5 minute read

Indigo

Next Article
Tengah Malam

Tengah Malam

Aku masih teringat kejadian semalam. Sangat jelas di depan mataku kulihat seorang perempuan dengan wajah sangat menyeramkan menembus tubuhku hingga aku jatuh pingsan.

Namaku adalah kenzio kalian panggil saja aku zio, aku tinggal di sebuah kota kecil nan kumuh di jerman, sekarang aku berusia 17 tahun. Aku memiliki kemampuan yang unik yang semua orang belum tentu memilikinya yaitu aku bisa melihat mereka yang kalian tidak bisa lihat atau kalian sering menyebutnya hantu. Aku tidak tahu pasti kapan aku memiliki kemampuan ini karena setelah aku berumur 16 tahun entah kenapa aku bisa melihat mereka dengan sendirinya.

Malam itu aku tengah berjalan melewati gang kecil menuju rumahku, aku dari awal sudah merasa ada yang aneh dengan diriku. Aku merasa ada yang mengikutiku dari tadi tapi anehnya aku tidak melihat siapapun selain bayanganku, kulihat arlojiku sudah menunjukan pukul 23:00, aku tidak biasanya pulang selarut ini, gara-gara tugas kelompok dari sekolah aku harus menempuh perjalanan yang cukup jauh yang pastinya cukup memakan waktu dan tenaga ditambah lagi aku harus mendorong sepeda motorku yang tiba-tiba mogok begitu saja.

Malam ini semakin larut, aku makin terbuai rasa lelah hingga aku jadi tidak terlalu mempedulikan rasa aneh yang dari tadi menyertai perjalanan pulangku ini.

Setelah beberapa saat aku menemukan sebuah pondokan kecil di pinggir taman yang luas, menurutku itu mungkin saja pos ronda di daerah sini.

Aku akhirnya melanjutkan perjalanan yang melelahkan ini. Setelah bersabar dan menempuh perjalanan yang sangat panjang akhirnya aku sampai di depan rumahku, langsung saja aku memasuki rumahku dan beristirahat sebentar guna menghilangkan rasa penatku setelah berjam-jam mendorong motorku.

Setelah aku merasa kembali segar bugar kulihat jam sudah menunjukan pukul 01:00. Karena merasa gerah aku memutuskan untuk mandi dan membersihkan diri, saat mandi entah kenapa air yang kuguyurkan ke tubuhku berbau amis dan sangat tidak mengenakan, karena penasaran lalu aku memeriksa bak penampungan airnya dan mendapati sebuah bongkahan, aku mengangkat bongkahan itu dan ternyata bongkahan itu adalah kepala seorang perempuan.

Kepala perempuan itu tersenyum kemudian tertawa terkekeh-kekeh hingga aku kaget dan ketakutan setengah mati, langsung saja aku lempar kepala di tanganku tadi ke sembarang arah. Aku langsung menyudahi mandiku dan berlari secepat mungkin meninggalkan kamar mandi itu.

Keesokan harinya aku mengecek kamar mandi dan memeriksa kembali secara menyeluruh tapi anehnya aku tidak menemukan sesuatu apapun. Aku keluar dari sana dengan kebingungan entah apa yang tadi malam aku dapati di sana.

Beberapa hari setelah kejadian itu aku merasa hidupku kembali normal tidak ada hantu atau apapun. Aku mulai melanjutkan lagi kegiatan sekolahku dengan nyaman. Aku termasuk anak yang penyendiri, tempat favoritku di sekolah ini adalah perpustakaan. Aku seringkali meghabiskan waktuku di perpustakaan, hingga suatu hari di ruang perpustakaan sekolah aku melihat seorang perempuan yang sedang murung, lalu aku bertanya kepadanya kenapa dia murung begitu tapi dia hanya diam membisu.

Setelah menanyainya beberapa kali aku terperanjat karena ditegur oleh petugas perpustakaan. Dia bertanya kenapa aku bicara sendiri, aku kaget bukan kepalang saat aku ingin memberitaku petugas kepala bahwa aku sedang berbicara dengan seorang siswi yang sedang melamun, tapi anehnya saat aku melihat ke arah tadi siswi itu menghilang tanpa jejak, hingga aku langsung pucat karena baru sadar kalau dia adalah seorang hantu. Aku langsung berlari ke kelasku meninggalkan petugas perpustakaan yang kebinggungan melihat tingkah laku anehku yang baru saja dilihatnya.

Setelah sampai di kelas aku melihat bahwa kelas sudah kosong karena aku sehrusnya sudah pulang dari tadi tapi karena aku ketua kelas aku terpaksa bertangung jawab atas kelas. Baru saja aku hendak meraih tasku tanganku tertahan oleh seseorang yang tak lain adalah siswi yang aku temui tadi, lebih tepatnya arwah seorang siswi yang gentayangan, aku berpura-pura tidak melihat saja tapi dia sudah mengetahui jika aku bisa melihatnya, akhirnya dia menangis memohon bantuan kepadaku. Aku tidak sampai hati dan bertanya kenapa dia bisa seperti ini dan seharusnya dia sudah tenang di alamnya sendiri.

Kemudian dia menceritakan kenapa dia bisa gentayangan, ternyata dia adalah korban bullying, ia sering sekali dibully oleh teman-temannya sampai gambar-gambar yang tidak senonoh tentang dirinya disebarkan di sekolahnya, hingga membuat dia sangat merasa malu dan tertekan, dia merasa telah kehilangan kehidupannya dan ia berfikir untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

Saat berjalan pulang ke rumah ia tak sengaja tertabrak truk hingga tubuhnya hancur, ibunya pun merasa hancur melihat putri semata wayangnya jadi korban kecelakaan, hingga saat ini ibunya belum menyudahi kesedihannya atas menginggalnya putri kesayangannya itu.

Aku diminta untuk menyampaikan permintaan terahkirnya yang belum disampaikannya kepada ibunya itu, aku hanya menurutinya saja karena aku merasa sangat kasihan dengan dia dan ibunya.

Aku kemudian menemui ibunya yang sedang bersedih di taman rumahnya, lalu memanggilnya dan menceritakan apa yang telah terjadi, lalu ia menangis seketika saat aku menyebutkan nama putrinya. “kamu tahu dari mana nama itu?” ucapnya aku langsung memberitahu kepadanya bahwa putrinya ada di sampingnya dan sedang memeluk dirinya, lalu dia bertanya apa yang putrinya ingin sampaikan kepadanya, aku lalu berdiam diri dan meminta siswi malang itu memakai tubuhku untuk menyampaikan pesannya kepada sang ibu.

Lalu ia merasuki tubuhku, kemudian ia memangil ibunya dan menangis sambil memeluk ibunya, lalu meminta maaf kepada ibunya dan meminta ibunya untuk tidak lagi bersedih atas kepergiannya agar ia bisa tenang di alamnya.

Setelah beberapa saat aku merasa arwahnya keluar dari tubuhku dan menghilang tertiup angin dengan lembut sembari tersenyum kepada kami.

Tamat

https://playslots88won.app/

This article is from: