RABU
22 JANUARI 2014 | No. 0285 | TAHUN III ECERAN Rp. 3.500 LANGGANAN Rp. 70.000
Anas Bersaksi untuk
DEDDY KUSDINAR JAKARTA-Tersangka kasus korupsi Hambalang yang juga mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, Selasa (21/1) akhirnya hadir di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) sebagai saksi untuk terdakwa Deddy Kusdinar dalam kasus yang sama. Meski demikian Anas sendiri dan pengacaranya tidak menemukan keterkaitan Anas dan Kusdinar dalam kasus Hambalang. Menurut pengacara Anas, Firman Wijaya, kliennya tidak berkaitan dengan Deddy yang merupakan mantan Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) itu. “Dihadirkannya Anas Urbaningrum dalam sidang Tipikor dengan terdakwa Deddy Kusdinar oleh KPK jauh dari urgensi dan relevansi,” kata Firman. Anas, kata dia, tidak pernah mengurus proyek Hambalang. Pendiri Perhimpunan Pergerakan Indonesia itu juga mengaku tidak kenal atau pun berhubungan dengan Deddy. “Anas tidak pernah berurusan dengan proyek Hambalang di Kemenpora. Kenal dan berhubungan dengan Deddy saja tidak. Lantas apa manfaatnya (bersaksi di sidang Deddy)?” Tanya Firman retoris. Meski dikatakan tidak ada urgensi dan relevansi, Anas tetap hadir sebagai saksi untuk Kusdinar. Kehadiran Anas di Pengadilan Tipikor langsung disambut tim pengacara dan beberapa sahabtanya. Mengenakan batik berwarna kuning, Anas tiba sekitar pukul 14.40. Anas juga terlihat membawa tas berisi dokumen. Anas akan bersaksi dalam sidang kasus dugaan korupsi Hambalang untuk terdakwa Deddy Kusdinar. Kendati demikian, Anas mengaku tak mengenal Deddy, mantan Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kementerian Pemuda dan Olahraga itu. ”Saya juga belum paham persis kenapa saya jadi saksi karena saya tidak kenal Pak Deddy,” kata Anas.
Anas yang ditetapkan sebagai tersangka dugaan penerimaan hadiah atau gratifikasi terkait proyek Hambalang itu, kini mendekam di Rumah Tahanan KPK. Dalam dakwaan Deddy, Anas disebut mendapat Rp 2,21 miliar dari PT Adhi Karya terkait proyek Hambalang. Uang tersebut untuk memuluskan PT Adhi Karya dalam lelang pekerjaan fisik Hambalang. Uang itu kemudian untuk pencalonan diri Anas sebagai calon ketua umum dalam Kongres Partai Demokrat di Bandung pada 2010. Menurut jaksa, uang itu digunakan antara lain untuk membayar hotel, sewa mobil para pendukung Anas, membeli telepon seluler BlackBerry, jamuan para tamu, dan untuk hiburan. Dalam dakwaan Deddy, uang diserahkan secara bertahap oleh Teuku Bagus melalui Munadi Herlambang, Indrajaja Manopol (Direktur Operasi PT Adhi Karya), dan Ketut Darmawan (Direktur Operasi PT Pembangunan Perumahan) atas permintaan Muchayat. Anas juga disebut pernah meminta perusahaan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin mundur dari proyek Hambalang. =ANT/GAM/ABD
KORAN MADURA
1
0328-6770024 RABU 22 JANUARI 2014 | No. 0285 | TAHUN III www.koranmadura.com
Akan Saksi di TPS ol Dibayar eh Pemerintah hal 3