
2 minute read
Nyabup Bekasi Tunggu Hasil Pileg
BN Holik Berharap
Sistem Pemilu Terbuka
Advertisement
KABUPATEN BEKASI- BN Holik Qodratullah merupakan satu di antara sejumlah politisi yang memiliki misi ganda dalam mengarungi Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 2024. Ya, Holik yang kini menjabat Ketua DPRD Kabupaten Bekasi tak ingin kontestasi politiknya nanti hanya sekadar merebut kursi DPRD Provinsi Jawa Barat. Sebab Holik juga memandang pertarungan -
Pilpres
nya di Pileg nanti layaknya laga “Pramusim” sebelum dirinya ikut terjun ke arena Pemilihan Bupati Bekasi. “Ya hitung-hitung mengukur diri dan tahu diri juga untuk ke depan,” ujar politikus asal Partai Gerindra itu kepada awak media. Pada Pileg 2019, Partai Gerindra berhasil mengantarkan dua wakilnya, yakni Syahrir dan Irpan Haeroni menjadi legislator Provinsi Jawa Barat. Keduanya juga kembali mencalonkan diri pada Pileg nani. Situasi ini tentu saja meningkatkan tensi persaingan dalam perebutan kursi. Dan kondisi ini justru memacu
Nasdem Klaim Koalisi
Perubahan Solid
KARAWANG - Partai Nasdem menjawab perihal isu pencalonan Anies Baswedan di Pilpres 2024. Ketua DPP Partai Nasdem Taufik Basari mengatakan, Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) tetap solid, guyub, dan kompak.
“Apalagi kita sudah sepakat bahwa persoalan calon wakil presiden kita serahkan kepada Mas Anies untuk menentukan siapa dan kapan akan diumumkan,” kata pria yang akrab disapa Tobas itu kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, dikutip Rabu (14/6).
Tobas mengaku, bahwa pihaknya sudah mendengar juga informasi dari berbagai pihak soal upaya menjegal Anies, tapi pihaknya tidak ingin terlalu fokus pada isu itu dan lebih menunjuk kan kekompakan.
“Jadi kita mendengar informasi tersebut tapi tetap kita dengan kekompakan, kita yakin siapa pun yang ingin menjegal Mas Anies untuk menjadi capres itu mudah-mudahan tidak akan pernah berhasil,” ujarnya.
Menurut Tobas, PKS sendiri merasa tidak pernah tertarik atau pun terganggu dengan upaya terse but, yang dapat membuat PKS menarik dukungan untuk Anies. Untuk itu, pihaknya berharap bahwa informasi itu tidak benar dan sekadar diskusi wa rung kopi semata.
“Jadi sejauh ini tidak ada dari PKS yang menyam paikan hal tersebut kepada kita. Oleh karena itu, kita menganggap informasi bahwa ada penugasan khusus untuk mengganggu koalisi ini dengan cara mencoba-coba menarik PKS ya mudah-mudahan kita berharap informasi itu adalah informasi yang sekadar menjadi diskusi warung kopi ya, dan tidak benar, atau pun jika ada gerakan-gerakan itu hara pannya tetap mudah-mudahan tidak akan mencapai keberhasilan,” terangnya.
“Kita hanya mendapat informasi dan ketika kita kaitkan dengan kekompakan kita di koalisi, kita merasa bahwa dia sejauh ini tidak ada pengaruh apa pun jika pun ada tapi kita berharap itu tidak ada,” terang Tobas.
Terkait rencana pertemuan AHY dan Puan, menu rut Tobas, komunikasi politik antar partai politik hal yang bagus. Artinya, ketika Demokrat membuka komunikasi dengan PDIP itu merupakan bagian dari perjalanan politik yang wajar.

“Kita percaya komitmen yang udah dibangun bersama-sama antara Nasdem, Demokrat, PKS itu akan terus terjaga dan tentunya Demokrat dan PKS pun tidak akan kemudian salah langkah atau gegabah ya untum keluar dari kesepakatan kita bersama ini.
Saya yakin Partai Demokrat dan PKS juga partai yang memegang teguh komitmen yang telah diberikan,” tandas Tobas.
semangat juang Holik untuk tampil maksimal dalam kontestasinya nanti.
“Saya pikir ini merupakan lawan-lawan berat yang pada akhirnya kita harus relevan, apa adanya saja. Tapi kita tetap berjuang untuk membesarkan partai. Terpilih apa tidaknya, itu tergantung nasib kita,” ucapnya.
Terkait langkah politiknya di Pilbup Bekasi, Holik mengaku dirinya belum mengkomunikasikannya secara serius dengan pengurus partainya. Itulah sebabnya, sambung Holik, ia akan menjadikan torehan pilegnya nanti sebagai tolok ukur yang dapat dijadikan bahan pertimbangan partai untuk langkahnya ke depan. “Kalau misalkan pemilu tertutup, ya wallahualam. Saya berdoa semoga nggak tertutup. Target saya kalau memang tadinya dua kursi. Ya kita nggak usah mulukmuluk, mempertahankan dua kursi itu saja,” tuturnya. Sementara itu, Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi Gerindra, Irpan Haeroni justru merasa khawatir suasa Gerindra untuk perebutan kursi DPRD Kabupaten Bekasi anjlok pasca ditinggal dua legislator petahana, yakni Holik dan Anden, yang naik ke tingkat provinsi. “Dengan naiknya dua orang hebat itu naik ke provinsi. Mampukah besok mempertahankan ketua dewan, dengan dewan-dewan yang ada. Itu yang sangat saya khawatirkan,” tuturnya. (bbs/mhs)
SOROT: BN Holik Qodratullah merupakan satu di antara sejumlah politisi yang memiliki misi ganda dalam mengarungi Pemilihan