Koran Madura

Page 1

1

SENIN 28 APRIL 2013 NO. 00106 | TAHUN II Koran Madura

SENIN

Harga Eceran Rp 2500,- Langganan Rp 50.000,-

29 APRIL 2013

g PAMANGGHI

Perempuan Oleh : MH. Said Abdullah Anggota DPR RI asal Madura

S

TAKLUK. Persepam Madura Uniten (P-MU) terpaksa harus menelan pil pahit setelah ditaklukkan Persib Bandung 3-1 di stadion Gelora Bangkalan Minggu malam. (berita hl 16)

ant/eric ireng

ant/saiful bahri

Menteri Caleg Gunakan Fasilitas Negara MENGENANG CHAIRIL ANWAR. Salah seorang pegiat teater melukis wajah Chairil Anwar di Monumen Arek Lancor, Minggu (28/4). Kegiatan itu untuk mengenang 64 tahun meninggalnya penyair Chairil Anwar.

OBITUARI

Teater Fataria Gelar Aksi Melukis Wajah Chairil PAMEKASAN- 64 tahun yang silam, tepatnya tanggal 28 April 1949, seorang sastrawan sekaligus penyair bernama Chairil Anwar mafat.Untuk mengenang karya sastranya, sejumlah aktivis teater Fataria Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan menggelar aksi di pelatran monumen Arek Lancor Pamekasan, Ahad (28/4). Aksi itu digelar dengan melukis wajah Chairil Anwar dan membaca puisi monumental karyanya yang berjudul “AKU”. Aksi ini mendapat perhatian sejumlah pengendara karena mahasiswa juga menyebar beberapa puisi yang ditulis penyair di masa perjuangan itu. Zainal Ukah, seorang pegiat seni di teater Fataria mengatakan aksi in memoriam Chairil Anwar itu bertujuan agar masyarakat tidak melupakan jasa dan karya serta sosok Chairil Anwar dalam dunia sastra Indonesia sekaligus sebagai salah seorang pejuang, yang membela bangsa dengan karya sastranya. “Saat ini, sudah banyak pelajar dan warga umum yang kurang mengenal sosok Chairil Anwar dan lebih tersohor artis dan selebritis,” katanya. Sosok Chairil Anwar, merupakan salah seorang penyair yang ikut berjuang dengan cara memberi semangat dan menggugah semangat juang bangsa Indonesia melalui syair-syairnya. Salah satu karya Chairil yang sarat dengan provokasi agar rakyat Indonesia bangkit untuk mengusir penjajah adalah puisi yang berjudul Antara Karawang Bekasi. Dalam puisi itu, jelas Ukah, Chairil mencoba menyentuh nurani bangsa dengan meenggambarkan kondisi para pejuang melalui bait-bait puisinya, hingga penyair itu dimasukkan sebagai salah satu pahlawan kemerdekaan. Ketua Umum UKM Teater Fataria, Abdul Basith, mengatakan aksi itu sebagai refleksi atas menurunnya minat sastra masyarakat dan pelajar untuk mempelajari sastra-sastra yang memiliki nilai membangun semangat. Sebab, saat ini sudah ada kecenderungan, karya sastra yang memiliki nilai tinggi itu sudah mulai ditinggalkan, kalah dengan karya sastra picisan yang hanya bertujuan untuk kepentingan ekonomi.(auf/muj)

JAKARTA-Sepuluh menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II yang tercatat masuk dalam daftar calon sementara anggota lembaga legislatif (DCS) di Pemilu 2014 diminta tidak menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pencalegannya. “Jika mereka menjadi caleg, ada dugaan bisa saja menteri bisa mengalokasikan program kementerian ke daerah pemilihan atau ke daerah yang menjadi basis partai,” kata Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang di Jakarta, Minggu (28/4) kemarin. Tak hanya diduga memanfaatkan fasilitas negara untuk kepentingan partai dan dirinya, lebih dari itu menteri caleg juga memiliki potensi mengalokasikan berbagai program kementeriaannya untuk konstituen di daerah pemilihannya maupun daerah yang menjadi basis dukungan

partainya. Jika sudah demikian, Sebastian meyakini pelayanan publik akan terabaikan. Perilaku seperti itu, dinilainya selain tidak etis juga akan mengganggu kinerja pemerintahan yang dipimpin Presiden Susilo Bambang , Yudhoyono. “Ini bahaya kalau menteri memanfaatkan fasilitas negara, ini sulit dikontrol. Misal ada menteri menyalurkan bantuan program kementerian ke basis partai. Bagaimana mengontrolnya?” gugatnya. itu, Sebastian berpendapat para menteri yang “nyaleg” dapat membahayakan keuangan negara. Dia mencontohkan, misalnya apabila ada menteri yang nyaleg lalu mengalokasikan anggaran program kementeriannya ke partai politiknya. “Bagaimana bisa mengontrol, misalnya Menteri Koperasi, menyalurkan bantuan ke basis partainya?” ujarnya. Berdasarkan data yang dimiliki Formappi, ke-10 menteri yang mencalonkan diri menjadi caleg anggota DPR antara lain berasal dari Partai Demokrat (PD). Mereka adalah Menteri Perhubungan (Menhub) EE Mangindaan yang menjadi

caleg PD untuk daerah pemilihan (dapil) Sulawesi Utara; Menteri Koperasi Syarifuddin Hasan di dapil Jawa Barat III; Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Amir Syamsuddin sebagai caleg di dapil Sulawesi Tenggara; Menteri ESDM Jero Wacik sebagai caleg dari dapil Bali, serta Menpora Roy Suryo sebagai caleg PD dari dapil DI Yogyakarta. Selanjutnya dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), juga ada dua menteri yang menjadi caleg. Mereka adalah Menteri Pertanian (Mentan) Suswono, yang menjadi caleg dari dapil Jawa Tengah X, serta Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Tifatul Sembiring dari dapil Sumatera Utara 1. PKB, menteri yang dicalonkan kembali adalah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar, sebagai caleg dari dapil Jawa Timur VIII, kemudian Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Helmy Faishal Zaini dari dapil Nusa Tenggara Barat. Terakhir, dari PAN, Menteri Kehutanan (Menhut) Zulkifli Hasan dari dapil Lampung 1.(cea/abe)

KEBAKARAN

Rumah M Noer Mantan Gubernur Jatim Terbakar

SURABAYA- Rumah mantan Gubernur Jawa Timur, M. Noer didaerah jalan Ir.Anwari No. 11 terbakar. Sontak, kejadian yang terjadi pada Sabtu, (27/4) malam sekira pukul 23.00 itu memuat seisi rumah berhamburan. Beruntungnya, kejadian tersebut tak berselang lama setelah petugas pemadam kebakaran dan juga warga sekitar bahu-membahu memadamkan kobaran si Jago Merah.

Menurut seorang saksi mata, kejadian tersebut begitu cepat. Mula-mual sekitar pukul 23.00 kebakaran terjadi di Ruang tamu rumah M. Noer. Tidak ada yang mengetahui jelas, asal muasal api dari mana. “ Ketika melihat korbaran api kami langsung berupaya memadamkan,” ujarnya. Saat asap mulai membesar, lanjutnya, warga pun berhuyun-huyun berupaya memdamkan api dengan menjebol pintu ruang

tamu, dan memadamkan api dengan peralatan seadanya. Warga sekitar juga membantu dengan alat pemadam kebakaran (flaire) seadannya. “ Kami pun langsug menelpon pemadam kebakaran,” terangnya. Sementara itu, Cipung Noer anak eempat dari M. Noer mengatakan, saat warga mengetahui hal tersebut, warga akhirnya mendobrak rumah kami. Beruntung, kata dia, warga sigap terhadap penyelamatan ini. Kemudian, tak berselang lama petugas pemadam kebakaran pun datang. ”Warga langsung membantu memadamkan api, saya sangat berterima kasih pada mereka,” katanya. Api yang begitu cepat. Kata dia, hampir saja melahap seisi ruang tamu. Suasana malam juga begitu panik. Delapan orang yang tinggal di rumah tersebut dalam keadaan tertidur. Dijelaskannya, saat itu ia mendengar letusan-letusan kecil seperti mercon, tak beberapa saat ltusan tu menjadi api yang membesar. Beruntung dalam kejadian ini dak memakan korban. ”Saya mendengar seperti mercon saat tahun baru,” tukasnya. Kobaran api bisa dijinakan petugs pemadam kebakaan kota Surabaya setelah menerjunkan sedikitnya Empat mobil pemadam dan membutuhkan waktu kurang dari satu jam (mag/han)

aat proses penyusunan daftar calon legislatif pemilu 2014 banyak partai kesulitan memenuhi kuota 30 persen perempuan. Penegasan KPU melalui Peraturan KPU Nomor 7 tahun 2013, yang diperbarui dengan Peraturan KPU nomor 13 tahun 2013 yang mengharuskan kuota perempuan di daerah pemilihan (Dapil) makin membuat partai kesulitan. Dari segi waktu, partai politik sebenarnya mendapat kesempatan relatif panjang mempersiapkan ruang peran perempuan. Sejak UU Pemilu Nomor 12 tahun 2003 sudah mulai dikondisikan tentang keharusan partai politik memberi peran pada kaum perempuan. Dari himbauan, pemberian sanksi moral sampai akhirnya KPU memperkuat melalui pembatalan daftar Caleg partai politik di Dapil, yang tidak memenuhi kuota 30 persen perempuan. Secara tersurat maupun tersirat sebenarnya pemberlakuan kuota perempuan yang membuat partai politik kelimpungan itu, bermuatan pesan moral pendidikan khususnya terkait perempuan. Melalui ketentuan yang berlaku sejak UU Nomor 10 tahun 2008 itu, partai politik diharapkan memulai memberikan pembekalan pada kalangan perempuan yang ingin berkiprah di dunia poliSudah saatnya tik. Semanpartai politik gatnya secara subtantif berperan bagaimana lebih kongkrit agar perem- sebagai institusi puan Indonependidikan sia juga memasyarakat miliki peran di ruang publik sehingga kepentingan kaum perempuan lebih terwakili. Memang benar secara formal terlihat sebagai wujud kongkrit memenuhi semangat perjuangan kesetaraan gender. Misalnya, agar kaum perempuan mendapat perlakuan serta kesempatan adil di wilayah publik khususnya di legislatif. Namun jika disimak lebih cermat semangatnya luar biasa indah; ada dorongan kuat agar partai politik memperhatikan persoalan keterbelakangan pendidikan kaum perempuan. Bahkan jika dicermati lebih dalam, pasal ini bernilai penting sebagai bentuk riil bagaimana mengurangi budaya patriaki yang selama ini hidup di tengah masyarakat. Dan prosesnya sangat ideal karena memberikan pembekalangan intelektual dan kemampuan pada kaum perempuan. Yang juga layak menjadi catatan, ada pararelisme antara fungsi dan peran partai politik sebagai institusi pendidikan masyarakat dengan semangat pasal UU Pemilu itu. Artinya, pemberlakuan kuota perempuan terutama terkait semangatnya bukan merupakan hal baru bagi partai politik. Sudah menjadi subtansi tujuan utama keberadaan partai politik, terkait pendidikan masyarakat. Persoalan kuota mengemuka sejatinya terlihat lebih pada kesiapan internal partai politik dalam merespon pemberlakuan ketentuan pasal perempuan itu. Jika partai bersangkutan lemah dalam proses kaderisasi, hampir dapat dipastikan pemberlakuan kuota perempuan akan menjadi beban berat. Namun bila ada konsistensi fungsi dan peran politik dalam proses pendidikan, kaderisasi, persoalan pemenuhan kuota perempuan dipastikan tak akan menjadi masalah serius. Tentu diharapkan, masalah kuota perempuan ini, menjadi pembelajaran berharga bagi seluruh partai politik dan komponen anak bangsa. Sudah saatnya partai politik berperan lebih kongkrit sebagai institusi pendidikan masyarakat dan tidak hanya tampak aktif pada moment pemilu semata. =

Koh Ahong Matrawi menjenguk Koh Ahong 80th, yang sakit keras. Setelah nanya sakitnya, Matrawi iseng nanya Koh Ahong Martawi:Hong ...Lu kira kira pengen masuk Surga apa Neraka? Ahong: Haiyaaa...Ga pentinglah buat owe mau masuk sulga apa nelaka...cuma owe mau nanya..Banyakan mana olang ke solga apa ke nelaka.... Martawi: Heeemmmm....Banyakan ke neraka....kenapa lu tanya begitu..??? Martawi:Ya udah owe mau ke nelaka aja...Soalnya owe mau buka toko di situ...Haiyaaa.... Martawi: Subhanallah...

Cak Munali


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.