SENIN
1
KORAN MADURA
13 OKTOBER 2014 | No. 0461 | TAHUN III ECERAN Rp 3.500 LANGGANAN Rp 70.000
0328-6770024 SENIN 13 OKTOBER 2014 | No. 0461 | TAHUN III www.koranmadura.com
Mahasiswa Indonesia di k Australia Tola UU Pilkada Nasional hal 3
ant/maulana surya
SAMBUT PELANTIKAN JOKOWI. Aktivis membawa poster bergambar Presiden terpilih dalam Pilpres 2014, Joko Widodo dan wakilnya, Jusuf Kalla saat aksi di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah, Minggu (12/10). Aksi tersebut merupakan wujud dukungan terhadap pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang akan dilantik pada Senin (20/10) mendatang.
Tak Usah Tergoda Politik Transaksi YOGYAKARTA- Presiden terpilih Joko Widodo hanya perlu fokus merealisasikan visi-misi dan janji setelah dirinya dilantik, tanpa melibatkan diri terhadap konstelasi politik yang berkembang di parlemen, kata pengamat politik Universitas Gadjah Mada, Arie Sudjito. “Cukup buktikan bahwa “Nawa Cita” serta program pemerintahan Jokowi dapat berjalan dengan baik,” kata Arie di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, dengan terlibat dalam konstelasi politik di parlemen antara Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH), justru akan menghabiskan energi dan kontra produktif. Sementara, jika setiap sembilan point visi-misi yang tertuang dalam “Nawa Cita” itu mampu direalisasikan dengan baik untuk rakyat, otomatis pemerintahan Jokowi akan semakin mendapatkan legitimasi langsung dari rakyat. Sehingga, dengan legitimasi serta pengawalan langsung dari rakyat, menurut dia, pemerintahan Jokowi-JK mampu berjalan tanpa kekhawatiran akan diham-
bat oleh parlemen atau kekuatan lainnya. “Kalau diganggu, yang jadi bentengnya langsung rakyat,” kata pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) UGM itu. Selain berfokus merealisasikan visi-misi dan janji politik, hal yang tidak kalah penting diperhatikan, menurut dia, adalah soal pemilihan kandidat menteri. Dalam menyusun kabinet, Jokowi perlu secara selektif memilih menteri yang bersih, memiliki kredibilitas, komitmen, dan leadership tinggi. “Jangan main-main soal pilih menteri.
Jika sekali salah pilih (menteri), bisa jadi “blunder” di masa mendatang,” kata dia. Dengan demikian, ia berharap jangan sampai dalam menghadapi konstelasi politik yang terjadi, Jokowi akhirnya terjebak dalam transaksi politik untuk menentukan susunan kabinet.”Negosiasi politik, jangan sampai menggiring pada upaya transaksi,” kata dia. Arie mensinyalir, manuver politik yang dilancarkan partai politik yang tergabung dalam KMP sejauh ini berpotensi hanya untuk dimanfaatkan sebagai pendukung daya tawar koalisi kubu Prabowo itu untuk memperoleh akses kekuasaan. =ANT/LUQMAN