Resonansi HAGI Edisi 2024

Page 1


Redaksi Resonansi Vol. 2 2024 Redaksi Resonansi Vol. 2 2024

Penanggung Jawab

Randy A. K. Condronegoro

Pembina

Aryo Radityo

Poetri Monalia

Pemimpin Redaksi

Jihan Hardiyanti Arief

Konten & Narasi

Yusrin Annisa Tia

Refsi Dian Paparezzi

Penyunting & Layout

Karya Setya Mahendra

Luthfan Julian Nugroho

Shofi Rahmadini Kusumastuti

05

Sambutan

Presiden HAGI

16

06

Special Interview

Salam dari

PIT HAGI

Padang 2024

12

Rubrik Resonansi: Pengingat

Bumi dari

Sumatera Barat

Siaga Bencana di Sesar Besar Sumatera

20

Mini Article

Tanggap Darurat ala Sumatera Barat

22

Pemanfaatan Teknologi

Bioremediasi

dan Interceptor

Dalam Mengatasi

Pencemaran Laut di Indonesia

26

Mandat Baru Student Chapter Baru

34 Geophotos

30 2024 Edition Event HAGI

38 HAGI Scoial Media & Membership

39 HAGI Catalog

Sambutan Presiden HAGI

Sambutan Presiden HAGI

Dear Esteemed Readers, Colleagues, and Geoscience Enthusiasts,

It is with great pleasure and excitement that I welcome you to this year's edition of Resonansi, HAGI’s E-Magazine. As we align with the 49th PIT HAGI theme, Shaping Sustainable Futures through Geophysical Insight, this edition is filled with valuable content that reflects our collective commitment to advancing the field of Geoscience.

In this issue, you will find insightful articles on various Geoscience topics, contributions from HAGI SC Week, stunning Geophotos capturing the beauty of our planet, and an exclusive interview with BMKG Padang Panjang. Resonansi serves not only as a platform for sharing knowledge but also as a bridge that connects academics, professionals, and the public, all of whom share a passion for Geosciences.

As we navigate the challenges of shaping a sustainable future, it is through collaboration, innovation, and the continuous pursuit of knowledge that we will build a better world for generations to come. I hope you find inspiration and valuable insights in the pages that follow.

Thank you for your continued support of HAGI and let us work together to forge a future that is not only sustainable but also grounded in Geophysical understanding.

Warm regards,

Randy A. K. Condronegoro

Presiden HAGI Periode 2022-2024

Special Interview:

Salam dari PIT HAGI

Padang

2024

Oleh: Hoiriyah Putri Septiani

Pertemuan Ilmiah Tahunan Himpunan Ahli

Geofisika Indonesia (PITHAGI) ke 49 kali ini akan diadakan di kota Padang. Kota yang memiliki kekayaan dan keberagaman budaya baik dari sisi seni dan santapannya serta keindahan bentang alamnya. Dalam artikel kali ini kita akan mengangkat seputar persiapan dan program yang akan dilaksanakan dalam kegiatan PIT HAGI ke 49. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada 23-26 September 2024.

Untuk menggali lebih dalam terkait persiapan dan program yang akan dijalankan, kita telah mewawancarai salah satu punggawa dari kegiatan ini, selaku wakil ketua panitia yaitu Isnianto Saputra. Isnianto Saputra atau yang sering dikenal dengan panggilan Isni, memulai perjalanannya di organisasi HAGI sejak tahun 2015, sebagai seorang coordinator SV di kegiatan Joint Convention Balikpapan. Selanjutnya Isni terus aktif berkontribusi di dalam organisasi, baik sebagai anggota pengurus pusat dan juga sebagai panitia di berbagai macam kegiatan organisasi. Adapun beberapa posisi yang pernah diembannya adalah sebagai berikut:

- Anggota Pengurus Pusat Bidang Organisasi dan Komisariat Wilayah 2016-2020

- VP Organization and Regional Commissariat periode 2020-2022

- Panitia Pemilu Presiden HAGI 2017, 2019, 2021

- Chairman of Technical Program PITHAGI 2018

- Chairman of Non Technical Program PITHAGI 2020

- Chairman HAGI Course & Academy 2022-2024

- Co-Chairman PIT HAGI 2024

Pada tahun 2022, HAGI menganugerahkan Isni penghargaan Young and Bright Contributor. Penghargaan tersebut sebagai bentuk apresiasi tertinggi dari organisasi kepada anggota muda yang selalu berperan aktif dan memberikan manfaat kepada organisasi pada khususnya dan masyarakat geofisika Indonesia pada umumnya. Melalui rubrik kali ini, Isni akan menceritakan seputar persiapan dan program yang akan dilaksanakan dalam kegiatan PIT HAGI ke 49 di Padang.

Isnianto Putra (Co-Chairman PIT HAGI Padang 2024)

Q: Apakah ada alasan khusus dipilihnya Kota Padang sebagai tuan rumah PIT HAGI 2024?

A: Kota Padang terpilih menjadi tuan rumah PIT HAGI ke-49 melalui hasil musyawarah dalam rapat anggota HAGI yang dilaksanakan pada kegiatan Joint Convention Pangkalpinang (JCP) 2023. Komwil Sumatera Barat kemudian dipilih sebagai tuan rumah kegiatan PITHAGI ke-49. PITHAGI yang diselenggarakan di Kota Padang kali ini mencatat sejarah penting bagi organisasi karena untuk pertama kali, PITHAGI dilaksanakan di tanah Minangkabau, kota Padang.

02.

Q: Apa tema besar yang diangkat di PIT-HAGI 2024?

A: Dalam PITHAGI 2024 tema yang diangkat adalah bagaimana peran geofisika membentuk masa depan yang berkelanjutan (Shaping sustainable futures through Geophysical Insight). Untuk mendukung tema tersebut terdapat lima topik besar yang akan diangkat dalam diskusi utama yaitu seputar, keberlanjutan energi yang berimbang dan pemanfaatan teknologi CCS/CCUS, mitigasi dan manajemen bencana untuk mengurangi dampak negatif bagi masyarakat, pengembangan energi hijau, pemanfaatan teknologi cloud, dan pengembangan logam tanah jarang dalam industri pertambangan.

03.

Q: Bagaimana persiapan panitia PIT-HAGI di balik layar?

A: Segera setelah lokasi kegiatan PITHAGI ditentukan pada rapat anggota 2023, pengurus pusat HAGI dalam hal ini Presiden dan Board Organisasi menunjuk Ketua dan Wakil Ketua pelaksana kegiatan. Sebagaimana berjalan di setiap kegiatan PITHAGI dari tahun ke tahun, ketua pelaksana kegiatan adalah ketua Komwil dari tuan rumah pelaksanaan acara. Sedangkan

untuk wakil ketua ditunjuk perwakilan dari pengurus pusat. Untuk menjalankan persiapan kegiatan, dalam organisasi kepanitiaan ditunjuk pula wakil ketua bidang teknikal dan bidang non-teknikal yang menjadi koordinator dari berbagai macam divisi dalam panitia PITHAGI.

Seluruh panitia yang telah dibentuk saling bahu membahu untuk mempersiapkan rangkaian acara dan kegiatan yang telah disusun. Dalam mempersiapkan acara ini, seluruh panitia bekerja secara sukarela dengan ketulusan dan dedikasi yang tinggi dengan satu tujuan agar ilmu geofisika bisa berdampak bagi masyarakat dan pembangunan bangsa dan negara. Antusiasme yang didapatkan dari para penulis juga sangat tinggi untuk kegiatan PITHAGI 2024 kali ini. Tercatat lebih dari 340 karya tulis telah masuk dan akan diseleksi oleh panitia. Angka ini menunjukan pertumbuhan yang sangat signifikan apabila dibandingkan dengan kegiatan PITHAGI sebelumnya. Pada tahun 2020 jumlah karya tulis yang diseleksi adalah lebih dari 170 sedangkan pada tahun 2018 tercatat lebih dari 130 karya tulis. acara yang akan disusun nantinya. Panitia PIT-HAGI sangat terbuka dengan aspirasi dan ide-ide yang diberikan oleh teman-teman HAGI untuk keberlangsungan kegiatan yang lebih baik.

04.

Q: Bagaimana susunan acara PIT-HAGI 2024?

A: PIT HAGI 2024 diharapkan menjadi one stop shopping place untuk berbagai kebaruan pengetahuan dan teknologi di bidang ilmu kebumian. Untuk mendukung hal tersebut, acara PITHAGI dijalankan dalam suatu rangkaian kegiatan dimulai dengan kegiatan pre-event dan main-event. Dalam rangkaian acara pre-event telah direncanakan untuk dilaksanakan kegiatan sebagai berikut: Goes to University, Short Course Event, Fun League, HAGI – Microsoft Hackathon, Virtual & Fun Run, Fun Hiking, Geophoto & Earthventure, dan Golf & Tennis Engagement. Sedangkan untuk kegiatan Main Event yang akan dilaksanakan pada 23-26 September 2024, akan diawali dengan kegiatan

acara Ice Breaking Dinner yang dilaksanakan di pendopo gubernuran Sumatra Barat, dilanjutkan dengan diskusi panel, presentasi teknikal baik secara oral maupun poster, dan pameran dari berbagai kalangan di bidang ilmu kebumian.

Q: Apakah PIT-HAGI melakukan kerjasama dengan pemerintah atau pemangku kebijakan setempat?

A: Demi kesuksesan dan kelancaran kegiatan PITHAGI, panitia bersama dengan pengurus pusat terus membangun komunikasi dan kolaborasi yang intensif dengan berbagai pihak. Persiapan PITHAGI kali ini juga melakukan courtesy meeting kepada berbagai macam institusi baik dari institusi pemerintah, institusi penelitian, dan pelaku bisnis. Tercatat lebih dari 17 institusi yang telah dikunjungi oleh panitia. Dari courtesy meeting ini diharapkan HAGI dan institusi yang dikunjungi bisa senantiasa membangun komunikasi dan kolaborasi yang berkelanjutan dan berkesinambungan.daerah setempat. Jika melihat setahun ke belakang, bencana alam sempat melanda Sumatera Barat, salah satunya banjir bandang yang terjadi setelah gunung api meletus. Fenomena ini dapat menjadi bahasan ilmiah mengenai apa penyebab bencana tersebut dan langkah mitigasi yang baik untuk dilakukan. Hasil studi ini nantinya dapat diaspirasikan kepada pemegang kebijakan. Selain itu, kegiatan PIT-HAGI ini juga bertepatan dengan peringatan Gempa Padang yang terjadi tahun 2009. Oleh karena itu, besar harapannya agar kerjasama yang sedang dijalin antara HAGI, BMKG, BPBD, dan pemerintah dapat membangun daerah setempat menjadi lebih baik lagi.

mendukung pelaksanaan acara nantinya akan diseleksi mahasiswa dari berbagai macam universitas di penjuru provinsi untuk menjadi student volunteer (SV). Tercatat lebih dari 80 mahasiswa yang telah mendaftar. Untuk mendukung kegiatan PITHAGI tahun ini dari pendaftar tersebut akan dipilih sebanyak 36 mahasiswa yang diundang untuk hadir di Kota Padang dan menjadi bagian dari pertemuan geofisikawan terbesar di Indonesia.perwakilan dengan tetap mengutamakan mahasiswa-mahasiswa di Kota Padang. Kegiatan lain yang melibatkan mahasiswa ialah kegiatan student competition. Kegiatan ini dilaksanakan selama seminggu di Universitas Brawijaya dan pemenangnya akan diajak untuk berpartisipasi di Kota Padang.

07.

Q: Apa kegiatan yang harus dinantikan di acara PIT-HAGI nanti?

Q: Apakah PIT-HAGI memiliki target khusus mengenai keterlibatan mahasiswa di acara ini?

A: Keterlibatan mahasiswa merupakan salah satu ujung tombak untuk kelancaran dan kesuksesan acara PITHAGI. Untuk

A: Sebagai acara pertemuan geofisikawan terbesar di Indonesia, tentunya banyak sekali kebaruan seputar pengetahuan dan teknologi yang akan disampaikan. Diskusi panel akan dihadiri oleh tokoh-tokoh besar yang menyampaikan pandangan dan strategi kebijakan yang menentukan arah pembangunan bangsa dan negara kedepan. Invited speakers juga akan menyampaikan berbagai topik menarik seputar ilmu kebumian dan pembaruan hasil penelitian yang telah dilakukan. Ada juga pameran dari industri, kampus, dan pemerintahan di mana masing-masing booth akan menyampaikan perkembangan teknologi dan pencapaian yang telah mereka dapatkan. Oleh karena itu, seluruh rangkaian acara utama tersebut sangat sayang sekali untuk dilewatkan. Selain ucara utama, juga ada kegiatan pre-event yang tak kalah menarik dan seru. Berkolaborasi dengan Microsoft, dalam PITHAGI kali ini dilaksanakan Geoscience Hackathon pertama di Indonesia. Kegiatan lain yang pertama kali akan dilakukan dalam rangkaian acara PITHAGI adalah fun hiking, fun league, dan Goes to University. Adapun kegiatan yang tak kalah seru adalah kursus professional, geophoto & earthventure, dan golf & tennis engagement.deral Energi Baru Terbarukan (EBT)

Kementrian Energi dan Sumber Daya Alam (KESDM), dan masih banyak lagi. Para tokoh yang menjadi pembicara ini juga nanti akan memberikan sudut pandang baru mengenai topik keberlanjutan dari bidang mereka masing-masing. Diskusi panel ini harapannya dapat memantik ide-ide baru yang dapat mendukung efektivitas keberlanjutan yang ingin dicapai di Indonesia.

PIT-HAGI juga nantinya akan mengadakan hackathon dengan bekerjasama dengan Microsoft. Harapannya kegiatan ini dapat memberikan sudut pandang baru mengenai tren keberlanjutan cloud data di dunia geosains. Selain itu, akan ada banyak pelaku industri dan akademisi yang memamerkan teknologi terbaru di bidang kegofisikaan. Presentasi-presentasi hasil penelitian dari berbagai ahli yang saling berkolaborasi memaparkan kebaruan ilmu juga patut untuk dinantikan. Momen penting lain yang ditunggu-tunggu ialah kegiatan serah terima jabatan presiden terpilih HAGI.

08.

Q: Apa tantangan terbesar dari kegiatan PIT-HAGI?

A: Adanya usaha keras dari panitia yang berpengalaman dan solid, segala persiapan sejauh ini berjalan dengan lancar dan masih sesuai dengan rencana yang sudah disiapkan. Tantangan terbesar untuk menjalankan PITHAGI kali ini utamanya adalah dalam mengumpulkan dukungan sponsor dan menjaga konsistensi panitia untuk bisa terus semangat di tengah kesibukan pekerjaan dan rutinitas lainnya. Namun, dengan dukungan dari berbagai kalangan alhamdulillah dalam kegiatan PITHAGI kali ini kita telah mendapatkan sponsor yang cukup signifikan dari berbagai macam perusahaan. Hingga saat ini, tercatat telah lebih dari 20 perusahaan dan institusi yang berkomitmen untuk mendukung kegiatan acara PITHAGI. Untuk menjaga semangat panitia juga telah dilakukan pendekatan kepada masing-masing personal agar memiliki visi dan misi yang sama. Dengan kesamaan visi dan misi tersebut diharapkan akan tumbuh kesadaran dan gerakan yang tulus dari para

panitia untuk mensukseskan kegiatan PITHAGI kali ini. Kegiatan ini diharapkan menjadi wadah bagi panitia untuk berkontribusi positif dan memberikan manfaat kepada komunitas geofisika Indonesia pada khususnya dan bagi pembangunan bangsa dan negara pada umumnya.

09.

Q: Apa output yang diharapkan dari PIT-HAGI yang dapat berdampak ke masyarakat luas?

A: Ada tiga kata kunci utama yang menjadi landasan PIT-HAGI dan diharapkan dapat diimplementasikan dengan baik melalui rangkaian acara nanti. Tiga kata kunci itu adalah, sharing, caring, dan interacting. Melalui PIT-HAGI, harapannya HAGI dapat bekerjasama dan berkolaborasi dengan berbagai pihak terutama dengan pemerintah daerah setempat. Dalam skala besar, harapannya PIT-HAGI dapat memberikan kontribusi keilmuan dari sudut pandang geosains untuk Indonesia mengenai isu keberlanjutan. Contohnya, bagaimana kita bisa melakukan pemenuhan energi tanpa mengesampingkan isu dekarbonisasi.

10.

Q: Untuk PIT-HAGI selanjutnya apakah sudah ada bocoran akan dilaksanakan di mana?

A: Untuk tahun depan kegiatan PITHAGI akan dilaksanakan secara Bersama-sama dengan asosiasi partner lain, yang biasa kita kenal dengan kegiatan Joint Convention. Joint Convention selanjutnya yang menjadi pelaksana adalah IAFMI dan HAGI sebagai co-host. Terkait lokasi masih dalam proses diskusi dan belum ada informasi yang didapat kami sampaikan hingga saat ini. Setahun setelah kegiatan Joint Convention, baru HAGI akan menjalankan kegiatan PIT secara mandiri Kembali, yaitu pada tahun 2026. Bertepatan dengan PIT 2026 tersebut nantinya juga bertepatan dengan peringatan 50 tahun perjalanan HAGI. Untuk penentuan lokasi yang pasti nantinya akan dilaksanakan di kota yang telah terbentuk Komisariat Wilayah HAGI. Kita tunggu saja

nanti hasil musyawarah yang akan dilaksanakan pada rapat anggota HAGI yang nanti akan dilaksanakan.

Q: Apakah ada pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada anggota HAGI muda?

A: HAGI sebagai organisasi geofisika terbesar di Indonesia merupakan wadah untuk berkumpulnya para praktisi, akademisi, dan pengambil kebijakan. Organisasi ini dibentuk dengan semangat untuk menjadi pemersatu dan meningkatkan kapabilitas para anggotanya.

Anggota HAGI muda merupakan motor penggerak dan penerus jalannya roda organisasi. Banyak manfaat dan peluang yang bisa didapatkan dengan menjadi ang-

gota muda HAGI. Organisasi ini merupakan wadah terbaik bagi para anggota-nya untuk memberikan kontribusi dan manfaat, baik secara langsung maupun tidak langsung, kepada komunitas geofisika Indonesia, bangsa, dan negara. Selain itu dengan menjadi anggota, dapat pula membentuk jalinan silaturahim antara anggota lainnya. Ber-silaturahim bagi kami merupakan pembuka peluang dan jalan untuk kita agar didekatkan dan dibukakan pintu keberkahan.

“Ask not what your country can do for you, Ask what you can do for your country”
– J. F. Kennedy

Rubrik Resonansi:

Pengingat Bumi

dari

Sumatera Barat

Berbicara tentang bumi dan dinamikanya tentu tidak pernah lepas dari aspek kebencanaan. Kali ini, Resonansi mendatangkan salah satu ahli di bidang ini, yaitu Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Padang Panjang, Dr. Suaidi Ahadi, S.T., M.T. Dalam rubrik Pengingat Bumi dari Sumatera Barat kali ini, Pak Suaidi, yang bergabung di BMKG sejak 1997, membagikan informasi mengenai potensi kebencanaan di Sumatera Barat dan cara masyarakat dapat hidup berdampingan dengan aktivitas bumi yang dinamis.

Pak Suaidi lulus dari sekolah kedinasan BMKG, yang pada saat itu bernama Akademi Meteorologi dan Geofisika (AMG), pada tahun 1997. Setelah dinas pertama di Stasiun Geofisika Tuntungan, Medan, beliau melanjutkan studi di Teknik Geologi Universitas Padjadjaran. Untuk menunjang karir, beliau melanjutkan lagi studi magister di Universitas Indonesia pada tahun 2004 di jurusan Teknik Elektro untuk bidang Multimedia dan Jaringan Informasi, dengan riset terkait pengembangan web-GIS. Pada saat itu, penggunaan web-GIS seperti Google Map dan Google Earth belum marak. Adapun riset terakhir beliau pada pendidikan doktor di Institut Teknologi Bandung bertemakan prediksi gempa menggunakan data magnetik. Dengan latar belakang pengalaman dan pendidikan yang linier, Pak Suaidi banyak memberikan kontribusi di bidang kebencanaan di Indonesia, antara lain sebagai dosen di Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG), mengembangkan riset prediksi gempa, hingga kini menjadi Kepala Stasiun Geofisika.

Q: Selama bertugas di Stasiun Padang Panjang apakah ada fenomena kebencanaan yang terjadi?

A: Sehari setelah pelantikan sebagai kepala stasiun pada tahun 2022, terjadi Gempa Pasaman yang cukup kuat dengan magnitudo 6,1 dan episenter di Timur Laut Pasaman, Sumatera Barat. Selain Gempa Pasaman Barat yang cukup signifikan, ada juga Gempa Siberut yang terjadi pada 25 April 2023, yang sempat menyebabkan BMKG merilis peringatan tsunami. Namun, Gempa Siberut tidak berdampak luas pada masyarakat dan tidak ada korban jiwa. Analisis lanjutan BMKG menunjukkan potensi tsunami hanya terjadi di Pulau Hibala dengan ketinggian rendah sekitar 12 cm.

Q: Apakah ada tindakan preventif menghadapi kebencanaan yang dilakukan oleh BMKG untuk masyarakat Sumatera Barat?

A: Ketika terjadi Gempa Siberut, terdapat false respond pada masyarakat. Banyak warga keluar dari rumah untuk menyelamatkan diri ke area yang lebih tinggi tanpa memperhatikan informasi arah dan sumber tsunami. Sejak itu, bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), BMKG mengembangkan program Tsunami Ready Community. Program ini bertujuan membangun kapasitas masyarakat agar mampu melakukan evakuasi mandiri dan memahami peta bahaya tsunami. Proyek ini mengangkat kearifan lokal yang dapat diikuti oleh masyarakat. Pada tahun

Oleh: Hoiriyah Putri Septiani

2023, program Tsunami Ready Community telah dilaksanakan di dua kelurahan di Kota Padang, yaitu Lolong Belanti dan Purus. Tujuannya adalah agar masyarakat memahami rantai informasi kebencanaan yang disampaikan oleh BMKG. Pada tahun 2023, program serupa juga dibangun di Nagari Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman, dan semuanya telah diakui oleh UNESCO sebagai masyarakat siaga tsunami. Proyek yang sama sedang dikembangkan di Tuapeijat, Kepulauan Mentawai, pada tahun 2024. Selain membangun masyarakat siaga tsunami di area pesisir, saat ini juga sedang dipersiapkan proyek untuk membangun masyarakat siaga gempa. Proyek ini direncanakan di Kabupaten Pasaman, Kota Bukittinggi, dan Kota Padang Panjang. Pelaksanaan proyek masyarakat siaga gempa di Kabupaten Pasaman menjadi prioritas utama, mengingat Kabupaten Pasaman dilalui oleh tiga segmen patahan dari Sumatera Faults System, yaitu Sesar Sumpur, Barumun, dan Angkola. Proyek ini diharapkan dapat dimulai tahun ini. Edukasi mengenai respons bencana seperti gempa dan tsunami juga dilakukan di sekolah-sekolah untuk membentuk masyarakat yang siap siaga. Selain itu, masyarakat dihimbau untuk memiliki aplikasi Info BMKG agar selalu mendapat informasi akurat mengenai kebencanaan yang sedang terjadi. Di Sumatera Barat telah dipasang Warning Receiver System New Generation (WRSNG) yang menampilkan informasi gempa di 17 tempat umum.

Q: Bagaimana peran BMKG saat atau pasca bencana? 03.

A: BMKG memiliki rantai informasi yang disebarkan melalui media sosial seperti Instagram dan grup WhatsApp. Dalam grup WhatsApp, BMKG menyebarkan informasi kepada berbagai pihak terkait, seperti BPBD, wartawan, dan pemangku kebijakan. BMKG juga memiliki standar operasional yang mengharuskan informasi tentang gempa disampaikan kepada masyarakat paling lambat tiga menit setelah terekam. Sedangkan, narasi pemberitaan harus keluar maksimal setengah jam setelah gempa terekam. Pemberitaan dan informasi dari BMKG dilakukan secepat

mungkin agar dapat menjangkau masyarakat pasca gempa dan menghindari kepanikan. Untuk pemberitaan tsunami, informasi juga diberikan sesegera mungkin dengan akurasi tinggi mengenai arah tsunami, sehingga masyarakat yang terdampak di area tersebut dapat mengevakuasi diri.

Q: Dari mana saja potensi bencana kegempaan yang ada di Sumatera Barat? 04.

A: Sumatera Barat memiliki tiga potensi sumber gempa, yaitu zona subduksi, zona Megathrust Mentawai, dan Sumatera Faults System. Zona Megathrust Mentawai memiliki potensi tsunami. Sejak 2010, BPBD Sumatera Barat telah membangun area aman (safe zone) berjarak tiga kilometer dari pantai, sehingga jika terjadi gempa dengan magnitudo 8-9 dan terdapat potensi tsunami, masyarakat dapat mengevakuasi diri ke area aman tanpa harus pergi jauh. Sumatera Barat juga dilewati oleh segmen-segmen sesar Sumatera Faults System, di antaranya Angkola, Barumun, Sumpur, Sumani, Sianok, dan Suliti. Gempa Pasaman yang terjadi pada tahun 2022 juga berasal dari segmen patahan Sumatera Faults System, lebih tepatnya disebabkan oleh Sesar Talamau. Keberadaan sesar-sesar di Sumatera Barat meningkatkan potensi terjadinya gempa kembar, seperti yang terjadi di Segmen Sianok dan Segmen Sumani. Gempa kembar ini biasanya destruktif karena memiliki dua episenter berbeda serta magnitudo besar, seperti yang terjadi pada Gempa Padang Panjang 2007.

Q: Pada tanggal 16 Desember 2023 diberitakan terjadi gempa yang melanda Sumatera Barat, adapun analisis yang dirilis oleh Badan Geologi Kementerian ESDM, beberapa wilayah tersusun atas endapan Kuarter berupa aluvial pantai, aluvial sungai, dan batuan rombakan gunung api muda. Apakah batuan yang bersifat unconsolidated ini bisa menjadi potensi bencana Likuifaksi di Sumatera Barat? Jika iya, di mana saja daerah yang memiliki potensi paling besar? 05.

A: Gempa Padang 2009 dengan magnitudo 7,6 juga menyebabkan terjadinya likuifaksi. Lokasi gempa tidak berada di area perbukitan dan tidak dilalui sesar, dengan kondisi lapisan batuan aluvial horizontal. Potensi likuifaksi di Sumatera Barat, khususnya di daerah pesisir berupa amblesan dan semburan. Akibatnya, banyak gedung yang ambles dan terdapat semburan pasir.

Q: Apakah BMKG terlibat secara khusus dalam perencanaan pembangunan di Sumatera Barat? 07.

A: Sampai saat ini terkait mikro-zonasi, BMKG belum terlibat dalam pembangunan secara masif karena proses pembangunan pun masih sangat memperhatikan kearifan-kearifan lokal. Masyarakat secara luas melakukan pembangunan dengan memperhatikan struktur bangunan yang dapat tahan terhadap gempa.

“ Memperingati itu bukan mengangkat luka lama, tapi bagaimana membangun kesiapsiagaan.

Q: Untuk saat ini seberapa siap masyarakat dan pemerintah di Sumatera Barat dalam menghadapi potensi-potensi bencana?

BMKG di Sumatera Barat memiliki hubungan kerja yang sangat erat dengan BPBD di semua kota dan kabupaten dalam menghadapi bencana, baik kegempaan maupun hidrometeorologis. Budaya masyarakat yang responsif terhadap bencana juga berperan besar. Sejak tahun 2009 hingga saat ini, selalu diperingati Gempa Padang. Peringatan ini dilakukan agar pengalaman yang tidak menyenangkan tersebut tidak terulang. Budaya dan kearifan lokal masyarakat setempat dalam memperingati bencana bertujuan untuk menjadi pengingat agar lebih siaga. Salah satu bentuk peringatannya adalah membunyikan sirine setiap tanggal 30 September. Masyarakat lokal percaya bahwa, memperingati itu bukan mengangkat luka lama, tapi bagaimana membangun kesiapsiagaan.

Q: Apakah ada rekomendasi yang ingin diberikan kepada pemangku kebijakan atau pemerintah dalam menanggulangi bencana yang berpotensi terjadi di Sumatera Barat?

A: Mengenai rekomendasi atau peringatan dini mengenai bencana alam yang mungkin terjadi, Sumatera Barat juga rentan terhadap longsor dan banjir bandang,

selain kegempaan dan tsunami. Di area pegunungan Sumatera Barat, potensi terjadinya longsor meningkat ketika terjadi gempa karena kondisi perbukitan yang tidak stabil. Setiap bulan, BMKG biasanya memberikan rekomendasi tentang potensi bencana dahsyat, terutama di area pesisir yang rentan terhadap bencana, sehingga perlu dijaga dengan kewaspadaan tanpa menimbulkan kepanikan. Kewaspadaan ini dapat dibangun dengan melibatkan masyarakat dan pemerintah, seperti memban-

Narasumber: Dr. Suaidi Ahadi, S.T., M.T.

gun kesadaran masyarakat akan bahaya tsunami, pembangunan area aman, dan pelatihan masyarakat dalam menghadapi gempa. Penting bagi masyarakat untuk dididik tentang cara membaca parameter gempa agar dapat memahami informasi yang disampaikan oleh BMKG dengan baik.

Siaga Bencana di Sesar Besar Sumatera Mentawai:
Oleh: Hoiriyah Putri Septiani

Terdapat sebuah kepulauan di lepas pantai Provinsi Sumatera Barat yang kaya dengan keindahan lautnya. Kabupaten ini terdiri dari empat pulau utama yaitu, Pulau Siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara, dan Pulau Pagai Selatan. Kabupaten Kepulauan Mentawai mayoritas dihuni oleh Suku Mentawai dan Suku Minangkabau. Letaknya yang berada di area di bagian barat Pulau Sumatera membuatnya memiliki banyak catatan historis kegempaan.

Secara geografis Kepulauan Mentawai terletak di bagian barat Pulau Sumatera dengan arah BL-TG dan paralel dengan Pulau Sumatera. Posisi ini merepresentasikan zona subduksi antara Lempeng Eurasia dan Lempeng Hindia-Australia. Zona konvergen ini kemudian membentuk patahan-patahan di sepanjang Pulau Sumatera, salah satunya adalah Sesar Besar Sumatera dan Patahan Mentawai. Pergerakan sesar aktif ini menjadi sumber gempa bumi yang kerap terjadi di Kepulauan Mentawai.

Sejarah mencatat banyaknya gempa yang disebabkan oleh aktivitas Sesar Besar Sumatera (Sumatera Megathrust zone). Di Kepulauan Mentawai sendiri, gempa terbesar yang tercatat dalam beberapa waktu belakangan ialah gempa di bagian timur Pulau Pagai dengan kekuatan M7.9 di bulan

September 2007. Selain itu gempa-gempa lain yang pernah tercatat di antaranya ialah, gempa M7.2 di Pulau Pagai Utara pada Februari 2008, gempa M7.0 di Pulau Sipora pada bulan September 2007, gempa M7.8 di barat daya Pulau Pagai Selatan pada bulan Oktober 2010, dan gempa M6.1 di Pulau Siberut pada bulan Agustus 2022. Gempa-gempa yang tercatat dalam waktu terdekat ini belum sepenuhnya melepaskan energi besar yang terakumulasi di zona Sesar Besar Sumatera. Gempa besar yang terjadi terakhir yaitu pada tahun 1797 dengan kekuatan M8.4—8.9 dan pada tahun 1833 dengan kekuatan M8.8—9.2. Menilik kembali catatan sejarah gempa yang ada di Kepulauan Mentawai, dapat diketahui bahwa sudah sangat lama sejak gempa besar terjadi di area Mentawai-Siberut. Hal ini yang menyebabkan terbentuknya zona kekosongan gempa besar (seismic gap). Seismic gap yang terjadi sudah berlangsung ratusan tahun dan perlu diwaspadai karena sewaktu-waktu dapat melepaskan energi gempa yang besar. Gempa besar ini juga dapat memicu terjadinya tsunami. Oleh karena itu, kepulauan yang dihuni oleh lebih dari 90.000 ribu jiwa ini harus menyiapkan diri untuk menghadapi potensi bencana yang mengancam.

(By Sadalmelik - Own work, CC BY-SA 3.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?cu-

Gambar 1. Lokasi Kepulauan Mentawai

Mengupayakan mitigasi di Kepulauan Mentawai merupakan suatu kewajiban bagi pemangku kebijakan agar masyarakat setempat dapat menghadapi potensi bencana yang menunggu. Berbagai cara telah diupayakan baik itu yang memanfaatkan kearifan budaya lokal maupun melalui edukasi agar Masyarakat menjadi tanggap terhadap gempa dan tsunami.

Tsunami Ready Community adalah salah satu kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi ancaman tsunami. Terdapat 12 indikator yang telah ditetapkan oleh UNESCO-IOC (Intergovernmental Oceanographic Commission). Apabila semua pihak terlibat dengan berkolaborasi dan bersinergi, harapannya 12 indikator tersebut dapat dipenuhi dengan baik. 12 indikator yang harus dipenuhi agar memperoleh predikat Tsunami Ready Community itu adalah, telah dipetakan dan didesain zona bahaya tsunami; jumlah orang berisiko di dalam zona bahaya tsunami dapat terestimasi; sumber-sumber ekonomi; infrastruktur dan politik teridentifikasi; adanya peta evakuasi tsunami yang mudah dipahami; informasi tsunami termasuk rambu-rambu ditampilkan di public; sosialisasi, kesadaran Masyarakat, dan edukasi tersedia dan terdistribusi; sosialisasi atau kegiatan edukasi minimal diselenggarakan tiga kali dalam setahun; pelatihan bagi dan oleh komunitas tsunami diadakan minimal dua tahun sekali; disetujuinya rencana respons darurat komunitas tsunami; serta tersedianya kapasitas untuk pengelolaan operasional respons darurat tsunami terjadi. Indikator lain adalah tersedianya sarana yang memadai dan andal untuk menerima peringatan dini tsunami dari otoritas berwenang selama 24 jam secara tepat waktu; dan tersedianya sarana yang memadai dan andal untuk menyebarkan peringatan tsunami resmi 24 jam kepada public setempat secara tepat waktu. Salah satu kota yang berhasil memperoleh predikat ini di Provinsi Sumatera Barat ialah Kota Padang. Komunitas ini diharapkan dapat dikembangkan pula di masyarakat Kepulauan Mentawai.

Pada bulan Juni 2024, telah dilakukan salah satu usaha untuk mengenalkan mitigasi bencana kepada masyarakat di Kepulauan Mentawai. Lebih tepatnya di Desa Tuapejat, Kecamatan Sipora Utara. Kegiatan yang berjudul Sekolah Lapang

Gempabumi (SLG) dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan berkolaborasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Padangpanjang. Dengan potensi bencana dari aktivitas megathrust di Kepulauan Mentawai, masyarakat hanya memiliki golden time 5—10 menit untuk menyelamatkan diri. Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam memproses informasi tsunami yang diberikan oleh BMKG pasca gempa, sehingga mas-

yarakat dapat mengevakuasi diri secaramandiri. Selain itu, dari kegiatan ini juga diharapkan dapat terjadi peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana ketika terjadi. Peserta yang mengikuti SLG ini diharapkan dapat menerapkan ilmu yang didapat dari pelatihan ini dan membantu pemerintah dalam mensosialisasikan bahaya gempa bumi dan tsunami di masyarakat luas.

Kepulauan Mentawai yang kaya akan keindahan alamnya, juga di saat yang bersamaan memiliki potensi bencana alam

yang tidak tahu kapan akan terjadi. Analisis kegempaan dan pemahaman mengenai kondisi geologi di daerah ini dapat menjadi alasan utama mengapa perlu mengantisipasi akan bahaya bencana. Adanya kerjasama dan integrasi yang baik antara masyarakat dan pemerintah, dapat dibangun masyarakat yang mampu hidup berdampingan dengan bencana alam berbekal pemahaman akan mitigasi yang baik.

Sumatra Barat Tanggap Darurat ala Sumatra Barat

Tanggap Darurat ala

Megathrust tinggal menunggu waktu, sebuah headline berita yang sempat membuat panik warga dan huru haranya menggema di semua sosial media. Menjadi negara yang berada di pertemuan tiga lempeng tektonik – Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik –Indonesia sangat rawan terdampak bencana. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan potensi kekosongan gempa besar (seismic gap) di Zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut, untuk dijadikan upaya persiapan dan mitigasi risiko bencana. Ada di lokasi yang cukup riskan, tepatnya di atas zona subduksi, zona Megathrust Mentawai, dan Sumatra Faults System, membuat Provinsi Sumatra Barat lebih siaga dan responsif menghadapi dinamika aktivitas bumi. Apa saja tanggap darurat ala Sumatra Barat?

Rumah Ramah Gempa

Tsunami Ready Community 01 02

Tak hanya cantik dipandang, Rumah Gadang punya struktur tahan getaran. Tiang-tiang Rumah Gadang ditanam ke tanah dengan bertumpu batu datar yang kuat dan lebar, atau disebut pondasi umpak. Tiangnya tidak lurus, cenderung melebar ke atas. Dengan bentuk nampak seperti trapesium terbalik, berat beban akan terdistribusi ke tiang dan diteruskan ke tanah. Fungsinya saat gempa, ketika ada getaran, akan teredam pada pondasi umpak. Antartiang disambung dengan pasak dari kayu, sehingga begitu gempa menggoncang, setiap sambungan lebih lentur dalam menghalau dan menyalurkan gaya gempa ke semua bagian bangunan (Oktavia & Prihatmaji, 2019).

Tiga dari 50 komunitas tsunami dunia yang langsung dikukuhkan Intergovernmental Oceanographic Commision of UNESCO (IOC/UNESCO) ada di Provinsi Sumatra Barat. Sadar akan potensi magnitudo maksimum Megathrust Mentawai-Siberut, membuat masyarakat lebih siaga. Tsunami Ready Community Kelurahan Lolong Belanti di Padang Utara, Kelurahan Purus di Padang Barat (Pertiwi & Marniati 2023), dan Nagari Tapakis di Ulakan Tapakis diakui internasional (Aminsyah, 2023), setelah dinilai punya 12 indikator ini; zona bahaya tsunami yang terpetakan, jumlah risiko nyawa terestimasi, sumber ekonomi, infrastruktur, dan politik teridentifikasi, peta evakuasi tsunami gampang dimengerti, sarana prasarana memadai untuk peringatan dini tsunami

Oleh: Refsi Dian Paparezzi

24 jam tepat waktu (BMKG, 2022). Sinergi dan kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, akademisi, komunitas, pihak swasta, dan media sangat berperan jadi penentu terbentuknya kesiapsiagaan dalam kondisi darurat bencana.

Adat Punya Pengigat

Gambar oleh: Carly Zeiser (2019)

Bergeser ke Mentawai, dengan kentalnya kepercayaan adat pada alam. Putra, dkk. (2023) menyebutkan, sebagai penganut animisme, Suku Mentawai punya kepercayaan Arat Sabulangan –alam semesta yang berjiwa– yang mengenal tiga dewa; dewa laut (Tai Kabagat-Koat), dewa hutan dan gunung (Tai Ka-leleu), dan dewa langit (Tai Ka-Manua). Sabulangan dari kata “Sa”, bermakna bundel, dan “Bulung”, berarti lembaran daun. Alam dan manusia memiliki keseimbangan, dimana masyarakat memperlakukan alam sebagaimana manusia.

Tim Program Kreativitas Mahasiswa - Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) Universitas Negeri Padang menemukan lagu “Teteu Amusiat Loga” sebagai salah satu mitigasi berbasis kearifan lokal. Dalam kepercayaan Arat Sabulangan Suku Mentawai, “Teteu” yang artinya kakek, adalah salah satu penguasa bumi. Jadi saat Teteu marah, akan menggoncangkan bumi dan terjadi gempa. Tingkah laku hewan yang beda dari biasanya ada di syair Teteu Amusiat Loga. Sebelum gempa terjadi, binatang menyampaikan tanda, seperti tupai gelisah ataupun ayam berkotek tanpa sebab. Lagu ini seolah jadi sistem pengingat bencana dalam bentuk warisan budaya (unp.ac.id). Potensi bencana memang akan selalu ada, namun aktivitas tetap dapat dilakukan seperti biasa. Pastikan selalu tanggap dan memperkuat kesiagaan dengan mengikuti perkembangan informasi, meningkatkan literasi, rutin latihan dan juga simulasi terhadap potensi bencana yang ada dari dinamika bumi Indonesia.

Gambar 1. Pengukuran Tsunami Ready Community Kota Padang, Sumatra Barat (bmkg.go.id)

https://www.hagi.or.id instagram.com/infohagi

https://www.linkedin.com/ company/himpunan-ahligeofisika-indonesia-hagi

https://open.spotify.com/ show/24OudbyWpMmld Qvv1D6i0V

https://youtube.com/ @himpunanahligeofisika indon5998?feature=shared

www.member.hagi.or.id

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.