Suara kampus edisi 125

Page 1


Demokrasi Ala Awak Redaksi Mahasiswa dan BBM

I

su kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) menuai kontroversi dikalangan masyarakat. Saat ini Indonesia dihebohkan dengan penolakan kenaikan harga BBM. Beberapa mahasiswa pun di penjuru negeri menolak dan melakukan unjuk rasa. Isu ini mendapat respon dari seluruh mahasiswa di Indonesia. Terbukti Pada tanggal 17 Juni 2013 mahasiswa dibeberapa daerah di Indonesia melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM. Di Sumatera Barat sendiri, Gerakan Masyarakat Sumatera Barat (GEMAS) adakan aksi damai tolak kenaikan harga BBM. GEMAS ini terdiri dari PHP Unand, LAM & PK, FHUA, HMI Cabang Padang, FMN Padang, BEM FILKOM UPI, Mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN, GMNI Cabang Padang, Pedagang Pasar Raya Padang. Dalam aksi di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Aulia Rizal perwakilan dari GEMAS mengatakan bahwa GEMAS hadir untuk mencapai kesepakatan bersama pejabat yang katanya mengaku wakil rakyat. Dalam aksi ini satu orang mahasiswi menjadi korban dalam bentrok yang terjadi antara aparat kepolisian dengan mahasiswa. Aulia Rizal selaku juru bicara GEMAS mengatakan bahwa tuntutan dari mahasiswa ini adalah sebanyak 85 persen aset asing yang ada di Indonesia dalam bidang Minyak Bumi dan Gas Alam (Migas) di nasionalisasi. Begitu juga, harus ada UndangUndang yang mendukung kepemilikan aset tersebut bagi Indonesia. Juga anggaran dana negara sebanyak 30 persen yang tidak jelas penggunaannya diusut tuntas. Rizal menjelaskan lebih lanjut, menurut pakar Migas Indonesia, Dr. Kurtubi mengatakan bahwa 50 sampai 80 milyar itu ada potensi minyak bumi yang terkandung dalam bumi Indonesia ini yang sebanyak 80 persen keuntungannya diraup oleh investor asing karena mereka yang lebih memiliki modal, menguasai lebih banyak SDA Indonesia. Begitu juga dengan UU migas yang tidak berpihak kepada negara, serta tidak ada persenan yang diberikan kepada Pertamina. Dengan itu mahasiswa berharap pemerintah bisa lebih bersinergi dengan masyarakat sipil. Karena kesejahteraan rakyat harus diperjuangkan oleh wakil-wakilnya.

+ Ba’a naiak ka Naiak juo harago BBM ko pak, ka pakai sepeda c kami pak suruah lai pak? - Tu ka ba’a juo lai, lah patuik lo BBM ko naiak + IAIN manarimo 3.500 mahaiswa baru , tu lah bacando balai c IAIN ko? - Yo itu kan harapan kito untuak IAIN ko, kito usaho dulu ndak

P

uji syukur atas segala nikmat yang diberikan yang diberikan Allah SWT sehingga dengan nikmat tersebut kita semua bisa selalu berkarya sebagaimana semestinya dalam menjalani kehidupan. Menjadi media yang berdomisili di kampus tentunya merupakan hal yang sangat berharga sebagai pengalaman dan pembelajaran dalam kehidupan di lingkungan kampus. Sebagai media pembelajaran tentunya terus berusaha menjadi yang terbaik demi terciptanya karya-karya yang menpunyai nilai jual ditengah masyarakat, masyarakat kampus khususnya. Pada kesempatan ini LPM Suara Kampus Alhamdulillah bisa kembali hadir ditengahtengah pembaca guna memberikan informasi kepada seluruh elemen kampus dan seluruh pembaca pada umumnya. Do’a dan harapan kami dari LPM Suara Kampus periode 2013-2014 semoga pembaca sekalian selalu diberikan kesehatan, amin ya rabbal alamin. Ucapan terima kasih pun kami ucapkan atas kerjasama masyarakat kampus masyarakat Kota Padang serta Sumatera Barat khususnya, selama 34 tahun Suara Kampus hadir bisa berdiri dan berkiprah di dunia kampus. Berbicara demokrasi tentunya merupakan hal yang diinginkan setiap mahasiswa, menyampaikan aspirasi, beradu pendapat merupakan hal yang sealyaknya diterima sebagai kaum pemikir. Sedikit mengutip kata Abdullah Khusairi (Dosen Jurnalistik), “Jika di Indonesia ini tidak ada lagi demokrasi maka di meja redaksi demokrasi itu kita ciptakan”. Dengan itulah kru Suara Kampus

Siapa yang tidak tahu dengan gelas. Pada umumnya orang tahu apa itu gelas. Miris sekali rasanya jika ada orang tidak mengetahui benda yang bernama gelas itu, kecuali berbeda bahasa yang digunakan untuk menyebutkannya. Atau memang anak kecil yang belum mengetahui nama-nama benda. Namun pada umumnya orang sudah tahu gelas, dan telah memanfaatkan fungsinya dalam kehidupan sehari-hari. Gelas adalah nama benda yang digunakan untuk menampung air untuk diminum. Jadi gelas adalah tempat untuk minum air. Gelas itu memiliki bermacam-macam jenis. Ada gelas mug, cangkir dan lain sebagainya. Beragam macam, bentuk dan fungsinya itu memberikan variasi kegunaan pula. Gelas air atau water goblet misalnya, memiliki bentuk seperti bunga sepatu, gelas air yang ini mempunyai tangkai atau kaki. Ada juga yang bentuknya biasa, tidak terlalu tebal, tapi kuat dan tidak memiliki tangkai/ telinga. Kemudian gelas sirup, biasa digunakan untuk menyajikan jus atau soft drink. Bagian atas gelas ini memiliki kepala yang bulat. Bentuk badannya lurus, layaknya seperti sedotan dan berwarna bening. Gelas anggur, biasanya untuk menyajikan minuman anggur/wine, dan lain sebagainya. Ada juga

Calon wartawan Suara Kampus foto bersama usai megikuti diklatsar (foto : Taufiq)

membawa semangat baru bersama anggota magang yang terus berlatih demi melanjutkan perjuangan kuli tinta. Dibekali semangat yang diwarisi leluhur dan senior-senior Suara Kampus, kami tetap melakukan rutinitas yang menjadi kewajiban yakni penerbitan. Sebuah nikmat yang besar bagi kami masih bisa menyuarakan isi kampus dengan kata-kata haq (kebenaran) serta bersahaja melakukan transparansi kepada pembaca. Sekilas informasi kepada pembaca, penerbitan Suara Kampus dimasa kepemimpinan Andika Adi Saputra dkk merupakan penerbitan pra Kuliah Kerja Nyata (KKN) pengurus periode 2013-2014. Meskipun ditengah-tengah kesibukan,

kegiatan dan persiapan KKN tentunya tidak melupakan kewajiban dalam menyajikan informasi kepada pembaca sekalian. Pada penerbitan ke 125 inni kami hadir dengan konsistensi 24 halaman, insya allah jika memang tidak menghadapi kendala Suara Kampus akan teteap berkomitmen menghadirkan 24 halaman kepada pembaca. Kami berharap dengan apa yang kami sajikan pada edisi ini memberikan suatu pengetahuan dan manfaat bagi pembaca. Ambillah hal yang positif dari peneritan ini, harapan besar kepada pembaca untuk memberikan masukan guna perbaikan di edisi selanjutnya karena kami menyadari banyak kekurangan dari penerbitan ini, terakhir kami ucapkan selamat membaca dan terima kasih.

Mengisi Gelas

atau yang lainnya, tergantung kepada orang yang akan menikmati air tersebut. Jika orang menginginkan kopi, berarti kopi yang diisikan kepadanya sesuai dengan cara membuatnya sehingga menjadi kopi yang diinginkan. Jika menginginkan susu, maka susu pula yang diisikan ke dalam gelas dengan proses pembuatan susu itu dan lainnya. Terlepas dari itu, gelas akan tetap dengan bentuk dan fungsinya. Seperti yang disebutkan di atas, bervariasi gelas, bervariasi bentuk dan fungsinya, tentunya bervariasi pula air untuk gelas itu. Dan akan lebih baik jika air yang diisikan ke dalam gelas adalah air yang cocok dan sesuai dengan fungsi dan kegunaannya. Jika gelasnya adalah gelas anggur, tidak pas diisi dengan air kopi panas, karena itu tidak sesuai. Kopi panas tersebut akan susah untuk dinikmati, begitu juga sebaliknya. Menuangkan air ke dalam gelas yang sesuai, dan takaran yang sesuai, itulah yang sepatutnya. Jika tidak, maka tidak akan mencapai tujuan bahkan akan merugikan. Berlebihan misalnya, ada air yang akan dimasukkan ke dalam gelas, dan air yang akan dimasukkan itu melebihi kapasitas yang tersedia dari gelas. Jika tetap dipaksakan untuk dimasukan ke dalam gelas, maka air yang dimasukan itu akan tumpah dan akan terbuang sia-sia.

Sri Handini

yang memiliki motif. Motifnya pun beragam, sesuai kreatifitas dan imajinasi orang yang membuatnya. Berkenaan dengan tempat yang digunakan untuk menampung air yang akan diminum, tentunya ada takaran air dalam gelas tersebut. Takaran itu tidak sembarangan saja, jelas dengan ukuran gelasnya. Jika gelasnya besar, tentu takaran airnya juga besar, jika gelasnya menengah, maka takarannya juga menengah, dan jika gelasnya kecil, tidak mungkin takaran airnya besar melebihi ukurannya. Beragam macam, beragam bentuk, beragam fungsi, beragam pula kegunaan sesuai dengan takaran masingmasing. Kemudian mengisi gelas dengan air. Gelas sebagai tempat atau wadah menampung air akan menerima apa saja yang diisikan kepadanya. Apakah air putih, kopi, susu

Pempinan Umum: Andika Adi Saputra. Sekretaris Umum: Sri Handini. Bendahara Umum: Septia Hidayati. Pemimpin Redaksi: Ridho Permana. Pemimpin Perusahaan: Urwatul Wusqa. Kepala Divisi SDM & Litbang: Tri Bayu Lestari. Pelindung: Rektor IAIN Imam Bonjol Padang Prof. Dr. H. Makmur Syarif S. H., M.Ag. Penanggung Jawab: Kepala Biro AUAK Drs. Dasrizal, MA, Pembantu Rektor III IAIN Imam Bonjol Padang Prof. Dr. H. Asasriwarni, MH Pembina: Abdullah Khusairi, Muhammad Nasir, Andri El Faruqi, Shaeiful Yazan, Yulizal Yunus Dewan Redaksi: Adil Wandi, Ababil Gufron, Eni Sapura, Arjuna Nusantara, Rafi’i Hidayatullah Nazhari, Yeni Puranama Sari.

Redaktur Pelaksana: Ari Yuneldi, Evi Candra. Koordinator Liputan: Zulfikar Efendi. Redaktur: Nela Gusti Hasanah, Ahmad Bil Wahid, Restu Mutiara Sari. Divisi Periklanan & EO: Rahmawati Matondang. Divisi Umum & Adm: Gusriana Luxtrisia. Kadiv Pra cetak: Ikhwatun Nasra. Divisi Litbang: Nur Khairat. Reporter: Taufiq Siddiq, Yogi Eka Saputra, Zul Anggara, Elvi SDR, Iis Sholihat Damanik, M Akmal, Dasfrianto, Yuni Marsela, Boby Irawan, Chairil Anwar, Sri Wila Oktalanda, Lusi Sri Suhasti, Weli Rahmadani, Abdul Rahman Alfredi, Okvia Novita Sari, Novri Rahmita Sari, Putri Wati, Pori Nurmalizar, Reza Avnesia, Sudirman, Witri Nasmita, Yenela Haryati, Jeki Fernandos, M. Abu Mas’ad, Adhalita Fitriani, Rahma Fitri, Afdhalul Dzikri, Hamiruddin, Novia Amirah Azmi. Magang: Annisa Efendi, Annisa Fitri, Arif Nur Setiyawan, Bustin, Cici Fitriana, Delli Ridha Hayati, Eka Dasman, Eka Putri, Oktaridha Illahi, Esti Wandani, Fernando Yudistira, Hervina Harbi, Muhammad Arif, M.Fadil MZ, Muhammad Zahir Ikhlas, Meirina Winanda, Novi S. Nur, Nur Cahaya Dalimunthe, Nurhayati, Kamaruddin, Ris Marlia Fitri, Rizky Yori Ardi, Romlan Heriyadi, Rosi Elvionita, Sulaiman, Surya Ikhsan Di Putra, Uci Yusvitha Sari, Ummi Habiba Caniago, Non Aktif Andika Putra, Al Bari Vodi, Ilham, Elza Nofria, Permatiwi, Irdianto, Jafri Doni, Indah Permata Sari, David Nofra Dwi Yulia, Dedet Satria, Desria, Harini Sulastri, Hendri Putra, Irma Kristinadya, Kiki Julnasri Pratama, M. Juner, Maisya Novilia Putri, Miekey Neldawati, Muslim Siregar, Rahima Hayati, Roni Ramadhan, Siti Jamatul Akidah, Tifany Diah A, Titi Purnama Yuliarti, Yefri Nofela, Zulfikar, Selfi Hastria Ningsih, Ahmad Gunawan, Deni Herlina Lubis, Dian Siswanto, Gusriwandi, Indah Wahyu Delima, Isya Ariansyah, Nur Fitrah, Shelvi Meisya Anglesia, Syahrul Rahmat, Syahrul Maghfirah, Weni Syafitri.

e-mail : redaksi@suarakampus.com


Pro Kontra Kenaikan Harga BBM Bersubsidi

Refleksi Peran Mahasiswa Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali memperoleh berbagai predikat. Secara historis bahwa mahasiswa merupakan “Sumber Kepemimpinan� dan secara sosiologis bahwa mahasiswa merupakan usia muda, idealis serta ilmiah. Soe Hok Gie (2005 : 130) menyatakan bahwa mahasiswa merupakan “The happy selected few� yang dapat kuliah dan karena itu mereka harus juga meSeptia Hidayati Bendahara Umum nyadari dan melibatkan diri dalam perjuangan bangsanya. Suara Kampus Sebagai kaum intelektual, mahasiswa mesti mengerti dengan tugas dan tanggung jawab yang diemban, serta peran mereka sebagai seorang mahasiswa (Agent of Change). Sebagai seorang mahasiswa mereka meski mengerti tentang Tri Darma Perguruaan Tinggi. Alangkah hinanya, jika seorang mahasiswa tidak paham atau sama sekali tidak mengetahui tentang tri darma perguruan tinggi sebagai jati diri mereka. Pertama, pendidikan antara mahasiswa dan pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, sehingga ketika mahasiswa melakukan segala kegiatan dalam hidupnya, semua harus didasari pertimbangan rasional, bukan dengan otot, sebagai bukti bahwa mereka adalah orang-orang yang terdidik, bukan orang-orang yang tertindik. Kedua, penelitian dan pengembangan ilmu yang mereka dapatkan selama proses pendidikan di perguruan tinggi harus diimplementasikan dan diterapkan. Salah satunya dengan langkah ilmiah, diantaranya melalui penelitian. Penelitian mahasiswa bukan hanya sebatas sarat untuk memperoleh gelar. (Skripsi, Tesis atau Disertasi). Namun, sebuah penelitian hendaknya memberikan manfaat bagi kemajuan, peradaban dan kepentingan bangsa kita dalam mensejahterakan bangsa. Mahasiswa harus mengembangkan pola pikir yang kritis terhadap segala fenomena yang ada dan mengkajinya kembali secara keilmuan yang sempat mereka dapatkan. Ketiga, pengabdian masyarakat mahasiswa merupakan media penghubung antara masyarakat dengan pemerintah. Karena mahasiswa dekat dengan rakyat dan memahami secara jelas kondisi masyarakat tersebut. Sebagai mahasiswa berkewajiban menjadi orang yang di depan untuk penyampaikan aspirasinya dan mengkritik kebijakan pemerintah yang akan merugikan rakyat, karena sebagaian besar keputusan pemerintah di masa ini sudah terkontaminasi oleh berbagai kepentingan politik tertentu. Sebagai mahasiswa yang memiliki mata yang masih bening tanpa ternodai kepentingan-kepentingan. Di sini mahasiswa berperan untuk membela kepentingan masyarakat, tentu tidak dengan jalan kekerasan, namun menjunjung tinggi nilai-nilai luhur pendidikan, kaji terlebih dahulu, pahami, dan sosialisasikan pada rakyat, mahasiswa memiliki ilmu tentang permasalahan yang ada, mahasiswa juga yang dapat membuka mata rakyat sebagai salah satu bentuk pengabdian terhadap masyarakat. Jika ada pertanyaan siapa nama gadis cantik yang menjadi pemenag X factor Indonesia? Anda pasti akan menjawab Fatin Shidqia Lubis. Jika ditanya berapa buku yang selesai anda baca dalam seminggu, terlepas itu tugas kuliah. Kebanyakan mahasiswa yang mengaku dirinya Agent of Change akan menjawab banyak. Namun, tidak pernah mereka pahami tentang apa isi buku tersebut. Mahasiswa mulai melupakan tri darma perguruan tinggi. Mereka seakan-akan menutup mata sehingga tidak bisa melihat pembodohan-pembodohan yang ada di depannya. Telinga mereka tidak lagi berfungsi mendengar jeritan dan isak tangis masyarakat kecil yang tertindas dan ditindas kaum tirani. Kritis, Inovasi dan Idealis saat ini telah pudar, Mereka mulai terjangkit sifat individual dan apatis. Tidak penting apa yang terjadi, asalkan mereka merasa aman. Tanpa disadari, tidak jarang mahasiswa dijadikan alat dan ditunggangi oknum-oknum tertentu. Kampus beralih fungsi dari mencetak kaum-kaum itelektual masa depan menjadi lahan untuk mencapai tujuan dan keuntungan. Sudah saatnya mahasiswa mulai membuka mata, telinga dan menyadarkan diri dari kebodohan selama ini. Mulai amati dan menyimak penderitaan serta kepiluan masyarakat sekitar akibat para penguasa yang tidak berpihak pada mereka. Bersihkan kampus dari antek-antek yang berbau kepentingan, individu maupun golongan tertentu. Bagi mereka yang ada di singgasana sana dan mendapat kepercayaan untuk menentukan arah negara kecil ini, yang selama ini mempunyai rompi-rompi berwarna hendaknya menyeragamkan rompi mereka, satu-satunya cara dengan melepaskan sejenak dan menggantinya dengan rompi negara kecil kita. Dengan demikian, roh mahasiswa yang hilang dapat kembali ke jasadnya dan ia akan melakukan sesuatu dengan ideal dan murni karena keinginannya dan kepentingannya sebagai seorang mahasiswa.

“

Naik atau tidaknya BBM bersubsidi, itu adalah pilihan. Setiap pilihan akan ada efek positif maupun negatifnya

Ferdi Ferdian Ketua Dewan Mahasiswa IAIN Imam Bonjol Padang

K

onsisten or inkonsisten ? Itulah pertanyaaan yang perlu kita ajukan kepada pemimpin negara ini. Kenapa tidak? Wacana-wacana untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dilontarkan pemerintah selalu tanpa kejelasan teknis (pelaksanaan). Ketidakberdayaan itulah yang membuat buah pertanyaan rakyat terhadap pemimpinnya. Dalam waktu dekat ini saja sudah dua kali Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan akan menaikkan harga BBM, pertama saat acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional pada April 2013 kemarin. Kedua, dalam waktu dekat ini di media. Situasi menunggu itulah yang menyebabkan timbulnya banyak protes dan gejolak di tengah masyarakat disebabkan pemerintah kurang punyo tariang. Walaupun setiap pribadi masyarakat tidak menginginkan kenaikan BBM, yang jelas berbagai reaksi dari masyarakat timbul dengan gencar baik yang pro maupun yang kontra. Yang pro tentu pemerintah dengan jajarannya sampai pada kalangan bawah, sebenarnya tidak menginginkan terjadinya kenaikan harga BBM bersubsidi, namun kondisi dan kenyataan yang terjadi memaksa mereka untuk setuju. Di sisi lain, yang kontra terhadap kenaikan harga BBM mulai dari anggota DPR, DPRD, mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi , petani, nelayan, sopir angkutan umum dan masih banyak lagi. Diantara yang pro dan kontra terhadap kebijakan kenaikan harga BBM ini terdapat kelompok yang no reaction (manzila baina manzilatain). Mereka ini tidak ikut demo, pasrah, harga BBM tidak naik syukur, kalau BBM naik ka baa juo lai. Mereka juga sebenarnya berharap harga BBM tetap, karena dengan kenaikan BBM akan berimbas terhadap tambahan pengeluaran sehari-hari, tetapi tetap menerima. Sebagian anggota DPR pun tidak pula setuju dengan kenaikan

harga BBM. Ada yang mengatakan bahwa kebijakan kenaikan harga BBM saat ini kurang tepat sekali, karena akan menambah beban rakyat yang sedang meng hadapi berbagai tekanan ekonomi seperti kenaikan harga pangan. Alasan lainnya adalah akan bertambahnya angka kemiskinan dan pengangguran, inflasi terbawa naik pula, bahkan biaya transportasipun naik dan biaya kebutuhan pokok rakyat lainnya. Kampus sebagai camp-nya para generasi muda pengontrol sosialpun disibukkan menyikapi agenda pemerintah di Juni ini untuk menaikkan harga BBM. Kondisi masyarakat Indonesia yang dijabarkan di atas pun tak ubah juga terjadi perguruan tinggi, ada yang pro, ada yang kontra, begitu pula yang abstain, salah satunya di kampus Islami IAIN Imam Bonjol Padang. Sebagai seorang mahasiswa, saya berpendapat jika dikaji secara mendalam dan komprehensif , pertanyaan substantifnya bukan pada setuju atau tidaknya harga BBM naik, tetapi benarkah Negeri Ibu Pertiwi ini kaya dengan sumber daya alam, salah satunya minyak? Ini hal sebenarnya yang perlu di jawab, karena naik atau tidaknya BBM tergantung akan hal ini. Why? Salah satu alasan pemerintah kenapa perlu menaikan harga BBM karena harga minyak dunia naik, jika memang kita kaya minyak dan energi lainnya, sungguh Indonesia tidak akan pernah kekurangan walaupun setetes dan takkan terpengaruh akan harga minyak dunia sebab cadangan minyak masih banyak. Contohnya saja harga minyak di negeri kaya energi seperti Venezuela (Rp.774), Mesir (Rp.871), Saudi Arabia (Rp 968). Sekali lagi, jika memang Indonesia kaya sumber energi. Banyak sedikitnya cadangan minyak dalam negeri pun masih diperdebatkan. Ada yang mengemukakan total cadangan minyak Indonesia hanya 4,2 miliyar barel, dengan produksi 800-900 ribu barel perhari minyak akan habis dalam 12 tahun. Di sisi lain, Seorang Pakar Perminyakan Indone-

085767778XXX Pak, tolong donk keamanan keamanan Kampus diperhatikan, jangan sampai ada Mahasiswa IAIN yang kehilangan, kasihankan Pak ? 0831822664XXX Kampus ini jauh dari standar perkuliahan, fasilitas tidak memadai dan lokal perkuliahan yang kurang baik. Pegawai kurang bersahabat dengan mahasiswa. Bagaimana itu pak ? 085766577XXX Pak Rektor mohon filterisasi kembali Dosen-dosen yang layak untuk mengajar, karena sebagian besar

sia berpendapat bahwa Indonesia sebetulnya masih punya cadangan minyak berkisar 50 miliar hingga 80 miliar barel dan seharusnya Indonesia sanggup memproduksi minyak 1,5 juta barrel per hari. Akan tetapi, karena ketidakmampuan pemerintah, maka kemampuan kita hanya 890.000 barel per hari. Tidak terlepas dari tahun 2013 sebagai tahun politik, masyarakat diharapkan cakap dan selektif menyikapi dinamika yang terjadi di negeri ini, setuju atau tidaknya akan kenaikan harga BBM ini bahkan abstain pun menyikapinya, itu adalah murni buah hasil dari pertimbangan-pertimbangan mendasar tanpa dipengaruhi siapapun atau apapun. Setuju ? Tidak setuju ? Abstain? Demo? Yang jelas suci atas nama rakyat. Faktanya saja, Diantara yang pro, kontra maupun yang abstain yang paling banyak dimuat beritanya adalah mereka yang menolak kenaikan BBM. Seperti yang dilansir di media tentang adanya aksi demo penolakan kenaikan BBM yang marak diberbagai daerah di Indonesia yang disiarkan berbagai media cetak dan elektronik serta dunia maya. Padahal, yang setuju juga banyak, tapi beritanya tidak segencar berita aksi penolakan kenaikan harga BBM. Apalagi yang abstain, hampir tidak ada beritanya sama sekali. Hal ini wajar, karena mungkin di balik penyebaran berita aksi penolakan kenaikan harga BBM tersebut terdapat tujuan politis tertentu. Terkait pro dan kontra ini, kita masyarakat hanya bisa menunggu. Apakah BBM bersubsidi nanti benar-benar dinaikkan, atau mengalami pembatalan seperti sebelumnya. Namun menurut hemat saya naik atau tidaknya BBM bersubsidi, itu adalah pilihan. Setiap pilihan akan ada efek positif maupun negatifnya, tergantung pada pilihan bijak mana minim akan negatifnya, yang lebih penting masalah ketersediaan BBM itu sendiri dan jaminan perbaikan kesejahteraan pada masyarakat termasuk infrastruktur serta prioritas terhadap masyarakat kecil.

dosen itu merugikan mahasiswa. ketika mau ujian, kuliah dipadatkan. Korupsi waktu namanya pak ? 083180970XXX Pak kenapa pratikum di IAIN ngak jalan? Padahal kami telah membayar uang pratikum pada awal semester. Tolong keadilannya pak. 087895319XXX Kedisiplinan dosen dalam mengajar ,dan cara mengajarnya ditingkatkan , jadilah orang yang bertanggungjawab dalam melaksanakan jabatan. jangan hanya bisa komentar saja.

Ungkapkan keluh kesah anda dan masukan anda untuk kampus kita ini melalui SMS ke Suara Kampus. Kirim ke 083182360829 dengan format: Nama-Bp/Jurusan-Pesan. contoh : Andre 211100/IPS-Pesan


Bahan Bakar Mahasiswa (BBM) Naik

Long march : Gerakan Masyarakat Sumbar (GEMAS) gelar Long March, Senin (17/06) (foto : Ami).

D

ewasa ini perekonomian In donesia semakin memburuk kondisinya, dana APBN yang sudah dianggarkan melonjak pemakaiannya pertengahan mei 2013. Setelah dideteksi ternyata Aulia Rizal Ferdi Ferdian lonjakan terbanyak digunakan Juru Bicara GEMAS Ketua DEMA IAIN untuk pemakaian BBM bersubsidi dan telah melampaui dana anggaran. Hal itu di sikapi oleh pemerintah dengan menetapkan kebijakan untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan mengurangi dana subsidi dari APBN. Menanggapi kebijakan itu mahasiswa juga unjuk gigi dan seharusnya pemerintah Sikap DPRD yang tidak angkat bicara. Menyikapi perekonomian Indomengurangi belanja negara dan mau menemui kami sangat nesia yang semakin tidak stabil, dialihkan ke pemberdayaan mengecewakan sekali maka pemerintah mulai mengambil masyarakat langkah antisipasi dengan menetapkanlah suatu kebijakan agar keadaan seperti ini tidak belarut-larut terlalu lama. Namun, masyarakat Transparansi Anggaran (FITRA), dang, pedagang pasar raya Padang hun 2007 tentang penanaman motidak bisa menerima keputusan dana APBN talah dikuras 79% dan masyarakat. Aksi demo yang dal asing. begitu saja. untuk belanja pejabat negara. mereka lakukan mendapat penolaKetiga, mereka juga meminta Sementara 21 Triliyun juga diku- kan dari pihak DPRD 17 Juni lalu. pemerintah untuk membangun Mahasiswa Unjuk Gigi curkan untuk membiayai perjaAulia Rizal berharap agar para industri nasional pertambangan Kebijakan pemerintah untuk lanan dinas (plesiran). wakil rakyat itu mau turun dan me- minyak secara optimal, agar tak menarik sebagian subsidi Bahan Berdasarkan penelitian FITRA, nemui mereka agar dan mende- perlu mengolah minyak mentah ke Bakar Minyak (BBM) yang berimjika ditotalkan setiap tahunnya ngarkan keluhan dan usulan rakyat. luar negeri. Keempat, lakukan bas kepada naiknya harga BBM pemerintahan memboroskan ang- “Sikap DPRD yang tidak mau penghematan APBN. Kelima, optitersebut menuai kontroversi. Pro garan sejumlah 300 triliyun, kemu- menemui kami sangat mengecew- malisasi penerimaan pajak sebagai dan kontra menyeruak dari berdian tingkat kebocoran APBN se- akan sekali, terserah mereka nan- sumber APBN terbesar, sehingga bagai kalangan. Di berbagai pentiap tahunnya mencapai 30%. Ge- tinya menerima atau menolak aspi- dana dapat akumulasikan untuk juru negeri semenjak tanggal 17 Jumas menuntut agar anggaran nega- rasi kami. Yang jelas secara kelem- kesejahteraan masyarakat banyak. ni, masyarakat dan mahasiswa mera tersebut dilakukan penghematan bagaan mereka harus mau mendeSelain itu beberapa tuntutan lakukan unjuk rasa (long march). disetiap lini anggaran, bukan hanya ngarkan setidaknya menemui ka- juga ditekankan untuk mengusut Beberapa pakar pun angkat bicara di minimalisir di dana subsidi saja. mi,” ujarnya saat diwawancarai pa- kasus korupsi yang merugikan soal kenaikan harga BBM ini. Gemas yang merupakan orga- da aksi demo, Senin (17/06) lalu. negara. Kemudian melarang agar Menanggapi kebijakan tersebut, nisasi yang menggabungkan bebeMereka mengajukan beberapa jangan menjadikan BBM sebagai Aulia Rizal perwakilan Gerakan rapa lembaga seperti Pemahaman tuntutan untuk menolak kenaikan pengalihan isu-isu hukum yang Masyarakat Sumatera Barat (GeHukum Politik (PHP) Unand, Lem- BBM. Pertama, mereka juga me- menjerat parpol, sehingga hukum mas) mengutarakan bahwa pihak baga Advokasi Mahasiswa dan minta nasionalisasi aset asing yang bebas dari pengaruh politik. Gemas secara tegas telah meminta Pengkajian Kemasyarakatan (LAM ada di Indonesia, terutama di bi- Terakhir, pemerintah dilarang audiensi dengan pihak DPRD. & PK) Fakultas Hukum Universi- dang Minyak dan Gas (MIGAS) ka- untuk menyogok rakyat dengan Namun hingga Demo dilakukan tas Andalas (FHUA), Himpunan rena selama ini banyak modal asing BLSM (kompensasi) dan hentikan pada 17 Juni lalu, pihak DPRD tiMahasiswa Islam (HMI) Cab. Pa- yang menguasai aset-aset di Indo- pemiskinan rakyat. dak menanggapi permintaan medang, FMN padang, BEM Filkom nesia. Kedua, cabut UU No. 22 taKetua Dewan Mahasiswa reka. Menurut data yang mereka UPI, mahasiswa Fakultas Dakwah hun 2001 tentang ketentuan pokok (Dema) Intitut Agama Islam Negeri dapatkan dari Forum Indonesia dan IAIN Imam Bonjol, GMNI Cab. Pa- pertambangan dan UU No. 25 ta- (IAIN) Imam Bonjol Padang Ferdi

Ferdian juga menuturkan, seharusnya pemerintah mengurangi belanja negara dan dialihkan ke pemberdayaan masyarakat. Pemerintah tidak adil dalam mengeluarkan kebijakan, memang minyak merupakan Sumber Daya Alam (SDA) yang tidak dapat di perbaharui namun untuk saat ini jangan dibebankan kemasyarakat, sebentar lagi akan memasuki Bulan Ramadan dan harga kebutuhan pokok naik, “Kami akan mengontrol kebijakan pemerintah, dan kami akan berkoordinasi dengan mahasiswa perguruan tinggi lainya,” ujar mahasiswa Perbandingan Agama ini. Ia menambahkan pemerintah harus bijak menanggulangi masalah kenaikan harga BBM ini, karena BBM sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Apabila harga naik, masyarakat menengah kebawah yang sangat merasakan dampaknya, memang ada Bantuan Tunai Langsung (BLT) kepada masyarakat miskin namun kalau dikalkulasikan jumlahnya sangatlah tidak seimbang. Bagaimana kalau dalam keluaarga tersebut mempunyai anggota lebih dari lima orang. “Kami tidak setuju dengan kenaikan harga BBM ini, apabila harga BBM naik semua harga makanan pokok menjadi naik. Kami berharap agar pemerintah mau mengkaji kembali kebijakan yang mereka tetapkan suapaya masyarakat menengah kebawah tidak merasakan dampak yang begitu berat dengan kenaikan harga BBM ini,” ujarnya. Reporter : Zulfikar, Yogi Eka Saputra, M. Fadil, Evi Chandra, Nela Gusti Hasanah, Taufiq Siddiq, Hervina Harbi (Mg), Editor : Nela Gusti Hasanah


BBM di Tahun politik Awal tahun 2013 lalu, pemerintah telah menganggarkan konsumsi dana APBN untuk subsidi BBM sebanyak 216 Triliyun dengan kuota pemakaian 46,7 juta KiloLiter selama tahun 2013 ini. Namun hingga Mei 2013 tercatat lonjakan pemakaian BBM oleh masyarakat melebihi kuota yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sehingga pemerintah mengambil langkah antisipasi berupa pemotongan subsidi BBM dan menaikkan harga BBM di pasaran. Hal tersebut bertujuan agar tidak terkurasnya dana APBN untuk menutup subsidi. Ketua DPRD Sumatera Barat, Yulteknil, menjelaskan bahwa kebijakan menaikkan harga BBM di pasaran telah dibahas oleh DPR bersama pemerintah pusat dengan mempertimbangkan bahwa mayoritas pengguna BBM adalah pelaku usaha yang tergolong masyarakat dengan kondisi ekonomi menengah ke atas. “Penguna BBM lebih didominasi oleh pelaku usaha jika dipersentasekan adalah sekitar 70 % sementara 30 % lainnya baru rakyat miskin (menengah kebawah). Menaikkan harga BBM adalah solusi untuk mengantisipasi penghematan dana APBN dan juga penghematan penggunaan BBM oleh masyarakat,” ujarnya saat ditemui di rumah dinasnya, Jumat (14/06). Sementara itu telah ditekankan pada Peraturan Menteri (Permen) Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) No. 1 tahun 2013 Pasal 3, pentahapan pembatasan penggunaan Jenis BBM Tertentu untuk transportasi jalan berlaku untuk kendaraan dinas dan mobil roda empat. Dijelaskan selanjutnya dalam pasal 6, mobil barang dengan jumlah roda lebih dari empat berlaku ketentuan sebagai berikut: Pertama Penggunaan Mobil Barang dengan jumlah roda lebih dari empat untuk pengangkutan hasil kegiatan perkebunan dan pertambangan dilarang menggunakan Jenis BBM Tertentu berupa Minyak Solar (GasOil); Kedua Penggunaan Mobil Barang dengan jumlah roda lebih dari empat untuk pengangkutan hasil kehutanan terhitung mulai tanggal 1 Maret 2013 dilarang menggunakan Jenis BBM Tertentu berupa Minyak Solar (Gas Oil) Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa sejatinya energi dan pemanfaatannya diberikan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Namun, seperti dikemukakan Yulteknil bahwa pengguna BBM terbanyak saat ini adalah pengusaha dan mereka yang menggunakan kendaraan seperti yang dijelaskan diatas tergolong masyarakat kelas menengah ke atas. Syafruddin Karimi, salah seorang pengamat ekonomi mengaku setuju dengan kebijakan pemerintah menaikan BBM, hanya saja banyak hal harus dipertimbangkan. Ia mengatakan, menaikkan harga bahan bakar bersubsidi itu bukanlah jalan yang terbaik untuk menstabilkan perekonomian. Kestabilan ekonomi sebenarnya lebih condong kepada kualitas pendidikan, kesehatan serta sarana dan prasarana untuk kepentingan masyarakat.

Pasang Aspirasi : Empat orang perwakilan gemas pasang aspirasi di gedung DPRD, Senin (17/06) (foto : Ami)

Syafruddin Karimi Pengamat Ekonomi

Kenaikan BBM kali ini hanyalah permainan elit politik “Kestabilan perekonomian terletak bukan pada kenaikan BBM, pemerintah haruslah memperbaiki bagaimana semua masyarakat bisa menikmati pendidikan yang berkualitas yang akan menjadikan masyarakat bisa menjadi pengusaha dan akan mengurangi pengangguran maupun kemiskinan,” ujarnya saat ditemui Suara kampus di kediamannya, Kamis (12/06). Perspektif Islam Ahmad Wira, dosen Ekonomi Islam institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang juga menuturkan hal senada, menurutnya alasan pemerintah untuk menstabilkan perekonomian Negara salah satunya memang dengan menaikkan harga BBM, namun ini hanya dalam jangka pendek dua atau tiga tahun ke depan dan nantinya hal yang serupa juga akan terjadi lagi. Dalam rentangan itu pertumbuhan ekonomi akan mengalami kesenjangan sehingga pergerakan ekonomi tidak merata dan pada akhirnya akan memperlebar jurang antara si kaya dan si miskin. Namun, Ahmad Wira juga berpendapat bahwa menaikkan harga BBM bukan satu-satunya alasan untuk menstablikan keadaan perekonomian indonesia yang saat ini

sedang sakit-sakitan. Ia menilai, seharusnya pemerintah itu harus mempertimabangkan sebelum memutuskan kenaikan BBM. “Jika dengan kenaikan BBM ini tidak bertujuan untuk kemaslahatan masyarakat, maka pemerintah itu berarti berlaku “zholim” terhadap masyarakat, karena sesungguhnya banyak cara untuk menstabilkan perekonomi negara ini” ujarnya. Ia mengatakan, memang kebijakan untuk menaikkan harga BBM ini bertujuan untuk mengefisienkan Subsidi, dengan persepsi selama ini semua orang merasakan subsidi itu dari kalangan bawah ataupun atas. “Kita dapat lihat nanti bahwa dengan kenaikan BBM ini mengakibatkan segala hal pasti akan menjolak naik namun efeknya nanti pendapatan masyarakat miskin tidak mengalami kenaikan bahkan bisa melorot,” tuturnya. Wira menambahkan, sikap pemerintah memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat utnuk mengatasi kemiskinan sangat tidak mendidik masyarakat. Menurutnya pemberian BLT kepada masyarakat hanya akan membuat mereka malas berusaha, sedangkan, dalam Islam jelas diterangkan tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah atau dengan mendorong masyarakat untuk berinvestasi. Dampak Bicara dampak, dinaikannya harga bahan Bakar bersubsidi mau tidak mau juga akan memiliki efek positif dan negatif. Dampak secara langsung yang akan dirasa oleh masyarakat adalah kenaikan harga barang-barang di pasaran seperti sembako dan lainnya. Yulteknil juga menyatakan hal serupa, dinaikkannya harga bahan Bakar bersubsidi ini pasti akan menuai efek domino, seperti melonjaknya harga barang-barang lainnya. Namun disini diharapkan pengertian dari masyarakat bahwa kebijakan tersebut bertujuan secara tidak langsung untuk mensejahterakan masyarakat menengah

Yulteknil Ketua DPRD Sumatera Barat

Menaikan harga BBM adalah solusi untuk mengantisipasi penghematan dana APBN kabawah yang dalam hal ini rakyat miskin. Seperti yang tertuang dalam peratutan mentri ESDM nomor 1 tahun 2013 yang dikeluarkan awal maret lalu bahwa pengguna BBM bersubsidi ditujukan lebih kepada Rakyat miskin. Terkait hal itu, Syafruddin Karimi ini menghimbau masyarakat agar kenaikan BBM tidak dijadikan sebuah ketakutan terutama masyarakat menengah kebawah, dengan dinaikannya BBM setidaknya membuat masyarakat lebih hemat tentunya, dengan naiknya BBM tentu sembako akan naik juga disinilah rakyat bisa jadikan ini peluang untuk berusaha kembali. “Sebenarnya naiknya sembako bukanlah karena BBM naik, tapi sembako naik karena infrastruktur yang kurang memadai, makanya imbas mereka ke harga BBM dan juga apabila harga suatu barang di pasar sesuai dengan harga pasar dan dijalani dengan ketentuan yang benar harga pasar tersebut bisa sesuai dengan harga yang di butuhkan masyarakat, jadi kembali kita berharap kepada pemerintah kembali benahi fasilitas dan pelayanan yang bagus untuk rakyat,” katanya. Dia juga menilai, pemerintah

seharusnya pemerintah berfikir ke depan, pemerintah bisa menaikan harga BBM sesuai harga pasar, jadi pemerintah tidak lagi befikir kesana untuk ke depannya, sehingga perhatian pemerintah dapat diutamakan kepada pelayanan masyarakat seperti mengratiskan pendidikan, mengutamakan pelayanan dalam kesahatan, memperbaiki jalan-jalan agar pedagang bisa lancar melakukan transaksi perdangangan. “Kalau saya memandang pemerintah jangan seperti mempermainkan harga BBM, karena ini tidak akan memperngaruhi kestabilan ekonomi, kestabilan itu bisa diperbaiki melalui pendidikan, pemerintah bisa mengratiskan pendidikan untuk seluruh masyarakat melalui Angaran Pembelanjaan Biaya Negara (APBN) ,” ungkapnya. Dampak lainnya yang mungkin ada adalah terjadinya spekulasi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab. Oknum-oknum ini biasanya menimbun minyak dan memanfaatkan untuk kepentingan mereka, seperti menjualnya setelah harga BBM naik. Untuk mengantisipasi hal seperti ini maka pemerintah daerah telah merencanakan beberapa program untuk menanggulangi adanya spekulan. Untuk mengantisipasi adanya oknum yang melakukan spekulasi DPRD akan melakukan kontrol serta pengawasan kepada pihak pertamina sehingga pendistribusian bisa lebih jelas. “Pihak pertamina harus melaporkan bagaimana pendistribusian minyak kepada masyarakat setiap harinya agar pemerintah bisa mengontrol penggunaan minyak oleh masyarakat karena minyak yang di kirimkan oleh pertamina pusat tergantung jumlah kendaraan yang ada di daerah tersebut,” katanya. Menurut Ketua Dema IAIN Ferdi Ferdian, dampak lain juga dapat dilihat dari segi sosiologis. Ini akan berdampak sangat luas, sebagai contoh, banyak terjadi tindakan kriminal, mereka tentu mengambil jalan pintas dalam menanggulangi kehidupan mereka, dan portitusi berkembang sangat pesat, saat sekarang ini saja kegiatan Portitusi sudah meraja lela dan ketimpangan-ketimpangan akan terjadi di masyarakat. Kontroversi kenaikan BBM di kalangan mahasiswa ini, dinilai Syafrudin juga dipengaruhi oleh partai politik. Sehingga banyak dari mereka tanpa berfikir panjang untuk melakukan demo untuk menolak kenaikan BBM, sesungguhnya mahasiswa harus tuntut pemerintah terkait masalah pendidikan yang mana masyarakat kecil susah mendapatkannya. Menurutnya mahasiswa sekarang bodoh karena mereka berdemo tidak mengetahui masalah dahulu, tapi apabila mahasiswa menuntut agar BBM dinaikan sesuai dengan harga pasar dan minta perjanjian kepada pemerintah untuk lebih fokus kepada pendidikan dan fasilitas lainnya, pasti kestabilan ekonomi akan membaik. “Kenaikan BBM kali ini hanyalah permainan semata bagi beberapa pihak, ini dijadikan momentum untuk mendapatkan suara dari rakyat termasuk dengan adanya perdebatan di media atau televisi,” papar Syafruddin.


Penerimaan Mahasiswa Baru

IAIN Targetkan 3.500 Mahasiswa Sekarang adalah moment yang besar untuk seluruh Perguruan Tinggi dalam menerima dan menyeleksi mahasiswa baru yang akan masuk perguruan tinggi yang dipilih, mulai dari perguruan tinggi negeri hingga swasta. Berbagai upaya telah dilakukan, mulai dari langkah yang mudah hingga yang tersulit, yaitu dari perkenalan Universitas atau Perguruan Tinggi hingga perkenalan Jurusan atau Program Studi. Serentetan persiapan juga telah dilakukan untuk dapat mensukseskan penerimaan mahasiswa baru, dan target yang akan dicapaipun telah dimuat dalam agenda. Semua itu dilakukan hanya untuk satu tujuan, yaitu menerima mahasiswa baru. Terkait persiapan penerimaan mahasiswa baru, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol sendiri telah melakukan berbagai upaya untuk menarik mahasiswa baru, mulai dari pendekatan, strategi hingga teknik yang langsung diterapkan ke lapangan. Berawal dari sosialisasi pimpinan ke pihak fakultas pada Senin (10/06) IAIN telah mengadakan rapat untuk mensukseskan penerimaan mahasiswa baru “Kita telah mengadakan sosialisasi ke pihak fakultas untuk penyambutan mahasiswa baru” ujar Rektor IAIN Prof. Dr. Makmur Syarif S.H, M.Ag. Adapun sosialisasi dari IAIN Imam Bonjol sendiri dalam penerimaan mahasiswa baru ke sekolahsekolah melalui pendekatan-pendekatan, dari perkenalan kampus hingga sosialisasi ke jurusan. Seperti yang disampaikan Wakil Rektor Satu (WR I) IAIN IB Padang, “Kita telah lakukan pendekatan dan sosialisasi ke sekolah-sekolah untuk menarik mahasiswa baru masuk ke perguruan tinggi Islam. Kita menerima mahasiswa baru yang telah menamatkan bangku pendidikan jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah (MA), dan yang setara lainnya,” ujar Dr. H. Syafruddin, M.Ag. Selain itu, Syafruddin juga menambahkan, “Kita bekerjasama dalam mensukseskan penerimaan mahasiswa baru dengan pihak akademik institut, “ ujarnya saat diwawancarai wartawan Suara Kampus di Ruangannya (13/06). Senada dengan hal itu, Ikhwan Matondang Selaku Dekan Fakultas Ushuluddin mengaku telah melakukan sosialisasi dan pendekatan ke sekolah-sekolah yang ada Sumatera Barat. juga merupakan bagian dari Program Fakultas Ushuluddin, “ Ada beberapa program Fakultas Ushuluddin untuk menyambut dan menarik mahasiswa baru, diantaranya sosialisasi fakultas ke madrasah-madrasah yang ada di Sumatera Barat, seperti di Pasaman, Agam, Payakumbuah, 50 Kota dan kabupaten lainnya,” ungkapnya saat diwawancarai. “Dalam sosialisasi yang dilaksanakan, ada yang bersamaan dengan pihak institut dan ada pula dari Fakultas Ushuluddin sendiri yang dilaksnakan pada Bulan

Pendaftaran : Pendaftaran Mahasiswa baru dikantor Akademik Mahasiswa, Kamis (20/06) (Foto : Taufiq)

Dr. H. Syafruddin, M.Ag. Wakil Rektor Satu

Dr. Ikhwan Matondang, SH. M.Ag

“ “

Dekan Fakultas Ushuluddin

Kita telah lakukan pendekatan dan sosialisasi ke sekolahsekolah untuk menarik mahasiswa baru masuk ke perguruan tinggi Islam

Fakultas Ushuluddin memiliki daya tampung 250 orang mahasiswa baru

Februari dan Maret lalu. Dalam sosialisasi tersebut Fakultas Ushuluddin banyak memperkenalkan jurusan, serta tren perkembangan perguruan tinggi agama Islam seperti perubahan IAIN ke UIN. Selain itu, juga menginformasikan tentang Program Profesi Guru (PPG), program ini dapat menjadikan mahasiswa selain Fakultas Tarbiyah menjadi guru, tamat S1 dan masuk PPG satu setengah tahun dan sudah bisa menjadi guru,” Tambahnya. Hal serupa juga dilakukan Dekan Fakultas Adab diwakili Wakil Dekan (WD II) bidang

Administrasi Rusdi Ramli, dalam penerimaan mahasiswa baru Fakultas Adab telah memulianya jauh-jauh hari. “Untuk menghadapi penerimaan mahasiswa baru, kita sudah memulianya jauh-jauh hari. Pada bulan November lalu Fakultas Adab sudah melakukan promosi ke seluruh Kabupaten dan Kota seSumbar,” ujar Wakil Dekan II(WD II) Fakultas Adab. Beranjak dari persiapan dan pendekatan yang telah dilakukan tersebut, IAIN sendiri mempunyai target untuk kuota penerimaan mahasiswa baru kali ini, Makmur

Syarif Rektor IAIN IB menargetkan mahasiswa sebanyak 3.500 mahasiswa baru, “Untuk kuota penerimaan mahasiswa baru , kita memang menargetkan 3.500 calon mahasiswa baru yang akan diterima, karena terkait adanya keterbatasan lokal saat ini, kita menampung berapa yang memadai saja,” ujar Makmur saat diwawancarai di ruangannya. Sedangkan menurut Wakil Rektor Satu (WR1) untuk penerimaan mahasiswa baru IAIN IB Padang akan targetkan sekitar 2.000 calon mahasiswa baru yang akan diterima, “Kita targetkan mahasiswa baru yang akan diterima sekitar 2.000 mahasiswa. Baik melalui Penelusuran Minat Dan Kemampuan (PMDK), Jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (SPMB PTAIN), dan melalui jalur mandiri,” ujar Syafruddin saat ditemui di ruangannya Pukul 11.45 WIB. Sehubungan dengan kuota penerimaan mahasiswa baru ini, Dekan Fakultas Tarbiyah sendiri mengatakan kalau kuota untuk tarbiyah sekitar 850 calon mahasiswa baru, “Kuota untuk Fakultas Tarbiyah kali ini sekitar 850 calon mahasiswa itupun jika Gedung Student Center (SC) bisa di fungsikan, jika belum kuotanya mungkin hanya 250-an,’’ujarnya saat diwawancarai Suara Kampus.

Berbeda dengan Fakultas Tarbiyah, Fakultas Ushuluddin mempunyai target tersendiri dalam penerimaan mahasiswa baru. Untuk tahun ini Fakultas Ushuluddin akan menerima sekitar 250 calon mahasiswa, ‘Untuk kuota Fakultas Ushuluddin memiliki daya tampung 250 orang mahasiswa baru nantinya,’ ungkap Ikhwan Matondang ini saat ditemui tim Suara Kampus. Begitu juga dengan Fakultas Dakwah, untuk Tahun ini Fakultas Dakwah akan menerima sekitar 250 mahasiswa, “Untuk kuota tahun ini kita hanya menampung tiap jurusan satu local, semuanya sekitar 250 calon mahasiswa,” ujar Wakidul Kohar . Besarnya target yang di inginkan petinggi kampus juga membutuhkan usaha yang besar, berbagai upaya akan dilakukan untuk bisa mendukung kesuksesan penerimaan mahasiswa baru . Salah satunya dengan mengoptimalkan jadwal perkuliahan dan memanfaatkan jadwal yang kosong,”Untuk penerimaan mahasiswa baru, diupayakan untuk mengoptimalkan seluruh jadwal kuliah, kendala selama ini sistem pembagian jadwal kuliah dibagi oleh fakultas, kedepannya jadwal kuliah akan disusun oleh institut. Jadwal yang kosong akan dimanfaatkan untuk kuliah, seperti hari Minggu,” ujar Kepala Bagian (Kabag) Perencanaan, Afrizal.

Wartawan : Ari Yuneldi, Ridho Permana, Deli, Dosfrianto, Nurhayati, Annisa Fitri, Yogi Eka Saputra, Arif Nur Setiawan, Eka Dasman, Eka Putri, Chairil Anwar, Taufiq Siddiq, Romlan Editing : Ari Yuneldi


Lokal Kurang, Mahasiswa Baru Datang diwawancarai Suara Kampus. Ia juga menambahkan, untuk kurikulum dan tim pengajar kedua konsentrasi ini sudah disiapkan. Sekitar 11 dosen yang siap pakai untuk kedua konsentrasi ini,”Kita sudah mengajukannya kepada rektor untuk dua konsentrasi ini, karena untuk membuka konsentrasi baru kita hanya butuh izin dari rektor,” ujarnya saat ditemui di ruangannya, Selasa (11/06).

B

eranjak dari target kuota yang ingin dicapai para petinggi kampus, Rencana berbeda yang dilakukan untuk penerimaan mahasiswa baru kali ini yaitu akan adanya pembenahan dan pembangunan gedung. Seperti yang dikatakan Wakil Rektor Administrasi Umum dan Keuangan (WR II), Salmadanis ketika ditemui di kantornya, Selasa (11/06) bahwa untuk menyambut mahasiswa baru tahun ini, IAIN Imam Bonjol sudah merencanakan beberapa fasilitas yang akan dibangun, antara lain berupa ruangan kuliah, ruangan dosen, perpustakaan, klinik, beberapa laboratorium di fakultas, persiapan kampus tiga dan fasilitas pendukung lainnya. “Rencananya kita akan bangun ruangan dosen yang besar, jadi semua dosen duduk di sana sesuai dengan fakultasnya masing-masing, kan sekarang dosen kita duduknya di mana saja, kadang diusir dari tempat duduk tersebut,” katanya menjelaskan. Selain itu, Salmadanis juga menambahkan bahwa IAIN akan melakukan pembenahan lokal, seperti Student Centre (SC), “Berkaitan dengan SC (gedung pink) yang masih terbengkalai sebanyak delapan ruangan lantai satu, rencananya akan kembali dikerjakan dan pengerjaannya akan dilaksanakan oleh pihak PNPB (Penerimaan Negara Bukan Pajak) pada Agustus mendatang,” tambahnya. Perkataan yang serupa juga dilontarkan Kepala Bagian (Kabag) Perencanaan Saat ditemui di ruangannya, Gedung Rektorat lantai dua, “Sampai sekarang seluruh perkembangan sedang dalam proses dan rencanaannya pada akhir Tahun 2013 Gedung Rektor yang sekarang akan pindah ke Gedung Rektor yang sedang di bangun di depan Mesjid Baitul Hikmah. Untuk gedung rektor yang sekarang akan dijadikan lokal sebanyak delapan lokal, semua ini masih dalam proses sampai sekarang surat menyuratnya sudah selesai,” ujar Afrizal. Terkait pembangunan tersebut, Rektor IAIN Imam Bonjol mengatakan aka ada pembangunan lokal baru untuk mahasiswa baru, “Insya Allah untuk tahun ini kita akan membangun lokal dan melakukan pembenahan dengan menyurati Dinas PU untuk melanjutkan pembangunannya,”ujar Rektor saat diwawancarai Suara Kampus. Selain pembangunan gedung di Lubuk Lintah, nantinya juga akan dilakukan pembangunan pada Kampus Tiga yang berlokasi di Sungai Bangek, seperti yang dikatakan Wakil Rektor Dua (WR2), “Untuk pembangunan kampus tiga yang di Sungai Bangek, kita masih akan mempersiapkan banyak hal, seperti izin mendirikan bangunan (IMB), dan lainnya dan rencananya pembangunan akan dilakukan pada akhir Tahun 2014. Ditargetkan pada akhir 2013 ini semua gedung di Lubuk Lintah ini sudah selesai dan pada tahun ini,” ujar Salmadanis saat diwawancarai. Afrizal membenarkan perkataan Salmadanis, kalau untuk pembangunan pada kampus tiga akan dibangun pada Tahun 2014, “Kita belum tahu pasti bulan pembangunan kampus tiga, yang jelas akan dilakukan pada Tahun 2014 mendatang, pembangunan menggunakan sistem Layanan Lelang Pengadaan Secara Elektronik.” paparnya.

Terbengkalai : Pembangunan gedung rektorat terbengkalai (foto : Noli)

Kita memiliki keterbatasan lokal, jadi kita menampung sesuai kapasitas

IAIN jangan hanya mengedepankan kuantitas, tetapi perhatikan kualitas

Makmur Syarif Rektor IAIN IB Padang Untuk melakukan pembangunan kampus tiga ini masih dalam tahap proses dan perencanaan, seperti yang dikatakan Usda Risman, “IAIN sudah membeli tanah yang ada di Sungai Bangek untuk gedung III dan Semua pembangunan yang direncanakan butuh proses, jadi hanya menunggu keputusan dari Pimpinan kampus,”ujarnya. Fakultas Berbenah Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, keberadaan perguruan tinggi Islam tentu akan sangat dibutuhkan. IAIN yang merupakan salah satu perguruan Tinggi Islam terbesar di Sumatera Barat yang saat ini memiliki 23 jurusan dengan lima prodi, pada Tahun Akademik 2013/2014 kali ini akan adakan berbagai teroboosan-terobosan untuk kelima fakultas yang ada di IAIN IB sendiri. Mulai dari penambahan konsentrasi, jurusan, penambahan fasilitas dan penambahan nama pada Empat Fakultas. Kelima fakultas tersebut telah ditetapkan oleh Organisas dan Tata kerja (Ortaker) dalam Peraturan Menteri Agama (PMA), yaitu Pertama Fakultas Tarbiyah. Fakultas Tarbiyah berganti nama menjadi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, pergantian nama ini sudah ditetapkan oleh Organisasi dan Tatakerja (Ortaker) dalam Peraturan Menteri Agama (PMA). Hal ini seperti yang disampaikan oleh Dekan Fakultas Tarbiyah, Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag,”Fakultas Tarbiyah akan berganti nama menjadi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, dan dengan bergantinya nama ini maka kedepannya Fakultas Tarbiyah akan menyiapkan banyak agenda, seperti Tim Pengajar, Dosen ataupun Calon guru yang menjadi pengajar

Mimi Suharti Dosen Psikologi Umum yang Profesional. Ujarnya saat diwawancarai wartawan Suara Kampus (13/06). Selain pergantian nama Fakultas Tarbiyah tersebut, Dekan Tarbiyah juga sudah mengajukan izin kepada Menteri Agama untuk membuka jurusan baru. Jurusan ini nantinya akan dibuka di Fakultas Tarbiyah, hanya saja sekarang terkendala sarana dan prasarana,”Kita hanya tinggal tunggu izin keluar saja untuk membuka empat jurusan baru, yaitu Pendidikan al-Qur’an Hadist, Pendidikan Aqidah Akhlak, Penddikan Fiqih dan Pendidikan Sejarah Islam (PSI), hanya ada sedikit kendala dari sarana dan prasarana,” ungkap Duski Samad. Selain itu, Fakultas Tarbiyah juga sudah melakukan banyak kerja sama dengan elemen dan lembagalembaga, yaitu kerja sama dengan Seluruh Fakultas Tarbiyah se- UIN dan IAIN se Inadonesia dalam MoU dan lainnya untuk menjalin kerja sama dan pertukaran mahasiswa melalui Study Tour. Kedua, Fakultas Adab berganti nama menjadi Fakultas Adab dan Humoniora yang ditetapkan berdasarkan Ortaker IAIN Imam Bonjol Padang. Dalam hal ini, Wakil Dekan Dua (WD) menyampaikan dengan berbenahnya Fakultas Adab semoga Fakultas Adab yang ada di IAIN bisa menjadi wadah bagi siswa nantinya yang basicnya Aliyah, “Kita berharap Fakultas Adab bisa mejadi wadah bagi mahasiswa yang basicnya Aliyah, terkhusus yang mengkaji kitab kuning, jika bahasa arabnya di perbagus dengan jurursan Sastra Arab, maka hal itu akan sangat bagus dan bisa menjadi penterjemah handal, bahkan bisa bekerja dikedutaan nantinya,” ujar Rusdi Ramli. Selain pembenahan nama, Fa-

kultas Adab juga telah mempersiapkan sarana dan prasarana untuk mahasiswa baru nantinya, seperti WC yang merupakan hal yang paling sering dikeluhkan mahasiswa, penataan ruangan dan sekaligus kebersihan yang ada disekitar fakultas. Ketiga Fakultas Dakwah akan berganti nama menjadi Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Wakidul Kohar Selaku Wakil Dekan Fakultas Dakwah mengatakan, terkait dengan penambahan nama ini Fakultas Dakwah akan buka konsentrasi Ilmu Komunikasi untuk tahun ini, “Kita akan menambah Konsentrasi baru di Fakultas Dakwah yaitu jurusan Ilmu Komunikasi,” ujarnya. Selain berbenah nama, penambahan konsentrasi Fakultas Dakwah juga akan memperbaiki kualitas pengajar, di mana para pengajar yang mengajar di Fakultas Dakwah wajib menguasai dua bahasa, yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, “Untuk saat ini kita sudah melakukan pelatihan-pelatihan, untuk Bahasa Arab kita sudah melakukan 10 kali pelatihan, sedangkan peltahan untuk Bahasa Inggris akan kita adakan dalam bulan Ramadahn besok dan itu bagi dosen yang mau,” ujar Dekan Fakultas Dakwah ini. Keempat, Fakultas Syari’ah. Tak seperti Fakultas Tarbiyah, Adab dan dakwah yang memulai Tahun Baru dengan berganti nama, Fakultas syari’ah juga punya cara lain menatap tahun baru, Muchlis Bahar Dekan Fakultas Syari’ah mengatakan, Jurusan Ekonomi Islam akan membuka dua konsentrasi baru, yaitu Akuntansi dan Managemen syari’ah yang merupakan tuntutan pasar. “Managemen dan Akuntansi ini merupakan jurusan yang paling diminati saat ini, dan merupakan tuntutan pasar ,”ujar Muchlis Bahar saat

Dibalik Misi Pimpinan Untuk mewujudkan misi Rektor IAIN Imam Bonjol Konversi IAIN menjadi UIN, masih banyak yang harus diperbenah, mulai dari fasilitas, kualitas hingga kuantitas. Seperti yang diungkapkan Rektor masih adanya kekurangan lokal di IAIN untuk penerimaan mahasiswa baru, “Kita memiliki keterbatasan lokal, jadi kita menampung sesuai kapasitasnya,” Ujar Makmur Syarif saat di wawancarai. Hal inilah yang dirasakan mahasiswa, terutama untuk Fakultas Tarbiyah yang memiliki jumlah mahasiswa yang paling banyak, tetapi memiliki lokal yang minim, “Untuk sekarang khususnya Fakultas Tarbiyah sangat minim lokal, ini karena belum siapnya gedung pink/ Student Centre jadi akan menghambat penerimaan mahasiswa baru untuk Fakultas Tarbiyah,” ujar Duski Samad. Sedangkan untuk Fakultas Ushuluddin sendiri masih kekurangan tenaga pengajar Jurusan Psikologi, “Kita sangat membutuhkan Dosen Psikologi, karena dosen yang ada saat ini masih kurang. Sedangkan Psikologi merupakan Jurusan yang banyak diminati calon mahasiswa di Fakultas Ushuluddin,” ungkap Ikhwan Matondang. IAIN sangat banyak diminati mahasiswa, hal ini terbukti banyaknya calon mahasiswa yang ingin kuliah di IAIN, “IAIN selalu dan banyak diminati dan setiap tahun semakin banyak mahasiswa mendaftar, hal inilah yang membuat IAIN berambisi menjadi UIN, namun berbanding terbalik dengan ketersediaan tempat dan tenaga pengajar profesional, akibatnya banyak mahasiswa dan dosen yang mengeluh, jam kuliah yang panjang,waktu yang terbuang, dan ketersediaan lokal yang belum ada, ditambah lagi akademik baru mengoperasikan gedung Student Center untuk tambabahan proses belajar mengajar”, jelas Zulfia Trinova dosen Strategi Pembelajaran. Mimi Suharti yang merupakan Dosen Psikologi Umum juga mengatakan kalau IAIN jangan hanya mengedepankan kuantitas daripada kualitas,” IAIN jangan hanya mengedepankan kuantitas, tetapi perhatikan kualitas. Penerimaan mahasiswa baru hendaknya memang benar-benar diseleksi agar output kita berkualitas. Selain itu, fakultas harus menyediakan labor untuk mahasiswa, Dosen Pendamping Lapangan (DPL),” ujarnya pada Suara Kampus. Selai hal diatas, dibalik misi Rektor IAIN juga masih mengalami hambatan, belum adanya pencairan dana dari pemerintah, “Belum ada dana cair dari pemrintah, yang ada kita nanti akan membangun pada akhir tahun ini untuk dinikmati pada kuliah semester berikutnya” Tegas Salmadanis.


Atrianis

Kreatif di Keterbatasan K

eadaan fisik yang sempurna memang dambaan semua insan. Namun tidak demikian dengan mahasiswi yang berusia 22 tahun pada November mendatang. Gadis manis ini harus rela kehilangan salah satu tangannya saat masih mengenyam pendidikan di Madrasah Aliyah. Yat kecil dikenal sebagai gadis yang penurut, ia akan melakukan apa saja yang disuruh ibunya. Sebagai anak pertama dari dua bersaudara ia akan mengalah, jika adiknya meminta barang yang dibelikan oleh ibunya. Tapi seorang anak yang masih usia sekolah tetaplah anak kecil, ia akan merajuk kalau tidak mendapatkan apa yang ia inginkan. Lain halnya jika ia meminta sesuatu, terlebih dahulu Yat akan bercerita panjang lebar tentang apa saja untuk memikat hati ibunya tercinta. Saat remaja, Yat dikenal sebagai gadis yang berkepribadian tomboy. Memanjat pohon rambutan bersama teman-teman adalah kebiasaannya. Tangan Yat yang pernah terkilir sewaktu SD, terkilir lagi ketika ia mencoba meninju salah seorang teman sekelas di MTs yang membuatnya kesal. Tidak seperti sebelumnya, setelah dipijit ia masih kesulitan untuk menggerakkan tangannya secara normal, selain itu ada benjolan kecil terasa di lengan kanannya. Ia menjalani sebuah operasi kecil untuk mengambil sedikit sampel dari tangannya. Saat hasil pemeriksaan keluar, dokter menyatakan bahwa Yat terkena tumor ganas dan harus segera diamputasi karena dikhawatirkan menyebar ke organ lain seperti paru-paru dan jantung. Keluarga yang merasa keputusan dokter tidak masuk akal karena melihat tangan Yat baik-baik saja memutuskan untuk membawa Yat pulang kerumah. Ia dibawa berobat ke seorang bapak di desa Sitingkah Tangah yang dikenal bisa mengobati penyakit apapun hanya bermodal sebuah batu cincin dan sedikit minyak goreng yang sebelumnya sudah dibacakan semacam mantera. Hal ini berlangsung hingga awal semesternya di Madrasah Aliyah sampai akhirnya bapak itu meninggal dunia. Memasuki semester II, Yat memutuskan untuk cuti dari sekolah dan menjalani pengobatan di kampung lain. Sementara benjolan di tangannya makin membesar. Berat lengan kanan Atri saat itu mencapai 15 kilogram. Seorang bidan di dekat rumah menyarankan untuk kembali membawa Yat ke Rumah Sakit, dan keputusan dokter tetap sama, karena tumor yang ada di tangan Yat bukan mengandung nanah, melainkan daging yang berlapis-lapis dan memang harus segera diamputasi. Karena tidak sanggup lagi menahan rasa sakit, Yat memutuskan sendiri untuk menjalani operasi pengangkatan sebelah tangannya. Ayahnya yang semula tidak setuju, akhirnya sependapat, takut akan kehilangan putri sulungnya. Tanggal 26 April 2008, seusai menandatangani pernyataan di atas kertas bermaterai, tangan Yat diamputasi setelah menjalani operasi selama empat jam. Kreatif Meski Terbatas Setelah kehilangan satu tangannya, untuk keseharian ia sangat bergantung kepada sang ibu. Segala sesuatu yang biasa dilakukan dengan tangan kanan sekarang ia harus belajar untuk menggunakan tanga kirinya secara optimal. “Bahkan untuk memakai pakaian, aku harus meminta tolong kepada ibu,” ujar Yat. Hal yang paling sulit dilakukannya setelah kehilangan salah satu anggota tubuhnya adalah memasak, karena sebelumnya ia yang selalu memasakkan makanan untuk keluarga. Sempat terlintas dalam pikiran Atri untuk tidak melanjutkan sekolah. Ia khawatir bagaimana ia akan menjalani keseharian di sekolah dan bagaimana pandangan orang terhadapnya. Namun ayah dan ibunya selalu menyemangati, memberi dukungan agar ia bangkit. “Selalu semangat, Yat pasti bisa,” ujar Yat menirukan kalimat ayahnya. Perjuangan

Dia tidak pernah merasa minder dengan keadaannya. Dan juga ia tidak pernah menjadikan hal itu sebagai penghalang untuk aktif bahkan di organisasi.

saya banggakan adalah semangatnya dalam menempuh pendidikan, dan tidak pernah malu dengan keadaan

Ade Putri Sri Hartini Teman Dekat

Yulfira Riza Dosen

Yat untuk kembali bersekolah cukup berat. Ia harus mengulang kembali pendidikannya di kelas satu Madrasah Aliyah karena sekolah menempatkannya dalam status siswa yang tinggal kelas. Tidak hanya itu, ia harus belajar b agai man a menulis dengan tangan kiri. Sebelum bersekolah Yat sudah mulai latihan bagaimana menulis dengan tangan kiri, ketika ia dalam masa perawatan di Rumah Sakit. Hal pertama yang ia tuliskan dalam bukunya adalah lafadz Bismillaahirrahmaanirrahiim dengan tulisan arab. “Aku tidak tahu kenapa, tapi memang benar hal-hal yang sering aku tuliskan adalah lafadz Bismillah, kalimat Syahadat, dan sema cam nya. Karena aku be rpiki ran, tulisan arablah yang paling sulit untuk dipelajari ketimbang tulisan latin,” ujar gadis manis penikmat musik Maher Zain ini. Untuk urusan tulis-menulis, ia sedikit berseloroh mengenainya, “Gini lho, tulisanku dari awal kembali belajar menulis sampai sekarang, ibaratnya merupakan aplikasi teori Evolusi Darwin. Dua bulan pertama, aku sendiri kesulitan membacanya. Jangankan orang lain, bahkan aku harus mengerutkan kening untuk bisa mengerti apa yang aku tulis. Hurufnya juga besarbesar,” ujar gadis ini sembari tertawa. Keterbatasannya tidak membuatnya putus asa. Posisi sebagai siswa ketiga terbaik di kelas mampu ia raih. Gurunya pernah mengatakan, “Yat yang seperti ini mampu meraih juara tiga, lantas kenapa kalian yang anggota tubuhnya lengkap tidak bisa?” ujarnya menirukan kalimat sang guru. Hal ini juga yang membuat ia termotivasi untuk terus bangkit dan berprestasi. Setelah tamat dari MAN, ia memutuskan untuk melanjutkan pendidi-

kannya ke bangku kuliah. Keinginan untuk kuliah sangat kuat dirasakannya. Bahkan ia mendapatkan beasiswa undangan di STAIN Batusangkar jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Pada mulanya ia ingin mendaftar di IAIN Imam Bonjol Padang melalui jalur undangan. Namun saat melihat salah satu pers ya r a t a n n ya haruslah memiliki anggota tubuh yang lengkap, Yat m e ngu r un gkan niatnya. M i r i s memang, jika seorang yang memiliki kemauan yang kuat untuk memperole h pendidikan harus terkendala dengan hal sepele seperti itu. Ia pun mendaftar melalui jalur test, dan lulus di jurusan Sejarah Kebudayaan I s l am Fakultas Adab. Pada mulanya ia ingin mendaftar masuk perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Namun, mengingat keterbatasan ekonomi orangtuanya, Yat mengurungkan niat. Ia takut jika suatu saat pendidikannya akan berhenti di tengah jalan karena terkendala masalah biaya. “Satu-satunya hal yang paling aku dambakan di dunia adalah melihat ayah dan ibu tersenyum karena keberhasilanku. Dan tidak sedikitpun aku ingin membuat beliau berdua kecewa”, ujarnya ketika ditemui wartawan SuaraKampus. Menjadi mahasiswi yang disibukkan dengan segudang aktifitas di berbagai organisasi adalah impian mahasiswa. Jika mahasiswa lain mampu melakukan aktifitas yang seabrek-abrek, gadis ini bahkan mampu melakukan lebih. Keterbatasan yang dimilikinya bukanlah hambatan, ia menjadikan hal itu sebagai motivator, penyemangat hidupnya. Ia aktif berdiskusi dalam perkuliahan. Nilai akademiknya bisa diperhitungkan. Dalam bergaul juga Yat adalah gadis yang memiliki kepekaan yang tinggi terhadap keadaan orang lain. Rasa sosialnya yang tinggi membuat ia menaruh kepedulian yang besar terhadap teman-temannya. Ia yang dike-

nal ramah dan periang, akan cerewet jika saja ada info yang telat disampaikan oleh ketua lokal. Gadis yang ramah ini terkadang juga bisa sangat pemalu jika berada di lingkungan baru. Ia akan lebih senang jika orang lain yang menegurnya terlebih dahulu ketimbang sebaliknya. “Bukan berarti aku berusaha menutup diri atau apa, hanya saja lebih nyaman ketika orang lain yang terlebih dahulu berinisiatif mendekati dan memperkenalkan dirinya. Bagiku hal itu menunjukkan bahwa mereka menerima keadaanku sepenuhnya meski aku berbeda,” ujar Atri. Yat yang pernah bercita-cita menjadi dokter dan berprofesi dibidang Farmasi ini memiliki antusias yang sangat besar untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi. Terbukti dari Indeks Prestasi yang diraihnya, 3,5. Kerap kali tugas kuliah yang mestinya diselesaikan berkelompok, Yat menaruh kepedulian yang lebih besar dibanding teman-teman yang lain. Bahkan ia bisa menyelesaikan ketikan dua makalah dalam satu hari yang mestinya dikerjakan bersama. “Keadaan fisikku boleh terbatas, namun pendidikanku tak akan pernah berbatas,” ujar penyuka makanan bakso ini sembari tersenyum. Saat ini ia tinggal jauh dari orangtua, namun itu tidak membuatnya putus asa. Untuk kegiatan sehari-hari ia bisa melakukannya sendiri, seperti memasak, mencuci dan menyetrika pakaian. Sangat jarang ia meminta bantuan orang lain. Ia tidak menjadikan keterbatasan yang dimilikinya sebagai hambatan. Terkecuali jika ada kendala yang berarti, ia akan meminta bantuan teman terdekatnya. Gadis ini aktif di beberapa organisasi intra dan eksternal kampus seperti PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), FSRU (Forum Studi Raudhatul Ulum) Fakultas Adab, dan IMSA (Ikatan Mahasiswa Sri Antokan). Akhir-akhir ini bahkan Yat ikut serta sebagai panitia KBM (Kuliah Bakti Mahasiswa) yang diselenggarakan oleh mahasiswa jurusan SKI (Sejarah Kebudayaan Islam) Fakultas Adab. Gadis peminat kartun SpongeBob ini memposisikan dirinya sebagai orang yang bisa memberikan aspirasi bagi orang lain. Ia sendiri terinspirasi dari Nick Vujicic, seorang pengkhotbah Australia dan motivator yang terlahir dengan keadaan tidak memiliki empat anggota tubuh, dua kaki dan dua tangan.“Nick, meski dengan keterbatasannya ia mampu sukses dalam hidup. Bahkan aku pernah baca, Nick pergi ke sekolah-sekolah untuk memberikan motivasi bagi siswa di sana. Dari situ aku melihat bahwa Nick menjadikan dirinya aspirasi dan motivasi bagi orang lain, bukan sebagai orang yang butuh dimotivasi oleh orang lain,” ujar Atri. Ketika ditanya pesan apa yang ingin disampaikan Atri kepada pembaca, Atri hanya ingin agar setiap orang mempergunakan kesempatan yang diperolah sebaik mungkin. Entah itu mereka yang membaca kisah dia ataupun tidak. “Jangan pernah menyerah, Allah selalu membuka seribu pintu kesuksesan ketika satu pintu menutup. Satu hal lagi, aku ingin pembaca mengingat ini “Keajaiban adalah nama lain dari kerja keras”, ujarnya menutup wawancara sore itu. Laporan : Annisa Efendi Editor : Restu Mutiara Sari


Prof. Dr. H. Masnal Zajuli, M.A

Hidup Bagaikan Roda Pedati Pemimpin bukan sebatas melayani, menjadi wakil bagi orang yang dipimpinnya. Pemimpin seharusnya orang yang dekat dan bersahaja dengan rakyatnya (bawahannya : red). Begitupun perguruan tinggi tidak banyak kita lihat pejabat-pejabat kampus yang mau bersahaja dengan bawahannya. Seperti pimpinan kampus misalnya, tidak mau membuka kaca mobilnya ketika lewat di depan mahasiswa. Pada rubrik Sosok kali ini Suara Kampus mengupas kisah tentang seorang pemimpin yang bertolak belakang dari apa yang dipaparkan di atas. Sosok yang sangat sederhana, gigih dan berprestasi. Cerita ini datang dari Kepala Unit Pembinaan Bahasa (UPB) Masnal Zajuli. Masnal dalam kesehariannya dikenal sebagai sosok yang sederhana. Kesederhanaan ini terlihat dari caranya berpakaian yang jauh dari kemewahan. Bahkan sebagai ketua UPB pun ia masih melakukan hal-hal yang lazimnya dilakukan petugas kebersihan. Pernah suatu ketika, dia melihat ruangan yang kurang bersih, spontan saja ia menyapu ruangan tersebut. Baginya jabatan sebagai pemimpin tidak untuk disombongkan. Karena mungkin ketika kita menjabat semua orang patuh dan hormat pada kita. Tetapi jika tidak hati-hati, setelah tidak menjabat lagi belum tentu kita masih dihormati dan dipatuhi. “Kehidupan ini bagaikan roda pedati. Sekali di atas, sekali di bawah. Waktu di atas enak, tetapi yang susah waktu roda di bawah dan kerbaunya lari pula. Siapa yang akan peduli,” tutur pria berkaca mata ini ketika ditemui Suara Kampus di ruangannya, Rabu (12/06). Menurut pria asal Sawah Tangah, Simabur, Batusangkar ini, pemimpin itu harus mampu memahami bahasa bawahannya. Artinya, pemimpin itu haruslah memperhatikan kebutuhan bawahannya. Sehingga terjalin hubungan yang harmonis antara pimpinan dan bawahan. “Yang kecilkecil itu harus kita hargai, sebab tanpa mereka belum tentu apa yang kita rencanakan berjalan dengan maksimal,” ungkapnya. Ia juga merupakan sosok gigih dalam menjalani kehidupan dan mencapai cita-cita. Kegigihan ini terlihat dari perjuangan hidupnya sejak belajar mengaji hingga men-

Nama Ttl Negeri asal Alamat Pekerjaan Pangkat golongan Jabatan Istri Pekerjaan

dapat gelar professor seperti saat ini. Lahir dari latar belakang keluarga sederhana dan terbiasa hidup susah. Dilatih bertani dan diajarkan memasak. Di samping itu, ia harus mengasuh adik-adiknya yang masih kecil. Pada usia lima tahun, putra dari pasangan Zajuli Harun dan Sarma Idrus ini sudah diperkenalkan dengan al-Qur’an. Kemudian pada usia tujuh tahun ia memulai pendidikan formal di Sekolah Rakyat (SR) Negeri Sawah Tangah. Boleh dikatakan tidak ada hari untuk bermain. waktunya diisi dengan belajar dan bekerja. Di luar jadwal sekolah ia harus membantu orang tuanya di sawah. Seringkali, Masnal harus mencarikan rumput. “Sebelum pergi sekolah, saya memotong rumput untuk makanan sapi,” ungkap ayah empat orang anak ini. Pada tahun 1964 Masnal menamatkan SR dan melanjutkan pendidikan ke Madrasah Thawalib Tanjung Limau Simabur. Salah satu kebiasaannya waktu sekolah, ia selalu membuat catatan. Dalam catatan tersebut ia menuliskan hari, tanggal, tempat, mata pelajaran dan nama gurunya. Dengan kebiasaan itu, ia sangat hafal nama-nama guru yang pernah mengajarnya. “Semuanya berjumlah 150 orang, sampai sekarang catatan-catatan tersebut masih saya simpan. Guru pertama saya bernama Gaek Muin,” tuturnya. Tiga tahun kemudian ia melanjutkan sekolah ke Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) 4 tahun di Batusangkar. Selanjutnya ia sekolah di PGAN 6 tahun di Padang. Beberapa bulan mengikuti pendidikan, Ibunya menderita sakit dan dipanggil Allah dalam usia 36 tahun. Tinggallah ia bersama tiga orang adiknya. Sebagai anak sulung, tanggung jawab Masnal pun semakin berat. Adiknya masih kecil dan membutuhkan perhatian. Ia memutuskan untuk membawa dua orang adiknya tinggal bersama di Padang. Sementara satu orang tinggal bersama nenek dan kakek di kampung. Setelah Ibunya meninggal, kekhawatiran pun muncul dalam pikirannya. Apakah ia akan melanjutkan kuliah atau berhenti dan membantu nenek-kakeknya bertani. Kekhawatiran itu ia sampaikan kepada mereka. Keduanya menjawab bahwa selama tulang mereka masih dapat digerakkan, pendidikan Masnal harus tetap dilanjutkan. Jawaban ini kembali membangkitkan semangat remaja usia bela-

: Prof. Dr. H. Masnal Zajuli.M.A : Sawah Tangah, 23 November 1951 : Sawah tangah, kecamatan Pariangan Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat : Jl. Damar I No 5B/ Kelurahan Olo Kecamatan Padang Barat Kota Padang Sumatera Barat : Dosen Bahasa Arab pada Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang : Pembina utama : IVE : Guru Besar : Hj. Musnaliza (1955) : Kepala SD Negeri 15 Padang Pasir Kecamatan Padang Barat Kota Padang

Anak-anak : Zihnil Afif Masnal, M.Kom (1979) Drg. Fahmil Khalis Masnal (1981) Hifzil Hanif Masnal, S.Kom (1982) Fikra Adlya Masnal, S.E (1985)

san tahun ini. Tahun 1970 ia melanjutkan pendidikan ke IAIN Imam Bonjol Padang. Pilihan satu-satunya adalah jurusan Bahasa Arab. Ketika libur kuliah, ia berada di kampung membantu nenek dan kakeknya bertani. Pada tahun 1974, Masnal menyelesaikan pendidikan tingkat Sarjana Muda dengan nilai Cumlaude. Nenek dan kakeknya menyarankan agar ia melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Namun ia sulit menerima saran tersebut mengingat semakin besarnya tanggung jawab nenek dan kakek di samping usia keduanya semakin tua. Pada tahun 1975, ia diterima sebagai asisten dosen mata kuliah Bahasa Arab. Bersamaan dengan itu, ia juga kuliah tingkat doktoral pada Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang Jurusan Bahasa Arab. Tahun 1978 peringkat Cumlaude ia gandrungi. Dengan itu ia berkesempatan melanjutkan S2 ke Mesir. Peringkat pertama mampu diraihnya setelah mengikuti seleksi. Namun, kesempatan emas ini tidak jadi dia ambil karena tidak tega berpisah dengan keluarga, terutama nenek tercinta yang sudah semakin tua. Cukup banyak tawaran untuk melanjutkan sekolah ke luar negeri seperti Mesir, Tunisia, Sudan, Saudi Arabia dan Amerika. Dalam setiap tes yang diikuti peringkat pertama selalu digondolnya. Setiap tawaran yang datang selalu disampaikan kepada nenek dan kakeknya. “Ketika saya minta izin untuk menerima tawaran sekolah ke luar negeri. Jawaban mereka sederhana saja, “Bagi kami tidak apa-apa. Tetapi bagaimana denganmu? Apakah kamu tega meninggalkan kami?”. Kata-kata yang sederhana tetapi bagi saya maknanya sangat mendalam. Sehingga tawaran tersebut tidak satu pun yang saya terima walaupun persyaratannya dapat dipenuhi,” ungkap cucu dari Hj. Idrus Rain dan Rafiah Thain ini. Pada tahun 1995 sewaktu Menteri Wakaf dan Urusan Islam Maroko berkunjung ke IAIN Imam Bonjol Padang, ditawarkan beasiswa untuk sepuluh orang dosen IAIN Imam Bonjol mengikuti program S2 di Maroko. Di pertengahan kuliah neneknya berpulang ke rahmatullah. Walau hati ingin pulang namun setelah dipikirkan dengan matang, pendidikan tetap dilanjutkan. Dua tahun pendidikan dapat diselesaikan dengan baik. Satu tahun pasca menamatkan

pendidikan di Maroko ia kembali bertugas di Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang. Ia berkeinginan untuk menambah pendidikan ke tingkat lebih tinggi. Sehingga pada tahun 1999 ia mengikuti seleksi masuk Program S3 Program Pasca Sarjana (PPS) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Setelah dinyatakan lulus. Ia memilih Jurusan Bahasa dan Sastra Arab. Selama dua semester tatap muka dapat diselesaikan dengan IPK 3,75. Penghujung tahun 2006 ia menyelesaikan program S3 dengan yudisium Cumlaude. Barulah pada tanggal 30 November 2006, ia ditetapkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Bahasa Arab pada Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang. Pada tahun 2009 ia mulai menjabat sebagai ketua UPB IAIN Imam Bonjol Padang. Di samping itu, ia bekerja sebagai dosen Bahasa Arab pada Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang sampai saat ini. Berb a g a i prestasi telah ia r a i h . Masnal menyel esai kan pendidikan ti ngkat sarjana muda dengan nilai Cu mla u d e. Begitu juga ketika menamatkan S3 di UIN Syarif Hidayatullah, ia lulus dengan nilai Cumlaude. Tanggal 30 November 2006, ia ditetapkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Bahasa Arab pada Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang. Selain itu, Masnal giat menulis karya ilmiah. Di antara karyanya itu adalah buku Qadhaya al- Ma’na Fi al Lughah al Arabiyah Min Khilal al Isyti-

Pendidikan : 1. SR ( Sekolah Rakyat) Negeri di Sawah Tangah (1964) 2. Madrasah Tawalib Tanjuang Limau Batusangkar, Ijazah extranaii PGAN 4 Th Batusangkar (1968) 3. Sarjana Muda Bagasa Arab Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang (1974) 4. Sarjana Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang (1978) 5. Magister Bahasa dan Sastra Arab Universitas Muhammad V Fakultas Satra dan Humanier Rabat Maroko Jurusan Bahasa dan Satra Arab, Spesialisasi linguistik, pilihan Sarf Tarkib dan Dalalah (1997) 6. Doktor Bahasa Arab dan Sastra Arab PPs UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2006) Orang tua Ayah : Zajuli Harun (1930) Ibu : Sarma Idrus (1932-1968) almarhumah

rak yang diterbitkan oleh Kuantum Jakarta tahun 2000, makalah yang berjudul “Pendidikan Islam Abad 21” yang disampaikan pada diskusi ilmiah yang dilaksanakan oleh International Customer Management Institute (ICMI) Rabat Cabang Maroko pada tahun 1997 dan masih banyak karya ilmiah lainnya. Meskipun sibuk dengan berbagai aktivitas, Masnal masih sempat menyisihkan waktunya untuk keluarga. “Di hari-hari tertentu kami sekeluarga menyediakan waktu untuk berkumpul dan jalan-jalan”, ujarnya. Gaya hidup demokrasi ia rintis mulai dari lingkungan keluarga. Setiap akan mengadakan kegiatan, ia bersama istri dan anak-anak melakukan rapat. Dalam rapat tersebut dikumpulkan pendapat kemudian ditarik keputusannya. Selesai rapat, semua anggota keluarga menandatangani hasil keputusan tersebut. “Hari-hari tertentu kami sekeluarga menyediakan waktu untuk berkumpul dan jalan-jalan” ujarnya. Laporan: Bustin

Diasuh oleh Kakek : H. Idrus rain (1905-1981) almarhum Nenek : Rafiah Thain (1914-1996) almarhumah Perjalanan karirnya : Sekretaris Jurusan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol (IB) Padang (1975-1980) Ketua Jurusan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah IAIN IB Padang (1980-1989) Direktur Lembaga Bahasa IAIN IB Padang (19841988) Pembantu Dekan III Fakultas Tarbiyah IAIN IB Padang (1989-1992) Pembantu dekan I Fakultas Tarbiyah IAIN IB Padang (1993-1996) Pemeriksa luar bagi calon ijazah doktor falsafah fakulti Bahasa dan Linguistik Universiti Malaya Kuala Lumpur (2007 sampai sekarang)


Dualisme Jabatan S

ejumlah dosen di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang disurati Wakil Rektor (WR) I bidang Akademik, Syafruddin untuk memilih. Mereka diminta memilih salah satu jabatan saja, tekait surat edaran yang diberikan oleh Dirjen tentang larangan untuk merangkap jabatan di dua perguruan tinggi. Saat tim suara kampus mencoba untuk mencari bukti, berupa surat edaran yang diberikan oleh Dirjen kepada WR I, Syafruddin belum bisa memberikannya saat itu. Menurut Syafruddin, pimpinan IAIN telah mensosialisasikan serta menyurati para dosen tersebut sekitar satu tahun lalu dan telah diproses. “Sosialisasi dan pemanggilan kepada dosen-dosen terkait sudah saya lakukan sekitar satu tahun lalu, tapi saat ini saya tidak bisa memperlihatkan buktinya karena saya lupa dimana dokumennya saya simpan,” ujarnya saat ditemui di ruangannya, Kamis (20/ 16). Dosen yang melakukan dualisme jabatan dinilai tidak efektif melakukan tugasnya di salah satu perguran tinggi tersebut. Dampak dilakukannya dualisme jabatan juga beragam, efek negatif-nya efektifitas dosen tersebut untuk mengajar di salah satu perguruan tinggi akan berkurang sehingga secara tidak langsung juga akan mempengaruhi kualitas mahasiswa yang diajar. Sementara jika dilihat positifnya, maka dengan rangkap yang dilakukan oleh dosen-dosen tersebut maka secara tidak langsung ia telah menyelamatkan kepemimpinan (jabatan) di masingmasing perguruan tinggi. Rektor IAIN imam Bonjol Padang Prof. Dr. H Makmur Syarif, SH, M. Ag juga memberikan komentar, menurut keterangannya

melakukan jabatan ( S T A I ) rangkap itu ada Yastis menWR I, Syafruddin larangan, yaitu sejelaskan suai dengan edarbahwa-sanan dirjen hal itu tinya dia telah dak boleh dilamenerima Sosialisasi dan pemanggilan koni lagi, karena surat edaran kepada dosen-dosen terkait sudah pada dasarnya tudari Dirjen saya lakukan gas seorang dosen untuk tidak itu mengajar, m e l ak u ka n membimbing, kadualisme rena itu selayakjabatan dan nya ia selalu itu sudah Heru Hajrianda mendidik dan d i p ro s e s . m e m - bi m b i n g Saat ini mahasiswa itu S ya fr u d i n sendiri. J a m a l Intensitas pertemuan perkuliahan Jadi bagi sudah mepara petinggi na ngga l berkurang karena selain di kampus kampus itu harus kan satu jaia juga memiliki kesibukan di luar me nan ggal k an batanya sekampus. salah satu jabatabagai ketua nya. Semenjak STAI Yastis keluarnya edaran ke mu dian dirjen tersebut, para dosen yang pemanggilan ini bertujuan agar menetap menjadi dosen di IAIN. merangkap jabatan itu tentu di- mereka fokus pada salah satu lemBagi Syafrudin jamal hal itu berikan surat pemanggilan dan baga yang mereka jabat ter-kecuali sudah jadi kebijakan atasan jadi dilampirkan surat edaran. Selain para dosen DPK dan semua dosen harus diterima. “Bagi saya tidak itu mereka disuruh memilih antara yang melakukan dualisme jabatan jadi masalah karena aktifitas yang jabatannya tersebut dengan IAIN. telah disurati dan dikem-bali- dulu di luar itu hanya tambahan Setelah itu beberapa orang dosen kan.“Ada sekitar sembilan dosen dan pengabdian bukan mengutayang memiliki jabatan merangkap yang dipanggil terkait hal tersebut makan materi. Saya selaku bawahakan diserahkan kepada senat dan telah dikembalikan kehabitat- an cuma ditugaskan dan saya tidak Institut. nya masing-masing,” ujarnya saat merasa rugi sama sekali karena Makmur menjelaskan lebih diwawancarai di ruangannya, saya masih pegawai negeri di sini lanjut, dalam merangkap jabatan Jumat (16/06). (IAIN, red),” terangnya. ini ada pengecualian, antara jabaSalmadanis juga mengaku Syafrudin Jamal menambahtan di perguruan tinggi dan peme- bahwa hal tersebut sangat baik, kan, selama ia menduduki dua jarintahan itu beda, kalau ia men- namun tidak tertutup kemungkin- batan tidak ada kendala, karena ia jabat sebagai ketua Majelis Ulama an ada larangan untuk melakoni tetap menjalankan tugasnya samI Kota Padang Misalnya se-perti dua jabatan selama hal tersebut pai selesai. “Saya tidak pernah terProf. Dr. H. Duski Samad, M.Ag tidak berkaitan dengan bidang lambat mengajar, meskipun saya itu diperbolehkan, karena ia tidak kependidikan berkaitan dengan juga menjabat sebagai Ketua di menjadi dosen juga atau jabatan lingkungan sosial kemasyarakatan. STAI Yastis, saya tetap bisa melain diperguruan tinggi. Karena Akan tetapi mereka dilarang keras ngatur jadwal mengajar. Selama ini IAIN prospeknya kesitu, jika untuk mengikuti bidang politik ia masih bisa memenage jadwal di dilarang juga tidak etis rasanya. karena hal itu tidak dibolehkan. tempat-tempat tersebut,” ujarnya Menanggapi pelarangan dualiSyafrudin Jamal, dosen Fakul- saat diwawancarai, Jumat (16/06) sme jabatan ini Salmadanis, Wakil tas Dakwah yang juga menjabar lalu. Rektor (WR) II menyatakan bahwa ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Adek Eka Putra, mahasiswa Fa-

kultas Tarbiyah semester VI mengungkapkan, “Dengan memegang dua jabatan sekaligus, kami sebagai mahasiswa didiknya merasa kurang puas karena sebanyak 16 kali pertemuan maksimal, hanya dua kali saja kami bisa bertatap muka dengannya,” keluh Adek Eka Putra, saat diwawancarai Suara Kampus, Jumat (14/06). Hal berbeda diungkapkan oleh Angga Hidayatullah, menurutnya dualisme bukanlah masalah bagi pelaku itu ataupun dari instansi itu sendiri. Mahasiswa Aqidah Filsafat (AF) Fakultas Ushuluddin ini mengungkapkan, “Dualisme Jaba-tan tergantung kepada orang yang menjalaninya dan instansinya. Tidak masalah ia pelaku dualisme jabatan, asalkan ia bisa membagi waktu dan bukan dalam satu instansi,” jelasnya. Angga Menambahkan, “Seperti Dr. H. Sofwan Karim, MA beliau juga pelaku dari dualisme jabatan. Selain ia dosen IAIN ia juga Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB), bahkan lebih dari itu ia juga Komisaris Semen Padang,” tambah mahasiswa Akidah Filsafat ini. Heru Hajrianda mahasiwa Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) semester VI mengungkapkan bahwa banyak kontroversi yang ditimbulkan dari dualisme Jabatan, salah satunya adalah sistematis waktu yang kurang baik. “Inten-sitas pertemuan perkuliahan berkurang karena selain di kampus ia juga memiliki kesibukan di luar kampus. Tentunya ini sangat menghambat proses pembelajar-an,” ujarnya. Wartawan: Ridho Permana, Eka Dasman, Elvi SDR, Ade Irwansyah, Hervina Harbi

SPMB-TESTING REGULER SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU JALUR REGULER IAIN IMAM BONJOL PADANG TAHUN AKADEMIK 2013/2014 A. Persyaratan Lulusan MA, SMA, SMK, Pondok Pesantren atau setara. B. Tempat dan Waktu Pendaftaran Pendaftaran untuk program SI dan D3 dilakukan pada tanggal 17 Juni s/d Juli 2013, di Bagian Akademik dan Kemahasiswaan IAIN Imam Bonjol Padang. C. Persyaratan dan Prosedur Pendaftaran 1. Mengisi dan menyerahkan formulir yang telah disediakan. 2. Foto copy Ijazah atau STL yang dilegalisir 1 lembar. 3. Pas foto ukuran 3X4 sebanyak 3 lembar. 4. Membayar uang pendaftaran sebesar Rp.150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) di Bank Mandiri dengan Rekening Rektor IAIN Imam Bonjol Padang Nomor:1110029111966. D. Jadwal Seleksi Hari/tanggal Pukul Mata Ujian Senin,15 juli 2013 08.00-10.00 Pengetahuan Umum (terdiri dari Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, PPKN, IPS terpadu) 10.15-12.15 Pengetahuan Agama (terdiri dari Tafsir, Tauhid, Hadist, Fiqh dan SKI) Selasa,16 juli 2013 08.00-10.00 Bahasa Arab 10.15-12.15 Wawancara dan Baca Tulis Al-Quran E. Pengumuman hasil seleksi Hasil Seleksi program S1 dan D3 IAIN Imam Bonjol Padang diumumkan pada hari Jum’at, tanggal 26 Juli 2013, melalui wabsite: http:// www.iainimambonjol.ac.id F. Registrasi (Pendaftaran Ulang) Tanggal: 29 Juli s/d 16 Agustus 2013. G. Placement Test Setiap mahasiswa baru tahun akademik 2013/2014 diwajibkan mengikuti Placement Test pada hari Kamis, tanggal 22 Agustus 2013. H. Orientasi Pengenalan Akademik (OPAK) 1. Gladi Bersih : Senin / 26 Agustus 2013 / Pukul : 07.30. 2. Pelaksanaan OPAK : Selasa – Sabtu / 27 s/d 31 Agustus 2013



Hasan Subang Lamanepa

Garuda di Dada Pria Timur Leste

Nama Tempat/tanggal lahir NIM Jurusan

: Hasan Subang Lamanepa : Laclubar, 9 Januari 1986 : 106.063 : Sastra Bahasa Inggris (dipindahkan ke Sejarah Kebudayaan Islam) Fakultas : Adab Orang tua : Baharudin Subang (Ayah) Aisyah Lamanepa (Ibu) Anak ke : 1 dari 6 saudara Saudara-saudari : · Siti Nurbaya · Marniati Lamanepa · Mukmin Amasamon · Halima Amasamon · Ilham Lamanepa Pendidikan 2006-Sekarang 2000-2006 1998-2000

M

: IAIN Imambonjol Padang : Perguruan Darul Funun el-Abbasyiah Padang Jopang Kab.50 Kota (MTs-MA) : SMPN 1 Manatuto (Tidak sampai Tamat)

atanya mulai mene rawang ketika ia mulai bercerita tentang masa lalu yang suram. Suatu kenangan yang tidak mungkin ia lupakan. Nasionalismenya jangan pernah ditanya, rela berpisah dengan tanah kelahiran dan keluarga tercinta demi merah putih di dadanya, semenjak Timor Leste hengkang dari merah putih. Cerita bersumber dari Hasan Subang Lamanepa (27). anak pertama dari enam bersaudara pasangan Baharudin Subang dan Aisyah Lamanepa. Karena dibesarkan dalam lingkungan konflik, membuat dirinya menjadi sosok yang keras dan mandiri. Berjuang adalah falsafah hidupnya, “Lakukan hal yang benar, Iya katakan iya, tidak katakan tidak artinya lakukan kebenaran dan tegakkan, tak peduli siapa pun yang menghadang,” gerangnya dengan semangat.

Pria yang kerap disapa Achang ini mulai menemukan secerca harapan untuk masa depannya pada 27 Juli 2000 silam. Ia diterima sebagai santri di Perguruan Darul Funun El-Abbasyiah Padang Jopang Kabupaten Lima Puluh Kota dan harus memulai lagi pendidikan dari kelas 1 (satu) Tsanawiyah akibat konflik yang terjadi di bumi Lorosae. Namun itu tidak menyurutkan semangatnya walaupun sebelumnya ia sudah kelas 2 di SLTP SMPN 1 Manatuto. Terdampar ke Padang Jopang juga melalui jalan yang berliku. Setelah mengungsi ke Kupang bersama keluaga dan teman-temannya, Ia ditawari sekolah di Jawa. Setibanya di sana kekecewaan kembali melanda, sekolah yang dijanjikan itu hanya menerima anak yang masih duduk di Sekolah Dasar (SD). Pada saat pertemuan Forum Pembela Bendera Merah Putih,

Achang bertemu dengan seorang Jenderal Brigjen (purn) Adityawarman Thaha, merupakan pengasuh pondok pesantren Darul Funun. bersama lima orang temannya berangkat ke Padang Jopang, kembali merajut asa yang hampir punah. Hidup di lingkungan baru awalnya tidak menyenangkan, apalagi harus tinggal di asrama yang membuat bathinnya tertekan, Jiwa mudanya terasa dicengkram oleh sekian banyak aturan yang musti di laksanakan. Pada akhirnya hanya Achang yang mampu bertahan, teman-temannya kembali dan berhenti sekolah karena tidak sanggup lagi meniti jalan baru di Padang Jopang. Kesabaran dan kegigihan lah membuatnya kuat menghadapi segala rintangan. Sekian banyak kisah yang mungkin tidak bisa di ceritakan tentang Achang, akan tetapi ia bernostalgia bahwa masyarakat dan sekolah lah yang membuat Ia masih menginjakkan kaki di ranah Minang. Jiwanya yang keras dilunakkan oleh keramahan dan kasih sayang. Ia sempat akan di keluarkan dari sekolah karena kebengalan darah mudanya. Ingin bebas dan mencari jati diri yang sesungguhnya, namun Drs. Adia Putra Kepala Sekolah Darul Funun El-Abbasyiah yang tengah menjabat dikala itu tetap mempertahankannya, “karena Pak Adi lah saya masih bisa sekolah dan bisa tamat di pondok yang telah membesarkan saya itu,”ujar Achang saat di temui di kosnya. Pantang Menyerah dan Sosialis

Tidak hannya berhenti sampai disana, kisah pilu masih berlanjut menguras emosinya, Ia tidak lulus Ujian Nasional (UN) tahun 2006

lalu. Hal yang paling membuatnya terpukul adalah tidak lulus karena nilai ujian Bahasa Inggrisnya rendah tidak memenuhi syarat. “Padahal Bahasa Inggris adalah mata pelajaran favorit saya, tapi apa yang hendak dikata semua telah terjadi dan sesal pun tiada guna,” ucap mahasiswa jurusan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) ini. Mencoba bangun dari keterpurukan, dan kembali menatap ke depan Ia pun bersiap untuk melanjutkan pendidikan. Matanya tertuju pada IAIN Imam Bonjol Padang. Lulus melalui jalur PMDK (Penelusuran Minat Dan Kemampuan) di Jurusan Sastra Bahasa Arab, namun Ia tidak memilih itu. Luka masih membekas di hatinya, Ia mendaftar lagi dan memilih jurusan Sastra Bahasa Inggris. Kenapa ia menolak PMDK? alasan satu-satunya ialah ingin membuktikan bahwa Ia bisa, membuat suara-suara cemoohan itu bungkam. Setelah melaui proses yang panjang, Ia akhirnya menjadi mahasiswa di IAIN atas bantuan Drs. Syafril Munir. Guru SMAN 1 Kecamatan Suliki, yang sekarang menjadi orang tua angkatnya. Secara perlahan sepak terjangnya mulai terlihat, namanya mulai dikenal se-lingkungan IAIN. Siapa yang tak kenal dengannya, menjadi pembakar semangat untuk melawan ketidak adilan, panglima mahasiswa dalam sebuah pergerakan, sehingga ia di nobatkan sebagai “Wale”. Namanya harum karena kiprahnya di Unit kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Imam Bonjol. “Teater adalah jiwa raga saya,”tuturnya. Kisah tragis kembali menambah duka dalam hatinya, ketika jurusan Sastra Bahasa Inggris yang dipilihnya tidak di akui setelah Ia semester sepuluh, sehingga Ia harus pindah jurusan. Tuhan benar-benar menguji ketabahannya, “Padiah (perih),” hanya satu kata yang terucapkan. Semua mimpinya seakan terkubur oleh ketidak adilan. Bukan Achang namanya bila hanyut dalam kesedihan, dimana

pun Ia berada tawa akan pecah ketika melihat tingkah jenakanya. Tak peduli tua atau muda, semua akan menjadi temannya, sikap Pekanya terhadap lingkungan dan orang lain, membuat orang yang pernah mengenalinya rindu akan kehadirannya. Ia mengungkapkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari harus bekerja serabutan, menjadi sopir atau apapun yang bisa dikerjakan, “Indak mamantang, yang penting halal,” jelas Achang dengan tawa khasnya. Sementara untuk biaya kuliahnya, Ia menjelaskan bahwa semuanya ditanggung oleh orang tua angkatnya bapak Syafril Munir. “Begitu banyak jasa pria asal Padang Jopang itu, saya tak tau harus membalas dengan apa, beliau lah orang yang paling berjasa dalam hidup saya, biarlah Tuhan yang membalas segala kebaikannya dan jasanya,”sambut Achang penuh haru ketika mengingat begitu besar jasa ayah angkatnya itu. Sekarang Achang harus berlomba dengan waktu untuk menyelesaikan skripsi, karena ini semester terakhir baginya. Ia bingung tidak tahu harus berbuat apa dengan skripsinya yang membutuhkan penelitian dan membutuhkan dana, itu lah yang menjadi kendala. Apabila skripsinya tidak segera selesai, ancaman DO (Drop Out) menghantuinya, sia-sia lah perjuangannya selama ini. Disamping mengerjakan skripsi juga diberikan tanggung jawab membina UKM Olahraga yang dulu sempat mati suri. Para seniorsenior seluruh UKM yang ada di IAIN juga memberikan tanggung jawab moral kepadanya untuk mengawasi segala aktifitas yang di UKM.Tak salah jika ia tampil paling depan ketika ada permasalahan yang melibat kan UKM. Meskipun resiko sering tertuju kepadanya namun tidak menyurutkan langkahnya untuk selalu berada dibarisan terdepan jika terjadi konflik dengan pihak kampus, kata pahit selalu ia tuai setelah menghadapinya, tak jarang kecaman datang usai memperjuang hal tersebut. Ketika terjadi konflik beberapa bulan silam untuk kesekian lalinya Ia mendapat kecaman memperjuangkan UKM. Waktu itu kebetulan datang dari orang yang ia kenal dengan keluarganya di kampung halamnnya sekarang, yaitu kota Payakumbuh, dikala itu ia mendapat sms dari istri penyebabkan konflik tersebut, hal tersebut hanya ia pendam sendiri. Ia angkat bicara terhahadap persoalan-persoalan yang sedang terjadi di IAIN. “Kita membutuhkan sosok seorang bapak yang mau menegur,dan mau ditegur ketika ia salah,” ucap Achang penuh harap. Pesannya kepada rekan-rekan yang mengurus UKM agar selalu kompak dan jangan mudah pecah. “Jan jadi kudo palajang bukik dek petinggi ,dan tetap jago persatuan dan kesatuan,” harapnya. Sementara itu kepada rekanrekan mahasiswa Ia juga berpesan. “Jangan-lah jadi mahasiswa ‘kupu-kupu’ yang tujuannya hanya kampus, pustaka, kos. Pekalah terhadap lingkungan, amati lah yang sedang terjadi, jangan kita dibohongi terus,” jelasnya. Laporan: Zul Anggara dan Muhammad Zahir Ikhlas


Dari Kamang Menuju Negeri Kangguru

H

al yang biasa ketika seseorang berhasil karena difasilitasi dengan lengkap, baik materil maupun moril, dan wajar bisa meraih mimpi dengan peralatan yang serba ada. Bahkan tak jarang juga seseorang yang serba cukup tapi belum mampu menghasilkan apa-apa, termasuk mengukir prestasi. Tapi bagaimana seseorang yang hidup sederahana bisa mewujudkan keinginan dan membat orang-orang di sekitarnya kagum. Kali ini Suara Kampus akan menguak kesuksesan seorang anak petani yang akan berangkat ke Australia. Alhamdulillah itulah kata yang terlontar dari mulut Rahmah Eka Saputri yang merupakan mahasiswa semester enam jurusan Aqidah Filsafat Fakultas Ushuluddin IAIN Imam Bonjol Padang saat mendapat kabar bahwasanya dia berhasil menjadi yang pertama pada salah satu ajang bergengsi ini. Ajang yang di adakan satu kali dalam satu tahun ini bernama Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diselenggarakan oleh Dinas Pemuda dan Olah Raga (Dispora). Butuh perjuangan yang pahit dan serentetan tes untuk bisa masuk dalam program ini. Mahasiswa yang akrab dipanggil Ama ini berhasil mengalahkan dua Finalis dari Universitas Ternama di Indonesia, yaitu Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Andalas (Unand). Tak menyangka bisa lulus untuk pergi belajar ke Negeri Kangoro, kesenangan yang tak terpikirkan sebelumnya oleh anak petani ini. “Ama sangat senang sekali saat Ama tau lulus PPAN ke Australia, dan itu berlangsung lucu juga,

awalnya ditelepon oleh pihak Dinas Pemuda dan Olah Raga (Dispora) Sumatera Barat yang mengatakan Ama lulus untuk pergi ke Australia dan Ama cuma mengucapkan terima kasih saja dengan nada datar, habis tu tutup telepon baru nyadar kalau Ama lulus,” Expresi Ama saat diwawancarai Suara Kampus. Sebelumnya wanita kelahiran Pekan Baru ini pernah juga mengikuti seleksi ajang bergengsi ini, tetapi pada tahap pertama sempat gagal. Sempat pesimis untuk mengikuti untuk kedua kalinya, berkat keyakinan dan kerja kerasnyaWanita Kelahiran November 1991 ini berhasil melewati tantangan demi tantangan. Dalam mengikuti program ini, semua peserta yang lulus di karantina, hal itu yang dialami oleh Ama selama proses seleksi hingga bisa mewakili Sumbar untuk pergi ke Australia. “Bagi yang lulus seleksi di karantina, selama di karantina Ama harus mengikuti seleksi demi seleksi, baik itu tertulis maupun wawancara, awalnya Ama termasuk 30 peserta yang lulus, kemudian masuk ke delapan besar, selanjutnya masuk ke tiga besar dan akhirnya berhasil menduduki kursi

teratas,”ceritanya saat di wawancarai di Suara Kampus. Sebelum Ama lulus mewakili Sumatera Barat, Ama sempat dinyatakan tidak lulus pada tahap penyaringan pertama. Itu membuat Ama sedih,Namun nasib baik menimpa Ama, yang mana setelah Ama dinyatakan tidak lulus pada tahap awal, malamnya Ama di telepon Dispora dan ditawari untuk bisa menggantikan salah seorang peserta yang mengundurkan diri. Awalnya Ama sempat ada keraguan dan meminta waktu untuk berpikir, setelah merenung dan berpikir panjang akhirnya Ama menerima tawaran dari Dispora untuk di karantina. “Pas ditawarkan itu Ama pertama dari tiga bersaudara ini. Selama di karantina, Ama harus mengikuti seleksi demi seleksi lagi. Menempuh tantangan wawancara sebanyak delapan posko yang memiliki tantangan yang berbedabeda.Pertanyaan yang dipertanyakanpun juga berbeda-beda, mulai seputar isu adat sampai isu kenegaraan. Berkat yakin, Wanita dari pasangan Marjunis dan Ratna Hayati berhasil lulus untuk tahap kedua. Berhasil hari kedua ini, selanjutnya Ama harus menerima tantangan untuk hari ketiga dari Dispora, dimana Ama harus bisa bekerja secaratim(Teamwork). Bagi tim yang berhasil menyelesaikan tantangan yang diberikan dengan cepat dan dalam waktu yang singkat maka tim tersebut akan lulus ke tahapan selanjutnya. Kerja yang kompak dan giat dari Tim Ama, tim Ama berhasil dan dinyatakan lulus untuk tahap ini. Tim ini berhasil menjadi top five (Lima Besar) setelah berhasil menumbangkan tim lawan lainnya. “Pada hari ketiga ini caranya cukup berbeda, di mana Kami disuruh men ut u p m a t a dan di-

Ama memang mahasiswa yang sudah berbakat dari dulu, baru tiga hari di IAIN sudah meraih prestasi Efendi Ketua Jurusan Akidah Filsafat

Jarang kita temukan sekarang mahasiswa yang menenteng-nenteng buku, dan itulah Ama yang selalu menenteng buku Amril Sekretaris Jurusan Akidah Filsafat instruksikan untuk melangkah hingga kami dibagi menjadi tiga lingkaran, dan yang berada di lingkaran pertama dan yang kertiga itu masuk kedalam top five dan Ama nggak nyangka banget bisa lulus,” keriangan yang terpancar dari wajah Ama di sela-sela wawancara. Nafas lega buat Ama bisa lulus pada tahap ini. Belum lepas kelegaanya tantangan selanjutnya harus dilalui Ama. Seminggu kemudian Ama dinyatakan lulus untuk tiga besar setelah mendapatkan telepon dari Dispora. Kali ini Ama akan bersaing dengan dua orang finalis PPAN Tahun 2012 dan Tahun 2013. Rasa pesimispun kembali menghantui Ama, tetapi dia yakin bisa menjadi yang terbaik. “Waktu itu Ama akan bersaing dengan dua orang finalis PPAN Tahun 2012 dan 2013 dan dipastikan orang-orang itu adalah orang-orang yang hebat,” Terangnya. Dua peserta tersebut berasal dari dua universitas ternama di Indonesia, yaitu Universitas Indonesia (UI) yang jauh-jauh datang ke Padang untuk ikut PPAN dan Universitas Andalas (Unand). Sekali lagi, tak mudah untuk bisa menjadi yang pertama, apalagi yang berbaur internasional tentu harus menguasai Bahasa Inggris. Untuk Bahasa Inggris sendiri Ama sudah meminatinya sejak menduduki bangku Sekolah Dasar di SD N 49 Sonsang sampai sekarang. “Ama sudah menyukai Bahasa Inggris sejak berseragam merah putih dulu, dan bahasa ini sudah menjadi hal yang menarik bagi Ama,” celoteh Ama kepada Suara Kampus. Kegigihan dan kehausan akan

ilmu, terutama Bahasa Inggris ia tempuh dengan berbagai cara, mulai dari mengikuti kursus Bahasa Inggris, membaca buku, diskusi dan lainnya yang tujuannya untuk mencapai sarat ke Australia dengan Toefl 500. Ama memang mahasiswa yang gigih dan banyak pengalaman, berbagai organisasipun telah ia geluti mulai dari SD hingga SMA dan membondong segudang prestasi. Setelah Ama tau kelulusannya, rasa senang dilimpahkan kepada orang-orang yang dekat dengan Ama, mulai dari kedua orang tua, sahabat, hingga pihak Fakultas Ushuluddin. Ama memang terkenal dengan kegigihannya, berbakat dan pantang menyerah. Hal ini seperti yang dikatakan Efendi, Ketua Jurusan Akidah Filsafat(AF) yang megakui bahwa Ama memang mahasiswa yang sudah berbakat dari dulu, baru tiga hari di IAIN sudah meraih prestasi, “Ama merupakan mahasiswa berbakat dengan banyak prestasi, contohnya saja ketika OPAk Ama menjadi juara pada Lomba Pidato Bahasa Inggris dan sekarang Ama juga lulus PPAN ke Australia,” papar Efendi kagum. Efendi juga menambahkan bahwa civitas akademika, dosen dan jurusan akan mendukung dan mendorong Ama dalam mengurus hal hal yang penting seputar keberangkatan Ama ke Negeri Kangoro ini, “Kami dan para dosen sudah sepakat akan menggalang dana dalam meapresiasi mahaisiswa yang berpresatasi,” tambahnya. Tidak hanya itu, Amril mengatakan bahwa Ama adalah mahasiswa langka saat ini, baginya Ama adalah mahasiswa yang luar biasa, “Jarang kita temukan sekarang mahasiswa yang menentengnenteng buku, dan itulah Ama yang selalu menenteng buku,” ujarnya kepada Suara Kampus. Laporan : Taufiq Siddiq Editor : Ari Yuneldi

Nama Tempat, tgl lhr Alamat Pekerjaan Ayah Ibu

: : : : : :

Rahmah Eka Saputri Pekan Baru, 12 November 1991 Lubuk Lintah, Kuranji, Padang Mahasiswi Marjunis Ratna Hayati

Pekerjaan Ayah Ibu Alamat orang tua Pendidikan

: : : :

Tani Ibu Rumah Tangga Tilatang Kamang, Agam SD 49 Sonsang MTs Yati Kamang Mas Yati Kamang

Pengalaman organisasi

:

FLP Sumbar (2013-2015) Jabatan Bendahara Umum, UKM KSI Ulul Alba (2011-2012) Jabatan Bendahara Umum, Senat Mahasiswa Fakultas (SMF-U) (2009-2010) Jabatan Wakil Ketua, Forum Kajian Riyadh Ashshalihiin (FKRS) (2008-2008) Jabatan Sekretaris Umum Osis, Remaja Masjid Istiqamah Sonsang (REMESIS) (2007-2008) Jabatan Ketua Umum Osis, Osis (2005-2006) Jabatan Bendahara Umum Osis

Prestasi

:

Uara III Lomba Pidato Bahsa Indonesia Se Sumbar Tahun 2007 Peringkat IV Lomba Baca Puisi Se-Sumbar Tahun 2008 Juara I Lomba Msq Se-Kabupaten Agam Tahun 2009 Juara I Lomba Pidato Bahasa Inggris Se-Kabupaten Agam Tahun 2010 Juara I Lomba Pidato Bahasa Inggris Se-Iain Tahun 2010 Penyiar Di Sang Surya 98,3 Fm Tahun 2012-Sekarang Kollumnis Tahun 2007 Di Singgalang Minggu Kolom Khasanah



Sensasi Batu Akik Pameo batu akik bak perhiasan yang indah melingkar di jari-jari. batu yang kini menjadi trend di kalangan masyarakat tentu saja tidak bisa dinafikan keberadaan perhiasan sebagai pernakperniknya. Seperti cincin, kalung, gelang, anting dan sejenisnya. Perhiasan bukan hanya emas dan perak, namun ada juga beberapa perhiasan yang terbuat dari batu mulia atau batu permata yang lebih dikenal sebagai batu akik. Akhir-akhir ini, trend memakai perhiasan yang dihiasi batu akik sedang marak di kalangan mahasiswa. Batu akik adalah jenis batu permata yang berasal dari campuran mineral alam. Batuan jenis ini memiliki komposisi kimia alam yang berbeda-beda. Komposisi yang dikandungnya ini mempengaruhi struktur kristal di dalamnya, sehingga mempengaruhi tingkat kepadatan masingmasing batu. Dalam pengklasifikasiannya digunakan Skala Mohs dari 1 sampai 10. Batu akik adalah istilah yang dipakai untuk mengklasifikasikan batu permata dengan skala Mohs di bawah 7,5. Sebelum menjadi batu permata, batu mulia harus dipoles terlebih dahulu sebelum dijadikan perhiasan. Jenis batuan ini diminati oleh para kolektor dan mempunyai harga jual yang tinggi. Batu mulia yang paling diminati di dunia adalah batu akik jenis anggur seperti biru langit dan keubung, selain batu mulia seperti Zamrud, Ruby, Safir dan Berlian tentunya diburu oleh para kolektor karena kualitas kristalnya. Meski begitu, tidak semua tempat di dunia mengandung batu permata. Di Indonesia sendiri hanya beberapa tempat yang menghasilkan batu ini, seperti provinsi Banten, Sumatera Barat, Lampung dan Kalimantan. Harga batu mulia ini pun beragam, tergantung pada bahan mentahnya sebelum diolah menjadi perhiasan. Mulai dari 25.000 rupiah hingga 1,5 milyar rupiah. “Sekarang ini, budaya yang berkembang di masyarakat adalah budaya konsumtif. Life style atau gaya hidup dipengaruhi oleh faktor buying dan income,” ungkap Andri Rosadi, dosen Fakultas Ilmu Budaya Adab. Ia juga memaparkan, pola konsumtif zaman dahulu sangat berbeda dengan pola konsumtif zaman sekarang (zaman modern, red). Pola konsumtif masyarakat zaman dahulu semata-mata untuk memenuhi kebutuhannya. Sementara sekarang ini, pola konsumtif masyarakat dipengaruhi oleh dunia industri. Masyarakat berubah menjadi komunitas yang transisi, tidak memiliki identitas dan tidak memiliki filter dalam menerima kebudayaan apapun yang datang kepada mereka. Ada perbedaan pola dalam mem-filter kebudayaan asing yang masuk antara masyarakat kota dengan masyarakat yang hidup di desa. Status sosial masyarakat ditentukan oleh hal yang berbeda pula. Status sosial masyarakat desa lebih dinilai dari berapa banyak bidang tanah dan persawahan yang dimiliki. Sementara bagi masyarakat kota yang notabene sudah dipengaruhi oleh dunia industri, status sosial komunitas ini dinilai dari Branded atau Merk barang-barang yang mereka konsumsi. Seperti halnya industri batu mulia ini, para kolektor batuan mulia bahkan rela merogoh kocek mereka hingga milyaran rupiah hanya untuk membeli sebuah batu mulia. Terlepas dari hobi, hal ini dinilai terlalu berlebihan. Agamapun menganjurkan kita untuk tidak berlaku boros dan berlebih-lebihan. Tercantum dalam al-Quran surat al Isra ayat 26, “Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.” Dari kutipan ayat di atas, terlihat jelas

Batu Akik (Foto : Adil Wandi)

Andri Rosadi Dosen Fakultas Ilmu Budaya-Adab

Sekarang ini, budaya yang berkembang di masyarakat adalah budaya konsumtif. Life style atau gaya hidup dipengaruhi oleh faktor buying dan income bagaimana agama menganjurkan untuk berbuat baik kepada sesama selain mementingkan hobi. Hobi seseorang memang tidak bisa dijustifikasi begitu saja. Alangkah baiknya jika kita mampu memilah dan memilih hal mana yang lebih bermanfaat untuk dilakukan. Bukan berarti hobi seseorang itu tidak bermanfaat, karena hobi merupakan salah satu alat untuk pemenuhan kebutuhan ruhaniah manusia. Namun, ada batas yang perlu ditaati di sini. Mungkin membeli batu akik yang harganya lebih standar. Hobi tetap terpuaskan, gaya hidup sederhana pun terjalani. Perhiasan batu akik juga menjadi perbincangan yang sedang booming di kalangan mahasiswa. Seperti yang dipaparkan oleh Rahmad Rifa’i, mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Imam Bonjol yang biasa menggunakan perhiasan batu akik. “Saya menggunakan perhiasan ini karena tertarik dengan bentuknya yang indah”. Mengenai persepsi masyarakat yang mengaitkan batu cincin ini dengan hal-hal ghaib, ia mengaku tidak percaya. Ia juga mengatakan telah memakai cincin ini sejak dua tahun lalu dan itu hanya untuk kesenangan semata. Ketika perbincangan mengenai batu akik ini menghiasi berbagai kalangan masyarakat, cerita menarik juga hadir dari seorang penjual batu akik. Angga (28), seorang pedagang batu akik di Pasar Raya Padang mengaku telah menjual batu akik ini selama lima bulan. Bahan mentah batuan mulia

Sungai Dareh ini ia dapat dari distributor yang mengaku memperolehnya dari Lampung, dan Pesisir. “Dari semua batuan mulia yang saya jual, batuan yang berasal dari Sungai Dareh lebih diminati oleh pembeli. Alasannya karena presiden Indonesia, SBY juga memakainya. Peminat perhiasan ini bukan hanya dari kalangan laki-laki tapi juga dari kalangan perempuan, ibu-ibu dan mahasiswi,” ujar pria asal Kamang Mudik ini. Harga batuan yang ia jualpun beragam. Mulai dari Rp. 25.000,- hingga Rp. 600.000. Variasi harga ini tergantung kepada jenis bahan mentah dan berapa banyak biaya yang dihabiskan untuk mengolahnya sampai menjadi batu untuk hiasan cincin atau pun kalung. Dalam sehari omset yang ia peroleh minimal Rp.150.000,-. Perspektif Sosial Budaya Meski budaya batu akik menjamur pada berbagai daerah di Indonesia, namun ada perbedaaan budaya dalam memahami batu mulia ini. Di Sumatera, masyarakat memiliki akses penuh untuk mendapatkan jenis perhiasan yang satu ini. Pedagang batu akik dengan mudah dijumpai di pasar-pasar tradisional masyarakat. Berbeda dengan di Jawa, ada dua paradigma yang berkembang dalam menilai batu akik. Pertama, batu akik dalam pandangan ilmu spiritual. Kedua batu akik dalam pandangan masyarakat awam. Hal ini dipaparkan oleh Miftahul Huda, mahasiswa Sejarah Kebudayaan Islam Fakultas Adab IAIN Imam Bonjol Padang. Dalam dunia mistis atau spiritual, batu-batuan ini tidak diperjualbelikan begitu saja. Meski ada beberapa yang menjualnya sebagai perhiasan. Dalam dunia spiritual, batu tersebut di isi dengan ilmu-ilmu ghaib. Tujuannya lebih dominan untuk berjaga-jaga. “Saya pernah melihat sebuah batu mulia yang ketika diusap-usap akan mengeluarkan air. Bahkan ada yang terbang dan untuk mengambilnya harus ada ilmu khusus yang dimiliki. Selain itu, batuan yang sudah “diisi” harus dirawat oleh pemiliknya. Karena jika tidak, batu tersebut akan hilang,” ungkap mahasiswa semester IV ini. Faktor budaya juga membatasi siapa saja yang bisa memakai batuan ini. Di Sumatera Barat, trend memakai batu akik bukan hanya di kalangan orang dewasa, datuk, dan tetua kampung saja. Bahkan banyak remaja yang memakainya sebagai perhiasan mereka. Sementara di Pulau Jawa, trend memakai batu akik lebih dominan di kalangan pria yang sudah beristri. Menurut Welhendri Azwar, “Budaya

batu akik yang berkembang di kalangan masyarakat spiritual hanyalah pernak-pernik yang menghiasi kehidupan sosial masyarakat. Meski ia diisi dengan hal-hal ghaib. Namun, ketika ada paradigma yang menganggap batu tersebut memiliki kekuatan untuk melakukan sesuatu, secara tidak langsung masyarakat sudah menuhankan benda yang diciptakan oleh Tuhan”, ujar Wakil Dekan Fakultas Dakwah bidang kemahasiswaan ini. Namun, mengingat latar budaya masyarakat yang sudah terlebih dahulu dipengaruhi oleh Animisme dan Dinamisme, hal ini tidak dapat dijustifikasi negatif sepenuhnya. Misalnya saja dahulu, katakanlah saat zaman peperangan, banyak dari nenek moyang kita yang menggunakan kekuatan magis dalam batu akik ini untuk hal positif, Melawan penjajah. Mustahil para pejuang kita bisa memperjuangkan kemerdekaan dan melawan penjajah jika hanya bermodalkan senjata tradisional (bambu runcing, red). Bukan hanya batu akik, bahkan ada ilmu tersendiri yang dijadikan modal untuk menghadapi penjajah. Namun jangan melupakan bahwa campur tangan Tuhan lah yang lebih berperan dalam hal ini. Miftahul Huda menanggapi “Saat seseorang mengkoleksi benda lantaran dia menyukainya, itu adalah hal yang wajar. Bahkan ada beberapa yang menjadikan kegiatan koleksi batu akik sebagai hobi. Namun, jika berbicara tentang fanatisme yang berbau mistis, hal ini sudah berada di luar konteks wajar,” ujarnya saat diwawancarai wartawan Suara Kampus. Budaya batu akik tidak hanya menghiasi ranah sosial masyarakat saat ini saja. Namun, budaya ini telah lama berkembang sejak zaman dahulu. Entah itu di Sumatera Barat ataupun di Pulau Jawa. Bedanya dulu, mayoritas pengguna batu akik adalah dari kalangan datuk dan tetua kampung. Atau laki-laki dewasa dalam arti luas. Berbeda dengan sekarang, di mana para remaja juga tertarik untuk memakai perhiasan ini. Baik itu laki-laki maupun perempuan. Dalam konteks ilmu spiritual, hal yang dapat dilakukan ke depannya adalah meminimalisir sikap fanatik terhadap batu akik. Percaya dengan khasiat dan kekuatan yang dimiliki batuan mulia ini. Karena mustahil untuk menghilangkannya. Mengingat latar belakang budaya masyarakat yang terlebih dahulu sudah dihiasi Animisme dan Dinamisme. Reporter Editor

: Annisa Efendi : Ridho Permana


Buat Apa Kuliah? A. Taufiq

S

eorang kawan dari kampung, kebetulan perempuan, lulus sarjana beberapa bulan lalu dengan IPK cumlaude. Dengan bahagia dan semangat menyala, ia bertekad tak mau balik ke kampungnya sebelum sukses. Berbekal ijazah, ia mencari kerja di kota tempat ia jadi mahasiswa dulu. Surat-surat lamaran kerja ia layangkan. Berbagai kantor ia datangi. Usaha memang harus dilakukan sebelum memasrahkan semuanya pada Tuhan. Seminggu dua minggu, sebulan dua bulan, ia sabar menunggu sambil terus berusaha mencari lowongan kerja yang sesuai dengan bidang yang dia geluti waktu kuliah, lalu melamarnya. Tapi sayang, tak satupun lamarannya diterima. Di rumah, orang tuanya mendesak pulang kampung saja. Timbang di kota malah menghabiskan biaya. Toh dirumah juga sudah ada lelaki, kebetulan guru, yang melamarnya. Tapi ia memang pantang menyerah. Ia minta waktu tiga bulan lagi. Jika dalam tiga bulan lagi dia tak dapat kerja, ia akan pulang, sebab orang tua juga tak mau membiayainya hidup di kota. Tiga bulan berlalu, dan ia pun menemukan pekerjaan. Tapi kerja yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan studi yang dia geluti selama empat tahun jadi mahasiswa. Ia kerja di toko baju, dan teman-teman kerjanya hanya lulusan SMP atau SMA. Ia pun menyembunyikan identitas kesarjanaannya. Ia juga menghindari kontak dengan rekan-rekan sebangku kuliahnya dulu, gengsi. Setahun kemudian, saya tahu lewat hatting Facebook, rupanya ia sudah di Hongkong jadi TKW. Ia bercerita pada saya, dengan kesimpulan bahwa kuliah itu tidak ada gunanya. Lalu, apa arti semua ini?

ketika suatu perguruan tinggi jika banyak alumninya menganggur sebab pendidikan yang diberikan tidak sesuai dengan kemauan pasar, maka otomatis perguruan tinggi itu dianggap tidak bermutu.

Tak dapat dipungkiri, oleh masyarakat luas, pendidikan dimaknai sebagai upaya perbaikan taraf hidup, atau jalan mobilisasi sosial vertikal. Semakin tinggi pendidikan yang seseorang tempuh, semakin banyak kesempatan untuk lebih sejahtera hidupnya. Logika seperti itu tak bisa disalahkan. Mindset masyarakat terbentuk tidak berangkat dari ruang kosong. Tapi dari kenyataan berpuluh bahkan beratus tahun. Bahwa pendidikan untuk kerja, bagi masyarakat umum, itu sudah sewajarnya. Maka ketika suatu perguruan tinggi jika banyak alumninya menganggur sebab pendidikan yang diberikan tidak sesuai dengan kemauan pasar, maka otomatis perguruan tinggi itu dianggap tidak bermutu. Oleh karenanya, kini banyak sekali kampus-kampus yang mengikuti logika pasar di atas. Bahkan di beberapa kampus mulai digalakkan yang namanya Entrepreneurship, kewirausahaan, atau peyuntikan virus N’Ach

upaya penyadaran masyarakat atas sistem yang menidas. Mereka mendidik masyarakat bawah untuk menyadari konteks ketertindasan masing-masing dan kemudian bersamasama merobohkan sistem yang menindas itu. Ki Hajar mengajarkan sesuatu yang tidak dimulai dari teori-teori yang muluk-muluk untuk kemudian dijejalkan pada peserta didik, dan direproduksi terus menerus. Tapi Ki Hajar memulai dengan kenyataan keseharian masyarakat. Apa yang sesungguhnya terjadi dan sesungguhnya dibutuhkan masyarakat. Kita berada dalam sebuah negara dengan kekayaan alam yang berlimpah ruah, dan kekayaan alam itu kita biarkan dikuasai segelintir orang. Dan pendidikan kita, anehnya, juga tidak memberikan penyadaran pada peserta didik tentang hal ini, apalagi mengorganisir untuk bersama-sama melakukan perombakan sistem yang memuluskan langkah segelintir orang untuk menidas kita itu. Malah kita perkuat sistem itu dengan memproduksi generasi-generasi yang siap dijadikan budak-budak terdidik bagi sistem tersebut. Di situasi begini, saya kembali teringat lanjutan cerita kawan tadi. Saat dia jadi TKW, penduduk sana berkomentar: mengapa kalian biarkan yang besar-besar di negaramu dirampoki orang, sementara kau mengejar yang kecil-kecil sampai sejauh ini? Ya, wajar jika setinggi apapun sekolah kita, jika pendidikan masih seperti ini, kita akan tetap jadi bangsa kuli. Kuli segala bangsa.

(need for achievement). Agar diharapkan mahasiswanya setelah lulus nanti bisa mandiri. Bisa langsung menyesuaikan pasar kerja. Namun, bagi saya, ada cacat mendasar dari mindset di atas. Sebab disana pendidikan hanya menjadi sebatas instrumen untuk cari kerja. Dan kerja untuk menaikkan kesejahteraan individu. Tak lebih. Padahal problem sosial yang ada sampai detik ini, adalah problem sistemik. Ada yang kacau dengan sistem kita sehingga kemiskinan, ketimpangan, kesengsaraan merajalela dimana-mana misalnya. Dan mengatasi sistem tidak bisa sertamerta dengan membekali individu-individu untuk kemudian bersaing, bercakar-cakaran di pasar kerja, yang nantinya satu dapat sejahtera dan ribuan orang jatuh sengsara. Sekedar refleksi, ada contoh apik yang *Penulis adalah mahasiswa Ushuludin sempat dilakukan Ki Hajar Dewantara, Bung UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Aktif di Hatta dan pejuang-pejuang lain di masa lalu. LPM ARENA dan Lingkar Studi Pembebasan Mereka menjadikan pendidikan sebagai (LSP).

Mahasiswa Pengeluh Ridho Rachmadia Irlanda

K

etika anda ditanya tentang status pe kerjaan, dengan bangganya anda akan menjawab bahwa anda adalah seorang mahasiswa. Namun ketika anda ditanya dimanakah anda kuliah, anda akan berpikir 2 kali untuk menjawabnya. Bukankah begitu? Kenapa? Saya yakin anda akan memberikan 1001 alasan yang tepat, yang menyatakan ketidakbanggaan anda kuliah di tempat tersebut. Semua alasan itu nantinya akan bermuara pada sebuah samudera yang dinamakan “keluhan”. Bukan anda saja, mereka, dan semua orang yang berada disini juga pernah mengeluh. Tapi pernahkah anda berfikir, apa yang anda hasilkan dengan mengeluh? Sebagian dari anda akan berfikir lagi untuk memberikan 1001 alasan pembenaran yang saya rasa tidak masuk akal. Mahasiswa bukanlah jiwa yang suka mengeluh. Mahasiswa adalah “Agent of Change”. Setidaknya sampai tulisan ini saya buat anda masih meneriakkan slogan tersebut. Tapi, what you can change with “ mengeluh?’’ nothing!! Saat ini anda semua sedang terjebak di dalam kotak kecil yang disebut otak. Anda hanya berfikir apa yang anda dapatkan dan membandingkannya dengan apa yang orang lain dapatkan. Rumput tetangga selalu lebih hijau daripada rumput dihalaman sendiri. Ya, memang anda benar. Karena sayapun dulunya berfikir begitu. Tapi inilah saatnya anda keluar dari kotak kecil yang dinamakan otak itu. Mahasiswa adalah orang yang berfikir kreatif, orang yang bisa memanfaatkan kekurangan menjadi sesuatu yang lebih. Tidak ada gunanya anda mengeluh. Coba anda bandingkan diri anda dengan orang yang sangat ingin tapi tidak bisa kuliah.

Untuk menikmati perubahan, jadilah perintis perubahan itu sendiri. Jika anda terlalu banyak berfikir dan berkeluh kesah, anda tidak akan pernah melangkah. Tetapi apabila anda memaksakan diri untuk melangkah, anda akan berfikir dengan sendirinya.

Pernahkah anda memikirkan itu? Tidak! Karena anda sibuk mengeluh ini dan itu, kenapa begini kenapa begitu. Apa anda berharap akan mendapatkan fasilitas mewah, pengajar yang profesional, dan semua yang ada dipikiran hanya bermodal uang ratusan ribu saja per-semestenya. Silahkan tanya berapa harga kamar paling murah di hotel bintang 5 per-malamnya. Saya yakin anda akan diam karena memang harga sebuah kemewahan itu begitu mahal di negeri ini. Alexander Graham Bell pernah berpesan, “jangan terlena dan terhanyut dengan kelemahan”. Mengeluh hanya dilakukan oleh orang yang tidak mampu. Ketidakmampuan mereka untuk berubah, ketidakmampuan melakukan sesuatu atau mendapat apa yang diinginkan. Mengeluh bukanlah ideologi yang harus dipegang

teguh oleh mahasiswa. Karena saya yakin mahasiswa bisa melakukan lebih dari apa yang dia inginkan. Untuk menikmati perubahan, jadilah perintis perubahan itu sendiri. Jika anda terlalu banyak berfikir dan berkeluh kesah, anda tidak akan pernah melangkah. Tetapi apabila anda memaksakan diri untuk melangkah, anda akan berfikir dengan sendirinya. Keluhan tidak akan menyelesaikan masalah. Keluhan tidak akan memberikan anda fasilitas yang memadai. Jangan hanya N-A-T-O, No Action Talk Only. Buktikan bahwa mahasiswa itu agen perubahan yang tidak hanya bisa mengeluh, tapi bisa melangkah dan membuktikan bahwa kekurangan bukanlah alasan untuk mengeluh, tapi pemicu semangat untuk menjadi jiwa yang kreatif dan inovatif.

Suatu hari nanti anda akan menjadi seorang pemimpin. Pemimpin bangsa ini. Pemimpin tidak hanya dibekali oleh darah pemimpin. Tetapi pemimpin diuji oleh sejarah dan sekolah. Keputusan untuk menjadi pemimpin atau seorang pecundang ada ditangan anda sendiri. Mungkin sekarang baru sebatas ini yang anda dapatkan. Lalu kenapa anda mengeluh. Harusnya anda berfikir kenapa anda hanya mendapatkan sebatas ini. Kuncinya adalah tingkatkan kelas pribadi. Instropeksi diri, dan berubah jadi yang lebih baik. Berusaha sekuat yang anda bisa dan yakinlah Allah tidak akan berdiam diri. Memang kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang, tapi kita harus tahu cara memantaskan diri untuk jadi orang yang berhasil. Umat kristiani dalam misa paskahnya mengatakan, “ketika manusia tidak bisa merasakan penderitaan, maka ia akan kekurangan kebahagiaan”. Kenapa mereka bisa berkata begitu dan kita tidak. Karena kebahagiaan bukanlah sesuatu yang bisa dicari, tapi diciptakan. Keluh kesah bagaikan aliran air yang akan mengikis kokohnya tebing semangat. Saatnya kita mensyukuri yang diberikan-Nya. Karena orang yang bahagia adalah orang yang bersyukur. Mungkin anda pikir, bisa saja saya mengatakan itu semua karena saya tidak merasakan. Tapi anda salah, karena saya juga seorang MAHASISWA. *Penulis adalah mahasiswa fakultas syari’ah IAIN Imam Bonjol Padang Jurusan Manajemen Perbangkan Syari’ah dan aktif di Ikatan Mahasiswa Kota Padang (IMAKOPA).


Melatih Kejiwaan dengan Bersuluk Banyak cara untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta. Salah satunya dengan kegiatan suluk seperti yang dilakukan oleh Tarikat Naqsabanidyah. Kata tarekat berasal dari bahasa Arab yaitu thoriqoh, jamaknya thoriq, yang berarti jalan atau petunjuk jalan atau cara. Menurut Al-Jurjani ‘Ali bin Muhammad bin ‘Ali (740-816 M), tarekat ialah metode khusus yang dipakai oleh salik (para penempuh jalan) menuju Allah Ta’ala melalui tahapantahapan atau maqamat. Dengan demikian tarekat memiliki dua pengertian, pertama ia berarti metode pemberian bimbingan spiritual kepada individu dalam mengarahkan kehidupannya menuju kedekatan diri dengan Tuhan. Kedua, tarekat sebagai persaudaraan kaum sufi (Sufi brotherhood) yang ditandai dengan adannya lembaga formal seperti zawiyah, ribath, atau khanaqah. Bila ditinjau dari sisi, lain tarekat itu mempunyai tiga sistem, yaitu: sistem kerahasiaan, sistem kekerabatan (Persaudaraan) dan sistem hirarki seperti khalifah tawajjuh atau khalifah suluk, syekh atau mursyid, wali atau qutub. Kedudukan guru tarekat diperkokoh dengan ajaran wasilah dan silsilah. Keyakinan berwasilah dengan guru dipererat dengan kegiatan suluk yang dilakukan oleh Tarikat Naqsabanidyah (foto : Antara) kepercayaan karamah, barakah atau syafa’ah atau limpahan pertolongan dari guru. Arti Suluk Sedangkan suluk secara harfiah berarti menempuh (Jalan). Dalam kaitannya dengan agama Islam dan sufisme, kata suluk berarti menempuh jalan (Spiritual) untuk menuju Allah. Menempuh jalan suluk (Bersuluk) mencakup sebuah disiplin seumur hidup dalam melaksanakan aturan-aturan eksoteris agama Islam (Syariat) sekaligus aturan-aturan esoteris agama Islam (Hakikat). Ber-suluk juga mencakup hasrat untuk mengenal diri, memahami esensi kehidupan, pencarian tuhan, dan pencarian kebenaran sejati (Ilahiyyah), melalui penempaan diri seumur hidup dengan melakukan syariat lahiriah sekaligus syariat batiniah demi mencapai kesucian hati untuk mengenal diri dan Tuhan. Pendapat Pakar Menurut Duski Samad, ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padang, suluk tergolong ke dalam Bid’ah, akan tetapi tidak semua bid’ah itu jelek. Dikatakan demikian dikarenakan Nabi Muhammad SAW, tidak pernah melakukan suluk. Suluk merupakan praktek ibadah kalangan tarikat dalam mencapai kesucian diri memiliki beberapa aturan. Diantaranya dimulai dengan mandi tengah malam, melakukan zikir dengan ketentuan yang ada. Serta juga ada beberapa larangan yang harus dipatuhi, salah satunya memakan daging atau binatang yang berdarah. Duski juga menambahkan bahwa suluk ini sebagai bentuk pelatihan kejiwaan sehingga boleh-boleh saja dilakukan asalkan nahsnya jelas dan tidak melanggar prinsip-prinsip syariat artinya melakukan ibadah dengan benar. Senada dengan hal tersebut Syafri Malin Mudo, seorang guru suluk membenarkan beberapa laragan dan peintah tersebut. seperti larangan memakan makanan yang berdarah. Menurut pemaparannya, apabila orang yang mengikuti suluk tersebut memakan makanan yang berdarah, maka badannya akan mudah berkeringat sehingga dapat menggangu konsentrasi dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT nantinya. Suluk merupakan kegiatan mengasingkan diri atau berkhalawat dari masyarakat ramai. Memiliki syarat yakni berbai’at, dimandikan tengah malam guna mensucikan diri dari hadas dan najis. Karena jika seseorang tidak bersih dari hadas dan najis bagaimana pula ia akan menghadap Allah nanti. Sholat taubat, yang mana sholat taubat guna

Suluk ini sebagai bentuk pelatihan kejiwaan sehingga boleh-boleh saja dilakukan asalkan nahsnya jelas dan tidak melanggar prinsip-prinsip syariat Duski Samad Ketua Majelis Ulama Kota Padang membenarkan diri dan minta ampun terhadap Allah SWT dengan dosa-dosa yang pernah ia lakukan. Berkhalawat, dan disinilah inti dari suluk tersebut. Berkhalwat artinya mengasingkan diri dari hasrat duniawi, dan memfokuskan diri untuk mengingat Ilahi dengan berzikir. Dalam mengikuti suluk, menurut Syafri Malin Mudo, perbuatan suluk tidak mengikat. Seseorang boleh melaksanakan suluk sesuai kemampuan yang ia miliki. Dalam sistem suluk orang yang mengikuti boleh 40 hari, 20 hari, ataupun 10 hari saja. Kerena dalam melaksanakan suluk, tidak ada unsur paksaan sedikitpun. Suluk tidak memandang usia. Jika memang seseorang sanggup melaksanakan suluk, maka ia boleh melakukannya asalkan mengikuti syarat dan ketentuan dari suluk tersebut. Bagi mereka yang mengikuti suluk hanya dizinkan keluar untuk mandi, makan, sholat, dan beberapa hal penting lainnya seperti pergi sholat Jum’at bagi kaum laki-laki. Juga apabila ada kematian dirumah orangtuanya, terkadang untuk menjemput uang pensiunan. Namun izin keluar bagi orang yang mengikuti suluk hanya boleh menunaikan persyaratan diatas, dan tidak boleh singgah ke tempat lain selain tempat yang ia tuju. Tingkatan Pelaksanaan Dalam melaksanakan suluk, itu juga memiliki beberapa tingkatan. Diantaranya: Pertama, Ismu Zat, yakni mengingat Allah SWT dengan nama-nama-Nya. Kedua, zikir lataif. Zikir lataif yakni tingkatan tengah dalam melaksanakan zikir suluk, ketiga, Nafi Isbat. Zikir ini dilakukan sepanjang waktu dengan jumlah yang berbeda-beda sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh guru suluk. Melaksanakan suluk itu juga harus disertai sholat wajib lima waktu, disini si salik wajib malaksanakan sholat lima waktu berjama’ah. Dalam pelaksanaan suluk, si

salik juga meski melakukan sholat tarwih dengan jumlah 23 raka’at. Di bagian lain suluk menjadi kegiatan yang sangat dinanti jama’ah ilmu tasawuf Tarekat Naqsyabandiyah setiap kali bulan Ramadhan. Hal ini dikarenakan suluk menjadi alternative untuk mendekatkan diri kepada Allah yang dilakukan dengan berzikir sepanjang hari. Alasan melakukan ibadah suluk, menurut Syafri Malin Mudo itu mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Karena Rasullullah pernah melakukan Khalwat ketika beliau akan menerima wahyu. Dan dari situlah perbuatan suluk dipedomani. Cerita Salik Tentang Suluk Menurut pemaparan salah seorang yang pernah mengikuti suluk, ia merasa senang dengan kegiatan tersebut. Karena bisa berzikir kepada Allah serta mendapat pelajaran dari guru suluknya, dan ia mendapatkan pemahaman baru. Namun saat ditanya pemahaman seperti apa dan ilmu apa saja yang dipelajari serta diberikan guru tersebut ia tidak mau menjawabnya. Menurut Nanir (60) menjelaskan bahwa pemahaman yang diberikan guru suluk terhadap si salik itu merupakan rahasia yang tidak bisa dibeberkan atau diceritakan. Menurut keterangan Hamzah Fansuri, Mahasiswa Jurusan Perbandingan Mazahab dan Hukum (PMH) Fakultas syari’ah IAIN IB Padang yang pernah melalukan ibadah suluk mengatakan, suluk memang bertujuan untuk mendekatkan diri/ berubudiah terhadap Alllah SWT. Dengan dasar bahwa Rasulullah SAW, juga melakukan itu pada dahulunya. Yaitu, sebelum ia menerima wahyu dari Allah SWT di Gua Hira’. Kegiatan suluk pada dasarnya berzikir dengan mengingat nama Allah SWT. Dalam melaksanakan suluk ada tiga tahapan, yaitu: Pertama, Isim Zat yang dilaksanakan pada

sepuluh hari pertama. Kegiatan yang dilakukan yaitu berzikir dengan menyebut nama Allah SWT sebanyak 70 ribu kali dalam satu hari satu malam. Kedua, Zikir Lataif, dimana pada zikir lataif itu hampir sama dengan isim zat, sama-sama berzikir dengan menyebut nama Allah SWT, namun pada zikir lataif, jumlah bilangan menyebut nama Allah itu 77 ribu kali, dan zikir lataif dilaksnakan pada hari ke sepuluh hingga hari ke-20. Ketiga, pada tahapan ketiga, itu dinamakan dengan Nafi Isbat. Nalam tahapan nafi isbat tersebut dibagi dua, yakni: tujuh hari nafi isbat dan tiga hari wukuf. Dalam nafi isbat, yaitu berzikir membenarkan keesaan Tuhan dengan menyebut (Laailahaillallah). Dan dalam nafi isbat tersbut bilangannya tidak ada ditentukan. Namun dalam pelaksanaanya hanya dihitung dengan berapa sanggup menahan nafas sambil berzikir mengesakan Allah SWT. Dan jika sanggu mencapai bilangan 21 dalam satu kali menahan nafas, maka orang tersebut bisa saja di jadikan wali Allah. Dan setelah itu ada yang namanya wukuf. Pelaksanaan wukuf, yaitu tidak ada melakukan zikir. Wukuf hanya melakukan perenungan terhadap diri. Yaitu dengan mengosongkan pikiran (Tanpa zat dan tanpa sifat). Untuk sepuluh hari terakhir, itu hanya melaksanakan zikir lisan. Dan setelah itu si salik melaporkan terhadap guru suluk bahwa ia telah selesaikan melaksanakan tugasnya. Menurut Hamzah, selama melaksanakan suluk itu dilarang untuk keluar meskipun orang tunya meninggal sekalipun. Yang dibolehkan keluar hanya ke WC, mengambil wudhu’, dan pergi ke tempat sholat. Larangan untuk memakan makanan yang berdarah, Hamzah sendiri juga mengakui hal tersebut. Namun, menurut hamzah ada beberapa waktu yang dibolehkan untuk memakan makanan yang berdarah, yaitu: hari ke 20 dan pada 1 syawal. Hal ini dibolehkan karena mengingat si salik mengalami kejenuhan. Dan satu lagi, dalam melaksanakan suluk itu ada yang namanya tawajuh. Yaitu zikir untuk mendekatkan diri kepada Allah, yang dilaksanakan tiga kali sehari, yaitu setiap selesai sholat Subuh, Isya dan Zuhur. Dan di khatam setelah selesai melaksanakan sholat Asyhar. Namun khatam tersebut tidak termasuk dalam tawajuh.[] Reporter : Nur Khairat


1230 Mahasiswa IAIN KKN di Empat Kabupaten SuaraKampus - Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang akan lepas 1230 mahasiswa semester VI untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di empat Kabupaten yang ada di Sumatera Barat selama satu bulan, (05 juli s/ d 05 Agustus) mendatang. Samurin, Kasubag Tata Usaha (TU) Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM) mengatakan, telah membagi tempat untuk peserta KKN nanti. “Yang mengikuti KKN 1230 orang, dibagi atas empat Kabupaten, yakni: Kabupaten. Agam, Kabupaten. Pariaman, Kabupaten Pasaman dan Kabupaten. Tanah Datar,” ujar Samurin, Rabu (12/06). Untuk tempat tinggal peserta KKN itu nanti akan dikoordinasi oleh Bupati masing-masing daerah. “Para peserta KKN nanti akan di tempatkan di beberapa daerah. Tempat tinggal mereka akan dikoordinasi oleh Bupati dan Camat masing-masing daerah. Sementara pembekalan peserta KKN akan diberikan, Minggu s/d Selasa (1618/06). Pembekalan tersebut dilaksanakan di kampus, setelah itu baru di bagi jadwal kegiatan perkelompok,” ujar Samurin. Menurut keterangan Rektor IAIN IB Padang menjelaskan, KKN bertujuan untuk proses belajar dalam lingkungan kehidupan

bermasyarakat. “Disini dapat dilihat bagaimana mahasiswa menanggapi permasalahan yang terjadi di lapangan,” ujar Makmur, Minggu (16/06). Terkait KKN ke-40 Abrar, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) mengutarakan, sebagai seorang mahasiswa itu harus ada KKN. “KKN ini merupakan salah satu unsur dari tri dharma per-

guruan, yaitu Belajar, Menguji, dan penelitian/pengabdian pada masyarakat. Mahasiswa harus melakukan pengabdian kepada masyarakat selaku anggota dari perguruan tinggi,” ujar Abrar, Rabu (12/06). Dosen Fakultas Tarbiyah, Hanomi yang juga ditunjuk sebagai DPL mengaku kaget, “Sampai saat ini saya belum mendapatkan konfirmasi dari pihak kampus, terkait

tugas untuk menjadi DPL tahun ini. Tetapi dengan pengalaman tahun kemaren sebagai DPL yang diutus ke Kab. Padang Pariaman tidak apalah,” ujarnya, Rabu (12/06). Beberapa mahasiswa menyambut baik dengan kegiatan KKN ini, diantaranya, Eli Nisfa Dilhakri, Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab (PBA) mengaku senang dengan adanya KKN. “Saya sendiri

sebagai mahasiswa PBA, sangat mengapresiasi dengan adanya KKN ini, Karena saya bisa dapat teman baru, pengalaman dan bersosialisai dengan masyarakat. Mengenai jadwal yang akan dilaksanakan pada waktu KKN, saya sendiri belum mengetahuinya, karena saya belum bertemu dengan teman sekelompok,” ujar Eli. Ia menambahkan pembekalan KKN untuk dirinya sendri sudah ia persiapkan. “Pembekalan untuk KKN dari saya sendiri sudah saya persiapkan, diantaranya: (Interpersonal diri) membiasakan untuk bangun pagi dari jam 3, sholat tahajud, sahur dan sholat berjamaah di mesjid. Dan juga menjaga hati, karena tidak jarang ditempat KKN ada yang Cinta Lokasi (Cinlok). Bahkan ada yang melewati batas, pulang dari KKN sudah hamil,” tambah Eli saat ditemui SuaraKampus, Rabu (12/06). Mahasiswa jurusan Ekonomi Islam, Ratna Juwita mengaku kaget melihat pembagian tempat KKN. “Saya ragu untuk mengikuti KKN, karena dari lima orang anggota, hanya saya sendiri yang perempuan. Saya berharap semoga ada yang mau change dengan saya,” Ujar Ratna. Reporter Dely, Esti Wandani, Annisa Fitri

Ada TIB di Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck SuaraKampus- Teater Imam Bonjol (TIB) dipanggil Soraya Intercine Film (SIF) mengikuti syuting film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck pukul 15.00 WIB di Bukit Ambacang, Bukittingi, Senin (17/06). Bukan Hanya TIB, Soraya Intercine Film juga memanggil beberapa teater lainnya, melalui pengelola Taman Budaya (Tambud) Padang. Dalam syuting ini beberapa aktor menampilkan adegan seperti masyarakat umum, Company, pedagang sebagai peran figuran. Terkait syuting ini Refki Fer- Foto bersama : Kru Teater Imam Bonjol foto bersama di lokasi shooting (foto : dok TIB) nando Ketua TIB mengatakan, TIB dipanggil dua hari yang lalu me- memberitahu kepada Andi Markoni namun TIB hanya mampu menyelalui pengelola Taman Budaya (Anggota TIB), bahwa SIF butuh diakan 32 orang aktor,” ujar Refki. Ia menambahkan, yang akan Padang. “Awalnya tim Tambud peran figuran sebanyak 300 orang,

umum. “Suatu kebanggan bagi kita kru teater bisa mendapat kesempatan syuting. Dalam syuting nanti, akan ada yang menampilkan adegan seperti company dan orang kampung. Ini merupakan ajang menambah ilmu bagaimana membuat film sekaligus refreshing,” katanya kepada SuaraKampuS. Selain itu Fitri Sumantri anggota TIB mengatakan, kesempatan ini merupakan ajang belajar bagi kita. “Proses mengikuti dan belajar menjadi actor. Mengikuti dengan serius dan bisa mengambil pelajaran dari syuting ini,” ujar Fitri. “Kita tetap menjaga stamina, dan dengan tampil sebelumnya di Auditorium Mahmud Yunus kita syuting ini bukan hanya TIB tapi sudah mempunyai bekal untuk teater lainnya juga ikut dalam syuting nanti,” tuturnya. syuting ini. Termasuk masyarakat Reporter : Ridho Permana

MTI Tabek Gadang Pererat Silaturrahmi dengan IAIN Suara Kampus - Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Tabek Gadang pererat silahturahmi dengan mengunjungi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang. Kunjungan tersebut diikuti 30 santriwan dan santriwati beserta tujuh orang gurunya, Kamis (20/06). Selain itu tujuan lainnya adalah mengadakan pertemuan dengan alumni nya yang tengah menuntut Ilmu di IAIN. Kepala Madasyah MTI Tabeg Gadang Mulyadi S, Ag mengungkapkan, sekolahnya

pernah menjadi binaan IAIN dimasa pimpinan Sirajuddinzar, sehingga MTI Tabek gadang menjadi dipandang. Namun akhir-akhir ini tidak lagi seperti dahulunya. “Semasa kepemimpinan Sirajuddinzar dulunya MTI Tabek Gadang memiliki hubungan baik dengan IAIN. Entah apa penyebabnya hubungan tersebut terputus begitu saja,” ungkap pimpinan Madrasyah terkenal pencetak ulama tersebut. Mulyadi menambahkan, kedatangan rombongannya ke IAIN selain untuk mem-

pererat silahturahmi dengan alumni dan IAIN, juga untuk menjemput masa lalu gemilang yang pernah dimiliki MTI Tabek Gadang dulunya bersama IAIN. “Selain untuk pererat silahturahmi, kami juga bermaksud untuk menjemput masa lalu yang tertinggal supaya masa lalu tersebut datang kembali,” ungkapnya ketika ditemui wartawan Suara Kampus usai acara tersebut. Di tempat berbeda Wakil Rektor (WR) I IAIN IB Padang Syafruddin mengaku senang dengan kedatangan rombongan tersebut. Ia

mengaku MTI Tabeg Gadang merupakan bagian dari bentuk persaudaraan dengan IAIN. Sebelumnya, hubungan ini sudah terbentuk sejak beberapa tahun lalu. “Kita selalu menjalin hubungan baik dengan semua Madrasyah yang ada di Sumbar. Bahkan Wakil Rektor III Asasriwarni juga sering mengunjunginya,” ungkap Wakil Rektor Bidang Akademik ini. Reporter : Zul Anggara


Bulir Kristal Kehidupan Annisa Efendi Ah hujan, mengapa kau begitu menyejukkan? Pernahkah kalian perhatikan bulir beningnya? Begitu jernih sekaligus rapuh. Lihatlah, saat ia menjatuhkan diri ke tanah, bulir kristalnya tak lagi utuh, lenyap, menyeruak ke dalam rahim bumi. Pada akhirnya kalian akan lihat, kehidupan menghiasi dunia, pepohonan dan bunga merekah indah. Altruisme, prinsip yang indah sekaligus kejam. Membiarkan dirimu binasa demi menumbuhkan seribu kehidupan lainnya. Laiknya lilin, kau membiarkan dirimu terbakar, berharap sekelilingmu terang benderang. “Jatuh cinta pada hujan”. Itulah kata yang terucap saat pertanyaan itu berkali-kali menghampiriku. Pertanyaan yang sama dari orang yang juga tidak berbeda. “Kenapa kau begitu mencintai hujan?” “Karena aku mencintainya”, ujarku tersenyum simpul. Sementara tanganku sibuk memainkan airair hujan yang mengalir di sela-sela jariku. Bening, terasa sangat lembut saat butirannya berjatuhan satu persatu. Bagai permata yang diturunkan dari surga. Ah, Tuhan memang Maha Kuasa. Bahkan air laut yang menguap pun seketika menjadi tawar saat ia menjatuhkan diri kebumi sebagai hujan. “Aku tahu, tapi kenapa? Bukankah ada sebab saat kita mencintai sesuatu?” dia kembali bertanya. “Kau ingin tahu kenapa? Baiklah, aku akan memberitahumu, tapi sebelumnya aku akan bertanya tentang satu hal,”aku tersenyum kembali. Butiran itu selalu mengalihkan perhatianku. “Bagaimana hakikat hujan dalam pengetahuanmu?” “Tidak dipungkiri, hujan selalu berfungsi mengairi lahan yang kering,” jawabnya. “Tepat! Itulah kenapa aku begitu mencintai hujan. Karena ia selalu mengairi lahan yang kering. Bukan hanya mengairi, hujan bahkan menyuburkan, memberikan kembali harapan makhluk yang sekarat”. Butiran itu kini membasahi wajahku, sengaja, aku menengadahkan wajah ke langit, membiarkan hujan membelai lembut wajahku. ***** “Aku tidak mengerti. Oh Tuhan, tidak bisakah kau menggunakan bahasa yang lebih gamblang? Jika hanya karena hujan mengembalikan harapan makhluk yang sekarat, itu bukan alasan yang cukup untuk terlalu mencintai hujan, seperti kau mencintainya. Kau bahkan menganggapnya bagian dari jiwamu. Seolah-olah kau tidak bisa hidup tanpa hujan,” lelaki itu menggerutu sendiri, kesal dengan jawabanku atas pertanyaannya. Aku tersenyum. “Sabar, aku akan memberitahumu kenapa aku begitu mencintai hujan. Anugerah terindah dari Tuhan bagi orang-orang sepertiku.” “Apa maksud semua perkataanmu?” Alamak, kau memenuhi otakku dengan kalimat-kalimatmu yang menjulang. Kini lelaki itu sibuk mengibas-ngibaskan jaket yang dipakainya, mencoba untuk tidak peduli denganku, dengan pernyataan-pernyataan konyolku tentang hujan. Aku mengamati, wajah teduh itu, wajah teduh yang juga kucintai karena hujan. Membiarkannya sibuk menerka-nerka

sendiri, aku kembali bermain dengan hujan. Kali ini tidak hanya membasahi wajahku, hujan telah membasahi seluruh tubuhku. “Ya Tuhan, apa kau sudah gila? Bagaimana jika nanti kau terserang flu?,” Dia menarik lenganku, mencoba melindungiku dari hujan. Tetap saja gagal, karena hujan menyambar ke arah kami dengan deras, dan aku menyukainya. “Karena hujan menghapus semua kebencianku,” aku berucap, pelan. Kepalaku tertunduk, aku tidak berani menatapnya. Lelaki itu menoleh. Aku tahu, jawabanku akan membuatnya terkejut. Aku yang dia kenal adalah aku yang tidak pernah membiarkan kosa kata benci menetap dalam kamusku, bahkan aku tidak membiarkan diriku ingat sedetikpun bagaimana untuk membenci sesuatu. ***** “Masa laluku, aku membencinya. Jika saja Tuhan tidak mengirimkan hujan ke bumi, aku tidak akan bertemu denganmu, aku tidak akan menjadi aku seperti yang sekarang ini. Tapi Tuhan Maha Adil, Dia mengirimkan hujan untuk memperbaiki semua.” Hening. Lewat sudut mata aku bisa melihat ada bias bening di matanya. Aku tahu jawabanku ini akan mengejutkannya, tapi ini saat yang tepat untuk jujur, menceritakan masa laluku yang kututup rapat di salah satu sudut hati ini. Kelak itu semua akan terbuka, dan inilah waktunya. “Aku terbiasa menghadapi semua sendiri. Bahkan untuk keputusan terbesar yang tidak seharusnya aku pikul saat itu. Kau tahu, setiap Ayah pasti mengajarkan kasih sayang dan kearifan terhadap anaknya. Tapi lain halnya dengan kasusku. Beliau memang mengajari kami, bukan untuk mencintai tapi untuk membenci. Kekerasan dikenalkan sebagai solusi untuk memecahkan masalah, mengucapkan kata-kata kotor adalah cara yang paling tepat untuk melampiaskan kemarahanmu. Jiwa kecilku belum mengerti tentang semuanya, sehingga aku hanya bisa menilai bahwa itu adalah hal yang lumrah ketika

seorang pria menjadi pemimpin dalam keluarganya.” Lelaki itu membenarkan letak kacamatanya. Tak sepatah pun kata terucap saat itu. “Ibu adalah satu-satunya orang yang bisa menetralkan semua keadaan itu. Meski sangat sering beliau mendapatkan gilirannya sendiri dari pukulan dan makian ayah. Pernah suatu ketika, ada tetangga kami yang meninggal, ibu berencana untuk pergi melayat, tapi ayah yang saat itu sedang sakit keras malah memulai makiannya lagi. Ibu difitnah telah melacur, melayani siapa saja laki-laki yang pergi dengannya.” Aku sudah tak mampu membendungnya lagi. Bersamaan dengan langit yang menangis, airmata pun menciptakan alirannya sendiri di wajahku. Aku tergugu. Berusaha untuk kembali tenang, aku pun melanjutkan kisahku. “Itulah saat dimana pertama kalinya ayah dan ibu bertengkar hebat. Ibu yang selama ini sangat sabar menghadapi sikap ayah, malam itu menjadi orang yang sama sekali tidak ku kenal. Tanpa menghiraukan kami yang masih kecil, ayah memaki ibu dengan kata-kata yang mungkin tidak akan pernah ku lupakan. ‘Pelacur’. Wanita suci itu difitnah! Ibu pun tidak mau kalah, beliau malah balik menyerang ayah dengan kata-kata yang mungkin beliau kira sebagai bentuk perlawanan dirinya. Kau tahulah, wanita mana yang bisa bersabar ketika difitnah melakukan sesuatu yang keji seperti itu. Entah, jika dia malaikat?! Aku merasa saat itu keluarga kami akan berantakan. Bahkan ibu meminta haknya untuk bercerai dari ayah. Tidak hanya itu, ibu juga menyebutkan semua kegagalan ayah sebagai pemimpin keluarga, ayah yang tidak pernah lagi menafkahi kami selama 6 bulan, ayah pengangguran yang bersikap bak Raja dengan kami budaknya. Kau tak akan percaya, ayah bahkan pernah melempar mangkuk berisi masakan yang sudah susah payah dimasak ibu, hanya

karena aku terlambat menyendokkan nasi ayah dari periuk. Imbasnya, ibu mendapatkan bekas lima jari di pipi kirinya. Aku tidak tahu, apa aku berhak merasa malu saat itu? Para tetangga mencoba melerai pertengkaran orangtua kami. Aku, abang, dan adik-adik hanya bisa menangis tanpa bisa berbuat apa-apa untuk ibu.” Diam. Yang terdengar hanya suara nafas kami yang tertahan diselingi suara detak jarum jam tangan. Dia masih tertunduk. Meski sudah dilerai tetangga, hari-hari selanjutnya pertengkaran antara ayah dan ibu tetap tidak bisa dihindari, bahkan untuk hal-hal yang sangat sepele. Perlahan, ada sesuatu yang terpatri dalam hatiku. Seolah ada pemahat yang mengukirnya dengan jelas, ‘Lelaki mana pun yang kau jumpai, tak satu pun dari mereka yang baik. Semuanya kejam bak penjajah. Aku bahkan mengikrarkan tidak akan menikah hingga ibu meninggal. Karena aku tidak pernah rela jika surga untukku yang berada di telapak kaki ibu harus berpindah ke tangan orang yang sama sekali tidak pernah kukenal sebelumnya’. ***** Aku tidak akan pernah rela jika surga itu harus berpindah. Ibu lebih berhak untuk semuanya dibanding laki-laki yang akan menyiksaku sesaat setelah IjabQabul terucap. Aku trauma akan pernikahan. Tahun-tahun selanjutnya ku jalani dengan kebencian akan makhluk bernama laki-laki. Dengan ayah pun, kami hanya berbicara ketika ada hal yang sangat mendesak. Ibu mengambil alih posisi ayah dihatiku, bagiku saat itu hanya ada satu orang tua dengan fungsi ganda. Ibu, sebagai ibuku dan juga ayahku. Air mata itu kini mengalir deras. Tak terbendung. Betapa dulu aku menjadi durhaka karena hal yang tidak aku mengerti. “Kau tahu, bahkan aku pernah berucap, akan lebih baik jika kami betul-betul tidak memiliki ayah. Akan lebih baik jika kami hanya hidup bersama ibu. Meski ada ayah, aku tak merasakan bahwa

aku memilikinya. Dialah keluarga yang menjadi orang asing bagiku. Watakku yang awalnya penurut, berubah menjadi pembangkang. Seiring bertambahnya usia, aku pun mulai bisa memahami semuanya, aku mulai berani membantah katakata ayah, aku mulai berani menentang ayah, bahkan aku berani meninggikan suaraku terhadap ayah jika ada sikapnya yang tidak aku suka. Semuanya berubah, kecuali satu hal.” “Apa itu?” suara itu akhirnya mengeluarkan aksaranya. “Abangku. Sejahat apa pun tingkah ayah terhadap kami, abang tetaplah orang yang sama. Abang yang penurut, yang tidak pernah membantah, abang yang hanya akan diam atau menangis ketika dimaki ayah. Abang yang berusaha menempatkan posisinya sebagai pengganti sosok ayah yang kami rindukan. Abang yang selalu membanggakan orangtua, entah itu prestasinya dalam akademik ataupun tingkah-lakunya keseharian.” “Jadi apa hubungannya sikap abangmu dengan kecintaanmu terhadap hujan?” dia bertanya, mendesakku untuk memberikan jawaban terakhirnya. “Lima tahun berlalu sejak kejadian hebat dirumah, saat aku berumur 17 tahun, selepas Sekolah Menengah Umum, aku pun mulai menyiapkan diri untuk memasuki universitas. Abanglah yang membimbingku, membantu semua persiapanku untuk menapak awal baru dalam hidupku sebagai mahasiswi. Malam itu, sebelum keberangkatanku esok pagi, abang mengajakku bicara. Beliau memintaku untuk bersikap lunak pada ayah, merendahkan diri sebagai anak, memohon maaf atas semua perlakuanku yang tidak pantas terhadap ayah. Awalnya aku menolak, tapi abang memang orang yang bijaksana, kehidupan menempanya untuk itu.” “Kenapa dengan abangmu?” lelaki itu mendesak lagi. “Beliau tahu ada rasa benci dalam diriku yang tidak mungkin bisa dihapus dalam sesaat. Rasa benci itu teramat dalam, teramat tebal untuk bisa dibersihkan. Malam itu beliau mengajakku bermain hujan. Aku tidak mengerti dengan tingkahnya, tapi aku manut karena bagiku beliau bukan hanya abang tapi sosok ayah impianku. Saat itulah abang mengucapkan hal yang tak pernah terpikirkan oleh otak tumpulku. Aku ingat, malam itu semuanya berakhir. Bahkan aku bertekad akan berubah lebih baik, tidak akan pernah membiarkan rasa benci menghinggapi diriku, hanya akan ada kasih sayang dan cinta, untuk siapa pun itu.” “Apa yang diucapkan abangmu?”. Ah lelaki, kau memang tidak bisa bersabar barang sedetikpun. “Saat hujan turun, tengadahkan wajahmu ke langit. Biarkan butiran lembut itu membasuh wajahmu, membasuh seluruh tubuhmu. Biarkan ia menyentuh bagian terdalam dari dirimu, biarkan ia meresap melalui pori-pori kulit mu, menyentuh hatimu. Percayalah, semua kebencianmu akan terkikis dengan sendirinya. Hati yang telah lama kau biarkan mati itu akan hidup kembali, karena ia menemukan hakikatnya. Untuk mencintai dengan kelembutan.”


KUPU-KUPU KOLONG

BANGKIT KAU HARAPAN Remuk jangan biarkan lusuh Kucur keringat menjerit perih amat Sukar gapai impian itu Megap megap dalam sekarat Hujan Mengeluh menggelitik keruh Jangan tunggu saat saat yang tepat Mengusungnya hanya senyum simpul mu Keringkan buhul-buhul sekat, Cepat kau hebat Tinta mu belum habis Kenapa Diam dalam desiran angin Samar samar gelak membelenggu pikiran Longgarkan keluh biar dia lepas Melintar petir ta’ usah hiraukan Ukir pelangi biar banyak yang puas Surut harapan bukan karna ketiadaan Goreskan cita mu dalam bingkisan kertas Cahaya itu bukan milik mereka saja Kurasa secerca asa belum punah Langit nusantara terbentang rata Prestasi bukan materi yang nyata

Gemertak ranting patah, oh tidak Jatuhkan mimpi ke tanah, oh berat Bangkitkan imajinasi lalu berkata saja Keberhasilan juga milik saya

Karya : Hamiruddin

Ruang kosong itu Kedatangan beberapa kupu-kupu Membuatnya tersipu Ruang itu tak lagi kosong Yang hanya berisi kolong-kolong Yang melompong Senja terhias hujan Pada detak jarum jam Berbau kemenyan Pada kotak merah Berisikan kotak berbuah Harapanpun tertumpah Pada yang maha pemurah

JEJAK Ku akrabi baris-baris jejak patah-patah Pada dua tapak kaki pecah-pecah Di tanah, di pasir, di kerikil aku menyerah Bagai berjalan di neraka pertama Ulah telapak kaki tak berumah Sarung dan tirai penutup jua tak punya Jangankan rumah-rumah untuk menjejak saja Pembalut tubuh dan dadaku merasa teraniaya Beginilah, begitukah, bagaimanakah semestinya Pada jejak-jejak aku uraikan cerita Bahkan sepanjang jejak pun air mata tumpah Nelangsa badan di batas kota Kota-kota serasa neraka kedua

Karya :Acet Asrival

Karya : Yurinda Priska

Ideologi Mahasiswa Kampus selain untuk me-nuntut ilmu pengetahuan juga sebagai tempat berbagai macam ideologi berkumpul dan bercampur, dengan apa yang mereka dapatkan melalui organisasi External dan Internal yang mereka geluti. Mulai dari ideologi ke-agamaan sampai ideologi sekuler maupun kinerja sebuah institusi. Mahasiswa merupakan sasaran empuk yang sangat mudah dirasuki oleh ideologi-ideologi tersebut karena pemikiran mereka yang cenderung jernih dan lugu. Maka berlakulah ungkapan “siapa cepat dia dapat!”. Ini merupakan tolak ukur yang tepat untuk menggambarkan mengapa kita harus menyambut mahasiswa baru dengan acara yang terkemas rapi dan tertata dengan baik. Sema-kin kita dapat melakukan sam-butan yang baik kepada mereka, maka akan semakin besar pula kita untuk dapat merasuki ideologi tertentu ke dalam pikiran mereka. Mahasiswa dan ideologi adalah dua hal yang tidak dapat dipisah-kan. Sejarah mencatat bahwa ideologi mahasiswa mampu me-runtuhkan rezim (Suharto) yang pada akhirnya mampu mengubah garis sejarah. Maha-siswa adalah kaum intelektual yang merupakan pioneer perjuangan yang memperjuangkan nasib rakyat dan kaum tertindas. Secara umum Ideologi adalah prinsip, keyakinan yang mengarahkan perilaku mahasiswa. Pada umumnya ideologi dijadikan pijakan untuk mereka berbuat, bertindak demi kebaikan orang banyak. Meskipun begitu, tetap ada pengecualian, tetap ada yang tidak memiliki prinsip dalam menjalani hari-hari di kampus yang penuh dengan senandung hidup serba terbatas dalam pemikiran. Mereka inilah biasanya yang akan menjadi

mahasiswa yang biasa-biasa saja, mahasiswa yang standar. Atau tergolong dengan mahasiswa (kupu-kupu) kuliah kampus begitu juga sebaliknya. Jika kita berbicara mengenai Sumber Daya Manusia (SDM), sebenarnya masih banyak di luar sana yang berpendidikan lebih tinggi dengan pengalaman yang lebih mapan. Misalnya mereka yang duduk di dalam bangunan bertingkat kenegaraan yang seharusnya mengurus kepentingan rakyat, tetapi malah memoroti uang rakyat. Namun inilah mahasiswa, ter-panggil untuk berjuang. Ber-gerak dengan energi moral, energi murni tanpa kepentingan ekonomi dan politik. Juga tanpa egoisme untuk senantiasa menuntut hak. Meskipun ada yang membelakangi hal tersebut namun itu hannyalah segelintiran mahsiswa yang bisa dikatakan rusak ideloginya. Tugas mahasiswa hanya sederhana, menuntut, mengaplikasikan, menjadikan mereka yang sewenang-wenang terbangun dari mimpi panjangnya dan memikirkan masalah manusia kemanusiaan agar lebih baik kedepannya. Maha-siswa datang dengan seperang-kat ilmu dan panji-panji kebe-naran yang di sana terlukis idealisme tentang apa yang seharusnya terjadi. Seperti yang sedang hangat melanda negeri ini kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), mahasiswa sangatlah berperan penting untuk menyeimbangi hal tersebut dengan berlandasan agen of change harus mampu mengimbangi gejolak yang sedang melanda negeri ini, se-harusnya mahasiswa mampu menganalisis ada apa dibalik BBM tersebut sebelum mang-ambil keputusan setuju atau tidaknya kenaikan itu. Kalau memang kenaikan itu jalan ter-baik maka harus diterima, di sinilah mahasiswa juga mempunyai peran penting untuk

hal yang pantas disyukuri masih bisa menikmati murahnya pendidikan di negeri kita ini, meski-pun tak sepenuhnya murah untuk mendapatkan pen-didikan tersebut, karena masih dibebani uang ini dan itu ketika melaksanakan perkulihan yang beradasarkan kebijakan instansi masing-masing.

Zul Anggara Wartawan Suara Kampus penyeimbang kalau memang itu dianggap luka bagi masayarakat luas. Jika BBM memang tidak layak dinaikkan pemerintah, mahasiswa juga harus ingat siapa dirinya dengan mengerahkan suara mereka sebagai agen revolusi masa depan negeri ini, ingat masa depan negeri tergantung seperti apa pemuda hari ini, mahasiswa mempunyai hutang dan tanggung jawab yang sangat besar untuk masa depan melanjutkan cita-cita negeri ini. Namun sangat disayangkan dimana taring dan cengkraman hasiswa jika pendidikan yang di otak atik oleh negeri ini, mengapa mahasiswa lupa akan hal pendidikan tersebut padahal kita berada diranahnya. Idoelogi ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan, ideologi memang tak selamanya bisa diperta-hankan dan diwujudkan karena seringkali berbenturan dengan hal-hal yang pragmatis, termasuk permasalahan biaya kuliah. Bagi mahasiswa yang duduk di bangku Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN), adalah

Seringkali terjadi hal yang termasuk merusak ideologi mahasiswa adalah dengan memanfaatkan sebuah kedekatan tertentu untuk mendapatkan keuntungan secara pribadi maupun dengan mengatas namakan instansi tertentu demi melanjutkan cita-cita dalam memperjuangkan masa depanya, hal tersebut tidak bisa dipungkiri terutama mahasiswa yang tergolong menengah ke bawah. Masih banyak lagi tugas dan tanggung jawab dari mahasiswa yang harus kita perjuangkan sebagai mahasiswa, meskipun tentu saja itu tidak mudah. Karena itu dibutuhkan usaha dan ideologi yang kuat, yang berpihak dan ber-landaskan pada kemanusiaan dan memperjuangkan keterbelakangan, ketertindasan yang selalu dihadapi oleh masyarakat. Yang intinya mahasiswa haruslah independen, jangan kotori pergerakan mahasiswa dengan politik praktis tertentu, meskipun mahasiswa mendapatkan keuntungan dari politik praktis yang dikemas dengan begitu rapi dan tersosialisasi dengan baik. Namun kita harus ingat mahasiswa merupakan agen revo-lusi, bukan untuk agen politisi yang cenderung akan merusak ideologi mahasiswa itu sendiri. Lanjutkan perjuangan mahasiswa kita punya hutang cita-cita untuk negeri ini. Menurut kamus besar Indonesia ideologi merupakan sekum-pulan doktrin, mitos, kepercayaan yang menuntut gerakan maupun individu, gerakan institusi tertentu untuk di ikuti dan untuk

di taati golongan atau kelompok yang besar yang menjadi acuan dan terkemas dengan rapi untuk dijalani. Juga tergantung kepada institusi tersebut untuk meng-aplikasikan kepada kader atau anak didiknya masing-masing, mes-kipun begitu namun hal yanh harus kita perhatikan adalah dengan mengemas dengan baik tentang pengaplikasian hal tersebut, artinya apakah teraplikasi dengan baik atau tidak melalui jalan yang telah di doktrinkan melalui suatu insti-tusi tersebut. Menurut Ilmu Filsafat dapat berarti studi yang mempelajari hakikat dan asal muasal dari ide dan juga dapat berarti sebuah sitem pemerolehan ide yang secara exsekusif yang patut dijadikan sebuah pertimbangan sebagai kita mahasiswa karna orang filasafat telah merumuskan hal tersebut untuk dijakan bahan pertimbangan bagi kita, tinggal menjalani saja karna begitualah adannya. Namun tidak tertutup kemungkinan jika ada yang merumuskan lebih lagi secara diteal apa itu ideologi karna ilmu pengetahuan semakin berkembang, otomatis pemikiran manusialah yang semakin di utamakan. Dalam presepsi jiwa sendiri, ideologi merupakan titk penetu bagi individu dalam menetukan prilaku, ide sendiri yang merespon individu dalam berprilaku. Respon masuk dan meransang pemikiran hingga memutuskan suatu tin-dakan atau prilaku individu. Tokoh filosofi D.D. Raphael, dalam bukunya “Problems of Political Philosophy,” 1970, menga- takan, ‘ilmu mengenai ide”, Yang semula merupakan filsafat akal yang memperoleh ide atau gagasan dari akal (sebagai lawan dari metafisika), dari bahasa francis “ideologie” , studi atau ilmu mengenai ide-ide.



Nabi Sulaiman dan Borobudurnya T

Judul

: Borobudur & Peninggalan Nabi Sulaiman

Penulis

: KH Fahmi Baysa

Penerbit

: Zaytuna

Tebal

: 256 Halaman

Resensiator

: Taufiq Siddiq

elinga mana yang tak berdiri saat mendengar kalau Borobudur, Candi termegah itu peninggalan kerajaan Nabi Sulaiman. Candi yang dinobatkan sebagai peninggalan Kerajaan Syailendra abad 8 M ini, ternyata singgasana yang dimiliki oleh Ratu Balqis (Saba’) yang dipindahkan oleh tentara Nabi Sulaiman sepeti kisah yang diceritakan pada al Qur’an, namun hal ini ditepis oleh KH. Fahmi Basya. Dosen Matematika menepis paradigma orang selama dengan bukunya “Borobudur & Peninggalan Nabi Sulaiman”. Borobudur terletak di Desa Bodor kemudian terbudur (Termuncul) hingga dinamai dengan Borobudur. Tak jauh dari Borobudur terdapat Wonosobo, dalam bahasa, wono diartikan hutan dan sobo (saba) Pertemuan. Saba’ sendiri pertama kali dikatakan oleh burung Hud-Hud saat ditemui memberitakan kepada Nabi Sulaiman bahwa Ia telah melihat Negeri yang subur dan dikusai oleh seorang wanita yang tidak menyembah Allah melainkan matahari. Dalam tafsiranya saba’ memiliki arti Pertemuan,

jadi burung Hud hud melihat orang orang yang dipimpin oleh wanita ini di saba’ (tempat berkumpul). Salah satu bukti nyata bahwa Borobudur merupakan peninggalan Ratu Saba’ adalah ditemukanya plat Emas bertuliskan Bismillahirahmanirahim yang didapat pada bekas tempat pemandian Ratu Saba’, plat emas ini adalah surat yang diberikan oleh nabi Sulaiman yang diberikan kepada Ratu Saba’. Lantas darimana singgasana yang Ratu Saba’ ini dipindahkan?, tak jauh dari Borobudur terdapat suatu area kosong tepatnya di daerah Sleman, jawa Tengah. Area ini seperti kehilangan bebannya, hanya terdapat gapura di ujuangnya. Di area ini ditemukan juga beberapa sisi bangunan yang sudah dirusak. Spektakulernya reflief di dinding Borobudur persis sama dengan yang bangunan yang ditemukan di Sleman. Pemindahan yang sangat cepat ini mengakibatkan relief yang terdapat di dinding Borobudur sedikit lebih blur daripada relief yang sama yang terletak di sleman. Tak hanya relief, tempat berdiri (maqom) Ratu Saba’ ditemukan juga di dua lokasi ini. Tak salah kiranya saat kita katakan bahwa Nabi Sulaiman merupakan penduduk Jawa, dari nama saja nabi Sulaiman merupakan satu satunya rasul yang namanya diawai “Su”, dari segi bahasa jawa “Su” diartikan dengan baik dan “Man” orang dan ini sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam alQur’an bahwa, “Dan kami sudah berikan sebaik baik Hamba kepada Daud dan Sulaiman” (38:30). Al Qur’an ada ? secara global kita tau, bahwa al Qur’an pentujuk bagi umat manusia

dalam menjalani keihudapan ini, segala hal yang ada di dunia ini terdapat dalam al Qur’an penjelasannya, seperti borobudur yang kita anggap selama ini makan bagi peradaban Hindu dulu namun kenyataanya merupakan peninggalan dari nabi Sulaiman dan ini bisa terungkap dengan KH Fahmi Baysa merujukan semua kepada apa yang terkandung dalam al Qur’an. Itu mungkin sisi lain dari pesan yang disampaikan oleh KH Fahmi Baysa dalam bukunya tersebut, bahwa segala hal yang terdapat dalam kehidupan ini terkandung dan sudah dijelaskan di al Qur’an. KH. Fahmi Baysa merupakan Dosen Matematika Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Univeristas Indonesia dan beberapa Universitas lainya. Lelaki kelahiran Padang 61 tahnun silam ini sudah menerbitkan banyak buku yang berkaitan dengan Angka namun tak terlepas dengan al-Qur’an. Menyandang title KH beliau tak jarang berdakwah dalam membumikan Islam. Tak ada gading yang tak retak itu benar, hukum alam itu pun tak luput dari buku ini, penulis sering menguat pernyataan yang sudah ada sebelumnya, dan pemakain bahasa matematika yang sederhana namun sulit dipahami. Kekurangan itu tertutup dengan kemasan buku ini yang sangat pandai dalam memanjakan mata, penggunaan warna kuning yang membuat buku ini terkesan mewah serta fakta-fakta yang diungkapkan dalam buku ini dijelaskan dengan ayat-ayat al Qur’an dan untuk mempermudah pembacanya buku ini juga dilengkapi dengan DVD ekspedisi Borobudur yang merupakan film dokumenter buku tersebut.

Petualangan Menuju Muara

M

an saara ala darbi washala, siapa yang berjalan di jalannya akan sampai ke tujuannya. Berlandaskan syair yang diperoleh Alif saat menimba ilmu di Gontor, ia memantapkan langkahnya menjajaki kehidupan yang sebenarnya. Kehidupan sebenarnya yang mulai dirasa Alif setelah ia lulus dari perguruan tinggi. Tak ada pilihan selain mencari pekerjaan karena Alif memang harus memenuhi kebutuhan pribadi dan orang tuanya di kampung. Meski memiliki pengalaman menulis seabreg, tak menjamin Alif untuk diterima di media pilihannya. Lulus di reformasi ketika krisis moneter tengah menggempur pere-

konomian Indonesia membuat jalanan yang di te mpuh Alif untuk mencari p e k e r j aa n menjadi semakin terjal. Sempat diburu debt collector tak menjadikannya ciut, justeru membuat Alif kuat mengaha-

Judul

: Rantau 1 Muara

Penulis

: Ahmad Fuadi

Penerbit

: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013

Tebal

: xi + 401 Halaman

Resensiator

: Nela Gusti Hasanah

dapi setiap tantangan hidupnya. Dengan segenap usaha dan kenekatannya, akhirnya Alif mampu menembus salah satu media yang tergolong mainstream. Kepiawaian Alif sebagai jurnalis semakin terasah setelah ditempa dengan berbagai didikan oleh para seniornya di media tersebut. Namun, ditengah perjalanannya mencapai obsesinya sebagai wartawan, Alif kembali menemukan tambatan hatinya. Dinara, gadis yang mampu membuat dada Alif bergetar. Ketika salah satu impian Alif terkabul, dimana ia akan dikuliahkan ke luar negeri dengan biaya penuh dari Fulbright. Kembali kesungguhannya di uji, ia ahrus berjuang mati-matian menemukan tempat belajar yang mau menampungnya. Disini mantra ketiga Man saara ala darbi washala bekerja, dengan

keyakinan dan dukungan Dinara serta Pasus, sahabatnya ia tembus di salah satu universitas ternama di Amerika.Ahmad Fuadi sangat mampu mengambarkan bagaimana restu seorang ibu sangat penting. Sekali lagi alif dipaksa untuk memilih, saat ia harus memastikan hubungannya dengan Dinara. Terlihat bagaimana masingmasing pribadi harus memupus emosi, mengajarkan nilai-nilai kebersamaan dan prioritas kepada pembaca. Alif mampu menaklukkan emosi dan membuatnya mengalir bersama hatinya. Buku terakhir dari trilogi Negeri 5 Menara ini mengisahkan sebuah impian, cinta dan muara dari semua itu. Penulis mampu membuat pembaca hanyut di alu cerita dan membangkitkan emosinal dengan gaya khas bahasanya. Ciri khas trilogi ini masih tetap dipertahankan dengan gaya penulisan judul yang mantra-mantra yang selalu setia muncul di setiap novel. Meskipun desain halaman cover terkesan sepi, tak mengurangi keingintahuan pembaca untuk membaca novel ini. Novel ini juga dilengkapi dengan peta Washington DC dan New York City yang membuat imajinasi pembaca semakin tinggi. Novel yang menceritakan perantauan seorang alif menaklukkan ambisi-ambisinya. Karena hidup adalah petualangan namun tetap akan berakhir pada titik terakhir yang akan menjadi muara dari segala muara.


Djoko Santoso

ASA Untuk Indonesia SuaraKampuS- Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purnawirawan), Djoko Santoso berjanji akan perjuangkan citacita bangsa Indonesia sampai akhir hayatnya. Pernyataan ini disampaikannya ketika memberikan materi dalam seminar Nasional dan dialog kebangsaan bersama aktivis mahasiswa se-Sumatera Barat di Gedung Adutorium M. Yunus IAIN Imam Bonjol Padang, Kamis (20/06). Bagaimana menurut Djoko Santoso dalam memperjuangkan cita-cita bangsa? Berikut laporan wawancara wartawan Suara Kampus, Andika Adi Saputra dan Zulfikar Efendi: Apa yang akan bapak bawa dan berikan kepada Indonesia? Pertama yang saya bawa untuk Indoneisa adalah ASA (Adil, Sejahtera dan Aman). Kita sekarang ada lembaganya yaitu lembaga ASA yang dipimpin oleh pak Busama dan saya sendiri memimpin gerakan Indonesia ASA. Pada zaman soekarno ada yang namanya Trisakti, yaitu sasaran untuk mencapai cita-cita bangsa. Dan pada zaman soeharto itu ada Trilogi. Untuk sekarang, saya membawa yang namanya ASA, sebagai cerminan dari trisakti dan trilogi. ASA diambil dari terminologi bahasa Indonesia, yang diambil dari bahasa melayu yang artinya harapan. Dan singktannya adalah.

Bagaimana cara mewujudkan cita-cita dan Nasionalisme bangsa Indonesia? Memperjuangkan citacita bangsa merupakan tugas kita bersama. Setiap waraga dan masyarakat Indonesia memiliki tanggungjawab dalam mempertahankan dan mewujudkan hal tersebut. Kita harus berjuang sesuai kemampuan dan kapasitas masing-masing. Perjuangan tersebut butuh pergorbanan dan jihad. Jihad di sini bukan sama artinya dengan defenisi yang dipahami teroris. Tapi, jihad untuk mewujudkan cita-cita mulia tersebut.

mempertahankan negara Indonesia kita butuh komponen cadangan. “Komponen cadangan ada di konstitusi. Dan itu perintah konstitusi, bukan perintah presiden,�. Bela negara tidak hanya berperang, tapi juga harus paham tentang konstitusi.

mengerti cita-cita bangsa. Dan seorang pemimpin harus dekat dengan rakyat dan juga harus sengsara, agar mereka bisa paham bagaiamana kondisi rakyatnya.

Bagaimana pandangan Bapak terhadap Nasionlisme masyarakat sekarang?

Dan pemimpin tidak harus menjadi saksi sejarah, hanya saja jangan sampai menjadi pemimpin yang salah.

Saat ini yang ada itu nasionalisme modern. Yakni nasionalisme yang lahir untuk merebut kemerdekaan. Namun untuk mengahadapi dunia globalisasi saat ini, Nasionalisme modern itu tidak bisa kita Selain itu kita juga harus terapkan lagi. Jadi saat ini saya membangun pemahaman dan sudah merancang, yaitu kesadaran tentang arti berbangsa nasionalisme kultural. Jadi, dan benegara, karena untuk nasionlisme kultural bukan lagi mewujudkan cita-cita bangsa itu menghadapi masa-masa kita harus ngksanaan harus sama, perperangan. Jadi nasionalisme serta kita itu harus cerdas. kultural sama halnya dengan dunia perperangan, yang sudah di Menurut bapak, cita-cita tentukan kode etiknya, seperti: bangsa sampai saat ini sudah larangan menyakiti atau terwujud pak? mengganggu perempuan, anak kecil, rumah ibadah dan lain Cita-cita bangsa sampai sebagainya. saat ini belum terwujud. Dan itu adalah tugas kita bersama. Dan Menurut bapak, apa yang juga tugas Mahasiswa, sebagai harus dilakukan dalam penerus bangsa nantinya. mengahadapi kondisi nasionalisme saat ini? Untuk mempertahankan negara ini dan mewujudkan apa Dalam konstitusi yang menjadi cita-cita bangasa, mengatakan, Negara indonesia itu harus ada beberapa harus bersatu, berdaulat dan adil. komponen, diantaranya: Dalam menjalakan hal tersebut, Komponen inti, cadangan, Indonesia harus memiliki pendukung. maka untuk pemimpin yang paham dan



Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.