Majalah Online Edisi 1/Tahun 1/ Juli 2012

Page 65

65

Edisi 1 / Tahun I / Juli 2012 Online

kecil yang mengencangkan celana pendek yang dipakai. Celana itu hanya menutupi setengah paha. Setengah paha ke bawah sampai betis, nampak putih mulus, tak tertutupi apapun. Wanita itu memandang lurus ke depan dengan santai. Sesekali ia melirik ke arah Mamun sambil memberikan senyum yang begitu manis. Meski tak ada satu pun kata keluar dari mulut si cantik, raut wajahnya mengisyaratkan kalau ia sangat senang berada di sisi Mamun. “Muuuun… Mamunnnnn. Mamuuuuuun….” Seseorang memanggil, Mamun heran. Seperti ada yang memanggil, tapi ia sedang di dalam mobil. Siapa yang memanggil? Mamun melirik kursi belakang, tak ada orang. Lirik ke spion kanan dan kiri, tak ada orang. Tak ada siapa pun dalam mobil selain mereka berdua, yakni Mamun dan wanita itu. Ah, tapi di mana gadis itu? Di mana wanita cantik tadi? Tidak ada! Wanita itu tiba-tiba hilang! Hanya ada Mamun sendiri dalam mobil.

“Mamun... Mamuuuuuun... Muuuun… Mamunnnnn… Mamuuuuuun….” Mamun makin bingung. Tak ada orang, banyak sekali suara orang memanggilnya. Dari mana suara-suara itu datang? “Muuuun. Mamunnnnn… Mamuuuuuun….” Tiba-tiba jalan raya menjadi gelap. Ya, sangat gelap. Setir yang sejak tadi ia pegang tiba-tiba hilang. Mamun bingung. Keringat mulai mengucur di dahinya. “Apa yang terjadi? Di mana ini?” Mamun bingung, takut. Tiba-tiba Mamun kedinginan. Terasa angin menggosok-gosok lehernya. Seketika matanya terbuka. Nampak di muka, dedaunan dari pohon rambutan menghalangi cahaya mentari yang semakin lemah. Tetesan keringat di dahi terasa begitu dingin. Mamun melirik kanan dan kiri, bebatuan dan rumput-rumput liar. Telinganya menangkap riak air. Dia sadar, kalau ternyata ia sedang memancing di kali Cikeas. “Itu Mamun… itu….” “Mana?”


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.