Halaqah Tadabbur Qur`an 24 (QS Al-Baqarah 154-163) Dr. Saiful Bahri, MA ﺟﻨﻮﺩد ﺍاﺳﻤﺎﻭوﺍاﺙث ﻭوﺍاﻻﺭرﺽض ﻭو ﻛﺎﻥن ﷲ# ﺍاﻟﺬﻱي ﺍاﻧﺰﻝل ﺍاﻟﺴﻜﻴﯿﻨﺔ ﻓﻲ ﻗﻠﻮﺏب ﺍاﻟﻤﺆﻣﻨﻴﯿﻦ ﻟﻴﯿﺰﺩدﺍاﺩد ﺍاﻳﯾﻤﺎﻧﺎ ﻣﻊ ﺍاﻳﯾﻤﺎﻧﻬﮭﻢ ﻭو# ﺍاﻟﺤﻤﺪ،٬ # ﺍاﻟﺤﻤﺪ ﺍاﻟﻠﻬﮭﻢ ﺻﻠﻰ ﻭو ﺳﻠﻢ ﻭو ﺑﺎﺭرﻙك ﻋﻠﻰ ﺳﻴﯿﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺻﻞ ﷲ ﻋﻠﻴﯿﻪﮫ ﻭو ﺳﻠﻢ ﺣﺒﺒﻨﺎ ﺍاﻟﻤﺼﻄﻒ ﻭو ﻋﻠﻰ ﺍاﻟﻪﮫ ﺍاﺻﺤﺒﻪﮫ ﻭو ﻣﻦ. ﻋﻠﻴﯿﻤﺎ ﺣﻜﻴﯿﻤﺎ ﺛﺒﻌﻪﮫ ﺍاﻟﻰ ﻳﯾﻮﻡم ﺍاﻟﺪﻳﯾﻦ ﺍاﻣﺎ ﺑﻌﺪ Bapak-bapak dan Ibu-ibu kaum muslimin dan muslimat yang dicintai Allah. Bersyukur kepada Allah pada pagi hari ini Allah perkenankan kita meneruskan menjaga keistiqamahan kita wa bil khusus memulai hari ini dengan shalat subuh berjamaah, merupakan sebuah nikmat yang sangat besar, yang kita harapkan melalui wasilah shalat subuh berjamaah yang berturut-turut ini Allah bebaskan kita dari sifat nifaq dan kemunafikan, Allahumma amin. Kita akan melanjutkan kajian tadabbur kita, halaqah tadabbur Al Qur`an kita pada ayat 154 sampai 163 insya Allah. Sekadar mereview, bahwa pekan yang lalu, kita membahas tentang hikmah terakhir dari tahwilul qiblah yang sebenarnya sudah tidak bisa dibantah lagi, dan mereka itu tahu bahwa itu adalah perintah dari Allah. Tetapi mereka berpegang teguh kepada keegoisan, berpegang teguh kepada rasa iri dan dengki, akibatnya tertutup. Dan Allah subhanahu wa ta’ala memberikan wasiat kepada kita menghadapi respon yang negatif dalam segala hal kebaikan. Allah menutup pekan lalu dengan pesan ya ayyuhal ladzina amanu ista’inu bish shabri wash shalah innallaha ma’ash shabirin. Dan Allah mengatakan ma’ash shabirin itu bukan berarti tidak bersama orang yang shalat, karena di dalam shalat itu ada hikmah pelajaran sabar. Pada ayat-ayat berikutnya lebih memerinci apa praktiknya dalam menghadapi kesabaran itu. Nanti ada banyak hal yang membicarakan yang berhubungan dengan kesabaran. Kita mulai pada ayat 154:
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu ) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya. Ini perkataan yang biasa, kita tidak merasakan apa-apa kalau tidak dihubungkan dengan sebelumnya serta kontekstual ayat ini. Allah mengatakan wa la taqulu, jangan dikatakan orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati. Padahal kelihatannya mati. Makanya nanti di dalam kebahasaan, itu kenapa Allah tidak
248