Zaitun Edisi Daring #32

E DISI DARING

#32

Pelindung: Rm. Michael Wisnu Agung Pribadi, Pr Rm. Albertus Monang Rianto Sidabutar, Pr

Dari Me ja Redaksi

Penanggung Jawab: Dewan Paroki

Pemimpin Redaksi:

Untuk Para Pembaca,

Ivan Ariyanto

Zaitun edisi ini adalah Zaitun yang berbeda, ini adalah sebuah edisi tambahan, edisi yang sudah kami rencanakan pembuatannya sejak lama, tetapi karena satu dan lain hal menjadi tertunda.

Editor:

Harapannya Zaitun edisi online ini tetap menjadi sarana informasi dan bahan bacaan untuk menemani umat beriman dikala pandemi ini.

Demikianlah sambutan kami. Tidak lupa kami membuka kesempatan untuk para pembaca yang ingin berbagi inspirasi & artikel atau bergabung dengan kami di kesempatan kami yang selanjutnya untuk bisa menghubungi kami di email komsos@ parokikosambibaru.or.id.

Selamat paskah dan selamat berkarya.

Trisnawati Sutandyo

Redaksi: Risal Wiratanya, Johanes Prabowo

Fotografer: Greselva Prajitno, Raphael Rusli, Felicia, Reydy Japaris, Ivan Senjaya, Renaldi, Tirta Tjahja, Adi Suherman, Eric Budiharto, Prishella Pualamsjah, Kiecuandy, Denny Leewardus, Wirya Gustinus, Reinaldy Lizar, Felix Santosa, Dian Lestari, Irvan, Anthony Leonard, Vanessa Victoria, Galuh Elnanda Cahyadi, Angelica Sisentia Aulin, Clarissa.

Cover:

Zaitun

Petrus Aria

Alamat Redaksi:

Wisma Yohanes Paulus 2 Gereja Santo Matias Rasul Kosambi Baru Blok A Ext. 1/120, Jakarta 11750

Email:

komsos@parokikosambibaru.or.id

D a f ta r I s i 2

Dari Meja Redaksi

3

Daftar Isi

4

Sambutan Pastoran Paroki Mengenang 100 Hari Romo Ndito

6

In Memoriam Romo Ndito Martawi, Pr: Naik Bajaj dari Lapangan Banteng ke Katedral Jakarta

9

Kesan dan Pesan dari Umat Paroki Kosambi Baru Romo Ndito Martawi Pr “in loving memory”

11

Mengenang Almarhum Rm. Ndito - RD Aloysius Susilo Wijoyo

12

13

BERSAMA ALLAH, AKU TIDAK AKAN KALAH: Tetap berjuang dalam dunia yang berubah - RD. A. Ary Setyawan

15

Adaptasi Kebiasaan Baru

17

Dibalik Layar Live Streaming: Team Matias TV

19

Pengalaman Asyik JP II Cup 2020

21

Mengenal Pengacara, Notaris dan PPAT

SEDIKIT BICARA, NAMUN BANYAK MELAYANI - RD Michael Wisnu Agung Pribadi

Sambutan Pastor Paroki

RD. MICHAE L WISNU AGUNG PRIBADI

Saudara-saudari yang terkasih, Kebanyakan dari kita mungkin heran, mengapa ada Majalah Zaitun Edisi Khusus? Karena biasanya, Zaitun yang menjadi Majalah Paroki Kosambi Baru terbit di masa Natal dan Paskah. Lalu mengapa kini muncul lagi Zaitun di masa setelah p ertengahan tahun 2020?

Jawabannya, ini adalah 100% ide kreatif dari Panitia Paskah 2020 yang b ekerjasama dengan Tim Majalah Zaitun Paroki Kosambi Baru. Jika kita melihat dan membaca dari daf tar isi majalah ini, kita dapat menyimpulkan bahwa ini adalah edisi tambahan. Karena di dalamnya masih mengetengahkan kepada kita inf ormasi-inf ormasi seputar Paskah 2020, ditambah dengan obituarium dari Almarhum Romo Ndito Martawi.

Saya merasa, sesungguhnya Majalah Zaitun Paskah 2020 yang lalu, sudah cukup memb erikan gambaran kepada kita tentang p erayaan Paskah di masa pandemic covid-19.

Namun karena ada inf ormasi lain yang p enting, seputar kenangan akan Almarhum Rm Ndito Martawi, baiklah hal ini juga disampaikan kepada umat b eriman di Paroki Kosambi Baru. Harapannya, Zaitun edisi khusus ini bisa menjadi sebuah kenangan manis yang terbukukan, untuk menghormati Almarhum Rm Ndito Martawi yang p ernah menjalani tugas p erutusan dan pastoralnya di Paroki Kosambi Baru.

Di masa mendatang, Tim Majalah Zaitun diharapkan bisa membuatkan b entuk yang lebih sederhana untuk menuangkan p eristiwa-p eristiwa tambahan yang terjadi di Paroki Kosambi Baru (contoh : tabloid/jurnal). Atau malah untuk p eristiwa-p eristiwa yang b esar/khusus, yang menyangkut tokoh-tokoh di Paroki Kosambi Baru, dapat dibuatkan buku kenangan yang khusus. Selain sebagai wadah menyalurkan ide-ide kreatif, b entuk-b entuk yang lainnya itu menjadi semakin j elas juga p eruntukannya.

Bagi umat b eriman dan juga generasi masa mendatang yang menerima dan membacanya, b entuk-b entuk yang b erb e da yang ditawarkan oleh Tim Majalah Zaitun akan menjadi suatu p emb elajaran literatur juga.

BTW (baca : by the way, istilah p opular untuk masa kini, yang artinya “meskipun demikian”), saya mengucapkan limpah terima kasih kepada setiap pihak yang telah b erkontribusi dalam p enerbitan Majalah Zaitun Edisi Khusus ini. Tetap semangat untuk masa-masa yang akan datang. Dan jangan lupa tetap jaga kesehatan, pakai masker, dan jaga jarak senantiasa. Mari mengisi masa pandemic covid-19 ini dengan hal-hal yang p ositif : Tetap menjaga p ersatuan (walau harus sendiri-sendiri dan

04

menjaga jarak), tetap b ersemangat (kekuatan untuk menghasilkan buah-buah yang b erguna untuk kehidupan), serta jangan lupa yang “paling p enting” tetap b ersukacita (karena ini adalah obat untuk segala sakit dan p enyakit).

Salam rindu dan doa saya yang tulus untuk seluruh umat b eriman Paroki Kosambi Baru, G ereja St Matias Rasul, terutama untuk Oma dan Opa, serta anak-anak sekalian. Tuhan Yesus memb erkati selalu dengan damai dan sejahtera-Nya. Amin.

Jakarta, 1 Septemb er 2020

RD Michael Wisnu Agung Pribadi Pastor Paroki Santo Matias Rasul

Cover : Petrus Aria Secara keseluruhan, poster tersebut menggambarkan orang-orang yang terus berusaha menyebarkan kebaikan kepada sesamanya. Sesuai dengan tema “Membagikan Lentera Harapan”, pada poster tersebut lentera harapan diperlihatkan dalam bentuk nyata setiap anggota masyarakat yang senantiasa membagikan kebaikan dan cinta kasih di tengah tantangan hidup saat ini.

05

Mengenang 100 Hari Romo Ndito

In Memoriam Romo Ndito Martawi, Pr: Naik Bajaj dari Lapangan Bant eng ke Kat edral Jakarta RD Simon Pet rus Lili Tjahjadi pada hari Jumat, 15 Agustus 1986 melalui penumpangan tangan Mgr. Leo Soekoto, Uskup Agung KAJ saat itu.

Balai Sidang Jakarta Lokasi ucapara pemberian Sakramen Imamatnya juga tak tanggung-tanggung, yakni di Balai Sidang Jakarta. Ada beberapa alasan memilih tempat yang kurang lazim ini.

RIP Romo Ndito Mar tawi Pr alias Gendhit Jiyoto sesuai nama kecilnya. (Ist)

K

EUSKUPAN Agung Jakarta berduka.

Romo Ndito Martawi kelahiran Muntilan, 5 Mei 1957. Imam yang punya nama kecil Gendhit Jiyoto ini berasal dari Sumber, dekat Muntilan.

Ia meninggal dunia pada Hari Raya Tritunggal Mahakudus, Minggu pagi, 7 Juni 2020 pkl. 05:30 WIB, setelah dirawat seiak Jumat sore, tiga hari sebelumnya di RS Carolus, Jakarta.

Selain misalnya demi kepraktisan, Mgr. Leo dikabarkan mau sekaligus buat aksi panggilan untuk Seminari Menengah KAJ yang tengah disiapkan olehnya di Pejaten, Pasar Minggu (kelak namanya Seminari Menengah Wacana Bhakti).

Bersama almarhum Romo Dito ditahbiskan Juga tiga imam diosesan KAJ lainnya.

Mereka adalah Romo Purbo Tamtama (kini Rektor Seminari Tinggi St. Yohanes

Romo yang akrab dipanggil “Romo Dito” ini memang sudah cukup lama bolak-balik RS Carolus untuk melakukan cuci-darah lantaran fungsi ginjalnya sudah tidak optimal.

Hari Minggu lalu Tuhan memanggilnya dalam usianya yang ke-63 lewat 33 hari.

Dalam catatan tentang riwayat hidupnya, Romo Dito ditahbiskan menjadi imam

06

Saat masih menjadi pastor untuk Gereja Santo Matius Paroki Bintaro.

Samping kanan almarhum adalah mendiang Romo Marini SX.

Paulus II dan Tribunal KAJ), Romo Rochadi Widagdo (Pastor Paroki St. Yohanes Maria Vianey, Cilangkap) dan almarhum Romo Frans Doy (meninggal tahun 2018).

Dilihat dari kisah perjalanan para imam diosesan di KAJ, Romo Dito termasuk ke dalam angkatan-angkatan “putera daerah” (Jawa Tengah dan DIY) yang dinilai “berani”. itu karena dia memutuskan mau menjadi imam diosesan KAJ, tanpa tahu bagaimana situasi dan kondisi kehidupan medan KAJ sebelumnya.

Artinya, ia langsung berangkat untuk berkarya sebagai imam diosesan di KAJ nantinya, padahal dirinya belum pernah tinggal dan bekerja apa pun di Jakarta.

“MTL: Muntilan Tembak Langsung,” demikian gurauannya.

Hal ini menjadi semakin menantang dan beresiko, bila diingat juga, bahwa panggilan menjadi imam diosesan KAJ saat itu sama sekali belum dikenal. Bahkan oleh sementara umat dari masa Gereja Kolonial posisi imam diosesan saat itu sering diejek dan dihina sebagai tweede klas priester . Sebuah istilah dalam bahasa Belanda yang artinya “imam kelas dua”.

Pasalnya, imam-imam diosesan itu berasal dari kalangan pribumi. Ini berbeda

dari imam-­imam tarekat yang saat itu didominasi oleh imam-imam kulit putih atau Belanda.

Dari sejarahnya, Gereja Batavia memang kental dengan kebelandaannya ketimbang “kepribumian”nya.

Pada Masa Revolusi, setelah Proklamasi, Batavia pernah menjadi pusat kekuasaan Belanda, sedangkan Jawa Tengah dan Timur merupakan daerah Republik Indonesia dengan Yogyakarta sebagai Ibukotanya.

Naik bajaj dari lapangan Banteng ke Katedral Menjelang akhir 1979-an, saat melakukan solisitasi, Romo Dito menempuh perjalanan naik bus dari Muntilan ke terminal Lapangan Banteng.

Waktu itu, terminal utama

di Jakarta adalah Lapangan Banteng. Belum ada Terminal Pulo Gadung dan lainnya.

Dari situ dia naik bajaj ke Ordinariat Keuskupan untuk sowan dan berwawancara dengan Mgr. Leo Soekoto, Uskup KAJ saat itu, tanpa ia tahu jarak kedua lokasi itu cuma sepelemparan batu jauhnya.

Artikel ini sudah tayang pada alamat : h t t p s : // w w w . s e s a w i . n e t / in-memoriam-romo-nditomar tawi-pr-naik-bajajdari-lapangan-banteng-kekatedral-jakarta/ Pada 8 Juni 2020.

Begitulah, angkatan fraterfrater KAJ berikutnya memiliki “kakak-kakak” pendahulu yang beraniberani itu. Salah satunya adalah Romo Dito yang seumur hidupnya berkarya di paroki-paroki (dengan nyaris setahun di Manila untuk sabatikal).

Terakhir karya pastoralnya tercatat sebagai pastor rekan di Paroki St. Bonaventura, Pulomas, Jakarta Timur.

07

In Loving Memory

YUVENTIUS NDITO MARTAWI, Pr Lahir :

Muntilan, 05 Mei 1957

Meninggal :

Jakarta, 7 Juni 2020

Tahbisan Imam :

15 Agustus 1986 di Balai Sidang Senayan oleh Mgr. Leo Soekoto

Karya Pastoral : Alumnus Seminari Mertoyudan - KPA Tahun 1978 1986 - 1991

Paroki Bintaro

1991 - 1992

Paroki Pasar Minggu

1992 - 1995

Formation Philiphine

1995 - 2000

Paroki Jalan Malang

2000 - 2009

Paroki Pulo Mas

2009 - 2011

Paroki Lubang Buaya

2011 - 2019

Paroki Kosambi Baru

2019 - 2020

Paroki Pulo Mas

Motto : “ Adalah Rahmat Apabila Bisa Hidup & Adalah Suatu Karunia Bila Bisa Menjadi Murid-Nya “

08

Mengenang 100 Hari Romo Ndito Kesan dan Pesan dari Umat Paroki Kosambi Baru

Romo Ndito Martawi Pr “in loving memory” Saya terkenang dengan kesederhanaan beliau terutama dalam hal makan. Saat kami pergi bersama beliau utk perminyakan seorang umat, kebetulan pulangnya pas jam makan siang. Kami tanya Romo mau makan apa, jawabnya apa saja boleh. Kebetulan cuma ada warung Padang kecil, beliau tidak keberatan makan di sana. Yg penting ada daging, karena beliau tidak suka makan sayur.

Hartono - Wilayah 10 Ceritanya dulu tahun 2013, usaha suami saya habis. Nah saya kan anggota Legio pendoa lagi ikut retret ke puncak, di sana saya ngobrol dengan Romo dan saya dikasih semangat, harus bangkit dan semangat harus maju lagi.

Sejak itu saya baik sama Romo.

Suami yang tadinya ngak pernah ke gereja karena Romo Ndito dia mau ke gereja bahkan setiap misa harian dia ikut padahl suami saya tadinya nggak pernah berdoa..

Lie Mei Yusuf - Wilayah 8 Saya juga ada pengalaman pribadi, dulu sebelum misa kan Romo selalu menyapa umatnya n salaman, beliau SELALU menanyakan ke anak saya yang kecil “koko mana?... Tugas ya?”. Dulu juga waktu misa di lingkungan saya, beliau suka sama anak-anak, sampai turun duduk di tikar sambil pangkuin anak-anak.

Yuni - Wilayah 6 Kita sudah berunding mau kerjain romo pas ultahnya Rm.Ndito. Jadi pagi-pagi aku yang disuruh janjian ketemu romo setelah misa pagi. Rm.Ndito

tahunya cm aku aja. Nah habis misa pagi, aku dan suami, Pauline, Fonny n Jeffry, serta Warti sudah pada datang. Janjiannya adalah mereka sembunyi di dekat ruang adorasi dan aku manggil romo melalui telepon supaya turun lewat pintu dapur. Lhaaaaa... ternyata romo malah muncul dari ruang adorasi habis doa, jadinya gagal total lha romo menemukan yg sedang sembunyi di situ, Mereka teriak-teriak manggil aku yang siap di depan pintu dapur‍.

Ci...ci..ci avi....kita ketangkep basah sama Rm.Nditoooo.... hahahah...ngakaklah kamiii...

Ibu Avi - Wilayah 6

bagus, jadi kubeli deeehhh. Nih bukunya....nanti dibaca yaaa”. “ Lha romo beli kan buat romo, koq dikasi ke saya? “. “ Ih orang aku beli buat kamu,dah nanti habis selesai ngajar dibaca. Dah yaaa..” . Sambil ketawa ketiwi gitu. “ O ya..ya..makasih romo” “ Ya...ok pamit dulu “ Penasaran kubuka, ternyata beneran 2 buah buku. Dan melihat judul bukunya membuatku senyum2 sendiri.

Ibu Avi - Wilayah 6

Buku kenang-kenangan pemberian dari Romo Ndito kepada umat.

Rm Ndito langsung bilang oke saat diminta kasih Sakramen Perminyakan buat Cici ipar saya, disaat Romo lain menolak.

Agustin - Wilayah 6

Romo Ndito meniup kue ulang tahun, kejutan dari beberapa umat.

Sore itu aku sedang mengajar seperti biasa.

Terdengar ada suara mobil berhenti. Ternyata Rm.Ndito yg datang, sambil membawa tas kecil. “Selamat sore....” “ Eh ini tadi aku ke gramedia, trus ada buku

Jujur saya kagum dan salut ama Rm Ndito. Beliau kreatif sekali. Jadi apa saja ayat Injil hr itu, mau dari Matius, Markus, Lukas ataupun Yohanes, Perayaan tentang Hari Pangan Sedunia, Perayaan Santo Santa atau Minggu Biasa. Homilinya kok bisa semua sama masuk tentang KESELAMATAN. Hebat banget.

Satu hal lagi beliau diam-diam memperhatikan umatnya, yang jarang hadir disapanya bila tibatiba muncul di gereja, dengan sindiran dan gurauannya.

Terima kasih Romo Ndito…

Tres - Wilayah 8

09

Kalau ingin tugas sama romo Ndito, beliau selalu on time 15 menit sebelum misa sudah siap di sakristi.

Soewito - Prodiakon Saya ada kenangan utk Romo Ndito: Buat saya Romo Ndito suaranya klo nyanyi bagus sekali. Terutama klo nyanyi lagu pembukaan utk lagu Bapa kami. Merdu sekali....

Hadi Limartha - Wilayah 13 Kira-kira 9 tahun yang lalu kami peserta KEP angkatan 6 mengadakan acara kebersamaan di pulau Pari kepulauan Seribu dan panitia mengajak Romo Ndito sehingga kami dapat merayakan Perjamuan Ekaristi dan mendapatkan santapan rohani saat berwisata. Juga supaya bisa mengenal romo Ndito dengan lebih dekat yang saat itu masih baru di paroki kita.

Acara berjalan lancar dan penuh sukacita...namun dalam perjalanan kembali ke Jakarta naik kapal kami mengalami musibah yaitu fan belt kapal putus, sehingga kapal pun berhenti di tengah laut.. Makin sore...gelombang laut makin tinggi sehingga banyak temanteman yang mabok laut dan sakit tidak berdaya.

Saat itu saya pun cemas, apalagi mendengar percakapan suami saat menjawab pertanyaan romo Ndito dengan maksud supaya tidak khawatir ...asal mesin kapal tidak mati pasti aman. Ternyata pertolongan tidak kunjung datang, dan mesin kapal akhirnya mati juga. Maka benarbenar kapal terombang ambing dgn sangat dahsyat. Namun saat itu hati saya percaya pada pertolongan Tuhan, kalau toh Tuhan tidak mendengarkan doa saya orang berdosa ini, tapi ada romo Ndito bersama kami yang pasti doa-doa Romo Ndito akan dikabulkan Tuhan. Puji Tuhan akhirnya pertolongan datang, kami semua dipindahkan ke kapal

10

lain dan semuanya pulang dengan selamat.

Itulah peristiwa yang sangat berkesan dan tak terlupakan bersama romo Ndito Martawi... selamat bertemu Bapa di surga dan menjadi pendoa bagi kami semua romo Ndito.

Kostarina - Wilayah 12

Romo Ndito memimpin Perayaan Ekaristi di Pulau Pari.

Romo Ndito, Romo yang baik hati dan sabar. Terutama menghadapi anak-anak sekolah.

Di dalam Memberikan Sakramen Tobat, Romo Ndito memberikan penjelasan-penjelasan dan anak-anak sangat senang sehingga ada perubahan untuk anak- anak atau siswa siswi.

Edward - Wilayah 5 Untuk saya dan teman-teman terutama anak-anak, Romo Ndito itu memotivasi kita untuk kreatif agar bisa bertahan mendengarkan homilinya.

Salah satu caranya, dengan menghitung berapa kali kata keselamatan diucapkan dalam setiap homili... jadi kita diajak mendengarkan dengan seksama Ellijani Djatnika - Wilayah 15 Romo yang kalem, suka menyanyi, tidak banyak bicara, tapi tetap bisa bercanda..

Bila sudah mengenalnya romo Ndito sangatlah perhatian.

Tidak mau merepotkan orang lain. Kapanpun diminta untuk pelayanan, atau mendoakan atau sakramen tobat tanpa kenal jam istirahat selalu okay..

Kiswolini - Sekretariat

Romo Ndito untuk saya adalah pribadi yang baik dan pendiam.

Dalam perayaan ekaristi , selain mengajak umat untuk memperoleh keselamatan, beliau juga suka menyanyi dengan suaranya yg khas. Kalau membawakan kotbah, intonasi nya sangat khas dan khusus.

Elisabeth Terisno - Wilayah 1

Mengenang 100 Hari Romo Ndito

Mengenang Almarhum Rm. Ndito RD. Aloysius Susilo Wijoyo

Rm. Ndito, TERIMA KASIH boleh mengenalmu sebagai sesama imam di Keuskupan Agung Jakarta.

Bersyukur, kita pernah tinggal dan berkarya bersamamu di Paroki Kosambi Baru, Gereja Santo Matias Rasul. Rasanya baru sebentar mengenalmu. Atau jangan-jangan saya belum sepenuhnya mengenalmu.

Hidup memang “misteri” yang berdinamika, tetapi (“semua baik”) baik saja.

Rm. Ndito, MOHON MAAF atas banyak hal yang mungkin membuatmu (pada waktu itu) merasa tidak sepenuhnya nyaman. Dalam banyak hal kita bisa memilih, tetapi dalam banyak hal pula kita tidak bisa memilih: “inginnya begitu, tetapi kenyataannya begini..?”. Itulah keterbatasan manusiawi kita. Kita telah mencoba menjalani sehari demi sehari dengan setia -mengalir begitu saja- dan selesai juga.

Rm. Ndito, (seperti lagu yang pernah kau nyanyikan: “pamit”) bukan pergi pindah ke paroki lain saja, tetapi kau telah pamit pergi pindah ke tempat yang damai abadi, Rumah Bapa di surga... DOAkanlah saya dan seluruh umat kenalanmu yang masih terus bergulat dan berjuang (dengan segala harapan indah dan ideal, tetapi punya aneka keterbatasan yang real) di dunia ini. Iman kita sama: Tuhan penuh Kasih Setia.

Semua akan indah (“Indah RencanaMu Tuhan”), bahkan indah pada waktuNYA. Di penghujung itu semua, yang paling penting adalah “KESELAMATAN”(seperti tema khotbahmu yang sering kau ulang-ulang).

Rm. Ndito, selamat berlibur panjang. Kau tidak akan hilang dalam kenang...

Salam Damai, Rm. A. Susilo Wijoyo, Pr

11

Mengenang 100 Hari Romo Ndito

SE DIKIT BICARA, NAMUN BANYAK ME LAYANI RD. MICHAEL WISNU AGUNG PRIBADI

Selama 11 tahun saya menjadi imam, satu kolegialitas imamat, dan bahkan 2 tahun terakhir menjadi satu komunitas di Pastoran Kosambi Baru dengan Almarhum Rm Yuventius Ndito Martawi, terus terang saya kurang mengenal beliau dengan baik. Yang saya ketahui hanyalah bahwa Rm Ndito pintar bernyanyi, selalu menyediakan waktu lebih awal untuk menyambut/menyapa umat sebelum misa, setia di ruang pengakuan tanpa beristirahat, tidak banyak bicara/ngobrol, jarang makan di pastoran tapi sering memberi makan ikan, dan jarang keluar kamar tapi suka bepergian untuk sekedar minum kopi di kedai Starbuck. Secuplik kenangan tersebut membuat saya tidak dapat melupakan pribadi beliau, terlebih “misteri” keberadaannya di dalam kehidupan saya sebagai teman seperjalanan imamat.

Namun saya sungguh bersyukur kepada Tuhan, karena Ia telah berkenan menyatukan kami dalam tugas perutusan yang sama di Paroki Kosambi Baru. Saya boleh belajar dari Rm Ndito : “Sedikit bicara, namun banyak melayani”.

Ia jauh dari sikap suka menonjolkan diri, menceritakan tentang dirinya sendiri, bahkan menyombongkan apa yang telah ia lakukan selama menjadi imam. Ia justru lebih banyak melibatkan diri dalam karya dan pelayanan konkret kepada umat beriman yang membutuhkan. Ia selalu ada di sana untuk menjadi imam Kristus. Selamat jalan Rm Ndito. Beristirahatlah dalam damai dan kasih Bapa. Allah Tritunggal yang Mahakudus menyambut Rm Ndito sebagai yang berbahagia di dalam Kerajaan Surga. Amin.

12

BERSAMA ALLAH, AKU TIDAK AKAN KALAH. T eta p

berj uan g dalam dunia yan g berubah

RD. A. A ry S et yawan

Pandemi Covid-19 sungguh telah membuka mata kita bahwa ternyata kehidupan kita ini begitu rapuh. Virus yang sebegitu kecil dan tidak kelihatan saja telah memporak porandakan dan bahkan membunuh sekian ribu manusia di bumi ini. Demokrasi terancam karena politisi kelabakan mencari keselamatannya sendiri-sendiri dan saling menyalahkan satu sama lain. Dari aspek kehidupan ekonomi kita melihat jurang kaya dan miskin yang semakin melebar. Tidak sedikit orang yang kehilangan pekerjaan dan nafkah hidup mereka. Gereja, mesjid dan rumah-rumah ibadah lain kosong dan lengang. Sementara itu, sekolah-sekolah juga terpaksa tutup dan orang tua harus belajar lagi mengasuh anak-anaknya dan bagaimana menjadi guru yang baik bagi mereka.

Virus corona telah mengubah cara hidup dan cara kita bertindak.

Covid-19 telah membuka mata kita bahwa ternyata kita manusia lemah dan tak berdaya. Akan tetapi di sisi lain, dalam situasi pandemi kita juga menyaksikan bangkitnya perilaku solidaritas yang luar biasa di antara warga yang saling menolong dan menjaga satu sama lain supaya tetap bisa bertahan hidup. Dalam keterbatasan masing-masing, muncul dorongan dari lubuk hati terdalam spirit compassion and generosity (kasih sayang dan nilai kemurahan hati). Semua itu meluap tanpa memandang suku, agama, etnis dan relasi keluarga. Mata kita juga terbuka memandang ibu bumi yang sejenak memulihkan diri ketika mesin-mesin industri berhenti berputar.

Pandemi Covid-19 ini memberi kita kunci untuk memahami situasi kita semua sebagai anggota Gereja maupun warga dunia bahwa kita harus siap berubah. Ada sebagian dari kita masih punya harapan bisa kembali ke situasi normal seperti sebelum Covid terjadi. Tetapi rupanya hal itu adalah sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Yahhh.... kita harus berubah. Berubah dari perilaku hidup yang sebelumnya menyepelekan budaya hidup sehat ke budaya yang setiap hari sadar akan pentingnya habitus perilaku hidup sehat. Berubah dari budaya yang segalanya harus ketemu secara fisik sekarang harus mencukupkan diri dengan ketemu secara online / daring. Berubah dalam budaya familiaritas kumpul-kumpul ngopi (sambil nggosip) bareng, menjadi budaya komunikasi dan berelasi yang harus jaga jarak. Budaya yang sebelumnya kurang menghargai apa artinya kehidupan rohani dan relasi dengan yang ilahi menjadi budaya yang sadar akan perlunya religiositas dan aspek rohani bagi kehidupan manusia.

Dunia sesudah pandemi akan sangat berbeda dan kita sudah mulai merasakannya akhir-akhir ini. Dalam situasi ini, adakah Allah meninggalkan kita? Jawabannya adalah TIDAK. Allah tetap bersama kita (walau kadang kita tidak mampu menangkap kehadiranNya). Allah masih berjalan bersama kita. Dan jangan lupa dalam situasi ini, status kita semua, manusia adalah rekan sekerja Allah (1 Kor 3: 9) masih tetap melekat. Oleh karena itu, tugas dan tanggung jawab masih harus kita jalankan sekalipun itu semakin berat dalam situasi ini. Kita ingin menimba rahmatNya dalam dunia yang berubah ini. Ketika dunia yang kita hadapi berubah, maka kita juga harus siap berubah. Seruan perubahan sebenarnya tidak hanya sekarang ini saat kita berhadapan dengan pandemi. Ecclesia semper reformanda est demikianlah semangat dasar Gereja untuk selalu siap sedia berubah. Sejarah Gereja telah menunjukkan bagaimana perubahan demi perubahan terjadi dalam Gereja. Kini saatnya kita merumuskan perubahan apa yang harus kita lakukan dalam situasi pandemi ini. Ada beberapa poin yang bisa kita renungkan.

Pertama, dalam situasi pandemi ini kita diajak untuk terus berusaha mencari, menemukan dan berjumpa dengan Allah dalam segala peristiwa hidup kita. Hal ini berarti kita diajak mengenali kehadiran Allah dalam keberagaman pengalaman sehari-hari, baik itu yang menyenangkan maupun yang yang kurang menyenangkan. Kita hidup di masyarakat Indonesia di mana keragaman agama dan tradisi kerohanian dan di

13

Paroki St. Matias Rasul Kosambi Baru (lebih sempit lagi) di mana ada begitu banyak keberagaman potensi dan “kelompok pencari Allah”. Ini tentu sudah layak dan sepantasnya kita syukuri. Tetapi rupanya kita perlu refleksi juga bahwa pencarian rohani kita akan yang ilahi hendaknya menuntun semua orang untuk mengenali yang ilahi yang kehadirannya mendekatkan orang dan menghargai pilihan masing masing orang pribadi bukan memecah belah atau memusuhi satu sama lain. Aspek koinonia (paguyuban dan persekutuan) dalam hal ini bisa menjadi fokus garapan kita belajar dari pandemi Covid-19 ini.

Kedua, berjalan bersama dengan mereka yang miskin dan tersingkir. Dalam situasi pandemi ini memang kita punya banyak pilihan untuk berbuat. Tetapi menyitir apa yang dilakukan Yesus kita diajak untuk berani menentuan opsi kita pada mereka yang paling membutuhkan yaitu mereka yang miskin papa (option for the poor). Hal ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari misi kita untuk menegakkan keadilan dan mewartakan rekonsiliasi. Cita-cita ini niscaya membawa kita berhadapan dengan akar-akar ketidakadilan di lingkungan sekitar kita karena mereka berharap untuk mempertahankan tetap mendapat dan menikmati “pembagian roti” ketidakadilan yang terjadi di masyarakat.

Ketiga, Gereja seperti apa yang akan kita bangun di masa depan ditentukan di jaman ini. Maka perhatian dan pendampingan untuk orang muda tidak bisa di tolak. Dari pandemi ini kita diajak untuk mau berjalan bersama orang muda untuk mengenali kekhawatiran dan harapan mereka di masa depan. Salah satu cara paling relevan adalah dengan memeluk teknologi untuk mewartakan kedalaman intelektual dan rohani. Melibatkan mereka dalam reksa pastoral yang paling sederhana (syooting misa, mengisi kontent web paroki, share kegiatan paroki di medos dll) pasti akan menjadi bagian konstruktif dalam bangunan pribadi dan kerohanian mereka. Kalau ini terjadi, sebenarnya Gereja akan mempunyai harta yang tak ternilai yaitu kaum muda yang siap terlibat dalam reksa Gerejawi.

Keempat, bersama warga dunia kita diajak untuk mempunyai tekat memperjuangkan keutuhan ciptaan dan merawat bumi, rumah kita bersama. Para pejuang ekologi menilai bahwa terjadinya pandemi ini juga salah satu penyebabnya karena ketidakmampuan manusia untuk menjaga dan merawat bumi tempat mereka tinggal dan hidup. Oleh karena itu, perlu adanya semangat rekonsiliasi dengan alam semesta sehingga keharmonisan relasi antara alam dan ciptaan akan dirasakan bukan hanya sekarang tetapi juga oleh generasi berikutnya.

Keempat hal tersebut merupakan cara kita untuk menimba rahmat dalam dunia yang berubah karena pandemi Covid-19 ini. Kita harus berani mengadakan perubahan dan perbaikan agar apapun yang menjadi pilihan tindakan, perilaku dan karya kita personal maupun kolegial benar-benar menjadi perwujudan dari apa yang menjadi kehendak Allah sendiri.

Saudara-saudariku yang terkasih, panggilan kita sebagai orang Kristiani adalah menyediakan diri untuk menjadi perpanjangan tangan kasih Allah dan menjadi rekan sekerja Allah dalam mewartakan kabar gembira bagi dunia. Bersama Gereja dan kita semua diajak untuk membangun niat baik bersama-sama menjawab panggilan untuk menimba rahmatNya di tengah dunia yang terus berubah ini. Dalam situasi dunia yang berubah ini, KITA TIDAK AKAN KALAH KARENA KEYAKINAN KITA BAHWA KITA BERJALAN BERSAMA DENGAN ALLAH. Salam dari Kota Kripik Purwokerto - Keep Safe and Take Care.

(AAS – 24.07.2020)

14

ADAPTASI

KE BIASAAN BARU

N

ew normal telah menjadi buah bibir di kalangan masyarakat saat ini setelah mewabahnya Covid-19 dari awal tahun 2020. Pemerintah mulai membuat rencana untuk memberlakukan new normal sehingga masyarakat tetap bisa beraktivitas seperti biasanya dengan adanya batasan dan aturan yang diberikan. Masyarakat diminta untuk menaati dan mematuhi protokol – protokol kesehatan untuk menghindari meluasnya penyebaran Covid-19. Jika satu orang anggota keluarga terinfeksi oleh Covid-19 maka, seluruh anggota keluarga yang ada di rumah dan seluruh orang – orang yang pernah bertemu dengannya akan di-label-kan sebagai Kontak Erat dengan Probable.

New normal merupakan tantangan besar saat ini. Mengapa? Karena memerlukan suatu kebudayaan sosial baru di mana masyarakat diajarkan pada sesuatu yang baru. Saat ini, kita membutuhkan suatu fondasi yang kuat di mana masyarakat saling memahami sekitarnya bahwa kita memerlukan peningkatan imunitas tubuh untuk menjalani aktivitas new normal.

Tantangan baru menciptakan kesempatan baru sehingga new normal dapat dikatakan seperti kebiasaan yang diupgrade menuju

perabadan baru. Semua hal yang normal dahulunya akan ditinggalkan secara perlahan dan akan beradaptasi seiring berjalannya waktu.

Perubahan tersebut mulai dapat dilihat dari perubahan budaya sekolah, kampus, ataupun kantor yang menerapkan sistem online learning ataupun work from home dari sistem face to face. Perubahan lainnya dapat dirasakan dalam kegiatan keagamaan yang menghimbau untuk tidak melaksanakan kegiatan secara langsung melainkan secara virtual. Meskipun pada akhirnya kegiatan tersebut haruslah dijalankan kembali, namun diperlukan protokol kedisiplinan dan kesehatan yang baru sehingga masing – masing kita terbiasa menghadapi normal yang baru ini. Masyarakat diharapkan dapat melakukan adaptasi new normal secara perlahan. New normal akan dinarasikan menjadi Adaptasi Kebiasaan Baru dimana kebiasaan – kebiasaan baru yang diciptakan akan memungkinkan kita untuk tetap bekerja, belajar, dan beraktivitas di era pandemi ini. Kehidupan akan menjadi lebih terinstrumentalisasi oleh penggunaan smartphone, komputer, dan internet.

Dalam beradaptasi dari kebiasaan baru

15

ini, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memberikan himbauan atau protokol kesehatan yang harus selalu ditaati dan dilakukan oleh masyarakat, seperti berikut : - Jika sedang flu, diharapkan tetap dirumah

-

Membawa hand sanitizer ke mana pun anda pergi

-

Tidak lupa memakai masker

-

Tetap menjaga jarak minimal 1 meter

-

-

Sering mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir selama minimal 20 detik Langsung mandi setibanya di rumah

-

Tidak bersalaman apabila bertemu dengan orang

-

Menggunakan uang elektronik

-

Menjaga jarak di kendaraan umum

-

Anak balita dan orang lansia sebaiknya tetap di rumah

Pandemi Covid-19 memang memakan banyak korban dan sempat mematikan roda perekonomian masyarakat. Namun jika dilihat dari sisi positif, hal ini menjadi sebuah momentum besar bagi setiap negara di dunia ini untuk membangun budaya – budaya baru seperti, kedisiplinan dan kebersihan. Hal yang perlu ditekankan adalah bagaimana cara masyarakat memandang pandemi ini menjadi suatu yang positif sehingga tidak ada masyarakat yang setiap harinya hanya bersikap NATO (Not Action Talk Only) dan juga memberikan komentar kebencian sehingga menjatuhkan sesamanya. Dengan adanya Covid-19, masyarakat semua diajak untuk menunjukkan aksi timbal balik antar organisasi maupun pemerintahan agar mampu menghadapi pandemi ini.

Tetaplah waspada dan jangan panik! Selalu berpikiran positif sehingga imunitas tubuh meningkat! Jangan lupa menjaga diri dan sesama agar terhindar dari Covid-19!

16

Dibalik Layar Live Streaming

P

Team Mat ias TV

erjalanan misa Live-streaming dimulai dengan adanya seruan dari pemerintah yang menerapkan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Hal tersebut bertujuan untuk memutus rangkaian dari wabah pandemi COVID-19.

Searah dengn gerakan pemerintah, Gereja Keuskupan Agung Jakarta, juga memberikan arahan agat meniadakan kegiatan ibadat di area gereja termasuk perayaan Ekaristi.

G e r e j a Santo Matias Rasul memutuskan bahwa untuk mengadakan misa secara online.

Saudara-saudari terkasih, dalam surat perintah pemerintahan DKI Jakarta disebutkan bahwa diberlakukan sistem PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) bagi seluruh DKI Jakarta dalam rangka memutus rangkaian Covid-19. Maka dari itu, Keuskupan

Agung Jakarta memberikan perintah agar meniadakan kegiatan ekaristi secara tatap muka. Dengan adanya perintah tersebut, Gereja Santo Matias Rasul ingin tetap memenuhi kebutuhan umat dalam menambah Iman mereka di dalam Tuhan dengan memberikan ekaristi secara live menggunakan aplikasi Youtube.

Persiapan demi persiapan dilakukan sehingga dapat menyuguhkan ekaristi harian maupun mingguan bagi umat yang terkasih.

Dalam melaksanakan live streaming, diperlukan kerjasama komunikasi dengan berbagai belah pihak mulai dari para rama, tim live streaming, tim kor, serta tim lainnya.

Pada Bulan Juni 2020, Keuskupan Agung Jakarta melaksanakan Rosario Merah Putih yang akan dipimpin oleh

17

paroki-paroki se-Jakarta setiap jam 8 malam setiap harinya. Gereja Santo Matias Rasul mendapat kesempatan untuk memimpin Rosario Merah Putih tersebut pada tanggal 20 Juni 2020. Rosario Merah Putih diadakan dengan tujuan untuk mendoakan Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga negara ini dapat menjadi lebih bersatu didalam keaneka ragaman yang terlahir di negara ini.

Selain itu, untuk melanjutkan Rosario Merah Putih tersebut, Keuskupan Perayaan Ekaristi Livestreaming perdana pada platform facebook.

Agung Jakarta mengajak para paroki yang ada di Jakarta untuk memimpin Completorium atau Ibadah Penutup setiap jam 8 malam setiap harinya selama di Bulan Juli 2020.

Selama perjalanan live streaming ini, tidak semua hal indah terjadi. Banyak kekurangan yang terjadi selama live streaming ekaristi berlangsung mulai dari terputusnya koneksi, pengumuman yang salah, suara yang tidak terdengar, dan lainnya. Kami sadar meskipun banyaknya kekurangan yang dialami namun perjalanan live streaming selama ini memberikan pembelajaran yang sangat berkesan bagi para orangRosario Merah Putih yang diselenggarakan oleh Komsos KAJ. orang yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini memberikan semangat bagi para tim untuk terus memberikan yang terbaik agar umat dapat merasakan kehadiran Tuhan meskipun mengikuti ekaristi, rosario, dan ibadah lainnya di dalam rumah masingmasing. Adapun kekurangan yang ada bukanlah hal yang disengaja namun, hanyalah hal dimana umat mencoba untuk memberikan masukan ataupun saran agar menciptakan suatu yang positif.

Ibadat Penutup (Completorium) yang dilaksanakan oleh Paroki kosambi Baru pada bulan Juli.

18

Misdinar Matias Rasul

S

Pengalaman Asyik JP II Cup 2020

yalom semuanya!

Kami dari Misdinar Santo Matias Rasul mau membagikan sedikit cerita nih tentang pengalaman kami mengikuti perlombaan John Paul II Cup, yaitu acara tahunan yang diselenggarakan oleh Seminari Wacana Bhakti, dimana semua Misdinar se- KAJ, terutama putra, berkompetisi dengan Misdinar dari

Film singkat “Satu Jam Saja” karya Misdinar Matias

paroki-paroki lainnya. Cabang lombanya juga beragam loh, antara lain; Lomba Poster, Romo Cilik, Short Movie, Online Choir, Mobile Legend, dan Misdinar Pintar.

John Paul II Cup tahun ini tentunya berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, karena adanya pandemi, maka acara diselenggarakan secara online sehingga kemeriahannya tidak dapat dirasakan. Biasanya kami memanfaatkan kesempatan ini untuk bertemu dan berkenalan dengan teman baru, suasana yang dirasakan juga berbeda, kalo kata anak jaman now sih “gak dapet feelnya”. Walau pada awalnya kami merasa sedikit kecewa karena hal tersebut, tapi akhirnya kami pun termotivasi untuk berjuang memajukan misdinar.

Pada penasaran gak sih sama perjuangan teman-teman misdinar selama mengikuti lomba sampai bisa memenangkan beberapa perlombaan? Yuk, kita simak ceritanya!

Karena John Paul II Cup tahun ini diadakan secara online, begitu banyak kesan baru yang dirasakan oleh para peserta, ada yang tidak menyangka dan merasa senang bahwa dirinya akan terpilih menjadi perwakilan lomba, ada juga yang merasa galau, karena berpikir tidak memungkinkan lomba diadakan secara online, ada juga yang merasa takut dan gugup karena lomba yang biasanya dipersiapkan secara bersama dengan lebih matang sekarang harus disiapkan dalam kurun waktu yang lebih singkat.

Namun, berkat dukungan dari berbagai pihak, kami pun bisa mengikuti dengan baik dari awal persiapan hingga berhasil memenangkan beberapa perlombaan.

Hampir seluruh perlombaan memiliki sistem pelaksanaan yang berbeda dari

19

biasanya. Nah, di waktu yang lebih singkat ini, banyak persiapan yang harus dilakukan, mulai dari memikirkan dan menyusun konsep yang berkaitan dengan tema sesuai dengan cabang perlombaan masing-masing serta mempersiapkan segala kebutuhan lomba. Hal ini menjadi lebih sulit karena harus dijalani secara online menggunakan berbagai macam media, seperti pada lomba Online Online Choir Misdinar membawakan lagu 10.000 Reasons.

Choir yang harus berlatih menggunakan Zoom dan penilaian juara favorit yang dilihat dari banyaknya likes pada video yang diunggah melalui Instagram. Menurut salah satu peserta Online Choir, Ia merasa kesulitan membagi waktu antara sekolah dan latihannya yang sama-sama dilakukan secara online sehingga membuatnya terlambat untuk melakukan recording. Kendala lain juga dirasakan oleh peserta lomba Misdinar Pintar. Ia harus belajar menggunakan aplikasi Quizizz agar terbiasa pada saat hari perlombaan. Lain ceritanya dengan Short Movie yang tidak terlalu berpengaruh di hari acara berlangsung karena short movie sedari dulu merupakan perlombaan digital yang dibagikan lewat media sosial.

Walaupun dari setiap cabang memiliki kendalanya masing-masing, namun perlombaan tetap berjalan dengan lancar dan memberikan pengalaman yang luar biasa. Seperti yang dirasakan oleh peserta E-Sport yang tetap menikmati acara yang diselenggarakan walau harus menghadapi lawan yang tangguh. selain itu menurut peserta Romo Cilik, perlombaan ini juga tetap meriah walaupun harus dilaksanakan secara online.

Oh ya, kalian tau gak, kalau cover majalah Zaitun edisi ini adalah hasil karya dari peserta lomba poster loh.

Online Choir Misdinar membawakan lagu Jangkrik Genggong.

Secara keseluruhan, poster ini menggambarkan orang-orang yang terus berusaha menyebarkan kebaikan kepada sesamanya. Sesuai dengan tema “Membagikan Lentera Harapan”, pada poster tersebut lentera harapan diperlihatkan dalam bentuk nyata setiap anggota masyarakat yang senantiasa memberikan kebaikan dan cinta kasih di tengah tantangan hidup saat ini.

Hasil memang tidak pernah menghianati usahanya, akhirnya kami pun berhasil memenangkan peringkat pertama pada lomba poster dan peringkat ketiga serta favorit pada lomba online choir. Kami ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh peserta yang sudah ikut berpartisipasi dalam perlombaan ini. Tak lupa, kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Romo dan pembina yang sudah membantu dan melatih selama persiapan, serta dukungan dari umat Paroki Kosambi Baru.

20

Seksi Advokasi

M e n g e n a l P e n g aca r a , N ota r i s PPAT

da n

Banyak orang awam atau masyarakat sering bingung ketika menghadapi permasalahan terutama yang berkaitan dengan Hukum. Ketika kita sudah berhadapan dengan gugatan, panggilan polisi, somasi dan yang lain-lain mengenai Hukum. Banyak orang bahkan rata2 merasa takut dan waswas bahkan berujung dengan kebingungan dan stress karena tidak tahu apa yang harus dilakukan dan akhirnya malah salah mengambil tindakan atau upaya hukum.

Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai cara menghadapi proses hukum yang menimpa kita ada baiknya kita mengenal dulu siapa dan apa yang dikerjakan oleh pengacara atau notaris, karena sering saya temui orang-orang terbalik mengetahui tentang hal ini atau menganggapnya keduanya sama, namun jika ditanya mengenai hakim jaksa dan polisi pasti kita tau apa tugas dan yang mereka kerjakan, karena sudah sering tersorot di media apalagi setelah kasus yang sempat viral yang di siarkan di hampir seluruh tv nasional.

Sebelum kita melihat pada perbedaan dari keduanya kita lihat dulu, apakah ada kesamaan pada kedua profesi ini? kira-kira apa saja persamaan antara seorang Pengacara dan juga Notaris?

Persamaan antara seorang Pengacara dengan Notaris adalah sama-sama sekolah atau kuliah pada jurusan hukum. Sehingga keduanya mengerti dasar-dasar hukum yang berlaku di Indonesia dan kedua profesi ini sama-sama disumpah dan tidak dapat memiliki keduanya yang berarti orang tersebut harus memilih salah satu dari profesi tersebut sekalipun dia pernah mengambil S2 dengan jurusan kenotariatan. Selebihnya kedua profesi ini berbeda, terutama pada ranah pekerjaannya.

Jadi apa saja perbedaan kedua profesi ini?

Pertama-tama dimulai dari profesi seorang pengacara, saya sebagai penulis juga bekerja dalam bidang ini dan tidak sedikit orang yang datang kepada saya untuk menanyakan prihal pembuatan akta atau perjanjian. Saya tidak mengatakan salah tapi lebih ke arah kurang tepat. Mengapa?

Karena sebagai pengacara kita bisa untuk membuatkan perjanjian juga. Namun, apakah kita berhak untuk mengesahkan menjadi sebuah akta? Dan apakah sebagai seorang Pengacara dapat menerbitkan akta? Jawabannya tidak.

Oleh karena hal tersebut pula dapat di jelaskan pekerjaan sebagai seorang pengacara secara singkat sebenarnya adalah, pengacara atau yang biasa disebut sebagai Advokat, atau kuasa hukum yang dalam praktiknya, juga bisa disebut sebagai konsultan hukum, yang merupakan

21

profesi seorang yang baik itu dijalankan secara bersama atau sendiri untuk melakukan upaya hukum atau nasehat hukum maupun pembelaan yang mewakili orang lain yang dalam arti klien atau pemberi kuasa untuk menyelesaikan masalah hukum tersebut.

Yang berarti secara singkat pengacara bekerja dalam menyelesaikan masalah atau perkara yang dilimpahkan oleh seseorang atau dikuasakan untuk diselesaikan baik itu hanya memberikan masukan kepada klien, memediasi atau sebagai penengah, maupun dalam persidangan baik perkara Pidana maupun Perdata.

Tugas dan pengertian dari seorang Pengacara atau Advokat dapat dilihat pada Pasal 1 Undang-Undang Nomor 18 tahun 2003, yang berisi: 1. Advokat adalah orang

yang berprofesi

memberi jasa hukum,

baik di dalam maupun

di luar pengadilan

22

yang memenuhi

dan administratif

persyaratan

terhadap Advokat

berdasarkan ketentuan untuk menjaga

Undang-Undang ini.

agar dalam menjalankan 2. Jasa Hukum adalah

profesinya sesuai

jasa yang diberikan

dengan kode etik

Advokat berupa

profesi dan peraturan

memberikan konsultasi perundang-undangan

hukum, bantuan

yang mengatur profesi

hukum, menjalankan Advokat.

kuasa, mewakili,

mendampingi, 6. Pembelaan diri adalah

membela, dan

hak dan kesempatan

melakukan tindakan

yang diberikan

hukum lain untuk

kepada Advokat untuk

kepentingan hukum

mengemukakan alasan klien.

serta sanggahan

terhadap hal-hal yang 3. Klien adalah orang,

merugikan dirinya di

badan hukum, atau

dalam menjalankan

lembaga lain yang

profesinya ataupun

menerima jasa hukum kaitannya dengan

dari Advokat.

organisasi profesi.

4. Organisasi Advokat adalah organisasi

profesi yang didirikan

berdasarkan Undang-

Undang ini.

7. Honorarium adalah imbalan atas jasa

hukum yang diterima

oleh Advokat berdasarkan

kesepakatan dengan 5. Pengawasan adalah tindakan teknis Klien.

8. Advokat Asing adalah perjanjian atau akta biasanya advokat pengacara hanya menganalisis

berkewarganegaraan sebuah perjanjian atau akta

asing yang tersebut dan juga mencari tahu menjalankan kebenaran atau keabsahan atas profesinya akta tersebut yang nantinya

di wilayah negara digunakan sebagai suatu bukti

Republik Indonesia dalam sebuah tindakan hukum berdasarkan pada sebuah persidangan.

persyaratan ketentuan Sebagai seorang Pengacara

peraturan perundang- juga memiliki kriteria atau undangan. persyaratan yang diatur dalam 9. Bantuan Hukum adalah Undang-Undang Nomor 18

jasa hukum yang tahun 2003. Dimana dalam

diberikan oleh Advokat Undang-Undang tersebut

secara Cuma-cuma menyatakan untuk menjadi

kepada Klien yang seorang Pengacara wajib:

tidak mampu.

1. berwarga negara 10. Menteri adalah menteri Republik Indonesia;

yang tugas dan 2. bertempat tinggal di

tanggung jawabnya Indonesia;

meliputi bidang hukum

dan perundang- 3. berusia paling undangan.

minimum 25 tahun; Sebagai Pengacara atau Advokat kita juga wajib mendaftarkan diri dalam suatu organisasi atau lembaga, yang biasa kita ketahui yaitu Peradi, seperti yang telah disebutkan pada Pasal 1 ayat (4) diatas.

Tugas dari lembaga ini adalah sebagai pengawas dan juga sebagai pihak yang menilai seorang pengacara.

Lalu kenapa saya mengatakan kurang tepat jika seorang Pengacara membuat suatu perjanjian?

Karena sebagai pengacara tidak dapat membuatkan sebuah akta, yang dimana akta tersebut harus didaftarkan namun jika hanya membuatkan susunan atau saran untuk suatu perjanjian sebagai pengacara bisa untuk membuatnya namun hanya berupa susunan atau draft saja. Mengenai

4. mengikuti pendidikan

Advokat yang telah

dilangsungkan oleh

organisasi (dalam hal

ini bukan Strata 2

melainkan sekolah

dengan waktu singkat

atau kursus); 5. mengikuti dan lulus

ujian Advokat (sesuai

standart nilai yang

telah ditentukan,

biasanya 7.5);

6. mengikuti magang atau pelatihan kerja selama minimal 2 tahun pada kantor Advokat (tidak terlepas juga pada kantor LBH);

7. berperilaku jujur, adil, dan berintregitas tinggi, serta;

8. tidak pernah melakukan tindak pidana dan dipenjara lebih dari 5 tahun;

untuk sistem pengangkatan sebagai seorang Pengacara atau Advokat wajib mengikuti beberapa hal yang sudah diatur dalam Undang-Undang yaitu: 1. Seorang pengacara harus melakukan pengangkatan yang dilangsungkan oleh Pengadilan Tinggi;

2. Dalam pengangkatan profesi Advokat tersebut nantinya akan

diambil sumpah

menurut agama dan

kepercayaan orang tersebut;

3. Kemudian salinan pengangkatan sumpah tersebut akan dikirimkan kepada Mahkamah Agung, Mentri (yang bertanggung jawab), dan organisasi Advokat.

4. Dan syarat lain yang sudah ditentukan oleh organisasi Advokat, seperti tidak menjabat sebagai aparatur negara atau mentri, hakim yang intinya tidak boleh memiliki jabatan atau profesi ganda. Melampirkan foto dan surat keterangan kelakuan baik yang diterbitkan oleh kepolisian juga surat keterangan tidak pernah dipidana selama lebih dari 5

23

tahun yang diterbitkan oleh Pengadilan Negeri.

Setelah menempuh itu semua pengacara akan memiliki BAS atau Berita Acara Sumpah dan juga kartu Advokat yang nantinya akan digunakan sebagai bukti bahwa orang tersbut adalah pengacara yang sah dan telah terdaftar baik dalam Mahkamah Agung maupun tergabung dalam organisasi Advokat.

Lalu mengenai profesi seorang Notaris, sebenarnya tanggung jawabnya sudah suda sedikit saya singgung sebelumnya.

Jadi yang merupakan tugas atau apa yang menjadi tanggung jawab sebagai notaris secara singkat diantara lain adalah membuat, menandatangani dan mengesahkan suatu perjanjian sebagai saksi yang sah dan dipercaya.

Yang bila dijabarkan Notaris berarti, sebutan profesi untuk seseorang yang telah mendapatkan pendidikan hukum yang dilisensi oleh pemerintah untuk melakukan hal-hal hukum, khususnya sebagai saksi penandatanganan pada dokumen. Yang apabila kita melihat dalam Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Jabatan Notaris disebutkan bahwa Notaris adalah, pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya.

Untuk saat ini jika anda berkeinginan untuk menjadi seorang notaris diwajibkan menempuh gelar Magister Kenotariatan atau yang dapat kita jumpai dengan sebutan

24

M.Kn, dan Notaris sendiri diangkat oleh pejabat atau pemerintah yang memang dikhususkan untuk mengurus mengnai perjanjian.

Notaris juga memiliki prosedur atau syarat untuk menjadi seorang Notaris, dimana syarat ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. Yang menyebutkan bahwa menjadi seorang Notaris wajib:

1. berwarga negara Republik Indonesia;

2. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

3. berusia paling minimum 27 tahun;

4. sehat jasmani dan rohani; 5. berijazah sarjana hukum dan

lulus jenjang strata dua

kenotariatan;

6. telah menjalani magang atau kerja nyata sebagai karyawan Notaris selama 12 bulan berturut-turut pada kantor Notaris baik itu pilihan pribadi maupun saran atau rekomendasi dari organisasi Notaris;

7. tidak berstatus sebagai pegawai negeri pejabat negara, advokat, atau jabatan lain yang dilarang oleh undang undang untuk

dirangkap sebagai

Notaris;

Mungkin para pembaca sekalian pernah melihat pada sebuah plang betuliskan Kantor Notaris dan PPAT. Terlepas dari kedua profesi tersebut profesi PPAT atau Pejabat Pembuat Akta Tanah menurut Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 1998 adalah, pejabat umum yang diberikan kewenangan untuk membuat akta-akta otentik mengenai perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun.

Yang intinya hanya terfokus pada tanah dan bangunan.

Tidak seperti Notaris yang bisa membuat dan mengesahkan sebuah perjanjian, maupun pendirian sebuah persero.

Lalu apa bedanya Notaris dengan PPAT? Perbedaanya adalah Undang-Undang yang mengatur kedua profesi tersebut, dan pengangkatannya.

Jika seorang Notaris diangkat oleh KEMENKUMHAM maka PPAT diangkat oleh Kepala Badan Pertanahan.

Kode etik antara sorang Notaris dan PPAT juga berbeda, dalam Pasal 1 angka 2 Keputusan Kongres Luar Biasa INI tanggal 27 Januari 2005 di Bandung.dijelaskan bahwa, “Kode Etik Notaris dan untuk selanjutnya akan disebut Kode Etik adalah seluruh kaidah moral yang ditentukan oleh Perkumpulan Ikatan Notaris Indonesia yang selanjutnya akan disebut “Perkumpulan” berdasar keputusan Kongres Perkumpulan dan/atau yang ditentukan oleh dan diatur dalam peraturan perundangundangan yang mengatur

tentang hal itu dan yang berlaku bagi serta wajib ditaati oleh setiap dan semua anggota Perkumpulan dan semua orang yang menjalankan tugas jabatan sebagai Notaris, termasuk di dalamnya para Pejabat Sementara Notaris, Notaris pengganti, dan Notaris Pengganti Khusus.”

Sedangkan sebagai seorang PPAT juga memiliki kode etik yang diatur dalam Pasal 1 angka 2 Kongres IV IPPAT 31 Agustus – 1 September 2007 yaitu, “Kode Etik PPAT dan untuk selanjutnya akan disebut Kode Etik adalah seluruh kaidah moral yang ditentukan oleh Perkumpulan berdasarkan keputusan kongres dan/atau yang ditentukan oleh dan diatur dalam peraturan perundangundangan yang mengatur tentang hal itu dan yang berlaku bagi serta wajib ditaati oleh setiap dan semua anggota Perkumpulan IPPAT dan semua orang yang menjalankan tugas jabatan sebagai PPAT, termasuk di dalamnya para PPAT Pengganti.”

Lalu jika ada yang bertanya lalu tugas utama seorang PPAT apa? jawabannya ada pada Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 1998 yaitu, PPAT bertugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan pendaftaran tanah dengan membuat akta sebagai bukti telah dilakukannya perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun, yang akan dijadikan dasar bagi pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah yang diakibatkan oleh perbuatan hukum itu.

Sebagai seorang Notaris dapat merangkap jabatan sebagai PPAT dalam lingkup jabatannya, dalam hal merangkap jabatan ini hanya khusus sebagai seorang PPAT saja seperti yang sudah diatur dalam Pasal 17 huruf G Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. Begitu pula dengan PPAT yang dapat merangkap sebagai Notaris tapi tidak sebagai Advokat seperti yang

sudah diatur dalam Pasal 7 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 1998.

Dengan ini penjelasan secara singkat mengenai Pengacara atau Advokat, Notaris dan PPAT telah disampaikan dengan harapan para pembaca dapat mengerti dan memahami apa perbedaan dari tiga profesi ini. sehingga dapat menghindari adanya kesalah pahaman lagi dan semoga dapat berguna untuk para pembaca.

Sumber: hukumonline.com, lamudi.co.id, id.wikipedia.org, Undang-Undang Nomor 18 tahun 2003 tentang Advokat, Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah.

25