18122012

Page 1

KORAN MADURA SELASA 18 DESEMBER 2012 NO.0017 | TAHUN I

@KoranMadura

SELASA

Satu Hati untuk Bangsa

18 DESEMBER 2012

KORBAN LUMPUR LAPINDO LAPORKAN HAKIM MK Korban Lumpur Lapindo mengaku ada yang aneh pada putusan MK terkait gugatan isi perpres yang menyatakan ganti rugi akan ditanggung negara melalui APBN.

BARCELONA DINILAI BUAT LA LIGA MEMBOSANKAN Setelah kalah dari Barcelona 1-4 , pelatih Atletico Madrid menilai Barcelona membuat Perebutan Piala La Liga membosankan

>> halaman 02

>> halaman 12

Harga Eceran Rp 2500,- Langganan Rp 50.000,-

sejumlah pemuda menilai pilkada di bangkalan sarat manipulasi Sejumlah pemudi di Kabupaten Bangkalan menggelar aksi di dekat pendopo Wakil Bupati setempat. Mereka menuntuk rekapitulasi ulang hasil Pilkada yang digelar 12 Desember lalu. Sebab menurut mereka rekap tersebut sarat manipulasi. >> halaman 08

yoyong/koranmadura

PAMANGGI Warung

Kongres Kebudayaan Madura II

Budaya Melintasi Batas

Oleh : Moh. Saiful Bahri

Mahasiswa Instika Guluk-Guluk Sumenep

D

K

etua harian Dewan Kesenian Pamekasan (DKP) Halifaturrahman menyambut positif atas penyelenggaraan Kongres Kebudayaan Madura II. Kongres ini mengalami penundaan dari semula tahun 2011 ke 2012. Pria yang akrab disapa Mamank itu menyadari kerja budaya tidak ringan. Sebab, dia mengamati ada kecendrungan publik yang secara perlahan menjauh dari budaya secara umum. Mamank memberikan apresiasi kepada Said Abdullah Institute yang menjadi tuan rumah dalam acara ini. Kongres kebudayaan butuh dana dan daya yang besar. Sebagai NGO, Mamank yakin orang-orang yang berada di dalam SAI adalah orang-orang yang luar biasa karena memberikan perhatian terhadap masalah kebudayaan. Mantan lurah di teater Akura (Unira Pamekasan) ini memahami kerja budaya hasilnya tidak terlihat, tidak mendapat untung dari sisi politik dan ekonomi. Kecuali, kata dia, rasa memiliki budaya dimana banyak pihak tak lagi memikirkannya. Namun alam hal ini, SAI menurut Mamank masih peduli. Padahal, di berbagai daerah di Indonesia kebudayaan mengalami keruntuhan seiring dengan tiadanya kecintaan dari para penerusnya. “Saya ingin, kongres kebudayaan tidak hanya sekedar bertemu dan berdiskusi, tetapi ada peneguhan kembali secara bersama-sama untuk bermadura secara utuh,” dia menjelaskan. Mantan kepala seksi kebudayaan di Dinas Pendidikan Pamekasan ini menyepakati Ani Purnama (Koran Madura, 17/12). Menurutnya memang benar bila politik tak bisa lagi menyatukan Madura, maka saatnya budaya harus berbicara. Kongres Kebudayaan Madura bagi Mamank adalah momentum untuk mengingat kembali kebudayaan Madura yang terlupakan dan tak sempat dipikirkan. “Meneguhkan kembali semangat berbudaya itu harus dimulai, kalau bukan kita lalu siapa lagi,” katanya. (abe)

PELANTIKAN JENDERAL

KSAU dan KSAL Salah Ucap Sumpah Janji JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melantik Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Madya Ida Bagus Putu Dunia dan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya Marsetyo, di Istana Negara, Jakarta, Senin (17/12). Namun, pelantikan kedua pemangku jabatan jendral bintang empat itu tidak berjalan mulus. Keduanya salah mengucapkan sumpah janji hingga tiga kali dan membuat SBY merengutkan wajahnya. Kesalahan tersebut terjadi saat mereka salah mengucapkan kalimat sumpah janji pada bagian kalimat suap hingga tiga kali. Presiden SBY selaku pengambil sumpah jabatan harus mengulangi kalimat sumpah janji tersebut hingga tiga kali. “Saya ulangi, atau suatu pemberian apa saja,” katanya. Tapi, dua pemangku kepala staf TNI itu masih juga salah mengucapkan kalimat sumpah janji bagian kalimat suap tersebut, hingga akhirnya SBY mengulanginya untuk yang ke tiga kali dengan nada meninggi. “Atau suatu pemberian apa saja, dari siapa pun juga,” ucap SBY dengan wajah kesal. Akhirnya Marsekal Madya Ida Bagus Putu Dunia dan Laksamana Madya Marsetyo resmi dilantik Presiden, untuk menjalankan tugas menjaga pertahanan negara. Marsekal Madya Ida Bagus Putu Dunia menggantikan Marsekal Imam Sufaat yang akan memasuki masa pendiun, dan Laksamana Madya Marsetyo menggantikan Laksamana Suparno yang juga akan memasuki masa pensiun. (mun/abe)

LA BHEDE BHEI

Lebaran Sudah lebih satu jam Matrawi duduk di ruang tunggu, di stasiun kereta api. Saat melihat seorang petugas stasiun dengan identitas kepala stasiun, Matrawi mendekatinya sambil berkata... “Pak di Stasiun Gambir, di sini, selalu terasa suasana lebaran ya.” “Oh iya, memang selalu ramai.” “Bukan itu maksud saya Pak. Di sini selalu terdengar permohonan maaf. Misalnya, mohon maaf kereta datang terlambat, mohon maaf kereta lambat berangkat, mohon maaf ada kesalahan teknis. Maaf melulu. Kayak lebaran kan.” “Oh maaf Pak.” “Tuh kan terasa lebaran.”

Cak Munali

1

Koran Madura

grafis: ahmed david f1fanatic.com

Balap Mobil Formula One

Lewis Hamilton Optimis di Mercedes LONDON - Pembalap Inggris Lewis Hamilton diyakini akan sukses di Mercedes dan akan mengejutkan teman lamanya, Nico Rosberg. Hamilton dan Rosberg bukan baru kali ini bertemu. Kedekatan keduanya sudah berlangsung lama. Sebelum terjun ke F1, kedua

pembalap tersebut sama-sama mengawali kiprahnya di arena karting. Saat usianya bertambah, keduanya pun pernah saling berhadapan di Formula 3 Seri Eropa musim 2004. Keduanya pun sempat bergurau dan berandai-andai jadi rekan setim di F1. Gurauan masa muda itu kemudian jadi kenyataan. “Saya pikir, Nico lebih mengenal Lewis. Mereka pernah bekerja sama sebelumnya. Saya pikir, dia pasti tahu apa yang bisa diharapkan dari Lewis,” ujar Jenson Button di Autosport. Namun, meski sudah saling mengenal sejak lama, Button menyebut

bahwa Hamilton masih bisa mengejutkan Rosberg. Hamilton dinilainya punya kemampuan untuk mengeluarkan kemampuan terbaik dari sebuah mobil, bahkan dari mobil terburuk sekalipun. “Saya tahu mereka sudah jadi teman sejak lama. Tapi, saya pikir dia akan terkejut melihat bagaimana Lewis mengeluarkan kemampuan terbaik dari mobil yang buruk.” Lalu dilanjutkan, “Saya tidak bilang Mercedes buruk karena Hamilton juga bisa mengeluarkan kecepatan dari mobil yang bagus, dan saya pikir itu akan menjadi keuntungan paling besar.” (aji/ari)

PIALA PARAMADHANA UTAMA NUGRAHA

Busyro Sabet Piala Pengelola Koperasi Terbaik 2012 JAKARTA-Bupati Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Drs. KH. A. Busyro Karim, M.Si dinobatkan sebagai salah satu tokoh Penggerak Koperasi Terbaik di Indonesia pada 2012. Atas prestasinya itu, Busyro meraih penghargaan Paramadhana Utama Nugraha Koperasi dari Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menegkop dan UKM). “Anugerah ini diberikan kepada tokoh yang memiliki komitmen kuat mengembangkan koperasi di Indonesia,” ujar Menegkop dan UKM, Syarifuddin Hasan di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Senin (17/12). Keputusan terpilihnya Bupati Sumenep ini tertuang dalam Keputusan Meneg Koperasi dan UKM Nomor 41/ Kep/M.KUKM/VIII/2012. Kendati meraih penghargaan, Bupati Sumenep ini mengaku tidak jumawa. Baginya, penghargaan justru membuatnya semakin tertantang untuk terus bekerja keras, cerdas dan iklas. Kerja keras kata dia sangat dibutuhkan karena tantangan pengembangan koperasi sangat besar. Apalagi motivasi mengembangkan koperasi tidak sama. “Ada usaha koperasi yang hanya sekedar mencari cantolan untuk mendapatkan dana. Tetapi banyak koperasi yang memang bekerja untuk pemberdayaan masyarakat. Sehingga kalau tidak kerja keras, cerdas dan

iklas, kami akan sulit untuk bisa menangani persoalan koperasi di Sumenep,” ujar Busyro yang ditemui Koran Madura usai menerima penghargaan di Jakarta, Senin (17/12). Menurut Busyro, koperasi di Sumenep sangat potensial. Berdasarkan data, jumlah koperasi terus mengalami peningkatan. Pada 2009 jumlahnya koperasi aktif sebanyak 426 koperasi, tahun 2010 sebanyak 575 koperasi dan pada 2011 sebanyak 760 koperasi. “Meningkatnya jumlah kope-

rasi ini membuktikan sektor ini telah menjadi bagian dari masyarakat,” tutur dia. Karena itu kata dia, Pemda Kabupaten Sumenep terus mengembangkan koperasi. Ini penting karena koperasi memberikan kontribusi dalam pengembangkan sektor ril. Selain itu tutur dia, kontribusi koperasi bagi pertumbuhan ekonomi Sumenep sangat bagus. Indikasinya terlihat dari data pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumenep yang terus tumbuh dalam 2 tahun terakhir. “Diantaranya karena dukungan

koperasi yang perkembangannya semakin membaik setiap tahunnya,” urai dia. Namun demikian, upaya pengembangan ini tetap berdasarkan data valid. Artinya, mana koperasi yang dianggap potensil dikembangkan mana yang tidak potensial. “Kalau koperasi-koperasi yang tidak bisa berkembang lagi maka dibubarkan. Tetapi untuk membuat keputusan dibubarkan atau diteruskan, kita harus punya data valid agar tidak salah dalam mengambil keputusan,” ujar dia. (gam/abe)

i dekat rumah saya, Dempo Timur, Pasean, Pamekasan, ada tiga warung; warung rujak, soto, serta kopi. Bisa disebut: warung “Bu Has” dan warung “Bu Salima”. Di sana merupakan dua tempat nongkrong paling nyaman. Tidak terbatas waktu; bisa siang, atau malam: tetap ramai. Ketika orang-orang sudah ngumpul, mereka bisa begadang semalaman (khusus laki-laki), maka akan tidak asik rasanya bila tanpa ditemani kopi dan kepul asap rokok. Setelah lelah bertani seharian—profesi terbaik dan termudah di antara minimnya pilihan pekerjaan orang desa—mereka akan sangat menikmati kumpul bareng antarwarga di warung. Selain sebagai pelepas penat dan perekat jalinan emosional kebersamaan, mereka juga akan terhibur dari lakon guyonan penuh canda tawa yang terjadi diantara mereka. Memang, di sana (desa) kita tidak akan menemukan biskup, pub, diskotik, dan bar untuk menghibur diri seperti orang metropolitan. Bila sudah begitu, akan ada banyak perbincangan menarik. Mereka suka berbagi cerita tentang bagaimana kebutuhan pangan setiap hari beragam jenis dan harganya yang semakin melonjak naik. Juga, tentang lahan pertanian yang semakin sulit untuk digarap, menanti datangnya musim yang tak kunjung pasti. Ditambah lagi dengan kesamaan nasib diantara mereka untuk memenuhi kebutuhan anak-istri yang semakin pailit, berbarengan dengan utang yang bertambah buncit. Sedangkan keadaan uang dan penghasilan setiap hari kian bertambah rumit. Ini yang membuat mereka sangat asik begadang bersama semalaman, meski terkadang mereka lakukan juga karena menghindar dari “cerewet”nya keluarga di rumah yang menantinanti uang saku dan uang belanja anak-istri. Bagi sebagian orang, kebiasaan itu hanya akan membuang-buang waktu, lebih baik di rumah saja menikmati hiburan malam bersama keluarga di pelbagai macam acara televisi. Tapi, lain ceritanya bagi mereka yang sedang “galau” dengan istrinya. Warung menjadi jujukan pertama, pelipur laranya : untuk sekadar sedikit menghilangkan ruwetnya hidup. Kebiasaan orang desa memang terkadang mengandung banyak keanehan yang dibungkus dalam kesederhanaan penuh persaudaraan. Perbincangan mengalir apa adanya. Karena, di sana memang tempat tidak formal. Mereka bebas berpendapat, tanpa harus mutlak sepakat. Tidak akan ada moderator, penyaji, atau notulen seperti di forum-forum ilmiah. Walau begitu, moralitas tetap menjadi prioritas di tengah fasilitas yang sangat terbatas. Ini terbukti, meski mereka bebas berpendapat, tapi mereka sangat menjunjung tinggi perbedaan pendapat itu tanpa ada sikap menang sendiri. Mereka saling mengerti dan memahami. Walaupun kita juga tahu, perbincangan mereka hanya persoalan remeh-temeh; istirahat sejenak mengisi waktu luang di tengah kepadatan mencari penghidupan sepanjang hari: bertani. Tapi sayang, terkadang di warunglah kita sering mendapatkan beberapa hal yang tak pantas kita dapatkan. Dalam kebersamaan itu banyak terselip aktivitas yang tidak hanya hiburan penghilang penat saja. Di sana merupakan starting point (titik awal) suatu pembicaraan, gosip dan isu miring seseorang, meskipun tanpa dasar fakta yang akurat, akan cepat tersebar luas. Lebih dari itu, di warung juga akan terjalin hubungan fed back (umpan balik) komunikasi berupa pelbagai macam pengetahuan. Ini pun sesuai yang dimaksud Jurgen Habermas dengan “public sphere; ruang publik”. Ia merupakan ruang demokratis atau wahana diskursus masyarakat, warga negara dapat menyatakan opini, kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan mereka secara diskursif. Bila sudah berada di warung, “kita” (mestinya) bisa menguasai diri untuk tidak mudah terpengaruh dengan arus pembicaraan mereka yang biasa berceloteh ria tanpa ada manfaat-guna untuk kepentingan bersama, desa, dan negara pada umumnya. Dengan kata lain, kitalah yang harus memulai untuk tidak membiasakan “menggosokgosok” gosip. Hanya, saya juga khawatir, bila diam dan membisu akhirnya yang menjadi pilihan karena terlalu takut untuk menyuarakan segala hal yang ada di pikiran. Diam terkadang menjadi justifikasi untuk tunduk pada sistem dan keadaan yang ada. Jika itu terjadi, betapa bodohnya kita masih mau hidup di ketiak orang lain. (*)

Caca Colo’ KSAU-KSAL keliru ucapkan sumpah Siap salah Jenderal! KPU belum laporkan penggunaan anggaran Maaf, anggota KPU lama kan tidak ada di kantor Korban Lapindo laporkan Hakim MK Pak Hakim janji tidak lapor balik kan?


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
18122012 by koran madura - Issuu