
Ketua HIMA PBSI ‘Afifuddin
Pemimpin Redaksi
Ibnu Syahid Ismail
Redaktur Pelaksana
Esty Destina Rahmadhani Herliana
Redaktur
Fea Tegar Nanda Lukmawan Putra, Ghiovita
Fatika Putri, Dwi Nur Afiani, Robith Faiqul
Himam, Hasna Nur Azizah, Edisia Permata, Devita Nur Madani, Dimas Hafis Saputra, Annisa Sukma Wardhani.
Artistik
Esty Destina Rahmadhani Herliana
Ibnu Syahid Ismail
Sirkulasi
Esty Destina Rahmadhani Herliana
Alamat
Gedung PKM FBSB Lt 2 Karangmalang, Yogyakarta 55281
Email himapbsiuny@gmail.com
Web
Mediahimapbsiuny.wordpress.com


Buletin MOZAIK 2024 Edisi 2 telah melalui serangkaian proses yang cukup panjang sampai akhirnya berhasil diterbitkan secara daring. Membawakan tema “Jaringan Lokapasar: Perkembangan Lingkungan Terhadap Gaya Hidup Mahasiswa.” Buletin MOZAIK 2024 Edisi 2 kembali menghadirkan nuansa baru dalam mendampingi pembaca menyusuri perjalanan panjang mengenai beragam eksplorasi aktivitas penuh makna.
Pada Buletin MOZAIK 2024 Edisi 2 ini, pembaca diajak turut mengenal kegiatan yang sudah terlaksana dalam masa akhir kepengurusan HIMA PBSI 2024. Segala pengalaman yang telah berlalu tentu menorehkan kesan yang mendalam bagi siapa saja yang melaluinya. Oleh karena itu, Buletin MOZAIK 2024 Edisi 2 akan membawa pembaca merasakan kilas balik terhadap momen-momen tersebut melalui susunan bacaan yang sederhana. Segala karya tulis oleh mahasiswa PBSI yang dimuat dalam Buletin MOZAIK 2024 Edisi 2 ini menunjukkan keterlibatan mahasiswa yang ingin berbagi rasa kepada para pembaca.
Walaupun harus berubah wujud, warna, atau struktur di masa depan nanti, Buletin MOZAIK akan selalu hadir menyertai para pembaca untuk memberikan informasi sekaligus menjadi sebuah wadah yang mampu menampung ide serta kreativitas seluruh mahasiswa PBSI. Dengan demikian, Buletin MOZAIK akan memiliki tujuan tetap sehingga dapat terus dilestarikan kebermanfaatannya bagi sesama. Harapan teruntuk para pembaca, yaitu semoga segala hal baik selalu menyertai kita semua di manapun kita berada sampai nanti ketika Buletin MOZAIK mendapat kesempatan lahir kembali.
Tim Redaksi


Di era digital ini, fenomena “checkout” seolah menjadi ritual baru dalam kehidupan mahasiswa.
Dengan hadirnya jaringan lokapasar atau marketplace digital seperti Shopee, Tokopedia, dan Lazada, berbelanja tidak pernah semudah ini. Segala kebutuhan, dari yang esensial hingga sekadar iseng, dapat diperoleh dengan hanya beberapa klik. Bahkan, transaksi tidak selalu terjadi karena kebutuhan, tetapi sering kali karena godaan dan kemudahan yang ditawarkan. Ini adalah fenomena baru di mana gaya hidup konsumtif semakin mengakar di kalangan mahasiswa, memunculkan pertanyaan penting: ke mana sebenarnya budaya “checkout” ini akan membawa kita?
Mahasiswa memasuki sebuah masa serba digital, menjadikan teknologi sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari mereka. Lokapasar menyediakan segala hal yang mereka inginkan, bahkan lebih dari itu— ia menyediakan kenyamanan dan kecepatan. Kebutuhan harian, seperti alat tulis, pakaian, atau makanan, kini dapat ditemukan dalam hitungan detik dan diantarkan langsung ke depan pintu. Namun, lambat laun, budaya “checkout” ini bergeser dari sekadar pemenuhan kebutuhan menjadi kebiasaan.
Promosi yang tiada henti, seperti diskon besar-besaran pada tanggal-tanggal kembar dan flash sale, menggiring mahasiswa untuk terus memasukkan barang ke dalam keranjang belanja virtual. Sekali saja mahasiswa tertarik, selanjutnya mereka terus-terusan dihadapkan pada rekomendasi produk yang makin relevan dengan

preferensi mereka, menimbulkan ilusi bahwa mereka “membutuhkan” lebih banyak barang. Aktivitas checkout yang awalnya hanya memenuhi kebutuhan pokok kini menjadi kebiasaan konsumtif yang sulit dihentikan
Fenomena ini dapat dijelaskan melalui efek psikologis yang dihasilkan oleh jaringan lokapasar. Secara sadar atau tidak, mahasiswa mengalami “euforia checkout,” yaitu kepuasan sesaat yang muncul setiap kali berhasil membeli barang. Kemudahan ini seolah memberikan “hadiah” instan yang membuat mereka merasa bahagia. Fenomena ini didukung oleh teknik pemasaran yang memanfaatkan algoritma untuk menyajikan iklan produk sesuai preferensi mereka. Hal ini menciptakan efek ketagihan, di mana mahasiswa akan terus kembali dan mengulangi aktivitas checkout. Namun, kepuasan yang dirasakan biasanya bersifat sementara. Ketika barang yang dipesan tiba, kesenangan itu bisa cepat berlalu dan mendorong mereka untuk mencari produk lain yang akan memberikan “euforia checkout” yang serupa. Lama-kelamaan, mahasiswa bukan hanya terbiasa dengan pola konsumtif ini, tetapi juga bergantung pada euforia sesaat yang ditawarkan oleh aktivitas checkout. Jika tidak dikelola, perilaku ini dapat mempengaruhi stabilitas emosional dan keuangan mahasiswa.
Teori Jean Baudrillard tentang nilai tanda dalam konsumsi sangat relevan dalam memahami fenomena ini. Baudrillard menjelaskan bahwa konsumsi kini tidak hanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan, tetapi juga
membentuk identitas sosial. Mahasiswa saat ini tidak hanyamemilih barang berdasarkan kegunaannya, tetapi juga berdasarkan nilai tanda yang melekat pada barang tersebut. Memiliki barang-barang bermerek atau mengikuti tren tertentu menjadi simbol status yang menunjukkan kelas sosial dan identitas mereka.
Di media sosial, banyak mahasiswa yang bangga membagikan barang yang baru mereka beli, lengkap dengan tagar yang mencantumkan brand atau tempat pembelian. Pada titik ini, konsumsi tidak lagi menjadi aktivitas pribadi, tetapi berubah menjadi bentuk komunikasi yang melibatkan identitas sosial dan pengakuan dari orang lain. Setiap kali mereka checkout barang baru, mereka seolah menambahkan bagian baru dalam konstruksi identitas mereka.
Tidak dapat dipungkiri, gaya hidup konsumtif ini membawa konsekuensi finansial yang serius. Bagi sebagian mahasiswa, kemudahan checkout yang didorong oleh program pay later atau cicilan tanpa bunga memudahkan mereka untuk membeli barang tanpa harus memiliki uang tunai di awal. Namun, penggunaan fasilitas ini secara terus-menerus berpotensi menjerumuskan mahasiswa ke dalam hutang. Bagi mereka yang tidak bijak mengatur pengeluaran, layanan ini bisa menjadi beban keuangan yang signifikan di masa depan.
Kebiasaan checkout yang berlebihan juga berdampak pada alokasi anggaran mereka. Mahasiswa yang lebih fokus pada pembelian barang-barang konsumtif sering kali mengabaikan kebutuhan yang lebih penting, seperti biaya pendidikan, kesehatan, atau kebutuhan mendesak lainnya. Pola konsumsi yang tidak seimbang ini pada akhirnya bisa menimbulkan masalah finansial yang berkepanjangan, bahkan hingga lulus dan memasuki dunia kerja.
Fenomena ini seharusnya menjadi refleksi bagi mahasiswa tentang bagaimana mereka mengelola kebutuhan dan keinginan. Di tengah gempuran diskon dan promosi, mahasiswa perlu memiliki kesadaran kritis untuk membedakan antara kebutuhan yang nyata dan keinginan yang dipicu oleh euforia checkout. Selain itu, memahami bahwa kepuasan yang dihasilkan dari konsumsi sering kali bersifat sementara dapat membantu mereka untuk lebih bijak dalam berbelanja.
Pengendalian diri menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan dan keinginan. Mahasiswa bisa memulai dengan menetapkan anggaran bulanan khusus untuk belanja online dan memprioritaskan kebutuhan penting. Membiasakan diri untuk tidak langsung checkout barang yang masuk dalam keranjang juga dapat membantu mengurangi konsumsi impulsif. Misalnya, dengan menunggu beberapa hari sebelum memutuskan untuk membeli, mahasiswa bisa mempertimbangkan kembali apakah mereka benar-benar membutuhkan
Checkout, checkout, check out adalah potret dari kehidupan mahasiswa di era digital yang dibanjiri oleh kemudahan dan promosi tanpa henti. Di satu sisi, lokapasar digital memberikan kenyamanan yang luar biasa da lam memenuhi kebutuhan mahasiswa. Namun, di sisi lain, budaya ini berpotensi menciptakan kebiasaan konsumtif yang berdampak pada kesehatan emosional dan finansial mahasiswa. Mahasiswa perlu menyadari bahwa di balik setiap aktivitas checkout ada konsekuensi yang lebih besar dari sekadar uang yang dikeluarkan. Memiliki kesadaran dan kebijaksanaan dalam berbelanja adalah langkah penting untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan dan keinginan. Dengan begitu, mahasiswa bisa memanfaatkan teknologi untuk memenuhi kebutuhan tanpa terjebak dalam siklus konsumsi yang tidak berujung.

Fea Tegar Nanda Lukmawan Putra. Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia C 2023.

Yogyakarta, 31 Agustus 2024 – Siang Keakraban
atau SIKRAB PBSI 2024 sukses digelar di Bumi Perkemahan Kampung Pramuka Sangurejo, Sleman. Acara ini merupakan rangkaian akhir dari PKKMB PBSI 2024 yang berhasil menyatukan mahasiswa baru (Maba) dalam suasana penuh kreativitas dan kebersamaan.
Tujuan dari SIKRAB 2024 sendiri, yaitu memberikan tempat untuk mahasiswa baru mengekspresikan kreativitasnya dan menjadi sarana mahasiswa baru dalam memperkenalkan diri dan mempererat hubungan antar teman-teman seangkatannya.
Diawali dengan berkumpul di Pendopo Tedjakusuma, FBSB, Maba kemudian berangkat menuju bumi perkemahan. Acara dibuka secara resmi oleh dua pembawa acara, yakni Erin Yumna dan Gilang Dwi Cahyo, serta sambutan dari Ketua PKKMB PBSI 2024, Kresna Abista Pramana, dan Ketua HIMA PBSI UNY 2024, ‘Afifuddin.
Salah satu sorotan utama SIKRAB 2024 adalah Eksmaba yang menampilkan beragam bakat dari Maba. Mulai dari musik, puisi, hingga drama, semua disajikan dengan penuh semangat. Puncak acara dari SIKRAB PBSI UNY 2024 adalah pemilihan Putra-Putri PBSI 2024, di mana sepuluh finalis terbaik mempresentasikan orasi mereka. Setelah melalui penilaian yang ketat dari para juri, Risva Dwi Maharani terpilih sebagai Putri PBSI 2024 dan Naufal Hanif Herthananda sebagai Putra PBSI 2024. Kresna Abista Pramana, Ketua PKKMBSIKRAB PBSI 2024, mengungkapkan bahwa tema “Sinergi Merangkai Asa dalam Mewujudkan Kreativitas dan Kebersamaan” berhasil mendorong Maba untuk mengeksplorasi potensi mereka.

“Kami ingin SIKRAB menjadi wadah bagi Maba untuk saling mengenal dan membangun kebersamaan,” ujarnya. Senada dengan Kresna, Risva Dwi Maharani, salah satu maba, mengaku sangat menikmati rangkaian acara SIKRAB 2024. ” Outbound-nya seru, ada permainan baru yang belum saya tau dan ternyata sangat asik. Terus juga, acara Eksmaba yang berkesan buat saya, karena bisa menyaksikan penampilan-penampilan dari teman-teman yang sangat keren. Apresiasi yang sebesar-besarnya untuk seluruh kakak-kakak panitia SIKRAB 2024. Terima kasih sudah menyusun acara seseru dan sehebat ini,” ungkapnya. Perbedaan SIKRAB tahun ini terletak pada adanya pesta warna yang menjadi bentuk selebrasi atas kesuksesan mahasiswa baru dalam menempuh perjalanan mereka sampai ke perguruan tinggi. Inovasi ini berhasil menambah kemeriahan dan keseruan acara. Kresna berharap “Evaluasi dari SIKRAB 2024 dapat menjadi bahan pertimbangan untuk penyelenggaraan acara serupa di tahun mendatang,” pungkasnya.
SIKRAB PBSI 2024 telah mencapai tujuannya dalam membangun semangat kebersamaan dan kreativitas di kalangan mahasiswa baru. Berbagai kegiatan yang diselenggarakan, mulai dari Eksmaba hingga pemilihan Putra-Putri PBSI, berhasil menciptakan atmosfer yang positif dan inspiratif. Melalui acara ini, mahasiswa baru tidak hanya mendapatkan pengalaman yang berharga, tetapi juga berhasil memperkuat identitas mereka sebagai bagian dari keluarga besar PBSI UNY.
Ghiovita Fatika Putri. Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia A 2024.

Yogyakarta, 18 Oktober 2024 – Dalam rangka memperingati Bulan Bahasa, Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) melalui Divisi Bakat dan Minat sukses menggelar Lomba Baca Puisi siswa/i SMA/SMK/sederajat di tingkat nasional secara daring. Perlombaan yang berlangsung pada 23 September hingga 18 Oktober ini bertujuan untuk melestarikan salah satu bentuk karya sastra tradisional Indonesia, yakni puisi, di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital. Kegiatan ini merupakan salah satu agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Divisi Bakat dan Minat dengan tujuan untuk melestarikan puisi di era digital. Mengusung tema “Merajut Diksi, Wujudkan Harmonisasi Puisi”, lomba ini diadakan secara daring dengan partisipasi peserta seluruh Indonesia.
Lomba Baca Puisi PBSI 2024 ini membuka pendaftaran dan pengumpulan karya berlangsung dari 23 September hingga 13 Oktober 2024. Peserta diminta untuk mengunggah video pembacaan puisi mereka melalui kanal YouTube pribadi. Proses penilaian berlangsung dari 14 hingga 17 Oktober 2024, sementara pengumuman pe-

menang dilakukan pada 18 Oktober melalui Zoom Meeting yang diikuti oleh seluruh peserta.
Juri lomba terdiri dari tiga ahli di bidang sastra, yaitu Evi Idawati, seorang sastrawan, seniman dan ketua Rumah Sastra EID serta pendiri Sekolah Puisi Yogyakarta; Mawaidi, S.S., M.Pd., dosen sastra di Universitas Negeri Yogyakarta yang berpengalaman dalam bidang literasi dan pembaca puisi Angkringan Puisi Jokpin 2023 serta Muhammad Ade Putra, pemenang Sayembara Baca Puisi Multimedia Se-Indonesia.
Menurut Jenia Puspitasari, penanggung jawab kegiatan, format daring ini dipilih sebagai upaya memanfaatkan teknologi digital dalam pelestarian sastra.
“Ini cukup mengejutkan ya, maksudnya saya bangga dan juga ternyata event sekeren ini tuh ajang tingkat nasional bisa terlaksana. Meski dalam pelaksanaannya masih ada beberapa kendala, tetapi Alhamdulillah-nya bisa terlewati dan sampai di titik ini,” ungkap Jenia. Ia juga menyatakan rasa terharunya terhadap kerja sama tim yang solid.
“Apalagi aku dapat partner PJ yang responsif, pokoknya saling melengkapi. Panitia juga segercep itu. Tim acara keren semuanya, berkat panitia yang solid acara ini

terlaksana dengan baik.
Dalam wawancara dengan Kholid, Ketua Bulan Bahasa PBSI 2024, beliau menjelaskan bahwa penggunaan media daring sangat efektif dalam upaya pelestarian puisi. “Pelestarian puisi sebenarnya dapat dilakukan dengan apa saja, karena puisi sifatnya dinamis dan dapat dilestarikan dengan media apa saja.”
Lomba Baca Puisi pada tahun ini merujuk pada “Serenade Bahasa, Menyulam Keindahan Sastra dalam Nuansa Budaya di Era Mayantara”, tema besar serangkaian Bulan Bahasa PBSI 2024 yang lekat dengan unsur digitalisasi budaya. Hal ini selaras dengan yang disampaikan Kholid, “Penggunaan media daring untuk upaya pelestarian puisi ternyata sangat efektif untuk digunakan karena terfaktor dengan perkembangan zaman yang saat ini kita ikuti. Penjaringan peserta yang cakupannya lebih luas menjadi salah satu contoh media daring efektif untuk digunakan dalam melestarikan puisi, sehingga dapat mengakomodir keberagaman sikap dalam berpuisi untuk siswa-siswi SMA se-Indonesia.”
Keunggulan lain dari media daring adalah kemudahan akses bagi peserta yang mungkin malu tampil di depan umum, sehingga mereka dapat lebih berani mengekspresikan diri dalam puisi.
Kholid juga berharap agar generasi muda semakin terinspirasi untuk berkarya melalui puisi. “Kita tahu, bahwa puisi adalah salah satu kekayaan Indonesia. Kekayaan jika tanpa ada pelestarian pasti akan hilang. Jadi, mari kita bersama-sama untuk mengapresiasi segala bentuk pelestarian puisi di Indonesia, tidak harus menjadi penulis atau pembaca puisi, Penikmat puisi saja sudah cukup untuk menjadi orang-orang pelestari puisi,” ungkapnya.
Maheswari Nilot Pramesthi, seorang siswi SMAN 1 Ponorogo berhasil meraih Juara 1 dalam Lomba Baca Puisi ini. Ia mengaku bangga dengan pencapaiannya dan berterima kasih atas evaluasi yang diberikan juri. “Dengan mengikuti kegiatan lomba baca puisi PBSI UNY ini, saya mendapatkan pengalaman yang bisa menambah pengetahuan terkait bidang sastra kedepannya. Karena dewan juri telah memaparkan evaluasi dan nilai-nilai penting dalam seni pembacaan puisi.”
Tidak hanya itu, Maheswari juga turut berpesan pada panitia agar mempertahankan event ini di masa-masa yang akan datang. “Adapun pesan, semoga panitia bisa mempertahankan seperti ini karena panitia udah memberikan pelayanan yang baik kayak fast respon dan informatif.”
Sebagai penanggung jawab kegiatan, Jenia Puspitasari juga memberikan harapannya untuk Lomba Baca Puisi di tahun depan. “Mungkin untuk kedepannya, jika masih bertahan ini Lomba Baca Puisi tingkat
Nasional dari segi teknis ada beberapa yang nanti kedepannya diperbaiki. Jujur ini juga persiapannya cukup pendek karena perubahan konsep. Good luck buat baca puisi tahun depan,” tuturnya.
Ia berharap agar lomba ini dapat terus berjalan dan berkembang, dengan persiapan yang lebih matang di tahun-tahun mendatang. Dukungan dari berbagai pihak dan kolaborasi yang solid diharapkan dapat membawa lomba ini ke level yang lebih tinggi, sekaligus terus melestarikan sastra Indonesia melalui puisi di era digital. Dengan semangat tersebut, Lomba Baca Puisi PBSI 2024 berhasil menjadi tonggak penting dalam upaya pelestarian puisi di tengah perkembangan teknologi. Harapan yang disampaikan oleh para panitia dan peserta menegaskan bahwa puisi masih memiliki tempat yang istimewa di hati masyarakat, khususnya generasi muda. Melalui kegiatan seperti ini, kesusastraan Indonesia akan tetap hidup dan relevan di masa kini dan masa depan.
Fea Tegar Nanda Lukmawan Putra. Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia C 2023.
Yogyakarta, 24-25 Oktober 2024 – Satu persatu perlombaan yang tergabung dalam serangkaian kegiatan untuk memperingati Bulan
Bahasa telah dilaksanakan. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan, yakni Lomba Pembawa Acara. Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Yogyakarta (HIMA PBSI UNY) telah melaksanakan kegiatan Lomba Pembawa Acara.
Pada Lomba Pembawa Acara tahun ini mengangkat tema “Seni Berbicara: Ciptakan Narasi dalam Balutan Pembawa Acara yang Menginspirasi”. Tema ini diangkat dengan tujuan dapat menghantarkan peserta lomba yang dapat menjadikan salah satu langkahnya menjadi pembawa acara yang bisa membuat orang lain terinspirasi akan pembawaannya ketika menjadi pembawa acara dalam suatu acara.
Lomba yang berlangsung dalam dua babak ini dimulai dengan pendaftaran dan pengumpulan video pada 1-16 Oktober 2024. Babak pertama adalah pengoreksian yang dilaksanakan pada tanggal 24-25 Oktober 2024, oleh
Tim Koreksi yakni Faisal Isnan, M.Pd. selaku pendamping mahasiswa prodi PBSI, Aryo Dwi Pangga S.Pd. dan Wijayani Sukma Haqiya S.Pd. terpilihlah 10 peserta terbaik untuk maju ke babak selanjutnya.

Babak kedua atau babak final digelar pada 3 November 2024 di Ruang Cine Club, FBSB UNY. Ke-10 finalis beradu kemampuan di hadapan tiga juri berpengalaman, yaitu Hermanto, S.Pd., M.Hum., Anindita Brataningdyah, dan Nurvita Anjarsari, M.Hum. Peserta diberikan tantangan dengan pengundian tema pada saat acara dimulai dan dituntut untuk menulis naskah dengan tema baru serta mempraktikkannya secara langsung.
Setelah melalui penilaian yang cukup ketat, terpilihlah tiga pemenang:
• Juara 1: Rahma Maulidina (UPN “Veteran” Yogyakarta)
• Juara 2: Zahra Dwi Adhinessa (Universitas Negeri Yogyakarta)
• Juara 3: Amalia Rahimsyah Mama (Universitas Negeri Yogyakarta)
Lomba Pembawa Acara tahun ini mengusung tema “Seni Berbicara: Ciptakan Narasi dalam Balutan Pembawa Acara yang Menginspirasi”. Tema ini diangkat dengan tujuan dapat menghantarkan peserta lomba yang dapat menjadikan salah satu langkahnya menjadi pembawa acara yang bisa membuat orang lain terinspirasi akan pembawaannya ketika menjadi pembawa acara dalam suatu acara.

Pada tahun ini, lomba dilaksanakan pada tingkatan mahasiswa aktif D.I Yogyakarta - Jawa Tengah karena melihat antusiasme pada tahun sebelumnya hanya terbatas pada wilayah D.I Yogyakarta, sehingga pada tahun ini lomba ini memberikan kesempatan pada mahasiswa aktif di luar Daerah Istimewa Yogyakarta.
Saat sesi wawancara, Zahra Dwi Adhinessa selaku peserta Lomba Pembawa Acara Bulan Bahasa PBSI UNY 2024, menyampaikan kesannya terhadap Lomba Pembawa
Acara Bulan Bahasa PBSI UNY 2024. “Panduan lomba yang diberikan rapi, tertata, dan mudah dipahami,” tutur Zahra. Zahra juga mengungkapkan dengan adanya lomba ini, ia bisa menambah relasi dan pengalaman baru yang tentunya akan bermanfaat ke depannya karena peserta lomba berasal dari berbagai kampus di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Lomba Pembawa Acara ini tentunya tak lepas dari adanya kekurangan, meskipun demikian, segala masukan dan kendala selama penyelenggaraan lomba ini akan menjadi bahan evaluasi yang berharga untuk perbaikan di acara selanjutnya. Harapannya, dengan adanya Lomba Pembawa Acara, diharapkan peserta lomba merasa lebih percaya diri akan kemampuannya dan semakin semangat dalam belajar.
Dwi Nur Afiani. Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia B 2023.
Pada puncak serangkaian acara Bulan Bahasa yang diselenggarakan oleh HIMA PBSI UNY, Ekspresi
Talenta Mahasiswa PBSI yang ke-12 (EKSTASI #12) menjadi acara penutup yang luar biasa meriah. Acara dengan tema “Simfoni Estetika Bahasa dalam Bingkai Budaya” kali ini diadakan pada hari Jumat (15/11/2024).
EKSTASI menjadi sebuah acara yang begitu dinanti karena dalam acara tersebut hampir seluruh mahasiswa PBSI turut ikut serta baik itu dalam pertunjukan maupun pada persiapannya, sehingga para mahasiswa juga dapat membangun dan mempererat hubungan antarsesama.
Tak hanya itu saja, antusiasme yang tinggi juga datang dari Organisasi Mahasiswa Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya UNY yang turut berpartisipasi melalui berbagai penampilan menarik. Keseluruhan penampilan, mulai dari mahasiswa PBSI sampai dengan penampilan lainnya yang tak kalah menarik berhasil menciptakan suasana acara ini menjadi seru dan meriah. Bertempat di gedung Performance Hall FBSB UNY, EKSTASI #12 dimeriahkan oleh para penampil yang luar biasa. Kemeriahan acara ini sukses dihadirkan

melaui penampilan dari Jolie Danse, Himasik Band, Edsacoustic, Sasmita Musik, Kolaborasi Atap Langit x Mishbah, Teater dan Tari Mahasiswa PBSI, serta penampilan spesial dari Moctar. Seluruh penampilan yang mereka tampilkan sukses mengisi acara malam puncak Bulan Bahasa dengan begitu memukau.
Abdul dan Aziz, mahasiswa dari jurusan Sastra Indonesia UNY mengungkapkan kepuasan mereka pada acara EKSTASI #12 kali ini. Mereka sangat menikmati acara EKSTASI #12 pada malam itu, dengan dua penampilan yang paling berkesan bagi mereka. Penampilan tersebut adalah penampilan dari Kolaborasi Misbah x Atap langit dan Moctar. Menurut mereka, kedua penampilan tersebut benar-benar berhasil memukau hati penonton dan memeriahkan acara. Selain menikmati hiburan yang disajikan, mereka juga senang bisa hadir untuk mendukung teman-teman mereka yang tampil di atas panggung. Kemeriahan acara tersebut tidak lepas dari usaha dan kerja keras para panitia penyelenggara. Apresiasi yang setinggi-tingginya patut diberikan kepada para panitia Bulan Bahasa karena telah memberikan dedikasi penuhnya
untuk acara kali ini. Alhasil, persiapan panitia Bulan Bahasa ini menuai pujian dari Ari Kusmiatun selaku salah satu dosen yang hadir dan turut memberikan komentar positif bahwa acara EKSTASI #12 berjalan luar biasa dan begitu rapi, terlihat bahkan pada pembukaan acara. Hal ini menunjukkan bahwa segala usaha, waktu, dan tenaga dari panitia membuahkan hasil yang tidak mengecewakan. Selaku penanggung jawab acara, Nadia Ayu Aqila (Nayu) dan Dini Aryani (Dini) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa kendala yang mereka hadapi dalam mempersiapkan EKSTASI #12 ini. Hambatan yang dihadapi seperti kesulitan menemukan waktu untuk latihan bersama, beberapa dari para pemain juga memiliki kesibukan yang lain. Namun, para penanggung jawab EKSTASI #12 tersebut mengungkapkan bahwa mereka mampu mengatasi permasalahan itu dengan mencari solusi bersama para pemain. Mereka membuat komitmen dan kesepakatan bersama, sekaligus memberikan pemahaman tentang skala prioritas pada saat latihan.

Di sisi lain, acara ini juga dipenuhi oleh harapan-harapan baik dari dua penangung jawab EKSTASI #12 tersebut. Mereka berharap bahwa acara ini dapat menjadi jembatan untuk membangun dan mempererat hubungan antarpengurus dan anggota PBSI maupun dengan pihak-pihak luar. “Alhamdulillah EKSTASI #12 dapat berjalan dengan lancar dan mendapat banyak apresiasi dari banyaknya pengunjung (sejumlah 624 orang). Harapannya, semoga EKSTASI #12 bisa lebih baik lagi makin sukses makin keren dalam mengelola waktu, tenaga dan pikiran agar dapat menghasilkan hasil yang lebih baik lagi.”, ujar Nayu.
Robith Faiqul Himam. Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia D 2022.








“Juara 1 pemenang lomba Olimpiade Kimia tingkat nasional, selamat kepada Alana Adresson!!!”
“Prok…prok…prok…” suara riuh tepuk tangan dari penonton terdengar sangat meriah. Alana Adresson, seorang siswi SMA yang sudah dikenal dengan kemenangannya dalam mengikuti olimpiade kimia, tidak hanya kimia, bahkan fisika, biologi, maupun matematika, ia rebut semua, dan menjadi yang nomor satu.
“Wahhh congratss Alll, ibu bangga bangett sama kamuuu…” Bu Rena yang tak lain adalah ibu kandung dari Alana sendiri, tidak bosan-bosannya menemani Alana untuk menghadiri kompetisi apapun yang di ikuti oleh Alana. Alana juga sangat sayang kepada sang ibu yang sudah kerap menemaninya tanpa rasa bosan, tidak seperti ayahnya yang setiap hari selalu sibuk bekerja.
“Makasihh yaa bu, udah mau nemenin Alana terus, Alana sayang ibuu dehh…” ucap Alana seraya memeluk ibunya erat-erat.
Setelah acara tersebut berakhir, Alana dan Bu Rena kembali ke rumah menaiki mobil pribadinya dengan perasaan yang sangat bahagia. Saat di jalan, mereka mendengarkan lagu kesukaan mereka, seperti “Bernafas Tanpamu”, “Tak Pernah Ternilai” dan lain sebagainya, yang merupakan karya dari band “Last Child” mereka berdua sama-sama menyukai lagu-lagunya.
oOo
“Selamat malam, Ibuu…”
“Malam sayang, mimpi indah yaa…”
Alana tertidur pulas dan nyenyak malam itu, sampai-sampai ia bermimpi mengunjungi sebuah kerajaan yang entah letaknya di mana. Kerajaan tersebut sangat megah, besar, dan indah. Alana berkeliling dari pintu utama menuju taman yang terletak di bagian belakang kerajaan. Alana sangat menikmati pemandangan taman tersebut, sembari menghirup udara taman yang sangat segar. Saat Alana mulai merasa nyaman dengan taman
tersebut, seorang penjaga muncul dihadapannya dan menariknya entah kemana. Alana ingin memukul dan meninju sang penjaga dengan kemampuan bela dirinya, namun entah kenapa tubuh Alana terasa sangat lemas dan tidak berdaya. Alana tidak menyerah juga, ia tetap berusaha untuk memberontak agar tidak diseret oleh sang penjaga tersebut, namun gagal. Pada saat itu juga, Alana ingin cepat-cepat keluar dari mimpi tersebut, dan tiba-tiba ...
“Brukkkk…”
“Aduhhh…” Alana terjatuh dari tempat tidur. Alana merintih kesakitan dan perlahan-lahan membuka matanya. Alana merasa lega karena ia telah keluar dari mimpinya tersebut. Saat Alana mulai beranjak dan memposisikan tidurnya kembali ke tempat tidur miliknya, alangkah terkejutnya Alana, karena semua yang ada di sekelilingnya terlihat sangat berbeda dan asing dari kamarnya. Yang jelas, kamar tersebut bukan kamar milik Alana.
“Waduhh, aku ada dimana?!?!“ Alana mulai merasa panik, dan memanggil ibunya.
“Buuu!!... ibuuu??!!!” tidak ada jawaban dari siapapun.
“Lo-lohh? Kok aku??” Alana mencari cermin di ruangan tersebut dan melihat dirinya di cermin.
“Prakk!!!...” Alana membuang dan melempar cermin tersebut, dan merasa bertambah panik dari sebelumnya. Karena yang Alana lihat di cermin adalah bukan dirinya, melainkan orang lain yang memiliki paras yang anggun, dan sangat cantik. Alana juga baru tersadar jika rambut miliknya tiba-tiba sangat panjang sedangkan rambut yang ia miliki sebelumnya pendek. Alana masih berfikir jika kejadian saat ini, ia masih berada di alam mimpi. Namun, suara ketukan pintu dan suara manusia yang terdengar asing di telinganya membuat Alana tidak yakin jika saat ini, ia masih berada di alam mimpi. Alana memberanikan diri untuk membukakan pintu ruangan tersebut, sembari mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

“Klekk…” Alana dengan perlahan membuka pintu, dan alangkah terkejutnya Alana, karena ternyata tidak hanya ruangan kamarnya saja yang aneh, melainkan seluruh ruangan di rumahnya berubah seratus persen, tidak ada yang sama dan sangat jauh berbeda.
“Maaf tuan putri, anda harus bersiap-siap sekarang untuk menemui Yang Mulia.” seorang wanita dengan pakaian seperti zaman dahulu atau lebih tepatnya seperti pada zaman kerajaan menghampiri Alana, dan membawa sebuah gaun berwarna hijau, beserta selendang berwarna putih.
“Maaf, anda siapa?“ tanya Alana kepada seorang pelayan tersebut.
“Maaf putri, saat ini bukan saatnya anda beralasan untuk berpura-pura lupa dengan hari datangnya Yang Mulia ke Kerajaan,” ucap seorang pelayan.
Alana sangat tidak mengerti dengan kejadian yang sedang Alana alami saat ini. Alana sangat curiga jika saat ini memang bukan mimpi, tetapi saat ini ia memang sedang bereinkarnasi ke zaman kerajaan. Tetapi ini bukan curiga lagi bagi Alana, ini sungguh kenyataan bagi Alana. Mau tidak mau Alana harus menjalani kehidupannya di sebuah Kerajaan yang sangat luas dan megah, bahkan saat ini kedudukan Alana ialah seorang putri dari seorang raja.
“Halo Putri Rhea? Anda sudah siap?” Tanya sang pelayan, yang pada akhirnya keputusan sang pelayan disetujui oleh Alana.
“Namaku saat ini adalah Rhea, kayaknya bakal seru deh hehe,” batin Alana.
Alana dikawal oleh banyak pelayan, untuk berjalan menuju ruangan singgasana sang raja. Ruangan tersebut sangat megah dan luas. Banyak sekali keluarga kerajaan yang sudah siap dan berkumpul di tempat yang sama seperti Alana saat ini. Tetapi entah kenapa, Alana merasa ia sedang berada di posisi di mana ia sangat dibenci oleh keluarga besar kerajaan. Alana paham dengan gerakgerik mereka hanya dengan melihat tatapan mata mereka ke dirinya saat ini.
“Wahh kayaknya Putri Rhea ga disukai di keluarganya deh, makin seru niii,” Alana sangat menyukai hal yang menantang bagi dirinya, dan saat ini ia sedang berada di posisi tersebut.
Acara berlangsung dengan lancar. Namun sayang sekali seorang pelayan lain yang sepertinya tidak menyukai Alana dengan sengaja menumpahkan sebuah minuman ke gaun indah miliknya, dan membuat Alana kembali menuju kamar miliknya. Namun, Alana tidak
marah, karena ia akan memanfaatkan waktunya saat ini untuk mencari tahu, siapa pemilik tubuh ini, latar belakang dari pemilik tubuh ini, dan masih banyak lagi. Pada akhirnya Alana menemukan sebuah kotak besar yang terletak di bawah kasur besar milik Putri Rhea, yang tidak dikunci. Alana bergegas membuka kotak tersebut dan mencari tahu apa isi dari kotak tersebut.
“Wuaaaa akhirnyaa aku nemuin siapa Rhea sebenernyaa!!!“ akhirnya Alana menemukan latar belakang Putri Rhea di sebuah buku diary besar milik Putri Rhea. Alana juga menemukan data dan kedudukan dari kerajaan ini. Alana bergegas membaca satu persatu, dan perlahan-lahan dengan sangat detail.
“Ternyata pemilik tubuh ini sangat dibenci di kerajaan ya? Punya kekuatan gede, malah disia-siain, cantik siii, cantik banget malahh, tapi sukanya ngerayu cowo, beuhh!!! Jelek banget siii sifat Rhea, beban bangett!!!” gerutu Alana.
“Ehh tapi Putri Rhea punya alasan tersendiri All, coba deh liat di bagian belakang buku ini!!!” Alana berbicara dengan dirinya sendiri, karena menemukan sesuatu yang tidak semua orang dapat menemukannya.
“Wahh menarik sekali…”
oOo
“Siangg Rheaa!!!” suara seorang wanita menemui Alana yang sedang mengganti gaun yang tadi terkena minuman.
“Shittt!!! Gila kamu ya, ga liat ada orang ganti baju? Pintu ditutup tu di ketok, ga main masuk aja!!!” bentak Alana ke seorang wanita tersebut yang tak lain adalah Thalia. Thalia sendiri ialah seorang anak dari istri raja yang kedua, yaitu Cassandra. Itu berarti ikatan Rhea dan Thalia adalah sebagai saudara. Namun Alana tahu, Rhea dan Thalia sangat tidak akur, entah itu untuk memperebutkan kekuasaan, cari perhatian dari sang raja, memperebutkan sang pangeran, dan masih banyak lagi. Namun, Rhea selalu kalah dalam memperebutkan posisi yang seharusnya ia duduki, itu semua karena kebodohan Rhea pada saat itu. Saat ini sudah saatnya Alana akan membalaskan dendam Rhea kepada sang kakak tirinya Thalia. Alana sudah mulai mengetahui sedikit demi sedikit rahasia kecurangan sang selir raja Cassandra dan anaknya Thalia, mereka ialah orang bermuka dua yang baik di depan raja, namun

aslinya mereka ingin merebut kekuasaan sang raja. Mereka diam-diam menghasut para pelayan dan pengawal kerajaan, dan perlahan-lahan menghabisi orang-orang yang sangat raja percayai. Bahkan sang Ratu Hera, yang tak lain ialah ibu kandung Rhea sendiri, dibunuh oleh selir Cassandra yang dibantu oleh Thalia, dan sebagaian dari pengikut kerajaan yang mendukung selir Cassandra dan Thalia.
“Brukkk...brukkk...brukkk…” Alana dan Thalia menoleh ke arah suara berisik tersebut. Mata Alana dan Thalia kali ini bertemu.
“Siall!! Sudah kuduga!!” umpat Alana kearah Thalia.
“Mati kau Rheaa!!! HAHAHAHHA!!!” Thalia tertawa puas.
Serangan dari sang prajurit Thalia berhasil menerobos ruangan milik putri Rhea. Alana tak tinggal diam, ia berusaha mungkin untuk menyerang kembali para prajurit-prajurit yang berhasil lolos ke ruangan tersebut.
“Huhh, Cuma ini kemampuan mereka? Wahh rasanya ringan bangett bertarung pake tubuh Rheaa!!! Majuuuu!!!” Alana merasa tidak sabar untuk menghabiskan semua prajurit penghianat ini. Para prajurit pun mulai berjatuhan dan hampir semua habis di tangan Alana. Sebagian ada yang kabur dari pertarungan tersebut. Thalia menganga tak percaya melihat Rhea bisa bertarung selihai dan secepat ini, karena biasanya Rhea langsung tumbang hanya dengan melawan prajurit lemah ini.
“Ayo sini gantian kau bertarung denganku putri Thalia terhormat!!!” Alana tersenyum dengan penuh kepuasan. Thalia tak tinggal diam, ia dengan cepat maju bertarung melawan Alana. Mereka bertarung sangat gesit, sampai pada akhirnya Thalia terkena serangan langsung pada bagian perutnya. “Aghhhh!!!“ Thalia merintih melawan rasa sakit pada perutnya. Alana tak berhenti menyerang Thalia, ia kembali maju menyerang Thalia dengan menggunakan kekuatan mata merah milik Rhea yang dapat dengan secepat cahaya menyerang dari jarak dekat dan tidak ada yang dapat melihat pergerakan Rhea. Kini Thalia terbaring lemas tak berdaya. Kini kedua kalinya Alana dapat tersenyum dengan penuh kepuasan. Namun, itu tidak berlangsung lama, karena dari kejauhan pasukan Thalia menyusul untuk menyerang Alana. Tidak hanya pasukannya saja, sang selir Cassandra pun turun tangan untuk menyerang Alana. Mau tidak mau, Alana harus siap dalam bertarung melawan pasukan selir
Cassandra dan Thalia. Namun karena banyaknya pasukan yang menyerbu Alana, dan selir Cassandra ikut turun tangan. Alana terpojok, sekuat apapun kekuatan milik putri Rhea atau sekuat apapun nyali dan pertahanan Alana, tidak akan bisa mengalahkan kekuatan milik selir Cassandra.
Alana terpental dan terbanting tak berdaya. Namun, Alana tidak menyerah, ia kembali melawan selir Cassandra yang dibantu oleh pasukannya. Namun, lagi-lagi Alana terbanting.
“Hahahaha gimana? Masih mau melawan saya?” ejek Cassandra.
“Aku tidak akan kalah melawanmu, selir tidak tau diri!!!” bentak Alana dengan tubuh yang lemah dan luka di sebagian tubuhnya.
Kini selir Cassandra tidak tanggung lagi mengeluarkan banyaknya kekuatan yang ia miliki. Alana hanya bisa menghindar agar ia tidak mati di tempat tersebut.
Sebuah cahaya besar yang Alana lihat, mendekati tubuh Alana yang lemah, ia tidak tahu cahaya apa itu, yang jelas saat cahaya tersebut mendekat ke arahnya, ia pingsan dann…
“Brukkkk…” Alana kembali terjatuh dari tempat tidurnya. Alana membuka matanya perlahan. Cahaya matahari menembus masuk ke dalam kamarnya, tanda pagi telah tiba. Kini Alana kembali ke sebuah ruangan yang sangat ia kenali dan wanginya yang tidak asing baginya.
“Okee, aku kembali ke duniaku.”
Alana merasa tidak puas, karena ia belum menyelesaikan tugasnya di zaman tersebut. Alana berharap ia kembali ke zaman tersebut dan menyelesaikan balas dendam putri Rhea. Alana juga menyesal, kenapa saat itu ia tidak membawa buku besar milik putri Rhea, agar Alana lebih paham dan mengetahui semua hal yang ada di kerajaan tersebut. Mimpi tersebut ternyata nyata, karena Alana sempat membaca cerita yang tertulis di buku besar tersebut, namun belum sempat menyelesaikannya karena serangan yang tiba-tiba dari sang kakak tirinya Thalia.
“Klakkk!!!...”
Alana menoleh ke arah sumber suara tersebut, dan betapa terkejutnya ia, karena sesuatu yang ia harapkan muncul di depan matanya.
“Yeahh, ini nyataa!! Buku itu ada di tanganku sekaranggg!!!”
“Maaf Rheaa, kali ini aku gagal, tapi aku janji dikesempatan keduaku, aku ga bakalan gagal.”


