KORAN MADURA
RABU
1
RABU 19 DESEMBER 2012 NO.0018 | TAHUN I
@KoranMadura
Satu Hati untuk Bangsa
19 DESEMBER 2012
MUHMMADIYAH BELI ASET BEKAS LOKALISASI
Tiga Gol Cazorla bawa Arsenal ke Peringkat Kelima
Pembelian aset-aset bekas lokalisasi itu menurut Dien Syamsudin, Ketua Umum PP Muhammadiyah ditujukan untuk mendorong para PSK mengenal hidup yang lebih baik.
Pemain bertubuh pendek ini mencetak tiga gol dari lima gol kemenangan The Gunners atas Reading di Stadion Madejski.
>> halaman 03
>> halaman 12
Harga Eceran Rp 2500,- Langganan Rp 50.000,-
ANGKA PENJUALAN GARAM RAKYAT DI MADURA MASIH TERBILANG RENDAH Penjualan garam di Madura, khususnya di Pamekasan masih berkisar 30 persen dari total produksi. Diprediksi, hal ini terjadi karena pabrik-pabrik konsumen garam masih memmiliki persediaan yang cukup. >> halaman 08
s.bachri/koranmadura
PAMANGGI Sarjana Garam
KONGRES KEBUDAYAAN MADURA II
Perempuan Harus Terlibat
Oleh : Nur Rahmad Akhirullah, SE Jurnalis dan Ketua PA GMNI Bangkalan
K
ongres Kebudayaan Madura yang dimulai 21 Desember mendatang harus melibatkan perempuan. Sebab, perempuan menjadi bagian dari makhluk yang berbudaya. Selain itu, populasi perempuan di hampir semua daerah menjadi penduduk yang jumlahnya lebih banyak dibanding laki-laki. “Saya yakin sudah pasti Kongres Kebudayaan Madura II melibatkan perempuan,” fungsionaris KPI (Koalisi Perempuan Indonesia) Surabaya, Wiwik Afifah menjelaskan. Menurut aktivis perempuan ini, Madura juga termasuk bagian dari NKRI. Di semua daerah, perempuan belum sepenuhnya berdaya. Wiwik yakin Ke b u d a y a a n WIWIK AFIFAH Madura juga Fungsionari KPI Surabaya pasti memberi ruang pemberdayaan terhadap perempuan. Itu agar perempuan tidak memiliki ruang yang sempit, dibatasi di dapur, sumur, dan kasur. Sebab, posisi yang lebih benar sebenarnya antara laki-laki dan perempuan setara dan saling bermitra. Meski bukan dari golongan perempuan Madura, tetapi dia menyadari dirinya memiliki jaringan pemberdayaan perempuan di Madura. Bahkan saat seminar pra Kongres Kebudayaan Madura II, Wiwik merasa menjadi bagian dari perempuan Madura. Karena itu, menurut Wiwik, perempuan Madura atau bukan Madura berhak berdaya, berdikari, bermitra dan saling bersetara. “Dari sisi saya, kebudayaan tanpa perempuan sepinya akan semakin terasa,” dia menjelaskan. (abe)
KPU Sarankan Jalur Hukum SURABAYA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur mempersilahkan pihak-pihak yang tak puas dengan hasil pemilukada di tiga kabupaten untuk menempuh jalur hukum. Ketiga kabupaten adalah Bangkalan, Sampang dan Nganjuk. Anggota KPU Jawa Timur Nadjib Hamid mengatakan jalur hukum bisa ditempuh para pihak jika terjadi kecurangan dalam Pilkada. “KPU sampai saat ini, belum menemukan dan menerima adanya laporan kecurangan pilkada di 3 daerah tersebut,” kata Najib Hamid, Selasa (18/12/2012) siang. Jika ada ketidakpuasan terhadap proses penyelenggaraan pemilukada dan hasilnya, seyogyanya dilakukan dengan cara-cara yangs esuai dengan aturan. Misalnya, Hamid minta pelanggaran dalam pelaksanaan pemilukada dilaporkan Panwas. Bila ada perilaku penyelenggara yang mungkin menyalahi kode etik penyelenggara Pemilu, bisa dilaporkan ke DKPP. “Kalau ada sengketa hasil Pemilu, nanti, bisa dibawa ke MK,” ujar Hamid. (aven/abe)
LA BHEDE BHEI
Pengadilan Hakim : Anda kenal dengan tersangka? Saksi : Tidak pak! Hakim : Anda tidak kenal dengan orang ini? (hakim mengulangi pertanyaannya) Saksi : Kalau dia kenal, namanya Kadir, bukan Tersangka. Hakim : Jadi anda kenal dengan saudara Kadir? Saksi : Tidak Pak. Hakim : Lhoo... Tadi katanya kenal?! Saksi : Sama Kadir kenal, sama saudaranya tidak! Hakim : “GRRRRR!” *Lempar saksi pake palu* Cak Munali
Koran Madura
M
s.bachri/koranmadura
BERJIBAKU -
Pemain P-MU harus berjuang keras untuk memenangi pertandingan keras melawan Deltras Sidoarjo sore ini di Stadion A Yani Sumenep. Foto diambil saat P-MU latihan di Pamekasan setelah Mustaqim mundur sebagai pelatih P-MU
Tiga Faksi Internal Partai Demokrat Bertikai JAKARTA - Perpecahan di tubuh Partai Demokrat (PD) seakan tidak bisa terhindarkan lagi. Konflik yang berkepanjangan ini melahirkan tiga faksi di Demokrat. Yaitu faksi Ketua Umum Anas Urbaningrum, mantan Sekretaris Dewan Pembina Andi Mallarangeng, dan Wakil Ketua Dewan Pembina Marzuki Alie. “Kalau faksi Anas, jelas ingin mempertahankan Anas sebagai ketua umum dengan berbagai alasan. Mereka tentunya tidak ingin ikut terseret jika Anas dijadikan tersangka,” kata pengamat Politik dari Universitas Indonesia, Iberamsjah di Jakarta, Selasa (18/12). Menurut Iberamsjah, faksi Anas ini sangat menyadari PD akan tenggelam dalam pemilu 2014 mendatang. “Karena itu mereka tetap bertahan di PD. Namun bukan karena ingin membesarkan PD, tetapi hanya menjadikan PD benteng perlindungan,” ujarnya Lebih jauh kata Guru Besar FISIP UI ini, faksi yang kedua adalah kelompok non koruptor yang berani bersuara keras. Mereka bersuara keras karena tak memiliki beban. “Saat ini perlawanan faksi
ini dipimpin sengit Ruhut Sitompul yang juga akan kalah di pemilu 2014 mendadengan lantang selalu menyuarakan agar tang jika Anas masih tetap ketua umum,” Anas mundur dari jabatannya sebagai imbuhnya. Ruhut juga menegaskan, suara ketua umum,” tambahnya Diakui Iberamsjah, kekuatan faksi ini ketidakpuasan di internal PD terhabelum terlihat jumlahnya secara kasat dap Anas, semakin kuat. Dirinya menmata. Karena belum ada petinggi partai gaku kini semakin banyak mendapatkan yang mau buka-bukaan. “Jadi faksi non dukungan yang meminta Anas segera “Tidak hanya pengukoruptor, saat ini senyap karena men- dilengserkan. unggu arah angin seperti Marzuki Alie. rus dan kader, rakyat pun sudah muak. Tapi Marzuki nampaknya masih sungkan Tidak ada legitimasi apapun saat ini buat kepada SBY, jadi dia menahan dirinya,” dia untuk tetap menjadi ketua umum,” tegas Iberamsjah. tegasnya. Dirinya pun meminta keSecara perlahan tapi pasti, pada KPK untuk segera menyegerakan faksi non koruptor ini lesaikan kasus yang melibatkan akan semakin muncul seiring BERITA jajaran PD termasuk Anas.”Jadi terbukanya fakta kebenaran TERKAIT mengenai dugaan keterlibatan bukan hanya PD yang akan Halaman 2 kena imbas kalau ini tidak Anas dalam berbagai kasus kosegera diselesaikan, tapi juga rupsi. “Kesadaran mereka akan KPK. Tidak ada alasan bagi KPK muncul karena selama ini tidak korupsi atau ikut menikmati hasil ko- untuk tidak segera menetapkan Anas serupsi. Mereka tentunya juga tidak buta bagai tersangka dengan berbagai bukti melihat kekalahan demi kekalahan yang yang sudah terkuak saat ini. Harusnya dialami oleh partai mereka serta opini kalau Andi kena, apalagi Anas,” tegasnya. negatif yang berkembang di masyarakat,” Terkait dengan posisinya yang semakin frontal terhadap Anas dan juga paparnya. Sementara itu, Ruhut Sitompul mem- jabatannya yang sudah tidak ada, Ruhut bantah pernyataan Anas Urbaningrum, hanya mengatakan bahwa dirinya hanya bahwa PD kuat di darat dan lemah di menyuarakan fakta. Sementara mengeudara. Selama Anas yang menjadi Ket- nai jabatan, dirinya masih tetap Ketua ua Umum PD akan lemah di segala lini. Departemen Kominfo dan kini jabatan“Anas selalu ngeles dari fakta. Omong ko- nya malah bertambah. ”Saya kini justru song, mana buktinya? Semua pilkada se- jadi jubir di mana-mana, bukan hanya di jak kasus ini mencuat kita kalah dan kita Demokrat,” pungkasnya. (gam/cea/abe)
PUTUSAN DKPP
KPU Sampang Tak Langgar Kode Etik JAKARTA - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sampang KH Abu Ahmad M Dhovier Shah akhirnya dinyatakan tidak terbukti melakukan pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu. Putusan itu dibacakan Majelis Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) di Kantor DKPP, Jakarta. “Bahwa pengaduan pengadu tidak terbukti melakukan pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilihan Umum, sebagaimana yang diatur dalam peraturan bersama KPU, Bawaslu dan DKPP Nomor 13 Tahun 2012, Nomor 11 Tahun 2012 dan Nomor 1 Tahun 2012 tentang kode etik penyelenggara Pemilihan Umum,” kata Ketua Majelis DKPP, Nur Hidayat Sardini di Jakarta, Selasa (18/12). Dalam putusan itu, sambung Nur, DKPP menolak pengaduan dari Hudi, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Pelopor sebagai pihak pengadu untuk seluruhnya. DKPP juga memutuskan agar nama baik Ketua KPU Kabupaten Sampang selaku pihak teradu direhabilitasi, terhitung sejak dibacakannya putusan tersebut.
“DKPP memerintahkan KPU Provinsi Jawa Timur untuk menindaklanjuti putusan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu ini sesuai ketentuan peraturan perundangundangan,” terangnya. Selain itu, kata Nur, DKPP juga memerintahkan KPU RI dan Bawaslu RI untuk mengawasi pelaksanaan putusan tersebut. Putusan tersebut ditetapkan dalam rapat pleno DKPP pada Jumat 14 Desember 2012. Dalam perkara tersebut, Ketua DPC Partai Pelopor Cabang Sampang Hudi bertindak selaku pihak pengadu. Sementara Ketua KPU Kabupaten Sampang KH Abu Ahmad M Dhovier Shah dan Anggota KPU Sampang Miftahurozak bertindak sebagai
pihak teradu. Sebelumnya, Ketua KPU Kabupaten Sampang KH Abu Ahmad M Dhovier Shah diduga tidak memberikan sosialisasi kepada partai nonparlemen di Kabupaten Sampang. Dia pun diduga menolak dan tidak menerima pendaftaran bakal pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati R.K.H Abdul Haq dan H.Imanuddin dalam Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Sampang tahun 2012. Bakal pasangan calon ini diajukan oleh gabungan Partai Politik pengusungnya dan ditolak atau tidak diterima berkasnya oleh teradu hanya karena terlambat 5 menit dari pukul 16.00 WIB pada Selasa, 7 Agustus 2012. Ketua KPUD Kabupaten Sampang berdalih bahwa setelah dicek secara administrasi, ternyata persyaratan apa yang telah disertakan pengadu tidak mencapai syarat dukungan minimal 15 persen dari jumlah suara sah karena setelah diperiksa berkas formulir kelengkapan administrasi pencalonan hanya diperoleh 39.085 suara sah dari jumlah minimal 72.420 suara. (cea/abe)
embosankan membicarakan Madura dari sisi kemampuan sumber daya manusianya (SDM). Sejak tahun 1980-an hingga sekarang masih terus dibicarakan. Padahal jika dikumpulkan, sarjana sejak 1980-an sampai sekarang, pasti jumlahnya sudah sangat banyak. Saya pernah punya inisiatif mengumpulkan para sarjana-sarjana di pulau garam ini. Tapi sampai sekarang inisiatif itu belum terlaksana juga. Tepatnya 2010 lalu, saya bersama segelintir kawan di Sampang yang peduli pada pembangunan Madura berencanakan mengumpulkan sarjana-sarjana itu. Setidaknya dimulai dari mereka yang sebelumnya aktif di organisasi eksternal kampus. Mengapa harus mengumpulkan para aktivis organisasi eksternal kampus? Karena mereka memiliki kecenderungan ingin terlibat. Para aktivis- aktivis itu akan sangat kecewa jika tidak dilibatkan dalam pertemuan yang bersifat strategis pembangunan Madura. Karena semasa jadi aktivis ya itulah yang sering mereka bahas. Pembahasan itu sudah ada sejak tahun 1980-an. Setelah mengumpulkan para sarjana mantan aktivis, selanjutnya bisa diperluas. Mengundang sarjana- sarjana yang bukan aktivis. Saya membayangkan misalnya ada pertemuan sarjana Madura mulai tahun 1980-an hingga sekarang. Semua sarjana asal Madura berkumpul. Mulai dari sarjana yang ijazahnya abal-abal sampai putra Madura yang lulusan sarjana luar negeri. Dari sarjana biasa sampai profesor yang di depan dan belakang namanya banyak tambahan titel. Sarjana yang memilih jadi kiai, birokrat, aparat hukum, dokter hingga sarjana yang terpaksa jadi pengangguran. Mereka akan membahas serius akan diapakan Madura. Namun, tidak mudah mengumpulkan mereka yang punya pekerjaan dan kesibukan masing-masing. Tapi, cita-cita mengumpulkan para sarjana Madura tetap ada. Bila mungkin ada orang lain yang bisa melaksanakan acara besar itu, tentu saya akan membantu sekuat tenaga dan pikiran. Secara teknis mengumpulkan para sarjana tidak bertujuan lain kecuali untuk mengetahui kekuatan SDM Madura yang sesungguhnya. Sebab, selama ini Madura sering diketahui sebagai pulau yang miskin sarjana tapi kaya lulusan SD atau tak sekolah sama sekali. Lembaga pemerintah yang dibentuk untuk pembangunan Madura pun tenaganya mayoritas bukan Madura. Seolah-olah, setidaknya sejak tahun 1980-an sampai sekarang tidak ada orang Madura lulus sebagai sarjana dan mampu bekerja membangun Madura. Para sarjana yang berkumpul itu bisa menjadi kekuatan besar. Bahkan mengalahkan pemerintah dalam upaya pembangunan Madura. Yang bisa mematahkan semua argumen bahwa Madura kekurangan SDM berkualitas dan berbagai pernyataan jelek lain tentang kualitas Madura. Dari sekian banyak yang berkumpul jelas ada yang sangat peduli dan antusias meski pasti ada juga yang apatis dan menganggap pertemuan itu ekspose politik belaka. Apapun anggapan orang yang terpenting sesungguhnya maksud dan tujuan dari pertemuan para sarjana tersebut. Mereka yang sudah mengantongi pendidikan tinggi dan pengalaman jelas memiliki sifat dan sikap laiknya orang Madura pada umumnya. Tidak akan membiarkan saudaranya dalam kesusahan. Pengetahuan dan wawasan yang mereka punya tentu akan mengetuk hati nuraninya untuk berbuat lebih bagi Madura. Para sarjana adalah kekuatan bagi Madura. Selama ini mereka tercerai berai di mana-mana enggan pulang ke kampung halamannya karena tak punya tempat. Sementara sarjana yang ada di Madura menganggur bingung tak ada lapangan pekerjaan dan usaha. Seandainya mereka para sarjana itu dikumpulkan untuk membahas nasib Madura, saya yakin mereka tidak akan tega membiarkan Madura dalam kebodohan, kesakitan dan terbelakang dalam hal apapun. Para sarjana itu tentu akan serius membahas pembangunan Madura, minyak dan gas, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan bidang lainnya beserta solusi konkritnya. Seperti Kongres Kebudayaan Madura, yang akan digelar di sumenep 21 hingga 23 Desember mendatang, semoga kelak juga ada Kongres Sarjana Madura. =
Caca Colo’ Tiga faksi internal Demokrat bertikai Biasa, demokrasi kadang butuh pertikaian P-MU terancam keok di LPI Hanya terancam, santai saja bro Bupati tolak anggaran rumah ibadah Tapi menerima untuk beribadah kan?