
3 minute read
Edukasi Makanan Buat Anak Sekolah
Disdik
Purwakarta
Advertisement
Gandeng
Pehimpunan
Ahli Gizi
PURWAKARTA - Gandeng Perhimpunan Ahli
Gizi Indonesia (Persagi), Dinas Pendidikan (Disdik)

Kabupaten Purwakarta gelar sosialisasi pentingnya gizi yang baik untuk tumbuh kembang peserta didik, di Aula Bank BJB Purwakarta, Kamis (2/3).


Kegiatan dibuka oleh
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten (Kadisdik) Purwakarta, Purwanto. Tampak hadir 200 peserta yang terdiri dari Kepala Sekolah
SMP Negeri dan Swasta,
Kepala Sekolah SD Penggerak dan Tim Pengembang Sekolah. Kegiatan tersebut juga menghadirkan narasumber Ahli Gizi, Dosen Stikes Holistik dan juga anggota dari Perhimpunan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Purwakarta, Listhia H Rahman. Dalam sambutannya, Kadisdik Purwakarta mengatakan, kegiatan ini sangat penting dilaksanakan mengingat betapa pentingnya gizi untuk peserta didik. Ia juga menginginkan pelajar di Purwakarta tumbuh menjadi generasi yang sehat, yang cerdas, generasi yang berakhlak mulia yang sesuai dengan profil Pelajar Pancasila. Menurutnya, sekolah-sekolah di Purwakarta harus mempunyai perhatian se
Soal Jam Sekolah Sangat Pagi, P2G
Tengarai Tidak Ada Kajian Akademis
JAKARTA - Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim mengatakan, kebijakan sekolah pukul 05.30 Wita tersebut sangat tidak ramah anak, orang tua, dan guru. Meskipun sudah mundur 30 menit dari instruksi awal gubernur, yakni pukul 05.00.
Satriwan curiga kebijakan itu dibuat tidak melalui kajian akademis terlebih dulu. Publik pun tidak mengetahui dasar pijakan kebijakan tersebut. Kalaupun ada, dokumen kajiannya tak bisa diakses publik. Hal itu jelas melanggar asas transparansi dan partisipasi publik.

Selain itu, lanjut Satriwan, kebijakan tersebut tidak berkorelasi dengan capaian kualitas pendidikan di NTT. Masalah pendidikan di NTT sangat banyak. Mulai prevalensi stunting tertinggi sebesar 37,8 persen. Data itu merujuk data Kemenkes tahun 2021. Lalu, indeks pembangunan manusia yang berada di angka 65,28, peringkat ke-32 dari 34 provinsi (BPS, 2021).
Bukan hanya itu, masih banyak kelas di sekolah dalam kondisi rusak, yakni 47.832 kelas (Kemendikbudristek 2021). Belum lagi, masih banyak sekolah yang belum terakreditasi atau masih berakreditasi C. Tercatat, 66 persen SD belum dan berakreditasi C. Untuk jenjang SMP dan SMK pun sama. Sebanyak 61 persen SMP belum dan berakreditasi C, sedangkan 56 persen SMK belum dan berakreditasi C. Mirisnya, ribuan guru honorer di NTT diberi upah jauh di bawah UMK/UMP, berkisar Rp 200 ribu sampai Rp 750 ribu per bulan. ”Mestinya kebijakan pendidikan pemprov fokus saja pada masalah yang esensial dan pokok tersebut. Jangan menggaruk yang tidak gatal,” cetusnya.
Melihat risiko yang akan dialami siswa, orang tua, dan guru jika kebijakan diteruskan, P2G mendesak Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menegur anak buahnya. Mengingat sekolah berada di kuasa pemda.
”Mendagri harus mengambil tindakan, menegur Pemprov NTT,” tegas Satriwan. Selain itu, Mendikbudristek Nadiem Makarim diminta berkoordinasi dengan Pemprov NTT untuk mengkaji ulang kebijakan pendidikan tersebut.
Sementara itu, Plt Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbudristek Anang Ristanto menyatakan, pihaknya tengah berkoordinasi intensif dengan pemda dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT terkait penerapan kebijakan tersebut. Dia tidak memerinci bagaimana pandangan yang disampaikan Kemendikbudristek dalam koordinasi itu.(*) rius terhadap gizi peserta didik. Sekolah sangat memegang peran yang sangat penting untuk tumbuhkembang anak yang sehat. “Sekolah harus menjadi pusat pengetahuan, pusat perubahan perilaku. Sekolah-sekolah harus mengajarkan bagaimana anak-anak itu mempunyai wawasan, kesadaran, terbu- ka hatinya, terbuka keinginannya, dan mempunyai kemauan untuk bertindak dan berlaku hidup yang sehat,” kata Kang Ipung, begitu ia kerap disapa.
Sementara, Listhia H Rahman dalam presentasinya menjelaskan tentang sepuluh pedoman gizi seimbang yang harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu, membiasakan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok, membatasi konsumsi panganan manis, asin dan berlemak, melakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan ideal dan membiasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi.

“Kemudian, tidak lupa juga untuk mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, membiasakan sarapan pagi, membiasakan minum air putih yang cukup dan aman, memperbanyak makan buah dan sayur, membiasakan mem- baca label pada kemasan pangan dan yang terakhir mensyukuri dan menikmati aneka ragam makanan,” beber Listhia. Selain itu Listhia juga memaparkan tentang betapa pentingnya bekal sekolah bagi peserta didik.
Diketahu juga, berkaitan dengan sosialisasi ini, Disdik Purwakarta juga dianggap telah mengimplementasikan Peraturan Bupati Purwakarta Nomor 69 Tentang Pendidikan Berkarakter yang salah satunya tentang Kewajiban membawa makanan dan minuman ke sekolah yang salah satu pointnya adalah pelajar di Purwakarta wajib membawa makanan dan minuman dari rumah ke sekolah sebagai pembiasaan hidup sehat dan hemat. (bbs/mhs)
Disdikpora Karawang Izinkan Sekolah Libur Banjir
KARAWANG - Banjir yang menerjang wilayah Karawang membuat aktivitas warga lumpuh, tak terkecuali kegiatan belajar di sekolah. Karenanya, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Karawang, Asep Junaedi mengatakan sejumlah sekolah hari ini diliburkan demi keselamatan siswa.

Ia meminta kepada seluruh Korwilcambidik maupun Kepala Sekolah agar tidak memaksakan aktivitas belajar. Mengingat kondisi banjir dan cuaca tak menentu.
“Untuk kondisi seperti ini situasional aja, para Korwil dan Kepala Sekolah sudah bisa mengambil kebijakan tersendiri, dan ada beberapa sekolah yang memang sudah meliburkan siswa didiknya,” ucap Asep, Senin (27/2).
Sejumlah sekolah yang libur akibat banjir hari ini di wilayah Tirtamulya, Cikampek, Kota Baru dan wilayah Karawang Kota. Bencana banjir di Karawang rupanya bukan saja menyasar kawasan perumahan, melainkan juga Kantor Pemerintah Daerah (Pemda) Karawang. Banjir di Pemda Karawang terjadi sejak pagi hari imbas hujan lebat disertai angin kencang semalaman. Uya (45) saat berkunjung ke kantor Pemda Karawang pada pukul 7.30 WIB, kondisi parkiran di lingkungan Pemda Karawang sudah terendam banjir. (bbs/mhs)