PETISI Edisi 012 | Tahun II | 1 s/d 15 Februari 2018
Harga: Pulau Jawa Rp. 3.500,- | Luar Jawa Rp. 5.000,-
Kantor Redaksi - Iklan: Komplek Graha Wartawan A. Aziz PWI Provinsi Jawa Timur, Jalan Taman Apsari 15-17 Lt. II/2 Surabaya 60271 Jawa Timur E-mail: mediapetisi@gmail.com
Miskin Pemimpin Bersih, Koruptor Menggurita Buntut Bertemunya Transaksi Partai dan Politisi Rakus Ketua Bawaslu RI Abhan
Provinsi-provinsi Rawan Politik Uang Jakarta, Petisi Ketua Bawaslu RI Abhan menjabarkan provinsi-provinsi yang rawan politik uang. Pemetaan itu disebutnya didasari temuan dan laporan yang diterima Bawaslu pada momen-momen pilkada, pileg dan pilpres sebelumnya. “Politik uang merupakan kerawanan yang terjadi di banyak daerah pada pilkada sebelumnya dan juga pada pemilu legislatif dan Pilpres 2014. Seperti sembako hingga pembangunan sarana publik merupakan contoh kasus maraknya pelanggaran pemilu terkait politik uang,” jelas Abhan. Hal itu disampaikan Abhan dalam acara ‘Deklarasi Tolak dan Lawan Politik Uang dan Politisasi SARA untuk Pilkada 2018 Berintegritas’ di Hotel Royal Kuningan, Jl Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (10/2). Abhan mengatakan ada 7 provinsi dengan indeks kerawanan politik uang yang tinggi, yaitu Sumatera Utara (Sumut), Sumatera Selatan (Sumsel), Lampung, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kalimantan Barat (Kalbar), Sulawesi Utara (Sulut) dan Sulawesi Selatan (Sulsel).(dtc)
Pemilihan kepala daerah (Pilkada) langsung berkontribusi miskinnya pemimpin pemerintahan yang bersih, berintegritas dan peduli rakyat. Pesta demokrasi tersebut justru melahirkan banyak koruptor. Hal ini ditandai terjaringnya sekitar 11 kepala daerah (bupati, walikota dan gubernur) dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilancarkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selama tahun 2017 hingga pertengahan akhir Februari 2018. Surabaya, Petisi Koordinator Forum Masyarakat Peduli Pemerintahan Indonesia (Formatain), Sutrisno Hadi, pesimis Pilkada serentak 2018 akan menghasilkan kepala daer-
ah berkualitas dan tidak korupsi. Alasannya, selain masyarakat abai, besarnya biaya politik Pilkada gak ketulungan. Q
BERSAMBUNG KE HAL. 11
INDEKS .... Jl Taman Apsari Zona Merah, Kenapa Bisa Keluar IMB Hotel Amaris? Baca Hal. 4 Penanganan Kasus Limbah B3 Asal Korsel ‘Mandek’ di Polda Jatim Baca Hal. 5 Di-PHK Sepihak, Puluhan Karyawan PT Aice Jember Unjuk Rasa Baca Hal. 10
KPU Jatim Tawarkan Batasan Dana Kampanye Rp 416 M Surabaya, Petisi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim menawarkan batasan dana kampanye untuk masing-masing pasangan calon (paslon) di Pilgub Jatim 2018 sebesar Rp 416 miliar. “Kita sudah tawarkan ke tim paslon, termasuk ada Bawaslu di sana, kalau untuk batasan dana kampanye paling besar Rp 416 miliar. Itu angka paling besar yang bisa digunakan,” kata Ketua KPU Jatim, Eko Sasmito di Surabaya, Kamis (8/2). Eko Sasmito
Q
BERSAMBUNG KE HAL. 5
Golkar Juara, PDIP Runer Up Deretan Kepala Daerah yang Tersandung Korupsi PARTAI Golongan Karya (Golkar) bukan hanya jago di lini politik, tapi juga menjawarai di ranah pidana korupsi. Setidaknya enam orang kepala daerah yang diusung Pohon Beringin tertangkap KPK dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT). Sedangkan PDIP menjadi runer up. Sekitar empat orang kadernya dijebloskan ke penjara. Sedangka Partai Demokrat menempati peringkat ketiga. Salah seorang kadernya, Bupati Pamekasan, Achmad Syafii, terkena OTT usai mengikuti upacara penutupan program TNI Manunggal Membangun Desa di Desa Bukek, Kecamatan Tlanakan, Pemekasan, Rabu 2 Agustus 2017. Achmad Syafii menjadi tersangka dugaan suap terkait penanganan kasus penyalahgunaan Dana Desa Dassok yang ditangani Kejari Pamekasan. Agar perkaranya lenyap, ‘dikirimlah’ duit sebesar Rp Rp 250 juta pada Kajari Pamekasan, Rudy Indra Prasetya, yang juga turut dijadikan tersangka bersama pejabat inspektorat pemerintah setempat, Sutjipto Utomo dan Kepala Desa Dassok Agus Mulyadi dan seseorang bernama Noer Solehhoddin. Berdasarkan data yang dihimpun dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), berikut deretan kepala daerah dari PDIP dan Golkar yang diduga terendus berbuat korupsi selama tahun 2017 dan 2018. Setidaknya empat orang kepala
daerah dari PDIP terjaring Operasi Tangkap Tangan maupun yang ditersangkakan oleh KPK. Berikut kepalda daerah dari PDIP yang dikenakan rompi oranye oleh penyidik KPK: 1. Bupati Klaten, Jawa Tengah, Sri Hartini. Srikandi PDIP ini terjaring operasi tangkap tangan KPK terkait dengan jual beli jabatan di lingkungan pemerintahan. Barang bukti yang didapat KPK berupa uang tunai Rp 2,08 miliar, 7.500 dolar AS dan 2.035 dolar SIngapura. Uang tersebut ditemukan di dalam kardus. Sri Hartini telah divonis 11 tahun penjara karena terbukti melanggar pasal 12 huruf a dan pasal 12 huruf b Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Selain pidana kurungan, hakim juga menjatuhkan denda Hartini sebesar Rp 900 juta subsidair 10 bulan kurungan. 2. Kamis (23/11/2017), KPK menetapkan Wali Kota Mojokerto, Masud Yunus, sebagai tersangka dugaan suap pembahasan perubahan APBD Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2017. Ia diduga menyetujui Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Mojokerto, Wiwiet Febryanto (WF), memberikan sejumlah uang kepada pimpinan DPRD Kota Mojokerto. Q
BERSAMBUNG KE HAL. 11
Jaksa dan 2 Warga Surabaya Diciduk Tim Saber Pungli Terlibat Pemerasan
Mojokerto, Petisi Anggota gabungan Saber Pungli Polres dan Kejari Mojokerto, Minggu (4/1/2018) berhasil mengungkap dugaan tindak pidana pemerasan di kawasan wisata religi Jolotundo Kabupaten Mojokerto. Dari penangkapan pukul 18.00 wib, petugas berhasil mengamankan tiga pelaku, diantaranya Hari Cipto Wiyono (52) anggota LSM warga Mojo, Kelurahan Mojo, Kec Gubeng, Kota Surabaya, Akhmad Khoirul (50) seorang PNS Kejati Jatim (Jaksa fungsional Bid Intelijen Kejati) warga Jln Ahmad Yani, Dusun Mencek, Desa Serut, Kec. Panti, Kab. Jember, Ishaq Wahyulla (47) warga Jalan KH. Mas Mansur, Nyamplungan, Kec. Pabean Cantikan, Surabaya. Akibat perbuatan tersangka ini, ketiganya dijerat Pasal 368 KUHP dengan ancaman hukuman 9 tahun penjara. Q
BERSAMBUNG KE HAL. 5
Oknum jaksa Akhmad Khoirul (jaket hitam berkaca mata, red) bersama tim dari Kejati Jatim saat jalani pemeriksaan di Polres Mojokerto. (ist)
Proyek Rumah Restlament Bendo Ponorogo Rp 13,9 M Jadi Bancakan? Kualitas Bangunan Dipersoalkan, Banyak Rusak Sejumlah 89 KK (Kepala Keluarga) warga wilayah Dukuh Bendo, Desa Ngindeng Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo, mulai tanggal 23 Januari 2018, menempati Rumah Resetlemet.
+ Tahun 2018 adalah tahun politik, biasanya peredaran uang meningkat. _ Makanya, setelah terpilih, banyak pejabat korupsi dan kena OTT KPK
Ponorogo, Petisi Penyerahan 89 unit rumah sesuai jumlah Kepala Keluarga yang bermukim di dua wilayah RT yakni RT 01 RW 03 sebanyak 38 rumah, sedangkan dari RT 02 RW 03 sejumlah 51 rumah tersebut langsung diserahkan oleh Bupti Ponorogo Ipong Muchlisoni pada malam tanggal 23 Januari 2018 lalu. “Melalui perjalanan yang panjang dan penuh cerita mas dan untuk mendapatkan rumah baru di lokasi relokasi dampak Waduk Bendo ini, sejak tahun
2013 itu kita didata, katanya akan dapat ganti rumah, karena lokasi rumah kami terkena dampak pembangunan Waduk Bendo, dan baru tanggal 22 Januari 2018 malam, Bupati serahkan kunci dari semua rumah yang baru selesai dibangun oleh PT dari Kalimantan Timur itu dan terhitung sejak malam itulah rumah sudah ok,” kata Marno. Meski proyek pembangunan rumah baru selesai dikerjakan dan pada Senin malam (22/1/ 2018), rumah relokasi bagi 89 KK (272 jiwa) terdampak pemban-
gunan Waduk Bendo oleh Bupati Ponorogo Ipong Muchklisoni diserahkan ke warga terdampak, ternyata masih meny-
isakan persoalan. Setalah proses lelang tender proyek pembangunan Rumah Resetlement Waduk Bendo dengan nilai pagu dan nilai HPS 14.500.000.000 (Rp 14,5 Miliar)
Proyek Rumah Restlament Bendo baru diserahkan sudah banyak keluhan warga.
dan kemudian tendernya dimenangkan oleh PT. JAYA KEDHATON (PT. JK) beralamat di Jl. A. W. Syahranie 4 Blok K No. 18 Kota Samarinda Kalimantan Timur dengan nilai Rp. 13.983.336.000 tersebut dipersonal warga, pasalnya fasilitas rumah masih banyak yang rusak. Mulai dari keramik, tembok retak paralon dalam tembok bocor, sehingga air rembes ke luar sehingga air menggenang di lantai. Bahkan, selain itu juga kusen kayu untuk candela dan pintu juga dinilai warga bukan kayu bagus, namun hanya kayu toko jenis meranti, dan itu pun masih basah. Sehingga ada sebagian pintu dan candela yang sulit ditutup karena kayu molet. Q
BERSAMBUNG KE HAL. 11
WARTAWAN SURAT KABAR UMUM PETISI DALAM MENJALANKAN TUGAS JURNALISTIKNYA DIBEKALI KARTU PERS DAN NAMANYA TERCANTUM DALAM BOKS REDAKSI