Dialog Bulan Puasa 3

Page 1


DIALOG BULAN PUASA

3

Keterangan :

Selaku Pak Kyai oleh : Haji Bakri Wahid, B.A. Daeng Naba oleh : Syamsul Marlin, B.A. 1


PERKAWINAN WANITA ISLAM DENGAN PRIA BER AGAMA LAIN PAK KIAY : Assalamuâ€&#x;alaikum Sudah lama Dg. Naba DG. NABA : ia, Pak Kiay Say abaca-baca surat ini Pak Kiay PAK KIAY : Banyak lagi surat masuk? DG. NABA : Banyak Pak Kiay PAK KIAY : Dari mana-mana Dg. Naba DG. NABA : Ini ada dari Sulawesi Tengah Pak Kiay Lishusuddin Parigi Sul Tengah. Kemudiajn saya harap kepada Pak Kiay menjawab surat satu dua yang musah masuk. Ini surat dari Toli-Toli, Begini Pak Kiay, ini pertanyaan berasal dai Husein Pakaya Toli-toli, Pertanyaan seorang Islam yang sudah mempunyai hubungan cinta dengan dengan seorang laki-laki yang bukan Warga Negara Indonesia (Asing) yang beragama lain. Perkawinan tidak disetujuai olehpihak orang tua perempuan. Oleh karena cinta dan hubungan tersebut tidak disetujuai orang tua, permpuan mengambil keputusannya sendiri ia melarikan diri kedaerahlain bersama laki-laki tersebut. Apakah mereka itu bisa dikawinkan atau tidak dan bagaimana hukumnya. Ini pertama bagaimana pak Kiay. PAK KIAY : Jadi tentu yang dibicarakan masalah sahkan perkawinan wanita Islam denganlaki-laki yang 2


beragama lain. Begini Dg. Naba. Personalan itu sudah dijelaskan olehAllah dalam surat Al-Maidah ayat 5. DG NABA

: Bagaimana bunyinya pak Kiay

PAK KIAY : Kita ambil saja satu kesimpulan dari pada ayat itu bahwa wanita yang beragama Islam tidak sah kawinnya denganlaki-laki yang beragama lain. DG. NABA : Tegasnya, wanita yang beragama Islam tidak boleh kawin denganlaki-laki yang beragama lain. Lalu yang kedua lagi Pak Kiay, berapa banyak jumlah Mesjid dan Mushalla di Sulawesi Selatan. Sebab sekarang Pak Kiay kan Sulawesi Selatan sudah ada IMMIMnya tentu sudah bisa dihitung berapa Mesjid di urusan Agama Islam pada kantor wilayah Dep. Agama. PAK KIAY : Begini Dg. Naba, saya dapat bacakan, di seluruh Sulawesi Selatan, Jumlah Mesjid bersama langgarnya, itu 7.729 buah DG. NABA : 7.729 buah semua jumlahnya. Dimana data pak Kia dapat. PAK KIAY : Saya dapat dari Kantor Dep. Agama (Bidang urusan Agama) dikantor Wilayah. DG. NABA : O. ya Pak Kiay dapat di Urusan Agama Kantor wilayah Dep Agama, jumlaah Mesjid dan Musholla 7.729 buah. PAK KIAY : Mesjidnya saja itu Dg. Naba 4.895 DG. NABA : O, terperinci Pak Kiay Mesjidnya 4.895 3


PAK KIAY : Ia, kalau di Kotamadya Ujung Pandang, Mesjidnya saja 238 buah, kalau termasuk Mushallah 290 buah DG. NABA : 290 buah di Kotamadya Ujung Pandang saja itu PAK KIAY : Ia. Kalau Mesjidnya, 238‌. DG. NABA : Kalau termasuk Mesjid Mushallah, 290 buah. Demikian Sdr. Husein Pakaya jawaban Pak Kiay tentang pertanyaan Saudara. Selanjutnya ini lagi pak Kiay dari Rusli Asrama MattoanginUP. Pertanyaannya saja saya baca Pak Kiay, Melalui surat ini, ingin bertanya 1. Apakah bangkitnya dihari kiamat adalah denganruh dan jasa, 2. Masuk surge dan neraka itu, bukan dengan badan, tetapi ruh saja? Jelaskan, Atas perhatian tak lupa uap banyak terima kasih. Hormat Sipil rusli di Asrama Mattoangin. PAK KIAY : Begini Dg. Naba, kita perlu ucapkan banyak terima kasih, rupanya perlu ada pengaertian. Kalau dulu saya sekolah, itu kalu guru bertanya, selamanya jelaskan. Jadi rupanya kalau kita baca ini, kita rasanya jadi murid, di jadi guru. Jadi seharusnya minta tologn dijelaskan, itulah kalimat yang cocok. DG. NABA : Jadi jawabannya bagaimana Pak Kiay PAK KIAY : Begini Dg. Naba. Apakah manusia itu nanti dibangkitkannya di hari kiamat ruh sama tubuhnya, atau ruhnya saja Jawabnya berdasar surat Yasin ayat 78 dan 79, bahwa manusia dibangkitkan dihari kiamat nanti Roh bersama tubuhnya. Jadi itu dasarnya. Didalam Qurâ€&#x;an dikatan : MAYYUHIIDHAMA WAHIYA RASIMUN 4


Siapa yang akan menghidupkan tulang-tulang yagn sudah lapuk-lapuk itu, katakan Muhammad, yang menghidupkan orang ada yang menciptakan pertama yaitu, Allah. Jadi kalau sudah ada tulangtulang yang dihidupkan, berarti manusia dibangkitkan di hari kiamat itu bersama roh atau jasadnya, dapat diambil kesimpulan surat Ibrahim ayat 49 dan surat Nisa ayat 56, dimana dikatakan diantara ayat : INNALLAZINA KAFARU BIAYATINA SAWFANUSHLIIHIM NARAN, KULLAMA NADHIJAT JULUUDUHUM BADDAL NAHUM JULUUDAN, GAIRAHA LIYAZUUGULâ€&#x;AZAAB. Orang-orang kafit dengan ayat kami akan dimasukkan kedalam Neraka yang bernyala-nyala setiap hangat kulit mereka dignati dengan kulit baru supaya dirasakannya benar azap Tuhan. Jadi ini menjelaskan bahwa manusia didalam Neraka atau didalam Surga berobah dan berjasad. DG. NABA : Dan akai kulit. Kalau hangus kulitnya, diganti dengan kulit baru. Demikianlah jawaban Pak Kiay melalui Dg. Naba untuk Bapak Rusli. Selanjutnya Pak Kiay, kita lanjutkan lagi dialog kita yang lalu. Surat sudah jelas dua terjawab, Alhamdulillah. Sekarang Pak Kiay yang lalu membicarakan tentang soal dengki. Dengki itu tidak baik, dengki itu, dihilangkan dengan mendalamnya rasa iman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan perlu disadarkan diri kita kenapa kita dengki, kalau masalah rezeki, Tuhan sudah mentakdirkan masalah rezeki kita itu. Didalam Al-Qurâ€&#x;an surat Assuruht, ayat (32) Tuhan jelaskan. 5


DG. NABA : Ia, bagaimana bunyinya Pak Kiay? PAK KIAY : nahnu tasanaa mahaeshatahum “Kami yang membagi-bagikan rezeki atau kehidupan diantara mereka”. DG. NABA : Ia, jadi rezeki itu Tuhan bagi. Kalau ini kaya, itu miskin, itu Tuhan yang bikin, kenapa kita lagi dengki. PAK KIAY : Kalau kita dengki Dg. Naba kepada orang yang telah ditentukan oleh Tuhan mendapat rezeki, berarti kita memprotes keputusantuhan. Jadi ini harus diresapkan kedalam hati, kalau ada perasaan dengki dihati, kalau ada perasaan dengki dihati, berarti kita memprotes ketentuan Tuhan. DG. NABA : Ia, jadi kalau orang itu rezekinya agak lumayan, itu sebenarnya Tuhan yang berikan. Oleh karena itu kita tidak perlu dengki. Itulah yang dikatakan Iman Pak Kiay ya. PAK KIAY : Itu cara yang pertama DG. NAGA : Kemudian yang lain Pak Kiay? PAK KIAY : Yang kedua laig, cara yang kedua Dg. Naba, hikmanya itulah nampaknya kita disuruh setiap selesai sholat disuruh membaca “ALLHUMMA LAMANIA LIMA ATHAITA? WALA MUTHIA LIMAMAN‟TA” Apa isi doa ini Dg. Naba, ini doa adalah untuk mengikis sifat-sifat dengki dihati yang artinya “ya Allah tidak ada yang bisa menghalnagi orang yang kau sudah tentukan akan dapat diberi”. 6


DG. NABA : O, ya, tidak ada yang bisa melarang apa yang sudah ditentukan Tuhan. Ia. Dan tidak ada orang yang bisa memberiyang sudah kau tentukan untuk tidak dapat. DG. NABA : O, ya, yaya dengna kata lain rezeki alam tidak akan dimakan musam, tapi musam tidak makan alam PAK KIAY : Jadi Dg. Naba, ini diresapkan agar iman itu benarbenar sampai dihati sehingga dengan demikian terkikislah perasaan dengki, dendam dari hati. Maka dengan demikian jelas Dg. Naba Ibada Puada akan dapat mengkikis dengki. Nah sejauh mana iman itu bersarang dihat, sejauh itu pulalah terkikisnya dengki itu tadi. DG. NABA : A. a. Kalau dengki Pak Kiay, bercita-cita hilangnya nikmat dari seseorang, bagaimana kalau kita hanya bercita-cita memiliki nikmat itu? Seperti yang dimiliki orang tersebut. Apakah ini dengki juga namanya, seperti begini : Pak Kiay jadi Kiay, Dg. Naba bercita-cita mau jadi Kiay toh apakah itu dengki namanya. PAK KIAY : Kalau ada orang kaya kita mau kaya pula, apakahitu dengki namanya. DG. NABA : Ia, ada orang pintar kita mau pintar juga, Ada orang punya anak, kita mau punya anak ton. PAKI KIAY : Begini Dg. Naba, memang defines dengki dulu kita jelaskan : Dengki ialah bercita-citanya hilang nikmat dari seseorang atau tidak sampainay nikmat 7


kepada seseorang, itu namanya dengki kalau ada cita-cita dan niat dihati. Nah sekarang ada pula niat oran gmau jadi kaya seperti kayanya orang, mau alim sepeti alminya seseorang, apakah ini juga disebut dengki, jawabannya ini bukan dengki, malah dianjurkan, ini kebaikan. DG. NABA : O, dianjurkan yang begitu? PAK KIAY : Ia, didalam Al-Qur‟an dikatakan “FASTAYBIQUL KHAIRAT” Artinay lombalah kamu kepada kebaikan. Kaya itu baik, alim itu baik. Berlombalah mencari kara tapi jangan diniatkan dihati saya kaya supaya kau miskin, itu yang tidak boleh. DG. NABA : O, ya bahkan kalu perlu niatkan kalau saya kaya, saya bantu kau. Begini lagi, bagaimana kalau orang mendapat kekayaan itu dengan cara yang haram Pak Kiay, caranya tidak betul…… PAK KIAY : Jadi kita ini menjadi dengki kepada dia. Karena dia mendapatkan kekayaan dengan cara yang haram, bagaiman ini. Begini Dg. Naba kita benci kepada orang yang mendapatkan kekayaan dengan cara yang haram, memang Dg. Naba. Kita harus benci tapi benci kita bukan kepada hartanya itu tetapi kepada caranya mendapatkan itu. DG. NABA : O, kepada caranya kita benci, bukan kepada orangnya. Cara mendapatkannya, kita harus bencihi, karean tidak menempuh jalan yang halal. DG. NABA : Bagaimana kalau begini Pak Kiay. Dia niatnya biak Pak Kiay, tapi caranya merampok untuk 8


mendapatkan har. Tapi niatnya juntuk membantu orang miskin umpanya. PAK KIAY : Dia akan bersedekah ke Mesjid. Namun bagaimana kalau caranya itu tidak baik, niat yang baik tidak jadi sah karena yang tidak baik. DG. NABA : O, begitu. Dengan kata lain Pak Kiay, biar niatnya baik, yang haram tetap haram, tidak bisa jadi halal. PAK KIAY : Betul, karena caranya yang haram. Jadi Dg. Naba, kita harus benci kepada caranya tadi. Dan harus kita rombaok karena caranya itu salah. Biarkan dia, berarti kita membiarkan kejahatan. Merombak, tentu sesuai dengan situasi dan keadaan dimana kita berada. Itu diperlukan. Mungkin masih diperlukan nasehat, nasehatilah. Wah ini membahayakan dan diperlukan ini penangkapan, ya tangkap. Jadi kita melihat caranya itu saja. DG. NABA : Jadi masalah dengki di sini Pak Kiay, apakah termasuk mental yang baik atau mental buru. PAK KIAY : Sudah jelas tentu orang bersependapat. Dg. Naba bahwa dengki itu mental buru. Oleh sebab itu Dg. Naba orang yang bersepakat, harus dapat mengikis mental dngki atau mental yang buruk. Itu sudah harus. DG. NABA : Bagaimana kalau dia beribadat, tapi mentalnya buru tidak hilang. Dengan kata lain sudah lama beribadat, tapi mentalnya tetap buruk. Bagaimana kalau begitu?

9


PAK KIAY : Ini tetap menukkan Dg. Naba orang-orang yang beribadat sekedar beribadat. Tidak mengerti siapa yang diibadati, untuk apa ibadat, dan kenapa ia beribadat, dan tidak kenal tujuan ibadat, dikerjakannya, sudah puasa sudah tidak makan tidak minu, sudah beres. DG. NAGA : Ia, pada hal puasa itu bukan tidak makan tidak minum itu. PAK KIAY : Bukan DG. NABA : Begini Pak Kiay, dengki adalah pokok ajran komunisme. Begitu keterangan Pak Kiay yang lalu. Jadi kalau begitu, apabila dengki adalah pokok ajaran komunisme, bagaimana pendapat Pak Kiay selanjutnya. PAK KIAY : Begini Dg. Naba, memang dengki adalah pangkal bertolak dari pada ajran Komunisme. Dengan demikian Dg. Naba, bahwa sebenarnya dengki juga adalah dijalankan atau pokok dijalankan sihir atau tukang-tukang sihir. Jadi juga disamping pokok ajran komunisme, juga pokok pelaksanaan tukangtukang sihir. DG. NABA : O, begitu. Jadi tukang sihir kerjasama dengan keo komnunisme. PAK KIAY : Betul sama-sama jahat, Cuma caranya berbeda. DG. NABA : O, jahatnya tukang sihir lain, jahatnya komunisme lain ton. PAK KIAY : Ia, karena itu kita diajarkan Dg. Naba tentang menghadapi tukang sihir dengan sifat dengkinya 10


disuruh kita berlindung kepada Tuhan dengan kalimat didalam surat dibacakan : MIN SARRI KHASIDHIN ISYAHASADAA. Itu terdapat didalam Al-Qurâ€&#x;an bahwa kita terlindung dari pada dengki orang yang dengki. DG. NABA : Nah sekarang begini. Orang yang beribadat, sudah beribadat seharusnya dapat mengikis sifat-sifat dengki. Nah berarti orang yang benar-benar beribadeat telah dapat mengikis pokok ajaran komunisme darihatinya. PAK KIAY : Betul Dg. Naba. Jadi orang-orang yang benarbenar beribadat. Itu sudah dapat mengikis ajran pokok dari pada komunisme yaitu dengko. Dengan demikian Dg. Naba oleh karena itu orang yang menjalankan ibadah dengan baik, tiu sudah terkikis pokok ajaran komunisme secara permanen dihatinya. Dengan demikian Dg. Naba ketahanan Nasional dapat terbina dibidang mental idiologis. Dan keputusan MPR melarang idiologi komunisme di Indonesia itu akan benar-benar dapat terlaksana bila rakyat Indonesia ini didorong menjalankan ibadah sebaik-baiknya. Apalagi Dg. Naba ini dalam UUD 45 pasal 29 Negara menjamin kebebasan penduduknya menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya. DG. NABA : Artinya Negara tidak menjamin orang yang tidak beribadah. PAK KIAY : Bebas tidak beribadah tidak dijamin. Jadi didorong menjalankan ibadah yang benar, Begitu Dg. Naba. 11


DG. NABA : Nah sekarang begini tenapa ada orang yang beribadat jadi komunis. PAK KIAY : Adakah begitu Dg. Naba? DG. NABA : Ada PAK KIAY : Ada yah, dia beribadah tapi jadi komunisme. DG. NABA : I, dianaik ton haji apa PAK KIAY : Jawabnya begini Dg. Naba, kalau komunisnya benar itu adalah ibadah orang munafik. Sebaiknya. DG. NAGA : Kalau munafiknya benar, jelas orang itu komunis. PAK KIAY : Kalau ibadahnya benar, maka komunisnya adalah komunis munafik DG. NABA : A. a. a. kalau ibadahnya benar maka komunisnya komunis munafik. PAK KIAY : Ia, tapi kalau komunisnya yang benar, ibadahnya munafik. DG. NABA : O, ya kenapa begitu? PAK KIAY : Begini Dg. Naba, karena tidak bisa dihimpun antara keduanya, sebagaimana tidak bisa dihimpun antara gerak dengan diam. DG. NABA : Ia, kalau tidakb ergerak, tentu diam‌.. PAK KIAY : Kalu diam, tentu tidak bergerak. Komunisme tidak bertuhan. Agama mengakui adanya Tuhan, beribadah kepada Tuhan itu. Jadi bagaimana bisa dihimpun. 12


DG. NABA : Baiklah Pak Kiay. Sudah waktu rupanya, sampai disini Pak kiayai, saya permisi dulu, Assalamuâ€&#x;alaikum PAK KIAY : Yaa, Alaikumussalam Warahmatullahi Wabakatuh.

13


SHALAT SUBUH DAN QUNUT DG. NABA : Assalamuâ€&#x;alaikum PAK KIAY : Alaikummussalam warahmatullahi Wabarakatuh Dg. Naba, silakan masuk Dg. Naba DG. NABA : Sudah lebih dahulu Pak Kiay diruangan, saya diruangan RRI Pak Kiay membaca surat-surat. PAK KIAY : Banyak lagi surat-surat Dg. Naba? DG. NABA : Banyak Pak Kiay PAK KIAY : Apa pertanyaannya? DG. NABA : Ini kita dahulukan ak Kiayai dari Langa Panda, 31 Agustus 1976, dari NTT Nurdin Dalle asarama Komsok Nangapanda Ende Flores. Pertanyaannya begini yang berpata (tidak usah dibaca seluruhnya Pak Kiay_\), Pak Kiay dan Dg. Naba. Kesempatan yang baik ini saya ingin mengajukan beberapa pertanyaa ialah : 1. Sejak kapankah sahur diselenggarakan? 2. Bolehkan shlat subuh tanpa baca qunut? 3. Anak-anak berapa tahunkah yang baik untuk diajak berpuasa? Sekian pertanyaannya Pak Kiay PAK KIAY : Mengenai siaran sahur Dg. Naba yang berlangsung di RRI Nusantara IV Ujung Pandang kalau saya tidak salah ingat adalah sejak tahun 1970 adalah RRI Nusantara I, jadi berarti berlangsung lima tahun. 14


DG. NABA : Kalau Pak Kiay salah ingat, Dg. Naba kasih ingat, memang tahun 1970 itu. Sebab Pak Kiay selalu sama dengan Dg. Naba. Begitulah sdr. Nurdin jawaban Pak Kiay melalui Dg. Naba. Terima kasih atas perhatian anda. Yang kedua, bolehkah sembahyang Subuh tanpa qunut? DG. NABA : Tapi yang ditanya di sini, bolehkan shat subuh tanpa Qunut? PAK KIAY : Jadi Dg. Naba karena itu masalah khilafiah masalah ada yang membolehkan, dan ada juga yang mengharapkan agar supaya dibaca qunu, jadi dengan demikian Dg. Naba, dua persoalan ini tidak perlu kita perpanjang. Bagi yang berkeyakinan ada qunut sembahyang qunut subuh, laukanlah. Dan tidak usah benci, jengkel kepada orang qunut pada waktu subyh. Karena masalahnya adalah masalah khilafiah, tidak akan selesai sampai qiamat. DG. NABA : Ia, jadi kalau begitu, timbale baik. Orang yang qunut, jangan jengkel kepada yang tidak berqunut. Yang tidak PAK KIAY : Betul. Sebab orang Islam bisa sembahyang pada satu mesjid. DG. NABA : Ia, yang perlu dijengkeli, orang yang tidak sembahyang. Pak Kiay ya? Sebab apa, sebab orang begitu ada cirri-cirinya menurut Pak Kiay mental komunis. Begini lagi Pak Kiay yang ketiga, anakanak lagi Pak Kiay, umur berapa tahunkah yang baik diajak berpuasa?.

15


PAK KIAY : Begini Dg. Naba, dari segi hadist yang menyuruh anak berpuasa, rupanya tahunnya tidak dicantumkan masalah puasa. Tapi kalau masalah shalat, sudah dicantumkan oleh Nabi “Suruhlah ankmu bersahyang umur 7 tahun. Bila 10 tahun tidak sembahyang, pukul. Itu kesimpulan terakhir”. DG. NABA : Tapi dari situ, saya rasa tidak salah itu Pak Kiaya ancer-ancer untuk diajak puasa umur 7 tahun. PAK KIAY : Boleh Dg. Naba disamping kita lihat juga pisik anak-anak tadi. Ada anak-anak umur 6 tahun karena pisiknya baik, bisa diajak puasa 6 tahun. Tapi 7 tahun itulah yang wajar. Kalau sekiranya pisik anak lemah, mungkin tidak mampu, nantilah sedikit umur 8 tahun. Begitulah Dg. Naba. DG. NABA : Tapi ada juga ilmunya anak-anak Pak Kiay. Waktu Dg. Naba anak-anak, pura-pura saya puasa padalah diluar dia minum. Tapi yang pokok diajar Pak Kiay. Jadi tegasnya Pak Kiay ujur berapa? PAK KIAY : Dalam Hadist dikatakan begini Dg. Naba. Apabila sanggup anakmu berpuasa tiga hari, suruh puasa untuk satu bulan penuh. DG. NABA : O, begitu, jadi ada teksnya. Kalau anak kita sudah bisa puasa tiga hari berturut-turut, silakan untuk satu bulan Artinya kalau tiga hari bisa dijalani, bisa untuk satu bulan. Ada hadistnya Pak Kiay begitu? PAK KIAY : ada Dg. Naba. “INA ASHAGAL GULAMUSSHIAMA HALANATI AYYAMIN WAJABA ALAIHI SHIYAMUL AHRA KULLIHI” Artinya, apabila mampu anak-anak 16


puasa tiga hari, wajib kepadanya puasa untuk satu bulan. Dg. NABA

: A. a. a. Kenapa dibilang wajib Pak Kiay?

PAK KAY

: WAJABA‌..

DG. NABA : Artinya maksud wajibnya distu wajib fardu PAK KIAY : Ia, dengan sendirinya sudah diwajibkan menjalankan puasa satu bulan keseluruhannya.

ia

DG. NABA : O, ya. Ya. Jadi teksnya tiga hari. Kalau tiga hari beres, bisa beres untuk satu bulan. Selanjutnya Pak Kiay Saudara Nurdin Dale mengharapkan, menyarakan kalau boleh agar ceramah subuh puasa, kali ini supaya dibukukan dan dapt dijual kepada yang ingin memiliki pengetahuannya dan tentunya saya sendiri membutuhkannya. PAK KIAY : Itu kita nanti sarankan kepada RRI, apakah itu dibukukan, yang sudah jelas castnya sudah ada. DG. NABA : Yah, tetapi lebih jelas lagi disarankan kepada Kanwil Dep. Agama. Kita sampaikan sama beliau disana (sama Bpk. Kansil). Sdr. Nurdin, saya rasa Sdr. Sependapat bila kamisarankan kepada Kantor Wilayah Dp. Agama Prop. Sulsel saran Saudara ini. Kemudian terima kasih atas perhatian anda. Ini lagi Pak Kiay dari Ujung Pandang, Apakah yang dimaksud salawat Nabi (ini Pak Kiay dari Rusli Aburaera), Apakah yang dimaksudkan salawat mati/salawat hidup, mana yang lebih baik dipakai, kapan dipakai salawat hidup/mati? Bagaimana 17


bunyi salawat hidup dan salawat mati Pak Kiay? Mohon penjelasan. PAK KIAY : Apa yang dimaksud salawat Nabi. Begini Dg. Naba, salawat itu kata-kata jamak dari kalimat shala. Kalau dikatakan shalatullah alaik, itu maksudnya. Shalatullah Alahi, sama dengan arti barakallah alaikhi. Shala artinya doa. Jadi shala disebut shalawat jamaknya. Apakah yang maksudkan shalawat Nabi, ini Dg. Naba. Shalawat Nabi itu ialah kapan kita bershalawat kepada Nabi katanya Kaipanushallu Alaika Iyanahnu Shallaina alaika fishalatina quluu Alahumma shalli ala Muhammad. Sebagaiman kami bershalawat kepada engkau Muhammad bila kami bersembahyang. Nabi jawab: ucapkanlah Allahumma shalli ala Muhammad. Inilah hadist riwayat Muslim menjelaskan caranya shalawat kepada Nabi. Itu bunyi shalawat. Lantas yang ditanyakan disni apakah yang dimaksud dengan shalawat, itu maksudnya Apa yang dimaksudkan shalawat mati dan shalawat itu tidak ada orang yang mati mengucapkan shalawat lagi, hanyaorang hidup yang mengucapkan shalawat. Dan tidak ada shalawat yang mati dan tidak ada shalawat yang hidup, karena itu kalimat diucapkan. DG. NABA : Ya, Allahummashalli Ala Muhammad‌‌ PAK KIAY : Ia. Itu diucapkan dalam sembahyang. Mana yang lebih baik dipakai? Yang lebih baik dipakai menurut hadist riwayat muslim tadi, Allahummashalli ala „Muhammad, itulah shalawat yang baik dipakai tidak ada kalimat lain 18


DG. Naba

: Ia, kalau ada kalimat lain, salah tentu

PAK KIAY : Ia, kapan dipakai shalawat hdup, kapan dikapakai shalawat mati, shalawat hidup tidak ada, shalawat mati tidak ada, itu hanya ucapan. Bagaimana buny shlawat hidup, bagaimana bunyi shalawat mati, itu juga tidak ada. DG. NABA : Ia, tidak ada shalawat hidup, tidak ada shalawat mati. Yang ada hanya selamat hidup, selamat kalau mati. PAK KIAY : Kapan kita bershalawat, itu ada didalam shalat dan di luar shalat. Diluar shalat, ada ucapan Nabi begini. AGAMAN ZAKARTU INDAHU FALAM YSHALLI ALAA. Celakalah orang yang menyebut namaku dan dia tidak bershalawat kepadaKu. DG. NABA : O, Menyebut Nabi Muhammad, dengan tidak diiringi. Pak kiay

: ALLA HUMMA SHALLI ALA MUHAMMAD, dengan tidak jadi seharusnya kalau kita sebut Muhammad, jawabanya Syallallaju Alaihi Wassalam, kalu diluar shalat.

DG. NABA : O, ya kalau disebut Muhammad, Syallallahu Alaihi Wassalam.

diiringi

PAK KIAY : Ia, jadi kalaudalam sembahyang, sudah ada, diluar sembahyang sudah ada petunjuk, tidak ada shalawat itu kalau kita sudah mati. Orang mati itu tidak ada shalawat. 19


NG. NABA : O, ya, yang ada menurut Dg, Naba ialah selamat. Selamat hidup dan selamat nanti kalu mati. Begini Paki Kiay kembali kepada masalah dialog kita. Dulu Pak Kiay menyatakan bahwa penyakit dengki adalah pkok lahirnya dendam dan fitnah. Yang saya tanyakan dendam itu apa. PAK KIAY : Jadi bahwa karena memang saya jelaskan bahwa itu adalahpkok lahirnya penyakit dendam, penyakit fitnah, selain dari pokok ajaran kounis, juga disitu lahir penyakit dendam dan fitnah. Nah sekarang Dg. Naba tanyakan apa itu dendam. Begini Dg. Naba, ini definsinya = dendam ialah permusuhan yang terdapat di dalam batin dan menunggu waktu terbaik untuk melepaskan dendam dengan mencelakakan orang yang didendami. DG. NABA : O, ia terpendam dibathin bila waktunya, ia keluar untuk mencelakakan orang didemdamnya. PAK KIAY; : ia, itu, jadi ia menunggu waktu karena tidak mempu memberikan pembalasan terhadam orang yang didendami secara terang-terangn maka ia tunggu waktu yang baik. Datanglah waktu yang baik. Barulah disitu ia menghantam. DG. NABA : Apa resikonya? Menurut Agama pendendam Pak Kiay. PAK KIAY : O, resikonya? Bukan main kalau resiko yang Dg. Naba tanyakan, pertama : Allah tidak mengampuni dosa-dosa pendendam. Didasarkan kepda hasdist Nabi DG. NABA : Bagaimana bunyik haadistnya pak Kiay? 20


PAK KIAY : Hadistnya berbunyi begini : “SHALATUM MAN LAMYYAKUM PHO WAHIDATUM MIN HUMNA FAINNALLAH YAFGIRAHU MAGRIFA FIWASALI FIMAYYASA, MAN MAKA LAYUSRIQ BILLAIHASYALA WAMANLAMYAKUM SHAHRAM MINNASSHAH RAA, WAMANLAMYAHSRIK ALA ASHIHI WALLAHU TABRAHI. Artinya “ada tiga perkara orang-orang yang tidak terdapat salah satu daintara tiga perkara ini, Allah bersedia mengampuni dosa-dosa tai. Asal salah satu diantara tiga tidak ada. Yang bertama, orang yang mati tidak dipersekutukan Allah maka allah, mengampuni dosanya. DG. NABA : Orang yang mempersekutukan Allah lalu mati tidak akan diampuni PPAK KIAY : Yang kedua, WMAN LAM YAKUN SAAHIRAN MINAS SAHARATI tidak pernah jadi tukang sihir DG. NABA : Ya, kalau jadi tukang sihir, dosa tidak diampuni. PAK KIAY : Yang ketiga Dg. Naba tidak mendendam kepada saudaranya. DG. NABA : Ia, tidak mendendam kepada saudaranya. PAK KIAY : Saudara disini, jangan diartikan seibu sebapk Dg. Naba, orang islam DG. NABA : Kalau mencintai saudaranya, artinya diampuni itu. PAK KIAY : Diampuni, tai akandiampuni 21

kalau

mendendam

tidak


DG. NABA : Ia, jadi kalau mau meminta ampunan Tuhan jangan mendentam. PAK KIAY : Ia, bukanmain itu Dg. Naba akibatnya, itu baru akibat yang pertama. DG. NABA : Bagaimana kalau kit adianiaya? Kita ini dianiaya orang lain kita mau balas, kita tidak kuat, terpaksa kita tunggu saat yang baik untuk membalas. Ini bagiamana Pak Kiay? PAK KIAY : Kita dianiaya, mau membalas kita tidak kuat pada saat itu terpaksa kita mencari jalan. Danitu masih tetap di simpan dihati. Apakah itu dendam atau tidak karena dimpan dihati. Itu tidak dikatakan dendam Dg. Naba karena itu dianiaya. Pembalasan penganiayaan itu, untuk mendapatkan pembalasanyang setimpal, itu harus melalui saluran-saluran hokum kalau memang tidak dianiaya Dg. Naba. Itu ada penjelasan dari Allah persoalan yang semacam itu. DG. NABA : O, jadi kita dianiaya orang, tidak boleh dibalas sendir harus melalui saluran huku. Lalu? PAK KIAY : Firman Tuhan menjelaskan begini “WAJAZAAUN USAY‟ATIN? SAY‟ATUN MITSLUTHA, FAMAN‟AFA WAASHLAH FAJRUHU „ALALLAHI (Surat ayat 40) artinya : pembalasan dari pada kejahatan, adalah kejatan yang setimpal. Jadi kita tadi disakiti orang dihianati orang, jadi itu perlu pembalasan yang setimpal. Jadi mendendam ingin membalas yang setimpal itu, jangan berindak sendiri, jadi jangan jadihakim sendiri. Pembalasan yang setimpal itu, 22


harus melalui saluran hokum. Tapi ingat Dg. Naba, ayat itu masih ada sambungan “FAMAN AFA WA ASHLAHA FA AJRUHU ALALLAH Siapa-siapa yang dapatkan orang yang menganiaya dia, dan baik kepadanya, Allah memberikan pahala yang berlipat ganda kepadanya, dan berisifat pemaap itu bukan karena penakut, disinilah kita lihat ketinggian budi didalam ajaran yang diajarkan islam kepada kita. DG. NABA : Ia, jadi kesalahanorang, dimaafkan, memang betul Pak Kiay. Orang salah memang perlu maaf. Kan orang salah tidak perlu dimarahi. PAK KIAY : Isinilah hubungannya itu yang dikatakan manusai berpuasa mencapai taqwa. Yang taqwa itu dapa tmemaafkan kesalahan orang lain. Sebaiknya yang menganiaya tadi, harus tobat. Dan dia harus meminta maaf dan berjanji jangan diulangi kembali. Ini Dg. Naba, disini kita lihat bagaimana kita lihat ketinggian agama itu terhadap pembinaan mental masyarakat. DG. NABA : Ia, itu pembinaan akhlak yang tinggi. Saya dengardengan Pak Kiay begini, ada orang yang tidak berbicara dengan tetangganya. Kadang-kadang dengan gamili akrabnya. Itu di dalam masyarakat begini Pak Kiay Apakah ini tidak termasuk dendam juga? PAK KIAY : O, ya tidak ngomong-ngomong lagi. Kalau bertemu di jalan satu paling kiri, satu paling kanan. Tidak mau bakulihat, tidak mau baku omong. Apakah ini dendam juga. Jawabnya Dg. Naba, 23


benar ini dendam. Walaupun tidak berbuat sampai menyakiti menganiaya, namun tidak mau berhubungan rapat, tidak mau ngomong, tidak mau bicara, itu tetap dikatakan dendam Dg. Nab. DG. NABA : Itu tetap dikatakan dendam…. PAK KIAY : Dan diancam itu oleh Rasulullah dalam Hadist DG. NABA : Ya, bagaimana ancamannya Pak Kiay. PAK KIAY : Begini Dg. Naba: AN ANAS. QALA SAWA. LAYAHII LULILMUSLIMIN, AYA JURAA AHAMU FHADU SALASIN LAYALINLAYALI YALTHAQIANI FAYA‟ RIDUHASHAWA YAQRIDHUHASHA, WAHAIRUHU MALLAZI YABDA U BISSALAM, YABDAU MUITAFQUN ALAIH. Artinya; dari Annas, nabi bersabda ; Tidak halal bagi muslim hijrah atau tidak baku omong liwat tiga hari tiga malam. DG. NABA : Tidak halal bagi orangmuslim tidak beromong liwat tiga haritiga mala, aritinya haram. PAK KIAY : YALTHAQIANI : kedua-duanya bertemu, yang satumemandang ketempat lain, yang satu memalingkan muka kepada yang lain lagi, untuk tidak beketemu mukanya. DG. NABA : O, ya jadi kalau ketemu dijalanan, satu melengong lain satumelengong keiri. PAK KIAY : Ia sehingga tidak ketemu. Apa kesudahnya, yang terbaik diantara keduanya siapyang mengucapkan Assalamu alaikum. 24


DG.NAGA

: Jadi kalau Dg. Naba paham ini hadist Pak Kiay bertengkar itu bolehasal jangan melampaui tiga hari tiga malam.

PAK KIAY : Bukan bertengkar boleh. NG. NAGA : Apa? PAK KIAY : Pertengkaran bias terjadi, tetapi batas waktunya jangan.Inisebab emosionil manusiaitu paling lama tiga hari. Kalau sudah lewat tiga hari sebenarnya bukan lagi emosionil. Kalau sudah nenurun dia, bias bersalaman. Kalau sudahliwat itu, itu namanya dendam. DG. NABA : O, ya jadi sebaik-baiknya orang yang sudah pernah bertengkar, yang lebih dahulu mengucapkan salam. Begitu Pak Kiay. Yang lebih dahulu mengucapkan salam. Kalau ketemu, mengucapkan Assalamuâ€&#x;aliaikum. PAK KIAY : I, siapa yang mengucap salam itu, hapuslah dosanya dan itulah yang terbaik. DG. NABA : Kalau dia tidak maujawab Pak Kiay? PAK KIAY : Yangtidak mau jawab, berdosa seluruhnya. DG. NABA : Kalaudia jawab Pak Kiay? PAK KIAY : Damailah kedua-duanya. DG. NABA : Alhamdulillah berpahala dua-dua. Sudah waktu Pak Kiay. Kita sampai disni dulu. Nanti lagi disambung Pak Kiay, Saya permisi dulu mau ke Mesjid Pak iay. Assalamuâ€&#x;alaikum 25


PAK KIAY : Alaikummussalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

26


WUDUK DAN MANDI JUNUB PAK KIAY : Assalamu‟alaikum DG. NABA : Alaikumussalam PAK KIAY : Kana Dg.Naba DG. NABA : Asik baca surat-suratini Pak Kiay PAK KIAY : Pantas sudah ngetuk-ngetuk tidak ada suara DG. NABA : Ia. Ini surat-surat banyak PakKiay. Ini ada dari Rishan Suddin Kesmas Parigi, Sul Tengah. Pak Kiay PAK KIAY : Apa pertanyaannya Dg. Naba DG. NABA : Pertanyaan Pak Kiay tidak banyak. Tapipertama kita ucapkanterim kasih atas perhatianya dulu. Begini Pak Kiay, setelahDg. Nab abaca ini surat. Diambil intinya saja Pak Kiay, apakah sah sembahyang itu tanpa mengambil air wuduk lagi PAK KIAY : Itu pertanyaannyaya, apakahsah sembahyang tanpa mengambil air wuduk lai. Latas apa hubungannya denganjunub barangkali begini…… DG. NABA : ya kita sarang dalam keadaan junub ataupun telahmelakukan senggama. Maka kemudian dari pada itu, lalu kita mandi junub. Setelahitu pula, lalu terus mengerjakan shalat. Sedangkan dalam hal itu tidak mengambil air sembahyang lagi. Apakah sah sembahyang itutanpa mengambil air wuduk lagi?

27


PAK KIAY : Begini Dg. Naba. Memang ada hadist yang memberikan penjelasan terhadap persoalanitu. Berkata Aisyah. Kata RasulullahSAW. “WAYATAWADDHAU BADDHAL HUSLI? RAWAHU AHMAD, RAHU ABU DAUD, WATTIRMIDI WANNASAII� kata Aisya adalh Rasulullah tidak lagi berwuduk sesudah beliau mandi. Jadi berarti Dg. Naba, cukup dasar memberikan penjelasan kepda kit akalau kita sudah mandi junnub, tidak berwuduk terus sembahyang, sudah sah. Alasannya, niat membuanghadiast kecil sudah tecakup didalam niat membuang hadast kecil sudah tercakup didalam niat membuat hadast besar. Bila orang berniat membuang hadast besar, maka hadast kecil termasuk didalamnya. Bila orang mandi junnu, membasuh seluruh badan, maka seluruh anggota badan sudah tercakup pula didalamnya. Dengan alasan itulan, maka orang yangsudah mandi Junu, bernit sudah membuang hadat besart, maka di adapatmelakukan ibadah shalat tanpa mengambil wuduk lagi. Tapi orang yang merasa untuk cara sempurnah umpamanya, lantas diamau bersuduk, tidak ada salahnya juga. DG. NABA : Tidak ada salahnya juga, artinya bolh saja. Yang kedua Pak Kiay, bagaimanakah cara Rasulullah SAW, yang sebenarnya tentang soal yang saya tanyakan diatas ini. Atas pertanyaan yang saya ajukan diatas ini, mohonpenjelasanlebihluas. PAK KIAY : Itulah pertanyaan sudah terjawab, Aisyah sendiri bercerita tentang suaminya yaitu Rasulullah.

28


DG. NABA : o, Begini barangkali maksudnya Pak Kiay, haifiatnya mandi junnu itu bagaimana. PAK KIAY : Kalau Kaifiat mandi junnu Dg. Naba, untuk nanti jangan terlalujauh penjelasannya, cara-caranya cukup saya kemukakan, yang pertam aberniat, yang kedua kita mandi membasahi seluruh badan, dan dimulai dari bahagian kanan dulu. Betulah cara mandi junnu itu yang dijelaskan. DG. NABA : O, ya dan setelah Junub itu, tidakusahambil wuduk lagi. Boleh diaterus sembahyang. DG. NABA : ya dan kalau mau ambil wuduk, tidak ada salahnya. Demikian Sdr. Rishan Suddin Puskesmas parigi. Atas perhatian anda, kami ucapkan banyak terima kasih. Selanjutnya Pak Kiay dari Hamzah Mustaf Rappokalling ORK 2 UP. Adapun pertanyaan-petanyaan kami, ialahsebagai berikut : 1. Adakah yang dinamakn sembahyang tarwih? 2. Pernahkah dilaksanakan oleh Rsulullah SAW sebagai contoh kepada kita masalah tarawih itu? (adakah ayatdan hadistnya) 3. Apakah hubungannya sembah yang tarawih dengan puasa itu? 4. Tidak bertentangankah sembahyang tarawih itu dengan surat Al-Musyamming ayat (1) dan seterusnya? PAK KIAY : Baiklah saya berikan penjelasan yang petama Dg. Naba, Apa yang dinamakan sembahyang tarawih. Kata-kata Tarawih, itu sebenarnya darikalimat Raha. Jadi arti yang sesungguhnya sembahyang tarawih, ialah sembahyang senang-senang. 29


DG. NABA : Sembahyang senang-senang. Jadi kalau tidak sembahnyang tarawih diburu-buru, tidak cocok. PAK KIAY : Ya, sebab ini sembahyang senang-senang namanya, Lantas Dg. Naba, pernah dikerjakan oleh Rasulullah? Jawabannya kata Tarawih didalam hadist, jelas tidak ada. DG. NABA : Kata tarawih didalam jadist, jelas tidakada. PAK KIAY : Tidak ada didalam badist ada disebut beberapa macam. Ada disebut qiamu Ramadhan, ada yang disebut quamullail. Apakah nabi pernah melakukan sembahyang Tarawih. Nabi selalu melakukan sembahyang senang-senang, karena kalau dia berdirilama berdirinya, kalau dia ruku lama rukunyam kalau dia sujud lama sujudnya. Itu namanya sembahyang senang-senang diterjemahkan dalam bahasa arabnya, sembahyang tarawih. Jadi ada didalam perbuatan, tapi tidak pernah Nabi menyebut tarawih didalam ucapan. DG. NABA : O, darisitu dipahami tarawih itu. PAK KIAY : Ia, dari perbuatannya. Tapi kalau dicari, hadist Nabi yang menunjukkan kata tarawih, pasti tidak ada. DG.NABA

: Sekarang apa hubungannya sembahytang tarawih itu dengan puasa.

PAK KIAY : Ia, apakah ada hubungannya puada dengan sembahyang tarawih? Begini Dg. Naba, Memang ada nabi mengkaitkan dalam hadist yaitu “WAHTISAABAN GHUFIRA LAHU 30


MATAQDAMA MINZANBIHI dengan keimanan dan keikhlasan, diampuni dosa-dosanya yang lalu siapa yang menegakkan bulan ramadhan, kata-kata qama ini, disini maksudnya akan diampuni Allah dosanya yang berlalu. Jadi orangnya puasa siangnya, sembahyang tarawihmalamnya, Allah akan ampuni dosa-dosanya. Jadi dengan demikianDg. Naba puasa tidak sembahyang, sembahyang tarawih tidak puasa, itunampaknya tidak akan diampuni dosa-dosanya. DG. NABA : Kemudian tidakah bertentangan sembahyang tarawih itu dengan surat Almusyamin ayat (1) dan seterusnya. PAK KIAY : Jawabannya tentu tidak Dg. Naba, sebab Nabi sendiri melakukan. Hanya kata-kata tarawih yang tidak ada, tapi qiamullail jeas ada didalam AlQu‟an itu. DG. NABA : Itulah surat musyammil berdasarkan Qiamullail. Kta lanjutkan dialog yang lalu. Begini bagaimana orang yang berpuasa memfitnah, sahkan puasanya, kalau masalahnya dulu masalah fitnah Pak Kiay. Sekarang bagaimana orang berpuasa lalu memfitnah, sahkah puasanya orang itu. PAK KIAY : Untuk kita membahas persoalan sah tidaknya, kita kembalikan kepada pokoknya, yaitu hadist. Ada suau hadist yang memberikan interpertasi sah dan tidaknya. Bunyi hadistsnya begini : MAN LAM YAD‟UU QAULASSUR WAL AMALA BIHI, FALAISA LILLAHI HAAJATUUFIMAAYADA‟ATHA-AAMANU 31


WASYARAABAHU. Artinya “siapa yang tidak meninggalkan kata berdosa dan beramal dengan dia, maka tidak adalah bagi Allah hajat menerima ibadah puasanya sekalipun ia telah meniggalkan makan dan minum. DG. NABA : Ia, Tuhan tidak menghajati membalasi puasanya walaupun ia sudah tinggalkanmakan danminum karena dia tidakdapat meninggalkan kata-kata berdosa, dan alam-amal yang tidak baik. PAK KIAY : Disinlah Dg. Naba, timbul dua perndapat‌‌. DG. NABA : Bagaimana pendapatnya dua? PAK KIAY : Pendapat itu ada yang mengatakanbegini Dg. Naba ada pendapat yangmengatakan bahwa puasanya sah tapi pahala tidak ada. Ini pendapatyang pertama sedangkanpendapat yang kedua, puasanya tidak sah, pahalanya juga tidak ada.Begitu dua pendapat itu. DG. NABA : O, begitu, Pendapat pertama mengatakan puasanya sah, pahala tida ada. Jadi PAK KIAY : Terbayar utang, beruntung tidak. DG. NABA : O, begitu. Sekarang pendapat kedua puasanya tidak sah pahala juga tidak ada. Bagaimana alas an pertama sampai begitu Pak Kiay. PAK KIAY : Sekarang kita cari alasanpertama. Orang yang pertama Dg. Naba, memunyai pendirian begini, orang berpuasa dilarang makan, jadi makan itu larangan orang berpuasa. 32


DG. NABA : Artinya bukanlah tidak makan dan tidak minum itu puasa, tetapi larangan makan itu puasa. PAK KIAY : Larangan puasa minum. DG. NABA : Larang puasa memfintah. PAK KIAY : Nah sekarang kalau dia makan, hilang lapar maka puasanya sudah tidak ada lagi. Nah kalu dia minum hilang juga hausnya, puasanya juga tidak ada. DG. NABA : Kalau Dia makan dandia minum hilang lapar dan hilang hausnya. PAK KIAY : Ya, maka puasanya tidak ada. Tapi kalau dia mefitnha, laparnya tidak hilang, karena itu puasanya tidak batal. Dengan demikian karena melanggar larangan, pahala tidak ada, tapi puasanya tidak batal. Karena tidak tercapaiapa yang dikatakan rasahilang lapar, hilang haus,tidak ada. Malahmain kuat diamemaki orang, makinkuat diamemfitnah orang makinlahbertambahlaparnya. Karena itu Dg. Naba, puasanya sah, tapipahala tidak ada Itu pendapat golongan Pertama. DG. NABA : Alasanyang kedua bagaimana? PAK KIAY : Pendapat orang kedua, diantaranyapendapat yang kedua ini, pendirianIbnu HasminTaushairi, ini orang-orang rasional. DG. NABA : Kalaupak Kiay bagaimana. PAK KIAY : Tunggu dulu kita bahas dulu pendapat-pendapat ulama-ulama kita, ini orang-orang besar Mujtahid33


mujtahid ulung. Begini Dg. Naba, pendapat beliau, begini. Kalau kita puasa, dilarang makan, dilarang minum, dilarang campur suami isteri, dilarang bicara berdosa, memfitnah. Beliau mempunyai pendirian semua larangan kalau dilanggar, batal, Coba lihat, dilarang makan, kalau dia makan, batal puasa, lantas campur, batal puasa, dilarang dia memfitnah, memaki orang lantas dia memfitnah, memaki orang, musti batal puasa. Jadi pendapat kedua Dg. Naba, karena dilarang memaki orang dan memfitnah orang latas dia memaki dan memfitnah orang, mesti batal puasa. DG.NABA

: Jaditegasnya Pak kiay setuju dengan pendapat kedua.

PAK KIAY : Ia, karena alasan, dilanggar larangan pertama batal, dilanggar larangan ke empat tidak batal, ini tidak masuk akal padahal sama-sama larangan.jadi inilah alasan kedua. Belia menolak oleh Karena alasan kenyang, batal puasa karean kenyang, lantas memaki-maki orang tidak kenyang lantas tidak batal puasa, ini tidak benar. Karena beliau katakana bagaimana dengan campur isteri itu juga tidak kenyang kenapa batal puasanya. DG. NABA : Jadi kalau begitu Pak Kiay, tidak mungkinorang berpuasa melakukan fitnah. PAK KIAY : Disitulah letaknya, karena kepuasan itulah akibatnya batal puasa, memaki-maki orang, termasuk memberikan kepuasan. Jadi pendapat kedua, memfitnah orang, memaki orang, termasuk

34


batal puasanya, bukan pahalanya saja tidak ada, termasuk juga batal puasanya. DG. NABA : Jadi kalau begitu Pak Kiay, tidak mungkin orang berpuasa melakukan fitnah. PAK KIAY : Benar Dg. Naba. DG. NABA : Lalu? PAK KIAY : Karena itu fitnah tidak akan muncul dari orangorang yang menjalankan ibadah puasa. Dengan itu Dg. Naba terlaksana, ketahanan Nasional dibidang Politik akan terwujud. Tetapi sebaliknya bila fitnah tersebar kesana kemari, ketahanan Nasional akan goyang. DG. NABA : Kalau begitu, sebaiknya Pemerintah mendorong rakyat yang beragama Islam untuk mendalami menjalankan ibadah puasa sebaik-baiknya. Karena kebaikannya biasa dirasakan oleh Pemerintah dan oleh rakyat. PAK KIAY : Saya sangat setuju Dg. Naba dengan hasil analisa yang demikian berdasarkan keterangan-keterangan yang sudah kita kemukakan, memang apa yag dikemukakan Dg. Naba itu sangat cocok dan wajar, malah lebih tidak wajar kalau golongan yang berkuasa memberikan contoh tidak menjalankan puasa kepada rakyatnya. DG. NABA : Ia, tambah tidak betul. PAK KIAY : Tambah tidak betul, yang seharusnya mendorong, malah menarik. 35


DG. NABA : Jadi mendorong, seharusnya memberikan contoh kalau dia suruh orang berpuasa, dia sendiri harus berpuasa. Cocokmi Pak Kiay. Nah sekarang begini Pak Kiay : Pertanyaan selanjutnya (timbul pertanyaan baru) mana yang termasuk Qaulussaur seperti yang pak Kiay katakan tadi. Kan Pak Kiay katakan MAN YADAA “Orang-orang yang tidak dapat meninggalkan Qaulussur maka dengan demikian tidak ada puasa baginya, sampai pembahasannya lebar panjang. Sekarang yang saya tanya Pak Kiay yaitu yang mana saja yang termasuk Qaulussur. PAK KIAY : Kalau itu yang Dg. Naba tanyakan, yang termasuk kata-kata yang membawa kita berdosa yang harus kita hindarkan dengan masalah puasa supaya tidak batal pusa kita, dapat saya kemukakan 10 macam Dg. Naba. DG. NABA : Apararti kata Qaulussur itu Pak Kiay? PAK KIAY : Kata-kata yang membuat kita berdosa. Ini Dg. Naba ada sepuluh macam, pertama, menghina dengan jangan mengejek, kedua menggelari orang gelar-gelar yang tidak disenangi. DG. NABA : O, menggelari orang gelar yang tidak disenangi seperti Kaddoro, Goblok. PAK KIAY : Ia, itulah Dg. Naba, yang ketiga, mengumpat, ke empat, membuat fitnah, kelima membicarakan aid orang lain. DG. NABA : Aid itu apa Pak Kiay? 36


PAK KIAY : Keburukan-keburukan orang disebut dimuka orang lain DG. NABA : O. o‌jadi keburukan orang harus kita simpan Pak Kiay. PAK KIAY : Bukan disimpan, tetapi tidak bias dikemukakan. Semua orang tidak ada yang tidak ada buruknya. Disamping ada baiknya, ada buruknya. Disamping ada buruknya. Disamping ada militannya, ada kejahatannya. DG. NABA : O, itumi ada pepatanya Pak Kiay. Kata kuman mati diseberang lautan kelihatan, keledai mati dikelapak tak Nampak. PAK KIAY : Jadi itulah, suka menyebut orang punya, tidak menyebut diri sendiri. Keenam Dg. Naba, bersumpah palsu atau menjadi saksi palsu. Ketujuh, Dg. Naba, berdusta dalam bicara dan berjanji. DG. NABA : berjusta dalam bicara dan berjanji, artinya bicaranya bicara justa, janjinya janji justa. PAK KIAY : Tetapi barangkali masuk disini wamalusul PAK KIAY : Wamalusul, panjang itu nanti lagi. Ini yang berhubungan dengan caulusul saja artinya dengan kata saja. DG. NABA : Baiklah Pak Kiay bagaimana alasan-alasannya. PAK KIAY : Tentang menghina dan mengejak, ada firmal Allah surat Asyujara Dg. Naba yang berburnyi YAA AYYUHAL LAQZINA „AMANU LAA 37


YASHAR QAUMUNMIN QAUMIN „ASAA AYYAKUUNA KHAIRAN MINHUMWALAA NISAAUN MIN NISAAIN „ASAA AYYAKUNNA KHAIRAN MINHUNNA. Artinya “Hai orang-orang yang beriman jangan kau mengejek satu kamu terhadap kaum yang lain. Boleh jadi mereka yang diejek lebih baik dari mereka yang mengejek. Jangan pula wanita mengejek akan yang lain, boleh jadi bahwa yang diejek lebih baik dari pada yang mengejek. DG. NABA : O, ya Wanita kalau berkumpul-kumpul, biasanya mengejek sini, mengejek sana. Ini dilarang Pak Kiay? PAK KIAY : Itulah Dg. Naba. Sebenarnya dari kalimat kaumum min kaumin sudah termasuk disitu pemuda, pemudi, wanita, laki-laki sudah masuk. Tetapi tentu ada rahasia dan dikmanya kenapa Tuhan mengulangi lagi Wanita. NG. NAGA : A. a. Walanisun minni sain PAK KIAY : Kana Tuhan ulang kalimat itu. Rupaya sifat ini adalah sifat khususia, spesialis. DG. NABA : Sifat spesialisnya wanita PAK KIAY : Ia lebih-lebih kalau mereka (zaman dahulu) itu duduk ditangga cari kutu, makin tenang suaranya ini untuk kita disini saja, ini berbisik Dg. Naba untuk kita disini saja tidak boleh orang lain tahu, sesudah itu mereka lebih asik berbisik. Sesudah bubar, besok lagi berkumpul disana berbisik lagi ini untuk kita disini saja. Ini rahasia. Akhirnya 38


rahasia itu menjadi rahasia umum, karena setiap anggota itu berbisik dimana-mana akhirnya dimana-mana orang ketahui. DG. NABA : Itu namanya pengumuman rahasia. PAK KIAY : Ia, rahasia yang diumumkan. Kata-kata yang begini, bisa merusak puasa. DG. NABA : betul, dan merusak juga pergaulan Pak Kiay. PAK KIAY : Betul, karenaitu agama sangat melarang ejek mengejek. Kenapa? Karena ejekan bagi wanita banyak sekali, semenjak dari ujung rambut sampai ketumit. Bedaknya terlalu tebal, diejek, terlalu tipis, diejek, tidak pakai bedak salah, pakai bedak salah. Pakai levestip salah, tidak pakai levestip salah, pokoknya serba salah. DG. NABA : Betul-betul itu Pak Kiay, memang sifat wanita itu begitu. PAK KIAY : Tidak juga semua. DG. NABA : Itu yang amannu tidak begitu Pak kiay. PAK KIAY : Yang beriman itulah diperingatkan supaya jangan mengulang yang begitu. DG. NABA : Sekarang begini Pak Kiay‌ Tapi rupanya sudah waktu Pak Kiay PAK KIAY : sudah waktu Dg. Naba, sampai disini saja dulu. DG. NABA : Sudah Pak Kiay, besok saja dilanjutkan. Jadi Pak Kiay dimana sebentar? 39


PAK KIAY : Sajadi Mesjid Raya Dg. Naba. DG. NABA : Baiklah Pak Kiay, saya permisi Assalamualaikum PAK KIAY : Alaikumussalam wr. wb

40



Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.