Kampung Kreatif Sebagai Tempat Berinovasi

Page 1

INECIS Project

Kertas Kebijakan Kampung Kreatif Sebagai Tempat Berinovasi Ringkasan Inovasi adalah pembahasan utama tentang ekonomi kreatif dan industri kreatif yang dianggap sebagai salah satu pilar ekonomi utama negara.Industri kreatif yang ada di kampung-kampung perkotaan menunjukkan berbagai bentuk informalitas: dalam hal hubungan kerja, lokasi, status hukum, dan status perizinan mereka. Industri kreaif informal ini mengandalkan inovasi untuk bertahan hidup setiap hari.Dalam keterbatasan sumber daya, modal keuangan, dan kemampuan pengetahuan (Safitri dan Aritenang, 2021) mereka tetap berusaha untuk berinovasi untuk meningkatkan peluang keberlanjutan ekonomi jangka panjang mereka.Untuk memastikan keberlanjutan ekonomi jangka panjang dari industry kreatif informal ini, jaringan komunitas kreatif dan organisasi kreatif local dapat diperkuat dengan kerjasama multi-sektor untuk menciptakan ruang penciptaan dan pembagian pengetahuan yang bisa meningkatkan inovasi berbasis pasar ditingkat akar rumput.Selain itu, kolaborasi semacam itu dapat meningkatkan strategi branding lokasi perkampungan dimana komunitas tersebut berada sebagai bentuk upaya berbagi pengetahuan kolektif dan pembangunan identitas bersama industry kreatif informal ini.

01

1


Lingkup Masalah Ekonomi kreatif di Indonesia berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi negara (lihat Gambar 1). Kampung kota (kreatif ) adalah tempat di Indonesia dimana ekonomi kreatif dan informalitas bersinggungan. Kampung-kampung kreatif dimanfaatkan sebagai peluang untuk menarik pariwisata melalui strategi pelabelan tempat (place-branding) dan pembaruan kota. Strategi ini juga telah menjadi instrumen kebijakan dan perencanaan untuk mendukung inovasi dan kreativitas di tingkat lokal (Prasetyo & Martin-Iverson, 2013) yang diharapkan akanmenarik lebih banyak konsumen dan wisatawan untuk produk dan layanan kreatif di daerah tersebut. Kampung kreatif selah terbukti sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang berkembang pesat untuk memecahkan masalah masyarakat (International Labour Office/ILO, 1992; Sheikh, 2014).Meskipun demikian, industry kreatif informal di Bandung belum berkelanjutan dalam jangka panjang (Safitri dan Aritenang, 2021). Agar industry kreatif dapat berkelanjutan, pembuat kebijakan perlu untuk mengidentifikasi pendukung inovasi yang merupakan aspek inti dari industry kreatif (Langerak, Hultink, & Robben, 2004).Ada beberapa pendekatan inkremental dan pragmatis selama ini mendominasi kebijakan industry kreatif informal di Bandung dalam inovasi mereka dalam hal produk, proses, dan pasar.Strategi tersebut antara lain menekankan pada media/teknologi produksi baru, modifikasi desain yang sudah ada dan memanfaatkan kerjasama dengan pemerintah, lembaga swasta, dan akademisi untuk meningkatkan kapasitas teknis dan manajerialnya.Namun, dalam kasus Bandung, sedikit sekali bukti tentang kehadiran teknologi canggih, desain canggih, atau pendanaan besar-besaran yang mendorong inovasi industry kreatif (Safitri dan Aritenang, 2021). Safitri dan Aritenang (2021) jugatidak menemukan adanya bukti strategi jangka menengah-panjang yang bisa memandu terciptanya inovasi inkremental. Temuan tersebut membuat ketahanan bisnis dan kampung kreatif tempat mereka berada menjadi dipertanyakan. Inovasi di perkampungan sangat penting dalam konteks industry kreatif yang selama ini beroperasi secara informal dan dengan mengandalkan hubungan yang solid dengan sesama anggota masyarakat (Safitri dan Aritenang, 2021).Di sini, inovasi muncul sebagai bentuk upaya memecahkan masalah lokal melalui pengetahuan, pengalaman, atau kemampuan suatu komunitas atau individu.Itu terjadi tanpa campur tangan atau kehadiran lembaga formal (Reinsberger et al., 2015).Organisasi di tingkat terbawah masyarakat memiliki peran sangat penting

karena

mereka

mendukung

pertumbuhan

komunitas lokal dan bisnisnya.Hal ini dicapai melalui penggunaan

pengetahuan

dan

pengalaman

yang

berkaitan dengan sumber daya penting yang tersedia (Roberts, Jones, dan Frohling, 2005).Elemen-elemen di atas sangat penting bagi industry kreatif dan ketahanan kampung kreatif. Figure1. "The creative economy in Indonesia in numbers" Source: BEKRAF 2019

2


Perubahan kebijakan harus dilakukan untuk mengatasi ekonomi industry kreatif informal dan keberlanjutan ekonomi jangka panjang. Pada saat

yang bersamaan perlu dilakukanjuga upaya

mempromosikan posisi Bandung sebagai kota kreatif terkemuka di negara ini. Secara khusus, perubahan disarankan dengan mengembangkan instrumen dan strategi yang secara aktif mempromosikan inovasi akar rumput dan mendukung penciptaan dan penguatan jaringan lokal di Alternatif Kebijakan Merumuskan visi jangka panjang komunitas dan kota untuk branding kampung kreatif. Peran kampung kreatif tidak hanya terbatas pada letak geografisnya saja. Kampung kreatif juga merupakan ruang bersama yang melahirkan semangat komunal dengan membangun produksi pengetahuan, memori kolektif, dan identitas (Safitri dan Aritenang, 2021). Masyarakat dan pemerintah kota dapat menggunakan karakteristik ini untuk mengembangkan visi jangka panjang tentang bagaimana kampung kreatif dipasarkan dengan secara aktif menyertakan industry kreatif informalnya. Strategi tersebut dapat mendukung usaha-usaha lokal dalam mengembangkan rencana dan strategi investasi ke depan, sambil mengidentifikasi pendekatan yang sesuai untuk inovasi bisnis mereka dan selaras dengan strategi branding untuk kampung mereka. Strategi branding berbasis komunitas ini akan lebih lanjut mengembangkan pengetahuan mereka dan memaksimalkan peluang yang dimiliki oleh karakteristik budaya, sosial, dan spasial kampung kreatif mereka, termasuk potensi industry kreatif informal. Mempromosikan inovasi di kampung-kampung kreatif. Inovasi yang ada yang didorong oleh permintaan pasar merupakan kenyataan yang paling dekat dengan industry kreatif informal di bandung, khususnya yang berlokasi di kampung-kampung. Inovasi ini memberikan pendekatan pemecahan masalah untuk penciptaan pengetahuan. Hal ini mendukung peningkatan kemampuan masyarakat untuk berinovasi (kebanyakan dalam kegiatan ekonominya) dengan menggunakan sumber daya yang terbatas (Safitri dan Aritenang, 2021). Sementara inovasi yang berbasis pasar memungkinkan pemilik dan manajer industry kreatif untuk mencari kemitraan dan kolaborasi baru (intra dan antar sektor dan multi-aktor), untuk memperoleh keterampilan dan pengetahuan baru serta mengeksplorasi sumber daya baru. Jelajahi formulir untuk memperkuat jaringan aktor untuk CI. Dalam industry kreatif yang informal, modal sosial memegang peranan sangat penting. Jaringan sesama pemilik kreatif dan tetangga, keluarga, dan teman sangat penting dalam operasi industry kreatif di kampung-kampung di Bandung (Bustamante Duarte et al., 2021). Instansi pemerintah (beserta kebijakan dan programnya), institusi swasta, dan juga organisasi sektoral (termasuk masyarakat sipil) lainnya, memiliki peran penting dalam menyebarluaskan pengetahuan teknis dan

3


04

manajerial yang dapat mempercepat terjadinya dan penyebaran inovasi. Untuk itu, akan sangat penting bagi pemerintah untuk menciptakan arena di mana berbagai jaringan yang berbeda ini dapat bertemu, berbagi pengetahuan, dan terlibat dalam pemecahan masalah aktif yang berkontribusi pada pengembangan bisnis.

Rekomendasi kebijakan Berdasarkan apa yang sudah dijelaskan sebelumnya mengenai hal hal penting yang berdampak pada keberlanjutan ekonomi jangka panjang dari CI informal, kami mengusulkan tindakan berikut: Kembangkan branding tempat berbasis komunitas untuk mendukung ingatan dan identitas kolektif. Identitas yang kuat untuk kampung kreatif bertujuan untuk mengembangkan pariwisata berbasis komunitas.Hal ini dapat membantu mengidentifikasi peluang bisnis dan membuka jalan untuk pengembangan lebih lanjut di kalangan pengusaha lokal. Untuk tujuan ini, lokakarya dengan tokoh masyarakat setempat, gerakan sipil, dan pengusaha dapat membantu untuk mengidentifikasi ingatan kolektif dan ciri-ciri dari berbagai kampung . Hal ini akan membantu untuk menciptakan strategi branding yang sesuai dan tepat. ingatan kolektif dan ciri-ciri ini bisa beragam, seperti peristiwa unik yang kampung, atau peristiwa sejarah yang membentuk komunitas tersebut. Penguatan peran komunitas dan organisasi kreatif sebagai penggerak jaringan dan berbagi pengetahuan di kampung-kampung. Peran berbagai komunitas dan organisasi kreatif sangat penting bagi kota Bandung dan para pengusaha kreatifnya. Namun, peran mereka sebagai penggerak dapat ditingkatkan dan diperkuat dengan menyediakan ruang dan subsidi untuk kegiatan jejaring untuk semua industry kreatif di seluruh kota Bandung. Pemerintah dapat menjajaki peluang untuk mendukung pengembangan lokasi yang baru bermunculan dengan menyediakan tempat sementara untuk berbagai komunitas dan organisasi kreatif di berbagai kampung dan daerah lain di kota Bandung. Tempat sementara ini dapat menghadirkan arena bagi pengusaha dari berbagai sektor dan wilayah kota untuk bertemu, belajar, dan bertukar pengetahuan, ide, dan sumber daya sambil memfasilitasi kolaborasi jangka panjang dan berkelanjutan. Terakhir, penyediaan tempat sementara ini juga dapat memfasilitasi bentuk tata kelola yang lebih kolaboratif dan inklusif untuk kebijakan berorientasi industry kreatif di kota. Ini akan memberikan kesempatan industry kreatif untuk beradaptasi lebih baik dengan realitas kampung kreatif di Bandung

4


Mendukung magang dan kompetisi desain mahasiswa di bisnis lokal kampung kreatif. Inovasi berasal dari pertukaran ide, dan pertukaran pengetahuan antara bisnis lokal dan mahasiswa dapat menjadi arena yang sempurna untuk inovasi.Pemerintah dapat mendukung hal ini dengan memberikan hibah kecil pada mahasiswa untuk melakukan magang di industry kreatif local. Dalam pertukaran tersebut, mahasiswa magang dapat membantu bisnis mengembangkan ide produk baru dengan mengeksplorasi bahan dan desain baru, menargetkan bentuk pemasaran yang berbeda, membangun platform online untuk bisnis, dan meningkatkan proses produksi. Selain itu, pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk mempromosikan kompetisi antar kampong yang dilakukan secara kolaboratif kampung kreatif dengan mahasiswa magangnya. Hal ini untuk menciptakan ide-ide baru yang bisa meningkatkan visibilitas dan daya tarik bisnis dan kampung kreatif kepada wisatawan dan pengunjung.

References BEKRAF. 2019. “Dalam Bekraf OPUS Ekonomi Kreatif Outlook 2019.” https://www.bekraf.go.id/pustaka/page/ data-statistikdan-hasil-survei-khusus-ekonomi-kreatif. Bustamante Duarte, A.M, K. Pfeffer, N.R. Indriansyah, A.A. Dwicahyani Chandra Bhuana, A. Nurman, A.F. Aritenang, F. Zul Fahmi, D. Ramdan, Z. S. Iskandar, and M. Madureira. 2021. “Creative Industries in Indonesia: A socio-spatial exploration of three kampongs in Bandung.” Unpublished manuscript (submitted). ILO (International Labour Office). 1992. “Technological Capability in the Informal Sector: Metal Manufacturing in Developing Countries.” Special Report. Geneva, ILO. Langerak, F, E. Hultink,, and H. Robben. 2004. “The impact of market orientation, product advantage, and launch proficiency on new product performance and organizational performance.” Journal of Product Innovation Management, 21(2): 79-94. Prasetyo, F. and S. Martin-Iverson. 2013. “Art, activism and the ‘Creative Kampong’: A case study from Dago Pojok, Bandung, Indonesia.” In International Conference Planning In The Era Of Uncertainty, March. Reinsberger, K., T. Brudermann, S. Hatzl, E. Fleiß, and A. Posch. 2015. Photovoltaic diffusion from the bottom-up: analytical investigation of critical factors. Appl. Energy. 159: 178–187. Roberts, S. M., J. P. Jones, and O. Frohling. 2005. NGOs and the globalization of managerialism: A research framework. World Development. 33 (11):1845–64. Safitri, P. and A.F. Aritenang. 2021. “Innovation in Informal Creative Industries: The case of Indonesia’s Creative Kampongs.” Unpublished manuscript (submitted). Sheikh, F. A. 2014. “Exploring informal sector community innovations and knowledge appropriation: a study of Kashmiri pashmina shawls”. African Journal of Science, Technology, Innovation and Development. 6(3): 203–212.

5


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.