JUMAT
1
JUMAT 15 PEBRUARI 2013 NO.0057 | TAHUN II
@KoranMadura
Koran Madura
Harga Eceran Rp 2500,- Langganan Rp 50.000,-
15 PEBRUARI 2013
g PAMANGGHI
KASUS IMPOR DAGING
KPK Pastikan Periksa Mentan JAKARTA-Kasus dugaan suap impor daging sapi takkan berhenti sampai di Luthfi Hasan Ishaaq (LHI). Bahkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah memastikan memeriksa Menteri Pertanian Suswono . “Akan dijadwalkan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka LHI, pada hari Senin, (18/2). Surat pemanggilannya sudah kita kirim,” kata Juru Bicara KPK, Johan Budi di Jakarta, Kamis (14/2). Beberapa hari lalu, KPK sudah memeriksa beberapa saksi yang berasal dari Kementerian Pertanian. Diantaranya Sekretaris Mentan, Baran Wirawan dan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Syukur Iwantoro. Dalam kasus ini KPK telah menetapkan empat tersangka, yaitu Luthfi Hasan Ishaaq, dua direksi PT Indoguna Utama yaitu Arya Abdi Effendi dan Juard Effendi, serta Ahmad Fathanah. Sementara itu, Kabag Pemberitaan dan Informasi KPK, Priharsa Nugraha mengatakan hari ada pemeriksaan juga terhadap beberapa saksi untuk kasus dugaan suap impor daging. Salah satunya adalah orang Elda Devianne Hadiningrat yang diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Luthfi Hasan Ishaaq (LHI). “Diperiksa untuk tersangka LHI,” ungkapnya Sepertti diketahui, Elda adalah komisaris PT Radina Bio Adicita, perusahaan rekanan Kementerian Pertanian. Nama Elda muncul dalam daftar saksi yang dicegah KPK ke luar negeri. Elda diduga ikut terlibat dalam kasus suap impor daging yang menjerat mantan presiden PKS Luthfi Hasan. Perannya pun tak sembarangan, dia disinyalir memiliki kedekatan dengan pihak Kementan untuk loby kuota impor daging ini. Oleh karena itu dia dicegah oleh KPK. Senin (11/2) lalu, beberapa penyidik mengobok-obok rumah dan kantor Elda di kawasan Jakarta Selatan. Rumah Elda terletak di Jl Kenanga, RT 06/02, Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jaksel. Sedangkan kantornya beralamat di Selain rumah, KPK juga menggeledah kantornya di Jl Ampera Raya, Jaksel. Selain Elda, lanjut Priharsa, sejumlah saksi yang diperiksa KPK hari ini adalah Luthfi Hasan Ishaaq, Ahmad Fathanah, Juard Efendi, Ahmad Zaki, Sefti Sanustika, dan Rudy Susanto. “Juard Effendi dan Ahmad Fathanah untuk tersangka LHI, sedangkan Luthfi Hasan untuk Arya Abdi Effendi,” pungkasnya. (cea)
Putra Mahkota Oleh : Abrari Alzael
Pemimpin Redaksi Koran Madura
A
ant/Noveradika
SELAMATKAN PASAR TRADISIONAL. Sejumlah massa aksi yang tergabung dalam Sekolah Pasar Rakyat (SPR) menggelar aksi di depan Gedung Agung, Yogyakarta, Kamis (14/2). Dalam aksinya mereka mengajak masyarakat menyelamatkan keberadaan pasar tradisional ditengah berkembangnya pasar modern.
Penggulingan Anas Makin Nyata JAKARTA - Langkah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menempatkan putra bungsunya Ehie Baskoro Yudhoyono yang kerap disapa Ibas sebagai Ketua Umum Partai Demokrat menggantikan Anas Urbaningrum semakin nyata, menyusul pengunduran diri “sang putra mahkota” dari keanggotaannya di DPR pada Kamis (14/2) siang. Pasalnya, kalau sudah menjadi ketua umum partai, maka tidak boleh lagi merangkap jabatan sebagai anggota DPR.
IBAS MUNDUR
Tak Banyak Menolong Citra Demokrat JAKARTA - Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri Jakarta Burhanuddin Muhtadi menilai keputusan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono mundur dari anggota DPR RI tidak akan berpengaruh signifikan terhadap perbaikan citra partai. “Mundurnya Ibas (panggilan Edhie Baskoro) dari anggota DPR, tidak ada jaminan bisa mengembalikan citra Partai Demokrat yang terus merosot,” kata Burhanuddin Muhtadi usai diskusi “Bersih-Bersih Parpol” di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis. Burhanuddin mengatakan hal itu menanggapi alasan mundurnya Ibas dari anggota DPR RI karena ingin berkonsentrasi menjalankan tugas-tugas partai yang selama satu setengah tahun ke depan akan semakin berat. Penyelesaian masalah di Partai Demokrat, menurut dia, masih harus melalui proses panjang dan tidak bisa hanya dengan manuver mundurnya Sekretaris Jenderal Partai Demokrat dari anggota DPR RI. “Persoalan yang dihadapi Partai Demokrat tidak bisa selesai dengan proses yang singkat, tapi harus melalui desain secara menyeluruh dan substantif,” katanya. Peneliti Senior Lembaga Survei Indonesia (LSI) ini menjelaskan, persoalan yang lebih substantif di Partai Demokrat seperti melakukan bersih-bersih kader partai yang tersangkut kasus dugaan korupsi, melakukan transparansi pendanaan partai naik sumber maupun belanja. Jika Partai Demokrat berani melakukan cuci gudang dengan membersihkan para kader yang bermasalah serta melakukan transparansi pendanaan partai, Burhan optimistis, kepercayaan masyarakat yang menurun tajam bisa kembali lagi. (ant/abe)
Anas Urbaningrum sendiri, setelah terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dalam kongres di Bandung beberapa tahun lalu, langsung mengundurkan diri dari kursinya di DPR dan fokus pada kerja-kerja partai. Karena itu, pengunduran diri menantu Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa itu juga dinilai sebagai langkah awal untuk menggusur Anas urbaningrum dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Presiden SBY sendiri yang adalah pendiri, Ketua Dewan Pembina, dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat sudah mengambil alih kendali partai hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Banyak pihak menilai, ini adalah langkah awal menggulingkan Anas Urbaningrum dari ketua umum. Kini langkah tersebut semakin jelas, setelah Ibas memilih untuk lebih fokus di partai daripada di DPR. Diperkirakan Ibas akan naik ke kursi ketua umum pada rapat pimpinan nasional yang akan digelar dalam waktu dekat. Tetapi Ketua DPR Marzuki Alie yang juga anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat membantah isu tersebut. Menurutnya tidak ada upaya mengambil jabatan ketua umum dari dari Anas Urbaningrum. “Tidak ada Plt, tidak ada KLB. Rapimnas hanya menata organisasi kita, membersihkan partai,” tandasnya. Menurut mantan Sekretaris Jenderal partai itu, pengunduruan diri Ibas dari DPR hanya ber-
maksud untuk membantu Majelis Tinggi Partai Demokrat guna memulihkan citra partai yang sedang terpuruk. “Tugasnya berat dalam kondisi PD saat ini. Harus dibangun dengan harapan 2014 akan sesuai harapan,” kata Ketua DPR yang juga anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Marzuki Alie kepada wartawan di Jakarta, Kamis (14/2). Pemulihan citra partai, kata Marzuki, bukanlah sesuatu yang gampang. Apalagi, pemilu 2014 tinggal hitungan bulan. “Karena tugas ini, beliau tidak mau berbagi waktu dan jabatan di DPR untuk konsentrasi partai,” katanya. Sementara itu, Ibas sendiri mengaku pengunduran dirinya dari DPR agar fokus membantu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat untuk menyelamatkan Partai Demokrat yang saat ini elektabilitasnya merosot tajam bila dibandingkan beberapa waktu sebelumnya. Sebab kata Ibas, penyelamatan yang dilakukan untuk Partai Demokrat tidak bisa dilakukan hanya oleh Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat SBY semata. Harus ada kerjasama bersama antar semua kader Partai Demokrat. Apalagi, SBY sendiri sekarang ini menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Artinya, SBY tidak mungkin melakukan penyelamatan secara berbarengan antara menjalankan pemerintahan dengan penyelamatan dan konsolidasi partai. Apalagi, harus ada waktu khusus untuk mengurus partai yang sedang terpuruk. “Sebagai Presiden, tentu Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat akan mengutamakan kepentingan negara”, jelas Ibas. (gam/cea/abd/abe)
KASUS SIMULATOR SIM
KPK Sita Rumah Djoko di Yogya dan Semarang JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi menyita rumah mantan Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Irjen Pol Djoko Susilo terkait kasus tindak pidana korupsi (TPK) dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) pengadaan alat simulasi roda dua dan roda empat Korlantas tahun anggaran 2011. “KPK hari ini memasang plang sita terkait kasus DS (Djoko Susilo) di Solo, Semarang dan Yogyakarta yang merupakan kelanjutan dari penyitaan di Solo kemarin,” kata juru bicara KPK Johan Budi di gedung KPK Jakarta, Kamis. Rumah yang disita berada di Jalan Samratulangi Kelurahan Banjarsari Surakarta, Jalan Perintis Kemerdekaan Kelurahan Sondakan Solo Jawa Tengah, Jalan Langenastran Kidul No 7 Yogyakarta. “Selanjutnya di Jalan Patehan Lor No 34 dan No 36 Yogyakarta serta di Bukit Golf Kelurahan Jangli Kecamatan Tembalang kota Semarang,” tambah Johan. Namun Johan mengatakan ia belum tahu nilai properti
Djoko tersebut. “Nilainya belum tahu,” ungkap Johan. Properti tersebut diduga digunakan sebagai cara pencucian uang oleh Djoko Susilo termasuk diberikan kepada istrinya, mantan Puteri Solo 2008 Dipta Anindita. Djoko dan Dipta tercatat secara resmi menikah di KUA Grogol Sukoharjo pada 1 Desember 2008 namun Djoko mencatat-
kan namanya atas nama “Joko Susilo” dan tidak memakai ejaan lama “Djoko Susilo”. Ia menikahi Dipta Anindita warga Jalan Pinang Raya, Gang Pinang IV No.2 RT 4 RW 6 Kelurahan Cemani, Grogol, Sukoharjo Jawa Tengah. Dipta sebelumnya juga telah diperiksa KPK pada Rabu (13/2) namun ia tidak memberikan keterangan apapun.
Sejak 9 Januari 2013, KPK menerapkan pasal pencucian uang Djoko dengan menduga ada praktek pencucian yang berasal dari tindak pidana korupsi awal, sehingga menerapkan pasal 3 dan atau 4 Undang-undang No 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan pasal 3 ayat 1 dan atau pasal 6 ayat 1 UU 15 tahun 2002 tentang TPPU. KPK pun telah memblokir rekening Djoko Susilo, tapi penyitaan aset belum dapat dipastikan. Dalam kasus simulator, KPK menetapkan Djoko Susilo sebagai tersangka pada 27 Juli 2012 bersama dengan Kakorlantas Irjen Polisi Djoko Susilo, Brigadir Jenderal Polisi Didik Purnomo (Wakil Kepala Korlantas nonaktif), Budi Susanto selaku Direktur Utama PT Citra Mandiri Metalindo Abadi (CMMA), perusahaan pemenang tender pengadaan simulator dan Sukotjo S Bambang sebagai Direktur PT Inovasi Teknologi Indonesia (ITI) yang menjadi perusahaan subkontraktor dari PT CMMA. (ant/abe)
da sebuah negeri. Seorang raja memimpin di sana. Ia memiliki putra mahkota. Disebutkan, putra mahkota ini gemar narkoba. Tatapannya kosong. Ia berada di suatu tempat tetapi dari pandangannya seolah tidak merasa ada di sana. Galau-sakaw bercampur jadi satu, di situ. Di kantor senator, ia seharusnya ada di sana tetapi cuma tanda tangan terus pergi. Konon, ia ke diskotik, kasino, didampingi perempuan glamour. Ia sebenarnya orang baik, pada awalnya, seperti orang lain, pada umumnya. Pada kenyataannya, ia berpotensi jadi orang yang tidak baik, jika berita itu benar adanya, seperti itu. Dalam kisah sebuah cawan, terdapat putra raja sedang belajar silat di perguruan, di luar istana. Berkali-kali, berharhari, guru silat itu mengajari putra raja. Pelajaran yang diberikan, tak satu pun nyangkut di benak putra raja. Putra mahkota tidak peduli, merasa tidak perlu belajar apapun karena ia anak raja. Sebelum guru silat itu mengembalikan anak raja ke istana karena ketidakmampuannya mendidik, guru itu memegang cawan. Di Putra depan putra mahkota, mahkota guru itu menuangkan tidak air ke dalam cawan peduli, sampai meluap. Lalu merasa putra mahkota meng- tidak perlu hardik guru dan me- belajar nilai guru itu bodoh. apapun Sebab, cawan kecil karena ia yang terus dialiri air terus-menerus akan anak raja... tumpah, meruah. Putra mahkota lupa (tidak mengerti) bahwa sebenarnya itulah pelajaran terakhir tentang kesia-siaan, sama sia-sianya mendidik putra mahkota yang congkak, arogan, dan tidak mau belajar karena satu hal; anak penguasa, anak raja. Membaca putra mahkota ini, mengingatkan pada Buto Cakil dalam cerita pewayangan. Buto ini sebenarnya tidak ada di Mahabarata. Ia diciptakan untuk meramaikan suasana saja. Cakil, satusatunya raksasa yang memakai keris. Suatu ketika, Cakil berkelahi dengan tokoh ksatria bambangan dalam perang kembang. Buto ini meninggal, bukan karena diamuk ksatria, melainkan ia tertikam kerisnya sendiri. Dalam masyarakat Jawa, ia sebagai contoh prilaku buruk. Jika sering terkena musibah bukan karena musuhnya terlalu kuat tetapi karena Cakil berprilaku seperti itu. Ini persis seperti cerita empat ekor burung. Pertama, burung penari. Kedua, burung penyanyi. Ketiga, burung serba bisa (menari dan menyanyi). Keempat, burung pendiam. Tetapi justru harga burung keempat yang paling mahal harganya, melampaui burung pertama, kedua, dan ketiga. Semestinya, karena tidak bisa menari, tidak bisa menyanyi, dan tidak bisa menyanyi sambil menari harganya lebih rendah. Setelah dipelajari mengapa hal ini terjadi, ternyata burung keempat, yang tak bisa ngapangapain inilah yang memerintah burung pertama, kedua, dan ketiga. Dulu, burung keempat ini turunan dari raja burung yang gagah perkasa, kuasa; burung gagak, yang hanya berbunyi untuk kematian yang lain. Dulu juga ada cerita reformasi raja hutan setelah singa tewas ditembak pemburu. Kera menampilkan diri sebagai sosok yang merasa paling dekat secara fisiologis dibanding binatang yang lain. Setelah melalui perundingan, penghuni hutan sepakat kera menjadi raja yang baru. Setelah duduk di singgasana, tingkah laku kera sama sekali tidak seperti raja. Kerjanya hanya bermalas-malasan sambil menyantap makanan yang lezat-lezat. Cerita ini mengilhami Hamka, kalau hanya kerja, kerja juga bekerja, apalagi tidak bekerja. =
Bajaj dan Mercedes Terjadi tabrakan ketika sebuah Bajaj menabrak Mercedes yang sedang berbelok ke kiri. Supir Bajaj dan pemilik Mercedes keluar dari kendaraannya masing-masing dan mereka terlibat pertengkaran yang cukup seru. Supir Bajaj :Kenapa Bapak tidak kasih tanda dengan tangan Bapak kalau mau belok ? Pemilik Mercedes :Jika Bapak tidak bisa melihat Mercedes saya yang sebesar ini,bagaimana Bapak bisa melihat tangan saya yang jauh lebih kecil ?
Cak Munali