Urban heritage and Conservation_Buku Digital Kelompok B7

Page 1


Anggota Kelompok

1


Daftar Isi

DAFTAR ISI

2

03

Literatur Review Subtema

Berisi tentang definisi umum mengenai apa itu Urban Heritage Conservation & Urban Heritage Tourism

06

Review Lokasi KKL

Sekilas melihat profil lokasi KKL di Kota Amsterdam, Belanda

09

Lesson Learned

Pembelajaran yang didapat dari Urban Heritage Conservation dan Urban Heritage Tourism

16

Adopsi Implementasi Subtema

Tantangan dan peluang dalam adopsi dan implementasi Urban Heritage Conservation dan Urban Heritage Tourism di Indonesia

20

Analisis Perbandingan

Menilai perbandingan dalam bentuk kesamaan dan kesenjangan urban heritage tourism di Amsterdam dengan Indonesia.


Literatur Review Subtema

APA ITU?

URBAN HERITAGE CONSERVATION & HERITAGE TOURISM Pengertian Urban Heritage Conservation & Urban Heritage Tourism

1

3


4

Literatur Review Subtema

“Urban Heritage Conservation

gambar

Morning light on streets of Netherlands - unsplash.com (2020)

Pelestarian identitas perkotaan memiliki hubungan yang sangat erat dengan kebijakan perencanaan terhadap cagar budaya dan arsitektur tradisional. Hal yang dapat dilakukan dalam pelestarian warisan budaya perkotaan adalah dengan melakukan konservasi.

“Konservasi adalah salah satu dasar dalam merancang sebuah kota” - Antariksa (2004) Konservasi kota dinilai sebagai salah satu upaya dalam melestarikan sejarah suatu kota. Dengan mempertimbangkan konservasi kota dalam rencana juga dapat digunakan sebagai alat untuk mereduksi pembangunan - pembangunan yang tidak terlalu dibutuhkan. Perencanaan dengan konservasi harus dipandang sebagai suatu kesatuan yang utuh, sehingga tidak dapat dipisahkan dari proses perencanaan.


Literatur Review Subtema

Urban Heritage Tourism”

P

ariwisata merupakan sektor pembangunan yang berkembang pesat di Indonesia, dimana pemerintah banyak mendukung untuk kemajuan industri ini. Menurut World Tourism Organization (WTO) Pariwisata didefinisikan sebagai kegiatan seseorang yang bepergian ke atau tinggal di suatu tempat di luar lingkungannya yang biasa dalam waktu tidak lebih dari satu tahun secara terus menerus, untuk kesenangan, bisnis atau tujuan lainnya. Pariwisata yang banyak diminati wisatawan sampai sekarang ini adalah wisata warisan budaya di perkotaan.

K

5

Windmill of Leiden - unsplash.com (2018)

onsep Urban Heritage Conservation merupakan suatu upaya pelestarian untuk mempertahankan warisan masa lalu atau peninggalan - peninggalan bersejarah di perkotaan. Selain itu pula, konsep ini memanfaatkan warisan dan peninggalan sejarah sebagai daya tarik wisata. Heritage tourism berorientasi pada daya tarik tertentu seperti, sosial budaya, puri (kerajaan), ziarah, situs arkeologi dan bersejarah penting. Kota merupakan jenis destinasi pariwisata yang paling penting di dunia sejak tahun 1980-an (Law, 1996). Urban Heritage Tourism belakangan ini banyak dikembangkan di kota - kota besar hampir di seluruh dunia dengan konsep pariwisata sederhana menggunakan bangunan atau alam dari kota tersebut. Aktivitas ini juga bermanfaat untuk sarana pelestarian dari warisan atau kekayaan kota tersebut.


6

Review Lokasi KKL

2 SELAYANG PANDANG

K O T A

A M S T E R D A M

Sekilas Melihat Profil Kota Amsterdam, Belanda


Review Lokasi KKL

7

Netherlands map - unsplash.com (2018)

AMSTERDAM merupakan kota terbesar sekaligus Ibu kota dari Negara Belanda. Kota yang terletak di Provinsi Holland Utara ini memiliki total jumlah penduduk sebanyak 1.166.000 jiwa dengan luas wilayah 219,4 km2. Secara aspek fisiknya sendiri, Amsterdam berada sekitar dua meter di bawah permukaan laut. Di Amsterdam sendiri dilalui oleh salah satu sungai besar yaitu Sungai Amstel yang bermuara di pusat kota Amsterdam dan terhubung ke sebagian besar kanal yang berakhir di IJ (badan air yang sebelumnya merupakan sebuah teluk)

AMSTERDAM kini menjadi kota dengan reputasi yang kuat sebagai pusat budaya dan perdagangan.Kota Amsterdam berkembang pesat menjadi kota yang modern. Namun kota tersebut tidak begitu saja melupakan keagungan masa lalunya. bangunan yang memiliki nilai sejarah tersebut dijaga dengan baik oleh pemerintah kota belanda dan dimanfaatkan untuk kepentingan umum dan pariwisata.

Obyek bersejarah di kota Amsterdam tersebar di seluruh penjuru kota dengan klasifikasi tingkatan dan jenis objek yang berbeda. di Belanda, obyek bersejarah dibedakan menjadi obyek bersejarah bangunan dan non bangunan. sedangkan klasifikasi tingkatannya dibagi menjadi tiga yaitu : 1. Rijks Monument (National monument) adalah sebuah situs warisan nasional di Belanda, yang didaftarkan oleh agensi Rijksdienst voor het Cultureel Erfgoed (RCE) 2. Monumen provinsial (provinciaal monument) adalah sebuah monumen yang dirancang oleh sebuah provinsi. 3. Monumen munisipal (gemeentelijk monument) adalah sebuah monumen yang dirancang oleh sebuah munisipalitas. Monumen munisipal tidak memiliki pengaruh secara nasional tetapi memiliki pengaruh secara kewilayahan atau kota/desa.


8

Review Lokasi KKL

Peta Persebaran Heritage Site di Amsterdam - Hasil Analisis Kelompok B7 (2022)

Gemeentelijk monument Non Building : 103 units Building : 1853 units Rijks monument Non Building : 141 units Building : 7355 units Amsterdam merupakan salah satu kota yang menjadi destinasi wisata di negara Belanda karena banyak bangunan dan obyek bersejarah sekitar 9000 monumen nasional dan jumlahnya akan terus bertambah membuat Amsterdam memiliki karakteristik desain kota yang unik memiliki arsitektur bangunan khas eropa klasik dipadukan dengan kanal - kanal yang saling menghubungkan kota di Belanda menjadi pusat perhatian untuk bagi para turis untuk mengelilingi Kota Amsterdam. Van Eesteren Museum (atas); Buildings on Amsterdam (bawah) - vaneesterenmuseum.nl (2022); Unsplash.com (2020)


Lesson Learned

9

3 LESSON LEARNED Rijksmonument - widipedia.org

URBAN HERITAGE TOURISM DALAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Pembelajaran yang didapat dari Urban Heritage Conservation dan Urban Heritage Tourism


10

Lesson Learned

LESSON LEARNED SUSTAINABLE CITIES AND REGION Sebagai

salah satu warisan budaya,

kawasan dan bangunan bersejarah secara jelas mempunyai tujuan untuk pengelolaan lingkungan hidup, menjaga atau melindungi dalam melestarikan warisan budaya tersebut. Ahli perkotaan Witold Rybezynski mengatakan “budaya telah menjadi industri besar di beberapa kota tua”. Kota-kota tetap pada lokasi dari budaya yang paling utama –museum, teater, auditorium, dan universitas, juga pabrik-pabrik dan beberapa kantor– ada pada suburbans. Mereka menjadi tujuan wisata karena daya tarik budayanya. Pembangunan Berkelanjutan dilihat sebagai cara untuk meningkatkan ekonomi perkotaan dalam proses dan membangun kembali ruang kota. Upaya untuk memahami proses dan hasil yang terkait, perspektif yang menekankan peran faktor global dan faktor eksternal dalam mendorong pembangunan kembali perkotaan; dan perspektif “bottom-up” yang berfokus pada pengaruh lokal. Pendekatan “bottom Up” cenderung berfokus pada penggambaran bentuk dan struktur \tujuan perkotaan tanpa terlibat dalam perdebatan tentang internasionalisasi modal dan budaya,dengan pengembangan pariwisata warisan perkotaan.

Pembangunan

dan efektif dalam melayani kehidupan di dalamnya.

Pembangunan

berkelanjutan dapat dipicu

dengan terjadinya peningkatan dalam lingkup aspek sosial dan ekonomi, Konsep kota atau wilayah berkelanjutan merupakan kota yang mandiri mencapai luar skala bangunan individu dan meluas ke seluruh kota, keberhasilan dalam pembangunan berkelanjutan tidak hanya bergantung pada sektor ekonomi perlu ada campur tangan berbagai macam pihak, seperti pemerintah melakukan implementasi pembangunan secara berkelanjutan secara merata. Bangunan dan kawasan yang sudah terbangun lama di suatu kota mempunyai nilai dan rentang budaya yang panjang,dengan konservasi yang mapan akan melahirkan keterikatan emosional dengan bangunan dan kawasan lain yang berada di sekitar. Demikian juga, sejarah budaya yang berhubungan dengan sejarah budaya. Upaya untuk menyatukan

berkelanjutan

melakukan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kebutuhan untuk generasi di masa mendatang dengan menitikberatkan pada daya dukung lingkungan, pencapaian keadilan sosial, berkelanjutan ekonomi dan lingkungan. Konsep pembangunan berkelanjutan dirumuskan untuk mencegah atau mengurangi dampak pemekaran kota yang tidak terstruktur (urban sprawl) sehingga kota menjadi tidak efisien

Sustainable Cities - BBC.Com (2012)


Lesson Learned unsur-unsur yang membentuk sejarah bangunan dan kawasan, sebaiknya memperhatikan asal-usul geografis aneka tradisi budaya yang menyumbang warisan budaya bagi bangunan dan kawasan bersejarahnya. Kelekatan kita dengan komunitas -masyarakat, tradisi-budaya, kearifan lokal, warisan arsitektur- harus dilihat bahwa komunitas ini menjadi milik kita bersama. Karena konservasi dalam bangunan dan kawasan dengan aspek budaya dapat berfungsi sebagai pendidikan moral, penalaran, politik, kebijakan, perubahan, masa depan, dan keindahan.

11

Bangunan yang dimiliki memiliki kisah cerita sendiri yang mengingatkan bangunan tersebut tentang masa lalu, Pelestarian peninggalan bersejarah adalah cara penting bagi manusia untuk menyampaikan pemahaman tentang masa lalu kepada generasi mendatang. Dikutip dari Kiddle, peninggalan bersejarah adalah benda fisik maupun tak berwujud (intangible) dari suatu kelompok atau masyarakat.

LESSON LEARNED URBAN HERITAGE TOURISM

Belanda

dan

Indonesia

merupakan dua negara yang memiliki skema pengembangan perencanaan sesuai paradigma masing-masing. Namun, dalam payung pengembangan sustainable cities and region, keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menstimulasi dan mengefektifkan tata kelola wilayah dan kota yang berkelanjutan. Dalam posisi global, keduanya pernah dan akan mengalami fenomena peningkatan penduduk perkotaan, adaptasi perekonomian, hingga dampak perubahan iklim. Tidak sedikit pula kota-kota besar yang berkembang pesat di Indonesia adalah kota-kota bertajuk waterfront city sebagaimana seperti Amsterdam yang identik dengan lingkar kanalnya dan berada di bawah permukaan air laut.

Dalam

hal ini, konsepsi urban

heritage conservation merupakan suatu peranan penting untuk mengupayakan integrasi kualitas historis dan urban modern. Tahapan perencanaan Belanda khususnya

di Amsterdam dalam kontekstualisasi Urban Heritage mampu menjadi lesson learned bagi Indonesia maupun negara lainnya. Berikut merupakan beberapa poin yang perlu diperhatikan .

“BELANDA” Operasional Landscape Kota Bersejarah

01 Melakukan kajian lengkap pada sumber daya

alam, budaya dan manusia 02 Menggunakan skema partisipatif dan menentukan sasaran pelestarian 03 Melakukan penilaian kerentanan akibat tekanan sosial, ekonomi dan iklim 04 Memadukan nilai dan status kerentanan ke dalam kerangka pembangunan kota 05 Memprioritaskan kebijakan dan tindakan pelestarian berbasis kemitraan. 06 Mengembangkan mekanisme koordinasi antar pemangku kepentingan. Sumber : UNESCO, 2013


12

Lesson Learned

“INDONESIA” Regulasi UU No.11 Tahun 2010

01 Pelestarian yang dilakukan berdasarkan

studi kelayakan terkoordinasi tenaga ahli 02 Perlindungan berbasis penyelamatan dan pengamanan atas kerusakan 03 Penetapan sistem zonasi untuk mengatur batas keleluasaan dalam pemanfaatan ruang 04 Pemeliharaan sebagai penanggulangan kerusakan 05 Pemeliharaan sebagai penanggulangan kerusakan 06Pengembangan (Penelitian/Revitalisasi/Adaptasi) 07 Pemanfaatan dalam sektor sosial, pendidikan, teknologi, dan pariwisata Sumber : UU No.11 Tahun 2010

Mengacu pada sistem komparasi tersebut, dapat diketahui bahwa dari segi pentahapan perencanaan urban heritage, Amsterdam (Belanda) sudah melakukan pendekatan Landscape Kota Bersejarah yang lebih aplikatif dan dapat diimplementasikan dalam tataran konseptual maupun operasional. Dalam hal ini, lesson learned yang diperoleh dalam skema perencanaan urban heritage conservation adalah dengan tetap mengawali proses melalui pengkajian input (sumber daya alam, budaya, dan manusia) untuk nantinya dapat digunakan skema partisipatif dalam mewujudkan sasaran pelestarian yang diinginkan. Isu-isu tekanan sosial, ekonomi dan lingkungan harus dinilai secara valid dan diketahui status kerentanannya sehingga dapat memperjelas positioning urgensitas kasus. Selanjutnya, hal yang paling utama dalam skema ini adalah penempatan paradigma perencanaan partisipatif dapat diimplementasikan melalui prioritas kebijakan, tindakan pelestarian, dan mekanisme koordinasi antar pemangku kepentingan.

Kota Tua - Pinterest.id (2019)


Lesson Learned

Operasionalisasi

kebijakan Amsterdam

sekaligus upaya penerapan melalui pendekatan strategis Urban Heritage Landscape mampu menjadi sebuah benchmark bagi kota-kota bersejarah di Indonesia. Hal tersebut juga disertai dengan adanya positioning situs urban heritage yang ditempatkan sebagai prioritas pembangunan spasial melalui beberapa kebijakan

Restorasi gedung bersejarah yang dapat menjadi percontohan dalam rangka menghentikan degradasi bangunan sehingga memperpanjang rentang umur. Opsi yang dapat dilakukan berupa perubahan total atau konservasi dengan mempertahankan fasadnya Kawasan konservasi kota dan desa sebagai contoh perlindungan yang berfokus pada struktur bersejarah, karakteristik, serta fungsinya. Selain itu, perlindungan monumen juga perlu memperhitungkan penampilan, keaslian, dan integritasnya dengan kawasan sekitarnya. Momerandum Belvedere yang menjadi percontohan untuk melakukan integrasi kebijakan tata ruang dan kebijakan pengelolaan untuk penguatan cagar budaya. Hal ini dapat mewujudkan empat perkembangan yaitu perluasan konsep pusaka, peremajaan konsep warisan, partisipasi publik, serta minat dan masukan dari desainer.

Spiegel - Tempo.com

13

Sumber daya Keuangan Mekanisme yang dapat dilakukan secara manajerial melalui bantuan hibah, pengurangan pajak, dan bantuan lainnya (dana swasta atau hibah pembaruan perkotaan). Modernisasi pengelolaan warisan yang dapat diadaptasi dalam membawa kepentingan warisan budaya untuk diperhitungkan dalam perencanaan tata ruang sekaligus memprioritaskan promosi wisata.

Berdasarkan, kontekstualisasi hal tersebut dapat diupayakan di Indonesia terlebih lagi dalam penerapan urban heritage conservation pada payung pengembangan pariwisata. Kondisi ini cukup relevan karena Belanda dan Indonesia memiliki kesamaan karakter terutama terkait daftar warisan budaya yang terdaftar di UNESCO yang cukup banyak. Selain itu, tidak jarang pula aset-aset tersebut difungsikan sebagai salah satu prioritas pariwisata dalam kerangka pembangunan yang lebih luas. Apabila dihubungkan dengan skema pembangunan berkelanjutan, lesson learned terkait perencanaan urban heritage tourism dapat dilakukan dengan pendekatan 3 aspek keberlanjutan yaitu pilar lingkungan, ekonomi, dan sosial budaya. Berikut adalah sintesis lesson learned urban heritage tourism di Belanda yang dapat menjadi benchmark atau percontohan bagi beberapa wilayah lain.


14

Lesson Learned

Aspek :

Pilar Lingkungan Keberlanjutan ekologis diorientasikan sebagai upaya mendukung kehidupan pada tingkat kesejahteraan generasi mendatang. Prinsip ini ditujukan untuk mencapai lingkungan perkotaan berkualitas tinggi dalam mengantisipasi masalah daya dukung lingkungan

Lesson Learned Amsterdam yang digunakan Indonesia Pada aspek konservasi, Amsterdam memiliki inventarisasi pohon monumental dan peraturan terkait saluran air yang memiliki efek positif dalam integritas dan lanskap kota. Dari aspek pembangunan, kualitas ruang hijau tetap dipertahankan eksistensinya sehingga basis penggunaan energi berkelanjutan dapat direalisasikan. Konteks ini dapat diadopsi di Indonesia sebagai wujud optimalisasi ruang darat, laut, dan udara sebagai kesatuan yang menunjang keberlanjutan bangunan-bangunan warisan. Hal ini akan meningkatkan daya tarik dan kesan lestari kawasan dan fasad bangunan sehingga fungsinya tetap optimal.

Aspek :

Pilar Ekonomi Keberlanjutan ekonomi ditekankan sebagai prasyarat penting pemenuhan kebutuhan manusia. Hal ini menekankan bahwa over-commercialized perlu diminimalisasi untuk menekan dampak negatif pelestarian cagar budaya

Lesson Learned Amsterdam digunakan Indonesia

yang

Amsterdam menerapkan konsep penggunaan ruang secara intensif dan multi fungsi. Hal ini terealisasi dalam upaya restorasi bangunan bersejarah dengan upaya konservasi yang mempertahankan fasad bangunannya namun meningkatkan nilai fungsinya. Hal lain yang diterapkan adalah skema aksesibilitas dan industri pengetahuan kreatif. Hal ini dapat diadopsi Indonesia sebagai penerapan Urban Heritage Tourism secara integratif dengan akses yang mudah dan inovasi kegiatan rekreasi untuk meningkatkan fakta konservasi pusat bersejarah.

Amsterdam Netherlands - dreamstime.com


Lesson Learned

Aspek :

Pilar Sosial Budaya Keberlanjutan sosial budaya ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Fokus hal ini adalah konstruksi sistem hukum sehingga tidak tumpang tindih pengelolaan situs di pihak birokrasi sekaligus meningkatkan keterlibatan masyarakat.

Lesson Learned Amsterdam yang digunakan Indonesia

Amsterdam Night - Hotcourses.co.id

Amsterdam menerapkan konsep penggunaan ruang secara intensif dan multi fungsi. Hal ini terealisasi dalam upaya restorasi bangunan bersejarah dengan upaya konservasi yang mempertahankan fasad bangunannya namun meningkatkan nilai fungsinya. Hal lain yang diterapkan adalah skema aksesibilitas dan industri pengetahuan kreatif. Hal ini dapat diadopsi Indonesia sebagai penerapan Urban Heritage Tourism secara integratif dengan akses yang mudah dan inovasi kegiatan rekreasi untuk meningkatkan fakta konservasi pusat bersejarah.

15


16

Adopsi Implemtasi Sub Tema

Amsterdam Canal Afternoon - www.peakpx.com

ADOPSI

&

IMPLEMENTASI

4

Urban Heritage Tourism di Indonesia Peluang dan Tantangan dalam Adopsi dan Implemntasi Urban Heritage Conservation dan Urban Heritage Tourism di Indonesia


Adopsi Implemtasi Sub Tema

17

Tantangan dalam Adopsi & Implementasi Perubahan waktu dan kondisi saat ini menyebabkan konservasi warisan/cagar budaya terlebih lagi pada kawasan perkotaan menjadi lebih kompleks dan menantang. Indonesia sebagai negara kepulauan yang kaya dengan keragaman budaya mengakibatkan terdapatnya keragaman warisan budaya pula terutama pada kota-kota di seluruh Indonesia. Meskipun demikian, negara Belanda yang notabene memiliki luas lebih kecil serta tidak memiliki keberagaman budaya seluas Indonesia, Belanda mampu memiliki jumlah World Heritage List yang diakui oleh UNESCO lebih banyak dibandingkan Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bagaimana kemajuan dan keseriusan Belanda dalam menerapkan konservasi urban heritage dalam mewujudkan sustainable cities and region. Oleh karena itu, Indonesia dapat belajar serta meniru contoh-contoh implementasi urban heritage conservation yang dapat sesuai untuk diaplikasikan di Indonesia. Akan tetapi, terdapat berbagai tantangan terutama bagi pemerintah, masyarakat, serta swasta dalam adopsi implementasi urban heritage conservation yang dilakukan Belanda.

Lambatnya

Kesadaran Pemerintah dalam

Melindungi Warisan Budaya Lambatnya kesadaran pemerintah Indonesia dalam mengatur regulasi perlindungan warisan budaya ditunjukkan dengan penetapan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan kebudayaan RI Nomor 0218/M/1988 pada tahun 1988 dan Undang-Undang No. 5 tentang Benda Cagar Budaya pada tahun 1992 di mana regulasi tersebut muncul setelah 40 tahun lebih Indonesia merdeka. Sebelumnya, isu terhadap urban heritage conservation telah muncul pada awal tahun 1971 di mana perencana-perencana pada saat itu mendiskusikan mengenai Master Plan DKI Jakarta untuk periode 1975-1988 (Fitri et al., 2020). Penyusunan master plan tersebut memiliki kendala di mana terdapat konflik dalam penyusunan program preservasi dan konservasi bangunan bersejarah. Sejak saat itu, pergerakan konservasi heritage mulai menyebar di berbagai kota di Indonesia meskipun lambat. Hingga pada tahun 1987, pergerakan terhadap isu konservasi heritage menjadi meningkat setelah adanya LSM bernama Paguyuban Pusaka Bandung yang memicu berdirinya organisasi sejenis di kota-kota lain. Akhirnya pada tahun 2002 berdiri organisasi Jaringan Pusaka Indonesia (JPPI) sebagai sarana informal untuk saling berkomunikasi antar organisasi lokal dalam skala nasional. JPPI bersama penggiat pelestarian lainnya kemudian membentuk Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) pada tahun 2004 sebagai organisasi masyarakat yang berbadan hukum untuk menjalankan program operasional. Kesadaran terhadap pentingnya pelestarian warisan budaya terutama pada kawasan perkotaan dimulai secara lambat dengan dibantu dan diprakarsai oleh LSM di berbagai daerah. Hal tersebut menunjukan kurangnya guidelines serta movement dari pemerintah dalam konservasi urban heritage di Indonesia sebelumnya.


18

Adopsi Implemtasi Sub Tema

Tersebarnya

Peraturan

Pelestarian

Kurangnya

Kesadaran Sektor Privat

Warisan Budaya

Terhadap Pelestarian Warisan Budaya

Berbeda dengan Belanda yang memiliki regulasi pelestarian dan pengelolaan urban heritage dalam satu kesatuan peraturan yang disebut dengan the Heritage Act (Erfgoedwet), Indonesia justru memiliki empat undang-undang yang mengatur pelestarian cagar budaya. Keempat undang-undang tersebut meliputi :

Sejumlah sektor privat memiliki kesadaran terhadap nilai pelestarian warisan budaya yang rendah ditunjukkan dengan terjadinya sejumlah perusakan cagar budaya. Contohnya adalah perusakan tembok Keraton Kartasura (2022), pembongkaran bangunan di Kawasan Taman Ismail Marzuki (2020), pembongkaran bangunan di Kawasan Pusaka Kawi Malang (2017), dan berbagai kasus perusakan lain tiap tahunnya. Hal tersebut sangat disayangkan karena nilai-nilai sejarah pada bangunan atau kawasan tersebut tidak dapat tergantikan. Oleh karena itu, kasus-kasus perusakan ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk meningkatkan kesadaran bagi masyarakat, swasta, serta pemerintah itu sendiri dalam mengupayakan perlindungan nilai sejarah. Selain itu, terdapat pula tantangan lain seperti kurangnya koordinasi internal antar lembaga pemerintah, perubahan sosialbudaya, politik, dan ekonomi, kurangnya anggaran pemerintah, dsb. Berbagai tantangan tersebut hendaknya segera diatasi dengan melibatkan peran pemerintah, masyarakat, serta swasta sehingga implementasi urban heritage conservation seperti yang dilakukan Belanda mampu diadopsi dengan baik di Indonesia.

01 Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung

02

Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

03

Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

04

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya Tersebarnya regulasi mengenai pelestarian cagar budaya tersebut dapat memunculkan tumpang tindih peraturan serta fragmentasi sektoral antar undang-undang. Hal tersebuttttttt . tersebut juga pernah dialami oleh Belanda ketika memiliki sejumlah undang-undang yang saling tumpang tindih sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan definisi, prosedur, dan upaya perlindungan.

Perusakan tembok Keraton Kartasura oleh warga - cakrawala.co (2022)


Adopsi Implemtasi Sub Tema

19

Peluang dalam Adopsi & Implementasi Adanya

kesamaan

Belanda dan Indonesia

tujuan

antara

Belanda dan Indonesia memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menstimulasi dan mengefektifkan tata kelola wilayah dan kota yang berkelanjutan. Berdasarkan 3 pilar dalam urban heritage conservation, terdapat kesamaan aspek yang berlaku di Indonesia sehingga akan mudah diimplementasikan di Indonesia. Pilar Lingkungan Optimalisasi dan konservasi yang dilakukan Amsterdam dengan mempertahankan lanskap heritage kota dapat diadopsi di Indonesia sebagai optimalisasi ruang darat, laut dan udara sebagai kesatuan yang menunjang keberlanjutan bangunan-bangunan warisan. Hal tersebut dapat menambah daya tarik dan menjaga kelestarian kota dan arsitektur bangunan yang akan terjaga keooptimalannya. Pilar Ekonomi Amsterdam menggunakan ruangnya secara optimal dan multi fungsi. bangunan bersejarah yang direstorasi difungsikan kembali dengan mempertahankan fasad bangunan yang ada sehingga nilai fungsinya meningkat. Hal ini dapat diadopsi Indonesia sebagai penerapan Urban Heritage Tourism secara integratif dengan akses yang mudah dan inovasi kegiatan rekreasi untuk meningkatkan fakta konservasi pusat bersejarah. Pilar Sosial Budaya Prinsip partisipasi dan kolaborasi publik di Amsterdam sangat banyak ditemukan dalam proyek, implementasi program, dan penyusunan rencana. Hal tersebut juga tercermin dalam sistem operasionalisasi kebijakan yang menekankan pada positioning publik dan swasta yang disatukan dalam bentuk kerangka kerja manajemen lokal. Hal ini dapat diadopsi oleh Indonesia yang mana dalam tiap tahapan realisasi programnya melibatkan banyak Satuan Kerja Perangkat Daerah bahkan masyarakat.

Penggunaan

Teknologi sebagai upaya

pendataan konservasi situs bersejarah yang lebih rapi dan transparan Amsterdam mempunyai pemanfaatan teknologi untuk pendataan site dan kawasan heritage yang sangat baik. Pemerintah Kota Amsterdam memberikan akses publik mengenai penemuan dan penggalian arkeologi, persebaran bangunan bersejarah, persebaran kawasan bersejarah di tampilkan dalam peta online yang dapat dilihat dan diunduh secara real time oleh siapa saja di website www.maps.amsterdam.nl . Data dan Informasi tersebut sangat penting dalam proses pembangunan perkotaan mereka, dan mempermudah penduduk dan institusi pendidikan mengetahui jumlah kuantitas dan kualitas bangunan dan kawasan bersejarah di kota mereka. Penggunaan teknologi pemetaan seperti ini dapat dikatakan memudahkan penduduk maupun instansi pemerintah untuk melihat dan memantau ratusan bangunan bersejarah dan kawasan yang ada di kota tersebut. penggunaan teknologi tersebut sekiranya dapat diadopsi oleh Indonesia seagai pemanfaatan teknologi dalam pendataan konservasi bangunan dan kawasan bersejarah

Amsterdam Canal - pixabay.com (2019)


20

Analisis Perbandingan

5 BAGAIMANA JIKA DIBANDINGKAN DENGAN

INDONESIA ? Menilai perbandingan dalam bentuk kesamaan dan kesenjangan urban heritage tourism di Amsterdam dengan Indonesia.

Museum Sejarah Jakarta Kawasan Kota Tua - jakrev.com (2017)


Analisis Perbandingan

Latar Belakang Karakteristik Amsterdam & Indonesia

B

elanda dan Indonesia merupakan

dua negara yang memiliki skema pengembangan perencanaan sesuai paradigma masing-masing. Namun, dalam payung pengembangan sustainable urban and region, keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menstimulasi dan mengefektifkan tata kelola wilayah dan kota yang berkelanjutan. Dalam posisi global, keduanya pernah dan akan mengalami fenomena peningkatan penduduk perkotaan, adaptasi perekonomian, hingga dampak perubahan iklim. Tidak sedikit pula kota-kota besar yang berkembang pesat di Indonesia adalah kota-kota bertajuk waterfront city sebagaimana seperti Amsterdam yang identik dengan lingkar kanalnya dan berada di bawah permukaan air laut. Dalam hal ini, konsepsi urban heritage conservation merupakan suatu peranan penting untuk mengupayakan integrasi kualitas historis dan urban modern. Operasionalisasi kebijakan Amsterdam sekaligus upaya penerapan melalui pendekatan strategis Urban Heritage Landscape mampu menjadi sebuah bencmark bagi kota kota bersejarah di Indonesia. Hal tersebut juga disertai dengan adanya positioning situs urban heritage yang ditempatkan sebagai prioritas pembangunan spasial sehingga berimplikasi terhadap penyediaan anggaran belanja hingga kebutuhan proyek pusat pengunjung. Kontekstualisasi hal tersebut dapat diupayakan di Indonesia melalui skema partisipatif yang menempatkan urban heritage conservation dalam kerangka pembangunan yang lebih luas sekaligus implementasi desain dan manajemen perancangan kawasan dalam mewujudkan keberlanjutan wilayah dan kota.

Amsterdam Canal Ring - Aerostockphoto.com (2018)

21


22

Analisis Perbandingan

Penerapan Sustainable Cities and Region

A msterdam

Penerapan sustainable city di Amsterdam sejatinya telah dimulai sejak lama. Rencana telah dilaksanakan selama 400 tahun pasca perang 80 tahun pada abad ke-17. Perang ini menyebabkan meningkatnya kebutuhan ruang untuk mengakomodasi populasi besar-besaran oleh eksodus Protestan dari Provinsi Selatan, dan pada saat yang sama Amsterdam telah berkembang menjadi pusat perdagangan internasional. Perencanaan kawasan di Amsterdam di masa lampau ini dilakukan dengan pembagian ruang dalam blok-blok sempit yang disejajarkan untuk membentuk lanskap kota yang sekarang kita kenal sebagai “Seventeenth-Century Canal Ring Area of Amsterdam”. Dasar pemikiran yang mendasari rencana itu adalah: penghematan ruang (bangunan bertingkat rendah dengan kepadatan tinggi); penyediaan sistem drainase untuk perlindungan dan penyediaan air; penggunaan kanal sebagai cara untuk mengakses dan melayani rumah (dan ruang perdagangan lantai atas mereka) dan; akhirnya, kepedulian terhadap kualitas hidup melalui penyediaan fasilitas pribadi seperti taman kecil di belakang rumah. Secara keseluruhan, tata ruang melingkar yang direncanakan abad ketujuh belas dari kanal-kanal dan pembagian tanah menjadi petak-petak kecil dalam implementasinya selama empat abad telah membuktikan kekokohan dan keberlanjutan dari Kota Amsterdam. Penggunaan kembali bangunan secara adaptif, pembalikan akses laut akhir abad kesembilan belas, dan -

A history of Amsterdam’s Golden Age - ctestark.com (2018)

pembangunan stasiun kereta api tepat di utara pelabuhan dan pusat bersejarah, telah menciptakan perubahan yang tidak dapat diubah dalam fungsi perkotaan. Singkatnya, sejarah dan desain kawasan Cincin Kanal Amsterdam, menggabungkan keberlanjutan ekonomi jangka panjang, koherensi sosial tata letak dan kepedulian lingkungan untuk perlindungan air, penyediaan lahan, transportasi hemat energi, dan penghijauan, membenarkan kualifikasi terbaik praktek dalam pembangunan berkelanjutan.

Indonesia

Di Indonesia, istilah kota berkelanjutan hanya populer di kalangan akademisi dan profesional di bidang perkotaan. Konsep sustainable city ini juga sangat sarat dengan kepentingan dari negara-negara maju saja. Pemerintah Indonesia sendiri belum membuat definisi yang jelas mengenai konsep ini dalam kaitannya yang sesuai dan relevan dengan kondisi dan karakteristik Indonesia (Muluk, 2014). Indonesia belum menerjemahkan konsep pembangunan berkelanjutan secara jelas dalam dokumen-dokumen resmi perencanaan pembangunan baik di tingkat nasional maupun daerah (Novianti, 2016). Wardhono, dkk (2012) menganalisis bahwa untuk dapat mewujudkan Kota Jakarta yang berkelanjutan, pembangunan harus dilakukan secara komprehensif dan -


Analisis Perbandingan - melibatkan seluruh stakeholder terkait. Peran serta aktif dari masyarakat dan kerjasama dengan pihak swasta juga sangat penting dalam pembangunan karena Jakarta memiliki permasalahan sosial, ekonomi, pemerintahan, dan lingkungan yang sangat serius dan kompleks. Selain itu, upaya ini juga tidak akan dapat berhasil tanpa peran dari kota-kota penyangga di sekitarnya yaitu Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Perbandingan Konteks Urban Heritage Tourism

Urban Heritage Tourism Amsterdam

Urban heritage di Amsterdam dan kota-kota lain di Belanda dikelola oleh Rijksdienst voor het Cultureel Erfgoed (Badan Warisan Budaya Belanda) atau sering disingkat sebagai Cultureel Erfgoed. Rijksdienst voor het Cultureel Erfgoed adalah organisasi warisan Belanda yang bekerja untuk perlindungan dan konservasi Situs Warisan Nasional. Badan Warisan Budaya Belanda adalah bagian dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Sains. Pemerintah Belanda menetapkan kebijakan yang disebut the Heritage Act (Erfgoedwet) pada tahun 2016 untuk mengatur pengelolaan dan pelestarian heritage termasuk di Amsterdam. The Heritage Act (Erfgoedwet) merupakan langkah pemerintah Belanda dalam menggantikan dan menyederhanakan peraturan perundangundangan yang sebelumnya terdapat beberapa peraturan yang menyebabkan terjadinya perbedaan definisi dan prosedur dalam pengelolaan cultural heritage. Aturan ini juga secara tidak langsung berpengaruh terhadap konteks urban heritage tourism di Amsterdam karena atraksi yang menjadi daya tarik dari aktivitas pariwisata tersebut bergantung dari bagaimana kondisi urban heritage yang dikelola.

23

Di Amsterdam terdapat sebuah kawasan yang disebut “Seventeenth-Century Canal Ring Area of Amsterdam”, merupakan sebuah kawasan urban heritage berupa lanskap kota yang tersusun dari kanal-kanal melingkar dan telah berusia empat abad. Ini merupakan sebuah situs yang ditetapkan sebagai World Heritage UNESCO dan daya tarik utama pariwisata Amsterdam. Atraksi di kawasan ini selain dari kanal-kanalnya yang fenomenal, juga terdapat bangunan atau monumen bersejarah lain berbentuk museum, gereja, jembatan, dan sebagainya. Beberapa atraksi urban heritage tersebut antara lain Dam Square, The Portuguese Synagogue, Homomonument, De Oude Kerk, The Canal Belt, Anne Frank House, Rembrandt House Museum, Nieuwmarkt, dll..

Dam Square - jetsanza.com (2021)

The Portuguese Synagogue - www.timesofisrael.com (2021)

De Oude Kerk - id.hotels.com (2022)


24

Analisis Perbandingan

Urban Heritage Tourism Indonesia

Terkait proses pelaksanaan kebijakan konservasi warisan budaya kota (urban heritage) di Indonesia, terdapat beberapa persamaan maupun perbedaan yang mendasar dengan kebijakan yang ada di Kota Amsterdam. Sejatinya proses pelaksanaan konservasi warisan budaya kota ini telah ditetapkan dalam beberapa aturan hukum yang berlaku baik dari pusat maupun peraturan daerah. Kebijakan ini, salah satunya terdapat dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Cagar Budaya (Arimbi, dkk., 2011). Berbagai peraturan tersebut pada perkembangannya telah membantu sektor pariwisata dan berdampak pada pelestarian dan pemanfaatan cagar budaya kota secara maksimal.

Kota Lama Semarang

Salah satu kawasan urban heritage di Indonesia yang kini menjadi destinasi wisata adalah Kota Lama Semarang. Kawasan Kota Lama Semarang dikelola oleh Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang atas dasar Peraturan Walikota Semarang No 11 Tahun 2007. BPK2L adalah Lembaga Non Struktural yang keanggotaannya melibatkan unsur pemerintah, swasta dan masyarakat, berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Wewenang BPK2L adalah melaksanakan sebagian kewenangan konservasi dan revitalisasi Kawasan Kota Lama.

BPK2L mempunyai tugas mengelola, mengembangkan dan mengoptimalkan potensi Kawasan Kota Lama melalui pelaksanaan konservasi, revitalisasi, pengawasan dan pengendalian Kawasan Kota Lama. Kota Lama Semarang merupakan citra visual yang menyajikan kemegahan arsitektur Eropa di masa lalu. Banyak berdiri Bagunan kuno nan eksotis dan megah peninggalan Kolonial Belanda, seakan menyimpan segudang cerita yang tak kan pernah habis dikisahkan. Daya tarik bangunan dari Kawasan yang disebut “Little Netherland” ini antara lain Gereja Blenduk, Gedung Marba, Gedung Spiegel, Museum Kota Lama, dan berbagai bangunan peninggalan lain yang kini dimanfaatkan sebagai bangunan perdagangan dan jasa seperti Old City 3D Trick Art Museum, Galeri UMKM, Semarang Creative Gallery, Gedung Jiwasraya Semarang, serta berbagai restoran dan cafe dengan tetap mempertahankan fasad asli bangunan.

Kota Tua Jakarta

Kota Jakarta juga memiliki sebuah kawasan kota tua peninggalan Kolonial Belanda selama menduduki kota yang dulu dikenal dengan nama Batavia ini. Kota Tua Jakarta dikelola oleh Unit Pengelola Kawasan Kotatua atas dasar Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 321 Tahun 2016. Unit Pengelola Kawasan Kotatua merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam pengelolaan Kawasan Kota Tua. Kawasan Kota Tua Jakarta kini menjadi sebuah kawasan pariwisata yang menyajikan atraksi wisata utama berupa bangunanbangunan kuno peninggalan Belanda . nan megah. Bangunan-bangunan kuno di kawasan ini antara lain Museum Fatahillah (Museum Sejarah . Jakarta), Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Wayang, .

.


Analisis Perbandingan

Tampilan Baru Kali Besar - Instagram/ijoeel (2018)

- Museum Mandiri, Museum Bank Indonesia, Kantor Pos Kota Tua, Rumah Akar Kota Tua, Stasiun Jakarta Kota, Gedung Cipta Niaga, Toko Merah, de Portugeesche Buitenkerk, Nederlandsch-Indische Escompto Maatschappij te Batavia, Jembatan Kota Intan, dan lain sebagainya. Di kawasan ini juga terdapat sebuah ruang terbuka publik di depan Museum Fatahillah yang biasa dikenal dengan Taman Fatahillah. Taman Fatahillah merupakan pusat kegiatan dan tempat berkumpulnya wisatawan untuk sekedar duduk dan mengobrol maupun menikmati suasan Kota Tua Jakarta.

25

Inovasi Amsterdam untuk Diadaptasi di Indonesia

B

erdasarkan kontekstualisasi tema

sustainable urban and region yang dibahas dalam fokus urban heritage conservation di Amsterdam, terdapat beberapa fenomena di Amsterdam yang mampu menjadi best practise bagi negara-negara lain. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang diperkaya pula dengan bangunan bersejarah mampu mengadopsi hal tersebut dengan adaptasi yang relevan. Salah satu contohnya adalah penerapan prinsip urban design pada area lingkar kanal Amsterdam. Pada mulanya, titik permasalahan berada pada peningkatan penduduk yang signifikan di Amsterdam sehingga memerlukan banyak ruang hidup. Amsterdam pada awalnya berencana untuk membangun kawasan permukiman berupa distrik berkelanjutan dengan campuran bangunan tinggi mencapai 143 meter. Konsultasi publik membuahkan hasil bahwa skema desain tesebut akan memengaruhi tampilan visual distrik kanal yang tenggelam sekaligus nilai universalnya. Hal ini sejalan dengan visi struktural Amsterdam tahun 2040.

Melalui konsensus tersebut, rencana bangunan diturunkan menjadi maksimal 125 meter untuk tetap mempertahankan keutuhan integritas visual distrik kanal. Hal ini sangat relevan dengan Indonesia yang juga sedang mengalami pertumbuhan penduduk cukup pesat sehingga berimplikasi terhadap penyediaan ruang tinggal masyarakat serta pemenuhan fasilitas penunjang. Pada prinsipnya, adaptasi ini dapat dilakukan di Indonesia bahwa integritas situs bersejarah harus dipertahankan dengan skema ruang yang mendukung sense of place dari kawasan heritage tanpa adanya pengaruh gedung-gedung pencakar langit yang mampu menggeser nilai strategis kawasan tersebut.

Amsterdam modern - Smartcitypress (2017)


26

Analisis Perbandingan

Kinderdijk-Elshout - weloveyatours.blogspot.com (2012)

T

idak hanya lingkar kanal, skema

pengembangan jaringan pabrik Kinderdijk-Elshout juga dapat diadopsi di Indonesia. Hal ini diperoleh dari relevansi permasalahan kawasan pariwisata urban heritage yang meningkat sehingga menyebabkan arus sirkulasi dan pergerakan tidak teratur. Desain spasial yang kurang mendukung welcoming area sebagai kesan utama memengaruhi daya tarik wisatawan sehingga berimplikasi pada tingkat kunjungan dan pemasukan wisata. Skema penyelesaian yang dilakukan oleh Amsterdam adalah dengan memposisikan beberapa bangunan baru sebagai unit………….

terpisah tetapi tetap menekankan keterbukaan landscape dan hubungan antar zona. Indonesia dapat mengadaptasi penyelesaian ini dengan mengalokasikan ruang pusat kunjungan dalam segi arsitektural modern yang unik. Tidak hanya itu, pusat pengunjung di beberapa situs urban heritage ditempatkan di garis pandang sehingga kesan integritas kawasan akan tetap terlihat dan utuh. Penggunaan desain transparan juga dapat diberlakukan serta pemisahan jalur keluar masuk. untuk memudahkan sirkulasi pengunjung melalui beberapa moda transportasi.


Daftar Pusaka Arimbi D. A., dkk. 2011. Pelestarian dan Revitalisasi Kawasan Bersejarah Perkotaan {Urban Heritage) sebagai Alternatif Pengembangan Wisata Pusaka (Sejarah dan Budaya) di Kota Surabaya. Laporan Penelitian Hibah Riset Unggulan, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Airlangga Fitri, I., Ratna, Marisa, A., & Sitorus, R. 2020. Challenges for Heritage Conservation and Management in Medan, North Sumatra, Indonesia. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 452(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/452/1/012047 Laconte, P, and Chris Gossop. 2016. SUSTAINABLE CITIES: Assessing the Performance and Practice of Urban Environments. I.B.Tauris & Co. Ltd; London and New York; 185-194 Muluk, Saeful. 2014. JAKARTA MENUJU KOTA YANG BERKELANJUTAN: Analisis Pembangunan Kota Berkelanjutan Dalam Dokumen RPJMD DKI Jakarta Tahun 2013 – 2017. Diakses online inisiatif.org/.../Jakarta-Menuju-Kota-yang-Berkelanjutan_Ipung.pdf. Novianti, Kurnia. 2016. KOTA BERKELANJUTAN: Antara Ide dan Implementasi dalam Perspektif Pemangku Kepentingan. Pusat Penelitian Sumber Daya Regional, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2SDR-LIPI) Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 321 Tahun 2016 Tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Kawasan Kotatua Peraturan Walikota Semarang No 11 Tahun 2007 Tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelolaan Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang Wardhono, Fitri dan Hesti Nawangsidi. 2012. Pembangunan Kota Berkelanjutan. Presentasi sebagai bagian dari laporan akhir berjudul “Kajian Upaya Perwujudan Kota Jakarta yang Berkelanjutan”.



Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.