

Pengaruh Keberadaan Kampus di Malang Terhadap Perubahan Fisik
Kawasan di Sekitarnya (Studi Kasus Kelurahan Ketawanggede)
Disusun Oleh:
HashfianArdhana
Nining Hardiana
Rinastya Viorinza WK Abstrak
Setiap tahun di Indonesia terjadi mobilitas penduduk dalam bentuk migrasi pelajar dan mahasiswa yang menuntut ilmu. Daerah tujuan migrasi pelajar dan mahasiswa tersebut adalah kota-kota besar di Indonesia, tidak terkecuali Kota Malang. Wilayah yang paling besar menerima migrasi pelajar
adalah Kelurahan Ketawanggede. Kelurahan Ketawanggede merupakan kelurahan dengan
kawasan stategis dimana disekitar kelurahan tersebut terdapat berbagai macam kampus. Kampuskampus tersebut diantara lain adalah Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, UIN
Maulana Malik Ibrahim, Universitas Islam Malang, dan Politeknik Negeri Malang. Dengan
Keberadaan Kelurahan Ketawanggede yang strategis, menjadikan Kelurahan Ketawanggede termasuk ke dalam kawasan pendidikan, sehingga memberikan efek ganda terhadap perubahan
aktivitas yang beragam pada daerah sekitarnya, misalnya pembangunan perumahan di sekitar yang semakin banyak dan meningkatnya aktivitas perdagangan dan jasa. Selain itu, Kawasan
Pendidikan ini sangat mempengaruhi Kelurahan Ketawanggede dari segala aspek, baik itu aspek fisik, ekonomi, maupun sosial budaya.
I. Gambaran Umum Kelurahan Ketawanggede (Hashfian)
Kelurahan Ketawanggede adalah salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan
Lowokwaru, Kota Malang. Kelurahan Ketawanggede merupakan kelurahan di Kecamatan
Lowokwaru dengan tingkat perkembangan yang tinggi selain Dinoyo dan Jatimulyo dikarenakan mulai memadat akibat permukiman yang terbentuk dengan sendirinya. Perubahan fisik di Kelurahan Ketawanggede sudah mulai berubah tidak hanya menjadi kawasan pemukiman, tetapi juga merupakan kawasan perdagangan dan jasa khususnya kos-kosan (Mahendra & Pradoto, 2016).
Kelurahan Ketawanggede merupakan kelurahan dengan kawasan stategis dimana disekitar

kelurahan tersebut terdapat berbagai macam kampus. Kampus-kampus tersebut diantara lain
adalah Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, UIN Maulana Malik Ibrahim, Universitas Islam Malang, dan Politeknik Negeri Malang. Keberadaan kampus-kampus tersebut
memilikidayatarikbagimahasiswadiluarwilayahkampusuntukdatangdantinggaldisekitarnya.
Fenomena ini mengakibatkan peningkatan permintaan akan lahan serta fasilitas pendidikan.
Dampaknya, terjadi pergeseran fungsi lahan dari pertanian atau sawah ke lahan terbangun yang
digunakan untuk keperluan permukiman, perumahan, sarana pendidikan, dan fasilitas kegiatan mahasiswa (A.Munggiartia & Buchori, 2015).
Pada gambar di atas, terlihat perubahan yang mencolok dalam Kawasan terbangun di Kecamatan Lowokwaru, terutama di Kelurahan Ketawanggede.Area Ketawanggede, yang berada
dalam kawasan peri urban di sebelah utara Kota Malang, menunjukkan perubahan drastis dalam
intensitas warna yang mengindikasikan peningkatan yang signifikan dalam luas lahan yang
terbangun. Perubahan ini mencerminkan dinamika perkembangan wilayah Ketawanggede dalam
periode waktu tertentu.
Kepadatan yang ada di Kelurahan Ketawanggede tidak lepas dari urbanisasi atau migrasi
mahasiswa dari berbagai kampus yang ada di Kota Malang. Hal tersebut menjadikan mahasiswa
atau pendatang sebagai sumber ekonomi masyarakat di Kelurahan Ketawanggede. Sehingga
muncul adanya perubahan fisik kawasan Kelurahan Ketawanggede dari tahun ke tahun untuk
Gambar 1. Pola Persebaran Kepadatan Lahan terbangun Tahun 1990 dan 2010 Sumber: (Mahendra & Pradoto, 2016)melayani banyaknya mahasiswa/ pendatang di Kelurahan Ketawanggede. Banyaknya mahasiswa/ pendatang mengakibatkan Kelurahan Ketawanggede memiliki banyak indekos untuk menampung para mahasiswa ataupun pendatang. Berikut merupakan jumlah indekos di Kelurahan
Ketawanggede:
Total Jumlah Indekos di Kelurahan Ketawanggede 107
Sumber: (Isabel, 2018)
Banyaknya jumlah indekos di Kelurahan Ketawanggede menjadikan Kelurahan
Ketawanggede memiliki kepadatan bangunan yang tinggi. Selain itu, setiap tahunnya jumlah indekos di Kelurahan Ketawanggede selalu bertambah guna melayani mahasiswa/ pendatang. Hal tersebut mengakibatkan perubahan fisik kawasan di Kelurahan Ketawanggede.
II. Urbanisasi/Migrasi Mahasiswa
Setiap tahun di Indonesia terjadi mobilitas penduduk dalam bentuk migrasi pelajar dan mahasiswa yang menuntut ilmu. Daerah tujuan migrasi pelajar dan mahasiswa tersebut adalah kota-kota besar di Indonesia, tidak terkecuali Kota Malang. Pendatang yang berasal dari luar
Malang kebanyakan pelajar dan mahasiswa yang berpengaruh pada bertambah padatnya jumlah penduduk, sementara pelajar dan mahasiswa yang lulus dan meninggalkan Malang jumlahnya tidak sebanding dengan mereka yang masuk. Daerah asal pelajar dan mahasiswa pun beragam, mulai dari ujung barat Indonesia sampai dengan ujung timur Indonesia.
Perpindahan/mobilitas penduduk di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu pada akhirnya membentuk pola tertentu, seperti yang terjadi di Kota Malang. Pola migrasi yang dilakukan pelajar dan mahasiswa pendatang di Kota Malang termasuk migrasi sirkuler atau migrasi musiman, yaitu migrasi dimana seseorang berpindah tempat tetapi tidak untuk menetap dan masih mempunyai keluarga atau mempunyai kaitan dengan daerah asal.
Pelajar atau mahasiswa yang datang dari luar kota dan tinggal di suatu tempat di Kota
Malang, biasanya pada awal mereka akan tinggal di tempat/rumah keluarga, rumah teman sekampung atau sekolah, asrama pelajar dan mahasiswa daerah, penginapan, wisma, dan hotel. Beberapa hari lamanya mereka tinggal disitu, bahkan hingga beberapa minggu atau bulan, sambal mengenal situasi dan keadaan sekitar sekolah atau kampus. Mereka yang tetap memutuskan untuk tinggal di Malang dalam jangka waktu tertentu biasanya memilih tinggal di kost, rumah kontrakan, atau menumpang di rumah saudara/teman. Perpindahan atau mobilitas mereka inilah yang
kemudian dapat dikategorikan sebagai pola migrasi sirkuler atau migrasi musiman.
Pola migrasi sirkuler yang terjadi tersebut, salah satu penyebabnya karena faktor
Pendidikan. Migrasi pelajar dan mahasiswa pendatang tersebut secara tidak langsung meningkatkan jumlah penduduk Kota Malang yang memberikan dampak terhadap kepadatan penduduk. Dampak dari migrasi lainnya yang demikian besar adalah meningkatnya kebutuhan sarana dan prasarana kota. Salah satu sarana dan prasarana yang dibutuhkan masyarakat perkotaan adalah pendidikan tinggi (Tae, Setijawan, & Gai, 2019) Kehadiran sebuah peguruan tinggi di sebuah kawasan selalu mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap perkembangan sebuah kota, baik secara fisik maupun non fisik. Dampak pada kota secara non fisik adalah berkembangnya perekonomian khususnya harga lahan/perumahan, perkembangan lapangan pekerjaan, sosial (kelompok-kelompok perumahan permanen berganti fungsi menjadi pemondokan sementara), jumlah penduduk kelas menengah dan budaya (selera yang seragam atau penyediaan layanan). Dampak secara fisik adalah perubahan fungsi bangunan da Kawasan terbangun (Tae, Setijawan, & Gai, 2019).

Dampak fisik dan non fisik tersebut salah satunya diakibatkan oleh migran dari berbagai
nusantara yang semakin bertambah sehingga semakin padatnya bangunan terutama permukiman yang diakibatkan oleh masyarakat pelaku usaha baik penduduk asli maupu pendatang serta mahasiswa sebagai hak menuntut ilmu dengan segala kebutuhannya sehingga perkembangan
sector ekonomi seperti perdagangan dan jasayang semakinharisemakinmenjamurperkembangan
jumlah penduduk dalam suatu wilayah perkotaan sering diikuti oleh adanya peningkatan
kebutuhanakanruang. Kotasebagaiperwujudangeografisselalumengalamiperubahandariwaktu ke waktu. Dua factor utama yang sangat berperan adalah factor penduduk (demografis) dan aspekaspek kependudukan (Tae, Setijawan, & Gai, 2019)
Faktor-faktor kependudukan salah satunya adalah disebabkan oleh adanya perguruan
tinggi yang semakin mendorong adanya aspek ekonomi yang dimana ketika terjadi pertambahan
penduduk di suatu wilayah atau perkotaan dan atau kota akan menyebabkan terjadinya perubahan ekonomi yang pesat untuk memenuhi kebutuhan kota tersebut. Dengan adanya perguruan tingg, suatu kota dapat menarik minat mahasiswa untuk datang dan pada akhirnya mendatangkan pendapatan bagi kota tersebut (Tae, Setijawan, & Gai, 2019). Menurut Sulistiawan dan Dewi (2014), salah satu aktivitas pengaruh adanya perguruan tinggi adalah adanya pembangunan rumah
kost di sekitar lokasi kampus perguruan tinggi membuat para pemilik usaha berinisiatif untuk
membangun usaha untuk kebutuhan mahasiswa sehari-hari, terutama bagi yang tinggal di sekitar perguruan tinggi. Adapun aktivitas perdagangan yang ditunjukkan untuk mahasiswa adalah kebutuhan sehari-hari seperti toko, rumah makan, dan lain-lain yang berlokasi dekat dengan kost.
III. Kampus Sebagai Penggerak Ekonomi
Proses pembangunan ekonomi dengan adanya kecenderungan pemusatan penduduk dan ketersediaan fasilitas, maka investasi di wilayah inti pada mulanya lebih efisien akan memanfaatkan keuntungan-keuntungan eksternal. Kepadatan jumlah penduduk pada akhirnya
juga disertai semakin beragamnya pemanfaatan lahan oleh masyarakat. Beragam jenis usaha
melengkapi fungsi hunian merak menjadi fungsi yang lebih kompleks. Kawasan permukiman sekitar kampus sedikit demi sedikit menjadi kawasan perdagangan dan jasa.
Kampus atau universitas memiliki peran utama dalam mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan atau bergerak di jasa pendidikan. Namun demikian, kampus sebagai tempat belajar sejatinya juga memiliki peran sebagai penggerak ekonomi. Perputaran uang
yang ditimbulkan dari kegiatan pembelajaran di kampus tidak bisa disepelekan. Peningkatan jumlah populasi sebagai akibat migrasi karena pendidikan berarti meningkatkan permintaan
barang kebutuhan. Barang kebutuhan yang dimaksud seperti makan, tempat tinggal, jasa percetakan dan lain-lain. Wilayah sekitar kampus adalah pasar. Hal ini dikarenakan dengan keberadaannya maka wilayah sekitarnya merupakan lokasi produksi di mana mahasiswa datang
ke pasar untuk memenuhi kebutuhannya akan makan, minum, kos, fotokopi dan segala kebutuhan
kuliahnya. Untuk memenuhi kebutuhanmahasiswa,masyarakat membukausahadi sekitarkampus agar mahasiswa dapat lebih mudah mendapatkan segala kebutuhannya (Ramdhani, 2013).
Wabah virus Corona yang semula hanya di prediksi berlangsung dalam hitungan minggu ternyata menjadi panjang. Ditambah dengan ketakutan dengan semakin ganasnya virus corona yang membuat berjatuhan korbanmeninggal, para mahasiswapunakhirnya meninggalkankampus untuk jangka yang lama. Pengelola tempat makan sendiri juga memilih tutup karena ketakutan penularan virus dan adanya aturan di kala pandemi. Hal ini mengakibatkan banyak bisnis yang memiliki pangsa pasar mahasiswa mengalami masa redup selama pandemi. Tidak banyak dari merekayangterpaksamenutup usahanyadanmengakhiri denganmenjual rumahkosnya (Istijanto, he effects of perceived quality differences between the traditional classroom and online distance learning on student satisfaction: evidence from COVID-19 pandemic in Indonesia, 2020)
Setelah hampir 3 tahun pandemi berjalan, kini kampus mulai membuka kembali pembelajaran secara tatap muka. Pembukaan kampus menggerakkan kembali roda bisnis yang menggantungkan hidupnya pada aktivitas kampus. Komponen lainnya yang ikut berputar dengan adanya pembelajaran tatap muka di kampus adalah bisnis transportasi. Mahasiswa membutuhkan transportasi pulang pergi ke kampus. Selanjutnya, bisnis yang ikut berputar kencang adalah makanan. Banyak dijumpai mahasiswa makan di tempat-tempat sekitar kampus. Hal lain yang juga mendorong pergerakan ekonomi di kampus yaitu dengan adanya kafe. Mahasiswa menyatakan pembelajaran tatap mula mendorong merek untuk mengeluarkan biaya sosial untuk mengisi waktu luang seperti nongkrong di kafe, menonton bioskop atau jalan-jalan di mal (Istijanto, 2022).
Kini kampus melakukan pembelajaran tatap muka, berbagai bisnis terkait kebutuhan mahasiswa menemukan kebangkitannya kembali. Saat ini, kondisi usaha kos-kosan sudah berubah
180 derajat dibanding saat pandemi kemarin. Kos-kosan mulai dipenuhi mahasiswa, banyak kendaraan berjajar di parkiran kampus, kantin di penuhi mahasiswa yang membeli makanan, penyedia laundry memutar kembali mesin cucinya dan masih banyak lagi. Pengelola kos yang bertahan selama pandemi akhirnya menemukan kembali peluangnya. Bisnis memiliki rantai yang
salin terkait. Ada bisnis yang memiliki dampak positif dari pembelajaran tatap muka di kampus, dan ada juga yang merupakan turunannya. Ekosistem bisnis merupakan komunitas ekonomi yang di dukung oleh interaksi para anggotanya, yaitu para organisasi dan para individu yang
menghasilkan barang dan jasa yang memiliki nilai untuk pelanggan. Kampus sebagai ekosistem
pembelajaran mampu menggerakkan ekonomi di sekitar kampus dengan mahasiswa sebagai pelanggannya (Q-S, 2020).
Penggunaanlahanerat kaitannyadengan aktivitas manusiadansumber daya lahan.Setiap bentuk penggunaan lahan merupakan hasil dari upaya manusia yang sifatnya terus menerus dalam memenuhi kebutuhannya. Pergeseran penggunaan lahan berlangsung secara searah dan bersifat irreversible (tidak dapat balik).Densifikasi bangunan yang terjadi secara terus menerus dan tidak terkendali dapat menyebabkan terciptanya saturated settlement, yaitu permukiman yang didalamnya tidak terdapat lagi ruang kosong. Keberadaan kampus mengalami pengaruh yang signifikan terhadap daerahsekitarnya.Daerahsekitarkampus menjadi padat olehmahasiswa. Kelurahan Ketawanggede termasuk dalam kawasan pendidikan, maka banyak memberikan efek ganda terhadap perubahan aktivitas yang beragam pada daerah sekitarnya, misalnya pembangunan perumahan di sekitar yang semakin banyak dan meningkatnya aktivitas perdagangan dan jasa. Selain itu, tingkat kunjungan orang ke lokasi ini semakin bertambah, ditandai dengan tingginya arus mahasiswa yang masuk ke Kelurahan Ketawanggede. Hal tersebut juga tidak menutup
kemungkinan bahwa harga lahan atau nilai lahan pada kelurahan tersebut akan terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari perubahan guna lahan yang berada di sekitar kelurahan
ketawanggede, terutama di sekitar kampus. Permukiman yang dulunya hanya digunakan sebagai tempat tinggal sekarang berubah fungsi menjadi kost-kost an dan area pedagangan dan jasa. Selain itu, harga tanah atau lahan yang berada di sekitar kawasan ketawanggede terutama di sekitar kampusjugamenjadimahal.Dapatdilihatdarihargasewakost-kost anataurumahkontrakanlebih mahal yang berada di sekitar kampus daripada yang berada jauh dari kampus. Jalan-jalan di sekitar


kampus juga menjadi ramai bahkan macet di saat-saat tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin banyak mahasiswa yang berkunjung dan beraktivitas di sekitar kampus.
Dari kedua peta tersebut, dapat dilihat bahwa karakteristik kawasan yang terdapat pada
Kelurahan Ketawanggede tidak banyak yang berubah. Hal ini dikarenakan keberadaannya sudah berada pada Kawasan Pendidikan dari tahun 2003. Kawasan Pendidikan ini sangat mempengaruhi
Kelurahan Ketawanggede dari segala aspek, baik itu aspek fisik, ekonomi, maupun sosial budaya.


Dari aspek fisik, kepadatan bangunan yang terdapat pada Kelurahan ini semakin tahun semakin
tinggi hingga tidak memenuhi persyaratan teknis suatu perumahan. Dari aspek ekonomi, mempengaruhi kondisi fisik dari Kelurahan ini karena berada pada Kawasan Pendidikan sehingga
menuntut untuk memenuhi kebutuhan ekonomi yang mengakibatkan padatnya bangunan.
Sedangkan dari aspek sosial budaya, secara tidak langsung mempengaruhi keberadaan dari
Kelurahan ini karena banyak budaya-budaya baru yang masuk dan perilaku-perilaku sosial.
DAFTAR PUSTAKA
A.Munggiartia, & Buchori, I. (2015). PENGARUH KEBERADAAN PERGURUAN TINGGI
TERHADAP PERUBAHAN MORFOLOGI KAWASAN SEKITARNYA. Journal of Geomatics and Planning
Isabel, T. (2018).Aspek Persepsi dalam Membangun Kebutuhan Privasi Rumah Indekos di Sekitar Universitas Brawijaya.
Istijanto. (2020). he effects of perceived quality differences between the traditional classroom and online distance learning on student satisfaction: evidence from COVID-19 pandemic in Indonesia. Assurance in Education, 477-490.
Istijanto. (2022). Exploring factors impacting students’motivation to learn using face-to-face, online and hybrid learning. Assurance in Education
Mahendra, Y. I., & Pradoto, W. (2016). Transformasi Spasial di Kawasan Peri Urban Kota Malang. Jurnal Pembangunan Wilayah & Kota.
Q-S. (2020). Estimating the daily trend in the size of the COVID-19 infected population in Wuhan. Assurance in Education, 1-8.
Ramdhani. (2013). Karakter dan Pola Tata Ruang Kawasan Sekitra Kampus Universitas Brawijaya. RUAS, 11.
Tae, D., Setijawan,A., & Gai,A. (2019). Pengaruh Keberadaan Perguruan Tinggi Negeri di Kota Malang Terhadap Ekonomi di Kawasan Sekitar. eprints.itn, 1-9.