1
SELASA 8 OKTOBER 2013 NO.0215 | TAHUN II Koran Madura
SELASA
8 OKTOBER 2013
PEMERIKSAAN AKIL MUCHTAR
MKH Gandeng KPK JAKARTA - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi yang juga anggota Majelis Kehormatan Hakim (MKH) Konstitusi Mahfud MD, berkoordinasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait pemeriksaan Akil Mochtar yang sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan penyuapan dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) Gunung Mas dan Lebak yang sedang ditahan di rumah tahanan KPK. MKH akan memeriksa Akil yang sudah diberhentikan sementara oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dari sudut pelanggaran kode etik yang dilakukan politisi Partai Golkar tersebut. “Karena yang menjadi terperiksa di dalam MKH ada dalam tahanan KPK, jadi kami berkoordinasi bagaimana kerja sama ini dilakukan tanpa saling terganggu karena urusan kehormatan, urusan etika yang tidak akan melahirkan hukuman penjara kalau terbukti,” kata Mahfud dalam jumpa pers di Gedung KPK, Jakarta, seusai bertemu dengan pimpinan KPK, Senin (7/10).
ant/fanny octavianus
Akil ditahan di Rumah Tahanan KPK sejak 3 September 2013 setelah tertangkap tangan KPK pada 2 September malam. Kendati demikian, Mahfud tidak menyampaikan kepada wartawan hasil koordinasinya dengan pimpinan KPK. Mantan Ketua MK ini mengatakan bahwa hasil koordinasi dengan KPK akan disampaikan terlebih dahulu kepada MKH. “Ini miliknya Majelis Kehormatan, maka tidak bisa saya sampaikan ke Saudara sebelum saya laporkan ke Majelis Kehormatan, nanti malam akan dilaporkan dulu,” ujar Mahfud. Dia juga enggan mengungkapkan apa yang disampaikan pimpinan KPK kepadanya selama pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam lebih tersebut. MKH dibentuk menyusul penetapan Akil sebagai tersangka oleh KPK. MKH akan melakukan pemeriksaan dari segi etika. Selain pemeriksaan terkait kasus hukum, MKH akan mengusut masalah penemuan ganja dan sabu di ruangan Akil. Beberapa waktu lalu, Mahfud mengatakan bahwa MKH akan memeriksa Akil setelah berkoordinasi dengan KPK. Pemeriksaan Akil, menurutnya, akan berlangsung secara tertutup. (gam/aji)
DEMO ATUT. Sejumlah aktivis mahasiswa berunjukrasa di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta Selatan, Senin (7/10). Mereka mendesak KPK untuk mengusut Gubernur Banten Atut Chosiyah atas dugaan sejumlah kasus korupsi.
Ruhut Sitompul Akhirnya Mundur Demokrat Langsung Menunjuk Pieter Zulkifli JAKARTA-Lobi yang dilakukan Fraksi Partai Demokrat terkait penolakan atas Ruhut Sitompul sebagai Ketua Komisi III ternyata tidak membuahkan hasil. Sejumlah kolega Ruhut di Komisi III tetap bersikeras menolaknya. Ruhutpun akhirnya mengalah. Bahkan secara mengejutkan, si poltak ini menyatakan mundur dari pencalonannya sebagai Ketua Komisi III DPR. “Izinkan saya Ruhut ‘Poltak’ Sitompul mengundurkan diri sebagai ketua komisi III dan saya tetap menjadi anggota komisi III, mari kita sama-sama bekerja,” tegas Ruhut yang didampingi istrinya, Deana Lovita di DPR RI, Senin (7/10). Menurut Ruhut, keputusan mundur ini telah dipikirkan masak-masak. Dia tidak ingin penunjukkannya sebagai Ketua Komisi III DPR RI oleh Fraksi Demokrat memicu polemik yang berkepanjangan. Ruhut mengatakan keserisauan anaknya juga menjadi pertimbangan tersendiri dalam pengambilan keputusan mundur. Sambil sesekali menyeka keringat di wajahnya, Ruhut menuturkan tentang kegelisahan sang buah hati.
Selama ini, anaknya tersebut mengeluh karena kesibukannya sebagai anggota DPR. Sebagai anggota perwakilan rakyat, Ruhut sering diundang ke pelbagai acara. Apalagi jika dia menjabat sebagai ketua komisi. Paska pengunduran diri Ruhut, Partai Demokrat bergerak cepat. Pieter Zulkifli akhirnya ditunjuk fraksi berlambang mercy ini untuk menggantikan Gede Pasek Suardika di komisi bidang Hukum dan HAM itu. Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPR, Teuku Riefky Harsya menjelaskan, sosok Pieter memiliki kapasitas dalam memimpin komisi hukum. Dia pun yakin, Pieter mampu mengemban tugas sebagai ketua Komisi III. “Beliau saat ini di Komisi II, pernah di III, seorang doktor, kami sudah melihat kapasitas beliau,
kami yakin beliau bisa memimpin,” pungkasnya. Ketua Dewan Kehormatan Demokrat, Amir Syamsuddin mengapresiasi langkah kesatria dari Ruhut untuk mundur dari penugasan dirinya menjadi Ketua Komisi III. Sikap Ruhut membuktikan kader partainya lebih mementingkan banyak pihak dan tidak mementingkan diri sendiri. “Saya patut apresiasi dia (Ruhut-red) dan saya liat Ruhut lebih mengedepankan kebersamaan dan kekeluargaan di komisi III. Jadi patut di apresiasi,” jelas Amir. Sementara itu Ketua Fraksi Hanura, Sarifuddin Sudding mengatakan, pihaknya tetap akan selalu kritis terhadap nama anggota DPR yang diajukan Partai Demokrat sebagai pengganti Ruhut untuk menjadi calon pemimpin di Komisi III. “Kami konsisten untuk mendesak pemilihan Ketua Komisi III sesuai mekanisme. Selain itu, seorang ketua komisi harus memiliki kapabilitas dan kapasitas yang mencukupi karena komisi ini membidangi persoalan hukum,” ujarnya di Kompleks Senayan, Senin (7/10). (gam/abd)
SENGKETA PEMILUKADA JATIM
MK Kukuhkan Kemenangan Karsa
JAKARTA- Mahkamah Konstitusi (MK) menolak seluruh gugatan yang diajukan pasangan Khofifah Indar ParawansaHerman Sumawiredja (Berkah) terkait sengketa hasil Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur 2013. Tertangkap Basah Setelah tadarus bersama anak-anak muda di kampungnya, Seperti biasa Matrawi duduk di emper masjid sambil bersenda gurau. Kali ini dia main tebak-tebakan. Rahem
: Kang Mat, aku punya tebak-tebakan. Kalau bisa jawab, kugendong kau pulang. Matrawi : Aku pasti bisa jawab. Bersiaplah kau menjadi kudaku. Matrawi : Kalo akil baligh namanya kan “mimpi basah”. Trus kalo ketangkap basah apa namanya. Matrwi : Ah, itu kan yang di tv kemaren malem. Yang ketangkap basah itu Akil Muchtar. Cak Munali
Putusan MK ini mengukuhkan kemenangan pasangan Soekarwo dan Saifullah Yusuf (Karsa) yang sebelumnya sudah diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur. “Menyatakan menolak permohonan untuk seluruhnya,” kata Ketua Majelis Hakim Hamdan Zoelva saat membacakan putusan di Gedung MK, Jakarta, Senin (7/10). MK menggelar kembali sidang perkara perselisihan hasil pemilu kepala daerah Jawa Timur. Sidang pleno yang dipimpin oleh Wakil Ketua MK Hamdan Zoelva ini dengan
agenda pengucapan putusan. Sidang dihadiri Soekarwo, Khofifah, serta ratusan pendukung kedua pihak. Putusan hanya dijatuhkan oleh de-
lapan hakim konstitusi setelah Akil Mochtar tersangkut kasus dugaan korupsi. Sidang Pleno dengan agenda
PENCUCIAN UANG
KPK Didesak Selidiki TCW JAKARTA-Jaringan warga untuk reformasi (Jawara) Banten mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi untuk menelusuri keterlibatan Tubagus Chaeri Wardana (TCW) bukan saja pada kasus suap tetapi juga dugaan tindak pidana pencucian uang dan penyimpangan kekuasaan yang dilakukan berkat kerjasama dengan kakak kandungnya Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. ”TCW adalah orang yang terlibat aktif dalam penyusunan dan pelaksanaan skema pembangunan daerah di Provinsi TCW terlibat Banten,” kata Direkdalam tur Eksekutif Aliansi penggunaan Independen Peduli Publik (Alipp), Uday anggaran publik, APBD Suhada, yang memaupun APBN wakili Jawara Banten saat menyambangi Gedung KPK, di JaUday Suhada karta, Senin. ”TCW terlibat Direktur Alipp dalam penggunaan anggaran publik, APBD maupun APBN, yang mulai masif terjadi sejak 2006,” tambahnya. Ia menguraikan kebocoran APBD Banten mulai dirancang sejak pembahasan bersama DPRD.”Sudah bukan rahasia umum di lingkungan DPRD Banten ada sejumlah politisi dari partai politik yang bertugas mengamankan kebijakan eksekutif dalam hal ini yang langsung bersentuhan dengan TCW,” jelasnya. (ant/mon/ beth)
pengucapan putusan ini hanya beranggotakan 8 hakim konstitusi dan dipimpin oleh Hamdan Zoelva. Dalam putusannya, MK menganggap pasangan Karsa sebagai incumbent tidak terbukti menggunakan APBD untuk kampanye, seperti program Jalin Kesra Bantuan RTSM. Memang, stiker program tersebut memuat foto Soekarwo. Namun, menurut MK, itu bukan dalam kapasitas sebagai cagub, tetapi sebagai gubernur, apalagi anggaran sudah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan. “MK juga berpendapat Karsa tidak terbukti memanfaatkan birokrasi untuk kampanye. Justru, menurut MK, sebaliknya. Gubernur telah terbitkan surat edaran (kepada jajaran pemerintah di Jatim) untuk menjaga netralitas PNS,” kata hakim konstitusi. Selain itu, dalil bahwa pasangan Karsa melakukan penjegalan pasangan Berkah tidak terbukti dan tidak beralasan menurut hukum. Begitu pula terkait dalil tidak disosialisasikannya nama pemohon sebagai pasangan calon oleh KPU Jatim. (gam/aji/abd)