e Paper Koran Madura 23 Juli 2013

Page 1

1

SELASA 23 JULI 2013 NO.0165 | TAHUN II Koran Madura

SELASA

Harga Eceran Rp 3.500,- Langganan Rp 70.000,-

23 JULI 2013

g PAMANGGHI

Jadwal

Yusuf Mansur

1434 H

Maghrib

17:30

Isya

Imsak

Subuh

18:44

04:13

04:23

Oleh : Miqdad Husein

Kolumnis, tinggal di Jakarta

*Untuk Surabaya dan sekitarnya

ant/ risyal hidayat

PENGUNGSI SYIAH SAMPANG

Wantimpres Berharap Bisa Segera Pulih

SIDOARJO- Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) berharap pengungsi Syiah asal Sampang, Madura, yang tinggal di Rumah Susun Puspa Agro, Sidoarjo, bisa segera pulang ke kampung halamannya sebelum Lebaran 2013. Anggota Watimpres Albert Hasibuan, Senin, menjelaskan, momen Lebaran merupakan saat yang paling pas bagi warga Syiah melakukan rekonsiliasi dengan warga lainnya di Sampang. “Warga Syiah diharapkan bisa segera pulang ke kampung halaman masing-masing dan selanjutnya bisa beraktivitas seperti sedia kala,” ujarnya saat mengunjungi pengungsi Syiah di Sidoarjo, Jawa Timur. Kedatangannya ke Sidoarjo, kata dia, untuk melihat langsung kondisi pengungsi Syiah termasuk fasilitas yang mereka terima selama menempati akomodasi penampungan itu. “Para pengungsi Syiah tentunya akan senang jika mereka bisa kembali bersilahturahmi dengan keluarganya yang lain di kampung halamannya. Itu harapan kami dan semoga segera t e r w u j u d ,” ucapnya. Ia juga mengemukakan, saat ini, proses rekonsiliasi masih terus berlangsung dan dipromotori oleh pihak Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. “Pemerintah siap merenovasi rumah warga Syiah di Sampang yang dirusak massa beberapa waktu lalu serta menjamin keamanan mereka di kampung halamannya,” katanya. Sementara itu, salah seorang warga Syiah, Bojandi, menjelaskan, hubungan warga Syiah dengan warga sekitar di desa mereka sebenarnya tidak ada persoalan. “Rekan kami yang beberapa kali pulang untuk melihat rumah di desa disambut baik warga sekitar dan bisa beraktivitas seperti sedia kala,” katanya. Ia menilai asal-muasal persoalan yang menimpa warga Syiah dan berujung kerusuhan antarwarga beberapa waktu lalu itu diduga dilakukan oleh segelintir orang. Seperti diberitakan, beberapa hari lalu Presiden juga mengadakan rapat terbatas khusus untuk membahas penyelesaian konflik warga syiah di kabupaten Sampang yang kini hidup di pengungsian di kabupaten Sidoarjo. Dalam pertemuan tersebut hadir Kapolri Jendral Timur Pradopo, Panglima TNI Agus Suartono. (ant/yat/beth)

antara foto/andika wahyu

RAPAT KOORDINASI. Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo (tengah) bersama Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono (kiri) bergegas mengikuti rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (15/7). Rapat tersebut membahas penyelesaian permasalahan pengungsi Syiah Sampang Madura yang kini telah direlokasi ke Sidoarjo Jatim.

JENAZAH TERDUGA TERORIS. Petugas Dokkespol mengeluarkan kantong berisi jenazah terduga teroris yang tiba di RS Bhayangkara Polda Jatim, Surabaya, Senin (22/7). Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menembak mati dua terduga teroris bernama Dayat dan Riza yang merupakan anggota jaringan teroris Poso asal Medan, ketika penggerebekan di Tulungagung, Jatim.

Teroris Mati Tanpa Diadili

Sempat Berusaha Jadikan Penjual Kopi Sebagai “Tameng Hidup” TULUNGAGUNG- Detasemen Khusus (Densus) 88 antiteror menembak mati dua pria terduga teroris jaringan Poso dan menangkap dua lainnya saat singgah sebuah warung kopi di pinggir jalan raya Kota Tulungagung, Jawa Timur, Senin pukul 08.45 WIB. Sejumlah saksi mata penggerebekan empat terduga teroris di Jalan Pahlawan, Kota Tulungagung, Jawa Timur, menyebut sejumlah pria yang belakangan diketahui anggota Densus 88 Antiteror, menembak dua dari empat terduga teroris dari jarak dekat. “Mereka ditembak dari jarak kurang satu meter. Tidak terlihat ada upaya perlawanan, hanya salah satu pria terlihat sempat berdiri dan bergerak ke belakang Mbak Mimin (penjual warung kopi) sebelum ditembak di bagian kepalanya hingga

tewas,” kata Suprianto, salah seorang sak- jalan,” tutur Suyadi, tukang becak yang si mata yang mengaku melihat langsung mangkal tak jauh dari lokasi kejadian. peristiwa penggerebekan dan penembakan, Senin. Terpaksa Tembak di Tempat Setelah menembak salah satu terBelakangan Kapolda Jatim Irjen Pol duga teroris yang bergerak ke belakang Unggung Cahyono mengklarifikasi bahwa penjaga warung kopi, anggota Densus penembakan terpaksa dilakukan karena 88 yang sama juga menembak satu dari kedua terduga teroris masing-masing tiga terduga teroris lainnya yang masih membawa senjata api dan bom rakitan. duduk. Kesaksian tersebut “Mereka ditembak karena bersenjata dan membawa bom dibenarkan warga lain yang beBERITA rada tak jauh dari lokasi pengyang disembunyikan dalam tas,” TERKAIT terangnya saat menggelar siaran gerebekan. Suyadi dan Suroso, misalnya, mereka mengatakan pers di lokasi kejadian. Halaman 12 bahwa tembakan dilakukan Ia sama sekali tak menyebut apakah ada upaya perlawanan hanya beberapa detik setelah beberapa pria mengendarai Toyota Xe- saat penggerebekan dilakukan. Kapolda nia turun dan menghampiri keempat hanya menegaskan bahwa penembakan pria terduga teroris tersebut. (dari jarak dekat) terpaksa dilakukan kare“Tidak ada perkelahian ataupun na keduanya “bersenjata”, sehingga petukericuhan. Begitu mereka (densus) turun gas tidak mau berspekulasi jika terduga lalu terdengar suara tembakan tiga kali teroris melakukan perlawanan dengan dan dua pria yang ada di warung Mbak menembak ataupun menarik pemicu bom Min roboh. Dua pria lainnya lalu diring- rakitan yang ada di dalam tas ransel salah kus di tempat dan dirobohkan di pinggir satu pelaku. (ant/gus/beth)

DUGAAN KORUPSI

KPK Klarifikasi Dugaan Potensi Korupsi Jalan Pantura JAKARTA- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengkalirifikasi pemberitaan sejumlah media massa nasional tentang dugaan korupsi di proyek-proyek jalan nasional pantai utara atau pantura. “(Kami) bukan menyelidiki atau mengkaji (proyek jalan nasional) pantura, tapi KPK memberikan semacam media bagi masyarakat untuk menyampaikan progres pembangunan jalanjalan nasional,” kata Juru Bicara KPK Johan Budi di Gedung KPK di Jakarta, Senin. Pada media internet itu, menurut Johan, disebut program “Indonesia Memantau” yang berisi data dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) tentang proyek jalan-jalan nasional seperti panjang jalan, nilai proyek, dan fakta lapangan. “Bukan khusus menyelidiki (proyek jalan pantura). Kami belum ada penyelidikan atau kajian khusus (proyek jalan) pantura,” kata dia. Johan menjelaskan KPK akan menyelidiki dugaan korupsi pada suatu proyek, termasuk jalan nasional, setelah terdapat audit laporan keuangan dan penggunaan anggaran dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). “BPK melakukan audit (anggaran) kemudian ada

hasil, lalu disampaikan ke KPK, tentu KPK akan melaku-

kan penelusuran lebih lanjut,” kata Johan. KPK, lanjut Johan, tidak meminta secara khusus kepada BPK terkait audit anggaran proyek jalan-jalan nasional terutama jalan pantura. “Kalau BPK akan mengaudit (anggaran proyek jalan pantura) itu sudah tugas BPK, tidak perlu diminta,” kataya. Namun, dia menjelaskan bahwa KPK juga akan menindaklanjuti laporan-laporan dari masyarakat terkait dugaan korupsi proyek jalan pantura selain laporan audit anggaran dari BPK. Pada Jumat (19/7), Wakil

Ketua KPK, Bambang Widjojanto, mengakui potensi korupsi pada proyek-proyek jalan nasional dan provinsi dan telah menjadi kajian KPK. “Ada banyak pertanyaan kepada kami terkait potensi korupsi di jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa,” kata Bambang. KPK, menurut Bambang, masih mengumpulkan data dan kajian dari berbagai sumber terkait proyek jalan nasional dan provinsi dan belum sampai detail infrastruktur jalan yang berkaitan dengan (jalan di jalur) pantura. (ant/ mam/beth)

“Sebaiknya ustad atau da’i jangan berbisnis. Terlalu beresiko,” kata seorang sahabat, yang punya pengalaman sebagai birokrat, pebisnis dan belakangan aktif sebagai pengurus masjid. Bukan soal percaya atau tidak, namun ini terkait belantara dunia bisnis yang kadang memang sangat saklek alias kaku. “Dunia bisnis itu, bertolak belakang dengan dunia dakwah,” katanya menambahkan. Pesan yang terkesan kurang serius ini sebenarnya lebih menegaskan tentang satu hal: profesionalisme. Bisnis is bisnis; dakwah is dakwah. Jadi, dua hal berbeda ini jangan sampai bercampur baur. Karena semangatnya memang berbeda. Yang satu berupa himbauan, anjuran, yang satunya merupakan wilayah transaksi. Yang himbauan bersifat etika, moral hingga ikatannya sangat subyektif, yang transaksi sudah masuk wilayah hukum positif. Namun itu tidak berarti sebuah pemisahan tajam, bisnis bebas moral. Dalam hal apa pun tetap membutuhkan kometmen moral. Bedanya, dalam bisnis jika terjadi pelanggaran moral ada akibat hukum yang harus diterima pelanggarnya. Nah di bidang dakwah unsur Namanya pemaksa, seurusan fulus, hari ini tertawa- bagai instrumen hukum tawa, besok tak ada. bisa saling Jadi di sini mengasah konteksnya golok. lebih pada ada kesadaran bahwa dua areal itu berbeda. Tentu saja, sah saja jika seorang dai yang memiliki keterampilan berbisnis terjun dalam dunia bisnis. Namun saat ia berada di wilayah itu, harus tunduk pada hukum yang berlaku di wilayah bisnis. Secara logika sebenarnya sangat bagus seorang dai berbisnis kalau dia memang memiliki kesiapan skill, karena latar belakang agama, akan memperkuat nilai moral pada bisnis yang dikelolanya. Lalu bagaimana melihat sosok Yusuf Mansur, dai yang dianggap terjun ke dunia bisnis, yang belakangan ramai diberitakan. Banyak kalangan mempertanyakan, meragukan dan memberikan sorotan berlebihan pada sosok dai mungil ini. Padahal sebenarnya apa yang terjadi pada aktivitas beliau sangat sederhana. Lebih merupakan persoalan legalitas dan apa yang seharusnya dilakukan seorang Yusuf Mansur. Apa yang ditekuni beliau memang sudah masuk ranah hukum perdata; tentu saja ada hal-hal khusus yang memang perlu ditaati. Di sini beliau lupa bahwa ketika sudah berbicara bisnis, bukan lagi himbauan, anjuran sebagaimana dunia dakwah. Persoalan sudah menyangkut ikatan, perjanjian, hukum dan pengaturan hak serta kewajiban. Visi dan misi serta semangat dakwah beliau yang juga menekankan dakwah bil hal jelas sangat bagus. Aktivitas dakwah bil hal melalui kegiatan bisnis sangat positif. Selama pengelolaannya bersifat profesional, tak ada salahnya. Bahkan harus didukung sebagai pengembangan dakwah, katakanlah perluasan dari dakwah bil lisan. Lagilagi di sini lebih pada penekanan sikap profesional. Jika pengelolaan beliau profesional, apa yang salah. Jika beliau memang memiliki keterampilan berbisnis, mengapa tidak. Yang perlu bagaimana areal bisnis ini tunduk pada ketentuan hukum yang berlaku di negeri ini, agar bila nanti ada masalah dapat diselesaikan melalui mekanisme hukum yang berlaku. Ya namanya urusan fulus, hari ini tertawatawa, besok bisa saling mengasah golok. Itu mungkin yang perlu diantipasi melalui hukum positif. =

Tak Masalah “Silahkan gambar segi tiga sama kaki” kata Matrawi saat mengajar matematika. “Ya gak bisa lah pak” jawab salah satu muridnya protes. “Lho apanya tidak bisa? bukankah tadi sudah saya terangkan” Matrawi heran. “Saya ini pak, gambar sama tangan aja susah, apalagi sama kaki” Matrawi pun tak bisa berkata apaapa, ia berbalik menghadap papan sambil memegang jidatnya.

Cak Munali


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.