HAGI Georesonansi Edisi 01/2015

Page 1

Pentingnya Meteorologi dalam Dunia Penerbangan

Potensi Sumberdaya Kelautan Indonesia Sebagai Energi Terbarukan

Joint Convention Balikpapan 2015

Echoes of the Fu tu re

Kontribusi

Geofisika

vol. 1/2015

Dalam Mendukung Penemuan dan Identifikasi Benda di Dasar Laut dan Penerapannya dalam Pencarian Pesawat di Selat Karimata

g eor esonansi

1


Daftar Isi

vol 1/ 2015

Laporan Utama

4 10

Kontribusi Geofisika

Dalam Mendukung Penemuan dan Identifikasi Benda di Dasar Laut dan Penerapannya dalam Pencarian Pesawat di Selat Karimata

Pentingnya Meteorologi dalam Dunia Penerbangan Fenomena icing tidak seketika membahayakan penerbangan, tetapi jika dibiarkan terus menerus dapat mengakibatkan kerusakan pada mesin pesawat

16

Potensi Sumberdaya Kelautan Indonesia Sebagai Energi Terbarukan

Kelebihan, kekurangan serta tantangannya

Profil

Wawancara

20

Dicky Rahmadi, Presiden HAGI Profesional Itu Harus Mau Berubah

47

HAGI News

26

The Upcoming Joint Convention Balikpapan 2015

28

Knowledge Sharing dalam Student Competition

30

Profesional dalam Kolaborasi Internasional

32

Let’s Rock the Indonesia’s Geophysics World, IRock 1st Monthly Talk

34

HAGI Komwil Kaltim Mendukung Pemberdayaan SDM Geofisika Unmul

Kolom Ahli

36

Gempabumi di Zona Subduksi Ganda Laut Maluku

Opini

41 44

Potensi Bahaya/Ancaman Kebumian di Indonesia dan Perlunya Peningkatan Kesiapan Menghadapi Bahaya/Ancaman Gempa Bumi di Zona Benturan Benua, Nepal 25 April 2015

Hamzah Latief, PhD Memahami Tsunami, Mengurangi Penderitaan

Student Corner

49

G&G Field Trip HMGI Regional III 2015 Mengetahui Litologi dan Struktur di Daerah Jiwo Timur, Bayat, Klaten, Jawa Timur

HAGI Announcement

50 51 52

Daftar Prosiding PIT HAGI 1976-2014

55

Kuis Berhadiah

20

Jadwal Training HAGI 2015 Pengurus Pusat HAGI Periode 2014-2016

32


Salam Redaksi

,

Tema dalam edisi Georesonansi kali ini terkait dengan (sumber daya) kelautan, majalah Georesonansi Edisi 1 tahun 2015 ini akan mencoba mengangkat Geofisika dan kaitannya dengan kelautan serta sumber dayanya. Salah satu contohnya adalah, kontribusi geofisika dalam membantu pencarian obyek di dasar laut dimana aplikasinya berkaitan dengan kejadian kecelakaan penerbangan baru-baru ini. Dalam hal tersebut, juga kami angkat tentang pentingnya meteorologi dalam keselamatan dunia penerbangan. Selain hal tersebut diatas, potensi sumber daya kelautan juga diangkat terutama untuk sedikit mereview adanya potensi energi terbarukan yang ada disana. Hal yang juga ingin kami angkat adalah pengenalan mengenai profil Presiden Baru HAGI 2014-2016 bapak Dicky Rahmadi yang kami wawancarai untuk lebih mengenal visi, misi maupun segenap program yang ingin dilaksanakan dan dikejar di kepengurusan beliau. Selain itu rangkuman singkat mengenai acara Joint Convention Balikpapan yang kami dapat dari wawancara dengan bapak Arif Gunawan selaku Chairman JCB 2015 (juga VP Eksternal HAGI), juga kolaborasi internasional HAGI berdasar wawancara dengan bapak Madong Hutahaean selaku Sekjen Eksternal HAGI juga dirangkum untuk lebih melengkapi gambaran programprogram HAGI di 2015. Selain hal tersebut diatas, kami angkat juga mengenai Irock monthly talk, potensi bencana yang ada di indonesia beserta laporan bantuan HAGI untuk korban longsor Bojonegoro dan Letusan Gunung Sinabung, juga pengumuman ringan terkait program pengumpulan prosiding HAGI. Selamat membaca.

Photo courtesy of AssociatedPress

Pemimpin Redaksi Randy Condronegoro Redaktur Pelaksana C Maya Tuhar Editor Visual Miranthi Dewi Editor Naskah Mawar Indah Nursina , M Saladin Manajer Promosi dan Sirkulasi Zainul Hamzah Alamat Redaksi Patra Office Tower 18th Fl, Suite 1820 Jl. GatotSubroto Kav. 32-34 Jakarta Selatan 12950 Phone/fax +62 21 525 0040 Email publikasi@hagi.or.id.

Halaman muka: Ivan Aivazovsky - The Ninth Wave (1850) wikipedia.com

g eor esonansi

3


LAPORAN UTAMA

KONTRIBUSI Photo courtesy of AFP - afp.com

GEOFISIKA Dalam Mendukung Penemuan dan Identifikasi Benda di Dasar Laut dan Penerapannya dalam Pencarian Pesawat di Selat Karimata

OLEH : MUHAMMAD AGA (MAHAKARYA GEOSURVEY), DENI SATRIA (PAGEO), MEISA SOLEHA (MAHAKARYA GEOSURVEY) disunting oleh: randy c

4

g eor esonansi


Indonesia adalah negara kepulauan yang hampir 80 % areanya terdiri dari laut dimana terdapat lebih dari 13.400 pulau berada. Memetakan dan melakukan pengaturan terhadap segala macam sumber daya yang ada di dalamnya adalah hal yang sangat menantang. Segala macam teknologi terbaru sangat diperlukan dalam memperbaharui data yang ada, dan metode geofisika merupakan salah satu yang berkembang cukup pesat dalam membantu hal tersebut. g eor esonansi

5


LAPORAN UTAMA

U

dasar laut).

ntuk sumberdaya energi yang bersumber dari fosil, metode geofisika yang cukup populer dalam penemuan dan identifikasi cadangan hidrokarbon adalah metode gravitasi dan metode seismik. Kedua metode tersebut di atas sudah berulang kali digunakan untuk memetakan struktur bawah permukaan (di bawah

Side Scan Sonnar dan Multibeam Echosounder Selain kedua metode tersebut diatas, untuk memetakan dasar laut baik untuk keperluan penelitian ilmiah maupun untuk penemuan segala macam benda yang ada di dasar laut maka geofisika juga memiliki beberapa macam metode yang dapat digunakan. Side Scan Sonnar dan Multi Beam Echo Sounder adalah beberapa diantaranya yang akan dibahas berikut ini. Side Scan Sonnar Metode side scan sonnar ini digunakan untuk sea floor mapping dengan mengidentifikasi objek yang berada di dasar laut. Sonar menerima pantulan objek dalam bentuk amplitudo dengan intensitas (amplitudo) yang tinggi ataupun intensitas (amplitudo) yang rendah. Intensitas yang tinggi dapat dihasilkan oleh: - Permukaan dasar laut yang keras (contoh : batuan, logam) - Kondisi dasar laut yang memiliki banyak variasi (contoh : gravel) Intensitas rendah dapat dihasilkan oleh: - Permukaan dasar laut yang lunak (contoh : lumpur) - Dasar laut yang datar (tidak terdapat feature objek)

Contoh dari data side scan sonnar dapat dilihat pada gambar dibawah, dimana data yang datang hanya berupa data intensitas, dimana intensitas yang tinggi diwakili oleh warna yang lebih terang (putih)sedangkan data dengan intensitas yang rendah diwakili oleh warna yang lebih gelap (hitam), data yang berwarna hitam juga bisa berarti tidak ada data yang kembali dari area tersebut (acoustic shadow). Hal yang perlu diingat

Gambar 1 Contoh intensitas data side scan sonnar (Sumber: www.ixea.com)

6

g eor esonansi

Gambar 2 Perbandingan antara data frekwensi 100 KHz (rendah) dan 400 KHz (tinggi) (Sumber: www.ixea.com)


bahwa data side scan sonnar ini hanya memberikan informasi intensitas tersebut tanpa dapat memberikan keterangan kedalaman dari objek yang di teliti. Gambar 1 merupakan contoh data tersebut, dimana bisa terlihat objek yang berwarna gelap dan terang. Frekwensi yang digunakan juga dapat memberikan perbedaan, dimana seperti pada data geofisika lainnya, frekwensi lebih tinggi dapat mendeteksi benda benda kontras yang lebih kecil ukurannya sementara frekwensi yang rendah mungkin melewatkan yang rendah (gambar 2). Gambar 3 lebih detil dapat memperlihatkan contoh objek yang ada didasar laut dengan menggunakan frekwensi 400 KHz.

Multibeam Echosounder Multibeam echosounder merupakan alat perum gema yang berfungsi untuk mendapatkan informasi topografi dasar laut dimana metode ini terdiri atas puluhan hingga ratusan tranduser dan hidrofon yang terdapat dalam satu alat. Multibeam echosounder ini dapat memberikan informasi lebih detil berupa bentuk dasar laut (topografi) dan objek-objek yang ada di dasar laut tersebut (yang juga membentuk topografi dasar laut) sehingga dapat menjadi pelengkap dari data side scan sonnar yang hanya dapat memberikan keterangan intensitas tetapi tidak dapat memberikan gambaran bentuk objeknya (apakah memiliki ketinggian berbeda dari dasar laut yang ada disekitarnya). Pengukuran kedalaman objek ini dilakukan dengan memperhitungan selang waktu antara pemancaran dan penerimaan gelombang serta kecepatan rambat gelombang akustik. Dengan adanya dua data dari dua metode tersebut maka akan dapat dikumpulkan cukup informasi yang bisa menentukan apakah objek yang di analisa merupakan objek alamiah dari dasar laut atau kemungkinan objek buatan manusia.

Contoh Gambar 4 menunjukkan hasil Multibeam Echosounder dimana melihat bentuk topografinya dapat disimpulkan bahwa objek yang diamati kemungkinan adalah kapal yang telah karam di dasar laut. Penerapan dalam Pencarian Pesawat di Selat Karimata Beberapa saat yang lalu dunia penerbangan Indonesia pada khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya mengalami musibah. Sebuah pesawat penerbangan komersial yang jalur penerbangannya melewati Selat Karimata telah jatuh yang menyebabkan meninggalnya seluruh penumpang dan awak pesawatnya. Basarnas (Badan SAR Nasional) didukung oleh segenap institusi terkait dari pemerintah dan rakyat Indonesia (dibantu oleh segenap negara sahabat) bahu membahu dalam proses pencarian lokasi jatuhnya pesawat tersebut.

Gambar 4 Informasi topografi yang mengindikasikan adanya objek kapal karam. Frekuensi yang digunakan adalah 300-400 Khz dengan range coverage mencapai 3 kali nilai kedalaman. Gambar 3 Contoh data 400 KHz yang mendeteksi adanya objek di dasar laut. (Sumber: www.caris.com)

g eor esonansi

7


LAPORAN UTAMA

Petunjuk pertama yang digunakan adalah lokasi hilangnya kontak terhadap pesawat komersial tersebut, dimana kemudian kapal survey yang disertai peralatan side scan sonar dan multibeam echosounder diberangkatkan menuju lokasi 1 tersebut untuk melakukan pengambilan data 1. Pengambilan data kemudian dilakukan pada area seluas kurang lebih 100 km2, dengan lebar 10 km dan panjang 10 km. Cakupan data yang direkam pada side scan sonar menggunakan pengaturan 250 meter (kiri) + 250 meter (kanan), sehingga menjadi total selebar 500 meter. Jarak antar line perekaman selebar 500 meter dianggap cukup optimum. (gambar 5). Dikarenakan tidak ada data yang dianggap berkaitan dengan objek pesawat yang dicari maka kapal kemudian pindah ke lokasi 2. Lokasi 2 terletak di sebelah timur lokasi 1, dengan cakupan area survey seluas 30 km2 (lebar 6 km dan panjang 5 km). Di lokasi 2 ini ditemukan sebuah objek

Gambar 5 Lokasi hilangnya kontak dengan Pesawat sebagai petunjuk 1

Gambar 6 Survey ke 2 pindah sepanjang 15 Km ke timur dari lokasi 1

dengan dimensi 18m x 5.4m x 2.2m (panjang,lebar dan tinggi) tetapi setelah dilihat dengan detil oleh ROV dapat disimpulkan bahwa objek tersebut merupakan objek kapal karam yang diperkirakan sudah terkubur cukup lama dengan indikasi keberadaan koral setebal 10cm. (Gambar 7). Pencarian kemudian bergeser sejauh 97 km ke arah barat di lokasi 3. Di lokasi 3 dilakukan survey pengambilan data dengan cakupan seluas kurang lebih 110 km2 dengan panjang 10 km dan lebar 11 km. Di lokasi ini ditemukan objek ekor pesawat dan badan pesawat yang terdeteksi oleh baik side scan sonar maupun multibeam echosounder (gambar 8-9-10). Hal ini membuktikan bahwa metode tersebut cukup akurat dan baik dalam mendeteksi objek-objek non alamiah yang berada di dasar laut. Hal tersebut tentunya juga perlu didukung oleh cuaca yang cukup kondusif dalam pengambilan data. ď Ž

Gambar 10 Data side scan sonar (kiri) dan multibeam (kanan) yang mengindikasikan objek badan pesawat

Gambar 9 Data side scan sonar (kiri) dan multibeam (kanan) yang mengindikasikan objek ekor pesawat

Gambar 8 Survey yang dilakukan di lokasi 3 dengan cakupan area seluas 110 Km2

Gambar 7 Objek yang ditemukan oleh side sonar dan multibeam di lokasi 2 dan diindikasikan sebagai kapal karam.

8

g eor esonansi


Pemilihan Presiden HAGI 2016-2018 Satu suara

terbaik

untuk kandidat

Anda!

BATAS PENGUSULAN BAKAL CALON HINGGA 23 JUNI 2015. MINIMAL 10 DUKUNGAN UNTUK BERHAK MAJU SEBAGAI CALON PRESIDEN HAGI

www.hagi.or.id


LAPORAN UTAMA

10

g eor esonansi


Fenomena icing tidak seketika membahayakan penerbangan, tetapi jika dibiarkan terus menerus dapat mengakibatkan kerusakan pada mesin pesawat Oleh: Elvin Adrian, Ferdika Amsal, Jose Rizal, Kadarsah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika disunting oleh: Mawar Nursina

K

etersediaan informasi cuaca dalam dunia penerbangan memiliki peranan yang besar. Informasi cuaca memiliki berbagai peran, salah satunya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penerbangan. Hal tersebut dilakukan misalnya untuk bahan pertimbangan dalam penentuan rute, bahan bakar, dan muatan pesawat. Selain itu informasi cuaca menjadi bahan pertimbangan bagi pilot dalam menentukan potensi-potensi yang membahayakan, baik saat take off, cruising, dan landing. Posisi pesawat pada cruise level yang justru secara statistik memiliki peluang kecelakaan kecil. Terjadinya kecelakaan dalam posisi cruise level lebih dikarenakan sabotase, dibajak, atau ditembak dengan rudal dari darat, sehingga perlu kajian lebih lanjut untuk melihat hubungan terjadinya kecelakaan pesawat dengan aktivitas badai yang terjadi pada saat cruise level.

Gambar 1 Persentase kecelakaan pesawat (Sumber : ICAO)

Sangat sulit untuk menyatakan bahwa faktor cuaca dapat menjadi faktor tunggal dalam terjadinya kecelakaan dalam penerbangan, karena dalam dunia penerbangan masih banyak ketergantungan dengan faktor-faktor g eor esonansi

11


LAPORAN UTAMA

lainnya. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa faktor cuaca dapat menjadi faktor pemicu dalam kejadiankejadian membahayakan dalam dunia penerbangan. Kajian ini akan menganalisis data-data meteorologis yang dapat mempengaruhi dan membahayakan dalam dunia penerbangan disertai contoh salah satu kecelakaan pesawat yang baru-baru saja terjadi di sekitar selat Karimata. Data yang dapat dijadikan acuan dalam menganalisis kejadian cuaca yang terjadi saat itu adalah 1. Perkiraan posisi terakhir pesawat 2. Flight Documents 3. Analisis Citra Satelit 4. Analisis Data Observasi Udara Atas

Singapore (WSSS). Contoh cara membaca data TAFOR dapat dilihat di http://aviation.bmkg.go.id. Menurut data TAFOR di bawah, prakiraan kondisi cuaca pada Bandara asal dan Bandara tujuan menunjukkan kondisi cuaca yang memungkinkan untuk melakukan take off dan landing pesawat.

1. Perkiraan Posisi Terakhir Pesawat Perkiraan posisi terakhir salah satu kecelakaan pesawat di Selat Karimata yang tertangkap oleh radar monitor, yang ditunjukkan oleh gambar 2.

Gambar 2 Radar Monitor menunjukkan posisi terakhir pesawat (sumber : indonesia-icao.org)

2. Flight Documents Semua pilot wajib memiliki flight documents sebelum melakukan penerbangan. Bahan-bahan flight documents ini berisi informasi cuaca penerbangan, dokumen tersebut adalah : a.

b.

SIGWx Chart dan Wind Temp Chart

SIGWX (Significant Weather Chart) adalah grafik cuaca yang dikeluarkan oleh WAFC (World Area Forecast Center) yang memperlihatkan fenomena metereologi penting yang berhubungan dengan transportasi udara. Fenomena-fenomena ini termasuk informasi tipe awan (tinggi awan, resiko icing, top dan base), turbulensi, kecepatan angin, tinggi tropopause, gunung api, dll. Wind Temp Chart adalah grafik yang menunjukkan arah dan kecepatan angin juga temperatur di udara pada ketinggian tertentu. Gambar 4 menunjukkan SIGWx dan Wind Temp Chart pada lokasi kejadian diberi tanda lingkaran berwarna merah. Pada SIGWx ditunjukkan bahwa pada saat pesawat mencapai cruising level, terlihat adanya gumpalan awan yang cukup besar di sekitar selat Karimata. Pada Wind Temp Chart ditunjukkan variasi arah dan

TAFOR (Asal, Tujuan, Alternate)

TAFOR (Terminal Aerodrome Forecast) atau dapat disebut juga dengan TAF adalah sandi meteorologi yang menunjukkan prakiraan cuaca disekitar bandara. Gambar 3 menunjukkan data TAFOR pada tanggal 27 dan 28 Desember di Bandara Djuanda Surabaya (WARR), Bandara Sultan Mahmud Badaruddin Palembang (WIPP), Bandara Supadio Pontianak (WIOO), Bandara Hang Nadim Batam (WIDD), dan Bandara Changi

12

Gambar 3 Data TAFOR tanggal 27 dan 28 Desember 2015-04-16

g eor esonansi

Gambar 4 SIGWx Chart dan Wind Temp Chart


kecepatan angin juga temperatur udara di berbagai level ketinggian. Simbol bendera merupakan penunjuk arah dan kecepatan angin. Arah batang panjang pada bendera menunjukkan arah datangnya angin, sedangkan batang pendek menunjukkan kecepatan angin. Dilihat dari SIGWx Chart dan Wind Temp Chart di atas, prakiraan kondisi cuaca pada cruising level terlihat cukup mengkhawatirkan.

3. Citra Satelit Dalam pengamatan citra satelit, dikenal suatu istilah yang disebut Overshooting Top. Overshooting Top adalah metode/kondisi untuk mendeteksi secara objektif kondisi yang melewati batas puncak awan konvektif yang mewakili arus naik konvektif yang kuat. Tujuan pengembangan metode ini adalah untuk meningkatkan pelayanan keselamatan dalam dunia penerbangan. Pendinginan adiabatik yang disebabkan oleh arus vertikal yang kuat menyebabkan overshoot top muncul sebagai suatu daerah kecil (berdiameter , 15 km) yang dapat dideteksi dari tingkat kecerahan IR. Awan badai yang memiliki Overshooting Top (OT) akan menghasilkan : a. Hujan lebat b. Turbulensi c. Hujan es (Hail) d. Petir

Dalam gambar tampak beberapa tempat yang memiliki temperatur rendah, sejalan dengan jalur penerbangan pesawat yang mengalami kecelakaan pada saat itu. Menggunakan Citra Global Visible LEO &GEO, kita dapat mengidentifikasi awan konvektif dengan puncak awan yang menjulang tinggi pada jalur penerbangan yang dilewati. Pada gambar tampak ada tiga puncak awan yang menjulang tinggi saat terjadinya kecelakaan.

4. Analisis Data Observasi Udara Atas

Selain ketiga data di atas ada pula data observasi udara atas yang menunjukkan suhu, arah angin, kemungkinan adanya petir, kemungkinan icing, dll. Berikut ini adalah grafik dan data yang menunjukkan

Gambar 6 Peta SSEC RealEarth

Gambar 7 Citra Global Visible LEO & GEO

Gambar 5 Penampakan Overshooting Top Melalui Citra Satelit

Selanjutnya dilakukan analisis peta SSEC RealEarth yang membandingkan citra satelit Overshooting Top (MTSAT-2 10,8 Âľm IR) dengan citra global visible LEO & GEO untuk melihat kondisi cuaca pada saat itu. Peta SSEC RealEarth penampakkan nilai IR Overshooting Top (suhu puncak awan) yang paling rendah (dalamtemperatur Kelvin) ditunjukkan oleh warna abu-abu dan merah muda, yaitu sekitar 190195 derajat Kelvin (sekitar -80 s/d -85 derajat celcius).

Gambar 8 Grafik Analisa Kondisi Atmosfer di Pangkal Pinang

g eor esonansi

13


LAPORAN UTAMA

hal-hal tersebut. Gambar 8 menunjukkan hasil analisa kondisi atmosfer di sekitar Pangkal Pinang, yang menghasilkan Structural Icing (USAF, 75% RH treshhold) pada ketinggian 300 mb. Rason merupakan data pengamatan yang dapat digunakan untuk mendiagnosa adanya gejala turbulensi bersifat umum, dimana daerahnya dan kapan waktu kejadiannya sulit diketahui secara pasti. Informasi adanya turbulensi yang berasal dari data rason berlaku pada radius sekitar 150-200 km dari titik pengamatan (Sasmito, A. 2015).

Gambar 9 Menunjukkan kemungkinan adanya petir dan badai pada daerah sekitar lokasi kejadian.

Data Pendukung Lainnya Data Synergi Data Synergi : 28-12-2014 pukul 00 UTC mengindikasikan adanya peluang terjadinya icing pada FL180 hingga FL340.

Data Deteksi Kejadian Petir Gambar 13 menunjukkan distribusi deteksi terjadinya petir di sekitar lokasi hilangnya pesawat pada saat kejadian, yaitu 28 Desember 2015 pukul 06.00 – 07.00 WIB. Pada gambar dapat dilihat banyaknya deteksi kejadian petir pada saat itu.

Gambar 10 Hasil analisa Suhu dan Ketinggian Tropopause

Gambar 11 Aerogram Rason Stasiun Pangkalan Bun tanggal 28 Desember 2014 pukul 07.00 WIB

14

g eor esonansi


Data Kekuatan Turbulensi Turbulensi pada pesawat merupakan istilah cukup umum yang sudah sering didengar masyarakat. Definisi turbulensi pada pesawat sendiri adalah guncangan pada pesawat yang disebabkan oleh benturan massa udara yang datang dengan kecepatan tinggi dari berbagai arah yang terjadi di kolom udara. Bilangan Richardson (Ri) adalah bilangan yang menyatakan kekuatan turbulensi. Gambar 14 menunjukkan nilai bilangan Ri pada level 250 mb (11km) pada tanggal 28 Desember 2015 pukul 07.00 WIB di are 20 LU-15LS; 93-123 BT.

Gambar 12 Data Synergi : 28-12-2014 pukul 00 UTC

Berdasarkan data percakapan yang tersedia di lokasi terakhir pesawat diterima, cuaca adalah faktor pemicu terjadinya kecelakaan tersebut. Fenomena cuaca yang paling memungkinkan adalah terjadinya icing yang mungkin dapat menyebabkan mesin pesawat mengalami kerusakan karena pendinginan. Hal ini hanyalah salah satu analisis kemungkinan yang terjadi berdasarkan data cuaca yang ada, dan bukan merupakan keputusan akhir tentang penyebab terjadinya kecelakaan pesawat tersebut. ď Ž

Gambar 13 Deteksi Kejadian Petir (Jam 06.00 – 07.00 WIB)

Gambar 14 Nilai Bilangan Ri Pada Level 250 mb (11km)

g eor esonansi

15


LAPORAN UTAMA

Potensi Sumberdaya

Energi Terbarukan A Review Part 1

The Lion. Photo courtesy of Tom Walker - flickr.com

disunting oleh: randy c

16

g eor esonansi


udah menjadi pengetahuan umum bahwa energi konvensional yang kita gunakan seperti minyak dan gas, juga batubara akan habis pada masa yang akan datang (kemungkinan tidak terlalu lama dari sekarang). Beberapa usaha yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal tersebut (Aziz, 2009) adalah:

S • • •

Mengurangi penggunaan energi Menciptakan teknologi yang lebih efisien Menggunakan energi yang terbarukan.

Dari beberapa opsi usaha tersebut diatas, opsi pertama dimana kita mengurangi penggunaan energi akan berarti bahwa hal tersebut tidak mendukung peningkatan perekonomian suatu negara dan hal ini tentu akan banyak mendapatkan tantangan dari pelaku ekonomi, sementara penggunaan energi yang lebih efisien saat ini sudah mulai diterapkan (contoh : penggunaan mesin yang lebih hemat bahan bakar, teknologi yang menggunakan penggabungan beberapa energi dll). Tetapi yang paling menarik adalah dengan menggunakan energi yang terbarukan karena biasanya energi yang terbarukan masih memiliki potensi yang cukup melimpah tetapi masih kurang dipertimbangkan, ditambah dengan ketidakstabilan harga minyak dan gas (bahan bakar

berbasis karbon) beserta perubahan iklim yang terjadi di dunia membuat masyarakat dunia saat ini mulai bertransisi dan menggunakan energi yang lebih ramah lingkungan dan bisa terbarukan (untuk beberapa negara maju hal ini malah sudah serius dilakukan). Energi Gelombang Laut (Ombak Laut), Energi Arus Laut, Energi Perbedaan Suhu Laut adalah beberapa energi terbarukan yang bersumber dari aktivitas di laut. Energi ini belum banyak dipergunakan (diperkenalkan) walau beberapa negara maju sudah menggunakannya untuk keperluan domestik, tetapi di negara berkembang belum banyak yang mencoba mengenalkannya. Beberapa kelebihan dan kekurangan dari energi ini adalah sebagai berikut (Aziz, 2009 dan occupytheory.org):

KELEBIHAN DARI ENERGI GELOMBANG/ ARUS LAUT

• Energi Gelombang/Arus laut adalah energi terbarukan sehingga tidak akan berkurang. Gelombang/Arus itu sendiri mendapakan energinya dari interaksi antara gaya gravitasi Matahari dan Bulan, hal ini berarti bahwa selama Matahari dan Bulan ada maka energi ini juga akan tetap ada. g eor esonansi

17


LAPORAN UTAMA

• Energi Gelombang/Arus laut adalah energi yang tingkat efisiensinya cukup tinggi, lebih efisien dibandingkan dengan Energi Angin dan Energi Matahari karena densitas yang lebih tinggi. • Gelombang/Arus laut lebih mudah di perkirakan (sedikit banya dibanding sumber energi matahari), gelombang/Arus laut pasang naik dan surut lebih memiliki periode tertentu dibanding sumber energi yang lain. • Mengambil energi gelombang/arus laut tidak menhasilkan emisi yang mengakibatkan gas rumah kaca sehingga tidak akan mengakibatkan perubahan iklim yang signifikan. Untuk beberapa pembangkit, generator terletak di bawah permukaan laut sehingga memberikan dampak visual yang rendah. • Menggunakan energi gelombang/arus laut dalam skala besar akan menolong dalam mengurangi import minyak dan meningkatkan ketahanan energi karena suatu negara tidak akan lagi terlalu tergantung pada import minyak dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negri yang terus meningkat.

KEKURANGAN DARI ENERGI GELOMBANG /ARUS LAUT

• Power Plant dari energi gelombang laut sangat membutuhkan biaya diawal yang cukup tinggi untuk pembangunannya yang pada akhirnya menampakkan kurangnya efisiensi biaya di pasar energi dunia. Hal ini juga terkait dengan masih dibutuhkannya inovasi teknologi dan pengembangan untuk membuat energi ini komersial. (High capital cost) • Energi gelombang/Arus laut walau dapat diprediksi tetapi juga dapat dikategorikan sebagai energi yang tidak selalu tersedia sepanjang waktu dimana biasanya terkait dengan adanya pasang naik yang diperkirakan hanya tersedia sepanjang 10 jam rata-rata setiap harinya dengan tingkat fluktuasi yang cukup beragam. Hal ini berarti untuk mempertimbangkan energi gelombang laut sebagai energi yang bisa mensuplai sepanjang waktu, dibutuhkan skema untuk penyimpanan energi sebagai satu kesatuan program. • Infrastruktur pembangkit yang dibangun dapat kemungkinan memberi pengaruh negatif terhadap lingkungan (contoh : ada kemungkinan mengganggu migrasi ikan di laut dsb) • Lokasi dimana infrastruktur pembangkit dibangun dan dimana energi dihasilkan akan jauh dari lokasi konsumen sehingga dibutuhkan infrastruktur penghubung.

The Indonesian tides has benefited markedly by assimilating satellite altimeter measurements into numerical models, improvements to the energy budget will likely require higher-resolution analysis

Potensi gelombang dan arus laut di Indonesia sendiri sebetulnya cukup menjanjikan. Richard D. Ray dan rekan dalam makalahnya berjudul A Brief Overview of Tides in The Indonesian Seas, menggambarkan bahwa karena kondisi Indonesia sendiri yang kompleks, kutipannya sebagai berikut : Tidal phenomena in the Indonesian seas are among the most complex in the world. Complicated coastal geometries with narrow straits and myriad small islands,rugged bottom topography next to wide shelves of shallow water, and large quantities of tidal power input from the adjoining Indian and Pacific Oceans—all combine to form a complex system of interfering three-dimensional waves. The seas feature multiple amphidromes (points in the sea where there is zero tidal amplitude due to canceling of tidal waves), strong tidal currents, residual circulations, internal waves, and solitons. Diurnal tides are unusually strong and are dominant along some coastlines. The tides are known to affect local mixing

18

g eor esonansi

Gambar 1 Peta sebaran besaran arus yang ada di Indonesia. (Ray, 2005)


Gambar 3 Rencana PLTB Samas, Yogyakarta

Gambar 2 Rencana PLTB Samas, Yogyakarta

Gambar 4 Salah satu model MCT

and circulation, but the tidal energy available for these processes is not yet reliably determined. And while mapping of the Indonesian tides has benefited markedly by assimilating satellite altimeter measurements into numerical models, improvements to the energy budget will likely require higher-resolution analysis and a densified network of satellite tidal measurements. Membaca penjelasan tersebut diatas dapat langsung ditarik kesimpulan bahwa kondisi arus laut di Indonesia adalah sangat unik dan menantang dan tentunya perlu banyak ahli dan banyak riset untuk dapat memetakan potensi-potensi yang ada di sana terkait dengan energi terbarukan. Ray sendiri dalam makalah tersebut memberikan sedikit gambaran tentang besaran arus laut yang ada di Indonesia (Gambar 1), dimana terlihat banyak arus laut yang cukup tinggi (area dengan warna merah dalam Gambar 1) yang bisa menjadi potensi untuk menjadi energi terbarukan.

Sekilas Kondisi terkini mengenai perkembangan energi terbarukan di Indonesia

Beberapa waktu yang lalu Presiden Jokowi baru saja meresmikan dimulainya program 35000 MW untuk Indonesia, program ini dimulai dengan dibangunnya Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Samas di Daerah Istimewa Yogyakarta. Bayu berarti angin, yang mana di sana akan dibangun sekitar 33 kincir

angin setinggi 120 meter dengan diameter 15-20 meter dan diharapkan masing-masing kincir angin dapat membangkitkan sekitar 2 MW listrik sehingga untuk keseluruhannya dapat dibangkitkan sekitar 50 MW. PLTB ini merupakan pembangkit listrik pertama yang rencananya akan dilanjutkan sehingga ada total 210 lokasi pembangkit listrik lain di seluruh Indonesia untuk mencapai target 35000 MW (Gambar 2 dan 3). (Sumber: PLN.co.id, Kedaulatan Rakyat Online,www.pubinfo.id)

Bagaimana dengan energi gelombang laut atau arus laut? Baru baru ini juga telah ditanda tangani nota kesepahaman antara Sabella SAS, PT. PLP dan PT. Meindo untuk mengembangkan potensi pembangkit listrik tenaga arus laut di Indonesia bagian timur.Proyek itu ditargetkan bisa menghadirkan listrik murah secara berkelanjutan ke wilayah-wilayah terpencil dan ketiga perusahaan ini akan memasang sejumlah turbin (contoh MCT di Gambar 4) berkapasitas 100kW hingga 2500kW untuk memproses arus laut di kawasan dengan salah satu arus terkuat di dunia (Sumber: www.migasreview.com).

Melihat perkembangan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan energi terbarukan mulai terlihat signifikan dan pastinya untuk masa depan energi ini akan memegang peranan penting (dan mungkin utama) dalam memenuhi kebutuhan energi di Indonesia dan juga di seluruh dunia. Tentunya yang perlu dipikirkan adalah pemenuhan sumber daya manusia yang mampu menunjang industri energi terbarukan tersebut dimana tentunya salah satunya adalah Geofisika kelautan (Marine Geophysics). Welcome on board, Renewable Energy.  Referensi :

Tidal Energy Resources Assessment in Indonesia, A Case Study in Alas Strait., Aziz, Nicky Satyadharma., MSc Thesis, University of Southhampton, Delft University of Technology, City University London, Universitat Politecnica de Catalunia, Norwegian University of Science and Technology., 2009⧸ A Brief Overview of Tides in The Indonesian Seas,. Ray, Richard D.,Egbert, Gary D., Erofeeva, Svetlana Y., Oceanography, Volume 18, Number 4, December, 2005 ⧸ occupytheory.org ⧸ www.migasreview. com⧸PLN.co.id⧸Kedaulatan Rakyat Online⧸ www.pubinfo.id ⧸www.detik.com ⧸www.sabella.fr

g eor esonansi

19


WAWANCARA

DICKY RAHMADI PRESIDEN HAGI

20

g eor esonansi


dan anggota tentunya. Singkatnya Visi HAGI adalah, membentuk HAGI sebagai organisasi profesi yang mandiri, profesional dan terpecaya serta mampu berkolaborasi dan berkontribusi dengan seluruh stakeholdernya.

Sosok pria yang satu ini mungkin sudah sangat dikenal di Industri Migas dan komunitas Geofisika di Indonesia. Pria ramah senyum yang lahir di Surabaya, dan yang kini menjabat sebagai Kepala Subdinas G&G regional Indonesia Timur di SKK Migas ini merupakan presiden HAGI periode 2014-2016

K

iprahnya di HAGI boleh dibilang sudah tidak perlu diragukan lagi, beberapa jabatan pernah di embannya, diantaranya Ketua Pemilu HAGI pada tahun 2009, Chairman dari Joint Convention Makassar (HAGI-IAGI) tahun 2011 juga sebagai VP HAGI pada kepemimpinan Pak Yosi Hirosiadi. Redaksi Georesonansi mencoba untuk menggali lebih dalam apa yang akan dibawa oleh pria lulusan fisika ITS dengan bidang keahlian geofisika ini dalam kepengurusan periode 2014-2016. Ketika terpilih sebagai Presiden HAGI periode 2014-2016 apa yang menjadi Visi dan Misi Bapak bagi HAGI? Bicara tentang Visi dan Misi HAGI mungkin sederhana secara kata-kata, namun untuk mewujudkannya perlu komitmen yang tinggi dari segenap pengurus

Kalau di agama itu singkatnya amanah nah kalau boleh saya uraikan, HAGI sebagai sebuah organisasi yang mandiri artinya HAGI harus memiliki kemandirian dalam besuara dan bertindak, serta dari sisi keilmuan harus berani menyampaikan pendapat yang dimilikinya tanpa bergantung pada suatu kepentingan atau pihak lain, singkatnya HAGI bukan organisasi politik. Agar kemandirian tadi bisa terjaga maka HAGI juga harus mandiri secara keuangan dan bisa dipertanggung jawabkan akuntabilitasnya.

Profesionalisme sudah menjadi tuntutan yang harus dipenuhi saat ini, baik dalam pengelolaan internal maupun eksternal mengingat saat ini HAGI sudah memiliki anggota baik di dalam negeri maupun luar negeri, sehingga pengelolaan organisasi yang profesional mutlak harus dilaksanakan. Kepercayaan bagi HAGI akan bisa diraih jika kemandirian yang professional tadi bisa diwujudkan, namun tidak berhenti sampai disitu HAGI harus memiliki kemampuan dalam berkolaborasi dan berkontribusi dengan stakeholdernya, yakni Pemerintah, Universitas, dan Industri.

Misi HAGI sendiri ada tiga yang pertama meningkatkan manfaat keanggotaan HAGI bagi anggotanya, melalui kolaborasi elemen akademik, industri, dan institusi pemerintah, dalam bentuk peningkatan dan sosialisasi pendidikan ilmu geofisika serta aplikasinya, guna melahirkan generasi HAGI yang professional. Kedua dengan meningkatkan peran HAGI dalam kehidupan bermasyarakat, melalui kontribusi informasi dan tenaga ahli, dalam upaya untuk penanggulangan/ mitigasi dan informasi bencana alam serta pengembangan dan pemanfaatan ilmu geofisika. Terakhir dan tak kalah penting adalah menempatkan HAGI sebagai organisasi profesi yang strategis dalam perannya sebagai salah satu bagian penting dalam konsep Ketahanan Energi Negara Kesatuan Republik Indonesia Bagaimana rencana Bapak mewujudkan Visi dan Misi tersebut?

Untuk menjalankan program-program HAGI yang cukup padat maka saya dibantu oleh dua Sekjen dan enam VP. Sekjen Internal yang bertugas membawahi divisi PIT dan Special Event, divisi Organisasi dan Komwil, dan terakhir divisi Setifikasi. Sekjen Eksternal bertugas membawahi divisi Eksternal, divisi Sains & Teknologi dan divisi Jurnal & Publikasi. Masingmasing divisi tersebut dikepalai oleh VP. g eor esonansi

21


WAWANCARA

Bisa diuraikan lebih dalam wilayah kerja dari masing-masing VP tersebut? Untuk divisi PIT & Special Event, bertugas untuk menyelenggarakan Pertemuan Ilmiah Tahunan yang pada tahun 2015 ini akan bergabung dengan tiga asosiasi lain yaitu IAGI (Ikatan Ahli Geologi Indonesia), IATMI (Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia) dan IAFMI (Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Minyak Indonesia). Divisi ini juga bertugas untuk menjalankan program kursus profesional yang memang sudah menjadi program andalan untuk memberikan wadah bagi para profesional industri migas Indonesia untuk mendapatkan tambahan ilmu dari para ahli baik dari dalam negri maupun dari luar negeri.

Divisi Organisasi dan Komwil diharapkan dapat mengejawantahkan visi profesional yang telah diulas diatas, dimana keanggotaan HAGI sudah semakin banyak dan besar dengan 19 komisariat wilayah yang ada baik di dalam negeri dan di luar negeri yang apabila tidak di dipelihara secara profesional maka pemberdayaan komwil ini tidak akan konsisten, HAGI sangat mengharapkan tiap Komwil bisa create kegiatannya secara lebih mandiri. Divisi Sertifikasi dibentuk untuk berkontribusi terhadap akan bergabungnya Indonesia ke dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) pada 2015 akhir ini dimana akan ada free skillfull labor sehingga para profesional dari luar akan bisa berkarir di Indonesia dan profesional Indonesia bisa berkarir di ASEAN, hal ini menyebabkan persaingan akan lebih open. Hal ini juga berarti perlu adanya standar dan untuk standar inilah sertifikasi sangat diperlukan. Divisi External Affair, sesuai dengan namanya bertugas menjalin hubungan dengan pihak luar yaitu ke pemerintahan, Industri dan Akademi (Universitas). Kita coba angkat akademisi dari universitasuniversitas yang punya kemampuan sangat tinggi untuk berbagi ilmu, disamping itu kita juga tetap keep program guest lecturing dimana profesional berbagi ilmu ke universitas agar transformasi antara ilmu yang diajarkan dengan kebutuhan kerja bisa lebih cepat. Divisi Jurnal dan Publikasi akan bertugas untuk membidani masalah Jurnal geofisika yang merupakan wadah untuk publikasi ilmiah geofisika, juga akan membawahi publikasi Georesonansi yang merupakan publikasi HAGI untuk berita yang lebih umum juga sosialisasi program-program HAGI.

Divisi Sains dan Teknologi, seperti judulnya adalah untuk membidani sains dan teknologi yang terus berkembang dengan sangat pesat di dunia Geofisika. Sub-sub sains dan teknologi baru bermunculan dengan cepat sehingga diperlukan divisi khusus yang

22

g eor esonansi

dapat memantau perkembangannya serta sejauh mana aplikasinya dapat bermanfaat bagi masyarakat banyak. Tadi diatas Bapak sudah jelaskan perangkat pengurus yang mendukung Bapak, bisakah diuraikan kembali program-program yang dimiliki?

Kita memiliki Program Umum yakni: • Meningkatkan manfaat bagi anggota HAGI melalui proses alih media (digital) publikasi, jurnal-jurnal ilmiah agar mudah diakses melalui situs resmi HAGI bagi seluruh anggota HAGI. Prosiding HAGI sejak tahun 1978 hingga kini kita lacak keberadaanya, kita kumpulkan dan kita digitalisasi kembali, untuk selanjutnya kita buat packaging yang diperbaharu baik cetak maupun digital, agar generasi mendatang tetap bisa melihat sejarah PIT melalui kumpulan Prosiding yang ada. Tahun ini juga merupakan milestone bersejarah bagi HAGI karena sudah bekerjasama dengan European Association of Geoscientist & Engineers (EAGE) • Penguatan Internal sebagai upaya untuk terus mewujudkan kemandirian harus terus dilakukan melalui evaluasi kursus, training dan workshop yang menjadi salah satu roda penggerak organisasi, agar

HAGI juga selalu mencoba mengangkat ilmu geofisika secara umum, contohnya terkait dengan halhal yang terkait dengan kejadian yang lebih dekat ke masyarakat seperti peran geofisika dalam pencarian benda di laut, terkait dengan kecelakaan pesawat atau kapal


menjadi lebih profesional, terpercaya dan kompetitif, terutama disaat ini dimana kondisi industri yang ikut melemah. • Meningkatkan program kuliah tamu kepada Universitas dan instansi pemerintah yang membutuhkan, dengan membentuk rangkuman materi topik serta tenaga ahli yang kompeten, dengan sasaran jangka panjang yang lebih merata di seluruh Indonesia • Peningkatan koordinasi organisasi mahasiswa dan Komisariat Wilayah serta upaya pembinaannya agar menjadi wadah yang mandiri dan strategis dalam pengembangan dan sosialisasi ilmu kebumian. Kita ingin melihat keterlibatan mahasiswa lebih besar lagi di HAGI, kita juga mengadakan program beasiswa untuk 1 atau 2 semester untuk mahasiswa S1 dimana kandidatnya kita serahkan ke Komwil untuk memilih 1 atau 2 mahasiswa yang nilai akademisnya bagus, aktif di kegiatan atau Konwil HAGI namun secara keuangan perlu mendapatkan bantuan. Pemberdayaan Komwil sebagai kepanjangan tangan HAGI didaerah diharapkan bisa lebih dioptimalkan. • Perumusan sertifikasi bidang keahlian secara bertahap dan berkesinambungan, melalui kolaborasi dengan elemen akademis dan industri, untuk menjamin kualitas dan kompetensi tenaga ahli Geofisika yang handal dan professional dan mampu bersaing dengan tenaga kerja asing. • Menjaga kesinambungan dan profesionalitas kegiatan pertemuan ilmiah tahunan dengan memperhatikan keinginan daerah, keterlibatan Komisariat Wilayah, serta kolaborasi dengan organisasi profesi lainnya. Ini pula yang menjadi alasan HAGI mengadakan Joint Convention Balikpapan 2015 di Balikpapan, Kalimantan Timur, yang dikenal sebagai kota industri migas serta pertambangan, karena HAGI sudah mengadakan Pekan Ilmiah Tahunan di Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi, dan untuk pertama kalinya semenjak hampir 40 tahun HAGI berdiri perhelatan akbar ini akan dilangsungkan di Kalimantan, bersama tiga Asosiasi profesi yang lain yakni IAGI, IAFMI dan IATMI • Peningkatan peran organisasi didalam sosiliasi informasi dan upaya-upaya mitigasi bencana dan potensinya kepada masyarakat, dengan kerjasama komisariat wilayah dan pemerintah daerah • Meningkatkan kontribusi HAGI sebagai organisasi profesi yang aktif memberikan masukan dan saran bagi institusi pemerintah, dengan membuat rencana jangka pendek maupun jangka panjang bagi strategi Ketahanan Energi Negara Kesatuan Republik Indonesia Wah cukup banyak juga ya Pak, kalau kedalam ada perubahan apa Pak?

Masa depan HAGI dan kelangsungan bangsa ini ada di pundak mahasiswa

Di lingkungan sekretariat kita rapikan, kebetulan punya ruangan sekretariat baru, sehingga semua prosedur dan kita buat standarnya, seluruh asset di sekretariat kita tempel stiker HAGI dan catat sebagai aset, jadi nanti ada laporan serah terima asetnya berupa apa saja. Kita ingin ketika serah terima ke Presiden baru dia sudah mengerti apa saja yang ada didalam sekretariat. Seluruh staf HAGI kita buat kontrak resmi per tahun dan kesehatan ditanggung BPJS serta akan terus dievaluasi kinerjanya. Halhal yang berhubungan dengan anggaran, pemberian bantuan, sponsorship, hingga mekanisme hubungan dengan Komwil semua kita standarkan, sehingga bisa menjadi kumpulan SOP jadi siapapun Presidennya dan pengurusnya SOP tersebut bisa langsung jalan karena sekretariat sudah ada manualnya.

g eor esonansi

23


WAWANCARA

Mengapa ini perlu dibuat karena kita tidak ingin profesionalisme sekretariat dalam menjalankan organisasi berubah akibat pengurus dan Presidennya berubah, atau suatu keputsan nggak jalan karena personel yang bertanggung jawab nggak ada ditempat. Harus ada standart minimal yang bisa dijalankan, dicek dan diupdate bersama secara berkesinambungan dan profesional. Bagaimana pendapat Bapak tentang media sosial kaitannya dalam program HAGI?

Media sosial saat ini sudah jadi bagian hidup kita sehari-hari, bahkan sudah jadi kebutuhan yang sulit dilepaskan. HAGI mencoba merambah kearah tersebut dalam rangka penggunaan media yang memudahkan potensi edukasi dan sosialiasi. Kita punya program membuat liputan atau e-learning yang bisa diakses siapa saja atau bisa dimasukkan ke Youtube, mudahmudahan program ini bisa segera terealisasi dalam periode ini. HAGI seringkali dilekatkan dengan industri migas, pendapat Bapak?

Tidak bisa dipungkiri bahwa magnet terbesar dari dunia Geofisika adalah berkecimpung di industri migas, hal ini yang perlu diseimbangkan, apalagi saat ini dimana Indonesia dan dunia digoyahkan oleh turunnya harga minyak dunia yang berimbas kepada industri migas di Indonesia. Saat ini HAGI juga berusaha mengangkat energi-energi lain selain migas. Geothermal bisa menjadi contoh karena resources-nya sangat besar di Indonesia dan belum mendapatkan perhatian penuh terkait pemanfaatannya saat ini. HAGI untuk itu mencoba mengangkat dan mendukung berkembanya keilmuwan yang terkait dengan geothermal ini baik melalui kursus maupun kemungkinan beasiswa.

Selain yang terkait dengan industri energi, HAGI juga selalu mencoba mengangkat ilmu geofisika secara umum, contohnya terkait dengan hal-hal yang terkait dengan kejadian yang lebih dekat ke masyarakat seperti peran geofisika dalam pencarian benda di laut, terkait dengan kecelakaan pesawat atau kapal sudah pernah kita jadikan Lunch Talk, juga potensi bencana di suatu daerah seperti kegempaan, potensi banjir dll bekerjasama dengan instansi terkait seperti BMKG. Bahkan sejak kepengurusan sebelumnya HAGI dalam setiap pengadaan PIT selalu memberikan data (bisa berupa peta potensi bencana dll) kepada pemerintah setempat agar bisa turut serta membantu pemerintah dalam melakukan identifikasi bencana atau data geofisika lainnya yang ada di daerahnya, mudahmudahan di Balikpapan HAGI bisa memberikan peta hasil survei air tanah atau mungkin peta topografi permukaan atau yang sejenis agar bisa bisa dimanfaatkan oleh pemda setempat.

24

g eor esonansi

Yang lebih umum kita juga punya program untuk mengumpulkan hasil Geophoto hunting yang sudah kita laksanakan sejak PIT di Bandung untuk kita jadikan Buku liputan Geophoto yang nantinya kita bisa berikan kepada Departemen Pariwisata di daerah sebagai bentuk kontribusi HAGI bagi daerah. Sejauh apa peran HAGI bagi mahasiswa?

Masa depan HAGI dan kelangsungan bangsa ini ada di pundak mahasiswa, maka sudah selayaknya kalau HAGI ingin melihat porsi keterlibatan mahasiswa pada kegiatan HAGI menjadi lebih banyak. Salah satu kegiatan yang kita coba teruskan dari tahun lalu adalah Student Competition, dimana dalam PIT kita adakan lomba G&G bagi mahasiswa. Ada pula Career Coach yakni coaching clinic dari para profesional yang memberikan tips-tipsnya bagi mahasiswa agar siap memasuki dunia kerja. Selain itu HAGI juga bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Geofisika Indonesia (HMGI) dan ikut mensuskeskan Musyawarah Nasional mereka, kita coba beri porsi mereka di Majalah GeoResonansi dan dalam enam bulan ini tak terhitung sudah banyak kegiatan kemahasiswaan baik fieldtrip atau seminar yang telah diselenggarakan oleh mahasiswa melalui bantuan HAGI. Program Beasiswa yang sudah berjalan juga merupakan bentuk kepedulian HAGI bagi mahasiswa. Karena alasan untuk kesinambungan bagi mahasiswa pula HAGI berinisiatif mengumpulkan kembali datadata Presiden yang pernah menjabat dari awal, kita sudah sering dengan nama-nama beliau yang berjasa membesarkan HAGI, namun kalau ditanya yang mana atau apakah ada yg kenal mereka? Belum tentu, karena kita ternyata tidak ada yang tahu wajah-wajah dan data mereka, padahal generasi penerus HAGI dimasa datang harus mengenal siapa pendiri HAGI, siapa Presiden-Presiden yang pernah menjabat dan ikut membangun HAGI, ini yang coba kita upayakan, nampaknya sederhana namun terbukti belum pernah dilakukan sebelumnya, jadi harus ada yang memulai. Menarik sekali, pertanyaan terakhir Pak, apa artinya Collaborating Globally, Contributing Locally bagi Bapak?

Saya ingin HAGI menjadi organisasi yang luwes dan bisa bekerjasma dengan siapa saja, silaturahmi itu membawa berkah, dan lebih jauh HAGI juga harus bisa memberikan manfaat, sekecil apapun itu, terutama kepada anggota khususnya dan masyarakat umumnya. Baik Pak terimakasih atas waktu yang diberikan, semoga program-program HAGI bisa seluruhnya terealisasikan serta memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat Geofisika pada khusunya dan negara pada umumnya.ď Ž


Joint Convention Balikpapan 2015 Empowering Marine Earth Resources Balikpapan, 5-8 October 2015

JCB Secretariat Patra Office Tower 18th Fl, Suite 1820 Jl. GatotSubroto Kav. 32-34 Jakarta Selatan 12950 Phone/fax +62 21 525 0040 Email secretariat@jcb2015.com

Sponsorship Contact

Exhibition Contact

Novitri Lilaksari +62 811 9440 535 novitri.lilaksari@yahoo.com

Yuliawati +62 818 0819 0980

Moh. N. Krisnayadi +62 811 9401 354 mnkrisnayadi@skkmigas.go.id

g eor esonansi

25


HAGI NEWS

ARIF GUNAWAN VP EKSTERNAL HAGI

The Upcoming 2015

Joint Convention Balikpapan Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), memiliki beberapa program unggulan yang sudah dilaksanakan bertahun-tahun. Salah satunya adalah Joint Convention (JC) yang diselenggarakan dua tahun sekali. Tahun ini, penyelenggaraan JC di Balikpapan menjadi sebuah kolaborasi dari empat asosiasi, HAGI-IAGI-IAFMI-IATMI. Dan kali ini, penyelenggaraan JC diketuai oleh Arif Gunawan dari yang juga menjabat sebagai VP Eksternal dalam kepengurusan HAGI periode 2014-2016.

S

ebagai VP External, Arif Gunawan, mendukung Visi HAGI for Indonesia. Misinya mengenalkan HAGI lebih jauh lagi ke masyarakat, dengan konsentrasi mitigasi bencana. “Di tim saya, ada yang bikin semacam video tentang mitigasi bencana, dan

26

g eor esonansi

juga cepat tanggap kalau ada bencana,” terangnya. Video yang dimaksud rencananya berisi tentang edukasi kepada masyarakat terkait penanganan bencana. HAGI, menurut Arif, juga membantu para membernya untuk semakin berkembang. Contoh kasus yang diceritakan adalah mahasiswa yang membantu HAGI, memperoleh kesempatan untuk magang bahkan bekerja di industri Migas. Di departemennya, Arif juga hendak membuat sebuah buku yang berisi foto-foto tentang Geofisika. “Itu mau kita bukukan, dengan cetak yang ekslusif. Ada narasi dan ada background geologi serta culture,” katanya. Departemen External Affair juga masih melanjutkan program guest lecturing, yaitu mengisi kuliah umum atau seminar di Universitas yang terdapat jurusan Fisika atau Geofisika. Tidak hanya aktivis, mereka juga tidak jarang meminta para expertise untuk mengajar dan memberi seminar satu hari.

Menuju Balikpapan Salah satu kegiatan besar yang rutin diselenggarakan HAGI adalah Joint Convention. Tahun 2015


ini, kegiatan tersebut akan diselenggarakan di PIT (Pertemuan Ilmiah Tahunan) HAGI biasa, bukan Balikpapan, Kalimantan Timur. Karena diselenggarakan Joint Convention,” ungkap Arif. Pada Joint Convention tahun ini, Arif juga oleh empat asosiasi, Joint Covention 2015 ini merencanakan untuk melangsungkan KAIKNAS, menjadi agak berbeda. Empat asosiasi itu adalah Konferensi Ikatan Ahli Kebumian Nasional. Mereka HAGI, IAGI, IAFMI, dan IATMI. “Sebenarnya kalau akan bertemu selama satu hari untuk membahas dengan IATMI, pernah join di tahun 2007. Yang benarantara lain tentang energi dan mitigasi bencana. benar baru adalah IAFMI, yang mengurus fasilitas “Terakhir tahun 1995, berarti 20 tahun lalu, momentproduksi minyak,” terang ketua Joint Convention nya pas. Usulan itu akan kita kasih ke Presiden Jokowi Balikpapan, Arif Gunawan. saat pembukaan,” jelasnya. Arif juga menegaskan, “Kota Balikpapan, Kalimantan Timur dipilih, selain asosiasi ini adalah garda terakhir dari ketahanan karena belum pernah menjadi tempat penyelenggaraan energi Indonesia yang ingin PIT, wilayah ini adalah salah memajukan Indonesia. satu daerah penghasil Logo Joint Convention Balikpapan minyak. Kemudian, dari unsur mineral, Kalimantan “Menggambarkan perisai Empowering Marine Timur merupakan lokasi and Resource orang Dayak sebagai pertambangan batu bara. “ Tema Empowering konsep pertahanan. Joint Convention tahun Marine and Resource yang 2015 di Balikpapan ini, Empat asosiasi yang diangkat HAGI pada Joint menurut Arif terasa lengkap tercantum di dalamnya Convention di Balikpapan dengan bergabungnya IATMI melambangkan empat mendatang, sejalan dengan dan IAFMI. “Ini bagus, karena program pembangunan yang bawah permukaan pilar ketahanan energi di maritim sebagai sumber ada HAGI dan IAGI, yang Indonesia. Itu filosofinya, daya yang dicanangkan menyedot minyak ada kita ingin musuh itu pemerintah. “Kita lebih IATMI, dan yang mengurus memberdayakan sumber gentar melihat Indonesia,” supplier ada IAFMI,” daya kita yang ada di laut, katanya. Harapannya, temanterang Arief. di offshore, baik itu oil and teman IATMI dan IAFMI gas,” jelas Arif. lebih aktif lagi dalam hal Tema besar ini bukan kolaborasi. tanpa alasan. Kenyataannya, ada beberapa kendala yang dialami ketika hendak melakukan eksplorasi di Kegiatan Selama Joint Convention laut. Sebagai negara dengan 80% wilayah air, “Harapan Seperti biasa, sebelum penyelenggaraan Joint kita lebih ke arah memberdayakan yang ada di marine,” Convention, selalu ada pre-convention. Pada bulan kata Arif. Indonesia, menurut Arif, sama sekali jauh April 2015, bertepatan dengan 200 tahun Tambora, tertinggal di bidang seismik marine. Kepemilikan bersama IAGI, HAGI akan mengadakan hiking ke alat, serta teknologi yang minim, meminimalkan pula Tambora dan dilanjutkan seminar di Bali. Selain itu, kegiatan research yang semestinya penting. Hal ini ada fieldtrip ke tempat batu mulia di Balikpapan. menjadi tantangan yang harus mulai digalakkan, yaitu “Goal saya, yang akan membuka acara ini adalah terkait research. Melalui research, maka data-data Presiden Jokowi,” kata Arif. pun akan diperoleh, sehingga berbagai tindakan dapat Joint Convention yang diadakan tahun ini, hanya dilakukan. “Bagaimana kita mau drilling kalau data berlangsung selama empat hari. Namun, kegiatan seismik tidak ada?” tanyanya. tetap dibuat secara maksimal dan seefektif mungkin. Arif juga menekankan mengenai new Di hari pertama seluruh peserta akan mengikuti concept terkait laut dalam, melihat daerahdiskusi panel. Rencananya panitia akan mengundang daerah yang terdapat hidrokarbon, seperti Jawa Timur para CEO untuk bicara pada acara CEO Talks, dengan bagian Utara, Natuna dan beberapa daerah lain. dihadiri Bapak Presiden Jokowi. Di hari kedua dan Namun untuk memperkaya informasi ini, diperlukan ketiga merupakan kegiatan teknikal, yaitu presentasi pengecekan kembali ke daerah-daerah tersebut. paper oleh peserta yang sudah mengirimkan. Di hari Beberapa sub topik yang diadakan di Joint Convention penutupan, akan dilakukan pemilihan presiden HAGI. Balikpapan mendatang harapannya juga dapat “Di HAGI itu ada presiden magang, selama setahun memperkaya informasi setiap peserta yang hadir.  mengikuti president aktif. Nanti sahnya baru 2016 di

g eor esonansi

27


HAGI NEWS

Knowledge disunting oleh: randy c

dalam Student Competition

Sejak PIT di Solo tahun lalu, HAGI mulai memberikan konsentrasi kepada mahasiswa melalui kegiatan yang disebut Student Competition. Tahun ini dalam Joint Convention di Balikpapan, 11-14 November 2015, Student Competition akan diadakan kembali.

A

da sesuatu yang relatif baru dalam pelaksanaan Pertemuan Ilmiah Tahunan Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (PITHAGI) ke-39 di Solo kemarin. Selain suasana hingar bingar pertemuan ilmiah yang terasa dari adanya rentetan acara dimulai dari pre-convention (ice breaking yang juga dihadiri oleh Walikota Solo dan perwakilan dari SEGJ), saat convention (dengan pembukaan, diskusi panel, eksibisi dan presentasi teknis baik oral dan poster) hingga post convention (field trip), Pertemuan Ilmiah Tahunan

28

g eor esonansi

Sharing

kali ini juga diramaikan oleh ada acara teknis Student Competition (kompetisi Mahasiswa) yang terlaksana pada tanggal 13 oktober 2014 di Hotel Solo Paragon. Spirit dari HAGI yang ingin lebih banyak melibatkan Mahasiswa dalam setiap acaranya adalah motivasi dibelakang acara ini, dan diharapkan dengan adanya student competition ini maka akan ada semacam transfer atau sharing knowledge dari 2 arah antara HAGI dan Mahasiswa. Acara ini diikuti oleh 19 tim dimana masing masing tim terdiri dari 2 orang mahasiwa/mahasiswi. 19 tim tersebut datang dari berbagai universitas dimana terdapat Jurusan ataupun Prodi Geofisika dimana yang akhirnya mengikuti kompetisi adalah dari Universitas Brawijaya, UPN “Veteran� Yogyakarta, Universitas Lampung, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Universitas Sebelas Maret, Universitas Indonesia, Universitas Hasanudin, Universitas Diponegoro. (UIN Malang sebetulnya juga sudah mendaftar hanya saja berhalangan hadir)


Hal yang diperlombakan terkait dengan interpretasi kualitatif dari data seismik, terkait dengan penentuan polaritas seismik, kemungkinan DHI (Direct Hydrocarbon Indicator), interpretasi struktur dan horizon dari target (middle jurasic saat itu), terbentuknya peta struktur dan hingga mengusulkan lokasi sumur bila memungkinkan. Yang menarik dari kompetisi ini sebetulnya adalah melihat bagaimana para mahasiswa menyampaikan ide-idenya. Dalam dunia industri, bahan yang bagus saja tidak cukup, bahan yang bagus harus dibarengi dengan kemampuan menyampaikan juga dengan baik sehingga idenya tersampaikan dengan tidak bias. Disini bisa terlihat, ada beberapa tim yang bahannya baik tetapi kurang bisa menyampaikan, ada juga yang sebetulnya bahannya kurang matang tetapi penyampaian lumayan menutupi. Ada juga yang bahan dan penyampaiannya kurang,

dan hal ini bukan berarti mahasiswa tersebut tidak baik, mungkin saja memang belum familiar dengan perangkat lunak yang digunakan, yang jelas semua mahasiswa tersebut memiliki keingintahuan yang tinggi sehingga tertarik untuk mengikuti kompetisi ini. Hal ini mungkin yang seharusnya dipupuk oleh HAGI sehingga kompetisi ini bisa berlanjut terus. Yang menarik juga dari kompetisi yang didukung oleh Schlumberger dan disponsori oleh Petrochina International adalah karena tingkat antusiasme mahasiswa peserta tersebut ternyata menular kepada dewan juri yang menilai. Dewan jurinya adalah Bapak Sonny Winardhie (ITB), Bapak Dody Apriadi (JOB Jambi Merang) dan Bapak Taufiqurrohman (Pertamina EP). Dewan juri sangat antusias dengan semangat mahasiswa tersebut sehingga mereka betul-betul memerlukan waktu yang signifikan untuk memberikan penilaian akhir.Hasil rata-rata dari ketiga dewan juri dirundingkan kembali dengan segala macam pertimbangan sehingga pada akhirnya diputuskan secara bulat bahwa Juara 1 diraih oleh tim UPN (Aditya Saputra & Muhammad Masnur Saputra), Juara 2 diraih oleh tim UI (Fiky Firdaus & Triaji Adi Harsanto) dan Juara 3 diraih oleh tim ITB (Muhammad Razin Abdullah & Shindy Rosalia). Selamat kepada para pemenang. 

S

ejak PIT HAGI ke-39 di Solo tahun lalu, HAGI mulai memberikan ruang berkompetisi kepada para mahasiswa/i melalui salah satu sub kegiatan terbarunya yaitu Student Competition. Tahun ini dalam Joint Convention di Balikpapan, Student Competition akan kembali diadakan dengan melibatkan empat asosiasi yaitu HAGI, IAGI, IAFMI, dan IATMI, di bawah koordinasi Helmi Indrajaya dan tim. Helmi Indrajaya sendiri merupakan ketua acara HAGI Student Competition di Solo tahun lalu yang saat ini juga mengasuh regular course tahunan HAGI di bawah koordinasi VP PIT and Special Event. Student Competition, kata Helmi, disiapkan sebagai wadah berkompetisi bagi mahasiswa, wadah bagi mahasiswa untuk lebih mengenal dunia industri begitupun dunia industri untuk melihat potensi dari mahasiswa, wadah berkumpulnya mahasiswa seIndonesia, wadah mengeksplorasi kreatifitas mahasiswa, dan juga sebagai bentuk kepedulian HAGI terhadap para mahasiswa/i. Biasanya, di setiap penyelenggaraan PIT, mahasiswa/i diundang. Tapi, sejak Kepengurusan Bapak Sri Widiantoro, ada usulan untuk membuat kompetisi untuk mahasiswa/i. “Waktu itu belum terpikirkan. Nah, ini muncul di tengah-tengah kondisi persiapan PIT,” ungkap Helmi. Model kompetisinya yaitu, para mahasiswa akan berkompetisi dalam kelompok, diberikan soal, mengerjakannya menggunakan program tertentu, mempresentasikannya kepada juri, dan juri menilai. Sebelumnya, panitia akan mencari perusahaan yang provide teknologinya. Kemudian dilakukan diskusi dan follow up untuk menemukan materi yang ingin diterapkan dalam perlombaan. “Untuk tahun ini kita masih meramu materinya, yang pasti juaranya diumumkan di Balikpapan. Mereka yang juara dalam kompetisi bisa ikut dalam PIT tahun ini,” jelas Helmi.

Helmi Indrajaya COURSE & SPECIAL EVENT

Ketika disinggung mengenai program kursus HAGI tahun ini, Helmi menegaskan tahun ini ada 19 kursus HAGI yang diadakan. “Kita liat peminat dan situasi juga,” terang Helmi. Kondisi menurunnya harga minyak menjadi salah satu tantangan terselenggaranya program ini. Sehingga, menurut Helmi, perusahaan juga mengurangi jatah kursus karyawannya. Namun, setiap tahunnya, kursus seperti ini selalu diminati oleh peserta. 

g eor esonansi

29


HAGI NEWS

MADONG HUTAHAEAN SEKJEN INTERNAL HAGI

Profesional dalam

Kolaborasi Internasional Himpunan Ahli Geofisika Indonesia atau HAGI, melalui visinya ingin menjadi organisasi yang mandiri, professional, terpercaya dan mampu berkolaborasi dan berkontribusi dengan seluruh stakeholders

H

impunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) sebetulnya telah lama berkolaborasi dengan asosiasi geofisika internasional, hal ini bisa dilihat pada adanya Joint Convention and Exhibition yang dilakukan oleh HAGI dan SEG (Society of Exploration Geophysicists) (tahun 2010, yang sebelumnya di dahului oleh penandatanganan Nota Kesepahaman antara HAGI dan SEG) dan yang baru saja dilakukan di Solo tahun 2014 dimana HAGI dan SEGJ (Society of Exploration Geophysics Japan) menjadi host dan co-host untuk acara Pertemuan

30

g eor esonansi

Ilmiah Tahunan (PIT). Untuk lebih menambah aktifnya kolaborasi internasional, maka HAGI mulai tahun 2014 sudah mulai melakukan pendekatan (kembali) dengan SEG dan EAGE (European Association of Geoscientists and Engineers), dan untuk menjelaskan hal tersebut tim redaksi berhasil melakukan wawancara dengan Madong Hutahean, Sekjen Internal HAGI 2014-2016. Terpilih sebagai pengurus HAGI untuk ketiga kalinya merupakan pengalaman yang luar biasa bagi pria kelahiran Duri yang satu ini. Pria lulusan Teknik Geodesi ITB angkatan 1988 ini, kini menjabat sebagai Sekjen Internal HAGI periode 2014/2016. Tim redaksi mencoba menggali informasi mengenai rencana kolaborasi internasional antara HAGI dengan EAGE dan SEG dari pria yang kini bekerja di Schlumberger ini. Berikut adalah rangkuman hasil wawancara kami.

Profesional dalam Kolaborasi Internasional Setelah penandatanganan MoU dengan SEGJ pada bulan Oktober 2014, tahun 2015 dimulai dengan


Kolaborasi dengan asosiasi geofisika internasional harus bersifat saling menguntungkan dan tidak bersifat bapak-anak seperti yang diusulkan SEG beberapa tahun yang lalu penjajakan kolaborasi dan kontribusi dengan SEG dan EAGE. Bertempat di Kuala Lumpur, HAGI bertemu dengan Terrence Todd (Direktur Global Relation SEG) dan Philip Ringrose (Presiden EAGE) secara terpisah. Pertemuan yang sangat bersahabat tersebut digunakan untuk berbagi informasi dan memikirkan langkah apa yang dapat diperbuat untuk memajukan asosiasi dan anggotanya. Knowledge-sharing menjadi salah satu topik yang menarik dengan HAGI bisa memberi masukan kepada asosiasi internasional tersebut tentang masalah-masalah geofisika di Indonesia dan solusinya.

Pertemuan awal tersebut akan di tindak lanjuti dimana HAGI dan EAGE akan menandatangani Associate Society Agreement pada awal Juni nanti. Penandatanganan bertepatan dengan perhelatan besar 77th EAGE Conference & Exhibition 2015 di Madrid, Spanyol. Perlu diketahui, salah satu bentuk kerjasama dengan EAGE adalah penggunaan earthdoc (www.earthdoc.org), database mereka untuk menyimpan dan menampilkan karya tulis ilmiah anggota HAGI. Melalui kerjasama itu kita bisa menyimpan seluruh Jurnal Geofisika kedalam aplikasi EarthDoc berbasis web, sehingga seluruh anggota HAGI bisa mengakses jurnal ilmiah yang dimiliki HAGI, karena itu merupakan kekayaan intelektual yang sangat berharga dan harus dipelihara, dan HAGI merupakan organisasi profesi Indonesia pertama beserta organisasi sejenis dari negaranegara lain yang menyimpan library jurnal ilmiahnya disana. Uniknya selama menjadi anggota aktif HAGI maka anggota bisa mengakses jurnal ilmiah dari organisasi profesi lainnya selama ikut mendafar di organisasi profesi tersebut. Demikian pula sebaliknya sehingga secara tidak langsung liputan jurnal ilmiah HAGI menjadi lebih global karena jurnal ilmiah HAGI dapat dilihat oleh anggota organisasi profesi negara lain, namun untuk mengaksesnya mereka harus menjadi anggota HAGI terlebih dahulu.

Kesetaraan Kompetensi Saat ini anggota HAGI tidak hanya berada dan bekerja di Indonesia, tetapi juga di Australia, Asia, Eropa dan Amerika. Secara profesi ini menunjukkan bahwa anggota HAGI memiliki kesetaraan kompetensi dengan anggota asosiasi sejenis yang memiliki cakupan global. Tentunya harus diakui bahwa mereka telah mempelajari disiplin ilmu ini dengan baik dan bisa berkontribusi juga terhadap perkembangan HAGI secara keseluruhan. Dilain pihak, keberadaan HAGI masih kurang terdengar secara internasional. Oleh karenanya, HAGI perlu didorong untuk tampil pada ajang internasional seperti EAGE dan SEGJ conference. Harus meningkatkan tingkat partisipasi dari pengunjung/ tamu menjadi exhibitioner. Pengenalan ini akan membantu dunia luar/ industri mengetahui permasalahan geofisika di Indonesia dan kemampuan tenaga ahli geofisikanya. Pada saatnya anggota akan diuntungkan karena Industri akan cenderung untuk meng-hire ahli geofisika dari asosiasi yang sudah dikenal. Karena itu, saat ini HAGI berupaya agar kiprah HAGI sendiri bisa diakui secara internasional.

KEANGGOTAAN Disamping hal diatas, saat ini juga sedang diupayakan untuk mewujudkan kolaborasi membership (antar asosiasi), anggota HAGI akan mendapat discount membership fee untuk SEG dan EAGE, demikian juga sebaliknya. Hal ini akan meng-encourage anggota untuk merasa membutuhkan keanggotannya (dan selalu memperbaharui keanggotaanya) agar tidak kehilangan privilege di asosiasi lain. Secara tidak langsung hal ini dapat mencegah saling tarik menarik anggota antar asosiasi yang selama ini dihindari. Sebaliknya anggota akan terus bertambah karena multi membership dan memperindah portofolio dengan keragaman suku bangsa. ď Ž

g eor esonansi

31


HAGI NEWS

disunting oleh: randy c

Let’s Rock the Indonesia’s Geophysics World IRocks 1st Monthly Talk

Indonesia seharusnya sudah mengembangkan dan menerapkan Rock Physics (atau Geofisika pada umumnya) dimana pendekatanpendekatannya (contoh data empiris) berasal dari data-data yang dibangun sesuai dengan karakter Indonesia

A

khirnya monthly talk pertama IRocks (Indonesian Rock Physics Society, sebuah komunitas Ahli Geofisika yang mengkhususkan dalam bidang Rock Physics (Fisika Batuan) dan merupakan bagian dari HAGI) telah terlaksana. Berbekal keinginan kuat untuk bisa lebih memperkenalkan Rock Physics lebih luas dan juga membangun komunitas dengan mengumpulkan para profesional maupun mahasiswa/mahasiswi dengan minat yang sama maka para penggerak Irocks mengadakan acara sharing knowledge ini. Monthly talk

32

g eor esonansi

pertama ini yang dilaksanakan di kantor salah satu KKKS di Jakarta, dimulai pada pukul 17.00 dan berakhir pada pukul 19.00 (tetapi para peserta yang sebagian memang masih antusias baru benar benar meninggalkan tempat pada pukul 20.15, dikarenakan diskusi masih berlanjut). Acara ini dibuka oleh Ibu Putri S. Wisman (Conoco Phillips) dan dilanjutkan langsung oleh DR. Ranjit Shaw (CGG India) yang membawakan presentasi dengan judul Basic and Intermediate Rock Physics for Oil and Gas Exploration and Developments. Acara ini diikuti oleh sekitar 25-30 peserta baik dari Industri maupun mahasiswa/mahasiswi. Materi yang dibawakan oleh Dr. Ranjit, terfokus kepada konsep dari Rock Physics dan apa sebetulnya yang harus di perhatikan oleh para praktisi baik di dunia industri maupun riset apabila sedang menerapkan konsep dimana Rock Physics terlibat. Hal yang sangat menarik yang disampaikan oleh presenter adalah bahwa Indonesia seharusnya sudah mengembangkan dan menerapkan Rock Physics (atau Geofisika pada umumnya) dimana pendekatan-pendekatannya (contoh data empiris) berasal dari data-data yang dibangun


Ibu Putri S. Wisman membuka acara pertama IRock Monthly Talk

sesuai dengan karakter lokal (Indonesia), karena selama ini referensi yang diambil, baik dari literatur maupun data, selalu mengacu kepada data di negara lain atau area lain (contoh klasik adalah Gulf of Mexico). Semangat untuk membangun basis data dan referensi lokal ini yang akan coba diperjuangkan oleh IRocks (dan HAGI) dan tentunya butuh dukungan dari seluruh elemen profesional di dunia Industri Migas Indonesia (profesional, riset dll). Monthly talk ini kemudian di tutup oleh Bapak Leonard Lisapaly (Genting Energy) disertakan disertai dengan penyerahan memento kepada Dr. Ranjit Shaw, untuk kemudian di tutup dengan foto bersama dengan seluruh peserta. Sekali lagi semoga IRock bisa tetap berkesinambungan dalam mendukung dunia Rock Physics di Indonesia. Untuk acara selanjutnya, akan di umumkan atau dapat di tanyakan pada IRocks dan HAGI. Sekedar informasi, IRocks telah memiliki sebuah milis di bawah domain HAGI yaitu irocks@hagi.or.id, dan permohonan keanggotaan dapat dilakukan melalui Bapak Agus M.U (agusmu7@gmail.com). Rencana jadwal pertemuan IRocks berikutnya pada tanggal 27 Mei 2015 dan 10 Juni 2015 (tempat menyusul). Lets Rock the Geophysics World! ď Ž

Penyerahan memento oleh Bapak Leonard Lisapaly kepada DR. Ranjit Shaw

DR. Ranjit Shaw dari CGG India memberikan ulasan tentang Rock Physics

Foto bersama di akhir acara IRock pertama Monthly Talk

g eor esonansi

33


HAGI NEWS

HAGI Komwil KALTIM

Mendukung

OLEH: PITER LEPONG (STAFF AKADEMIK, FMIPA, UNMUL)

SDM Geofisika UNMUL

Sumberdaya Alam Kalimantan Timur

Kluster Tambang & Lumbung Energi Kaltim

altim adalah salah satu provinsi di Indonesia yang sangat beruntung, karena memiliki sumber daya alam yang cukup besar. Kekayaan yang dimiliki Kaltim ini belum bekorelasi positif dengan kemajuan sumber daya manusianya dan kesejahteraan penduduknya. Provinsi ini masih jauh tertinggal dari daerah lain karena infrastruktur yang masih sangat buruk. Tiga hal utama yang menjadi indikator kemajuan dan menjadi kebutuhan yang sangat mendasar yakni, jalan, listrik dan air bersih kondisinya sangat minim. Listrik yang pasokannya kadang masih bergilir, jalan yang berlumpur dan berlubang, dan akses air bersih yang sangat minim dan terbatas. Gambaran keadaan ini dapat dijumpai di daerah perkotaan di Kaltim apalagi di daerah kabupaten. Persoalan utama yang terlihat sangat jelas adalah karena rendahnya kapasitas SDM yang mampu mengelolah sumber daya alam untuk menciptakan penghidupan dan lingkungan yang lebih baik.

Instansi pemerintah baik pusat maupun daerah sudah beberapa tahun belakangan ini menyadari bahwa investasi sumber daya manusia sudah harus merupakan prioritas utama. Kaltim menempatkan pendidikan sebagai salah satu program unggulan melalui program beasiswa cemerlang hingga tingkat doktoral dan pemerintah pusat membuat program berbasis keunggulan sumber daya lokal melalui program Masterplan Percepatan dan Per luasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Koridor Ekonomi Kalimantan dalam program nasional MP3EI 2011 – 2025, meliputi pengolahan hasil Tambang dan Lumbung Energi Nasional.

K

34

Pemberdayaan

g eor esonansi

Program Geosains Strategis Ilmu kebumian merupakan program strategis dalam pengelolaan sumber daya pertambangan dan


energi. Dukungan penuh HAGI Komwil KALTIM terhadap konsentrasi studi geofisika Universitas Mulawarman memberikan kontribusi yang sangat penting, dalam membangun dan memperkuat kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) dan penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dalam bidang ilmu kebumian khususnya Geofisika untuk mendukung pengembangan program utama di Koridor Ekonomi (KE) Kalimantan. Letak dan posisi geografis UNMUL yang dikelilingi oleh Industri Tambang Batubara dan Migas akan menjadi daya dukung strategis dalam membangun dan mengembangkan ilmu kebumian termasuk geofisika di Koridor Ekonomi Kaltim. Keunggulan strategis potensi SDA dan sekaligus merupakan labortorium alam ini akan memberikan benefit untuk membangun Pusat Penelitian Ilmu Kebumian dan Lingkungan di Kalimantan dengan fokus studi energi fosil. Merujuk pada program DIKTI yang menyarankan pemgembangan dan pembentukan prodi strategis geofisika, geologi dan ilmu-ilmu lain yang terkait dengan MP3EI. Inisiasi sebagian sudah terealisasi tetapi butuh percepatan melalui dukungan pemangku kepentingan termasuk sumbagsih dari organisasi profesi seperti HAGI, IAGI, IATMI, PERHAPI.

Kuliah Umum Geofisika UNMUL Kuliah umum telah dilaksanakan sebanyak lima kali pada konsentrasi Geofisika FMIPA UNMUL Samarinda yang diorganisir oleh HAGI Komwil KALTIM dengan dukungan dari HAGI dan TOTAL E&P Indonesie serta biaya mandiri oleh pemateri. Untuk mengapresiasi kerja pemateri kami menyampaikan penghargaan dan terimakasih dengan dedikasi dan biaya sendiri meluangkan waktu dari kesibukan yang sangat padat untuk pemberdayaan anak bangsa di Samarinda. Rentetan pelaksanaan kuliah umum ini adalah program kerja HAGI Kaltim untuk merevitalisasi link and match antara pemangku kepentingan. Mahasiswa semakin termotivasi dan terinpirasi dan terbuka wawasannya terutama pada ilmu-ilmu aplikatif yang

KULIAH UMUM

PEMATERI

disampaikan oleh pemateri profesional di industri dan dosen yang berkompeten di bidangnya. Materi kuliah umum sangat relevan dan bermanfaat tidak hanya kepada mahasiswa tetapi juga penyegaran bagi staf dosen akan informasi aplikasi terbaru dalam dunia industri. Tahun 2014 Geofisika UNMUL mendapat hibah peralatan dari DIKTI antara lain: Multi-Channel Resistivity, PP-Magnetometer, Magnetotelluric, Georadar, 24 Channel Seismic Refraction dan Geophyical Logging. Peralatan geofisika tersebut akan memberikan kontribusi yang signifikan untuk meningkatkan kemampuan SDM dan kompetensi IPTEK dalam bidang kebumian Geofisika, dalam bidang Migas, pertambangan dan lingkungan. ď Ž

TEMA

Pertama

Dr. Leonard Lisapaly; Mailendra, MSc; Anggoro Drajat, MSc

Petroleum Geophysics dan Pelantikan Pengurus HAGI Komwil KALTIM

Kedua

Dr. Hilfan Khairy; Ronald Herbet, ST; Aa Pian Nopiana, ST

Seismic Data Acquisition and Processing

Ketiga

Oscar Pakpahan, ST

Basic Geosciences (Video conference dari Kuala Lumpur)

Keempat

Mainlendra, MSc; Andreas Waluyo, MSc

Seismic Exploration and Imaging

Kelima

Dr. Muh Sarkowi

Gravity Method and Geomagnetic

g eor esonansi

35


KOLOM AHLI

Gempabumi di Zona Subduksi Ganda Laut Maluku 15 November 2014

oleh: Mohammad Yuzariyadi & Irwan Meilano *Graduate Research on Earthquake and Active Tectonic (GREAT), Institut Teknologi Bandung

G

empabumi mengguncang Kepulauan Maluku pada 15 November 2014 pukul 10.31 WITA. Gempa tersebut tercatat berkekuatan M7.3 oleh BMKG, M7.1 oleh USGS, dan M 7.0 oleh GFZ Potsdam. BMKG mengkonfirmasi bahwa gempa tersebut terjadi pada kedalaman 48 km dan berada pada koordinat 1.95 LU, 126.46 BT atau 160 km barat laut Ternate dan berjarak 187 km timur laut Kota Manado. Berdasarkan data dari USGS, pusat gempabumi berada pada koordinat 1.928째 LU dan 126.547째 BT, pada kedalaman 35 km, berada pada jarak 151 km barat laut Kota Ternate dan 195 km timur laut Kota Manado. Gempa dirasakan oleh warga di beberapa kota di Provinsi Sulawesi Utara dan Maluku Utara seperti Manado, Bitung, dan Ternate. Untuk di Kota Manado dan Bitung, intensitas mencapai V skala MMI (Modified Mercally Intensity), yang ditandai dengan: Secara umum dirasakan oleh orang-orang yang sedang di luar ruangan dan hampir dirasakan oleh semua orang yang berada di dalam ruangan, orang-orang yang tidur terbangun, beberapa orang yang menyadari adanya gempa berusaha menyelamatkan diri, terjadi retakan pada dinding, serta pintu rumah yang bergerak menutup dan membuka.

36

g eor esonansi


Gempa kedua terjadi pada pukul 11.08 WITA dengan kekuatan M6.3 dan kedalaman 59 km. Gempa ini berada di 93 km tenggara Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara. Kejadian ketiga terjadi pada pukul 11.57 WITA dengan kekuatan M5.0 di kedalaman 10 km. Gempa ini berada di 133 km timur laut Bitung, Sulawesi Utara. Kejadian gempabumi susulan masih dapat dirasakan oleh masyarakat dengan skala intensitas III – IV MMI. Gempabumi yang terjadi mengakibatkan kepanikan warga serta menimbulkan keretakan pada beberapa bangunan di Kota Manado. Beberapa dinding Hotel Aryaduta Manado terlihat retak dari arah luar. Selain Hotel Aryaduta, bagian dinding atas Hotel Lion di Bahu, Manado juga dilaporkan runtuh dan sebagian reruntuhannya menimpa sebuah mobil yang berada di bawahnya. Di Kota Bitung sebuah rumah mengalami kerusakan serta terjadi jalan longsor yang diakibatkan oleh hujan yang juga dipicu oleh goncangan gempabumi. BPBD Provinsi Sulawesi Utara melaporkan bahwa sembilan rumah mengalami kerusakan di Kabupaten Kepulauan Sitaro. Kepanikan juga muncul terkait dengan peringatan dini tsunami yang dikeluarkan oleh BMKG. Peningkatan gelombang pasang dilaporkan terjadi di Jailolo, Pulau Halmahera, Maluku Utara dengan ketinggian 0.9 m. Selain itu, peningkatan gelombang pasang juga terdeteksi di Manado, Sulawesi Utara dengan ketinggian 0.03 m. Tidak ada laporan mengenai korban tewas. Gempabumi tersebut memiliki mekanisme sesar naik (thrust) dengan arah N 199o E, dip 62o dan slip 79o, serta terjadi pada zona subduksi ganda Lempeng Laut Maluku. Dimensi zona robekan (rupture zone) berdasarkan sebaran gempabumi susulan dari data USGS adalah 145,6 km x 54,5 km.

A. Subduksi Ganda Laut Maluku merupakan laut yang berada di antara kepulauan Indonesia Timur dan Kepulauan Filipina. Wilayah ini merupakan wilayah tektonik yang cukup rumit dan berada pada pertemuan tiga lempeng utama; Lempeng Eurasia, Lempeng Laut Filipina dan Lempeng Australia. Lempeng Laut Maluku merupakan lempeng mikro yang mensubduksi ke kedua arah, Lempeng Eurasia di arah barat dan Lempeng Filipina di arah timur. Subduksi ganda ini menghasilkan busur Kepulauan Sangihe di sebelah Barat dan busur kepulauan Halmahera di Sebelah Timur. Wilayah ini pada mulanya merupakan zona pemekaran lantai samudera yang kemudian mati, lalu ikut tersubduksi ke dalam Lempeng Eurasia akibat tekanan dari Lempeng Filipina yang memiliki laju penunjaman 6.7 cm/tahun ke arah barat. Sementara Lempeng Eurasia bergerak ke arah timur dengan kecepatan 1.7 cm /tahun. Proses konvergensi Lempeng Laut Filipina dan Lempeng Eurasia pada Lempeng Laut Maluku tersebut menghasilkan kompresi dengan arah barat-timur di g eor esonansi

37


KOLOM AHLI

bagian tengah. Sehingga menghasilkan seismisitas yang sebagian besar mekanisme fokusnya adalah thrusting (gambar 1). Aktifitas kegempaan yang mendominasi di antara Sangihe dan Halmahera tergolong gempa dangkal dengan kedalaman kurang dari 50 km (gambar 2 kiri dan gambar 3 kiri). Rekaman seismisitas menunjukkan bahwa zona wadati-benioff Lempeng Laut Maluku mensubduksi hingga kedalaman 250 km ke arah timur pada litosfer di bawah Busur Halmahera. Sementara pada bagian Sangihe, aktifitas kegempaan menunjukkan slab bagian

barat Lempeng Laut Maluku mensubduksi hingga kedalaman 350 km di bawah Busur Sangihe. Model tomografi yang dibuat oleh Widiyantoro (1997) menunjukkan bahwa kedalaman slab mencapai 660 km arah timur. Sedangkan pada slab bagian barat, kedalaman mencapai +660 km dengan dip yang lebih curam (gambar 3 kanan).

Gambar 1 (Kiri) Lokasi gempa dan mekanisme fokusnya (GFZ Potsdam). (Kanan) Zona robekan (Badan Geologi).

Gambar 2 (Kiri) Kegempaan di Maluku berdasarkan kedalaman. (Kanan) Tatanan tektonik regional Laut Maluku (Widiwijayanti et al, 2004). Gambar 3 (Kiri) Penampang melintang seismistas. (Kanan) Konfigurasi Lempeng Laut Maluku dan Lempeng Laut Filipina berdasarkan citra tomografi (Widiyantoro, 1997). Gambar 4 Model 3D konvergensi Laut Maluku (Hall, 2000).

Gambar 5 Dua Penampang melintang yang melintas laut Maluku dengan skala yang sama. Penampang memperlihatkan konvergensi Busur Halmahera dan Busur Sangihe di Utara Laut Maluku. Penampang A memperlihatkan bahwa seluruh busur Halmahera telah tertimpa oleh Busur Depan Sangihe. Ofiolit dari basemen Busur Depan Sangihe telah terekspos di Kepulauan Talaud. Penampang B memperlihatkan hanya Busur Depan Halmahera saja yang telah tertimpa (Hall, 2000).

Gambar 6 Kejadian Gempa bumi di Laut Maluku

38

g eor esonansi


B. Overthrusting Konvergensi pada kedua busur ini juga menyebabkan area yang berada di antara kedua busur ini sekarang terisi oleh unit dengan litologi yang beragam yang telah terdeformasi atau lebih dikenal sebagai pembajian mélange atau kompleks tumbukan (Hall, 2000). Unit-unit yang terdeformasi ini menutupi bagian atas Lempeng Laut Maluku pada kedua palungnya, yang kemudian terobuduksi pada lereng busur (gambar 4 dan gambar 5). Profil Seismik refleksi yang dilakukan melewati Laut Maluku Selatan memperlihatkan bodi kecepatan rendah dengan ketebalan lebih dari 15 km. Wilayah ini merupakan sumber anomali gaya berat negatif yang cukup besar yang terkait dengan beragam sedimen di dalam pembajian (McCaffrey, 1980). Pembajian ini tersusun dari Periodite, gabro, batuan metamorf dan batuan sedimen yang merupakan ciri dari zona tumbukan (Hamilton, 1979). Mélange dan juga blok ofiolit yang terekspos di kepulauan Talaud, Pulau Mayu dan Pulau Tifore diinterpretasikan sebagai irisan lempeng samudera dan sedimen palung yang terangkat di bagian busur depan akibat proses tumbukan. Kepulauan ini membentuk punggungan yang membagi kompleks tumbukan menjadi dua. Batuan ofiolit yang terpotong pada kepulauan ini dipahami sebagai representasi dari irisan kerak Laut Maluku yang mengalami overthrust pada kompleks tumbukan (Widiwijayanti et al, 2003). Kepulauan Talaud merupakan punggungan yang tertinggi di wilayah ini. Kepulauan ini seluruhnya disusun oleh mélange. Selain itu terdapat Pulau Mayu dan Pulau Tifore di bagian selatan yang juga tersusun oleh Mélange. Para ahli tektonik menyebut

punggungan ini sebagai Talaud-Mayu Ridge (Gambar 2 kanan). Anomali densitas yang bernilai positif di sekitar kepulauan ini merupakan bukti bahwa blok-blok ini merupakan bagian yang telah terangkat (Widiwijayanti et al, 2004). Diperkirakan gempa-gempa dengan kedalaman kurang dari 20 km terjadi akibat tumbukan antar mélange yang terendapkan di masingmasing busur depan (Hall, 2000).

C. Sejarah Kegempaan Wilayah Laut Maluku sering mengalami gempabumi berkekuat-an sedang hingga besar. Dalam kurun 100 tahun terakhir terdapat lebih dari 120 kejadian di atas M6 dan belasan gempa bermagnitude di atas 7 yang menggoyang wilayah ini pada kedalaman kurang dari 250 km. Gempa terbesar terjadi pada tahun 1932 dengan magnitude 8.3 dan memicu tsunami. Gempa ini terjadi pada batas microplate dengan jarak sekitar 190 km dari kejadian gempa 15 November 2014. Sementara Gempa yang memakan korban jiwa terbanyak terjadi NO

TAHUN

KORBAN JIWA

SUMBER

1

1899

3864

UTSU Catalog

2

1856

3000

UTSU Catalog

3

1674

2342

UTSU Catalog

4

1839

149

UTSU Catalog

5

1965

71

UTSU Catalog

6

1855

32

UTSU Catalog

7

1998

41

UTSU Catalog

8

2006

3

UTSU Catalog

9

2007

6

PVMBG

10

2009

1

BNPB

11

2003

1

UTSU Catalog

g eor esonansi

39


KOLOM AHLI

pada tahun 1899 dengan korban jiwa mencapai 3.864 orang. Gempa kuat terakhir yang terjadi sebelum 2014 terjadi pada 12 Februari 2009 dengan magnitude tercatat sebesar M6.0 oleh BMKG dan M6.3 oleh GFZ Potsdam. Gempa yang menggoncang pada pukul 01.34 WITA itu telah menyebabkan 645 unit rumah rusak berat, 439 unit rusak sedang, dan 336 unit rusak ringan. Korban dengan luka ringan mencapai 64 orang sedangkan 10 orang mengalami luka berat. Sementara korban tewas adalah 1 orang akibat syok. Sebanyak 6.100 orang terpaksa mengungsi. Kerugian diperkirakan mencapai Rp 19.9 miliar. Telah terjadi sekitar 40 kali gempa susulan bermagnitude ≥ M4.0 yang diduga memicu beberapa gempa baru.

D. Kesimpulan Lempeng Laut Maluku merupakan lempeng mikro yang mensubduksi ke kedua arah, Lempeng Eurasia di arah barat dan Lempeng Filipina di arah timur. Subduksi ganda ini menghasilkan busur Kepulauan Sangihe di sebelah barat dan Busur kepulauan Halmahera di Sebelah Timur. Proses konvergensi Lempeng Laut Filipina yang bergerak dengan kecepatan 6.7 cm/tahun ke arah barat dan Lempeng Eurasia yang bergerak ke arah timur dengan kecepatan 1.7 cm/tahun pada Lempeng Laut Maluku menghasilkan kompresi dengan arah barat laut di bagian tengah. Sehingga menghasilkan seismisitas yang sebagian besar mekanisme fokusnya adalah thrusting. Selain itu, tumbukan antar mélange juga menjadi salah satu penyebab seringnya gempabumi melanda daerah ini. Tatanan teknonik yang demikian menyebabkan wilayah Laut Maluku sering mengalami gempabumi dengan kekuatan sedang hingga besar. Dalam kurun 100 tahun terakhir ini terdapat lebih dari 120 kejadian di atas M6 dan belasan gempa dengan magnitude di atas 7 pada kedalaman kurang dari 250 km. Dengan potensi gempabumi dan tsunami yang tinggi di wilayah sekitar Sulawesi Utara dan Maluku, maka penelitian sumber gempa yang baik harus ditingkatkan di wilayah ini. Penelitian ini dilanjutkan dengan upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana oleh seluruh pihak yang terkait, termasuk diantaranya sistem peringatan dini terhadap tsunami. 

Referensi Hall, R., Wilson, M.E.J., 2000. Neogene sutures in Eastern Indonesia. Journal of Asian Earth Sciences 18 781–808 Hamilton, W., 1979. Tectonics of the Indonesian region. USGS Professional Paper 1078 Page 190 McCaffrey, R., Silver, E.A., Raitt, R.W., 1980. Crustal structure of the Molucca Sea collision zone, Indonesia. The Tectonic and Geologic Evolution of Southeast Asian Seas and Islands Geophysical Monogam, Americal Geophysical Union. Widiwijayanti, C., Mikhailov, V., Diamen, M. , Deplus , C., Louat, R., Tikhotsky, S., Gvishiani, A., 2003. Structure and evolution of the Molucca Sea area : constraints based on interpretation of a combined sea-surface and satellite gravity dataset. Earth and Planetary Science Letters 215 135-150. Widiwijayanti, C., Tiberi, C., Deplus , C., Diamen, M., Mikhailov, V., Louat, R., 2003. Geodynamic evolution of the northern Molucca Sea area (Eastern Indonesia) constr ained by 3-D gravity field inversion. Tectonophysics 386 203 – 222 Widiyantoro, S., Hilst, R.V.D., 1997. Mantle Structure Beneath Indonesia inferred from highresolution tomographic imaging. Geophysics Journal International 130 167-182. Website Laporan Harian Pusdalops BNPB 16 /02/2009 bnpb.go.id/uploads/migrations/pubs/140.pdf Laporan singkat kegiatan Tim Tanggap Darurat (TTD) Gempabumi Badan Geologi yang berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Utara dan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sulawesi Utara pada tanggal 16 s/d 22 Nopember 2014, https://www.facebook. com/pvmbg/posts/1506328839652696:0 http://regional.kompas.com/ read/2014/11/15/13282971/Gempa.Maluku. Munculkan.Tsunami.0.03.Meter.di.Manado http://regional.kompas.com/ read/2014/11/15/13423381/Peringatan. Dini.Tsunami.Dinyatakan.Berakhir?utm_ campaign=related_left&utm_medium=bp&utm_ source=news http://nasional.kompas.com/ read/2014/11/15/11510521/Dua.Gempa. Susulan.Guncang.Sulawesi.Utara http://regional.kompas.com/ read/2014/11/15/11304131/Gempa.Akibatkan. Gedung.Retak.Warga.Sulut.Khawatir.Tsunami Sumber Data Kegempaan : BMKG, USGS Catalog, CMT Catalog, GFZ Potsdam, dan UTSU Catalog,

40

g eor esonansi


OPINI

Potensi Bahaya/Ancaman Kebumian di Indonesia

Perlunya Peningkatan Kesiapan

Menghadapi Bahaya/Ancaman disunting oleh: randy c

Gambar 1 Sebaran antara Gempa bumi dan jumlah korban jiwa (sumber : European Science Foundation, Extreme Geohazards : Reducing The Disaster Risk and Increasing Resilience)

Jumlah korban dan kerugian yang diakibatkan oleh bencana akan dapat dikurangi secara signifikan dengan adanya masyarakat dan pemerintah daerah yang tangguh dan siaga bencana

B

ahaya/ancaman kebumian (Geo Hazard), adalah hal yang secara berkala (dengan rentang waktu yang berbeda) kemungkinan akan terjadi, dan faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya efek samping yang terjadi (kerusakan, korban meninggal dan luka,dll, terutama setelah bahaya kebumian itu terjadi) adalah kesiapan kita untuk menghadapinya. Karena itulah semua pihak, baik dari pihak pemerintah, organisasi profesi atau organisasi nirlaba lain, juga pihak swasta serta masyarakat selalu perlu bahu membahu untuk berbagi pengetahuan mengenai bencana kebumian tersebut. Mengutip laporan dari European Science Foundation (ESF) bahwa dengan mempunyai kesiapan yang baik, kerugian yang ditimbulkan bisa dikurangi dari 1/10 hingga 1/100 dari kerugian yang terjadi dengan tanpa kesiapan, mengutip juga dari buku Rencana Nasional Penanggulangan Bencana yang dikeluarkan oleh BNPB bahwa jumlah korban dan kerugian yang diakibatkan oleh bencana akan dapat dikurangi secara signifikan dengan adanya masyarakat dan pemerintah daerah yang tangguh dan siaga bencana. Dari laporan ESF tersebut juga terlihat di Gambar 1 dimana pada kasus gempa bumi, tidak setiap gempa bumi terbesar akan menyebabkan korban jiwa terbanyak. Pada intinya apabila masyarakat dan pemerintahnya nya sudah tangguh

g eor esonansi

41


dan siaga bencana maka dampak bencananya bisa diperkecil.

• Kerangka keilmuan terkait Ilmu bahaya kebumian yang strategis untuk mendukung peringatan (dini dll), kesiapan dan persiapan, mitigasi dan respon untuk memperkecil akibat dari bencana kebumian tersebut. • Skenario-skenario terkait perencanaan yang tergantung (situasi) untuk menciptakan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengurangi resiko dengan mengalamatkan pada kelemahan sistem yang dapat menyebabkan efek berantai (turun temurun) • Peningkatan kesadaran terhadap resiko melalui disiminasi informasi pada resiko yang berasosiasi dengan bahaya kebumian • Sistem pengawasan yang dapat memberikan peringatan dini • Sistem pemerintahan yang memiliki informasi (akurat) untuk merespon potensi ancaman yang muncul dan juga berkoordinasi mengenai langkah-langkah untuk meningkatkan kesiapan dan diseminasi dengan tujuan menurunkan resiko bencana

Kesimpulan diatas sebetulnya ditujukan untuk bahaya kebumian ekstrim yang akibatnya bisa mempengaruhi hampir seluruh mahluk hidup di bumi, tetapi untuk skala yang lebih kecil, kesimpulan diatas sepertinya masih sangat relevan untuk tetap diupayakan di tiap negara, khusunya negara yang memiliki potensi bahaya kebumian yang lebih tinggi sehingga hal tersebut tidak mengarah menjadi bencana kemanusiaan. Dalam skala yang lebih kecil, kesiapan masyarakat Indonesia pada umumnya perlu ditingkatkan agar apabila terjadi bahaya kebumian maka dampaknya bisa diminimalisasi. Pertanyaan yang cukup mudah sebagai contoh sebetulnya adalah misal terjadi bahaya kebumian, apa masyarakat (tiap keluarga) bisa bertahan hingga bantuan datang dari pihak pemerintah? Perlukah ditanamkan kepada masyarakat agar bisa lebih mempersiapkan diri dikala bahaya kebumian terjadi dengan mempersiapkan cadangan logistik yang cukup terencana (bukan menimbun) juga akses terhadap air (bersih) dalam situasi darurat dan sebagainya, sehingga daya tahan masyarakat dapat meningkat dikala menghadapi bahaya kebumian. Hal diatas sebetulnya sudah disosialisasikan oleh pemerintah

di area dimana bahaya kebumian sudah terjadi, contoh pada kasus gunung sinabung PVMBG sudah mensosialisasikan beberapa poin (Sumber http://www.vsi.esdm.go.id/ index.php/gunungapi). Dari rekomendasi tersebut tersirat bahwa walau dalam keadaan darurat adanya akses terhadap air bersih dan sarana utama lainnya bisa memperpanjang daya tahan masyarakat dalam menghadapi bahaya kebumian sehingga meminimalisasi bencana. Dalam skala lain, bagaimana apabila bahaya kebumian tersebut menimpa daerah dimana terdapat aktivitas bisnis dan pemerintahan (perkantoran dll) , bagaimana kesiapan sektor swasta dan pemerintahan ini bisa siap menghadapi bahaya kebumian tersebut dimana terdapat potensi kehilangan data-data perusahaan atau pemerintahan yang bisa mengganggu jalannya roda ekonomi atau pemerintahan. (rencana akan diulas di Bagian 2 dari tulisan ini) Indonesia sendiri, pada umumnya sudah memiliki badan-badan yang sudah cukup matang dalam menghadapi masalahmasalah tersebut diatas. BNPB dan PVMBG adalah contoh dua badan yang sudah aktif dalam menghadapi bahaya (ancaman) kebumian di Indonesia. BNPB sudah juga mengeluarkan pedoman Rencana Nasional dan Rencana Strategis terkait bencana di Indonesia dimana isinya cukup lengkap mengenai kondisi di Indonesia (bisa diunduh secara gratis di website BNPB). Platform Nasional Pengurangan Risiko Bencana (Planas PRB) sebagai suatu forum independen juga sudah dibentuk untuk memfasilitasi kerjasama antar pihak dalam pengurangan resiko bencana yang harus terus didorong untuk mengeluarkan hasil-hasil yang bisa bermanfaat dalam sosialisasi mitigasi bencana. HAGI sendiri sebagai organisasi profesi yang sebagian ilmunya juga berkaitan dengan bahaya kebumian juga berupaya untuk turut aktif dalam hal sosialisasi tersebut, selain juga berupaya membantu korban-korban bencana kebumian yang sudah terjadi.

BANTUAN HAGI UNTUK KORBAN ERUPSI GUNUNG SINABUNG

Gambar 2 Erupsi Gunung Sinabung (sumber beritadaerah.co.id)

42

g eor esonansi

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, Gunung Sinabung di Sumatera Utara masih berpotensi mengalami erupsi karena aktivitas vulkaniknya masih tinggi. Setelah


erupsi awal yang terjadi pada bulan juli 2014 aktivitas Gunung Sinabung belum benar-benar mereda, bahkan saat ini bisa dikategorikan masih beraktivitas cukup tinggi, sehingga status Gunung Sinabung masih dalam taraf siaga seperti yang sudah di lansir BNPB dan PVMBG. HAGI sendiri telah turut memberikan bantuan kepada korban erupsi Gunung Sinabung, Kabupaten Karo (seperti yang dilaporkan oleh relawan HAGI, Artiya Aksara Brahmana). Bantuan tersebut telah disalurkan ke beberapa desa diantaranya : Desa Gurukinayan, Desa Perbaji, Desa Mardinding, Desa Kutambaru, Desa Susuk, Desa Sukatendel, Desa Jandi Meriah, DesaSinggamanik dan Desa Bintang Meriah.

BANTUAN HAGI UNTUK KORBAN TANAH LONGSOR BANJARNEGARA

Bencana tanah longsor yang terjadi di Dusun Jemblung Desa Sampang Kecamatan Karang Kobar Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah, telah membuka mata hati Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) untuk menyalurkan bantuan kepada korban bencana longsor. Bencana yang terjadi pada hari Jumat tanggal 12 Desember 2014 dan telah merengut lebih kurang 108 jiwa tersebut menyisakan duka yang cukup mendalam di penghujung akhir tahun 2014. Berdasarkan info dari Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana Jawa Tengah (FPRB Jateng), Juli Eka Nugraha yang telah membuka Posko Bersama FPRB dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara, bahwa kebutuhan yang diperlukan oleh pengungsi yang selamat pada saat itu adalah pakaian wanita, pakaian anak-anak, pakaian balita, selimut, pakaian dalam, pembalut wanita dan peralatan MCK (sabun mandi, sampo, sabun cuci). Kemudian melalui HAGI Komisariat Wilayah Jawa Tengah, HAGI menyalurkan bantuan tersebut pada tanggal 18 Desember 2014. Keseluruhan bantuan tersebut dikemas dalam 6 karung dan 3 kardus, berangkat dari Solo jam 05.30 WIB pada tanggal 18 Desember 2014 dan sampai di Kecamatan Karang Kobar Kabupaten Banjarnegara jam 13.00 WIB. Bantuan diterima langsung oleh Bapak Slamet (staf BPBD Kabupaten Banjarnegara) dan Bapak Juli Eka Nugraha (Ketua FPRB Jawa Tengah) di Posko Bersama FPRB yang terletak di samping Koramil Korang Kobar. Pada saat bantuan diserahkan status bencana adalah masa tanggap darurat sampai tanggal 21 Desember 2014 yang kemudian diperpanjang lagi sampai 4 Januari 2015. Sehingga pada saat tulisan ini dimuat status bencana sudah berubah menjadi masa paska bencana atau masa rehabilitasi dan rekonstruksi (Rehab Rekon). Pada masa rehabilitasi dan rekonstruksi bantuan yang diperlukan adalah pemulihan trauma bencana kepada para pengungsi dan juga merelokasi tempat tinggal pada daerah yang

Gambar 3 Longsor Banjarnegara (sumber Sehah)

lebih aman dari bencana tanah longsor. Diharapkan HAGI pada masa yang akan datang dapat berpartisipasi dalam pemasangan Sistem Peringatan Dini Tanah Longsor bekerjasama dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). ď Ž

g eor esonansi

43


OPINI

25 April 2015 OLEH: Mohammad Yuzariyadi, Irwan Meilano Graduate Research on Earthquake and Active Tectonic (GREAT), Institut Teknologi Bandung

Sari Gempa bumi mengguncang Nepal pada 25 April 2015 06:11:25

UTC atau 13:11:26 WIB. Magnitude Gempa ini tercatat sebesar 7.8 Mw baik oleh USGS maupun GFZ Postdam. Pusat gempa berada di Desa Barpak, distrik Gorkha, Nepal. GFZ Potsdam mencatat episenter gempa berada pada 84.72°E, 28.18°N dengan kedalaman 18 km. Sementara dari catatan USGS, pusat gempa berada pada koordinat 84.708°E, 28.147°N dengan kedalaman 15 km. Pusat gempa berjarak 77 km barat laut ibukota Nepal, Kathmandu, dan berjarak 34 km arah tenggara dari kota Lamjung, Nepal. Intensitas gempa maksimum mencapai VIII hingga IX skala MMI (Modified Mercally Intensity), yang digolongkan ke dalam gempa yang sangat merusak (severe -violent). Getaran juga dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di Tibet Tiongkok, Bangladesh, dan India bagian utara. Gempa susulan terjadi dengan interval waktu setiap 1520, magnitude tertinggi mencapai 6.7 Mw pada 26 April 2014 pukul 07:09:10 UTC dengan jarak 67 km arah timur dari ibukota Kathmandu. Gempa bumi berikutnya yang bermagnitude cukup besar terjadi pada 12 Mei 2015 dengan magnitude 7.3. Pusat gempa berada pada titik 86.077°E, 27.837°N, kedalaman 15 km, dan berjarak 76 km arah timur laut dari kota Kathmandu. Gempa bumi 25 April 2015 ini merupakan gempa terburuk yang menghantam Nepal semenjak gempa terakhir, gempa Nepal-Bihar pada tahun 1934. Tulisan ini membahas kondisi tektonik di sekitar Nepal, mekanisme dari gempa Nepal 2015 serta menjelaskan penyebab kerusakan yang dasyat di Kota Katmandu akibat gempa ini serta pembelajaran yang bisa diambil Indonesia dari kejadian gempa Nepal ini.

Latar Belakang Kondisi Tektonik dan Mekanisme

Gempa Aktivitas Kegempaan yang terjadi di Nepal disebabkan oleh

benturan lempeng benua-benua yang saat ini berlangsung antara Lempeng India dan Lempeng Eurasia. Kecepatan pergerakan relatif kedua lempeng tersebut adalah 40-50 mm/tahun. Benturan tersebut menghasilkan Pengunungan Himalaya dan Plato Tibet.

44

g eor esonansi

Gerak Lempeng India terhadap Eurasia berarah tegak lurus terhadap Pegunungan Himalaya di Nepal. Oleh karena itu, Gempa bumi thrust faulting merupakan merupakan mekanisme gempa bumi yang lazim terjadi di wilayah Himalaya. Wilayah ini merupakan salah satu wilayah yang paling berbahaya secara kegempaan (USGS) . Batas Lempeng India dan Eurasia merupakan perbatasan yang menyebar. Wilayah yang berada di dekat India bagian utara berada pada batas suture Indus-Tsangpo (gambar 1). Zona suture Indus-Tsangpo berjarak sekitar 200 km arah utara dari garis depan pegunungan Himalaya. Zona ini ditentukan oleh ofiolit yang tersingkap di batas selatan. Garis depan Pegunungan Himalaya yang sempit (<200 km) berisi sejumlah struktur paralel yang berarah timur-barat. Citra Tomografi yang dibuat oleh Li (2008) memperlihatkan bahwa untuk wilayah Himalaya tengah, wilayah tempat terjadinya gempa Nepal 25 April 2015, Lempeng India mensubduksi hingga Blok Lhasa dengan kedalaman slab mencapai 400 km (Gambar 2) Gempa bumi Nepal 25 Oktober 2015 merupakan gempa yang diakibatkan oleh thrust faulting yang berada tepat atau di dekat interface thrust utama antara Lempeng India dan Lempeng Eurasia. Dimensi zona robekan (rupture zone) berdasarkan sebaran gempa bumi susulan dari data USGS adalah 100 km x 50 km. Robekan bergerak dari pusat gempa ke arah timur dan ke arah Kathmandu. Bidang robekan sesar memiliki sudut jurus 295°, dan dip sebesar 10° ke arah timur (Gambar 2). Slip maksimum dari gempa


Gambar 1 Zona Suture Indus-Tsangpo (Singh, 2002)

Gambar 3 Deformasi kerak yang terdeteksi oleh satelit ALOS 2 (GSI).

Gambar 2 Citra Tomografi di Himalaya Tengah. (Li, 2008)

ini adalah 3 m. Deformasi permukaan yang dideteksi oleh Advanced Land Observing satellite 2 (Alos 2) dari Geospatial Information Authority of Japan (GSI) memperlihatkan telah terjadi displacement >10 cm di area dengan panjang 160 km ke arah timur-barat. Maksimum displacement >1.2 m teramati di lokasi yang berjarak sekitar 30 km arah timur Kathmandu (Gambar 3). Gempa bumi ini memiliki mekanisme yang sama dengan gempa yang terjadi di Bihar 1934 dengan magnitude 8, Kangra 1905 M7.5, dan Kashmir 2005 M7.6. Gempa bumi Himalaya terbesar yang pernah tercatat oleh alat adalah gempa bumi yang terjadi pada 15 Agustus 1950 di Assam, India. Gempa tersebut berkekuatan M8.6 dengan mekanisme strike slip.

Dampak dari Gempa

Gempa bumi ini telah menewaskan lebih dari 8000 jiwa di Nepal, 78 orang dilaporkan tewas di India, 25 orang dilaporkan tewas di Tibet, Tiongkok, dan 4 orang dilaporkan tewas di Bangladesh. Gempa bumi juga memicu terjadinya beberapa longsoran salju di sekitar Pegunungan Himalaya yang menewaskan sedikitnya 19 orang dan belasan lainnya dilaporkan hilang. Salah satu longsoran salju yang berasal dari sekitar Puncak Pumori telah menghantam South Base Camp, tempat para

pendaki berkumpul. Gunung Everest sendiri berjarak sekitar 220 km dari episentrum gempa bumi. Selain itu, tanah longsor dilaporkan terjadi di Lembah Langtang yang berlokasi di Taman Nasional Langtang, Nepal. Sekitar 250 orang dilaporkan hilang setelah longsoran menerpa Desa Ghodatabela dan Desa Langtang. Ribuan rumah dilaporkan hancur dan rata dengan tanah, terutama di area yang dekat dengan pusat gempa. Beberapa pagoda di Kathmandu Durban Square, yang merupakan situs warisan dunia UNESCO dilaporkan porak-poranda. Menara bersejarah Dharara juga runtuh dan menewaskan sekitar 180 orang yang berada di dalam maupun di sekitarnya.

Penyebab Besarnya Kerusakan Akibat Gempa

Kathmandu merupakan kota yang dibangun di atas lapisan sedimen danau purba sehingga kota ini sangat rentan terhadap goncangan gempa (gambar 4). Kota ini berada di lembah luas yang dikelilingi oleh Pegunungan Himalaya. Lembah ini pada mulanya merupakan danau di dalam delta sungai (gambar 8). Kedalaman sedimen yang terakumulasi di wilayah ini mencapai > 550 m (Dill, 2001; Piya, 2004). Lembah Kathmandu merupakan lembah yang tersusun dari lapisan sedimen lakustrin tebal yang komposisi terbesarnya terdiri dari lempung (Piya, 2004). Gempa yang terjadi di kota ini menjadi sangat merusak disebabkan karena sumber gempa yang dangkal (15 km) dan lokasi kota yang terletak pada cekungan sedimen. Endapan sedimen yang merupakan penyusun lapisan tanah di kota ini menyebabkan amplifikasi atau penguatan gempa, sehingga makin memperparah kerusakan yang terjadi. Amplifikasi g eor esonansi

45


Gambar 4 Penampang melintang yang menunjukkan lingkungan pengendapan di Cekungan Kathmandu. (Sakai et al, 2002)

ini disebabkan karena gelombang gempa yang merambat dengan kecepatan tinggi pada batuan beku yang keras, diperlambat secara tiba-tiba ketika memasuki cekungan. Hal ini menyebabkan peningkatan amplitude gempa bumi saat merambat pada material di dalam cekungan (gambar 4). Selain itu, kontras densitas yang cukup tajam antara batuan di dalam cekungan dan batuan di sekitarnya menyebabkan gelombang terpantul berulang kali sehingga durasi goncangan yang terjadi di dalam cekungan semakin lama. Dampak kerusakan yang terjadi di Nepal makin diperburuk dengan kepadatan penduduk dan infrastruktur yang tidak tahan gempa. Hanya beberapa bangunan yang dibuat mengikuti standar, sehingga ketika terjadi gempa, banyak bangunan yang runtuh.

Pembelajaran Untuk Indonesia Sebagai negera yang memiliki potensi gempa yang tinggi, maka Indonesia harus mengambil pembelajaran dari jatuhnya banyak korban akibat gempa Nepal. Pembelajaran yang bisa diambil diantaranya, perlu adanya upaya untuk meningkatan pemahaman akan risiko gempa serta penyiapan pengurangan risiko bencana melalui pembangunan. Peningkatan pemahaman akan risiko bencana gempa dimulai dari proses penelitian mendalam akan sumber gempa. Untuk wilayah Nepal sumber gempa telah diketahui oleh banyak peneliti, tetapi upaya mendalam untuk mengkuantifikasi parameter sumber gempa serta dampaknya masih sangat terbatas. Sehingga harus menjadi prioritas bagi Indonesia untuk memetakan dan mengetahui secara detail potensi gempa dari sesar aktif di daratan atau pada zona pertemuan lempeng. Masih banyak sumber gempa yang parameternya (lokasi, maksimum magnitud dan laju geser) belum diketahui dengan baik. Informasi akan sumber gempa ini beserta perambatan percepatan gempa dari batuan dasar ke permukaan menjadi masukan penting dalam perhitungan bahaya gempa secara probabilistik (Probabilistic Seismic Hazard). Apabila pemahaman akan sumber gempa telah cukup baik maka tahap selanjutnya adalah perhitungan risiko bencana, dengan memasukan unsur dari kerentanan dan kapasitas dari seluruh unsur masyarakat. Informasi akan risiko bencana menjadi masukan dalam tahapan perencanaan pembangunan untuk pengurangan risiko bencana. Termasuk di dalam tahapan ini adalah penyebarluasan informasi risiko bencana melalui proses penyuluhan, pelatihan dan pendidikan. Bersamaan dengan proses ini maka pembuatan aturan dan tata kelola pembangunan dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi risiko bencana gempa. ď Ž

46

g eor esonansi

Referensi Dill, H.G., Kharel, B.D., Singh, V.K., Piya, B., Busch, K., Geyh, M., 2001. Sedimentology and paleogeographic evolution of the intermontane Kathmandu basin, Nepal, during the Pliocene and Quaternary. Implications for formation of deposits of economic interest. Journal of Asian Earth Sciences 19. Li, C., Hilst, R.D., Meltzer, A.S., Engdahl, E.R,. 2008. Subduction of the Indian lithosphere beneath the Tibetan Plateau and Burma. Earth and Planetary Science Letters 274 157-168. Piya, B.K., 2004. Generation of a Geological database for the Liquefaction hazard assessment in Kathmandu Valley. International Institute for Geo-Information science and earth observation Enschede, the Netherlands Thesis Sakai, H., Fuji, R., Kuwahara, Y., 2002. Changes in the despositional system of the PaleoKathmandu Lake cause by uplift of the Nepal Lesser Himalayas. Journal of Asian Earth Sciences 20, 15th International HimalayaKarakoram-Tibet Workshop, 267-276. Singh, S. and Jain, A. K. 2002. Himalayan Granitoids. In: Singh, S. 2002. Granitoids of the Himalayan Collisional Belt. Journal of the Virtual Explorer. Data kegempaan

USGS http://earthquake.usgs.gov/earthquakes/ eqarchives/poster/2015/20150425.pdf http://earthquake.usgs.gov/earthquakes/ eventpage/us20002926#general_summary http://earthquake.usgs.gov/earthquakes/ eventproducts/us20002926/aftershockadvisory.pdf IRIS http://www.iris.edu/hq/files/programs/ education_and_outreach/retm/tm_150425_ nepal/150425_Nepal.pdf GFZ Potsdam http://www.gfz-potsdam.de GSI http://www.gsi.go.jp/cais/topic150429index-e.html CENC http://www.cenc.ac.cn/publish/cenc/88 7/20150425200758215232226/index.html


PROFIL

Hamzah Latief, PhD

Memahami Tsunami, Mengurangi Penderitaan

P

akar yang satu ini jika berbicara tentang Tsunami maka semangat dan keseriusan beliau menjelaskan segala sesuatu tentang Tsunami sangat berapi api. Bagi Bapak Hamzah Latief, PhD., pemahaman terhadap Tsunami bukanlah sekedar ilmu, Tsunami adalah agresor “pembunuh” yang sangat berbahaya. Memahami Tsunami dengan lebih baik adalah upaya terbaik untuk mengurangi korban yang ditimbulkannya. Lahir di Siwa dan dibesarkan di kota Pare Pare Provinsi Sulawesi Selatan, Hamzah kecil sudah berkawan dengan suasana pantai. Bermain bola dihamparan pasir ketika laut surut, bermain loncatan di sand dune/gundukan pasir. Kedekatannya dengan lingkungan laut inilah yang menjadi alasan setelah lulus SMU, Hamzah muda memilih program studi Oceanografi, jurusan Geofisika dan Meteorologi (GM) ITB tahun 1984. Pada tahun 1990 Hamzah mengambil S-2 di Departemen Fisika, FMIPA, ITB dengan mendalami topik Gelombang Fisis. Diangkat menjadi staff dosen GM ITB pada tahun 1991. Pada tahun 1996, Hamzah melanjutkan studi S3. Niat untuk mempelajari bidang Harbour and Coastal Engineering di Civil Departement, Tohoku University berbalik arah ke bidang Tsunami atas saran Prof. Nobho Shuto calon pembimbing Hamzah Latief waktu itu. Prof. Nobho Shuto paham betul tentang ancaman Tsunami yang senantiasa mengancam kepulauan nusantara. Pada tanggal 17 Februari 1996 pukul 14:59:30 WIT Pulau Biak dan sekitarnya di guncang getaran gempabumi yang sangat keras (8.1 Ms). Gempabumi tersebut ternyata diikuti oleh gelombang tsunami hanya dengan selang waktu sekitar 10-15 menit. Ketinggian tsunami mencapai 4 meter sampai 7 meter. Akibatnya, 108 orang meninggal dunia. Kejadian tersebut terjadi kira-kira dua pekan setelah Pak Hamzah memutuskan untuk mengikuti saran sang promotor. Tak disangka, Prof. Nobho Shuto, mengirimkan tiket dan menugaskan Hamzah untuk melakukan survei secara langsung atas kejadian Tsunami tersebut. Event ini merupakan kesan yang mendalam bagi beliau, dan dari titik inilah persahabatan dengan Tsunami dimulai. Riset dengan kolaborasi dengan para peneliti baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Buah dari riset-riset tersebut diamalkan dalam bentuk kegiatan seminar, ceramah ataupun sosialisasi/penyuluhan. Segala upaya untuk memahami fenomena Tsunami dimotivasi oleh pengalaman

beliau melihat dampak tsunami secara rill, pak Hamzah berpendapat semakin kita memahami Tsunami maka pemahaman tersebut akan sangat berguna bagi penderita yang mengalaminya. Kesetiaan beliau dalam melakukan riset tentang Tsunami di berbagai wilayah Republik Indonesia dan kesetiaan beliau tanpa lelah dalam melakukan pendampingan ketika bencana Tsunami, mendorong Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), memberikan penghargaan WIRA TANGGAP pada sosok beliau yang berperan aktif dan tanpa lelah dalam penanggulangan bencana. Wira Tanggap diberikan kepada ilmuwan dan tokoh yang berjasa dan berperan aktif dalam penanggulangan bencana. Bagi Hamzah penghargaan ini bukan merupakan puncak pengabdian, memahami Tsunami akan terus dan akan terus dilakukan, beliau berpendapat, “Memahami Tsunami, berarti Mengurangi Penderitaan”, pungkas pak Hamzah yang juga pernah menjadi pengurus HAGI sebagai Koordinator bidang Oseanografi pada saat pengurusan Bapak Abdul Muthalib. Selamat berjuang Pak Hamzah, karya-karya Bapak akan dinanti oleh masyarakat Indonesia 

g eor esonansi

47


NAMA

Hamzah LATIEF, PhD (Eng), MSc.

TEMPAT/TANGGAL LAHIR

Siwa, 14 Oktober 1963

PENDIDIKAN UNIVERSITAS BANDUNG INSTITUTE OF TECHNOLOGY, INDONESIA (Geophysics & Meteorology) BANDUNG INSTITUTE OF TECHNOLOGY, INDONESIA (Physics) TOHOKU UNIVERSITY, JAPAN (Civil Engineering)

TAHUN

GELAR

JURUSAN

1984 - 1989

S1

OCEANOGRAPHY

1990 - 1993

S2(MSc)

PHYSICAL OCEANOGRAPHY

1997 - 2000

PhD

TSUNAMI & COASTAL ENGG.

KARIR No

TAHUN

POSISI

1.

1991-Sekarang

Lecturer, staff of Faculty of Earth Sciences and Technology, Institute of Technology Bandung (ITB)

2

2001-2004

Head of Department of Oceaonography-ITB

3

2005-2007

Secretary of Center for Marine and Coastal Research ITB

4

2007- March 2012

Head of Center for Marine and Coastal Research, ITB

5

2005-Sekarang

Senior Researcher on Center for Diasater Mitigation ITB (board for Tsunami)

6

2010-Sekarang

Senior Researcher on Center for Climate Changes ITB (board for Marine and coastal hazard and vulnerability)

ORGANISASI PROFESIONAL • • • • • •

Association of Indonesian Oceanography Scientist (ISOI) Association of Indonesian Coastal Engineer (HAPI) Association of Indonesian Geophysicist (HAGI) Japan Society of Civil Engineer (JSCE) CECOM (Coastal Engineering Communication) for Asian Countries AARGI (Assosiasi Ahli Rekayasa Gempa Indonesia , Association of Indonesian Earthquake Engineer) Beberapa Proyek Riset JUDUL

48

SPONSOR

The COBSEA YEOSU Project on Sea-Level Rise and Coastal Erosion in the East Asian Seas : Country of Indonesia

UNEP-COBSEA-KLH (Agustus 2011-July 2013)

Risk and Vulnerability Assessments for Coastal Sector in the South Sumatera Province

AusAID,GTZ-KLH-Pemda Sumatera Selatan (August 2010-April 2011)

Developing Better Information for Tsunami Hazard Assessment in Indonesia AusAID aGREEMENT 60107

AusAID (2011-2013)

Assessment for Local Government Capacity on Tsunami Disaster Mitigation in the Southern coast of West Java in (Case Study: Pangandaran and Palabuhan Ratu )

2010

g eor esonansi


STUDENT CORNER

G&G Field Trip HMGI Regional III 2015 Mengetahui Litologi dan Struktur di Daerah Jiwo Timur Bayat, Klaten, Jawa Tengah

F

ield Trip Geologi dan Geofisika adalah program kerja tahunan andalan yang dimiliki oleh HMGI Regional III (Yogyakarta-Jawa Tengah). Pada tahun ini field trip berlangsung dari tanggal 10 s.d. 15 Februari 2015 di Bayat, Klaten Jawa Tengah. Kegiatan ini diikuti oleh 38 peserta yang terdiri dari KSGF Undip, KSGF Unnes, KGF Unsoed, KSG UNS, SCG UIN Yogyakarta, HMGF UGM, HMGF UPN, IMGF Unbraw dan satu peserta tamu dari Universität Hamburg. Tujuan diadakannya acara ini adalah agar para peserta dapat menerapkan ilmu yang diperoleh di kampus untuk dipraktikkan di lapangan dalam bentuk latihan survey Geofisika dengan target yang telah ditentukan. Selain itu, peserta juga diharuskan membagi ilmu dan pengalaman yang didapatkan selama mengikuti field trip kepada anggota himpunan mahasiswa Geofisika yang diwakili agar terjadi proses transfer ilmu yang baik antar anggota himpunan. Rangkaian acara field trip yang diadakan oleh HMGI Regional Jawa Tengah – Yogyakarta ini berbeda dari tahun sebelumnya. “Tahun ini kami menambhkan satu agenda, yaitu field trip Geologi di hari pertama yang dibimbing oleh Bapak Dr.rer.nat. Moch. Nukman, S.T.,M.Sc.. Hal ini dimaksudkan untuk membantu peserta mempertimbangan kondisi real di lapangan untuk pembuatan design survey field trip Geofisika nantinya “ jelas Rumaisha selaku Ketua Panitia Field Trip. Jumlah metode Geofisika yang digunakan dalam field trip pun bertambah menjadi empat metode, yaitu Metode Gravitasi, Metode Geolistrik Dipol-Dipol, Metode Mikroseismik, dan Metode Magnetik. Dimana setiap peserta selama empat hari mendapatkan metode yang berbeda setiap harinya. Para peserta field trip diharuskan melakukan processing data dan presentasi hasil setelah akuisisi data Geofisika di lapangan. Acara ini dibimbing langsung oleh Drs. Imam Suyanto, M.Si. dan Muhammad Faizal Zakaria, S.Si, M.T selaku dosen Pembina dari Universitas Gadjah Mada dan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Hasil akhir yang diperoleh berupa paper yang dikerjakan tiap kelompok field trip. Seluruh rangkain acara ini dimaksudkan agar para peserta dapat terbiasa bekerja di bawah tekanan namun tetap dapat menghasilkan data dan analisa yang baik. Tahun 2015 ini merupakan tahun kedua bagi HAGI ikut berpartisipasi pada field trip ini. HAGI sebagai organisasi profesi ilmu kebumian yang independen memberikan dukungan penuh berupa pemberian dana sponsorship demi kelancaran acara G & G Field Trip HMGI Regional III.

Sesuai dengan salah satu misi HAGI, yaitu Meningkatkan peran HAGI dalam kehidupan bermasyarakat, melalui kontribusi informasi dan tenaga ahli, dalam upaya untuk penanggulangan / mitigasi dan informasi bencana alam serta pengembangan dan pemanfaatan ilmu geofisika, HAGI memberikan bantuan kontribusinya untuk bakal calon penerusnya yaitu, mahasiswa yang tergabung dalam HMGI agar dapat terus mengembangkan ilmu Geofisika. 

g eor esonansi

49


HAGI ANNOUNCEMENT

R A T AF

D

G N I SID

O R P

T I P 14 0 2 6

I G HA

197

H

AGI (Himpunan Ahli Geofisika Indonesia) telah terbentuk sejak tahun 1976. Di tahun tersebut juga dilaksanakan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) HAGI untuk pertama kalinya. Dalam tiap pertemuan ilmiah tahunan, para geofisikawan saling berbagi ilmu baik melalui presentasi maupun poster yang terkumpul dalam sebuah jurnal yang disebut Prosiding PIT HAGI. Dalam rangka memperkaya khazanah ilmu pengetahuan geofisika dan sejarah geofisika, kami

50

No

Prosiding Tahun

1

1975

Tempat PIT

Contact Person

2

1976

3

1977

4

1978

5

1979

6

1980

7

1981

8

1982

9

1983

10

1984

11

1985

12

1986

13

1987

Yogyakarta

Ade Anggraini - UGM

14

1988

Bandung

15

1989

16

berupaya untuk mengumpulkan prosiding PIT HAGI sejak pertama hingga saat ini. Berikut ini merupakan list prosiding yang telah terkumpul dan orang-orang yang telah berpartisipasi memberikan bantuan dalam pengumpulan prosiding. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak dan Ibu yang telah banyak membantu. Bagi rekan-rekan yang juga ingin berpartisipasi silahkan menghubungi : Bapak Bani (0811 1086 255)

No

Prosiding Tahun

Tempat PIT

Contact Person

21

1995

Yogyakarta

Adi Susilo - Unibraw

22

1996

Jakarta

Adi Susilo - Unibraw, Heri Harjono - LIPI

23

1997

Bandung

Heri Harjono - LIPI

24

1998

Yogyakarta

Heri Harjono - LIPI

25

1999

Surabaya

Ade Anggraini - UGM

26

2000

27

2001

Jakarta

Ade Anggraini - UGM

28

2002

Malang

Hernowo D - Undip, Ade Anggraini - UGM

29

2003

Jakarta

Hernowo D - Undip

30

2004

Yogyakarta

Ade Anggraini - UGM

31

2005

Surabaya

Hernowo D - Undip

Ade Anggraini - UGM

32

2006

Semarang

Jakarta

Ade Anggraini - UGM

Hernowo D - Undip, Ade Anggraini - UGM

1990

Yogyakarta

Imam Setiadi - Bageo

33

2007

Bali

Hernowo D - Undip

17

1991

Bandung

Imam Setiadi - Bageo

34

2008

Bandung

Hernowo D - Undip

18

1992

35

2009

Yogyakarta

Hernowo D - Undip

19

1993

Jakarta

Ade Anggraini - UGM

20

1994

Bandung

Ade Anggraini - UGM

g eor esonansi

Yogyakarta

Jakarta

M Rusli M - UGM

Ari Sofyadi - INPEX

Ade Anggraini - UGM

36

2010

Bali

Bani T -SKKMigas

37

2011

Makassar

Bani T -SKKMigas

38

2012

Palembang

Bani T -SKKMigas


HAGI ANNOUNCEMENT

JADWAL TRAINING

HAGI 2015

N O

PLAN SCHEDULE

THEME

INSTRUCTOR

TOPIC

VENUE

MEMBER PRICE

NON MEMBER PRICE

Bali

31.000.000

32.000.000

D. I. Yogyakarta

27.000.000

28.000.000

Bandung

28.000.000

29.000.000

Garut

TBA

TBA

Bali

27.500.000

28.500.000

Malang

29.000.000

30.000.000

Jogja

28.500.000

29.500.000

1

Januari

26-30

Geophysics

Mark Stevenson Sams, Ph.D /Farid Hosni

Essential of Rock Physics for Seismic Amplitude Interpretation & Inversion Workshop

2

Februari

09-13

Geophysics

Dr. Supriyono /Prof. Dr. rer. nat. Awali Priyono

Fundamental Seismic Methods

3

Maret

02-06

Geophysics

Sonny Winardhie Ph.D & Wahyu Triyoso Ph.D

Seismic Data Analysis for Exploration and Development

4

April

20-24

Geothermal

5

6

April

May

27-1

4-8

Geology

Geology

Bill Cumming

Geothermal

Agus Mochamad Ramdhan, Ph.D

Pore Pressure Prediction & Wellbore Stability

Abdul Latif Setyadi, ME

Static 3D Modelling, An Advance Geostatistical and Practical Techniques, emphasis of Carbonate Reservoirs

7

Juni

08-12

Geology

Ngakan Alit Ascaria

Carbonate Reservoir & Seismology for Exploration and Development; Case Study, Workshop & Fieldtrip

8

Agustus

3-7

Geology

Dr. Asnul Bahar

Efficient Transformation of static to dynamic reservoir model

Manado

29.500.000

30.500.000

9

Agustus

10-14

Geophysics

Prof. Tapan Mukerji

Rock Physics for Seismic Reservoir Characterization

Lombok

31.000.000

32.000.000

10

Agustus

10-14

Geology

Abdul Latif Setyadi, ME

Transitional and Deltaic Static Modelling, From Structure to Uncertainty Analysis

Jogja

29.000.000

30.000.000

11

Agustus

24-28

Geology

Awang Harun Satyana

Petroleum Geology and Petroleum Systems : Current Knowledge

Malang

29.500.000

30.500.000

12 September

07-11

Geophysics

Dr. Alpius Dwi Guntara

Seismic Parameter, Design and Operation Quality Control

Bali

28.000.000

29.000.000

13 September

07-11

Geophysics

Dr. Andri Dian Nugraha

Microseismic Monitoring for Exploration and Explotation

Bandung

27.000.000

28.000.000

Awang Harun Satyana

Tectonics and Structural Geology For Petroleum Exploration & Production: Theory and Application For Indonesia

Balikpapan

29.500.000

30.500.000

September 14 November

(TBA)

Geology

15

Oktober

05-09

Geophysics

Richard Kuzmizki

Borehole Geophysics: Theory and Practice

Bali

31.000.000

32.000.000

16

November

02-06

Geophysics

Jean Jacques Chameau

3D Seismic Acquisition TZ/OBC

Jogja

29.500.000

30.500.000

Tom Davis

Unconventional Reservoir Characterization

Batam

33.000.000

34.000.000

Abdul Latif Setyadi, ME

From Conceptual Geology to Solid Facies Model, An Advanced and Completed Technique

Surakarta

29.000.000

30.000.000

Dr. Eng. Bagus Endar Bachtiar Nurhandoko

Quantitative Characterization of Complex Reservoir: Carbonate, Stratigraphic, Fracture Basement

Surakarta

27.500.000

28.500.000

17

November

23-27

Geophysics

18

Desember

07-11

Geology

19

Desember

07-11

Geophysics

g eor esonansi

51


HAGI ANNOUNCEMENT

Pengurus Pusat HAGI Periode 2014-2016 VISI

Menjadikan HAGI sebagai Organisasi Profesi Ilmu Kebumian yang mandiri, profesional dan terpercaya serta mampu berkolaborasi dan berkontribusi dengan seluruh stakeholdernya.

MISI

• Meningkatkan manfaat keanggotaan HAGI bagi anggotanya, melalui kolaborasi elemen akademik, industri, dan institusi pemerintah, dalam bentuk peningkatan dan sosialisasi pendidikan ilmu geofisika serta aplikasinya, guna melahirkan generasi HAGI yang profesional.

• Meningkatkan peran HAGI dalam kehidupan bermasyarakat, melalui kontribusi informasi dan tenaga ahli, dalam upaya untuk penanggulangan / mitigasi dan informasi bencana alam serta pengembangan dan pemanfaatan ilmu geofisika.

• Menempatkan HAGI sebagai organisasi profesi yang strategis dalam perannya sebagai salah satu bagian penting dalam konsep Ketahanan Energi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Penasehat Adriansyah Elan Biantoro Yosi Hirosiadi Sri Widiyantoro Presiden Dicky Rahmadi A. Sekjen Internal Madong M. Hutahaean Sekjen Eksternal Roy Baroes Bendahara Rusalida Raguwanti Yosa Al Mizani Sekretariat Arida Chyntia Andriani Nurtifriani Gati Rixy Ganesha Putra Kadarisman Joko Andi Wibowo VP Organisasi & Komwil Andi M. Adiwiarta Membership & Database Mika Hadi Suryapranata IT & Website Agus Muhammad Ustad Fahdi Maula Akhmad Aksin

52

g eor esonansi


Komisariat Wilayah Riky Hendrawan Bayu Pandito Mohamad Nurohman Krisnayadi Student Tri Handayani Aldis Ramadhan Elok Galih Karuniawati VP Science & Technology Irwan Meilano Leonard Lisapaly Supriyono Ginanjar Wahyu Srigutomo Muzli POKJA Kurikulum Geofisika A. Syaiful Bachri (Koor. Tim) POKJA Ketahanan Energi Elan Biantoro (Koordinator Tim) VP Sertifikasi Alpius Dwi Guntara Agung Adi Susanto Andreo Hans N. Pakpahan Yusi Firmansyah VP PIT & Special Event Gustryansyah Mishar PIT Teguh P. Wahyono Surya Nuratmaja Course & Special Event Iman Firman S. Helmi Indrajaya Oktarianto Arif Gunawan VP Eksternal Government Relation Poetri Monalia Aryo Radityo Jauhar Fuadi Industrial & University Nisa Indah Pujiresya Yana Hendrayana Bani Tiofan Tampublon Hazard & Mitigation Adji Gatot Tjiptono Sheila Anastasia Rio Imanuel Sebayang Dadang Suwargono VP Journal & Publication Randy Condronegoro Publication Zulfakriza Zulhan Cicilia Maya Resha Tuhar Zainul Hamzah M. Salahudin Journal Andri Dian Nugraha Miranthi Chandra Dewi Mawar Indah Nursina Muhammad Rusli M.

g eor esonansi

53


BER

HADIAH Temukan 11 tokoh yang turut memberikan kontribusi dalam keilmuan geofisika! J

O

S

A

M

P

E

R

O

D

E

D

A

Y

C

O

R

B

U

T

I

O

S

L

O

V

I

R

D

E

J

E

A

N

M

O

R

L

E

T

A

I

H

A

L

F

R

E

N

D

U

B

O

G

I

A

N

L

U

A

P

R

E

N

D

A

L

F

R

E

D

W

E

G

E

N

E

R

W

A

R

N

E

T

H

I

N

T

E

R

A

L

G

E

R

I

A

N

A

K

N

U

T

U

H

E

N

D

A

H

E

R

Y

A

N

T

H

Y

A

D

A

D

O

U

M

O

N

I

A

T

O

B

E

R

L

I

A

N

T

A

S

R

R

I

Z

I

M

R

S

K

I

Y

O

O

W

A

D

A

T

I

M

C

H

I

N

O

C

M

Y

L

I

M

B

U

A

N

T

H

O

N

Y

R

H

E

S

A

W

O

Y

P

A

R

A

N

G

K

E

M

A

W

A

R

A

L

U

T

H

I

N

A

R

M

I

S

B

U

N

A

R

O

A

N

G

N

U

R

M

A

L

A

L

A

I

M

I

N

E

S

T

U

Y

U

D

A

E

M

A

U

J

S

S

A

T

S

A

N

U

R

B

A

L

I

H

U

G

O

B

E

N

I

O

F

F

T

T

N

Y

O

M

A

N

K

R

E

S

N

A

E

S

L

I

N

A

A

K

A

J

O

S

E

P

H

F

O

U

R

I

E

R

O

M

E

O

R

R

A

N

A

C

O

N

D

A

R

A

P

U

H

A

G

A

N

A

L

I

H

M

Z

U

L

F

A

K

R

I

Z

A

S

O

L

E

H

A

T

A

Z

A

E

I

A

U

G

U

S

T

U

S

E

D

W

A

R

D

L

O

V

E

T

R

A

N

D

Y

C

O

R

B

U

Z

I

E

R

M

A

R

T

I

N

U

C

H

A

R

L

E

S

F

R

A

N

C

I

S

R

I

C

H

T

E

R

O

C

E

K

A

L

I

G

I

S

P

I

N

T

E

R

E

S

T

U

N

Kirimkan jawaban ke sekretariat HAGI publikasi@hagi.or.id dan dapatkan hadiah menarik untuk 3 pemenang!

54

g eor esonansi


1

2

3

Mendatar

1. Yang merusak data 5. Alat penerima gelombang dalam akuisisi seismik 8. Anomali gravitasi 10. Pelemahan gelombang 12. Global positioning system 13. Salah satu mode dalam pengukuran metode VLF 14. Penghantar arus listrik pada metode geolistrik 15. Hambatan 17. Ilmu yang mempelajari bumi 18. Terkenal dengan bukunya tentang pengolahan data seismik

Menurun 2. 3. 4. 5.

Tipe gunung api Persamaan untuk mengubah domain waktu ke frekuensi Ekstraksi gelombang Log yang biasa dipakai untuk membedakan shale dan batupasir 6. Normal Move Out 7. Awan hujan 9. Kekentalan fluida 11. Kemampuan media untuk melewatkan suatu fluida 16. Fenomena arus elektromagnetik

4

5

6 7 8 9

10 11

12

13

14

15

16

17

18

g eor esonansi

55


KESEMPATAN BERIKLAN DI

EFEKTIF BERIKLAN DI MEDIA KHUSUS KOMUNITAS PAKAR DAN INDUSTRI KEBUMIAN

HARGA IKLAN 2015 1 Halaman Cover Belakang (Back Cover) 1 Halaman Cover Dalam

Belakang (Inner Back Cover)

1 Halaman Tengah (Spread) Full Color

56

Rp 35.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000

1 Halaman Isi Full Color

Rp 25.000.000

3/4 Halaman Isi Full Color

Rp 20.000.000

1/2 Halaman Isi Full Color

Rp 15.000.000

1 Halaman Isi B/W

Rp 10.000.000

3/4 Halaman Isi B/W

Rp 7.500.000

1/2 Halaman Isi B/W

Rp 5.000.000

g eor esonansi

• Total Biaya Paket Iklan Belum Termasuk PPN 10% • Materi High Resulution di kirim via email atau kurir, sebelum cetak maksimal tgl 25 setiap terbitnya • Pembayaran iklan dilakukan setelah iklan tayang dan bukti dikirimkanan ke pemasang iklan • Pembayaran iklan dilakukan sesuai dengan kesepakatan besama

IKLAN DAN PROMOSI

Patra Office Tower Suite 2045 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 32-34 Jakarta Selatan 12950 T/F. 021-5250040 Email : secretariat@hagi.or.id Arida Chyntia Andriani (081288924225) Ganesha Putra (082122727088)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.