8
BANGKALAN
RABU 15 MEI 2013 NO.0117 | TAHUN II
Selama Setahun ASDP Rugi Rp 7 Miliar BANGKALAN - Semenjak ada Suramadu, Palabuhan Kamal semakin sepi daripada sebelum jembatan Suramadu itu diresmikan. Pelabuhan Kamal yang dulunya ramai dengan kendaraan lalu-lalang, bahkan hampir tiap hari sering macet hingga beberapa kilometer, kini telah kehilangan para penggemarnya. Bahkan di saat hari tertentu pun, setelah jembatan Suramadu itu dioperasikan, tak ada lagi keramaian orang maupun kendaraan yang melewati Pelabuhan Kamal. “Ya, kita akui bahwa kondsi saat ini sangat memprihatinkan, masyarakat tidak lagi berminat menggunakan jasa anggkutan kapal,” ungkap Khairil Anwar. Bagian Supervisi Sperasional Angkutan Sungai Danau dan Penyebrangan (ASDP) ini mengatakan bahwa setiap harinya hanya 100 kendaraan yang menggunakan jasa kapal yang disediakan. Dengan kondisi seperti ini pihaknya harus menanggung kerugian yang cukup besar akibat pendapatan yang menurun. Menurut Khairil Anwar, pendapatan setiap harinya selalu tidak
sebanding dengan biaya opersianal kapal. “Bila dibandingkan, sebelum ada suramadu kendaraan yang melintasi selat menggunakan kapal mencapai 700 kendaraan. Akan tetapi, saat ini kendaraan sangat minim dan hanya meraup pendapatan 5 sampai 6 juta untuk satu kapal. Secara keseluruahn dengan empat kapal yang dioperasikan hanya mengasilkan 31 juta,” imbuhnya. Padahal, sambung Khairil, biaya opersiaonal untuk satu kapal sekali jalan mencapai Rp 600.000 untuk BBM, belum biaya lainnya. Sedangkan jam operasi kapal mulai pukul 5.24-11.30 WIB. Sehingga pengeluaran yang begitu tinggi menjadi penyebab setiap tahunnya harus menanggung kerugian sebesar 7 miliar. Padahal sebelum adanya suramadu, pihaknya bisa meraup keuntungan Rp 78.000.000 setiap 24 jam. “Kapal itu setiap jam melakukan 8 kali trip (perjalanan), kemudian tinggal mengka-
likan saja biaya opersianalnya. Sedangkan pendapatan sangat kecil,” keluhnya. Untuk menutupi kerugian itu, lanjut Khairil pihaknya menggunakan subsidi silang. Karena momen-momen penting sudah tidak bisa lagi dijadikan harapan dan tidak seramai dulu. Pada kenyataannya masyarakat lebih memilih suramadu sebagai alternatif untuk mempercepat perjalanan mereka. Efek sosial bagi para pedagang kecil, masih kata kahiril, yaitu gulung tikar dan hanya sedikit yang bertahan. Itu pun bisa dihitung dengan jari. Tidak seperti dulu yang bisa dijadikan harapan untuk menunjang sektor perekonimian. “Harapannya bagaimana caranya agar pelabuhan bisa ramai kembali, yang penting bisa tetap bertahan karena adanya suramadu sangat minta perhatian masyarakat. Kalau bisa roda 2 dialihkan ke kapal untuk menghindari adanya sesuatu yang menimbulkan kerugian bagi pengendara, karena tidak ada tol yang pantas dilewati kendaraan roda dua,” tandasnya.(dn/rah)
doni heriyanto/koran madura
SEMAKIN SEPI: Suasana pelabuhan Kamal yang dulunya ramai dengan kendaraan lalu-lalang bahkan hampir setiap hari terjadi macet, kali ini tampak semakin sepi pasca adanya jembatan suramadu.
TENAGA PENDIDIK
Pemerintah Butuh 3.006 Guru PNS
ori/koran madura
MENGAWASI UN: Tampak sejumlah guru SMP yang ada di Bangkalan saat mengawasi pelaksanaan ujian nasional yang dilaksanakan beberapa waktu lalu. BANGKALAN – Kekurangan jumlah guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) terjadi di Bangkalan. Jumlah guru yang ada saat ini tidak bisa
memenuhi kebutuhan mengajar di sekolah. Hingga tahun 2013 ini, Dinas Pendidikan (Disdik) masih kekurangan guru PNS se-
banyak 3.006 orang. “Kekurangan ribuan tenaga pendidik (guru) Pengawai Negeri Sipil (PNS) meliputi guru SD, SMP, SMA
dan SMK,” kata Kepala Disdik Bangkalan, Mohni melalui Kasubag Umum Moh. Bakrun, Selasa (14/5). Bakrun menjelaskan
DISTRIBUSI GAKIN
PENIMBUNAN BBM
BANGKALAN - Penyaluran beras untuk masyarakat miskin (raskin) di kabupaten Bangkalan belum normal, karena pendistribusian raskin masih dilakukan penyesuaian jumlah pagu bagi Rumah Tangga Sasaran (RTS) penerima. “Memang sekarang masih ada penyesuaian pagu, jadi penyaluran raskin belum normal,” kata Kabag Perekonomian Setkab Bangkalan, Rudiyanto. Rudy menjelaskan pendistribusian raskin pada bulan Mei ini masih terus dilakukan hingga jatah bulan yang sebelumnya terdistribusi secara keseluruhan. Untuk pendistribusian bulan ini masih mengejar ketertinggalan pada bulan lalu. “Sekarang kan masih bulan Mei, jadi jatah bulan Maret dan April didistrubisikan pada bulan Mei ini,” terangnya. Dia memperkirakan pendistribusian raskin baru akan normal pada bulan Juni mendatang. Untuk itu, pihaknya akan melakukan percepatan dalam pendistribusiannya. Menurut mantan kepala Satpol PP tersebut, setelah seluruh kecamatan mendapatkan jatahnya masing-masing, di-
BANGKALAN – Jajaran Kepolisian Polres Bangkalan mengamankan F, warga Desa Banyior Kecamatan Sepuluh karena diduga telah melakukan penimbunan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar. Dia diperiksa dan ditangkap oleh polisi ketika sedang melakukan pengisian di salah satu SPBU di kota Bangkalan. Penimbunan dilakukan oleh F karena menghadapi rencana pemerintah menaikkan harga BBM jenis solar. F membayangkan ketika kenaikan BBM jenis solar itu benar-benar telah diberlakukan, maka dirinya akan memperoleh keuntungan yang sangat besar. Namun sial, perbuatan F keburu tercium aparat keamanan sehingga harus berurusan dengan pihak kepolisian. ”BBM jenis solar itu diduga kuat akan ditimbun untuk dijual kembali. Sebab, kulakannya dengan jumlah banyak, sehingga kami gagalkan dan diamankan ke Mapolres untuk pemeriksaan lebih lanjut,” ujar Kasatreskrim Polres Bangkalan, AKP Mukhammad Lutfi, kepada sejumlah wartawan, kemarin (14/5). Dia menjelaskan, BBM jenis solar sudah dinaikkan ke dalam truk usai melakukan pengisian di SBPU Kota, sebelum akh-
Penyaluran Raskin Belum Normal harapkan penyalurannya bisa berjalan normal kembali pada setiap bulan. “Semuanya juga bergantung dengan harga di pasaran atau tebusan. Kalau secara administratif, sudah selesai disalurkan lagi,” ungkapnya.
Memang sekarang masih ada penyesuaian pagu, jadi penyaluran raskin belum normal,”
Rudiyanto
Kabag Perekonomian Setkab Bangkalan Sementara itu, berdasarkan data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTSM) pada tahun ini berjumlah 85.068 KK (Kepala Keluarga). Dari data itu menunjukkan tren menurun sebanyak 15,02 persen dibanding pada tahun sebelumnya yang mencapai 100.102 rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM). (ori/rah)
ELPIJI
Stok Elpiji Berkurang kekurangan 3.006 orang guru tersebut, dengan rincian untuk SD sebanyak 2.743 orang dari 660 lembaga, guru SMP sebanyak 134 orang dari 42 lembaga. Selain itu, guru SMA sebanyak 15 orang dari 9 lembaga, dan guru SMK sebanyak 114 orang dari 10 lembaga. Kalau tidak ada penambahan atau rekrutmen CPNS khusus guru setiap tahun dipastikan guru PNS terus berkurang. Sebab mereka kebanyakan sudah pensiun. Rata-rata setiap tahunnya, sebanyak 200 orang guru memasuki masa pensiun. Sejauh ini, pihaknya mengaku sudah berusaha untuk menutupi kekurangan guru tersebut dengan mengajukan ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) setempat sesuai kebutuhan. Apabila disetujui dibutuhkan rekrutmen CPNS. ”Rata-rata di lembaga sekolah yang kekurangan guru itu, sekarang diisi oleh guru sukwan dan bayaran mereka tergantung kebijakan lembaga sekolah masing-masing,” ujarnya. (ori/rah)
BANGKALAN - Setelah sempat diguncang kelangkaan BBM jenis solar dan premium beberapa waktu lalu, sepekan terakhir ini sebagian warga kecamatan kota Bangkalan mulai diresahkan dengan kelangkaan gas elpiji bersubsidi 3 kilogram. Menurut penuturan sejumlah warga, beberapa pengecer gas elpiji 3 kilogram tersebut mendapat distribusi yang minim dari para agen, sehingga berdampak pada keterbatasan penyediaan elpiji tersebut di pasaran. Salah seorang ibu rumah tangga warga Pangeranan Bangkalan, Hanifah mengaku kerepotan memenuhi kebutuhannya karena langkanya elpiji bersubsidi itu. Menurutnya, kalaupun ada pengecer yang menjual elpiji ukuran 3 kilogram, harganya sedikit lebih mahal daripada biasanya. Harga elpiji itu bisa mencapai Rp 15.000, padahal harga normalnya hanya Rp 13.000. “Ya ini, saya cari cukup sulit Mas. Beberapa penjual
di sekitar sini kehabisan stok katanya. Menurut penjualnya, agen ngirim juga sedikit. Adanya agak jauh, itu pun harganya lebih mahal, Rp 15.000 per tabung,” ujar ibu rumah tangga tersebut. Hanifah berharap masalah ini dapat segera diselesaikan oleh pihak terkait. Baginya setelah harga minyak tanah meroket tinggi, tak ada pilihan lain baginya selain menggunakan gas elpiji bersubsidi itu. Sementara itu, Kastini, salah seorang penjual toko yang pengecer gas elpiji 3 kilogram juga mengakui cukup kesulitan memenuhi permintaan pelanggannya. Menurutnya, itu terjadi karena stok kiriman barang yang didapatinya dari agen juga berkurang. “Gak tahu juga kenapa Mas. Beberapa hari terakhir ini mulai agak sulit, kadang kiriman barang dari agen berkurang, kadang juga telat kirimannya. Masak iya mau ikutan naik Mas. Biasanya kan gitu, kalau mau naik bahan bakar langka dulu,” tandasnya. (dn/rah)
Warga Banyior Diamankan karena Diduga Menimbun Solar
ori/koran madura
DIAMANKAN: Ratusan jerigen berisi solar diamankan Polres Bangkalan saat mengisi di SPBU Kota, Jalan Soekarno Hatta. irnya petugas memergokinya. Sebanyak 25 jerigen dengan jumlah 860 liter berhasil diamankan sebagai barang bukti. “Rencanya BBM itu akan digunakan di suatu perusahaan. Intinnya selain digunakan, juga akan dilakukan penimbunan sehingga ketika
BBM nanti naik juga akan dijual lagi,” ungkapnya. Lutfi menambahkan, selain mengamankan barang bukti (BB) berupa BBM dan sebuah truk, polisi juga akan mengamankan sopir dan kenek truk tersebut. Tidak hanya itu, setelah
aparat mengecek ke rumah pemilik, ditemukan ada beberapa tempat perusahaan, di antaranya pengelolaan batu, penggilingan padi, dan juga pertambangan berupa bedel. Lutfi menegaskan pihaknya juga akan melakukan pemeriksaan terhadap pemi-
lik SPBU, terkait dibolehkannya kulaan BBM dengan jumlah banyak. “Ancaman bagi tersangka akan dijerat dengan pasal 55 UU Migas No. 22 tahun 2021, dengan kurungan 6 tahun dan denda maksimal 20 miliyar,” tegasnya. (ori/rah)