Gelora edisi agustus 2009

Page 1


Dari Redaksi !!!

Daftar isi :

Salam Demokrasi !

Fokus : Hal 1— 4 Kemenangan SBY-Budiono Hak Anak Indonesia Atas Pendidikan

PEMILU Capres-Wapres telah selesai, hasilnya SBY-Budiono menunjukan kemenangan yang cukup telak di banding para pesaingnya, pasangan Mega-Prabowo dan JK-Wiranto. Meskipun sampai hari ini kemenangan pasangan SBY-Budiono bisa saja di batalkan jika gugatan kecurangan yang diajukan oleh kubu JK-Wiranto dan Mega-Prabowo di kabulkan oleh MA, yang kemudian akan menghasilkan PEMILU Capres-Cawapres putaran dua. Akan tetapi secara umum PEMILU 2009 terbukti tidak mampu memberikan perubahan yang fundamental terhadap penghidupan rakyat Indonesia. Dalam GELORA edisi 9 ini dari redaksi sengaja mengangkat tema ―Rejim Baru, Barang Lama‖ yang menunjukan sampai hari ini PEMILU di Indonesia tidak sanggup memberikan pilihan apapun selain terpilihnya rejim yang merupakan bagian dari klas berkuasa atau barang lama yang sudah kita tahu watak dan pendiriannya. Selain itu kita juga membawakan pesan solidaritas dari Danillo Ramos, Sekjend APC tentang perjalanan IRRI yang ke 50 tahun tanpa sanggup mengangkat kehidupan kaum tani dari kemiskinan bahkan dalam perjalanannya IRRI telah menyebabkan jutaan petani di Asia kehilangan kedaulatannya. GELORA ke 9 ini juga tetap mengabarkan beberapa peristiwa aksi dan perlawanan dari berbagai sektor gerakan, baik dari kampus, FMN atau bahkan rakyat secara umum. Selain itu menjelang tahun ajaran baru, dunia pendidikan Indonesia justru mengalami peristiwa yang sangat memalukan, seperti yang terjadi di Tangerang dan Tulung Agung ketika siswanya untuk belajar saja harus membawa meja kecil sendiri, atau di Manokwari Papua Barat, sekolah yang di segel pemilik tanah gara-gara pemerintah belum membayar ganti rugi tanah tersebut. Kemudian yang paling memalukan adalah SD dan SLTA di Pematang Siantar, Sumatera Utara yang tanah nya ditukar guling oleh Pemkot untuk di jadikan Hotel, sekolah di pagari dengan tembok seng sementara pintu kelas di las dan meja kursi di curi dari dalam kelas. sementara protes dari ribuan siswa dan orang tua di tanggapi dingin, bahkan kepala sekolah dan guru-guru yang tidak sepakat harus dimutasi keluar daerah. ***

Agenda : Hal 5—6 Mengabdi Pada Rakyat, Menyongsong Mahasiswa Baru di Kampus Dengan Aktivitas Ilmiah Gejolak Massa : Hal 7 Rezim Boleh Berganti, Rakyat Makin Menjadi

Penindasan

Terhadap

Gelora kampus : Hal 8 Komersialisasi Pendidikan Tetap Berjalan, Kampus Terus Bergelora Internasional : Hal 9— 11 Cukup 50 tahun buat IRRI Budaya : Hal 12— 13 Budaya Online Kamus : Hal 14 Lanjutan Tentang Feodalisme

Diterbitkan oleh Pimpianan Pusat Front Mahasiswa Nasional Penanggungjawab : Nur Shohib Anshary Pimpinan Redaksi : Catur Widi A Dewan Redaksi : Nur Shohib Anshary, Catur Widi A, Ahmad Fredi PW, L. Hasan Harisandi AME, Ummu Shonifah, Ika Amaliyah, Andi Rizaldi, Maweng, M. Syaiful Design dan Layout : Ipul Mbojo Koresponden : Julika A. Siregar (Medan), Kholisa Bara (Jambi), Sapta Putra Wahyudi (Palembang), M. Zainul (Bangka Belitung), Fredi Soni (Bandar Lampung), Rosidi (Jakarta), Asep Saefudin (Bandung), Helmi (Garut), Hari Kusuma (purwakerto), Ahmad Vicy (Tegal), M. Arif (Wonosobo), Yugo Daniyanto (Jogjakarta), Retno Suryani (Jombang), Ferdiandus Marambi (Malang), M. Isnaini (Surabaya), Dodi (Lamongan), Dedi S (Bojonegoro), Nandang Risadhe Astike (Denpasar), Zuki Zuarman (Mataram), Lalu Ages (LOTIM), Wardi Han (Makasar), Laode Alim (Palu), Surya Suparman (Bulu Kumba), Muhaimin Pamungkas (Pontianak), Indra (Manado). Alamat Redaksi : Kp Jawa Rawasari Gg. J RT 011 w 08 No 24 B Kecamatan Cempaka Putih-Jakarta Pusat Telpon : 02146598713 Email : gelorafmn@gmail.com Rekening : No. Rek 0043487720 BNI Cabang Bojonegoro atas nama Triana Kurnia Wardani. Redaksi menerima saran, kritik, dan sumbangan tulisan berupa naskah, artikel, berita serta foto jurnalistik yang tidak bertentangan dengan KONSTITUSI FMN. Tulisan ditulis pada kertas kwarto, spasi satu setengah, huruf verdana 9, di utamakan dalam bentuk mikrosof word. dan dikirim via email bulletin GELORA atau alamat redaksi GELORA.


Kemenangan SBY-Budiono Bukanlah Kemenangan Rakyat Indonesia

PEMILU 2009 ; Rakyat sudah memberikan pun hutang yang digelontorkan oleh berbagai suaranya, pemenangnya pun sudah bisa terlihat Negara. Bahkan pada kenyataannya krisis walaupun penghitungan suara masih terus dila- umum imprerialisme telah membawa ekonomi kukan. Dari penghitungan sementara dan pen- dunia kedalam kepanikan yang tidak kunjung ghitungan cepat (quick count) KPU dan lembaga usai. Defisit anggaran AS yang mencapai 1,09 -lembaga survey menunjukan pasangan SBY- Triliun U$D yang merupakan terbesar dalam seBudiono meraih suara 61% jarah AS, hal tersebut disusul Pasangan Megawati menggambarkan betapa -Prabowo 26%, baru kebiang imperialism ini dalam mudian pasangan JKkondisi yang bangkrut. PoWiranto. total suara pada tensi penarikan modal ke pemilu pilpres 2009 mencaluar negeri (capital flight) pai 176.367.056 juta jiwa, secara besar-besaran bisa dari hasil rekapitulasi KPU terjadi. Bahkan dari pemanterakhir pada tanggal 23 juli tauan Badan Kebijakan 2009 menunjukan, pasanFiska (BKF) departemen gan SBY-Budiono meraih keuangan, pertumbuhan 73.874.562 suara atau ekonomi 2009 akan lebih 60,80%, Mega-Prabowo buruk di banding perkiraan 32.548.105 (26,79%) dan sebelumnya. April 2009, JK-Wiranto 15.082.814 pertumbuhan masih di (12,41%), dipastikan bahwa perkirakan minus 1,3% pasangan SBY-Budiono akan akan tetapi pada juli 2009 menjadi pasangan presidenmenjadi minus 1,4%. wakil presiden. Tidak ada yang luar Berbagai upaya yang dilabiasa dalam pemilu 2009, kukan oleh pemerintahan SBY tetap yang terkuat. Jika Negara-negara imperialism ada kejutan, maka kejusesungguhnya tidaklah tannya adalah harapan Salah satu Poster kampanye SBY-Budiono memberikan perbaikan akan adanya pemilu 2 putaran dengan pe- yang fundamental, industri-industri di berbagai menang tetap SBY-Budiono, akan tetapi ken- Negara tetap mengalami kemunduran, bangkrut yataannya pemilu tetap saja satu putaran, se- dan hancur akibat krisis overproduksi yang di suai dengan keinginan SBY-Budiono dan tim ciptakan oleh imperialism sendiri. hukum pasar suksesnya, (mengingatkan kita pada iklan bebas ala imperialism telah menciptakan pro“illegal� jika ingin satu putaran maka pilih SBY- duksi yang tidak pernah memperhitungkan keBudiono). Pasar kecap manis yang di gelon- butuhan rakyat, anarkhisme produksi memang torkan oleh pasangan-pasangan capres-wapres karakter imperialism untuk tetap menyambung telah usai, ilusi politik akan perubahan yang dihidupnya, tetapi anarkhisme produksilah yang hasilkan lewat PEMILU 2009 akan terbukti, kemudian akhirnya membuat industry macet, karena defisit komitment politik antara janji dan defisit keuntungan, dan akhirnya gulung tikar realitas adalah hasil realistis dari system PEMILU atau bertekuk lutut di bawah perusahaan moala cara borjuasi. nopoli imperialis yang lain. Industri otomotif saat ini di ambang keKemenangan SBY-Budiono Ditengah Krisis bangkrutan, Toyota menutup perusahaannya di Umum Imperialisme yang Semakin Akut California AS, Renault menutup sebagian besar adalah Kemenangan Boneka Baru Imperial- dealernya, The Big Three (Ford, General Motor, isme. Crysaler) mengemis-emis minta talangan dana Dalam 5 tahun kedepan kita akan melihat dari pemerintah AS. Begitu juga dengan indusrakyat yang kembali menjadi tumbal atas ke- try penerbangan yang menyisakan PHK besarpentingan klas-klas penguasa yang di pimpin besaran di berbagai maskapai. Ratusan indusoleh boneka baru imperialism, SBY-Budiono. try media cetak gulung tikar di AS, contoh teraRejim SBY-Budiono dipastikan akan mengha- khir dialami oleh The Ann Arbor News di Michidapi krisis yang semakin akut derajatnya. Krisis gan AS yang bangkrut setelah beroperasi seyang menghantam imperialisme pada ken- lama 174 tahun. yataanya tidaklah mampu membaik walaupun berbagai program bantuan, stimulus fiskal mau- Masa Depan Rakyat Indonesia di Bawah


Rejim Boneka Baru SBY-Budiono adalah Suram. Sementara di dalam negeri ilusi politik bahwa dengan PEMILU akan mampu memecahkan berbagai problem rakyat Indonesia terus di gembor-gemborkan. SBY-Budiono sebagai pemenang PEMILU 2009 pada hakekatnya tidaklah akan mempunyai sesuatu yang berbeda dengan pendahulunya ataupun pemerintahan sebelumnya yang sama-sama di nahkodai oleh rejim boneka SBY-Kalla. Berbagai kegagalan pemerintah dalam menyelesaikan problem rakyat menjadi bukti yang paling kongkret. Hutang luar negeri Indonesia mencapai 1.456 Triliun selama SBY memerintah, sedangkan program stimulus fiskal sebesar 73.3 Triliun yang di gadang-gadang mampu menolong rakyat Indonesia di tengah krisis mengalami kebangkrutan. Realisasi penyerapan stimulus fiskal untuk proyek padat karya sampai akhir juni 2009 hanya sebesar 5%. bahkan tahun 2009 hanya 15% yang dialokasikan untuk proyek padat karya, sedangkan sisanya sebesar 85% atau Rp 61,1 Triliun dipakai untuk pemotongan pajak yang justru sangat menguntungkan kalangan menengah keatas yang mendapat keringanan pajak. Sehingga dengan demikian kemenangan SBY-Budiono bukanlah kemenangan bagi rakyat Indonesia bahkan dalam program-program yang dikampanyekan oleh pasangan pendukung neo-liberal ini tidak ada satupun program menyebutkan secara jelas bagaimana cara mengeluarkan rakyat Indonesia untuk lepas dari kemiskinannya. Saat ini lebih dari 32,53 juta penduduk Indonesia hidup dengan pendapatan kurang dari Rp 182.636/Bulan. Jika kita melihat program yang di kampanyekan selama ini oleh pasangan SBY-Budiono, terlihat bahwa program yang di gemborgemborkan pasangan ini tidak lebih dari basa basi politik tanpa arah yang jelas. Untuk pendidikan SBY-Budiono jelas tidak akan membatalkan UU BHP apalagi secara historis SBY-lah yang mengetuk palu UU BHP untuk di setujui. Artinya kampanye peningkatan kualitas pendidikan, pemerataan pendidikan, distribusi anggaran pendidikan secara proposional, peningkatan kesejahteraan guru dan dosen sangat kontradiktif dengan kenyataan hari ini. Karena politik SBY-Budiono atas pendidikan hanyalah politik bagaimana pendidikan mampu menghasilkan keuntungan yang besar bagi mereka (Komersialisasi Pendidikan), soal kualitas seperti layaknya barang dagangan, maka kualitas akan selalu diukur dengan harga. Akibatnya pendidikan akan kian mahal, akses rakyat atas pendidikan akan kian sempit. bahkan SBY-Budiono memastikan akan semakin mengorientasikan pendidikan Indonesia sebagai penghasil buruh-buruh bagi industry di Indonesia yang di dominasi oleh perusahaan

imperialis, karena pada salah satu item kampanye program, SBY-Budiono memastikan akan mensinergiskan antara lembaga pendidikan dengan dunia usaha. jadi akan semakin banyak kampus memakai jargon kampus interpreneurship, dengan mendidik mahasiswanya sebagai sales, ataupun bermimpi bekerja di perusahaan besar dengan gaji besar, yang kemudian semuanya berakhir dalam antrian buruh murah di pabrik-pabrik. Bagi kaum tani naiknya kembali SBY menjadi presiden menandakan bahwa penghidupan kaum tani tidak akan mengalami perubahan yang lebih baik, program subsidi benih dan pupuk, menaikan harga hasil panen kaum tani, serta peningkatan produktivitas pertanian tidak akan ada artinya tanpa kepemilikan tanah yang adil dan merata bagi kaum tani. Tanah siapa yang akan naik produktivitasnya atau subsidi benih dan pupuk untuk siapa jika sebagian besar petani di Indonesia adalah tani miskin dan buruh tani tanpa tanah. Sehingga tanpa program landreform sejati atau redistribusi tanah yang adil, maka program pertanian dari SBY-Budiono tidak akan memberikan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi kaum tani. karena dipastikan dengan krisis yang semakin menajam kemampuan pemerintah untuk melepaskan diri dari krisis tidak akan berbeda dengan pemerintahan sebelumnya, BLT yang gagal total, stimulus fiskal yang tidak efektif dengan proyek padat karyanya hanya akan berakhir dengan perampasan tanah bagi rakyat Indonesia. sementara di sector industri kebijakan SBY dipastikan tidak akan berbeda dengan sebelumnya, pembukaan besar-besaran investasi akan diimbangi denga kebijakan upah murah dan perampasan hak-hak sosial ekonomi kaum buruh di Indonesia, hal ini terlihat pada kebijakan SBYBudiono untuk tidak akan merivisi UU Ketenagakerjaan. Sehingga bagi kaum buruh, dipastikan system kontrak dan outsourching tidak akan terhapus selama SBY-Budiono berkuasa. kenyataan inilah yang kemudian membuka kesadaran kita bahwa dalam 10 kali Indonesia menyenggarakan PEMILU, hasil yang didapatkan selalu saja rejim yang tidak berpihak pada rakyat. rejim-rejim yang dihasilkan lewat janjijanji penuh tipu muslihat, keprihatinan atas kenyataan rakyat hanya lahir saat bencana dan menjelang PEMILU demi akumulasi kekuasaan semata. Merujuk dari kenyataan sejarah atas PEMILU di Indonesia, maka tidak akan ada perubahan apapun selain rakyat yang berjuang lewat organisasi yang tepat. lewat organisasi yang berkarakter patriotic, demokratis dengan pandangan tentang pentingnya persatuan dari klasklas yang tertindas, terutama dari persatuan dari buruh dan tani, dengan melawan imperialism, feodalisme serta kapitalisme birokrat.***


HAK ANAK ATAS PENDIDIKAN Hari Anak Nasional : Anak Indonesia Masa Depan Bangsa

P e n di di k a n pada hakekatnya adalah merupakan transformasi nilai atau suatu proses yang dilakukan secara sadar untuk memanusiakan manusia (The Humanization Process) atau secara sederhana upaya untuk membentuk kesadaran seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa. Tentunya hasil dari pendidikan tersebut mampu dijadikan sebagai dasar praktek seseorang untuk melakukan perubahan, memperbaiki status sosial dan kualitas penghidupannya. Dalam suatu Negara jaminan peningkatan sumber daya manusia (SDM) dengan pengembangan kebudayaan rakyat, jaminan atas penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas dengan akses yang luas untuk seluruh rakyat. Sehingga penyelenggaraan pendidikan gratis merupakan kewajiban yang tidak bisa dilepaskan oleh Negara, karena dengan hal tersebutlah rakyat akan terpenuhi hak dasarnya atas pendidikan. Namun tidak demikian kenyataannya di Indonesia, penghidupan rakyat yang terus menurun kualitasnya. Kemiskinan, kelaparan, pengangguran dan pemuda/anak putus sekolah merupakan penyakit yang begitu akrab di telinga rakyat Indonesia. Sehari-hari kita menjadi akrab dengan penduduk yang tinggal di kolong jembatan, rakyat desa yang kesulitan untuk makan sehari-hari atau buruh yang frustasi akibat PHK. Sementara itu pemuda dan anakanak Indonesia harus kehilangan mimpi untuk bisa mengakses pendidikan yang kian mahal, bahkan Pendidikan yang telah jauh dari hakekatnya kini hanya menjadi barang komoditi yang Mustahil dapat dibeli oleh Kaum Tani dan Kelas Buruh karena mahalnya, yang sangat jauh dari kemampuan mayoritas Masyarakat Indonesia. Padahal jelas dalam UUD 1945 pasal 31 telah diamanatkan bahwa Pemerintah wajib membiayai pendidikan sekurangkurangnya 20% dari APBN/APBD. Biaya Pendidikan yang Semakin Tinggi Sebagai Akibat Politik Komersialisasi Pendidikan SBY-Kalla. Mahalnya biaya pendidikan adalah salah satu pemicu makin meningkatnya angka putus sekolah, Buta aksara dan pengangguran. Tercatat Pada tahun 2008 Angka Putus Sekolah

mencapai 841.000 Orang Untuk Tingkat SD dan MI (Madrasah Ibtidaiyah), dan 211.643 Orang untuk tingkat SMP dan Madrasah Tsanawiyah. Direktur Pembinaan SMP Depdiknas Didik Suhardi mengatakan, umumnya murid SMP putus sekolah di kelas I. Direktur Pembinaan TK dan SD Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) Mudjito mengatakan, angka putus sekolah untuk siswa SD/MI (Madrasah Ibtidaiyah) sekitar 2,90 persen, sedangkan total murid SD/MI sekitar 28,1 juta. Tingginya siswa yang putus sekolah mengancam program penuntasan wajib belajar pendidikan dasar yang ditargetkan selesai akhir tahun 2008. Angka buta aksara-pun making tinggi, di Kabupaten Madiun-Jawa Timur, tercatat angka buta Aksara mencapai 44.976 Jiwa, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun, Sumardi, mengatakan angka tersebut terdiri dari 22.829 jiwa penyandang buta huruf usia 45-60 tahun dan 22.147 jiwa penyandang buta huruf usia 14 -44 tahun. Di Semarang, Jawa Tengah Angka buta aksara tercatat Sebanyak “467.000 jiwa atau kurang lebih 3,8% dari seluruh penduduk Provinsi Jawa Tengah yang mencapai 33 juta jiwa,�. Kepala Bidang Pendidikan Non-formal Dinas Pendidikan Jawa Tengah Satoto Rahardjo mengatakan angka buta huruf di provinsi Jawa Tengah merupakan peringkat keenam di seluruh Indonesia, yang pada akhir 2005 angkanya mencapai 2,9 Juta jiwa. Awal tahun ini, Kata Satoto, buta huruf menembus angka 169.492 jiwa. Namun setelah ditelusuri dengan dinas pendidikan kabupaten/ kota serta badan pembina desa ditemukan data yang lebih valid, yakni 467.000 jiwa. Jadi data terakhir (467.000 Jiwa) itulah yang dilaporkan Dinas Pendidikan ke pemerintah pusat. Penduduk buta huruf tersebut masih tergolong produktif, yakni rata-rata berumur antara 15 hingga 40 tahun. Sementara di NTB Juga tercatat masih ada 316.000 Jiwa Buta Huruf. Penderita buta huruf paling banyak ada di Lombok Tengah mencapai 88.598 orang. Jumlah ini mencapai 14 persen dari total populasi di NTB. H. Makshum (Kepala dinas pendidikan pemuda dan olahraga NTB) menambahkan, NTB kini berada pada peringkat 31 dari 33 provinsi dengan angka buta huruf


paling banyak. Angka buta huruf ini sebanding dengan posisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) NTB yang juga berada pada nomor buncit. melihat penghidupan rakyat yang semakin turun kualitasnya sementara biaya pendidikan terus mengalami kenaikan, hal ini akan semakin mempersulit pembrantasan buta huruf di Indonesia bahkan bisa jadi angka buta huruf di Indonesia akan mengalami kenaikan. Sekolah Gratis Bagi Rakyat Hanyalah Ilusi Semata. Masih terngiang dengan jelas di kepala kita sejak beberapa bulan menjelang PILPRES berbagai macam iklan melalui TV, Radio dan media cetak yang berkampanye tentang pendidikan dengan jargon-jargon selangit yang dikampanyekan oleh pasangan CapresCawapres. Pasangan SBY-Boediono dalam kampanyenya menyatakan bahwa pada tahun 2009 ini akan merealisasikan 20% anggaran Pendidikan dari APBD dan APBN, dan akan menerapkan Pendidikan Gratis. Iklan-iklan pendidikan Gratis di media tersebut sungguh membuat Masyarakat terbuai, Rakyat tersenyum, dengan penuh keyakinan bahwa pada tahun ajaran baru 2009/2010 akan mulai diterapkan pendidikan Gratis, jadi tidak perlu lagi was-was soal biaya sekolah anak mereka. Impian yang di dambakan untuk masa depan Anak mereka, bahkan Jamal, 37 Th. warga Sukamulya, Ciputat Timur, Tangerang selatan Banten Persis seperti iklan di TV meng-Impikan Anaknya yang kini duduk di bangku sekolah Dasar kelas V kelak menjadi Pilot. Namun Impian Jamal terkubur sudah, ketika diminta Uang untuk buku pelajaran sebesar Rp. 195.000 tepat pada hari pertama masuk sekolah, Hal serupa juga terjadi pada Ijah Warga Kampung Bulak,Serua. Tangerang selatan, Ijah yang pekerjaan sehari-harinya sebagai tukang cuci dengan penghasilan tidak menentu tentu kaget ketika Anaknya (Yasir kelas IV SD) disodori daftar buku dan harganya yang harus dibeli disekolahnya senilai Rp.175.000. Pendidikan Gratis versi pemerintah saat ini tentu bukanlah pendidikan yang di dambakan oleh rakyat. Gembar-gembor pendidikan dasar gratis tetapi faktanya justru menyesatkan rakyat, berbagai biaya dan pungutan masih saja ada. orangtua siswa masih terbebani uang buku yang besarnya antara Rp 175.000-450.000 perpaket untuk sekolah dasar (SD), sedangkan untuk SLTP-SLTA pungutan untuk buku pelajarannya mencapai Rp 900.000. Belum lagi sederet fakta lain tentang carut marutnya pendidikan di Indonesia, menjelang tahun ajaran baru sederet peristiwa memalukan dalam dunia pendidikan Indonesia terjadi, Huru hara Aksi penolakan siswa dan guru SD dan SMUN 04 Pematang Siantar yang sekolahnya di jual oleh Pemkot Pematang Siantar seharga Rp

34,9 M dan lahannya akan di jadikan Hotel. Sementara gedung sekolah barunya terletak begitu jauh, yang akan sangat memberatkan para siswa dan guru . Aksi ini berbuntut terhadap mutasi Guru dan kepala sekolah yang menentang proses tukar guling keluar daerah bahkan untuk memuluskan aksi tersebut meja dan kursinya dicuri dan gedung sekolahnya di pagari dengan seng baja. Di Manokwari-Papua Barat, Sekolah SD 66 Manokwari juga disegel oleh pemilik tanah tempat bangunan Sekolah, Pemilik tanah meminta pembayaran tanah yang dijanjikan pemerintah daerah, kemudian di Tulung agung, Sedikitnya 200 orang siswa SD diharuskan membawa Meja sendiri untuk Fasilitas Belajar, , hal sama juga terjadi di tangerang, dan masih banyak lagi kasus lain yang tidak pernah diselesaikan secara serius oleh Pemerintah. Berbagai masalah yang mencoreng wajah pendidikan Indonesia selama bertahun-tahun tanpa penyelesaian yang jelas mencerminkan bagaimana politik pemerintah atas pendidikan. Sebuah politik yang hanya meletakan pendidikan tidak lebih sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, soal kualitas, akses ataupun perlindungan atas penyelangaraan pendidikan menjadi factor yang kesekian. sehingga tidak heran jika persoalan hak-hak dasar rakyat hanya akan diletakan didalam laci meja yang kemudian baru dibuka dan dibaca saat mejelang PEMILU ataupun aktivitas yang akan dimanfaatkan untuk keuntungan semata. Pendek kata penderitaan rakyat tidak lebih dari jualan yang sangat menguntungkan baik untuk kekuasaan maupun keuangan. Kenyataan-kenyataan yang berkembang di pendidikan Indonesia memperlihatkan bagaimana pemerintah selama ini selalu menutup mata, dan hanya menjadikan pendidikan sebagai objek kampanye tanpa realisasi yang kongkret. Hal ini hanyalah akan semakin memantik rakyat untuk semakin kuat mengorganisir diri dalam organisasi-organisasi yang di bangun dengan serius dan garis yang tepat. Perlawanan yang selama ini hanya dengan perspektif spontanitas harus dimaknai sebagai kesempatan kita untuk terus meningkatkan kesadaran politik rakyat dalam perjuangan yang tepat.***

Aksi FMN Makasar


Mengabdi Pada Rakyat, Menyongsong Mahasiswa Baru di Kampus dengan Aktivitas Ilmiah Mengabdi pada rakyat merupakan perhatian penting bagi kita. Dimana Geliat PEMILU hanya menjadi euforia sesaat di tengah berbagai problematika kehidupan. Mengalihkan sesaat perhatian rakyat untuk sejenak melupakan diri dari jerat kemiskinan, melambungnya biaya kesehatan dan pendidikan, rusaknya lingkungan tempat tinggal, sulitnya mendapatkan akses atas pekerjaan,ataupun ancaman PHK dan perampasan tanah yang seringkali terjadi. Hantaman badai krisis telah menerjang sendi-sendi penghidupan social ekonomi masyarakat Indonesia. Dampak krisis ini semakin hebat dialami oleh buruh, kaum tani, perempuan, kaum miskin perkotaan, termasuk pemuda dan mahasiswa karena kebijakan politik ekonomi rezim yang lebih melindungi para pengusaha komprador dalam negeri, tuan tanah dan kepentingan dari imperialisme AS. Jurang ekonomi tercipta semakin timpang antar warga negara, tercatat ada 40 orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan bersih diatas 50 Milliar US$. (Forbes Asia, 2008) Sementara di lain sisi sebanyak 32,53 juta orang terpuruk dalam jurang kemiskinan dengan pendapatan tidak lebih dari Rp 182.636 /bulan atau Rp 6.087 /hari. Sebuah perbandingan yang menunjukkan betapa merusaknya kebijakan ekonomi politik rezim di Indonesia bagi penghidupan rakyat. Beban penghidupan rakyat secara mayoritas belum sanggup untuk teratasi, bahkan kecenderungannya akan semakin besar. Menurut data dari Depnakertrans sampai Februari 2009, PHK terhadap buruh sudah mencapai 37.905 orang, sedangkan 16.329 orang dirumahkan. Tingginya angka PHK akan terus bertambah karena banyaknya industri yang melakukan efisiensi perusahaan untuk mengurangi biaya produksi. Perusahaan akan melakukan pemotongan biaya produksi dengan mengurangi pengeluaran untuk gaji buruh, sehingga pilihannya adalah memotong upah buruh atau akan melakukan PHK. Akibat tingginya PHK, dipastikan akan semakin menambah jumlah pengangguran yang sampai februari 2008 sudah mencapai 9,34 juta jiwa. Keterpurukan juga dihadapi oleh kaum tani dengan melihat penguasaan atas tanah, dimana 70% Rumah Tangga Pertanian (RTP) memiliki tanah tidak lebih dari 0,5 hektar, dimana sebagian besar memiliki lahan pertanian tidak lebih dari 0,10 hektar. Apalagi dampak inflasi semakin besar di pedesaan yang menyebabkan mahalnya biaya produksi pertanian.

Pentingnya Aktivitas Pengabdian Pada Rakyat Gambaran tentang penghidupan buruh dan kaum tani menjadi wajah asli dari pemerintah yang berkuasa saat ini. Karena mempunyai watak yang anti rakyat serta komprador membuat mereka sering mengabaikan persoalan yang dihadapi rakyat. Kebijakan dan tindakannya lebih sering mewakili kepentingan imperialis, tuan tanah dan komprador yang tidak jarang juga melakukan upaya-upaya represif untuk memastikan kebijakan tersebut. Mereka menggerakkan perangkat pemerintahnnya seperti aparat keamanan, militer, dan hukum untuk melakukan paksaan bagi siapapun yang

FMN Purwakerto melakukan kegiatan donor darah dikampus

akan menuntut hak-haknya kepada pemerintah. Sehingga begitu jauh harapan rakyat untuk segera terbebas dari persoalan sosial ekonominya. Lemahnya keberpihakan pemerintah, seharusnya tidak menyurutkan pemuda mahasiswa untuk melakukan upaya-upaya nyata pengabdian kepada rakyat. Kerena dengan berbagai kesulitan yang selama ini dihadapi, rakyat akan belajar dan kemudian bangkit untuk berjuang memperbaiki penghidupannya. Sehingga kemajuan pemahaman politik rakyat akan maju dan berkembang jika memang ada usaha-usaha membangkitkan yang terus dilakukan. karena jika tidak, maka kemajuan politik ini akan berkembang lebih kearah gerakan yang bersifat spontan sebagai respon atas segala kesulitan dan ketertindasan yang selama ini dialami. sehingga ruang belajar untuk memberikan perspektif politik rakyat sebenarnya terbuka sangat lebar bagi pemuda mahasiswa. karena fitrah dari gerakan pemuda mahasiswa adalah bersama buruh dan kaum tani melakukan upaya


membangkitkan, mengorganisasikan, dan menggerakan massa memperjuangkan hak-hak sosial ekonominya. Pemuda mahasiswa harus semangat belajar bersama dengan buruh dan kaum tani, apalagi dengan kenyataan bahwa kebenaran suatu ilmu akan kita peroleh atas praktek sosial yang salah satunya juga dipraktekan oleh buruh dan kaum tani. memadukan antara teori yang didapat di kampus dengan kenyataan obyektif serta praktek buruh dan tani akan menghasilkan kombinasi yang menjelaskan kenyataan sebenarnya dari buruh dan kaum tani di Indonesia. selain itu kita juga bisa terlibat langsung dalam aktivitas sosial seperti pelayanan kesehatan gratis, ataupun membantu pendidikan bagi anak-anak buruh dan tani, dan membantu praktek produksi dan terus menyediakan waktu untuk melakukan eksperimentasi atas teori yang kita pelajari. disinilah kedudukan pelayanan rakyat, mengklarifikasi dan membuktikan teori yang kita dapat di kampus dengan kenyataan obyektif. Agar kita menjadi pelayan sejati bagi rakyat.

dapatkan targetan maksimal dari aktivitas pengabdian rakyat yang kita lakukan. Perhatian utama juga tidak bisa kita melupakan keterlibatan massa secara luas. Massa mahasiswa di kampus penting untuk kita libatkan dalam aktivitas pengabdian rakyat ini. Mereka adalah sumber ide yang ilmiah dan sumber gagasan untuk memperkaya bentuk-bentuk kegiatan yang akan dijalankan. Tidak melupakan prinsip bahwa gagasan pengabdian rakyat adalah dari massa, dan program pengabdian rakyat ada untuk kepentingan massa. Semakin banyak keterlibatan massa dalam aktivitas pelayanan rakyat ini maka akan semakin memperluas ruang kemajuan kesadaran politik dan pengetahuan yang benar.

Menyambut Mahasiswa Baru Dengan Aktivitas Sosial Pertengahan tahun merupakan momentum penerimaan Mahasiswa Baru (MaBa) di kampus. Kesempatan bagi organisasi pemuda mahasiswa untuk menyambut kehadiran MaBa dengan aktivitas ilmiah di kampus. Aktivitas yang mempunyai muatan mengenalkan secara objektif tentang Memulai Aktivitas Dengan Rencana Sis- bentuk asli kampus, keadaan masyarakat di tematis bawah penindasan, serta peran dan tanggung Begitu pentingnya ativitas pengabdian jawab pemuda mahasiswa sebagai bagian dari rakyat, maka harus menjadi perhatian bagi or- rakyat. Momentum penerimaan MaBa bisa dijadiganisasi pemuda mahasiswa. Mendiskusikan pe- kan ruang bagi organisasi pemuda mahasiswa rubahan sosial-ekonomi dan politik di masyara- untuk melakukan berbagai macam kegiatan. kat akan memberikan gambaran umum tentang Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan adalah keadaan penghidupan Gerakan Melayani Rakyat. rakyat. Ditambah dengan Perlu diingat dalam aktivitas melakukan investigasi di pelayanan rakyat ini soal wilayah-wilayah yang menwaktu pelaksanaan. Pertenjadi tempat konsentrasi gahan tahun 2009, kita akan dari buruh, kaum miskin menghadapi kegiatan keagaperkotaan dan kaum tani. maan bulan suci Romadhlon Langkah awal ini akan selama satu bulan penuh. memberikan panduan peWaktu ini seluruh umat islam laksanaan dan teknis untuk di Indonesia akan memperinmenjalankan langkah segatinya dengan berpuasa lanjutnya melakukan aktividan banyak melakukan tas sosial di tengah-tengah ibadah. Pengalaman yang rakyat. ada tidak banyak aktivitas Dari aktivitas investi- aktivitas FMN saat menjual baju, stiker dan bulletin yang akan dilakukan selain gasi yang dilakukan kita bisa melanjutkan untuk aktivitas keagamaan. Kesempatan ini yang menentukan sasaran, waktu, metode dan kebu- penting dibaca oleh kita, agar aktivitas sosial tuhan aktivitas sosial. Bentuk dari aktivitas pen- mendapatkan ruhnya di tengah-tengah massa gabdian pada rakyat bisa berupa gerakan kese- dan aktivitas ini mampu menarik simpati massa hatan, gerakan pendidikan, gerakan penanggu- untuk terlibat. Sehingga mengkombinasikan tralangan bencana, gerakan reboisasi hutan, gera- disi keagamaan dengan aktivitas sosial tidak dilukan bersih-bersih lingkungan, dan gerakan pakan oleh kita. membantu ativitas produksi. Bentuk-bentuk ini Pada akhirnya pekerjaan akan ditutup denbisa disesuaikan dengan kebutuhan rakyat hasil gan evaluasi dan penyimpulan. Mengukur tingkat invetigasi kita. Sementara itu kita juga perlu keberhasilan dan mengecek kendala-kendala memperhatikan waktu pelaksanaan sehingga yang dihadapi selama masa persiapan sampai kita bisa secara maksimal menjalankan aktivitas pelaksanaan. Hal ini dimaksudkan agar ada pendidikan, propaganda dan penggalangan ke- kegiatan tindak lanjut pasca kegiatan pelayanan butuhan di kampus tempat kerja kita. Agar di- rakyat.***


REZIM BOLEH BERGANTI PENINDASAN TERHADAP RAKYAT MAKIN MENJADI Penghidupan rakyat semakin terpuruk, gelombang perjuangan rakyat semakin hebat

Aksi solidaritas buruh nestle Indoneisia di Jakarta

Jakarta, Juli 2009 Perampasan terhadap hak-hak dasar buruh akan terus terjadi selama dunia masih dibawah dominasi Imperialisme, dan penindasan,perampasan serta penghisapan bagi buruh tidak pernah mengenal wilayah ataupun Negara. Hal inilah yang menginspirasi lahirnya solidaritas perjuangan buruh di seluruh dunia. Di Indonesia solidaritas terhadap gerakan buruh juga tetap terjaga, seperti yang dilakukan ketika terjadi perjuangan dari buruh Nestle Indonesia. hari Senin, tanggal 13 Juli 2009 buruh Nestle Lampung melakukan aksi di Jakarta, aksi ini dimulai pada pagi hari di bundaran Hotel Indonesia (HI), selain SBNIP aksi ini juga melibatkan aksi solidaritas dari berbagai organisasi massa, antara lain Gabungan Serikat Buruh Independen (GSBI), Federasi Serikat Pekerja Mandiri (FSPM), Kongres Aliansi Buruh Indonesia (KASBI), Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia (ATKI), Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA) dan Front Mahasiswa Nasional (FMN). Hal ini di sebabkan selama dua tahun buruh Nestle Lampung yang tergabung dalam SBNIP memperjuangkan Hak perundingan Upah dalam Perjanjian Kerja Bersama/ PKB, namun tidak pernah dipenuhi ataupun ditanggapi oleh pihak perusahaan. Pada Siang harinya aksi di lanjutkan di Kantor DISNAKERTRANS, Dikantor ini Massa Aksi Mendesak agar menteri Menindak Pelanggaran yang di Lakukan Pengusaha Nestle. Perwakilan Menteri, yang menemui tim negosiasi aksi mengatakan “Bahwa Tuntutan Buruh Nestle

sudah Sesuai dengan UndangUndang yang berlaku, namun DISNAKERTRANS harus mempelajarinya lebih dulu, belum bisa berjanji untuk menindak Pihak Perusahaan Nestle�. Pernyataan DISNAKERTRANS Cukup Mengecewakan massa aksi yang hadir pada waktu itu. Pada Sore Harinya aksi dilanjutkan di Head Office/ HO PT. Nestle Indonesia, Jalan TB Simatupang Jakarta Selatan. Dengan penuh semangat, massa aksi mendesak agar pihak perusahaan, menemui massa aksi, namun perusahaan tidak menanggapi apa yang menjadi tuntutan massa aksi. Hingga saat ini, kawan-kawan SBNIP tetap mendesak pihak perusahaan Nestle Indonesia untuk memenuhi tuntutan buruh. Bandung, Juni 2009 System kerja kontrak dan outsourcing, PB 4 Menteri dan kebijakan lainya merupakan sederetan upaya pemerintah untuk terus melindungi kepentingan Imperialisme yang ada dalam negeri, sedangkan buruh hanya menjadi tumbal dari kebijakan-kebijakan pemerintah. Sehingga hal ini mengakibatkan bangkitnya perlawanan buruh di indonesia. Seperti halnya yang dilakukan oleh Serikat Pekerja Farkes bersama FMN melakukan aksi dari tanggal 16, 23 dan 30 juni 2009, menuntut hak-hak dasarnya. Aksi ini antara lain menuntut penghapusan sistem kerja kontrak yang dan perusahaan yang harus memenuhi kebutuhan dan jaminan sosial buruhburuhnya. Selain itu pada tanggal 24 juni 2009, puluhan anggota FMN Bandung juga melakukan aksi solidaritas atas penangkapan petani Garut. Kekerasan terhadap rakyat seakan tidak pernah berhenti, mulai dari pemukulan, penangkapan bahkan tembakan kerap diterima oleh rakyat yang memperjuangkan hak-hak dasarnya sebagai warga negara. Penangkapan yang dilakukan oleh kepolisian terhadap petani garut, sesungguhnya semakin membuktikan keberpihakan aparat keamanan negeri yang lebih melindungi kepentingan borjuasi besar komprador dan sisasisa tuan tanah.***


PERJUANGAN DI KAMPUS TERUS BERGELORA Pun pemerintah berjanji tentang pendiidikan gratis, namun komersialisasi pendidikan terus berjalan, maka gelora perjuangan di kampus-pun semakin besar

Jakarta, Juni 2009 Hanya dengan perjuangan massa-lah, massa akan mampu menemukan kemenangan sejatinya. hal ini dibuktikan dalam perjuangan yang dilakukan oleh mahasiswa kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sekecil apapun kemenangan yang di dapat, jika di lakukan atas perjuangan massa maka hal ini akan memberikan inspirasi perjuangan yang lebih besar. Aksi yang diselenggarakan pada tanggal 25 sampai dengan 27 juni 2009 oleh KBM-UIN yang merupakan gabungan dari ratusan mahasiswa UIN termasuk di dalamnya FMN, BEM Syariah, BEM Ekonomi, Psikologi, KM-UIN, LSAD,Kompak, LEMI, IMM dan HMI mendapat kemenangan kecilnya, yaitu dengan berhasil di penuhinya tuntutan dari mahasiswa yang terdiri dari pertama tentang pembayaran uang semester yang penuh bagi mahasiswa semester IX sampai atas. Kedua penghapusan denda dan sangsi bagi mahasiswa yang terlambat bayar semester. Ketiga transparansi anggaran kampus. Aksi yang sempat mengalami represifitas dari pihak kampus sehingga beberapa orang mahasiswa terluka semakin membuktikan bahwa kampus di Indonesia saat ini sangat tidak bersahabat dengan nilai-nilai demokrasi, perjuangan mahasiswa untuk mendapatkan hak -hak demokratisnya selalu mendapatkan respon yang berlebihan dari pihak kampus, berbagai bentuk ancaman, intimidasi, ancaman DO arau skorsing bahkan kekerasan seringkali diterima oleh mahasiswa. sesungguhnya hal ini menunjukan bahwa pendidikan tinggi di Indonesia masih sarat dengan masalah sehingga hanya ketakutan dari birokrasi kampuslah yang menjadikanya merespon secara berlebihan mahasiswa yang ingin menuntut hak-hak demokratisnya dan mengungkap kebohongan yang selama ini kampus berikan. Jogja, Juni 2009 Penggusuran paksa atas rumah warga Gampingan oleh pemerintah daerah Jogjakarta, telah mengundang reaksi diberbagai pihak, salah satunya adalah pemuda mahasiswa. Tindakan sewenang-wenang Pemkot Jogja mengundang simpati yang luas, puluhan mahasiswa yang merupakan anggota FMN Jogjakarta melakukan aksi solidaritas untuk masyarakat Gampingan, aksi yang dilakukan berisi kutukan dan kecaman terhadap pemerintah daerah istimewa Jogjakarta yang melakukan penggusuran terhadap masyarakat Gampingan, selain melakukan

aksi solidaritas massa juga melakukan penggalangan dana untuk membantu korban yang terlantar akibat adanya penggusuran. Aksi simpatik yang dilakukan oleh FMN Jogjakarta mendapatkan apresiasi yang sangat luas dari mahasiswa dan masyarakat umum. hal ini terlihat dari respon mahasiswa yang mau terlibat aksi solidaritas dan sumbangan yang di berikan oleh mahasiswa dan masyarakat dalam aksi tersebut. Lombok Timur –NTB, Juli 2009 Permasalahan dunia pendidikan di Indonesia tidak pernah menunjukan titik akhir, bahkan kecenderungan persoalan yang ada semakin berkembang beragam dan menimpa hamper setiap institusi pendidikan di seluruh tanah air. Hal ini menunjukan ketidakbecusan dari rejim untuk mengurus system pendidikan Indonesia. Biaya pendidikan yang semakin mahal, fasilitas yang tidak memadai, kebebasan berorganisasi dan berpendapat yang di hambat merupakan sedikit dari sederet masalah di dunia pendidikan Indonesia. hal inilah yang kemudian menjadi inspirasi dari mahasiswa di berbagai kampus di Indonesia untuk melakukan perjuangan. Seperti yang dilakukan oleh mahasiswa STKIP Lombok Timur yang melakukan aksi massa dengan mengusung tuntutan tentang peningkatan fasilitas perpustakaan kampus, dan transparansi anggaran kampus. Aksi ini dilakukan puluhan mahasiswa STKIP Lombok Timur yang tergabung dalam BEM, PMII dan FMN. Aksi yang dilakukan di depan rektorat ini mendapatkan apresiasi yang luas dari massa di STKIP Lombok Timur.***


Cukup 50 Tahun buat IRRI Bertambahnya Usia IRRI berjalan seiring dengan meningkatnya Kemiskinan Rakyat, dan Merajalelanya Kelaparan di seluruh kawasan ASIA

Lembaga Riset atas Pangan Internasional/ International Research of Rice Institute atau IRRI adalah lembaga riset Internasional yang mempromosikan tentang “Revolusi Hijau dan pembibitan di ASIA” yang didirikan pada tahun 1960 di Filipina. Tahun depan mereka akan merayakan setengah abad berdirinya yang tentu pada saat tersebut akan menjadi momentum untuk menegaskan diri bahwa merekalah yang telah menyelamatkan makanan dan sumber makanan hijau bagi setengah penduduk Dunia. IRRI merupakan lembaga Riset yang dipercayakan oleh PBB untuk perlindungan pangan dan keanekaragaman benih plasma di Bak Plasma, dan secara penuh mendukung pengembangan penelitian beras melalui Sistem Penelitian Pertanian Nasional / National Agricultures Research System (NARS) atau yang menyebut dirinya sebagai Rumah (Lumbung) bagi Revolusi Hijau di ASIA, yang terus memperluas dan mempromosikan tentang Revolusi hijau diseluruh kawasan Asia sejak Tahun 1970-an. Pada awalnya IRRI sempat mengkritisi apa yang disebut pembangunan dan perluasan berbagai model pertanian terhadap petani miskin dan perluasan yang dilakukan korporasi transnasional/TNC untuk mendapatkan keuntungan yang berlipat. Dalam Usianya yang ke 50 tahun ini, dengan kemiskinan yang semakin merajalela dan krisis pangan yang terjadi di Asia, IRRI telah gagal merealisasikan janjinya untuk “mengurangi kemiskinan dan kelaparan, meningkatkan kesehatan petani beras dan konsumennya, serta memastikan produksi beras berkualitas dan terus berkembang hingga mencapai tingkat kestabilannya”. Ditengah krisis Gobal yang terus memburuk ini IRRI akan merayakan ulang tahunnya yang ke50. Di sisi lain, kelaparan semakin merajalela di seluruh dunia dan krisis pangan pun mulai menghantui. Berdasarkan laporan dari PBB bahwa jumlah penduduk yang kelaparan akan terus bertambah hingga 1 Milyar Orang tahun ini, dan

atas dampak Krisis Global ini pula sekurangkurangnya 2,9 Juta jiwa pada tahun ini telah Meninggal Dunia karena kelaparan. IRRI yag terus mengabdi untuk kepentingan Imperialis ini tidak akan pernah dapat melepaskan diri dari situasi saat ini, sebab situasi ini tentu saja menuai banyak kritikan terutama terhadap model pembangunan dan perluasan pertanian yang mengakibatkan kaum tani dan orang miskin menjadi korban dari industri pertanian transnasional dimana mereka mendapatkan keuntungan dari kelaparan yang diderita oleh sebagian besar Populasi Dunia. Lebih dari itu, racun pestisida (diperkirakan 25 juta kejadian yang ada menimpa para pekerja pertanian setiap tahunnya), sungguh merupakan bencana besar bagi lingkungan dan kesehatan, degradasi tanah dan wabah hama, seperti serangan hama tanaman, membayangi komunitas pertanian yang berada di seluruh Asia karena penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan yang diberikan oleh IRRI. Setelah 50 tahun IRRI berdiri, dengan kemiskinan dan krisis pangan yang merajalela di Asia, inilah saatnya untuk memperhatikan dengan serius bagaimana lembaga tersebut menjalankan misinya “untuk mengurangi kemiskinan dan kelaparan, meningkatkan kesehatan petani beras dan konsumennya, serta memastikan produksi beras dapat berkembang hingga mencapai tingkat kestabilannya”. Apa yang sudah IRRI lakukan selama 50 tahun berdiri? IRRI berusaha mengurangi kelainan genetis beras melalui kebijakan dari atas ke bawah, melakukan pendekatan keilmuan untuk mengembangkan bibit beras unggul. Ribuan petani lokal, petani pembiakan benih dan berbagai petani benih lainnya serta berbagai pengetahuan mengenai berbagai varietas beras disingkirkan oleh program revolusi hijau yang dibawa oleh IRRI. Dalam pertukaran yang dilakukan oleh IRRI, Petani dijanjikan mengenai keajaiban yang akan terjadi jika men-


jalankan program tersebut, tetapi “keajaiban” ini segera luntur ketika dijalankannya program penyeragaman terhadap satu jenis tanaman, varietas ini segera saja diserbu oleh serangan penyakit dan hama. Para petani dengan segera membinasakan pestisida yang dapat merusak tanaman di seluruh Asia. Hasil panen tidak pernah mencapai tingkatan yang dijanjikan sebelumnya, penggunaan pupuk yang berlebihan dan di saat bersamaan terjadi degradasi tanah yang mengakibatkan tanah longsor. Saat IRRI menyatakan bahwa salah satu prioritasnya adalah “mengurangi kemiskinan melalui peningkatan dan pengadaan sistem keanekargaman beras“, penelitian tersebut ternyata tetap melanjutkan perkebunan satu jenis tanaman berdasarkan pembatasan keanekaragaman varietas beras “modern” yang hanya dapat bereaksi terhadap penggunaan pupuk berlebihan, pestisida, dan memuluskan program yang dijalankan IRRI. Sebagai konsekuensinya, kaum tani miskin dan tani tak bertanah (Buruh Tani) menjadi semakin termarjinalkan dan tersingkirkan dari seluruh proses produksi. Saat mereka menggunakan teknologi yang diberikan oleh IRRI, saat itu juga mereka menjadi korban. Setelah setengah abad, tidak hanya berbagai varietas menghilang dari peredaran untuk disimpan dalam bank genetis milik IRRI, tetapi juga banyak sistem pengetahuan tradisional untuk pengembangan benih yang hilang. Model penelitian IRRI yang dipusatkan merupakan satu bentuk kegagalan, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mengambil kembali berbagai varietas benih yang ada dan mengembalikannya ke tangan petani. IRRI telah membuka jalan bagi korporasi untuk mengambil alih persediaan benih padi. Perdagangan pertanian oleh IRRI telah terbuka kembali, tetapi saat ini, karena sumber keuangan semakin kering, hal ini dijadikan landasan bagi mereka untuk menjalin hubungan dengan perusahaan benih transnasional raksasa dan industri pestisida. Di tahun 2000, IRRI mengubah lembaganya menjadi

―Lembaga Semi Privat ― yang berkongsi dengan Syngenta dan beberapa pusat penelitian nasional untuk mengembangkan dan mengkomersilkan teknik beras genetis dengan kandungan vitamin yang tinggi, yang dikenal dengan sebutan Beras Emas. Jaringan Beras Emas dikoordinasikan oleh anggota IRRI yakni Gerard Barry, yang sebelumnya merupakan karyawan Monsanto. Walaupun terjadi kekurangan vitamin di Asia, Beras Emas bukanlah solusi yang tepat. Kandungan vitamin banyak terdapat dalam buah -buahan dan sayuran, yang sebetulnya sangat berlimpah dan tersedia di seluruh Asia. Untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkan solusi sosial dan politik, bukan sekedar percampuran teknologi, bahkan sebetulnya tak satu pun teknik rekayasa genetis yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan pertanian di Asia. Pada Tahun 2007, IRRI bertindak lebih jauh lagi terhadap korporasi terutama saat diumumkan untuk membentuk penelitian beras hibrida dan membangun kongsi. IRRI merencanakan untuk menarik biaya tahunan dari perusahaan swasta sebagai bagian dari persekutuan, yang mana akan memberikan mereka hak -hak istimewa terhadap penggunaan alat-alat yang digunakan oleh IRRI. Pada Bulan Maret 2009, IRRI mengumumkan kolaborasi penelitian dengan Dupont, perusahaan benih terbesar kedua dan pemilik sekaligus perintis pembiakan benih silang internasional, untuk mengembangkan dan mengkomersilkan beras hibrida yang baru di bawah keterampilan Pengetahuan dan Program Pertukaran (SKEP). Program tersebut menetapkan model baru untuk sektor semi privat yang berkolaborasi dengan produk temuan mereka –yang diperoleh dari akses tehadap bank genetis yang dipegang oleh IRRI dan disebarluaskan ke seluruh dunia- dapat digunakan secara eksklusif oleh perusahaan swasta. Persekutuan ini akan memberikan Dupont hak-hak istimewa untuk mengakses beras hibrida IRRI, di saat bersamaan IRRI memperoleh akses ke lab Dupont dan berbagai fasilitasnya. Dalam perjanjiannya dengan perusahaan benih transnasional/korporasi pestisida, mereka


tidak hanya menghilangkan mandat untuk penelitian publik, mereka juga mendorong korporasi untuk mengontrol benih dan sistem pertanian. IRRI dan rekan korporasinya dengan keras kepala melanjutkan penanaman beras hibrida yang tidak hanya gagal memberikan kesejahteraan bagi petani di Asia, tetapi juga menambah sederet persoalan baru bagi Rakyat seperti hama dan penyakit, hal ini yang mendorong penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan dengan kualitas yang rendah dan mengurangi pendapatan kaum tani. Kegagalan hasil panen beras hibrida merupakan salah satunya. Satu-satunya alasan mengapa beras hibrida seolah tumbuh subur ialah karena dipasarkan secara sepihak oleh korporasi benih untuk memenuhi permintaan bibit beras di Asia, dengan bantuan IRRI dan pemerintahan Asia yang mensubsidi dan mempromosikan varietas hibrida. pada kenyataannya, korporasi benih tertarik pada beras hibrida karena dapat mencegah petani untuk menyimpan benih dan memaksa petani untuk membeli bibit setiap tahunnya. Motif lainnya yakni beras hibrida merupakan tindak lanjut dari teknik rekayasa genetis. Keuntungan dari teknologi ini tentu saja untuk korporasi bukan untuk petani. Situasi yang makin memburuk ini tentu makin memperbesar keyakinan Rakyat bahwa setiap persoalan rakyat tidak pernah bisa diselesaikan oleh lembaga apapun yang mengatasnamakan Rakyat untuk legitimasinya, yang pada Hakekatnya hanya sebagai Instrumen atas dominasi Imperialis untuk terus memperkaya dan memperluas kekuasaannya dengan merampas Hak-hak dan segala sumber penghidupan Rakyat di seluruh penjuru dunia. Krisis pangan yang merupakan salah satu dampak dari Krisis Global yang terjadi sejak tahun 2008 ini akan terus memburuk dan semakin akut, Hal ini yang semakin memperkuat keyakinan Rakyat di Dunia bahwa hanya dengan Kesatuan Perjuangan Rakyat dan Solidaritas

Perjuangan Rakyat tertindas Internasional segala persoalan Rakyat mampu diselesaikan. Sistem pertanian benih dan komunitas perlindungan alam dapat melakukan sesuatu untuk mengamankan makanan yang ada saat ini hanya jika kita mendukung mereka dan membiarkannya tumbuh dengan subur. namun jangan dilupakan, ratusan dari ribuan orang di seluruh Asia akan menyelenggarakan rapat umum dan pertemuan untuk pihak-pihak yang tergabung dalam YORA dari tanggal 4 April 2009 hingga 4 April 2010 dengan tema : beras untuk hidup dan penghidupan! YORA akan ditutup pada tanggal 4 April 2010 dengan acara puncak perayaan 50 tahun IRRI dengan jargon : 50 tahun sudah cukup buat IRRI! Saat ini sistem makanan kita dalam situasi krisis dengan kemiskinan dan kelaparan melanda seluruh Asia. Teknologi baru dan varietas modern bukanlah jawaban yang tepat. Jalan terbaik bagi IRRI adalah memberhentikan teknik rekayasa benih dan mengembalikan benih alami kepada petani. Kami membutuhkan sistem makanan alami yang didasarkan pada pengelolaan petani kecil untuk mengontrol benih, Tanah, Air, dan Energi. Kami membutuhkannya sekarang. Kami meminta dukungan kawan-kawan terhadap pernyataan sikap yang berjudul ―50 tahun Sudah Cukup buat IRRI danTak ada ruang lagi bagi IRRI‖. Kami menyerukan kepada para petani dan pembela petani di seluruh dunia untuk mendukung perjuangan kami (Persatuan kaum Tani dan Gerakan Rakyat Filipina), ―Katakan cukup untuk IRRI dan tolak penguasaan imperialis di pertanian Asia!!‖ Saat ini, 51 organisasi di seluruh Asia sudah menandatangani pernyataan dukungan sikap ini. Untuk kaum Tani dan seluruh Rakyat tertindas di ASIA! Lahan pertanian adalah sumber penghidupan Rakyat, Beras untuk hidup dan penghidupan Rakyat! Jangan biarkan mereka merampas sumber Penghidupan Kita! Jayalah Perjuangan Rakyat! Jayalah Solidaritas Perjuangan Internasional! Pesan Dari : Danilo Ramos “(Sekretaris Jendral Aliansi Petani ASIA/Asian Peasant Coalition (APC)”


Budaya Online

Menjadi Alat Untuk Memudahkan atau Menjadikan Kita Pecandu Tekhnologi Manusia melahirkan teknologi, Sewajarnya manusia pula yang menentukan nasibnya, Bukan manusia yang diperbudak teknologi. Karena yang revolusioner adalah manusia dengan ide dan prakteknya, bukan mesin, bukan teknologi bukan pula facebook.

Hari ini siapa yang tidak kenal facebook? alami; membuat kuis lalu disebarluaskan ke Hampir bisa dipastikan setiap anak muda di in- para pengguna lainnya, dan masih banyak fitur donesia sangat mengakrabi jejaring sosial ini. menarik lainnya. Beberapa diantaranya bahkan menjadi penggila Berbagai kelebihan jejaring sosial ini budan pengguna setia. Sebetulnya apa sih jejaring kan berarti tanpa kelemahan, bahkan di besosial itu? Lalu apa dampaknya bagi kita? Mari berapa kasus, terjadi peristiwa yang berbuntut kita berkenalan dengannya… panjang akibat penggunaan jejaring sosial seJejaring sosial adalah struktur sosial cara berlebihan. Di London, seorang pria tega yang terdiri dari elemen-elemen individu atau membunuh mantan istrinya sendiri setelah menorganisasi. Jejaring ini getahui bahwa mantan ismenunjukkan jalan ditrinya telah mengubah mana mereka berhubunstatus “single-nya” di gan karena kesamaan Facebook. Richardson kesosial, mulai dari mereka sal karena melihat status yang dikenal sehari-hari Facebook mantan istrinya sampai dengan keluarga. berganti dari “married” Istilah ini diperkenalkan menjadi “single”. Dia oleh profesor J.A. Barnes menikam mantan istrinya di tahun 1954. “Sarah” hingga tewas. Situs jejaring sosial Kasus terbaru yang terjadi di aw al i ol e h Cl assdi indonesia dan cukup mates.com pada tahun hangat ialah tuduhan ka1995 yang berfokus pada sus pencemaran nama baik hubungan antar mantan Teh Botol Sosro yang diteman sekolah dan SixDe- Sekjen FMN saat online dengan pimpinan ASA lakukan seseorang megrees.com pada tahun lalui salah satu jejaring 1997 yang membuat ikatan tidak langsung. Dua sosial. Gereja Khatolik juga turut andil berpenmodel berbeda dari jejaring sosial yang lahir dapat tentang Facebook. Para pemimpin gereja sekitar pada tahun 1999 adalah berbasiskan ke- katolik berpendapat bahwa Facebook bukanlah percayaan yang dikembangkan oleh Epin- situs jejaring sosial melainkan situs jejaring inions.com, dan jejaring sosial yang berbasiskan dividu karena Facebook mengarahkan seseorang pertemanan seperti yang dikembangkan oleh untuk bersikap mementingkan diri sendiri. InUskup Jonathan yang kemudian dipakai pada teraksi yang terjadi di dalamnya juga merubeberapa situs UK regional di antara 1999 dan pakan pola hubungan yang tidak nyata sehingga 2001. Saat ini banyak sekali terdapat berbagai berdampak pada berkurangnya interaksi antar variasi jejaring sosial, sebut saja friendster, manusia di kehidupan nyata. facebook, myspace, twitter, dan sebagainya. Berbagai jejaring sosial yang lahir dan Diantara sekian banyak jejaring sosial saat ini, kemudian mampu menghimpun ratusan ribu facebook adalah jejaring yang memiliki pengge- hingga jutaan penggemar ini pada hakekatnya mar hingga jutaan orang. Bahkan Facebook saat adalah akibat dari intensitas pertemuan di dunia ini memiliki anggota 175 juta. Tahun lalu sekitar nyata yang semakin sedikit akibat beban peker24,1 juta adalah anggota berusia 35 sampai 49 jaan yang begitu tinggi, terutama di lingkungan tahun. Dan selama 2007 sampai 2008 Facebook sosial Negara industri maju yang begitu jarang telah berhasil merekrut para orang tua, beru- intensitas pertemuannya, dan akses yang paling mur 50 sampai 64 tahun sebanyak 13,6 juta memungkinkan untuk berkomunikasi adalah (sumber : Tempo Interaktif). Mengapa jejaring dengan hadirnya jejaring sosial di lingkungan sosial yang dikembangkan oleh Mark Elliot kerja mereka, sehingga kebutuhan akan perZuckenberg dan teman-temannya ini bisa angkat yang mampu mengunduh program ini berkembang begitu pesat? Ada berbagai faktor mutlak ada jika ingin intensitas jejaring sosial kenapa facebook bisa cukup fenomenal di Indo- terjamin, baik itu lewat HP maupun Notebook nesia, mulai dari kesamaan minat; penggunaan dan Laptop. Sehingga jejaring sosial di Indonefitur-fitur yang lengkap dan mudah seperti up- sia pada hakekatnya tidak akan banyak memload foto dan video; chatting online dengan bantu secara kongkret, apalagi dengan melihat sesama pengguna; update event atau tulisan sebagian besar rakyat Indonesia yang bekerja hingga informasi terbaru tentang apa yang kita sebagai buruh dan tani dengan upah rendah,


Jejaring sosial ini hanya akan menguntungkan secara “Sepihak� golongan dan klas menengah ke atas yang mampu mengakses teknologi ini. Melihat hakekat dan akibat yang timbul dari aktivitas jejaring sosial, mungkin kita bisa mengerem aktivitas kita di dunia maya, apalagi sampai kita jor-joran informasi, sampai datadata pribadi dan aktivitas harian kita nongol di profil kita yang memudahkan pihak-pihak lain menggunakannya untuk kepentingan yang justru merugikan kita. Selanjutnya harus mampu memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan organisasi, jika imperialisme menggunakan teknologi untuk merusak budaya dan cara berpikir pemuda mahasiswa, maka kita harus mampu memanfaatkan teknologi media untuk memberikan propaganda yang tepat. sehingga jejaring sosial mampu kita tempatkan sesuai dengan peran dan kebutuhan organisasi, selain untuk bertukar informasi tentang seminar, workshop atau acar-acara luas lain atau mengajak diskusi dengan anggota dan massa pada waktu-waktu tertentu yang tidak mengganggu pekerjaan pengorganisasian. Perkembangan teknologi yang ada saat ini pada prinsipnya adalah hasil dari kemampuan manusia serta digunakan untuk membantu dan memudahkan pekerjaan kita. Sehingga salah satu hal yang harus dicermati adalah tingkat ketergantungan kita pada tehnologi tersebut, karena pada perkembangannya, jejaring sosial menyebabkan manusia terkucil dari lingkungannya, berjam-jam duduk di depan monitor, saling update perkembangan, saling comment atau memperbaharui status, bahkan saat bangun tidurpun yang ada di benak kita adalah merespon komentar teman di facebook. Seolah-

olah semua masalah akan mampu di selesaikan lewat facebook, yang pada akhirnya menghilangkan esensi dari hubungan sosial yang terbangun lewat aktivitas kongkret di dunia nyata. Bukankah hubungan yang terjalin akan semakin solid ketika dibangun lewat aktivitas nyata, kerja bersama, ataupun memecahkan masalah bersama? Pada akhirnya keberanian kita berjuang bersama kawan, membangun organisasi ataupun berjuang bersama rakyat, akan terbukti lewat aktivitas perjuangan di dunia nyata bukan sekedar aktivitas comment di jejaring sosial semata. Apalagi kita sebagai pemuda-mahasiswa Indonesia, tugas yang paling utama tentu saja membangkitkan, mengorganisasikan, dan menggerakkan massa mahasiswa untuk sepenuhnya mendukung perjuangan klas buruh dan kaum tani dalam pembebasan nasionaldemokratis, yang dimulai dari memperluas keanggotaan organisasi kita di seluruh ranting dan seluruh cabang di Indonesia. Dan tugas untuk memperluas keanggotaan ini tidak cukup hanya dengan mengandalkan teknologi semata, tetap diperlukan propaganda dan edukasi di dunia nyata. Oleh karena itu, bagi kawan-kawan yang sudah mulai kecanduan jejaring sosial, mulailah untuk menguranginya dengan cara bertemu massa setiap hari, bisa di kampus, kost-kosan, pedesaan, pabrik, dan berbagai tempat lainnya. Prinsipnya gunakan kecanggihan teknologi untuk membuat pekerjaan kita semakin efektif dan efisien, sehingga tujuan kita untuk mewujudkan sistem pendidikan nasional yang ilmiah, demokratis, dan mengabdi pada rakyat tidak hanya menjadi angan-angan belaka.***

Cara Berlangganan Bulletin GELORA Untuk mendapatka dan berlangganan bulletin GELORA dapat menghubungi alamat redaksi, dengan memesan via-Email atau bisa datang lansung ke alamat Redaksi. Bulletin GELORA juga bisa didapatkan di FMN Cabang atau kampus terdekat. Untuk Berlangganan, Silahkan isi Formulir Berikut: Kepada Redaksi Bulletin GELORA Kp. Jawa,Rawasari Gg J RT 11 RW 09nO.34 B Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Telp : 081315606332 (Catur idi A) Email : gelorafmn@gmail.com Nama Alamat Kode Pos Telp/Fax Email Pekerjaan

: : : : : :

Saya tertarik untuk berlangganan Bulletin GELORA, Mohon untuk dikirimkan ke Alamat diatas mulai bulan depan. Pembayaran Melalui :

A. Tunai B. Transfer Bank

Biaya berlangganan GELORA Rp. 5000/Eksemplar (Untuk luar Jakarta ditambah Ongkos kirim)


Setengah Feodal Sistem setengah feodal muncul akibat dominasi dari imperialisme dalam masyarakat feodal lama. Imperialisme tidak menghancurkan masyarakat feodal lama menjadi sistem kapitalisme, karena imperialisme hanya membutuhkan bahan mentah yang melimpah, tenaga produksi yang murah dan luasnya pasar bagi produk mereka Di pedesaan kapital berwujud sebagai riba dan perdagangan produk pertanian atau bahan mentah. Di dalam setengah feodal tidak terdapat industri dasar (basic industry). Industri yang ada adalah manufaktur, perakitan, pengepakan yang berorientasi ekspor. Secara nasional industri sangat bergantung pada impor akan tekonologi dan mesin produksi yang maju. Perdagangan didominasi oleh para borjuis besar komprador, dengan konsentrasi pada ekspor produk pertanian, bahan mentah, dan produk hasil manufaktur. Persoalan tanah (secara umum agraria) adalah masalah utama masyarakat sistem ini. Elemen kelas penguasa setengah feodal, yaitu tuan tanah dan sebagian tani kaya masih menggunakan cara berpikir feodal dalam mengakumulasi kekayaan. Kalau mereka mempunyai pendapatan yang berlebih digunakan untuk memiliki atau menguasai tanah yang lebih luas, karena kemampuan mereka berusaha di luar pertanian sangat kecil. Walaupun sebagian ada yang menanamkan saham pada sektor perdagangan untuk menjadi borjuasi besar komprador. Imperialisme di Indonesia pernah melakukan liberalisasi tanah di tahun 1870 yang mengatur tentang kepemilikan partikelir. Namun hal tersebut tetap tidak merubah struktur sistem feodalisme di Indonesia karena tetap saja ada monopoli penguasaan dan pemilikan tanah yang mempertahankan masyarakat feodal lama dan hubungan penindasannya. Sewa tanah bukan merupakan profit atau laba yang didapat tuan tanah dari produksi pertanian. Karena di dalam produksi pertanian sistem feodalisme tanah bukan merupakan kapital, dan tuan tanah memperoleh sewa tanah dari produk lebih (surplus product) pertanian yang dikerjakan oleh petani secara cuma-cuma dan tanpa bekerja (petani yang bekerja mendapat hasil produksi, namun sebagian besar hasil panennya untuk tuan tanah feodal). Tuan tanah tidak perlu menanam modal dan berpartisipasi langsung dalam produksi namun akan mendapat bagian yang besar dalam produksi pertanian. Sewa tanah adalah pajak yang secara paksa ditetapkan oleh tuan tanah feodal karena monopoli penguasaan tanah tanpa kapital. Tanah berbeda dengan mesin produksi dalam sistem kapitalisme, karena mesin ketika dioperasikan oleh kelas proletar sanggup memproduksi barang yang menambah nilai baru dari kapital tersebut dan dan berkembang maju. Sedangkan tanah adalah sasaran kerja yang statis perkembangannya dan tidak akan bernilai baru walaupun telah dikerjakan oleh petani.

Tuan tanah feodal memperluas penguasaan tanahnya melalui perampasan tanah (land grabbing) yang sebagian besar metodenya adalah kekerasan dan pemaksaan oleh alat kelasnya, yaitu mesin-mesin negara reaksioner. Karena adanya monopoli tanah, maka tanah menjadi terbatas dan menjadi komoditi di pasar. Monopoli tanah, sewa tanah, dan harga tanah menghambat produksi walaupun dalam masyarakat kapitalis. Di dalam sistem setengah feodal terdapat pertanian atau perkebunan yang dikelola secara hubungan produksi feodal dan ada pula yang secara hubungan produksi kapitalis. Hal ini yang menyebabkan adanya perbedaan tipe sewa tanah. Perbedaannya adalah bila sewa tanah feodal berbasis pada hubungan poduksi feodal, bentuk utamanya adalah produk lebih dalam sistem feodalisme, dan diproduksi tanpa investasi. Sedangkan dalam sewa tanah kapitalis adalah berbasis hubungan produksi kapitalis, hanya sebagian dari nilai lebih dan kuantitasnya ditentukan oleh laba, dapat diekstraksi (diperoleh secara berlebihan melalui penghisapan) dari penggunaan kapital dalam produksi. Maka dalam sewa tanah kapitalis, produksi selalu dipaksa untuk ditingkatkan agar mereka dapat mengutip pajak yang tinggi dari pertani atau buruh tani yang bekerja.***


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.