Perlawanan desember 2005

Page 4

bagi DPR, yaitu naik dari Rp 10 juta per bulan menjadi 50 juta per bulan. Sangat disayangkan, DPR langsung menerima rencana tersebut. Pemerintah mengambil pilihan mengorbankan rakyat ditengah situasi krisis minyak akibat adanya monopoli penguasaan migas oleh beberapa gelintir negara imperialis, khususnya AS. Naiknya harga minyak dunia dan krisis minyak yang terjadi di dalam negeri, semua ini adalah akibat dari kebebalan pemerintah SBY-JK yang meskipun sudah dikritik oleh banyak kalangan masih saja membuat kontrak karya migas yang merugikan Indonesia.

harganya naik maka EMOI mendapat 6,5 %, jika harga minyak turun maka EMOI mendapat 13,5 %. Kesepakatan tersebut jelas merugikan Indonesia. Padahal jika Blok Cepu bisa dikuasai Pertamina, maka akan bisa mendongkrak produksi minyak Indonesia sebesar 170.000 barrel perhari. Dengan demikian Indonesia bisa melepaskan diri dari predikat netoil importir yang sudah melekat selama beberapa tahun belakangan ini. Selama ini kwantitas impor minyak lebih besar daripada ekspornya. Baihaki Hakim saat menjabat Direktur Utama Pertamina dalam rapat

Menjual Blok Cepu untuk AS Kontrak karya migas terbaru yang tidak adil adalah kontrak eksplorasi minyak di Blok Cepu yang dibuat oleh Pertamina (dengan intervensi pemerintah) dengan Exxon Mobil Oil. Exxon Mobil Oil adalah merger antara 2 perusahaan raksasaa AS, yakni Standard Oil Company yang berbasis di New Jersey/Exxon dan Standard Oil Company New York/Mobil Oil. Keduanya adalah perusahaan milik John Rockefeller’s Standard Oil Trust. Sengketa kontrak yang terjadi sejak lama tersebut berakhir dengan kesepakatan diantaranya; Pertama, Exxon Mobil Oil Indonesai (EMOI) berhak melakukan eksplorasi dan eksploitasi sampai tahun 2010; Kedua, volume pernyertaan modal adalah fifty-fifty (50 % - 50 % bagi Pertamina - Exxon Mobil ), dengan catatan masing-masing menjual 5 % untuk pemerintah daerah; Ketiga, bagi hasil untuk EMOI yang disepakati adalah 13, 5 % batas tertinggi dan 6,5 % batas terendah sesuai dengan harga minyak dunia, jika minyak

dengar pendapat umum dengan DPR Mei 2003 pernah mengatakan bahwa pruduksi minyak nasional sebesar 1, 2 juta barrel per hari tidak mencukupi kebutuhan BBM nasional yang jumlahnya mencapai 1 juta barrel per hari. Hal ini diakibatkan 40 % dari total produksi migas nasional adalah milik kontraktor asing dengan system bagi hasil. Hal ini menyebabkan krisis minyak di dalam negeri. Pada triwulan pertama 2004, produksi minyak mentah tercatat hanya 0,98 juta barrel perhari. Padahal pada tahun 1999, produksi minyak masih tercatat sekitar 1,4 juta barel perhari. Hal ini berarti turun sekitar 30 % dalam waktu 4 tahun. Banyak kalangan mengatakan ini merupakan

kejadian luar biasa dalam sejarah industri perminyakan dunia, Nyaris tidak ada negara yang mengalami penurunan produksi sedrastis itu dalam waktu yang relatif singkat. SBY-Kalla mempunyai pandangan yang keliru ditengah situasi krisis minyak yang terjadi di dalam negeri. SBY-Kalla dan tim ekonominya kerap berargumentasi bahwa rendahnya produksi migas dalam negeri menuntut adanya reformasi di sektor migas. Pertamina dituntut untuk meningkatkan produksi agar menjamin pemenuhan minyak dalam negeri. Desakan mengeksplorasi Blok Cepu semakin intensif dilontarkan SBYJK ketika harga minyak mentah dunia mengalami peningkatan secara drastis. Alasanya naiknya minyak dunia akan mengakibatkan terjadinya defisit APBN 2005. Pemerintah beralasan bahwa biaya subsidi meningkat karena biaya impor juga meningkat. Dengan segera dieksplorasinya Blok Cepu maka akan bisa membantu pemerintah untuk mengurangi defisit. Akibatnya, ada keharusan bagi Pertamina untuk mempercepat renegosiasi kontrak dengan EMOI, bila Pertamina hendak mengelola sendiri hal ini tentu dihadapkan pada kemampuan financial dan teknologi dari Pertamina yang kurang memadai. Kosekwensi ini tentu mempunyai kecenderungan lemahnya posisi Pertamina dalam proses perundingan. Jika tidak mempuanyai kesanggupan maka Pertamina harus rela melepaskan ladang-ladang minyak dibawah pengelolaanya kepada pihak yang dianggap berkompeten. Sementara itu, dalam situasi sekarang penimbunan minyak ke luar negeri semakin deras. Ada usaha-usaha dari kalangan tidak bertanggung jawab yang selalu menimbun dan

PERLAWANAN 3


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.