1
JUMAT 6 SEPTEMBER 2013 NO.0193 | TAHUN II Koran Madura
JUMAT
6 SEPTEMBER 2013
ant/regina safri
VONIS KASUS CEBONGAN. Anggota Kopassus Grup 2 Kandang Menjangan yang menjadi terdakwa kasus penyerangan Lapas Cebongan, Serda Ucok Tigor Simbolon (kiri) dikawal anggota Polisi Militer usai mengikuti sidang putusan di Pengadilan Militer II-11 Bantul, Yogyakarta, Kamis (5/9). Ucok (foto kanan)divonis 11 tahun penjara dan dipecat dari TNI karena terbukti melakukan pembunuhan empat napi di LP Cebongan pada 23 Maret 2013.
Eksekutor Cebongan Divonis 11 Tahun Penjara YOGYAKARTA- Eksekutor Penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Cebongan Sleman Sersan Dua Ucok Tigor Simbolon dijatuhi hukuman penjara selama 11 tahun penjara dikurangi selama dalam tahanan. Selain itu, Majelis Hakim Pengadilan Militer II-11 Yogyakarta yang diketuai Letkot CHK Joko Sasmito, Kamis, juga menjatuhkan vonis pemecatan dari Kesatuan TNI terhadap Serda Ucok Tigor. Sedangkan terdakwa dua Serda Sugeng Sumaryanto divonis dengan hukuman selama delapan tahun dikurangi masa tahanan dan dipecat dari TNI, sementara terdakwa tiga Koptu Kodik divonis dengan hukuman penjara selama enam tahun dikurangi masa tahanan dan dipecat dari TNI. Dalam amar putusan setebal 449 halaman, Joko Sasmito menyatakan
berdasarkan keterangan saksi dan barang bukti yang dihadirkan dalam persidangan ke tiga terdakwa terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana dalam dakwaan primer pasal 340 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) jo pasal 55 (1) ke-1 KUHP. “Ke tiga terdakwa terbukti melanggar dakwaan ke dua yakni pasal103 ayat (1) jo ayat (3) ke-3 KUHP Militer,” katanya. Sebelum membacakan amar putusannya juga menyampaikan hal-hal yang memberatkan terdakwa di antaranya melakukan perbuatan tersebut
SKANDAL IMPOR DAGING
Luthfi Terbiasa Hidup Mewah JAKARTA-Gaya hidup mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq (LHI) satu per satu diungkap ke ruang publik, termasuk pola hidupnya yang serba mewah. Salah satunya adalah hobinya mengoleksi mobil-mobil mahal. Bahkan, Luthfi rela merogoh kocek hingga miliaran rupiah untuk mendapatkan mobil idamannya. “Dia terbiasa hidup enak dan nyaman. Dia pun menginginkan segala barang dan kendaraan yang mewah lagi nyaman,”
dilakukan saat ke tiga sedang menjalani latihan TNI, dilakukan di lembaga pemerintah Lapas Cebongan. “Akibat dari perbuatan tersebut mengakibatkan emapat tahanan Lapas Cebongan tewas yang menimbulkan duka bagi keluarga korban serta mengakibatkan trauma petugas Lapas Cebongan. BERITA Perbuatan terTERKAIT dakwa juga m e n c e m arHalaman 12 kan nama baik TNI,” ucapnya. Sedangkan hal-hal yang meringankan di antaranya para terdakwa secara kesatria mengakui perbuatannya di depan Tim Investigasi TNI. “Para terdakwa juga meminta maaf kepada pihak Lapas Cebongan, berterus terang meperlancar selama
ujar teman dekat Luthfi, Ahmad Fathanah, sesaat setelah selesai menjalani sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (3/9). Fathanah mencontohkan Luthfi pernah memintanya membelikan mobil FJ Cruiser. Mobil itu untuk menukar hadiah FJ Cruiser dari Yudi Setiawan. “FJ Cruiser yang satu itu adalah yang dihadiahkan dan diinginkan Yudi untuk diberikan kepada Ustaz Luthfi. Tapi ditolak Ustaz Luthfi, dan dikembalikan lewat Ahmad Rozi,” kata Fathanah yang menjadi terdakwa perkara suap pengurusan impor daging sapi di Kementan dan pencucian uang. Namun rupanya, Luhfi masih menginginkan mobil itu. Sebab, Luthfi kemudian minta mobil jenis serupa kepada Fathanah, buat kepentingan safari dakwahnya. “Ustaz (LHI) mengatakan sama saya, tolong dicarikan saya mobil, salah satu anu. Saya bilang, ada, dengan
Pamangghi
menjalani pemeriksaan, bersikap sopan saat menjalani persidangan. Para terdakwa juga berprestasi dan pengabdian sebagai anggota TNI dan mendapat Satya Lencana dan kegiatan sosial masyarakat,” tuturnya. Atas putusan majelis hakim tersebut, ke tiga terdakwa maupun penasihat hukum terdakwa menyatakan akan mengajukan banding. Perbuatan tersebut dilakukan tiga terdakwa pada 23 Maret 2013 di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Cebongan Sleman sekitar pukul 00.30 WIB. Akibat dari perbuatan tersebut tiga tahanan titipan Polda DIY yakni Benyamin Angel Sahetapy alias Deki, Yohanis Juan Manbait alias Juan, Adrianus Chandra Galaja alias Dedy dan Yermiyanto Rohi Riwu alias Ade. (ant/beth)
Setelah Bebas, Ucok Berjanji Akan Tinggal di Yogyakarta YOGYAKARTA - Sersan Dua Ucok Tigor Simbolon dan tujuh terdakwa lainnya, setelah menjalani sidang putusan di Pengadilan Militer II-11 Yogyakarta, Kamis sore, sempat menemui massa pendukungnya dan berjanji setelah menjalani masa hukuman akan tinggal di Yogyakarta dan bersama-sama memberantas premanisme di wilayah ini. Ucok dan kawan-kawan yang akan menuju ke mobil tahanan Detasemen Polisi Militer tersebut sempat didaulat oleh ratusan massa di depan Pengadilan Militer II-11 Yogyakarta. Ia sempat berucap dengan megaphone dan menyatakan terima kasih atas dukungan masyarakat yang tidak hentihentinya. “Setelah menjalani vonis saya berjanji akan tinggal di Yogyakarta bersama anak dan istri. Saya juga berjanji sepakat dengan masyarakat memberantas preman bersama-sama masyarakat Yogyakarta,” katanya. Dalam kesempatan tersebut delapan pelaku penyerangan Lapas Cebongan ini juga mendapatkan kalungan ketapel dari massa pendukung sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan dan juga mendapatkan “iket” (penutup kepala). (ant/beth)
mobil yang sama,” jelasnya. Saat ditanya kenapa Luthfi menghendaki mobil yang sama, Fathanah menyebut Luthfi terbiasa hidup enak. “Artinya sudah disettingin, kalau itu akan dipakai dalam safari dakwah dan kampanye,” tegasnya. Fathanah pun kemudian mencarikan mobil seharga Rp1,1 miliar berwarna hitam itu. “Sehingga, tergantilah. Dipulangkan FJ Cruiser yang kita tahu dari Yudi karena ustaz (LHI) nggak mau,” tutupnya. Beli Mobil Mewah Setali tiga uang, Ahmad Fathanah punya hobi yang
sama. Bayangkan saja, hanya dalam kurun waktu empat bulan sejak pertengahan September 2012 hingga Januari 2013, Fathanah membeli tiga mobil mewah yang harganya mulai dari Rp 700 juta-an hingga Rp 1,1 miliar. Ketiga mobil mewah itu dibeli dari dealer William Mobil. Hal itu disampaikan oleh Felix Radjali dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Kamis (5/9). Felix yang adalah sales dari PT William Mobil dihadirkan sebagai saksi untuk terdakwa Ahmad Fathanah dalam kasus korupsi impor daging sapi dan pencucian uang. (gam/ aji/abd)
Defamasi
H
anya biar kelihatan lebih santun saja kata defamasi digunakan dari arti yang sebenarnya sebagai fitnah. Prilaku ini bukan saja lebih kejam dari pembunuhan. Tetapi defamasi lebih tajam dari apapun. Fitnah dalam waktu sekejap menjadikan orang yang semula simpati tiba-tiba berubah sikap menjadi antipati. Padahal, kebencian itu bermula dari fitnah; suatu prilaku yang kerap dilakukan orang di era kontemporer ini. Seakan-akan, jika tidak memfitnah ia merasa gagal menjadi manusia modern. Padahal, perasaan serupa ini justru sebentuk kegilaan yang nyata. Dalam era mutakhir, pemfitnah saat ini lebih gelap karena nyaris tidak terindera. Misalnya, seseorang menyebarkan fitnah melalui ponsel kepada pemilik ponsel lain serupa teroris yang mengabarkan tentang bom. Di sebuah mal, orang-orang semburat karena siapapun tidak ingin mati sebelum waktunya. Pada tayangan televisi, penyebar sms gelap tersenyum lantaran merasa
TRAGEDI LAPAS CEBONGAN
Oleh : Abrari Alzael Wartawan Senior di Madura
missinya sesuai rencana dan berhasil membuat panik siapa saja. Termasuk, petugas antiteror juga sibuk padahal sebenarnya sedang dikerjain. Inilah lucunya negeri ini. Yang memfitnah dan yang difitnah sama-sama orang Indonesia bahkan mungkin keduanya berada di rumah yang sama atau di alamat yang tidak jauh. Tetapi siapapun, tidak pernah tahu dalamnya hati. Ada orang yang kelihatannya baik, padahal sesungguhnya ia tidak sepenuhnya baik, untuk tidak mengatakan punya kebiasaan buruk. Ada pula yang kelihatannya buruk tetapi ia sebenarnya berhati malaikat. Ada pula yang berwajah buruk pada perbuatan yang tidak baik seperti juga ada yang baik dengan perbuatan yang jauh lebih baik. Serupa permen, ke-
hidupan ini penuh warna. Ada tiga doa bagi kaum pemfitnah yang kerap membuat orang seakan berbuat jahat. Pertama, pada orang yang tidak baik kita perlu berdoa agar ia segera sadar dari perbuatannya yang tidak terpuji. Kedua, kita perlu berdoa agar seseorang yang difitnah di pagi hari sebagai korban terakhir dari fitnahnya. Harapannya, tidak ada fitnah lagi saat pagi berlalu, dan seterusnya. Ketiga, pada doa pertama dan kedua tidak diindahkan kaum pemfitnah, kita masih pantas agar Tuhan bersedia menerima para pemfitnah untuk dihadapkan lagi kepada-Nya. Mungkin, terkabulnya doa terakhir ini bisa membantu kaum pemfitnah tidak memanjangkan dosa-dosanya. Berkembangnya teknologi tidak sela-
lu diiringi dengan perkembangan piranti lainnya. KPK, memiliki “hak” untuk menyadap pembicaraan orang tertentu yang sedang berkomunikasi dengan orang lain, bahkan pada hal yang sangat pribadi sekalipun. Tetapi pada pemfitnah tertentu, teknologi tak bisa menembus dinding gelap para pelaku crime baik dalam bentuk cyber maupun media lainnya. Ini baru fitnah yang bersifat invasi opini dari seseorang yang merasa pantas untuk membenci bahkan mendengki. Maka jika begini situasinya, tidak saja agama yang dilindas dan terpuruk. Melainkan negara juga dianggap lokasi yang layak bagi seseorang yang mengadu nasib di sirkuit fitnah ini. Dari berbagai wilayah yang dihuni orang-orang yang mendengki secara masif, negara akan lunglai karena situasinya berbeda. Dari sisi ini saja, Indonesia sudah tidak berdaulat dan pada akhirnya setiap orang kembali pada dirinya. Sampai pada akhirnya, setiap diri hanya memikirkan urusannya ecara sendiri-sendiri. (*)