Cikarang Ekspres, 9 Oktober 2019

Page 1

Semangat Baru Bekasi

RABU, 9 OKTOBER 2019

HARGA Rp3.000

Ciktim-Tambun Terbanyak Kasus Narkoba 35 Pelaku Diamankan Polisi, Mayoritas Usia Produktif

HARIPAN NAHAMPUN/CIKARANG EKSPRES

Wakapolres Metro Bekasi, AKBP Luthfi Sulistyawan menunjukkan barang bukti yang berhasil diamankan petugas selama Operasi Nila Jaya 2019

CAWABUP Dewan Baru Diduga Main Mata Isi Cabup Eka CIKARANG PUSAT - Esok Kamis (10/10), DPRD Kabupaten Bekasi bakal menggelar rapat paripurna penetapan alat kelengkapan dewan (AKD). Yakni, penetapan pimpinan DPRD setempat. Usut punya usut, sidang paripurna nanti akan dibarengi dengan pembahasan panitia pemilihan calon wakil bupati. Terendus kabar bahwa ada transaksi dugaan suap ke wakil rakyat dari calon pendamping Eka Supria Atmaja dengan nilai Rp 250 juta per orang. “Selain membahas tupoksi dewan juga soal cawabup, kenapa cawabup didahulukan ketimbang urusan lain,” kata sumber terpercaya dari petinggi partai kepada koran harian ini, kemarin (8/10) Ke Hal...2

CIKARANG UTARA - Kecamatan Cikarang Timur dan Tambun menjadi daerah yang terbanyak pengungkapan kasus narkoba di Kabupaten Bekasi. Buktinya, Operasi Nila Jaya yang digelar Polres Metro Bekasi pada 28 September hingga 2 Oktober 2019 lalu berhasil mengamankan 35 orang dengan 28 kasus. “Jadi para tersangka ini bervariasi, baik pengedar maupun pemakai narko-

ba. Terbanyak di Cikarang Timur dan Tambun,” kata Wakapolres Metro Bekasi, AKBP Luthfie Sulistiawan saat jumpa pers, kemarin (8/10). Luthfi mengungkapkan untuk Polres sendiri berhasil mengungkap sebanyak 13 kasus dengan total 17 tersangka. Sementara untuk keseluruhan operasi yang berhasil dijaring Kepolisian Sektor (Polsek) adalah sebanyak 15 kasus dengan 18 tersangka. “Kalau kita gabungkan ini totalnya adalah sebanyak 35 orang yang kita tangkap terkait penyalahgunaan narkoba,” kata dia. Luthfi menambahkan para pemakai dan pengedar yang ditangkap petugas pada Op-

erasi Nila Jaya 2019 merupakan hasil pengungkapan kasus narkoba di Sawangan, Depok. “Awalnya dari kasus pengungkapan kepemilikan 300 gram narkoba jenis sabu dari tangan tiga tersangka,” sebut dia Saat itu petugas mengembangkan kasus dugaan kepemilikan narkoba dengan melakukan penyelidikan dan pendalaman selama beberapa hari di wilayah Kecamatan Setu hingga bergerak ke Sawangan, Depok. “Setelah kita periksa serta geledah, petugas mendapati 300 gram sabu, kemudian ada juga ganja seberat 1.500 gram,” urainya. Ke Hal...2

Pembayaran Nontunai Bertahap CIKARANG PUSAT - Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Bekasi menegaskan pembayaran nontunai akan diterapkan secara bertahap dan akan terlebih dahulu memberikan sosialiasi kepada para kepala desa (kades). Sekretaris Dinas (Sekdin) DPMD Muhamad Kurnaefi mengakui adanya keluhan para kades terkait penerapan pembayaran nontunai untuk transaksi karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM). “Belum wajib, kita terapkan bertahap. Intinya

nontunai agar aliran dana ketahuan dan ada transparasi penggunaan, itu semangatnya,”katanya kepada awak media, kemarin (8/10). Sistem ini, sambung Kurnaefi, pihaknya akan bekerjasama dengan Bank BJB dengan harapan sistem ini tidak akan menghambat pembangunan desa di Kabupaten Bekasi. “Perbupnya lagi dibuatkan. Surat edaran juga disiapkan, ketika pemahaman kades sudah bagus akan diterapkan,”paparnya. Ia pun ingin pembayaran nontunai ini tidak rigid alias

kaku dengan apa yang dipikirkan para kades. “Contoh untuk pembangunan dana itu ditransfer ke PPK dari desa,”paparnya. Kurnaefi pun memastikan akan diadakan bimtek untuk para kades untuk penerapan pembayaran nontunai. Kepala Bidang Pemerintahan Desa, Beny Yusnandar, menjelaskan pelaksanaan penerapan nontunai merupakan tahap dua sehingga pihak desa masih dalam persiapan. Apabila sudah siap, DPMD melanjutkan untuk tahap ketiga. Ke Hal.. 2

Sekretaris Dinas (Sekdin) DPMD Muhamad Kurnaefi

ADVERTORIAL

Bapenda Buat Aplikasi Pendeteksi Masa Tayang Reklame Kadaluarsa Bakal Gaet DPMPTSP dan Satpol PP untuk Maksimalkan PAD CIKARANG PUSAT - Upaya menggenjot pendapatan asli daerah (PAD) sektor pajak reklame terus digalakan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Bekasi. Satu di antaranya, pembuatan aplikasi pendeteksi masa tayang reklame yang kadaluarsa. Kepala Bapenda Bekasi, Herman Hanafi mengatakan aplikasi ini akan bekerjasama dengan dua organisasi

perangkat daerah (OPD) lain untuk menertibkan reklame harus ditingkatkan untuk mengejar PAD. “Insya Allah dalam waktu dekat ini kita akan kerjasama dengan DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu) dan Satuan Polisi Pamong Praja untuk membuat aplikasi yang bisa memberitahukan pada kami jika ada reklame yang sudah kadaluarsa,” terang dia, ke-

HERMAN HANAFI

marin (8/10). Artinya, sambung Herman, aplikasi baru ini nantinya sebagai sistem yang akan mengatur tentang pendapatan dari sektor reklame. Terlebih, larangan pemasangan iklan rokok di sejumlah reklame membuat PAD hilang Rp 3 miliar pada tahun 2018 silam. Itu tertuang dalam Perda Nomor 1 Tahun 2018 tentang Kawasan Tanpa Ro-

KEPALA BAPENDA BEKASI

kok (KTR). “Jadi sistem ini bagian antisipasinya. Kita juga membuat standar operasi prosedur (SOP) penarikan reklame,” ungkap dia. Dengan aplikasi tersebut, kata dia juga, nantinya petugas pemungut pajak ataupun petugas pendataan akan lebih mudah mengetahui mana pajak yang sudah bayar, dan mana yang sudah habis masa berlakunya. ”A p l i k a s i i n i t e n g a h

dibuat untuk menghindari pengemplang pajak sektor reklame, karena ada saja perusahaan swasta yang tidak menunaikan kewajibannya,” jelasnya. Berdasarkan data yang diperoleh, ada sekitar 5.000 lebih reklame di Kabupaten Bekasi. Dari jumlah itu, 1.500 titik reklame diduga tidak memiliki izin. Disinyalir ada potensi kebocoran PAD Kabupaten Bekasi. Meski demikian, Herman

meyakini PAD Kabupaten Bekasi dari sektor reklame akan tetap sesuai target yakni Rp16,7 miliar pada tahun ini. Tercatat hingga akhir Mei lalu, PAD yang sudah diperoleh Rp6,1 miliar. “Mari bersama-sama taat membayar pajak merupakan wujud partisipasi membangun Kabupaten Bekasi,” imbuh dia. Te r p i s a h , K e p a l a DPMPTSP, Effendi, mengakui bahwa aturan tersebut

sedang dibahas bersama. Namun begitu, kata dia, seharusnya perlu bidang evaluasi dan pengendalian pada 2 instansi tersebut. “Selain SOP, harusnya ada bidang yang melakukan evaluasi dan pengendalian seperti di dinas lainnya. Bidang ini yang konsisten melakukan pengawasan terhadap reklame yang habis masa tayangnya,” kata mantan Kepala Disnaker tersebut. (adv/jio)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.