MENGUKUR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DASAR Oleh: Saeful Muluk
Setiap orang pada dasarnya memiliki hak yang sama untuk mendapatkan kehidupan yang sehat, produktif, mencapai kesusksesan dan kesejahteraan. Kesuksesan dan kesejahteraan tidak selalu harus diukur dengan pencapaian yang bersifat material. Kehidupan yang sederhana tanpa limpahan materi yang berlebihan namun tenang, damai dan bahagia harus juga dilihat sebagai kesusksesan dan kesejahteraan. Dengan kata lain, ukuran keberhasilan dan kesejahteraan tidak seharusnya hanya dilihat dari aspek material belaka seperti tingkat pendapatan, tingkat konsumsi, kepemilikan aset dan kekayaan, pencapaian tingkat pendidikan formal maupun tingginya umur harapan hidup. Keberhasilan dan kesejateraan mestinya dilihat secara lebih dalam dan substansial seperti ketenangan, kedamaian, dan kebahagiaan. Pembangunan yang berhasil adalah pembangunan yang mampu memberikan ketenangan, kedamaian, dan kebahagiaan hidup yang berkelanjutan kepada sebagian besar masyarakatnya. Satu hal yang dapat mendatangkan ketenangan, kedamaian, dan kebahagiaan hidup adalah kecukupan dan keseimbangan dalam memenuhi beragam kebutuhan hidup manusia dalam semua dimensinya yang fisik, psikis, intelektual, dan spiritual dalam seluruh perjalanan/siklus kehidupannya. Fenomena pembangunan yang tampak saat ini adalah kesenjangan dalam pemenuhan kebutuhan dari berbagai dimensi tersebut. Pembangunan saat ini sangat berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dari dimensi fisik manusia saja. Hal ini terlihat dalam indikator-indikator pembangunan yang dianut selama ini seperti pertumbuhan ekonomi atau GDP dan Indek Pembangunan Manusia (IPM). Tentunya, dibalik indikatorindikator itu terdapat paradigma tertentu yang menjadi basis pijakannya. Untuk lebih konkrit, bagaimana pembagunan di bidang pendidikan dasar yaitu pendidikan tingkat SD dan SMP dinilai berhasil atau gagal. Saat ini, indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan pendidikan dasar adalah tingkat partisipasi sekolah SD/SMP (Angka Partisipasi Murni SD/SMP) dan tingkat kelulusan ujian nasional SD/SMP. Kedua ukuran itu digunakan untuk menilai keberhasilan pembangunan pendidikan dasar dari sisi akses dan kualitas pelayanan pendidikan. Semakin tinggi tingkat partisipasi dan kelulusan SD/SMP di suatu sekolah atau daerah berarti pembangunan pendidikan di sekolah atau daerah tersebut dinilai semakin berhasil. |1