Suara kampus 126

Page 15

Eksotisme Batik Seragam

Batik Seragam : Mahasiswi IAIN Imam Bonjol Padang perpose dengan pakaian batik seragam.

Siapa yang tidak kenal batik. Saat ini hampir semua kalangan mengenal batik dan menggunakannya sebagai pakaian sehari-hari. Meskipun beberapa tahun lalu batik bisa dibilang sesuatu yang sangat klasik. Namun, seiring perkembangan jaman dan teknologi yang juga mempengaruhi modifikasi batik menjadi baju modern, batik mulai dilirik remaja. Filosofi Batik Batik memiliki sejarah perkembangan yang cukup panjang, selain itu batik juga sebagai salah satu warisan budaya dari nenek moyang. Selayaknyalah kita mengenal asal muasal batik serta filosofinya, agar kita tak membeo saja pada trend yang berkembang saat ini tanpa tahu makna yang tersimpan di dalamnya. Batik bukanlah sekedar lukisan yang ditorehkan pada kain dengan mengunakan canting yang menghasilkan beraneka ragam motif saja. Akan tetapi motif yang ditorehkan pada selembar kain batik selalu mempunyai makna tersembunyi. Berbagai jenis batik tradisional tergolong banyak baik corak maupun variasinya yang disesuaikan dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang beragam. Di Indonesia batik dipercaya

Foto doc : Ikhwatun Nasra

sudah ada semenjak zaman Majapahit. Walaupun kata “batik” berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat, hal ini disebabkan tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera dan Papua. Batik merupakan kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa pada masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga pada masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan masuknya lakilaki ke dalam bidang ini. Dalam hal ini ada beberapa pengecualian yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak “Mega Mendung”, dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki. Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang.

berbatik mulai diterapkan oleh pemerintah pada instansi-instansi perkantoran dan sekolah-sekolah. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan kepada masyarakat Indonesia bahwa batik adalah bukti sejarah, kemudian juga untuk melestarikan budaya bangsa. Batik yang semula memiliki paradigma klasik, dimana batik hanya digunakan oleh orang tua saja atau batik adalah pakaian yang hanya dikenakan pada acara formal saja saat ini mulai berubah. Berdasarkan yang telah dijelaskan, bahwa batik merupakan peninggalan sejarah Indonesia sejak zaman kerajaan, tak salah jika kita membudayakan dan melestarikan batik untuk menghargai sejarah. Alvira Rantika Yanti, mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah IAIN Imam Bonjol Padang yang gemar menggunakan batik mengungkapkan, bahwa batik adalah warisan budaya yang layak untuk dilestarikan. “Batik adalah sebuah warisan budaya yang harus kita lestarikan, apalagi di zaman sekarang ini batik tidak monoton lagi,”ujarnya sambil menunjuk baju batik berwarna hijau cerah yang tengah dikenakannya pada hari itu.

Batik Budaya Indonesia Seperti yang kita tahu, batik mulai marak di kalangan masyarakat Indonesia beberapa tahun belakangan. Awalnya kebiasaan

Dunia Batik Mahasiswa Trend berbatik yang semakin menjamur di berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Hampir semua kalangan mengenal batik

dan menggunakannya sebagai pakaian sehari-hari mulai dari orang tua hingga anak muda, wanita juga pria. Tak tanggungtanggung, mahasiswa pun ikut andil dalam menyemarakan batik dalam keseharian. Sejatinya batik merupakan suatu proses penulisan gambar atau ragam hias pada media apapun dengan menggunakan lilin batik (wax /malam) sebagai alat perintang warna. Pada pembuatan batik, lilin batik (malam) diaplikasikan pada kain untuk mencegah penyerapan warna pada saat proses pewarnaan. Jadi batik tak sebatas motif yang hanya terdapat di kain saja. Salah satu kebiasaan berbatik yang mulai menjalar di mahasiswa saat ini adalah batik seragam. Acap kali kita lihat saat ini, sekelompok remaja mengenakan pakaian batik dengan motif yang sama. Banyak tujuan, menggunakan batik sebagai pakaian seragam saat ini. Misalnya saja di sekolah-sekolah atau instansi perkantoran, batik digunakan sebagai identitas dimana hanya sekolah atau perusahaannya saja yang mengunakan batik motif tertentu. Rina Puspita Sari, dara penggemar batik ini mengaku senang menggunakan batik karena batik bukan lagi pakaian klasik dan motif serta bentuknya yang bisa menyesuaikan dengan pakaian saat ini. Sementara untuk batik seragam ia mengaku agar terlihat kompak.

“Saya menggunakan batik seragam berempat dengan teman saya, yah,terlihat lebih kompak saja dan rasanya berbeda saja saat memakainya bersama- sama,” terang mahasiswi Jurusan Ekonomi Islam ini. Senada, Yuafi Alhamdani, salah seorang mahasiswa Fakultas Syariah juga menanggapi fenomena seragam batik yang saat ini sedang marak-maraknya. Menurutnya, ia senang melihat rekan-rekannya memakai seragam batik di kampus ini. “Ada keunikan tersendiri, hanya mahasiswa IAIN Imam Bonjol yang menggunakan baju seragam mereka kompak satu kelas. Sedangkan di kampus lain hanya masing-masing saja,” terangnya. Azhariah Khalida, ketua Jurusan Jinayah Siyasah Fakultas Syariah memaparkan, “Maraknya mahasiswa saat ini berpakaian seragam batik itu sebenarnya tidak diwajibkan dan tidak pernah ada aturan seperti itu, hanya saja dianjurkan menggukan batik seragam ketika akan magang, atau praktek,” terangnya. Menurutnya pemakaian batik seragam juga bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas masingmasing kelompok mahasiswa. Selain itu karena coraknya yang bermacam-macam sehingga tidak hanya mahasiswa tapi dosen juga memilih membuat batik. “Bagi mereka yang memilih membuat seragam itu mungkin juga agar terlihat lebih kompakan, kalau ada acara tertentu, solidaritas kelompok,”ujarnya saat diwawancarai Suara Kampus. Sementara Sabiruddin, dosen Fakultas Dakwah mengatakan, banyak faktor seseorang memilih batik sebagai pakaiannya. Namun, selama itu baik dan bernilai positif dan jangan sampai bertentangan dengan aturan yang ada. “Selagi hal tersebut positif, memakai batik seragam itu sahsah saja. Bisa saja karena ada nilai tertentu baik kekompakan maupun keseragaman. Meskipun begitu kita tidak boleh hanyut dan bertentangan dengan segala aturan yang ada, hendaknya warna dan corak batik disesuaikan”, katanya. Terlepas dari trend, menggunakan batik sendiri ataupun batik seragam tidak membatasi siapapun yang hendak mengapresiasikan maupun berkreativitas pada perkembangan fashion yang memadukan batik dengan bahan yang lainnya. Batik saat ini telah mempengaruhi fashion dunia sejak digunakan oleh Presiden Soeharto dalam Konferensi PBB. Dan sejak empat tahun lalu, tepatnya 2 Oktober 2009 lalu, batik telah diakui UNESCO sebagai warisan dunia dan terus berkembang hingga saat ini. Dengan demikian, sudah menjadi kewajiban kita untuk menggunakan batik dan cintai produk nusantara.

Laporan : Elvi Safri Dinniyati Rahmatika & Rosi Elvionita


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.