. Kita tetap pilih pak Jawas sebagai ujung tombak untuk mewakili Sulbar ke depan”. PAN sulit sebab susah tembus dengan pengurus pusat waktu itu. Pak jendral juga tawakkal waktu itu. Sisa pendaftaran satu malam lagi, kita besok kita berangkat, besok malam itu sudah ditutup. Jam 12 malam. Pak jendral juga pusing karena baru empat kursi. Seharusnya minimal tujuh kuris baru bisa lolos. Inilah sekelumit. Ini hidayah. Allah SWT yang mengatur semua ini. Sehingga


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.